Diampuh Oleh:
DISUSUN OLEH :
FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keramik-gelas ditemukan entah bagaimana dengan tidak sengaja pada tahun 1953.
Sejak saat itu, banyak terbit makalah dan paten yang terkait dengan keramik-gleas dari
berbagi insititut riset, universitas dan perusahaan dari seluruh dunia.Keramik-gelas (juga
dikenal sebagai citrocerams, pyrocerams, vitroceramicos, vitroceramiques dan sittal)
diproduksi dengan kristalisasi terkontrol dari beberapa jenis gelas – yang umumnya
terbentuk karena adanya tambahan nukleasi.Ini bertolak belakang dengan kristalisasi
permukaan spontan, yang normalnya tidak diinginkan dalam produksi gelas.Mereka selalu
mengandung residu fase gelas dan satu atau lebih fase kristalin yang tertanam di dalamnya.
Kristanilitas bervariasi antara 0,5 dan 99,5 %, sebagian besar diantar 30 dan 70%.
Keramisasi yang terkontrol emberikan hasil susunan material dengan kombinasi sifat yang
menarik dan kadang2 tidak biasa.
Tidak seperti keramik sintered, keramik gelas bebas dari porositas. Namun, dalam beberapa
kasus gelembng atau pori terbentuk dari tahap terakhir kritalisasi.
Keramik-gelas mempunyai, pada prinsipnya, beberapa keuntungan
- Dapat diproduksi massal dengan berbagai teknik pembentukan gelas
- Memungkinkan untuk mendesain nanostruktur atau mikrostrukturnya untuk aplikasi
yang diinginkan
- Porositas yang sangat rendah atau bahkan tidak ada sama sekali
- Dimungkinkan untuk dikombinasikan dengan berbagai sifat yang diinginkan
Satu contoh dari keuntungan keempat adalah mengkombinasikan koefisiesn ekspansi
termal yang sangat rendah dengan transparansi dalam rentang panjang gelombang visible
untuk peralatan masak.Lainnya adalah mengkombinasikan kekuatan sangat tinggi dan
ketangguhan dengan kemampuan tembus cahaya, boikompatibilitas, keawetan kimia dan
kekerasan yang rendah untuk aplikasi dental. (Zanotto, Edgar Dutra. 2010)
1
BAB II
PEMBAHASAN
keramik-gelas adalah material polikristalin halus yang terbentuk ketika gelas (kaca)
dari komposisi yang sesuai diolah dengan panas dan mengalami controlled crystallization
ke energi yang lebih rendah, kondisi kristalin (crystalline state). Sangat penting untuk
mengembangkan poin-poin dari pernyataan ini pada keramik-gelas. Pertama-tama, hanya
komposisi gelas yang specific yang merupakan (precursors) yang cocok untuk keramik-
gelas: beberapa gelas terlalu stabil dan sulit dikristalkan, seperti jendela kaca biasa,
sementara jenis gelas yang lain mempunyai perilaku yang tidak dapat dikontrol yang
menyebabkan hasil mikrostruktur yang tidak diinginkan. Kedua, perlakuan pemanasan
sangat penting untuk (attainment) dari produk yang bisa diterima dan diproduksi uang.
Biasanya, keramik gelas tidak seluruhnya kristalin; biasanya mikrostrukturnya adalah
50 volume % sampai 95 volume % kristalin sedang sisanya adalah residu gelas. Satu atau
lebih fase kristalin mungkin terbentuk selama heat treatment dan komposisi mereka
biasanya berbeda dari (precursor) (induk/inang) gelas, ia mengikuti komposisi dari residu
gelas yang juga berbeda dari parent glass. Sifat mekanis dari keramik-gelas adalah superior
dari parent glass-nya. Sebagai tambahan, keramik-gelas mungkin menunjukkan sifat lain
yang berguna untuk aplikasi yang khusus, seperti yang diberikan oleh koefisien ekspansi
termal yang sangat kecil sekali dari beberapa komposisi dalam Li2O-Al2O3-SiO2 yang
cocok untuk aplikasi yang tahan terhadap kejutan panas.
