Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM PERLAKUAN BAHAN

“INJEKSI CETAK PLASTIK”

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Perlakuan Bahan pada semester ganjil 2023/2024 yang diampu oleh Bapak
Drs. Samsul Hadi, M.T.

Disusun Oleh :
Nama : Ahmad Fais Yut Daroni

Kelas : 3C_D3 Teknik Mesin

No. Presensi : 02

NIM : 2131210160

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................... 2
BAB I STUDI PUSTAKA ........................................................................................... 3
1.1 DASAR TEORI .................................................................................................. 3
1.2 CARA KERJA PLASTIC MOULDING ..................................................................... 4
1.3 JENIS-JENIS PLASTIK ........................................................................................ 6
1.4 MACAM-MACAM PROSES CETAK PLASTIK ....................................................... 7
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 11
2.1 ALAT DAN BAHAN ......................................................................................... 11
2.2 LANGKAH KERJA ........................................................................................... 11
2.3 FAKTOR-FAKTOR KEGAGALAN CETAK PLASTIK .............................................. 14
2.4 HASIL PRAKTIKUM ........................................................................................ 15
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 19
3.1 KESIMPULAN ................................................................................................. 19
3.2 SARAN .......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 20

2
BAB I
STUDI PUSTAKA

1.1 Dasar Teori

Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa.
Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut monomer. Jika
monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomernya berbeda akan
menghasilkan kopolimer. Polimer alam yang telah kita kenal antara lain : selulosa,
protein, karet alam dan sejenisnya. Pada mulanya manusia menggunakan polimer alam
hanya untuk membuat perkakas dan senjata, tetapi keadaan ini hanya bertahan hingga
akhir abad ke-19 dan selanjutnya manusia mulai memodifikasi polimer menjadi plastik.
Plastik yang pertama kali dibuat secara komersial adalah nitroselulosa. Material plastik
telah berkembang pesat dan sekarang mempunyai peranan yang sangat penting di
bidang elektronika, pertanian, tekstil, transportasi, furniture, kosntruksi, kemasan
kosmetik, mainan anak-anak dan produk-produk industri lainnya. Secara garis besar,
plastik dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu : Plastik Thermoplast dan
Plastik Thermoset. Plastik Thermoplast adalah plastik yang dapat dicetak berulang-
ulang dengan adanya panas. Yang termasuk plastik Thermoplast antara lain : PE, PP,
PS, ABS, SAN, Nylon, PET, BPT, Polyacetal (POM), PC, dll.
Sedangkan plastik thermoset adalah plastik yang apabila telah mengalami kondisi
tertentu tidak dapat dicetak kembali karena bangun polimernya berbentuk jaringan tiga
dimensi. Yang termasuk plastik thermoset adalah : PU (PolyUrethene), UF (Urea
Formaldehyde), MF (Melamine Formaldehyde), polyester, epoksi, dll. Untuk membuat
barang-barang plastik agar mempunyai sifat-sifat seperti yang dikehendaki, maka dalam
proses pembuatannya selain bahan baku utama diperlukan juga bahan tambahan atau
aditif. Penggunaan bahan tambahan ini beraneka ragam tergantung pada bahan baku
yang digunakan dan mutu produk yang akan dihasilkan. Berdasarkan fungsinya, maka
bahan tambahan atau bahan pembantu proses dapat dikelompokkan menjadi : bahan
pelunak (plasticizer), bahan penstabil (stabilizer), bahan pelumas (lubricant), bahan
pengisi (filler), pewarna (colorant), antistatic agent, blowing agent, flame retardant,
dsb.

3
Keterangan :
a. Start of Process
b. Plastic Melted
c. Plastic Permanently Hard

Keterangan :
a. Start of Process
b. Plastic Melted
c. Plastic hard but can be resoftened

1.2 Cara Kerja Plastic Moulding

Cara kerja plastic molding adalah proses yang rumit dan memerlukan peralatan
serta pemahaman yang cermat. Secara umum, berikut adalah langkah-langkah umum

