Anda di halaman 1dari 3

Modul Praktikum

Pembuatan Nilon

PENDAHULUAN
Polimer merupakan molekul besar yang dibentuk dari unit kecil
(monomer) yang berikatan satu sama lain melalui proses polimerisasi. Secara
umum terdapat dua jenis metode polimerisasi yaitu chain-growth
polymerization atau polimerisasi adisi dan step-wise polymerization atau
polimerisasi kondensasi. Salah satu faktor yang membedakan kedua jenis
polimerisasi ini adalah ada dan tidaknya produk samping dari hasil reaksi
polimerisasi. Dalam reaksi kondensasi, dua grup fungsional yang memiliki
gugus reaktif akan saling bereaksi untuk membentuk suatu rantai polimer
yang lebih panjang.

Hingga saat ini terdapat berbagai polimer yang dibentuk melalui


polimerisasi kondensasi, salah satunya adalah nilon. Nilon merupakan polimer
yang memiliki sifat tarik, ketahanan abrasi, serta ketahanan kimia yang baik
sehingga banyak dimanfaatkan dalam beragam aplikasi, seperti aplikasi
tekstil, olahraga, dan pertahanan keamanan. Didalam percobaan ini, praktikan
akan mencoba membuat nilon melalui reaksi polimerisasi kondensasi dengan
tujuan untuk meningkatkan pemahaman praktikan mengenai proses
polimerisasi kondensasi pada polimer.

TUJUAN
1. Membuat nilon 6,10 dari larutan sebacoyl chloride dan hexamethylene-
diamine.
2. Menentukan panjang filamen dan persentase massa nilon 6,10 yang
dihasilkan.
3. Mengamati morfologi permukaan filament nilon 6,10 yang dihasilkan.
ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

Alat Jumlah Bahan Jumlah


Gelas beker 2 Sebacoyl chloride 99% 0,5 ml
Gelas plastik 1 Hexamethylene diamine 98% 2,5 ml
Botol vial 50 ml 1 NaOH 3% 25 ml
Gelas ukur 100 ml 1 Hexane 25 ml
Pinset 1 Air 1 liter
Batang pengaduk 1
Penggaris 1
Kanebo 1
Tissu gulung 1

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Sebacoyl chloride 99% sebanyak 0,5 ml dan hexamethylenediamine 98%


sebanyak 2,5 ml dimasukan ke dalam gelas beker.
2. Larutan NaOH 3% sebanyak 25 ml disiapakan ke dalam gelas ukur.
3. Hexane 25 ml dimasukan ke dalam botol vial.
4. Sebacoyl chloride 99% sebanyak 0,5 ml dilarutkan ke dalam 25 ml hexane
dan diaduk.
5. Hexamethylenediamine 98% sebanyak 2,5 ml dilarutkan ke dalam 25 ml
larutan NaOH 3% dan diaduk.
6. Larutan sebacoyl chloride-hexane (SC-H) dituangkan ke atas permukaan
hexamethylene diamine-NaOH (HD-N) secara perlahan-lahan. Penuangan
dilakukan dengan mengalirkan larutan SC-H melalui bagian pinggir gelas
beker sambil dimiringkan, kemudian didiamkan sekitar satu menit.
7. Lapisan film tipis akan terbentuk sebagai batas antara kedua larutan tersebut.
Lapisan tipis tersebut diambil secara perlahan dengan pinset pada bagian
tengah dan ditarik ke atas sehingga terbentuk benang nilon yang panjang.
(Harap diperhatikan ketika nilon ditarik jangan sampai menempel di dinding
gelas).
8. Benang nilon yang terbentuk digulung dengan batang pengaduk sambil
diukur panjangnya.
9. Setelah gulungan nilon terkumpul, nilon tersebut dicuci dengan air 1 liter
dan sisa air dikeringkan dengan kanebo, kemudian dilanjutkan dengan
proses pengeringan dibawah kipas angin hingga benar-benar kering.
10. Nilon kering ditimbang massanya dan dihitung % yield yang dihasilkan

DATA PERCOBAAN DAN ANALISIS


Data yang harus diambil dalam percobaan ini,
• Panjang filamen nilon selama penarikan.
• Massa kering filamen nilon (hasil perhitungan dan hasil pengukuran).
• Presentase massa nilon yang dihasilkan.
• Morfologi permukaan serat dan diameter serat yang dihasilkan.

Hal yang perlu dianalisis, antara lain:

 Penampakan fisik dari filamen nilon yang dihasilkan menggunakan


mikroskop portable
 Bandingkan massa nilon hasil perhitungan dan percobaan

Anda mungkin juga menyukai