Disusun oleh :
Kelompok 7
Grace
M Sijabat
21030115120004
21030115120013
Diah Ayu S
21030115120086
Lydia Olivia I
21030115120095
Yulius Harmawan
21030115130135
M. Syarifudin
21030115130195
Istiana Norita R
21030113120067
Disusun oleh :
Kelompok 7
Grace
M Sijabat
21030115120004
21030115120013
Diah Ayu S
21030115120086
Lydia Olivia I
21030115120095
Yulius Harmawan
21030115130135
M. Syarifudin
21030115130195
Istiana Norita R
21030113120067
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat, hidayat, karunia-Nya sehingga (kelompok 7) dapat menyelesaikan
1
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
ii
2
5.1.........................................................................................................................
Reaksi Pembentukan Polistirena
........................................................................................................................
17
5.2.........................................................................................................................
Potensi Pasar dari Polistirena
........................................................................................................................
20
5.2.1. Kebutuhan Polistirena di Indonesia
......................................................................................................................
20
5.2.2. Kapasitas Pabrik yang Telah Ada
......................................................................................................................
21
5.2.3. Peluang Produk Polistirena di Indonesia
......................................................................................................................
22
5.2.4. Lokasi Pendirian Pabrik Polistirena
......................................................................................................................
23
5.3.........................................................................................................................
Kondisi Operasi Optimal dan Konversi Maksimal
........................................................................................................................
24
5.4.........................................................................................................................
Diagram Alir Pembentukan Polistirena
........................................................................................................................
25
5.5.........................................................................................................................
Manfaat Polistirena
........................................................................................................................
26
BAB VI PENUTUP..................................................................................................
29
3.1.........................................................................................................................
Kesimpulan
........................................................................................................................
29
3.2.........................................................................................................................
Saran
........................................................................................................................
29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Sejarah Polistirena
Polistirena pertama kali diperkenalkan oleh Ostromislensky dari
Naugatuck Chemical Company pada tahun 1925. Pada saat yang hampir
bersamaan I.C. Farbenindustrie juga mengembangkan polistirena yang
berhasil dikomersialkan di Eropa. Pengembangan produk dan proses
polistirena juga dikembangkan oleh Dow Chemical Company dan pertama
kali dikomersialkan di Amerika Serikat pada tahun 1944.
Produk polistirena yang pertama kali diproduksi untuk dikomersialkan
adalah homopolimer stirena yang juga dikenal sebagai polistirena kristal.
Polistirena kristal ini juga dikenal sebagai General Purpose Polystyrene
(GPP), yang lebih tahan panas daripada produk polimer thermoplastik
lainnya. Perkembangan lebih lanjut dari polistirena ini adalah Expanable
Polystyrene (EP). Produk polistirena lain yang tak kalah pentingnya adalah
polistirena dengan modifikasi karet atau High Impact Polystyrene (HIP).
Produk HIP ini bersifat tidak tembus cahaya, lebih keras dan lebih mudah
dalam pembuatannya dibandingkan dengan produk polimer thermoplastik
lainnya.
Polystyrene ( IUPAC Poly (1-phenylethane- 1,2-diyl)), disingkat berikut
ISO Standard PS, adalah sebuah aromatik polimer yang dibuat dari
aromatik monomer styrene, cairan hidrokarbon yang secara komersial
diproduksi dari minyak bumi oleh di industri kimia. Polistirena adalah salah
satu dari banyak digunakan sebagian besar jenis plastic .
Kegunaan dari polistirena ini cukup luas, antara lain untuk isolasi atau
bahan pelapis pada kawat/kabel, peralatan rumah tangga dari plastik, botol,
furniture, mainan anak-anak, bagian dari refrigerasi, radio, televisi, AC,
bahan pembuat kontainer, tempat baterai dan sebagainya. ( U.S. Patent,
1983).
Karena penggunaan polistirena sangat luas, maka disusunlah makalah ini
untuk mengaji tentang karakteristik, cara pembuatan, kebutuhan, dan potensi
pasar dari produk polistirena.
1.2.
