Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA FISIKA-II

Nama/NIM
: Erick / 652004001
Kelompok
: 3 , Jumat
Tgl. Praktikum : 23 Juni 2006

JUDUL

: PEMBUATAN NYLON

TUJUAN
1. Agar praktikan mengetahui polimerisasi dalam pembuatan nylon.
2. Agar praktikan dapat melakukan pembuatan nylon melalui reaksi polimerisasi bertahap.
3. Agar praktikan mempelajari tahap polimerasasi yang terjadi pada pembuatan nylon.
4. Agar praktikan dapat mempelajari jenis-jenis polimer yang ada.

PENDAHULUAN
Polimerisasi adalah reaksi antara dua atau lebih molekul yang sama atau serupa yang hasilnya
(disebut polimer) dapat atau tidak dapat diuraikan kembali menjasi zat asalnya (disebut monomer).
Sedangkan monomer adalah senyawa kimia yang molekulnya dapat digabungkan untuk membentuk
molekul lebih besar yang dinamakan polimer dan polimer adalah senyawa yang terbentuk dari gabungan
dua molekul atau lebih senyawa lain; perbandingan banyaknya unsur tetap.
Polimerisasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu polimerisasi berantai dan polimerisasi bertahap.
Dalam polimerisasi berantai monomer M menyerang monomer lainnya, berikatan dengannya. Kemudian
unit itu menyerang monomer lainnya, dan seterusnya. Monomer dihabiskan perlahan-lahan melalui reaksi
pengikatan dengan rantai yang tumbuh. Dalam polimerisasi berantai, polimer tinggi terbentuk dengan
cepat, dengan waktu reaksi yang panjang, hanya medan polimer yang bertambah sedangkan massa
molarnya tidak. Dalam polimerisasi bertahap, setiap dua monomer yang terdapat dalam campuran reaksi,
dapat berikatan pada setiap waktu, dan pertumbuhan polimer tidak terbatas pada rantai yang sudah
terbentuk. Konsekuensi dari proses ini adalah: monomernya cepat habis dan massa molar rata-rata dari
produk, makin besar dengan makin lamanya waktu reaksi.
Polimerisasi berantai menghasilkan pertumbuhan cepat rantai polimer individual untuk setiap
monomer teraktifkan. Hal ini umumnya terjadi dengan adisi, sering kali dengan proses berantai radikal.
Contohnya meliputi polimerisasi adisi dari etena, metil metakrilat dan stiren. Dalam proses polimerisasi
berantai, terdapat tiga tahap reaksi dasar yaitu inisiassi, perambatan dan terminasi. Pada tahap inisiasi
menghasilkan pembentukan pembawa rantai kation atau anion. Dengan adanya I sebagai inisiator dan M
sebagai radikal monomer. Tahap penentu laju adalah pembentukan radikal R dengan homolisis insiator.
Reaksi pada tahap perambatan berlangsung cepat, maka laju pertumbuhan konsentrasi total radikal, sama
dengan laju tahap inisiasi penentu laju. Pada tahap terminasi radikal akan saling berikatan. Namun

terkadang terdapat halangan dari tahap terminasi yang lain. Reaksi samping juga mungkin terjadi, seperti
transfer rantai dengan reaksi menginisiasikan rantai baru dengan mengorbankan rantai yang sedang
tumbuh.
Polimerisasi bertahap umumnya berlangsung dengan reaksi kondensasi, dengan molekul kecil
(biasanya H2O) dihilangkan dalam setiap tahap. Polimerisasi bertahap merupakan mekanisme produksi
poliamida (nylon). Contoh lain dari polimerisasi bertahap adalah pembentukan poliester dan poliuretan.
Misalnya, poliester dapat dianggap sebagai hasil kondensasi bertahap asam hidroksi HO-M-COOH.
Konsentrasi gugus COOH dalam sampel perlahan-lahan