(Boccaccini, tanpa tahun)
2.2 Struktur Keramik-Gelas
Kaca-keramik adalah bahan keramik yang dibentuk melalui pembentukan inti yang
dikontrol dan kristalisasi dari kaca. Kaca meleleh, direkayasa untuk bentuk, dan panasnya
dikonversi ke keramik agar didominasi oleh kristal. Dasar dari penngontrololan internal
kristalisasi terletak pada pembentukan inti yang efisien, yang memungkinkan
2
pengembangan biji-bijian yang halus, secara acak berorientasi umumnya tanpa void,
microcracks, atau porositas lainnya. Oleh karena itu proses kaca-keramik pada dasarnya
adalah proses termal yang sederhana, seperti digambarkan dalam gambar berikut ini :
Dari kaca menjadi kaca keramik :
(a)Inti Formasi
(b)Kristal Pertumbuhan pada Inti
(c)Kaca-Keramik Microstructure
3
4
2.3 Sifat Fisis dan Kimia Keramik-Gelas
Berikut ini beberapa jenis gelas-keramik berdasarkan sifat fisis dan kimianya:
1. Zerodur
Zerodur adalah keramik kaca yang diproduksi oleh Schott menggunakan proses yang
dikenal sebagai kristalisasi volume dikendalikan. Struktur berisi 7-78% dari tinggi kuarsa
mikro-crystallites 30-50 nm dalam ukuran. Hal ini menyebabkan produksi bahan yang
sangat seragam, isotropis dan homogen bahkan di blok besar. Ekspansi termal bahan
keramik kaca ini lebih rendah daripada ULE , merekam nilai 0 ± 0.10 x 10-6/K. Sifat fisik
dan kimia lain diringkas dalam tabel 2 di bawah ini :
Property* Value
Mechanical
Density 2.53 gm/cc
Hardness 620 Knoop
Modulus of Elasticity 13 x 106 psi
Poisson's Ratio 0.243
Electrical
Dielectric Constant 7.4 (@ 1 MHz)
Volume Resistivity 2x1013 ohm-cm
Thermal
Coefficient of Thermal Expansion 0.00 +/- 0.1 x 10-6/°C
Thermal Conductivity 1.43 W/mK
Specific Heat 0.80 cal/g °C
Maximum Working Temperature 600 °C
Optical
Index of Refraction 1.54
Transmission Band 0.3 - 2.5 Wavelength (microns)
2. Macor
Macor adalah Machinable kaca keramik putih, tidak berbau, bahan porselen-seperti
(dalam penampilan) terdiri dari sekitar 55% fluorophlogopite Mika dan 45% borosilicate
glas. Manfaat utama disediakan Macor adalah bahwa struktur bahan meskipun iscomposed
keramik kaca piring interlocking seperti Mika kristal dalam matriks kaca (Lihat gambar 2
di bawah ini) yang, tidak seperti keramik kaca lainnya dapat menjadi mesin dengan
5
menggunakan alat-alat kerja logam yang konvensional. Bahan yang dihasilkan selama
proses adalah serbuk halus kaca dan kristal. Sifat fisik dan kimia lain diringkas dalam tabel
3 di bawah ini :
Property* Value
Mechanical
Density 2.52 gm/cc
Hardness 250 Knoop
Modulus of Elasticity 9.7 x 106 psi
Electrical
Thermal
6
2.4 Proses Produksi Keramik-Gelas
Kaca-keramik sebagian besar diproduksi dalam dua langkah: Pertama, gelas dibentuk
oleh proses manufaktur kaca. Gelas didinginkan dan kemudian dipanaskan pada langkah
kedua. Dalam perlakuan panas ini kaca sebagian mengkristal. Dalam kebanyakan kasus
agen nukleasi ditambahkan ke komposisi dasar kaca-keramik. Agen nukleasi ini membantu
dan mengontrol proses kristalisasi. Karena biasanya tidak ada penekanan dan sintering,
kaca-keramik tidak memiliki pori-pori seperti sintered keramik. Berbagai macam sistem
kaca-keramik ada, misalnya, Li2O x Al2O3 x nSiO2-System (LAS-System), MgO x Al2O3
x nSiO2-System (MAS-System), ZnO x Al2O3 x nSiO2-System (ZAS -Sistem).
7
kimia bebas, (ΔGv, diantara fase gelas dan kristalin. Perpindahan dari atom/molekul
melintasi interface diaktifkan secara thermal dengan asosiasi energi aktifasi ΔGa.
Persamaan, mengandung ΔGvdan ΔGa, telah dikembangkan untuk kecepatan pertumbuhan
yang tergantung temperature dan bentuk dari kurva yang dihasilkan diberikan dari gambar
1a.