4
dalam proses plastik molding :
1. Desain Cetakan (Mold Design):
Langkah pertama adalah merancang cetakan yang akan digunakan untuk
membentuk produk plastik. Cetakan ini harus sesuai dengan bentuk akhir yang
diinginkan.
2. Pemilihan Bahan Plastik (Material Selection):
Pilih bahan plastik yang sesuai untuk produk yang akan dibuat. Bahan plastik
harus sesuai dengan sifat fisik dan mekanis produk akhir yang diinginkan.
3. Pemanasan Bahan Plastik (Material Heating):
Bahan plastik dalam bentuk biji atau serbuk dipanaskan hingga menjadi cair
dalam unit pemanasan.
4. Injeksi (Injection):
Bahan plastik cair diinjeksikan ke dalam cetakan dengan tekanan tinggi
melalui saluran injeksi. Bahan ini akan mengisi seluruh ruang cetakan.
5. Pemadatan (Cavity Filling):
Bahan plastik akan merata dan memenuhi cetakan, mengikuti kontur cetakan
dengan presisi. Proses pemadatan ini melibatkan tekanan dan suhu yang terkontrol.
6. Pemadatan Lanjutan (Packing):
Setelah bahan plastik terisi penuh dalam cetakan, tekanan tambahan mungkin
diterapkan untuk memadatkannya lebih lanjut.
7. Pendinginan (Cooling):
Cetakan dengan bahan plastik yang telah membeku akan didinginkan untuk
mengeraskan produk. Pendinginan ini mungkin memakan waktu beberapa detik
hingga beberapa menit, tergantung pada ketebalan produk dan jenis plastik.
8. Pembukaan Cetakan (Mold Opening):
Setelah produk plastik mengeras, cetakan akan dibuka untuk mengakses
produk yang telah selesai.
9. Pemisahan dan Pengeluaran (Ejection):
Produk plastik yang sudah selesai akan dikeluarkan dari cetakan, biasanya
dengan menggunakan alat pemisahan atau mekanisme pendorong.
10. Finishing dan Pengecekan Kualitas (Finishing and Quality Check):
Produk plastik mungkin memerlukan finishing tambahan, seperti pemotongan

5
ekstra plastik yang meleleh (flash), penghalusan permukaan, atau pengecekan
kualitas untuk memastikan produk memenuhi standar yang ditetapkan.
11. Packing dan Penyimpanan (Packaging and Storage):
Produk plastik yang telah selesai kemudian akan dipacking sesuai dengan
persyaratan pengiriman atau penyimpanan.
Proses plastik molding dapat bervariasi tergantung pada jenis teknik molding yang
digunakan, seperti injection molding, blow molding, extrusion molding, atau
compression molding. Setiap teknik memiliki langkah-langkah khusus yang sesuai
dengan metodenya. Keseluruhan proses ini memerlukan pengawasan yang cermat untuk
memastikan produk plastik yang dihasilkan memiliki kualitas yang diinginkan.

1.3 Jenis-Jenis Plastik

1. PETE / PET (Polyethylene Terephthalate)


Sifatnya Jernih, kuat, tahan pelarut, kedap gas dan air, melunak pada suhu
80°C. Biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang
(botol-botol minuman ringan). Botol-botol dengan bahan dengan kode 1
direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan pakai untuk air hangat apalagi
panas.
2. HDPE (High Density Polyethylene)
Keras hingga semi fleksibel, tahan terhadap bahan kimia dan kelembaban,
permeabel terhadap gas, permukaan berlilin (waxy), buram (opaque), mudah
diwarnai, diproses dan dibentuk, melunak pada suhu 75°C. Yang ini juga
direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian. Botol yang sudah lama akan
terlihat kusam atau terlihat baret-baret. Biasa ditemukan pada botol-botol shampo,
sabun cuci baju dan cairan-cairan pembersih.
3. PVC (Polyvinyl Chloride)
Kuat, keras, bisa jernih, bentuk dapat diubah dengan pelarut, melunak pada
suhu 80°C. PVC adalah plastik yang paling sulit di daur ulang. Kandungan dari
PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk
ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal,
hati dan berat badan. Biasa di temukan pada pipa-pipa air.
4. LDPE (Low Density Polyethylene)