menghilang dengan berlangsungnya

kondensasi. Karena reaksi kondensasi dapat terjadi di antara setiap monomer yang sesuai, maka campuran
reaksi dapat tumbuh rantai dengan panjang yang berbeda-beda.
Berdasarkan asalnya polimer dapat dibedakan menjadi 2, yaitu polimer alam dan polimer sintetis.
Sedangkan berdasarkan jenis monomernya, polimer dibedakan menjadi homopolimer (polimer yang
dibentuk dari hasil reaksi monomer-monomer sejenis) dan kopolimer (polimer yang dibentuk dari hasil
reaksi monomer-monomer yang berlainan jenis). Contoh dari homopolimer adalah polietilena,
polipropena, amilum, selulosa, dan karet alam. Sedangkan kopolimer misalnya nylon dan tetoron (dacron,
terylene).
Berdasarkan sifat kekenyalannya, senyawa polimer dapat dibedakan menjadi: polimer
termoplastik dan polimer termoset. Polimer termoplastik adalah polimer yang bersifat kenyal (liat)
apabila dipanaskan dan dapat dibentuk menurut pola yang kita inginkan. Setelah pendinginan, polimer
kehilangan sifat kekenyalan dan dapat mempertahankan bentuknya yang baru. Proses ini dapat diulangi
dan kita dapat mengubahnya menjadi bentuk lain. Sedangkan. Sedangkan polimer termoset adalah
polimer yang pada mulanya kenyal tatkala dipanaskan tetapi ketika didinginkan polimer tersebut tidak
dapat dilunakkan lagi, sehingga idak dapat diubah menjadi bentuk lain.
Ada dua macam reaksi polimerisasi yaitu: polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.
Polimerisasi adisi, yaitu bergabungnya monomer-monomer yang memiliki ikatan rangkap (ikatan tak
jenuh). Contohnya: pembentukan polivinil klori/PVC. Polimerisasi kondensasi, yaitu bergabungnya
monomer-monomer yang memiliki gugus fungsional; ketika monomer-monomer berikatan satu sama lain,
ada molekul yang hilang misalnya pelepasan molekul air. Contohnya pembentukan protein dari monomermonomer asam-asam amino.
Serat-serat sintetis umumnya merupakan kopolimer dan terbentuk melalui polimerisasi
kondensasi. Contoh serat sintetis adalah nylon dan tetoron (dacron, terylene). Tetoron adalah senyawa
polimer yang terbentuk dari asam tereftalat dan etanadiol. Sedangkan nylon terbentuk dari asam adipat
dan 1,6-diaminoheksana. Reaksinya:
Cl CO (CH2)8 COCl

[ HNCO (CH2)8 CONH (CH2)6 ]


H2N (CH2)8 NH2
nylon
Asam adipat akan melepaskan gugus OH - sedangkan heksadimetilamina akan melepaskan atom
H+ dan keduanya akan membentuk air H2O sehingga monomer-monomer lainnya dapat berikatan.

BAHAN DAN METODE


Bahan dan Peralatan:
1. 10 ml carbon tetra chloride
2. 0,4 ml sebacoyl cholride
3. 10 ml aquadest
4. 1 pelet (0,2 gr) NaOH
5. 0,4 ml hexamethylenediamine
6. beaker glass 50 ml
7. pilius
8. pinset
9. tabung reaksi
10. pipet ukur
Metode:
1. Dimasukkan 10 ml Carbon tetrachloride ke dalam beaker glass 50 ml.
2. Ditambahkan 0,4 ml Sebacoyl Chloride dan diaduk sampai larut Larutan I
3. Di dalam beaker glass 50 ml, dimasukkan 10 ml aquadest
4. Ditambahkan 1 pelet NaOH ( 0,2 gr) dan diaduk sampai larut
5. Ditambahkan 0,4 ml Hexamethylenediamine dan diaduk juga sampai larut - Larutan II
6. Larutan II dituangkan ke dalam beaker glass larutan I melalui dinding beaker glass. Lapisan
organic akan terpisah dan berada di atas lapisan dan jangan diaduk/digoyang
7. Proses polimerisasi berlangsung cepat dan ditunggu beberapa saat sampai terbentuk lapisan film
tipis berwarna putih di antara kedua lapisan larutan
8. Diangkat tepat di bagian tengah film tersebut dengan pinset
9. Nylon yang terbentuk digulung dengan sebuah tabung reaksi
10. Nylon yang terbentuk terus-menerus sampai larutan habis.
11. Diamati warna polimer dan panjang nylon yang didapat.