(Boccaccini, tanpa tahun)
Karena perlakuan panas dua tahap adalah konsekuensi dari overlap yang terbatas dari
kurva nucleation dan kecepatan pertumbuhan. Jika ada singgugan yang lebih luas dari
kurva-kurva kecepatan maka nucleation dan pertumbuhan dapat dilakukan pada satu tahap
perlakuan panas pada suhu TNG yang ditunjuggakn pada gambar 2.Kurva kecepatan, pada
bagian kurva kecepatan nucleation, sensitif terhadap komposisi dan dengan
8
memaksimalkan gelas komposisinya, dalam beberapa kasus, mungkin untuk mendapatkan
overlap yang diperlukan.
Dengan pemilihan agen pe-nukleasi yang bijaksana, dapat diperoleh sisem keramik-
gelas yang dikenal sebagai Silceram.
3. Metode petrurgic
Diketahui bahwa “Silceram” membuat sedikit perbedaan yang mana gelas dipanaskan
sampai TNG dari suhu ruang atau lelehan gelas didinginkan sampai TNG. Hal ini
mengembangkan produksi dari beberapa keramik-geas dengan mengontrol, biasanya
dengan pendinginan yang sangat lambat dari parent glass dari kondisi lelehan tanpa
menahan suhu intermediet. Dengan metode ini, berdasarkan literature terbaru sebagai
metode petrurgic, nukaltion dan pertumubuhan Kristal dapat terjadi pada saat pendinginan.
Metode konvensional yang dimodifikasi (satu tahap) dan metode petrurgic lebih ekonomis
dibanding metode konvensional (dua tahap)
3. Metode Tepung
9
memproduksi keramik-gelas yang padat dengan proses sintering yang kedua proses
densification dan kristaisasi dapat terjadi dengan cepat pada temperature yang sama. Yang
penting dari teknologi proses ini adalah sebanding dengan kompleksitas kinetiknya secara
teori yang telah dibahas dalam literature. Pengoptimalan dari komposisi dan suhu sintering
dapat membuat perbedadan mikrostruktur dan bahkan perbedaan fase kristalin,
dibandingkan dengan fase kristalin dari metode konvensional, dan juga perbedaan sifat dari
produknya. Tekanan yang dibutuhkan dalam metode densification seperti hot pressing dan
HIPping dapat juga berhasil diaplikasikan untuk produksi keramik-gelas dari tepung.
Gambar 1. Kurva hubungan temperature dan laju nucleation and growth dan terhadap
waktu (Boccaccini, tanpa tahun)
10
- Whitewares
c. Refraktori
- Fireclay
- Silika
- Basic
- Special
d. Abrasives
e. Semen (cements)
f. Advanced ceramics
Kaca adalah salah satu bagian dari keramik yang sering kita jumpai, seperti : botol,
lensa, layar elektronik, dan banyak lainnya. Struktur atom dari kaca adalah silika nonkristal,
khususnya CaO, Na2O, K2O, dan Al2O3, yang berpengaruh pada sifat kaca.
Proses merubah struktur atom material dari keadaan nonkrtistalin menjadi kristalin
dengan perlakuan panas atau temperatur ang tinggi disebut kristalisasi. Kebanyakan kaca
anorganik dapat dibuat dengan merubah strukturnya dengan cara kristalisasi, produk
material dengan tingakatan yang baik sering disebut glass-ceramics. Contoh :
Sifat dan aplikasi glass-ceramics Karakteristik glass-ceramics: kekuatan mekanik
relativ tinggi; pada termal ekspansi koefisien rendah (untuk menghindari thermal shock);
sifat dielektrik baik digunakan untuk pembungkus elektronik. Beberapa glass-ceramics
wujudnya transparan dan diantara sifatnya getas.
Keramik jenis ini biasanya diaplikasikan pada perkakas dapur, alat makan dan
minum, rangetops, dan oven windows, itu semua karena material ini kuat dan tahan
terhadap thermal shock, juga sebagai insulator listrik, substrat untuk bagian sirkuit cetakan,
dan untuk pertukaran panas juga regenerator.
Pembuatan dan pemrosesan kaca dan glass-keramik
Sifat kaca
Pada skala viskositas beberapa poin penting yang spesifik pembuatan dan pemrosesan kaca:
11
1. Titik lebur (melting point) sesuai dengan temperatur dimana viskositasnya 10 Pa-s (100
P)
2. Titik kerja (working point) temperatur menunjukan dimana viskositasnya 1000 Pa-s
(10000 P); kaca mudah merubah bentuk pada viskositas ini.