6
Mudah diproses, kuat, fleksibel, kedap air, permukaan berlilin, tidak jernih
tapi tembus cahaya, melunak pada suhu 70°C. LDPE biasa dipakai untuk tempat
makanan dan botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan kode #4 dapat di
daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat.
Barang dengan #4 bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk
tempat makanan
5. PP (PolyPropylene)
Keras tapi fleksibel, kuat, permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembus
cahaya, tahan terhadap bahan kimia, panas dan minyak, melunak pada suhu 140°C.
PP adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang berhubungan
dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum
dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik adalah biasa botol transparan
yang tidak jernih atau berawan. Cari simbol ini bila membeli barang berbahan
plastik. Ditemukan juga pada part-part elektronik
6. PS (Polystyrene)
Jernih seperti kaca, kaku, getas, buram, terpengaruh lemak dan pelarut,
mudah dibentuk, melunak pada suhu 95°C. Bahan Polystyrene bisa membocorkan
bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan
Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Selain tempat makanan, styrine
juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung.
Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika sudah melarang
pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk negara China. Biasa di
temukan pada rak-rak pada kulkas, part-part elektronik
7. PSE (Expanded Polystyrene)
Berbentuk busa, ringan, getas, kaku, biasanya berwarna putih.
8. Other - Lainnya (misalnya Polikarbonat)
Keras, jernih, tahan panas. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya
yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak
sistem hormon. Hindari bahan plastik Polycarbonate.

1.4 Macam-Macam Proses Cetak Plastik

Pencetakan plastik adalah proses penuangan plastik cair ke dalam cetakan,

7
sehingga ketika mengeras menghasilkan produk plastik dalam bentuk tertentu. Produk
hasil pencetakan plastik kemudian memiliki berbagai nilai guna yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan. Umumnya, terdapat 5 teknik pencetakan plastik yang dianggap
paling efektif dan populer, kelima teknik pencetakan plastik tersebut adalah pencetakan
ekstrusi, pencetakan kompresi, pencetakan tiup, pencetakan injeksi, dan pencetakan
rotasi.
1. Pencetakan Ekstrusi
Dengan metode ekstrusi, plastik leleh ditekan ke dalam rongga dengan bentuk
tertentu untuk menghasilkan bentuk plastik yang memanjang. Sebagai gambaran,
proses tersebut hampir serupa seperti mencetak adonan menjadi bentuk kue kering.
Hasil cetakan kemudian didinginkan sampai mengeras. Ketika menggunakan
metode ini, produk plastik yang dihasilkan akan memiliki bentuk dan panjang yang
sama. Contoh dari beberapa produk akhir dari metode pencetakan ekstrusi yakni
sedotan atau juga pipa PVC. Metode cetak yang satu ini cenderung rendah biaya
karena hanya membutuhkan alat cetak yang sederhana. Namun, kekurangan dari
metode ekstrusi adalah anda terbatas dalam memilih variasi bentuk produk plastik
yang mungkin dihasilkan.
2. Pencetakan Kompresi
Metode yang satu ini dilakukan dengan menuangkan plastik cair ke dalam
cetakan yang dipanaskan, lalu dikompresi sehingga menghasilkan bentuk plastik
yang diinginkan.
Penggunaan suhu panas dalam keseluruhan proses cetak kompresi berguna
untuk memastikan agar produk akhir memiliki karakter yang keras. Proses ini
biasanya diakhiri dengan tahap pendinginan, sehingga plastik tetap sesuai bentuk
akhir sebelum ditampas dan dikeluarkan dari cetakan. Metode kompresi adalah
metode yang paling efektif untuk menghasilkan komponen plastik pengganti
komponen metal. Alasannya, penggunaan suhu panas dalam metode ini
menghasilkan produk plastik dengan tingkat kekuatan dan ketahanan yang tinggi.
Sehingga, komponen plastik yang dihasilkan lewat metode kompresi layak untuk
menggantikan komponen dengan material yang lebih keras.
3. Pencetakan Tiup
Metode tiup menghasilkan produk plastik yang berongga dan cenderung tipis.