Permasalahan
1. Bagaimana cara pembuatan dan reaksi pembentukan polistirena?
2. Bagaimana potensi pasar dari polistirena?
3. Bagaimana kondisi operasi optimal dan konversi maksimal pembuatan
polistirena?
4. Bagaimana diagram alir pembentukan polistirena?
5. Apa manfaat polistirena?
1.3.
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui cara pembuatan dan reaksi pembentukan polistirena.
2. Mengetahui potensi pasar dari polistirena.
3. Mengetahui kondisi operasi optimal dan konversi maksimal pembuatan
polistirena.
4. Mengetahui diagram alir pembentukan polistirena.
5. Mengetahui manfaat polistirena.
1.4.
Manfaat Penulisan
1. Pembaca dapat mengetahui cara pembuatan dan reaksi pembentukan
polistirena.
2. Pembaca dapat mengetahui potensi pasar dari polistirena.
3. Pembaca dapat mengetahui kondisi operasi optimal dan konversi
maksimal pembuatan polistirena.
4. Pembaca dapat mengetahui diagram alir pembentukan polistirena.
5. Pembaca dapat mengetahui manfaat polistirena.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi Polistirena
Polistirena adalah sebuah polimer dengan monomer stirena, sebuah
hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Polimer ini
merupakan plastik yang kuatdan murah, yang merupakan salah satu polimer
golongan vinil (Storbl 2007).
Polistirena biasanya bersifat termoplastik padat pada suhu ruang, dan
mencair padasuhu yang lebih tinggi. Secara struktur, polistirena merupakan
rantai panjanghidrokarbon dengan gugus fenil yang berdekatan dengan setiap
atom karbon (Storbl2007).
2.2.
Sifat Polistirena
a. Rumus Molekul
Susunan kimiawi dari polistiren adalah hidrokarbon rantai panjang
dengan setiap karbon lain yang terhubung ke kelompok fenil (nama yang
diberikan kepada cincin aromatik benzena , ketika terikat untuk
substituen karbon kompleks). Rumus kimia Polystyrene adalah (C8 H8) n,
itu berisi unsur-unsur kimia karbon dan hidrogen
b. Rumus Bangun
c. Sifat Fisik
Sifat Fisis Polistirena
Kepadatan
1,05 g / cm 3
Kepadatan EPS
16-640 kg / m 3
Konstanta dielektrik
2.4-2.7
Listrik konduktivitas (s)
10 -16 S / m
Thermal konduktivitas (k)
0,08 W / (m K)
Youngs modulus (E)
3000-3600 Mpa
Kekuatan tarik (t)
46-60 Mpa
Perpanjangan putus
3-4%
Notch test
2-5 Kj / m 2
Suhu transisi gelas
95 C
4
Melting point
240 C
Vicat B
90 C [6]
Koefisien ekspansi linear (a)
8 10 -5 / K
Panas spesifik (c)
1,3 Kj / (kg K )
Penyerapan air (ASTM)
0.03-0.1
(http://bilangapax.blogspot.com/2011/02/polistirena.html)
d. Sifat Kimia
Inert : tidak bereaksi dengan kebanyakan substans
Larut dalam beberapa pelarut organic, terutama yang mengandung
aseton
Perubahan ikatan rangkap karbon ke ikatan tunggal kurang reaktif
Sangat mudah terbakar dengan bara api berwarna kuning
Pada oksidasi sempurna, hanya menghasilkan karbon dioksida dan
uap air.
Fleksibel dan mudah dibentuk padatan karena kekuatan Van der
Waal yang kuat, yang ada antara rantai hidrokarbon yang panjang.
2.3.
Pembuatan Polistirena
Secara laboratorium dapat dibuat melalui dehidrogenasi etil benzene,
yaitu dengan melewatkan etilena melalui cairan benzena dengan tekanan yang
cukup dan aluminiumklorida sebagai katalisnya. Etil benzena didehidrogenasi
menjadi stirena dengan melewatkannya melalui katalis oksida aktif. Pada
suhu sekitar 6000C stirena disuling dengan cara destilasi maka didapatkan
polistirena.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
2.4.
melalui
koil
maupun
pendingin
uap.
Dengan
meskipun
polistirena
yang
umum
dikomersialkan
-bulk continous
Kelebihan
Kekurangan
Prosesnya mudah.