3. Softening point viskositasnya 4x1000000 Pa-s , temperatur maksimum dimana bagian
kaca di luar kendali karena dimensi alterasi yang signifikan.
4. Annealing point dimana viskositasnya 10^12 Pa-s; temperatur ini, difusi atomik cukup
cepat menyebabkan sisa stress, menghilangkannya selama 15 menit.
5. Strain point seseuai temperatur dimana viskositasnya menjadi 3x10^13 Pa-s
temperaturnya dibawah strain point, keretakan akan terjadi sebelum permukaan plastik
deformasi. Transisi kaca diatas strain point.
Pembentukan kaca
Ada 4 metode pembuatan produk kaca: pressing, blowing, drawing, dan fiber forming.
- Pressing digunakan dalam pembuatannya untuk material yang relativ thick-walled
seperti plate dan dishes.
- Blowing dilakukan menggunakan tangan, biasanya berbentuk karya seni. Seperti kendi,
botol, dan bola lampu.
- Drawing digunakan dalam pembentukan bagian panjang kaca seperti lembaran,
rod, tubing, dan fiber dimana bagian yang melintang konstan.
- Fiber digunakan dengan drawing kaca yang di lebur antara lubang mulut yang kecil
pada chamber base.
Pembentukan kaca
Ada 4 metode pembuatan produk kaca: pressing, blowing, drawing, dan fiber forming.
Perlakuan panas pada kaca
Annealing
Ketika material keranik di dinginkan dari temperatur yang tinnggi, internal stress,,
dinamakan termal stress, memperkenalkan hasil yang berbeda dalam tingkat pendinginan
dan kontraksi termal antara permukaan dan bagian interior. Termal stress penting dalam
12
brittle ceramic, seperti kaca, selama kaca itu material lemah dalam wadah yang ekstrem,
maka akan mudah retak dimana itu disebut thermal shock.
Glass tempering
Kekuatan pada bagian kaca mungkin diperbesar oleh kesengajaan penekanan induksi
residual tegangan bagian muka. Ini dapat diselesaikan oleh prosedur perlakuan panas yang
dinamakan “thermal tempering”
Kegagalan pada suatu material keramik selalu disebabkan karena pemberasan retakan
pada bagian muka disebabbkan karena kekuatan tarik berlebih.
Fabrication dan perlakuan panas pada keramik-kaca
Pertama-tama yang dilakukan untuk membuat fabrication dari keramik-kaca adalah
dibentuk menjadi bentuk sesuai yang di inginkan. Teknik pembentukan ini menggunakan
cara yang sama untuk bagian-bagian kaca.
Fabrication dan proses produksi lempung
Karateristik pada lempung
Mineral lempung bagian sangat penting dalam baian badan keramik. Pertama, saat
penambahan air, lempung menjadi plastis,kondisi ini di sebut hydroplasticity. Pada sisi
lain,
13
mengeras. Sedangkan pada Gelas-Keramik hampir sama dengan proses pembuatan gelas,
perbedaannya terletak ketika selesai dibentuk gelas tidak langsung didinginkan tetapi
ditambahkan agen nukleosasi agar structure atom pada gelas terkristalisasi minimal 50%.
Hal ini lah yang menyebabkan Gelas-Keramik tidak mudah pecah dan lebih tahan panas
terhadap gelas biasa.
14
kerapatan setelah sintering sebesar 1,861 g.cm” diperoleh pada penekanan silinder limbah
pada kekuatan 6,33 ton.
PENDAHULUAN
Limbah radioaktif adalah semua zat radioaktif yang tidak digunakan lagi, serta bahan-bahan
bekas dan alat-alat yang terkontaminasi zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena
operasi nuklir yang juga tidak digunakan lagi. Limbah radioaktif dapat berbentuk gas, cair,
dan padat (1).
Limbah radioaktif gas “berasal dari udara yang keluar dari reaktor nuklir melalui cerobong-
cerobong asap, filter, dan penguapan bahan radioaktif. Limbah ini mengandung unsur-
unsur radioaktif seperti Kr, 'H, dan 5'1. Limbah radioaktif cair berasal dari sistem ekstraksi
tahap awal dari pengolahan ulang bahan bakar nuklir bekas dan proses iradiasi bahan bakar,
sedangkan limbah radioaktif padat berasal dari tambang dan pabrik penghancuran bijih
uranium, thorium, lumpur, dan tangki penyimpanan yang mengandung limbah padat dan
dari peralatan yang sudah terkontaminasi .