8
Metode yang satu ini ideal jika produk plastik yang dibutuhkan memerlukan
ketebalan dinding yang merata. Sebagai gambaran, metode cetak tiup plastik
hampir serupa dengan proses pembuatan kaca tiup. Pada metode ini, mesin
digunakan untuk memanaskan biji plastik sampai melunak, lalu udara ditiupkan ke
dalam rongga plastik seperti proses meniup balon. Plastik yang dialiri udara
kemudian membesar sehingga akhirnya menyentuh permukaan dalam cetakan.
Setelah balon plastik terbentuk, dilakukan proses pendinginan untuk menjaga
bentuk produk akhir.
Proses ini tidak membutuhkan waktu yang lama. Biasanya, metode cetak tiup
dapat memproduksi 1400 produk akhir hanya dengan 12 jam kerja. Metode cetak
tiup biasanya digunakan untuk membentuk botol plastik, drum plastik, dan tangki
bahan bakar. Jika Anda butuh memproduksi barang plastik dengan jumlah banyak,
maka metode ini dapat menjadi pilihan yang tepat karena cukup ekonomis dan
efisien.
4. Pencetakan Injeksi
Metode cetak injeksi hampir serupa dengan metode cetak ekstrusi. Keduanya
menjadi berbeda karena pada metode cetak injeksi, plastik leleh disuntikan
langsung ke dalam wadah cetakan khusus. Sedangkan pada metode ekstrusi, plastik
tidak melalui tahap pembentukan dengan wadah cetakan. Proses penyuntikan
dilakukan menggunakan tekanan tinggi agar cetakan bisa terisi penuh dan hasil
produk menjadi padat. Seperti metode cetak lainnya, plastik kemudian melalui
tahap pendinginan sebelum dilepas dari wadah cetakan.
Proses pencetakan injeksi ini hampir sama seperti ketika Anda membuat agar-
agar dengan cetakan dan didinginkan untuk mendapatkan bentuk akhir yang
diinginkan. Metode yang satu ini umum digunakan untuk menghasilkan tutup botol.
Biasanya metode ini dipilih ketika produk jadi yang diinginkan memiliki bentuk
yang cenderung lebih kompleks, sehingga dibutuhkan pula cetakan(mold) khusus.
Maka dari itu, biasanya pabrik membutuhkan tenaga ahli pembuat mold yang
dinamakan mold maker.
Ada banyak faktor yang perlu diperhatikan saat pembuatan mold. Mulai dari
bahan mold, bentuk mold, aliran pendingin pada sisi mold, bahkan di bagian mana
plastik cair perlu dimasukkan untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang

9
tinggi. Mengenai biaya, cetakan yang digunakan cenderung mahal karena harus
berbahan baja atau alumunium agar tahan lama dan kuat.
5. Pencetakan Rotasi
Metode ini dilakukan dengan cara menuangkan resin ke dalam cetakan yang
diputar dengan kecepatan tinggi. Resin cair tersebut kemudian akan menyelimuti
bagian dalam cetakan dengan merata sehingga menghasilkan produk plastik yang
berongga. Pembentukan produk plastik menggunakan metode cetak rotasi, cukup
efisien dalam segi material. Selain itu, metode ini juga menghasilkan pembuangan
yang cenderung lebih sedikit sehingga terbilang cukup ekonomis dan ramah
lingkungan. Metode cetak rotasi paling sering digunakan dalam pembuatan produk
berongga berukuran besar. Beberapa produk plastik yang bisa dihasilkan dengan
metode ini antara lain: tong sampah, kayak, traffic cone, sampai tangki air.

10
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Alat dan Bahan

1. Satu set peralatan cetak plastik 6. Cetakan


2. Bijih Plastik Polyethylene 7. Corong Plastik
3. Stopwatch
4. Sarung Tangan
5. Tang

2.2 Langkah Kerja

Dalam proses pencetakan plastik, ada beberapa tahapan yang harus diselesaikan
agar proses dapat berjalan sesuai keinginan. Berikut ini adalah beberapa tahapan proses
pencetakan plastic :
1. Persiapkan peralatan mesin untuk mencetak dan cetakan sesuai produk yang akan
dibuat.
2. Persiapan alat bantu salah satunya compressor.

3. Persiapkan bijih plastik yang akan dicetak.


Disini kita akan menggunakan jenis plastik PE (Polyethylene). Polyethylene
memiliki suhu leleh yang khas, dan suhu pemanasan harus sesuai untuk melelehkan
bahan ini sebelum diinjeksikan ke dalam cetakan.

11
4. Nyalakan mesin dengan memutar tombol ON

Tombol ON/OFF

5. Aturlah temperatur heater sesuai dengan titik leleh bahan produk yang akan dicetak.

6. Setelah dirasa panas maka pilihlah bentuk cetakan yang diinginkan dan bersihkan
sisa-sisa yang ada di dalam cetakan agar bersih dan siap pakai, sehingga tidak akan
terjadi kecacatan pada produk yang dihasilkan.
7. Pasanglah cetakan pada ragum, pastikan cetakan terpasang dengan sempurna dan
dicekam oleh ragum dengan kuat agar hasil produk tidak meluber keluar cetakan.