Kemurnian Produk.
Alat-alat sederhana.
Sangat eksotermis.
Waktu pengerjaan
lama.
Membutuhkan
pengadukan dan
Kemurnian produk
alat recycle.
tinggi.
2. Polimerisasi
mudah.
Tidak ada kesulitan
Dimungkinkan
Suspensi
dengan panas
adanya
polimerisasi.
kontaminasi dari
polimerisasi sederhana.
penstabil.
Volatilitas dapat
dikurangi sampai pada
tingkat yang rendah
dengan pemilihan katalis
3. Polimerisasi
Emulsi
Dimungkinkan
terjadinya
panas polimeriasi.
kontaminasi
Beberapa proses
dan agen
mungkin dilakukan
pengemulsi.
Berat molekul
polimer tinggi
untuk proses
pembentukan yang
polimeriasi secara
cepat dengan
kontinyu.
menggunakan
injeksi.
BAB III
TINJAUAN TERMODINAMIKA
Untuk menentukan sifat reaksi apakah berjalan secara eksotermis atau
endotermis, maka perlu pembuktian dengan menggunakan panas pembentukan
standar (Hf) pada tekanan 1 atm dan suhu 298,15 K dari reaktan dan produk.
Fe2O3-C6H5CHCH2 + H2
C6H5CH2CH3
EtilBenzen 69.87 Stirena
Hfreaksi
= Hfproduk - Hfreaktor
Hf C6H5CHCH2
= -69.87 kJ/mol
Hf H2
= 0 kJ/mol
HfC6H5CH2CH3
= -12.5 kJ/mol
Hfreaksi
= Hfproduk - Hfreaktor
= (-69.87+0) (-12.5)
Hfreaksi
= -57.37 kJ/mol
d (
H
RT 2
(3.1)
Dengan,
G
= -RT ln K
Sehingga,
d ln K
dT
(3.2)
=
H
RT 2
(3.3)
ln
K2
K1
H
R
=-
1
T2
1
)
T1
(3.4)
= -67.4 kJ/mol
GfH2
=0 kJ/mol
GfC6H5CH2CH3
= 130.7 kJ/mol
GReaksi
Gf total
=(-67.4+0) (130.7)
= -198.1 kJ/mol
RT
K exp
198.1 kJ
K exp
mol
K exp 0.0799
K 1.0832
10
x=
2. ln K=
198.1
8,314 x 200
K = 1.1265
1.1265
1+1.1265
= 0.53
198.1
8,314 x 300
K = 1.0827
1.0827
x =
1+1 .0827
= 0.52
3. ln K=
198.1
8,314 x 400
K = 1.0613
1.0613
x=
1+1.0613
= 0.515
%konversi
200
53
300
52
400
51.5
11
500
51.2
600
51
700
50.8
800
900
50.7
50.6
53.5
53
52.5
52
51.5
% Konversi
51
Tinjauan
Thermodinamika
50.5
50
49.5
49
200 300 400 500 600 700 800 900
Suhu
K
Grafik III.1. Grafik Hubungan Suhu dan % Konversi (Termodinamika)
12
BAB IV
TINJAUAN KINETIKA
G /RT
1878
k . kb .T ( RT ) (ref. Westerterp)
e e
h
Pada T = 137C
kc = konstanta kecepatan reaksi
kb = konstanta Boltzman = 2,04666 kal/mol
h = konstanta Planck = 9,8204391 x 1011 kal.s /gmol
K = probabilitas reaksi, asumsi =1
G = energi bebas Gibbs = -42750 kkal/mol
k = 3,126 x 10 10 m3/kgmol.detik
untuk reaksi yang bersifat eksotermis, maka kenaikan suhu akan
menaikkan kecepatan reaksi. Dari segi termodinamika, temperatur
tertinggi yang dipilih mempertimbangkan pembentukan produk kristal
yang terjadi.