Limbah radioaktif perlu dikelola secara khusus. Tujuan umum dari pengelolaan limbah
radioaktif adalah membuat dosis radiasi yang diterima manusia serendah mungkin sehingga
dalam setiap keadaan dosis yang diterima tidak melebihi dosis maksimum tahunan yang
diperkenankan, maka hanya beberapa limbah saja yang
perlu mendapat perhatian khusus, yaitu limbah yang memiliki waktu paro panjang dan
aktivitasnya tinggi dengan cara mengungkung dengan bahan-bahan yang kuat dan tahan
lama (2).
Salah satu limbah radioaktif ialah stronsium-90, berasal dari limbah instalas: nuklir sebagai
hasil fisi uranium bahan bakar reaktor nuklir, baik reaktor riset, reaktor produksi isotop,
maupun reaktor daya. Unsur “0S, berumur paro 28,1 tahun bila masuk ke dalam tubuh
15
manusia akan berkelakuan seperti kalsium (unsur golongan IIA) mengumpul dalam tulang
(bone seeker) dan menjadi sumber radiasi internal bagi tubuh
dalam waktu lama, yang dapat menimbulkan efek somatis, seperti kanker tulang, tumor.
dan leukimia. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengolah limbah radioaktif
”'Sr dengan baik dan benar.
Stronsium (Sr) adalah logam alkali tanah (golongan IIA) dengan nomor atom 38, berat
atom rata-rata stronsium stabil adalah 87,62 sma. Sifat kimia stronsium mirip logam alkali
tanah terutama kalsium dan barium. Dalam temperatur kamar stronsium berbentuk padat,
berwarna putih perak, mempunyai titik lebur 771 PC, titik didih 1366 "C, dan titik uap
1384 "C. Unsur stronsium mempunyai beberapa macam isotop : Sr, "Sr, 3G, Sr, "3G, Soe
"7G, gr, 2S, Sr, "Sr, 225, 3, AS, 2S, dan "Sr,
Isotop stronsium (“'Sr) merupakan radionuklida dengan waktu paro panjang, yaitu 28
tahun. Sedangkan isotop-isotop yang lain waktu paronya beberapa detik sampai beberapa
hari. Stronsium-90 yang memiliki diameter atom 3,82 A merupakan radionuklida pemancar
beta murni dengan energi sebesar 1,18 watt/kcuri dan bersifat mengendap di dalam tubuh
dengan waktu paro biologis di dalam tulang 50 tahun.
Stronsium-90 masuk ke dalam tubuh manusia melalui dua cara, yaitu penelanan (ingestion),
masuk lewat dalam rantai makanan manusia dan penghirupan (inhalation) yaitu partikel-
partikel debu radioaktif yang terhirup oleh manusia melalui pernafasan, kemudian
mengendap dalam tubuh sebagai sumber radiasi internal. Stronsium-90 pada sistem
metabolisme tubuh akan terkumpul dalam sumsum tulang
merah (red bone morrow) dan akan merusak produksi sel-sel darah merah. Efek radiasi
yang dapat ditimbulkan adalah kanker tulang, tumor, dan leukemia, Efek genetik tidak
terlihat karena ”'Sr tidak terkumpul dalam organ-organ reproduksi (3).
Radionuklida “'Sr dihasilkan dari operasi bahan bakar reaktor nuklir, pembuangan limbah
radioaktif, jatuhan debu radioaktif, dan percobaan peledakan nuklir. Stronsium ”? adalah
produk fisi uranium-233 (SU), uranium-235 (“'U), dengan neutron termal. Stronsium-90
16
terjadi dari proses meluruhnya kripton-90 (“0Kr). Hampir 5 Yo (yield) dan hasil fisi
menghasilkan "Kr berwaktu paro pendek kemudian menjadi-rubidium-90 (“"Rb) dengan
memancarkan sinar beta negatif.
Zeolit adalah kristal aluminosilikat terhidrasi dengan kation-kation alkali dan alkali tanah,
memiliki struktur-struktur kerangka tiga dimensi dengan rongga-rongga berdiameter (3-10)
A. Bagian dasar pembentuk zeolit adalah silikat SiOs” dan aluminat AlO4” yang
mempunyai bentuk tetrahedral. Tetrahedral-tetrahedral kemudian saling berikatan
membentuk sudut yang dihubungkan atom oksigen.
a. Permukaan berpori.
b. Dapat melakukan pertukaran ion alkalinya dengan ion-ion lain.
c. Bersifat penjerap (adsorbent).
d. Dapat digunakan sebagai katalis dalam proses pengolahan minyak bumi.
e. Merupakan kristal yang lunak.
f. Variasi berat jenis rata-rata adalah 2 sampai 2,4.
g. Molekul air yang dikandungnya dapat dilepaskan dengan pemanasan.