12
8. Masukkan bijih plastik pada silinder pemanas (Hopper)
9. Bersihkan ujung nozzle menggunakan penitik agar lelehan plastik yang keluar tidak
tersumbat oleh bekas lelehan plastik akibat pemakaian sebelumnya.
10. Tekan tuas untuk memasukkan nozzle kedalam sprue cetakan

11. Tekan kompressor untuk membantu penginjeksian


12. Mulailah melakukan pencetakan, untuk memulai pencetakan kita tekan tombol
hijau. Jangan lupa hitung waktu penginjeksian dengan menggunakan stopwatch

Tombol Injeksi

13
13. Setelah proses penginjeksian tunggulah sampai lelehan plastik membeku didalam
cetakan, hitunglah waktu pembekuan mengggunakan stopwatch
14. Setelah sekiranya plastik membeku, bukalah cekaman pada ragum dan buka
cetakan dengan perlahan. Lepaskan produk secara perlahan agar tidak terjadi
kerusakan.

2.3 Faktor-Faktor kegagalan Cetak Plastik

Kegagalan dalam proses cetak plastik bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
Berikut adalah beberapa faktor umum yang dapat menyebabkan kegagalan cetak plastik:
1. Kualitas Bahan Baku (Raw Material Quality): Bahan plastik yang digunakan harus
memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan untuk
produk akhir. Bahan yang buruk atau tidak sesuai dapat menyebabkan cacat pada
produk.
2. Desain Cetakan yang Tidak Tepat (Poor Mold Design): Cetakan harus dirancang
dengan baik agar sesuai dengan produk yang diinginkan. Kesalahan dalam desain
cetakan dapat mengakibatkan cacat atau kegagalan cetak.
3. Suhu dan Tekanan yang Tidak Tepat (Incorrect Temperature and Pressure): Suhu
dan tekanan yang digunakan dalam proses cetak plastik harus dikendalikan dengan
baik. Fluktuasi suhu atau tekanan yang tidak sesuai dapat menghasilkan produk
yang cacat.
4. Kelembaban (Moisture): Bahan plastik dapat menyerap kelembaban dari udara, dan
kelembaban yang berlebihan dalam bahan plastik dapat menyebabkan cacat seperti
gelembung udara dalam produk akhir.
5. Waktu Pemadatan yang Tidak Tepat (Insufficient Packing Time): Waktu yang
diperlukan untuk pemadatan bahan plastik dalam cetakan harus cukup. Jika terlalu

14
cepat dilepaskan, itu dapat menghasilkan produk dengan kepadatan yang tidak
merata.
6. Kecepatan Pengisian yang Tidak Tepat (Incorrect Fill Rate): Kecepatan pengisian
cetakan dengan bahan plastik harus disesuaikan dengan baik. Kecepatan yang
terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menghasilkan cacat pada produk.
7. Kontaminasi Cetakan (Mold Contamination): Kontaminasi pada permukaan
cetakan, seperti debu atau partikel asing, dapat menyebabkan cacat pada produk
cetakan plastik.
8. Overmolding (Over-Molding): Jika lebih banyak bahan plastik digunakan daripada
yang dibutuhkan, itu dapat menghasilkan produk yang cacat.
9. Perubahan Suhu Cepat (Rapid Temperature Changes): Perubahan suhu yang tiba-
tiba atau drastis dalam cetakan atau bahan plastik dapat menyebabkan tegangan
dalam produk dan potensial retakan atau cacat.
10. Penyusutan (Shrinkage): Plastik biasanya mengalami penyusutan saat mendingin.
Jika penyusutan tidak diperhitungkan dalam desain cetakan, produk akhir mungkin
tidak sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
11. Keausan Cetakan (Mold Wear): Pemakaian berulang cetakan dapat menyebabkan
keausan, yang dapat mempengaruhi kualitas cetakan plastik.
Pemahaman yang baik tentang faktor-faktor ini dan pengendalian yang ketat
dalam proses cetak plastik sangat penting untuk memastikan produk akhir memenuhi
standar kualitas yang diinginkan.