HASIL

Warna polimer (nylon) : putih

Panjang nylon

Pengamatan lain

: 17,09 m
:

Berbau karet

Bila dimasukkan dalam air panas, timbul gelembung

Ketika larutan II dituang ke larutan I terbentuk kabut putih

JAWAB PERTANYAAN
Pembahasan dari literatur yang telah dibaca:

a.

Polimerisasi adalah reaksi antara dua atau lebih molekul yang sama atau serupa yang
hasilnya (disebut polimer) dapat atau tidak dapat diuraikan kembali menjasi zat asalnya (disebut
monomer).

b.

Monomer adalah senyawa kimia yang molekulnya dapat digabungkan untuk


membentuk molekul lebih besar yang dinamakan polimer.

c.

Polimer adalah senyawa yang terbentuk dari gabungan dua molekul atau lebih senyawa
lain; perbandingan banyaknya unsur tetap

d.

Berdasarkan asalnya polimer dapat dibedakan menjadi 2, yaitu polimer alam dan
polimer sintetis.

e.

Sedangkan berdasarkan jenis monomernya, polimer dibedakan menjadi homopolimer


dan kopolimer. Contoh dari homopolimer adalah polietilena, polipropena, amilum, selulosa, dan
karet alam. Sedangkan kopolimer misalnya nylon dan tetoron (dacron, terylene).

f.

Berdasarkan sifat kekenyalannya, senyawa polimer dapat dibedakan menjadi: polimer


termoplastik dan polimer termoset.

g.

Ada dua macam reaksi polimerisasi yaitu: polimerisasi adisi dan polimerisasi
kondensasi.

h.

Polimerisasi adisi, yaitu bergabungnya monomer-monomer yang memiliki ikatan


rangkap (ikatan tak jenuh). Contohnya: pembentukan polivinil klori/PVC.

i.

Polimerisasi kondensasi, yaitu bergabungnya monomer-monomer yang memiliki gugus


fungsional; ketika monomer-monomer berikatan satu sama lain, ada molekul yang hilang
misalnya pelepasan molekul air. Contohnya pembentukan protein dari monomer-monomer asamasam amino.

1. Polimer yang banyak digunakan sekarang ini antara lain:

j.

Plastik, misalnya polietilena, PVC, polipropena, teflon, akrilan, polistirena, dan perspex.

Karet, misalnya: neoprena, polibutadiena, Buna-S atau SBR, Buna-N, Thiokol.

Serat sintetis, misalnya: nilon dan tetoron.


Serat-serat sintetis umumnya merupakan kopolimer dan terbentuk melalui polimerisasi

kondensasi. Contoh serat sintetis adalah nylon dan tetoron (dacron, terylene).

k.

Tetoron adalah senyawa polimer yang terbentuk dari asam tereftalat dan etanadiol.
Sedangkan nylon terbentuk dari asam adipat dan 1,6-diaminoheksana.

Penjelasan lengkap tentang literatur yang telah dibaca dapat dilihat kembali pada bagian Pendahuluan.

Pembahasan dari hasil yang diperoleh:


Nylon termasuk salah satu jenis serat sintetis yang sering digunakan. Pembuatannya termasuk