Rumus umum zeolit adalah My, ((AbO5)x(SiO2),)zH:O, gugus Mus merupakan kation
penetral dengan valensi n dan dapat dipertukarkan, ((A-O:)x(SiO2),3 sebagai gugus
kerangka aluminosilika, dan zH,O sebagai gugus air.
Komponen non rangka zeolit lainnya adalah air yang mengisi rongga-rongga dan celah-
celah rangka serta dapat dihilangkan dengan pemanasan sampai temperatur
450'C. Pemanasan atau dehidrasi ini tidak mengubah struktur rangka dan posisi kation.
Apabila air terurai pada proses pemanasan, rongga-rongga kristal zeolit akan mengembang
membentuk celah-celah yang siap mengabsorpsi gas atau cairan.
Zeolit memisahkan molekul berdasarkan ukuran molekul relatif terhadap ukuran struktur
zeolit. Sebagai penyerap, permukaan zeolit menunjukkan daya tarik terhadap air dan
17
molekul polar lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya senyawa polar seperti kation atau
anion dalam rongga kristalnya dan medan elektrik atom Al di pusat rangka tetrahedral.
Zeolit mempunyai sifat khas, apabila mengalami dehidrasi kristal, zeolit akan membentuk
rongga-rongga yang saling berhubungan dan membentuk satu sampai tiga arah seperti
sangkar. Fungsi dehidrasi adalah untuk mempertinggi aktifitas zeolit sebagai bahan
penjerap. Kemampuan zeolit dalam mengikat dapat dilihat dari bentuk struktur saringan
pada zeolit, dengan bentuk ini zeolit dapat memisahkan molekul- molekul berdasarkan
ukuran dan konfigurasinya.
Atom aluminium (Al) dalam gugus tetrahedral bermuatan negatif satu karena dalam
kerangka zeolit atom Al bervalensi tiga harus mengikat empat atom oksigen (O) yang lebih
elektronegatif. Setiap Al dalam kerangka zeolit selalu diikuti oleh satu kation Na" sebagai
penetral. Keadaan seperti ini yang menyebabkan zeolit dapat bersifat sebagai penukar ion
(ion exchange),
zeolit dan diikat oleh sisi aktif zeolit pada permukaan zeolit, sedangkan sebagian lain
akan menuju pori-pori zeolit. Pada akhirnya diikat oleh sisi aktif rongga dalam pori- pori
tersebut. Reaksi pengikatan ini terjadi karena gaya elektromagnetik antara "Sr yang positif
dengan sisi aktif zcolit yang bermuatan negatif.
Salah satu jenis gelas-keramik yang dapat dibuat adalah gelas-keramik lithium alumina
silikat dari mineral zeolit. Zeolit yang kaya dengan berbagai oksida gelas seperti AO: (410
18
Yo) dan SiO» (& 70 Yo) dengan ditambahi senyawa lithium sulfat monohidroksida
(LiSO,.H2O), maka komposisi zeolit akan mendekati bahan gelas- keramik LAS dan
berpotensi sebagai bahan baku pembuatan gelas-keramik LAS tersebut. Kelebihan gelas-
keramik LAS adalah koefisien ekspansi panas yang rendah sehingga tahan secara mekanik
dan kimiawi. Kristal yang mendominasi dalam gelas- keramik LAS adalah 2 -spodumene
(Li)O0.Al/034SiO»)) dan £ -eucryptite (L5O.A50: 25iO:) (31.
Pembuatan gelas dibentuk melalui proses vitrivikasi yang meliputi pencampuran limbah
dengan bahan gelas, pemanasan, dan pendingin produk. Proses ini dilakukan pada
temperatur antara 800”C sampai dengan 1200"C.