2.4 Hasil Praktikum

Waktu Waktu
No. Temperatur Injeksi Tekanan pendinginan Keterangan

1 120° 2,4 Detik 80 Psi 4 Detik Luber dan bergelembung


2 125° 2 Detik 70 Psi 6 Detik Sedikit bergelembung
Bagus, rata, dan tidak
3 130° 2 Detik 60 Psi 9 Detik
bergelembung
Rata dan sedikit
4 130° 2 Detik 50 Psi 10 Detik
bergelembung
5 155° 2 Detik 40 Psi 9 Detik Luber dan bergelembung

Dikarenakan polyethylene mempunyai titik leleh 120°-135° maka didalam

15
praktikum menggunakan temperatur sesuai dengan material properties bahan injeksi.
Ada 5 perlakuan dengan output bentuk yang sama, diantara 5 perlakuan ada yang
hasilnya baik dan tidak, berikut merupakan gambar hasil praktikum :
1. Percobaan ke-1

Hasilnya kurang begitu sempurna dikarenakan masih meluber, retakan, serta


bergelembung. Indikasi gagalnya adalah waktu injeksi yang terlalu lama serta
temperatur cetakan masih terlalu dingin sehingga banyak oksigen yang masih
terperangkap didalamnya. Ada bagian yang patah dikarenakan permukaan tidak rata
sehingga sulit untuk diambil dari cetakan.

2. Percobaan ke-2

Hasilnya kurang baik dengan permukaan yang tidak rata dan sedikit
bergelembung. Indikasi gagalnya dikarenakan cetakan masih terlalu dingin sehingga
banyak oksigen yang terperangkap sehingga membuat benda hasil injeksi tidak bisa
rata.

16
3. Percobaan ke-3

Hasilnya baik, rata dan tidak ada gelembung. Dengan temperatur 130° lama
injeksi 2 detik tekanan 60 Psi serta lama pendinginan 9 detik maka plastik jenis
polyethylene dapat dimanfaatkan secara maksimal dengan bentuk cetakan seperti
gambar diatas,

4. Percobaan ke-4

Hasilnya tergolong baik, namun tidak sebaik percobaan 3 dikarenakan masih ada
sedikit gelembung akibat temperatur cetakan terlalu dingin (ketika praktikum ada jeda
sedikit lebih lama dari percobaan 3 ke percobaan 4 dikarenakan penyetingan ulang
mesin)

17
5. Percobaan ke-5

Hasilnya tidak baik, meluber , dan permukaan tidak rata. Indikasi gagalnya adalah
ketika percobaan 4 ke 5 ada trouble pada heater mesin maka dilakukan penyetingan
ulang dengan menaikkan tempertur sampai 250 agar plastik dapat meleleh dengan
sempurna. Namun setelah penyetingan selesai suhu belum turun sesuai dengan harapan
yaitu 135° langsung dilakukan injeksi maka hasilnya luber banyak dan permukaan tidak
rata.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari prakatikum yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa:


1. Polyethylene (PE) memiliki titik leleh antara 120°-135°C
2. Injeksi molding dipengaruhi oleh temperatur, waktu injeksi, waktu pendinginan
serta cetakan
3. Adanya gelembung pada produk dikarenakan ada oksigen yang terperangkap pada
saat cetakan di isi oleh lelehan plastik yang diakibatkan oleh perbedaan suhu antara
rongga cetak dan lelehan plastik, sehingga udara dingin pada rongga cetak tidak
bisa keluar dari rongga cetak dan masuk kedalam plastik saat terjadi pembekuan.
4. Dari 5 kali percobaan yang paling baik hasilnya adalah percobaan ke 3 dengan
temperatur 130°, waktu injeksi 2 detik, tekanan 60 Psi, dan waktu pembekuan 9
detik.

3.2 Saran

Saat kegiatan praktikum berlangsung sebaiknya safety harus lebih diutamakan


serta adanya kejelasan SOP pengerjaan praktikum agar pelaku praktikum tidak
kebingungan. Serta sebaiknya diadakan evaluasi terkait pengerjaan setelah melakukan
praktikum.

19
DAFTAR PUSTAKA

Premana, A. (2008). Laporan Plastik.


SETIAWAN, F. A. (2021). PENGARUH TEMPERATURE PEMANAS TERHADAP
KUALITAS PRODUK PADA MESIN INJEKSI PLASTIK.
http://repository.upstegal.ac.id/id/eprint/4023
Widiastuti, H., Surbakti, S. E., Restu, F., Albana, M. H., & Saputra, I. (2019).
Identifikasi Cacat Produk Dan Kerusakan Mold Pada Proses Plastic Injection
Molding. Jurnal Teknologi Dan Riset Terapan (JATRA), 1(2), 76–80.
https://doi.org/10.30871/jatra.v1i2.1805

20

Anda mungkin juga menyukai