Dengan menggunakan persamaan Arhenius :
(
k =A e
E
)
RT
Dimana :
k = konstanta kecepatan reaksi
A = factor frekuensi gas ideal
R = konstanta gas ideal
T = suhu absolute
13
= 6189.9
T = 410K
k = konstanta kecepatan reaksi (lt/kmol dt)
k pada temperature operasi 410K adalah sebesar 9.3.10-4 lt/kmol dt
Dari persamaan di atas, maka untuk mempercepat reaksi perlu
dilakukan usaha-usaha untuk memperbesar harga k, yaitu dengan jalan
memperbesar harga A dan T, serta memperkecil harga E.
Reaksi pembentukan polistirena adalah reaksi reversibel orde satu,
jadi persamaan yang digunakan untuk mencari konversi adalah:
Dari rumus k = A e RT
-ln(1-XA)=kt
t = 27360 detik
1. k = 0.122444 e-6189/200
k = 4.433 x 10-15
-ln(1-XA)=kt
(1-XA)=0.999
XA= 1.213 x 10-10
2. k = 0.122444 e-6189/300
k = 1.34 x 10-10
-ln(1-XA)=kt
(1-XA)=0.999963
XA= 3.67 x 10-6
3. k = 0.122444 e-6189/400
k = 2.329 x 10-8
14
-ln(1-XA)=kt
(1-XA)=0.99936
XA= 6.37 x 10-4
Berikut ini grafik hubungan suhu vs % konversi yang diperoleh
dalam tinjauan kinetika:
Tabel IV.1. Hubungan Suhu dan % Konversi (Kinetika)
Suhu
%Konversi
200
0.00000001213
300
0.000367
400
0.0637
500
1.398
600
10.5
700
38.35
800
76.8
900
96.8
Tinjauan Kinetika
60v
e
40r
s
20
i
0
200
300
400
500
600
700
800
900
Suhu
K
15
16
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Reaksi Pembentukan Polistirena
1. Tahap Inisiasi
Proses inisiasi adalah proses pembentukan radikal bebas dari
inisiator. (Billmayer, 1970). Reaksi inisiasi dipicu oleh Benzoyl peroxide
yang ketika dipanaskan pada suhu 900 akan terpecah menjadi radikal
carboxyl yang segera terdekomposisi menjadi radikal phenyl
2. Tahap Propagansi
Proses propagasi adalah proses pertumbuhan polimer sebagai
akibat dari penggabungan monomer-monomer ke dalam rantai radikal
aktif (Billmayer, 1970).
17
3. Tahap Terminasi
Proses propagasi dilanjutkan dengan proses terminasi yang
merupakan proses penghentian propagasi (Billmayer, 1970).
Rantai ini akan terus memanjang dengan adisi ratusan hingga
puluhan ribu unit styrene. Reaksi berantai iniakan berhenti ketika
monomer habis.
Berdasarkan hasil pengamatan, High Impact Polystyrene merupakan
produk yang paling umum diproduksi, pada pra rancangan pembuatan High
Impact Polystyrene ini digunakan proses bulk continuous.
Proses pembuatan High Impact Polystyrene secara berkelanjutan
dilakukan dengan beberapa tahap proses, yaitu :
1. Tahap penyiapan bahan baku
a. Stirena
Stirena monomer sebagai bahan baku utama disimpan dalam
bentuk cair dalam tangki penyimpan (T-01) pada suhu 30Oc dan
tekanan 1 atm, dialirkan ke dalam mixer 1 (M-01) untuk dicampur
dengan arus recycle dengan menggunakan pompa sentrifugal P-01 dan
selanjutnya dialirkan ke mixer 2 (M-02) yang sebelumnya dipanaskan
terlebih dahulu oleh pemanas HE-01.
b. Etil Benzena
Etil Benzena sebagai pelarut disimpan dalam bentuk cair dalam
tangki penyimpan (T-02) pada suhu 30Oc dan tekanan 1 atm, dialirkan
ke mixer 1(M-01) dengan menggunakan pompa sentrifugal P-02 dan
selanjutnya bersama stirena dan arus recycle dialirkan ke mixer 2 (M02) yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu oleh pemanas HE-01.