Selanjutnya untuk mengetahui kualitas sifat mekanik dari gelas-keramik perlu dilakukan uji
tekan dengan mensimulasi pola pembebanan yang akan dialami oleh material pada kondisi
operasi. Agar hasil pengujian dapat dibandingkan maka dimensi dari benda uji dan metode
pemberian beban dilakukan standarisasi. Pengujian tekan dilakukan dengan memberi beban
tekan pada bahan uji berbentuk silinder secara kontinu. Ketika bahan uji diberi pembebanan
perubahan gaya (F) diukur dan dicatat. Perubahan panjang diukur seiring dengan
pembebanan. Tegangan aksial (Oo) bahan uji
Simbol & sebagai tegangan aksial dalam kg/ cm', F sebagai kekuatan pembebanan dalam
kg dan A sebagai luas muka bahan uji dalam cm'. Pencetakan silinder limbah dengan
penekanan yang semakin besar akan menghasilkan silinder limbah dengan densitas yang
tinggi sehingga kuat tekan silinder limbah semakin baik.
a. Pengenceran atau dispersi, prinsip ini diterapkan pada limbah yang aktivitasnya
rendah dengan pengenceran 10 kali sebelum dibuang ke lingkungan terisolasi.
€, Pemadatan, solidifikasi, atau imobilisasi, digunakan untuk limbah dengan volume besar.
19
Imobilisasi adalah mengubah limbah gerak menjadi limbah diam untuk mengurangi
kemampuan pindah (migrasi) atau menyebar (dispersi) radionuklida yang ada dalam limbah
karena proses penyimpanan, pengangkutan, dan pembuangan. Tujuan imobilisasi adalah
agar kontaminan radionuklida yang ada dalam konsentrat endapan tidak dapat terekstrak
kembali ke air sehingga dapat menyebar ke lingkungan manusia dan hewan f1).
Proses pemadatan limbah radioaktif cair diendapkan oleh resin penukar ion, pengendap
kimia, atau diuapkan (evaporasi). Kerak yang tertinggal dikumpulkan dan dimampatkan.
Limbah radioaktif gas, yang berada di almari asam, glove box, atau hot cell ditangkap
dengan filter penjerap (adsorbent).
Zeolit yang kaya akan berbagai oksida gelas seperti alumina-silikat, bila ditambah bahan
pembentuk gelas seperti lithium dan dipanaskan pada temperatur tinggi dapat berubah fase
menjadi gelas-keramik lithium alumina silikat. Diharapkan dalam fase gelas-keramik ini
"'Sr dengan bahan-bahan gelas sehingga didapatkan
silinder limbah gelas-keramik yang kuat secara mekanik maupun kimiawi (4).
ATA KERJA
Bahan
Alat
20
Timbangan merk Sartorius BP 310 S kapasitas 310 gram, alat cetak silinder limbah dari
besi, diameter 2 cm dan tinggi 4 cm, alat tekan cetak, dengan skala (1-8) ton: tungku
pemanas Carbolite 1600 "C, alat pengayak 200 mesh, alat uji tekan SFM-30 buatan United
Calibration Corp.
Cara kerja
1. Pembuatan limbah simulasi stronsium Limbah simulasi dibuat dengan cara melarutkan
kristal Sr(NO:)» sebanyak 0,241 gram pada satu liter akuades untuk mendapatkan
konsentrasi 100 ppm. Kemudian dilakukan pengenceran sampai didapat konsentrasi 8
ppm.
2. Penjerapan limbah oleh zeolit Penjerapan dilakukan dengan metode rotared batch,
yaitu zeolit dan limbah
diletakkan pada wadah yang berputar secara konstan. Kemudian diambil filtratnya tiap (20,
40, 60, 80, 120, 180, 300, dan 700) menit, kemudian dianalisis dengan AAS.
kund
21
Komposisi perbandingan antara zeolit sebagai penjerap limbah Sr dan bahan-bahan gelas
sbb. (3):
Penyerapan limbah stronsium-90 sebanyak 8 ppm oleh zeolit sampai setimbang dengan
cara rotared batch. Perbandingan berat zeolit dan volume limbah stronsium adalah | gram
zeolit untuk 20 mL limbah. Efluen hasil penjerapan dianalisis kandungan stronsiumnya
dengan atomic absorption spectrophotometer (AAS). Hasil dari AAS didapat sebagai
berikut :
Pada Tabel 1 menunjukkan waktu penyerapan filtrat limbah stronsium pada 20 menit
pertama telah mencapai maksimum dengan efisiensi penjerapan 10046. Ini berarti zeolit
dengan ukuran lolos 200 mesh telah mencapai setimbang dalam menjerap limbah stronsium
pada 20 menit pertama, sedangkan perpanjangan waktu sampai 700
22
Pencetakan silinder limbah dan rapat curah Zeolit yang telah digunakan untuk menjerap
limbah stronsium ditambahi bahan- bahan pembentuk gelas dan dipanaskan pada
temperatur 1200 "C, kemudian
dibubukkan sampai lolos 200 mesh. Setelah menjadi bubuk dicetak menjadi silinder
limbah dengan beban penekanan 1,58 ton: 3,17 ton, 4,/5 ton, dan 6,33 ton, kemudian
ditimbang beratnya untuk mengukur rapat curah, kemudian dibuat grafik seperti Gambar 2.