polimerisasi bertahap melalui kondensasi sebab dapat dilihat bahwa terjadi pelepasan molekul air.
Konsentrasi gugus OH- dalam sampel perlahan-lahan menghilang dengan berlangsungnya kondensasi.
Karena reaksi kondensasi dapat terjadi di antara setiap monomer yang sesuai, maka campuran reaksi
dapat tumbuh rantai dengan panjang yang berbeda-beda. Panjang nylon yang dihasilkan pada percobaan
kali ini adalah 17,09 m. Warna polimer yang dihasilkan adalah putih. Sedangkan pada pengamatan
lainnya kami mencatat bahwa nylon yang dihasilkan berbau karet, dan bila dimasukkan dalam air panas,
timbul gelembung, ketika larutan II dituang ke larutan I terbentuk kabut putih yang merupakan gas
NH4Cl.
Pembuatan nylon juga termasuk dalam polimerisasi kopolimer karena nylon dihasilkan dari dua
monomer yang berlainan jenis yaitu asam adipat dan heksadimetilamina. Polimerisasi nylon ini bersifat
termoplastik karena jika dipanaskan akan timbul gelembung-gelembung gas CO 2 yang dilepaskan dan
nylon ini sangat lentur dan mudah dibentuk.
Pembahasan lengkap mengenai hasil pengamatan akan dijelaskan pada bagian Pembahasan.
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, terlebih dahulu dibuat larutan I dan larutan II. Larutan I terdiri dari campuran
10 ml Carbon tetrachloride yang ditambahkan dengan 0,4 ml Sebacoyl Chloride dan diaduk sampai larut.
Sedangkan larutan II terdiri atas campuran 10 ml aquadest yang ditambahkan 1 pelet NaOH ( 0,2 gr) dan
diaduk sampai larut, kemudian ditambahkan 0,4 ml Hexamethylenediamine dan diaduk juga sampai larut.
Kemudian larutan larutan II dituangkan ke dalam beaker glass larutan I melalui dinding beaker
glass dan lapisan organic akan terpisah dan berada di atas lapisan dan jangan diaduk/digoyang. Ketika
larutan II dituang ke larutan I terbentuk kabut putih yang merupakan gas NH 4Cl. Proses polimerisasi
berlangsung cepat dan ditunggu beberapa saat sampai terbentuk lapisan film tipis berwarna putih di antara
kedua lapisan larutan yang saling tidak homogen. Pembentukan polimer terjadi pada lapisan permukaan
antara H2O dan carbon tetra chloride.
Setelah lapisan film terbentuk, lapisan film diangkat tepat di bagian tengah dengan pinset dan
dijaga agar nylon jangan sampai terputus. Kemudian nylon yang terbentuk digulung dengan sebuah
tabung reaksi dan dijaga juga agar jangan sampai terputus. Nylon akan terbentuk terus-menerus sampai

larutan habis. Setelah nylon terbentuk sempurna dan larutan habis, maka nylon dicuci terlebih dahulu
sebelum diukur panjangnya. Hal ini dilakukan agar reaksi berhenti dan nylon terbentuk sempurna.
Panjang nylon yang dihasilkan pada percobaan kali ini adalah 17,09 m. Warna polimer yang
dihasilkan adalah putih. Sedangkan pada pengamatan lainnya kami mencatat bahwa nylon yang
dihasilkan berbau karet, dan bila dimasukkan dalam air panas, timbul gelembung. Hal ini disebabkan oleh
pelepasan gas CO2 ke udara oleh nylon.
KESIMPULAN
1.

Dalam pembuatan nylon polimerisasi yang berlangsung adalah polimerisasi bertahap dengan
kondensasi.

2.

Nylon termasuk dalam kopolimer karena terbentuk dari dua monomer yang berlainan jenis.

3.

Nylon termasuk serat sintetis yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya
sebagai bahan baku dalam industri tekstil.

4.

Berdasarkan asalnya polimer dapat dibedakan menjadi 2, yaitu polimer alam dan polimer
sintetis.

5.

Sedangkan berdasarkan jenis monomernya, polimer dibedakan menjadi homopolimer dan


kopolimer.

6.

Berdasarkan sifat kekenyalannya, senyawa polimer dapat dibedakan menjadi: polimer


termoplastik dan polimer termoset.

7.

Ada dua macam reaksi polimerisasi yaitu: polimerisasi berantai (dengan reaksi adisi) dan
polimerisasi bertahap (kondensasi).

8.

Polimer yang banyak digunakan sekarang ini antara lain:

Plastik, misalnya polietilena, PVC, polipropena, teflon, akrilan, polistirena, dan perspex.

Karet, misalnya: neoprena, polibutadiena, Buna-S atau SBR, Buna-N, Thiokol.

Serat sintetis, misalnya: nilon dan tetoron.

DAFTAR PUSTAKA
Anshory, Irfan & Hiskia Achmad, 2000, Kimia SMU untuk Kelas 3, Jakarta: Erlangga
P. W. Atkins, 1990, Physical Chemistry, 4th ed., Oxford University Press, Jakarta: Erlangga
Pudjatmaka A. H, 2003, Kamus Kimia, Jakarta: Balai Pustaka
Smith Henk, 2001, Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II, Lutiyono, UKSW
LAMPIRAN
1. Laporan sementara
2. Tugas Awal

Anda mungkin juga menyukai