18
19
Produk
2003 2004 2005 2006 2011* 2015*
Ethylene
1197 1314 1432 1561 2147
2609
Propylene
750 818 892 972
1337
1625
Styrene Monomer
220 242 265 302
443
581
VinylChlorideMonomer 348 376 406 438
572
722
Polyethylene
783 861 947 1023 1421
1795
Polypropylene
720 792 871 958
1378
1703
Polystyrene
128 141 155 170
246
305
Poly Vinyl Chloride
375 413 454 499
745
1024
(Ministry of Industry Republic of Indonesia, 2007)
Tingginya kebutuhan polistirena di Indonesia berdampak pada jumlah
Kapasitas(Ton)
2002
6.182,44
2003
6.928,98
2004
7.393,503
20
2005
6.446,801
2006
5.532,667
(Sumber BPS Import tahun 2002-2006)
Lokasi
Kapasitas(Ton/th)
1.
American Polymer
USA
48.081
2.
Chevron
USA
21.724
3.
Dow Chemical
USA
171.458
4.
Huntsman Chemical
USA
181.437
5.
BASF
China
572.000
6.
NOVA chemical
China
413.000
7.
BP
China
150.000
8.
Eni Chemical
China
126.000
9.
Taiwan Heqiao
China
448.000
http://etd.eprints.ums.ac.id/3456/1/D500040017.pdf
5.2.3.Peluang Produk Polistirena di Indonesia
Dari data permintaan salah satu industri pembuatan sterofoam masa lalu
untuk ketiga produk merupakan data yang akan digunakan untuk meramalkan
jumlah permintaan pada masa yang akan datang. Data permintaan B-foam
diperoleh dari laporan bulananan hasil penjualan dari bulan Januari 2010
21
sampai dengan Desember 2010. Untuk lebih jelas datanya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 5.4. Data Permintaan B-foam Periode Januari 2010 Desember 2010
PT. Beton Elemenindo Putra
No
Periode
WEB
WES
WEP
(Balok)
(Lembaran) (Pipa)
1
Januari 2010
527
19060
240
2
Februari 2010
318
24509
300
3
Maret 2010
388
23272
185
4
April 2010
321
27985
30
5
Mei 2010
367
25515
100
6
Juni 2010
432
30121
571
7
Juli 2010
382
34628
0
8
Agustus 2010
354
29628
15
9
September 2010
244
32569
1132
10 Oktober 2010
574
29057
20
11 November 2010
509
35645
237
12 Desember 2010
543
33286
0
Total
4959
345275
2830
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/532/jbptunikompp-gdl-rizkyrachm-265696-babiv.pdf
Dari data di atas menunjukan bahwa jumlah permintaan untuk sterofoam
setiap bulan semakin meningkat. Hal tersebut meramalkan bahwa kebutuhan
sterofoam pada masa yang akan datang akan semakin meningkat dan
menunjukan masih ada peluang untuk mendirikan pabrik polistirena.
5.2.4.Lokasi Pendirian Pabrik Polistirena
Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal yang sangat penting dalam
perancangan suatu pabrik, karena hal ini menyangkut kelangsungan dan
keberhasilannya, baik dari segi ekonomi maupun segi teknisnya. Pabrik
polistirena ini direncanakan akan dibangun di daerah Merak, Jawa Barat dengan
pertimbangan-pertimbangan di bawah ini :
1. Bahan Baku.
Bahan baku Ethylbenzene tersedia di daerah Merak, sehingga jarak yang
dekat dengan sumber bahan baku akan menekan biaya transportasi dan
memudahkan penyediaannya.
2. Pasar
22
Pabrik yang mempergunakan styrene sebagai bahan baku dan Jakarta sebagai
pusat pasar jaraknya cukup dekat dengan Merak. Hal ini akan memudahkan
dalam pemasaran produk styrene maupun polistirena.
3. Utilitas
Air sebagai salah satu kebutuhan proses tersedia dalam jumlah yang memadai
di daerah Merak yang cukup dekat dengan pantai. Juga kebutuhan energi
listrik tersedia dengan cukup dengan dibangunnya PLTU di Jawa Barat. Hal
ini akan menunjang kelancaran operasional pabrik sehari-hari.
4. Transportasi
Tersedianya jalan tol Jakarta Merak dan pelabuhan Tanjung Priok akan
melancarkan pemasaran produk baik untuk pasar dalam negeri maupun untuk
orientasi ekspor.
5. Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja baik tenaga maupun pekerja biasa akan terpenuhi
dengan banyaknya tenaga kerja di sekitar Merak maupun kota Jakarta.
6. Proses Produksi
Dalam proses produksi polistirena terjadi kehilangan berat bahan, tetapi
karena kehilangan berat relatif kecil maka Merak yang dekat pasar dan
sumber bahan baku tetap menguntungkan secara ekonomis.
7. Limbah dan Pengembangan Pabrik
Letak pabrik yang tidak berada di kota besar akan memudahkan dalam
pengolahan limbahnya maupun dalam usaha perluasan pabrik khususnya
dalam penyediaan tanah lokasi.
8. Pemerintah
Kebijakan pemerintah untuk menjadikan Merak, dan sekitarnya sebagai
kawasan industri akan memudahkan dalam hal perijinan dan pengembangan
pabrik.
5.3.Kondisi Operasi Optimal dan Konversi Maksimal Pembuatan Polistirena
Pada saat komposisi keseimbangan, perubahan konversi terhadap
temperatur pada suatu reaksi dapat ditinjau secara dua aspek, yaitu melalui
tinjauan thermodinamika dan tinjauan kinetika. Hubungan antara temperatur dan
konversi dalam reaksi pembentukan polistirena dalam tinjauan thermodinamika
dan kinetika ditunjukkan pada data berikut :
23
Tinjauan Kinetika
Tinjauan Thermodinamika
50
40
30
20
10
0
200
300
400
500
600
700
800
900
24
25
5.5.
Manfaat Polistirena
Polystyrene merupakan senyawa berbentuk Kristal bening yang
mempunyai sifat elektris yang baik, derajat kekerasan yang tinggi, tahan
terhadap panas, mudah dalam pewarnaan, permukaan yang halus dan low
toxity.
26
c. Sebagai furniture
27
28
BAB VI
PENUTUP
6.1.Kesimpulan
Polystyrene adalah sebuah aromatik polimer yang dibuat dari
aromatik monomer styrene, cairan hidrokarbon yang secara komersial
diproduksi dari minyak bumi oleh di industri kimia.
Polystyrene merupakan senyawa berbentuk Kristal bening yang
mempunyai sifat elektris yang baik, derajat kekerasan yang tinggi, tahan
terhadap panas, mudah dalam pewarnaan, permukaan yang halus dan low
toxity.
Polystyrene dibuat melalui beberapa tahapan reaksi, yaitu tahapan
inisiasi, tahapan propagasi, dan tahapan terminasi. Sedangkan contoh proses
produksinya adalah bulk-batch, bulk-continuous, polimerisasi suspensi, dan
polimerisasi eemulsi.
Berdasarkan analisa data yang telah diperoleh, maka disimpulkan
bahwa potensi pasar dari produk polistrena di Indonesia masih luas karena
setiap tahun permintaan produk polistirena semakin meningkat.
6.2.Saran
a. Saran Untuk Produsen
lingkungan
Hindari penggunaan polistirena sebagai tempat makanan dengan
suhu tinggi karena dapat terjadi kontaminasi pada makanan oleh
polistirena.
29
30
DAFTAR PUSTAKA
Levenspiel, O. 1957. Chemical Reaction Engineering. New York: Mc Graw
Hill Book Co.
Perry, R.H. and Green, D.W., 1997, Perrys Chemical Engineers Handbook, 7th
ed., Mc. Graw-Hill Book Company, New York.
Smith,J.M., H.C.Van Ness., M.M.Abbott. 2001. Introduction to Chemical
Engineering Thermodynamics sixth ed. Singapore : Mc Graw Hill Book
http://bilangapax.blogspot.com/2011/02/polistirena.html
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/532/jbptunikompp-gdl-rizkyrachm-26569-6
babiv.pdf
http://serbamurni.blogspot.com/2012/02/contoh-laporan-cstr-continuousstirred.html
selvyfransisca.files.wordpress.com/2011/07/makalah-asam-asetat.docx
Wikipedia.com/polystyrene.html
31