Gambar 2. Grafik hubungan beban penekanan dengan rapat curah sebelum sintering
Gambar 2 memperlihatkan hubungan antara variasi beban penekanan dengan rapat curah
sebelum disinter, bahwa semakin besar beban yang diberikan saat pencetakan silinder
limbah harga rapat curah-nya semakin besar. Dari penelitian ini nilai rapat curah terbaik
didapatkan pada silinder limbah dengan beban penekanan 6,33 ton, yaitu 1,798 ton.
Gambar 3. Grafik hubungan beban penekanan dengan rapat curah setelah sintering
23
Gambar 3 menunjukkan bahwa hubungan antara variasi beban penekanan dengan rapat
curah setelah sintering masih sama dengan pola hubungan sebelum sintering, yaitu semakin
besar beban penekanan, maka semakin besar pula rapat curah yang dihasilkan. Pada
penelitian ini nilai rapat curah terbaik yang didapatkan setelah disinter adalah 1,861 pada
penekanan 6,33 ton.
Penekanan yang maksimal membuat bubuk akan mengatur sedemikian rupa untuk menahan
tekanan tersebut sehingga porositas diantara butir bubuk menjadi kecil. Dengan demikian
volume solid dan volume rongga antara butir menjadi kecil untuk
Gambar 4. Menunjukkan bahwa rapat curah sesudah sintering mengalami kenaikan bila
dibandingkan sebelum sintering. Gejala kenaikan ini karena panas yang
padat-padat dan terbentuk struktur yang lebih kompak karena ada semacam ikatan
24
padat yang terbentuk di antara butir-butir bubuknya.
Berdasarkan Gambar 5 terlihat bahwa nilai kuat tekan semakin meningkat dengan semakin
besar beban penekanan yang diberikan pada silinder limbah. Hal ini karena semakin kuat
penekanan, maka silinder limbah akan semakin kompak. Dari sampel uji penelitian ini,
nilai kuat tekan terbaik didapatkan sebesar 48,177 Mpa pada
KESIMPULAN
Rapat curah silinder limbah gelas keramik meningkat dengan kenaikan beban penekanan
saat pencetakan. Proses penyinteran dapat menaikkan rapat curah dari 1,450 sampai dengan
3,50Y4. Hasil uji tekan silinder limbah gelas keramik memperlihatkan bahwa semakin
besar beban penekanan, maka semakin besar pula kuat tekannya. Nilai kuat tekan terbaik
pada penelitian ini sebesar 48,117 Mpa dan
kerapatan setelah disinter sebesar 1,861 g.cm” didapat pada penekanan 6,33 ton.
BAB III
PENUTUP
25
Kesimpulan
keramik-gelas adalah material polikristalin halus yang terbentuk ketika gelas (kaca) dari
komposisi yang sesuai diolah dengan panas dan mengalami controlled crystallization ke
energi yang lebih rendah, kondisi kristalin (crystalline state). Kaca-keramik adalah
bahan keramik yang dibentuk melalui pembentukan inti yang dikontrol dan kristalisasi dari
kaca. Kaca meleleh, direkayasa untuk bentuk, dan panasnya dikonversi ke keramik agar
didominasi oleh kristal. Dari kaca menjadi kaca keramik :
- Inti Formasi
- Kristal Pertumbuhan pada Inti
- Kaca-Keramik Microstructure
jenis gelas-keramik berdasarkan sifat fisis dan kimianya:
- Zerodur
- Macor
Terdapat Jalur Proses Produksi Keramik-Gelas dan juga aplikasi pada material keramik
kaca (glass)
Daftar Pustaka
26
Boccaccini, A.R, R.D Rawlings dan J.P Wu. Tanpa tahun.GLASS-CERAMICS: THEIR
PRODUCTION FROM WASTES. A REVIEW.London : Imperial College London,
United Kingdom.
https://spiral.imperial.ac.uk/bitstream/10044/1/34/1/Glass-ceramics%20their%20production
http://jurnal.batan.go.id/index.php/jstni/article/view/1721
http://nurmanbloggue.blogspot.com/2015/11/aplikasi-dan-pemrosesan-bahan-keramik.html
27
28