Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH Material keramik

Klasifikasi keramik Kaca (gelas)

Diampuh Oleh:

Shinta Marito Siregar, M.Si

DISUSUN OLEH :

Ayu Amalya Rahma (0705172029)


Mutiah Lubis (0705172038)
Niswatun Nadra Lubis (0705173088)

FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keramik-gelas ditemukan entah bagaimana dengan tidak sengaja pada tahun 1953.
Sejak saat itu, banyak terbit makalah dan paten yang terkait dengan keramik-gleas dari
berbagi insititut riset, universitas dan perusahaan dari seluruh dunia.Keramik-gelas (juga
dikenal sebagai citrocerams, pyrocerams, vitroceramicos, vitroceramiques dan sittal)
diproduksi dengan kristalisasi terkontrol dari beberapa jenis gelas – yang umumnya
terbentuk karena adanya tambahan nukleasi.Ini bertolak belakang dengan kristalisasi
permukaan spontan, yang normalnya tidak diinginkan dalam produksi gelas.Mereka selalu
mengandung residu fase gelas dan satu atau lebih fase kristalin yang tertanam di dalamnya.
Kristanilitas bervariasi antara 0,5 dan 99,5 %, sebagian besar diantar 30 dan 70%.
Keramisasi yang terkontrol emberikan hasil susunan material dengan kombinasi sifat yang
menarik dan kadang2 tidak biasa.
Tidak seperti keramik sintered, keramik gelas bebas dari porositas. Namun, dalam beberapa
kasus gelembng atau pori terbentuk dari tahap terakhir kritalisasi.
Keramik-gelas mempunyai, pada prinsipnya, beberapa keuntungan
- Dapat diproduksi massal dengan berbagai teknik pembentukan gelas
- Memungkinkan untuk mendesain nanostruktur atau mikrostrukturnya untuk aplikasi
yang diinginkan
- Porositas yang sangat rendah atau bahkan tidak ada sama sekali
- Dimungkinkan untuk dikombinasikan dengan berbagai sifat yang diinginkan
Satu contoh dari keuntungan keempat adalah mengkombinasikan koefisiesn ekspansi
termal yang sangat rendah dengan transparansi dalam rentang panjang gelombang visible
untuk peralatan masak.Lainnya adalah mengkombinasikan kekuatan sangat tinggi dan
ketangguhan dengan kemampuan tembus cahaya, boikompatibilitas, keawetan kimia dan
kekerasan yang rendah untuk aplikasi dental. (Zanotto, Edgar Dutra. 2010)

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Sejarah Keramik-Gelas

keramik-gelas adalah material polikristalin halus yang terbentuk ketika gelas (kaca)
dari komposisi yang sesuai diolah dengan panas dan mengalami controlled crystallization
ke energi yang lebih rendah, kondisi kristalin (crystalline state). Sangat penting untuk
mengembangkan poin-poin dari pernyataan ini pada keramik-gelas. Pertama-tama, hanya
komposisi gelas yang specific yang merupakan (precursors) yang cocok untuk keramik-
gelas: beberapa gelas terlalu stabil dan sulit dikristalkan, seperti jendela kaca biasa,
sementara jenis gelas yang lain mempunyai perilaku yang tidak dapat dikontrol yang
menyebabkan hasil mikrostruktur yang tidak diinginkan. Kedua, perlakuan pemanasan
sangat penting untuk (attainment) dari produk yang bisa diterima dan diproduksi uang.
Biasanya, keramik gelas tidak seluruhnya kristalin; biasanya mikrostrukturnya adalah
50 volume % sampai 95 volume % kristalin sedang sisanya adalah residu gelas. Satu atau
lebih fase kristalin mungkin terbentuk selama heat treatment dan komposisi mereka
biasanya berbeda dari (precursor) (induk/inang) gelas, ia mengikuti komposisi dari residu
gelas yang juga berbeda dari parent glass. Sifat mekanis dari keramik-gelas adalah superior
dari parent glass-nya. Sebagai tambahan, keramik-gelas mungkin menunjukkan sifat lain
yang berguna untuk aplikasi yang khusus, seperti yang diberikan oleh koefisien ekspansi
termal yang sangat kecil sekali dari beberapa komposisi dalam Li2O-Al2O3-SiO2 yang
cocok untuk aplikasi yang tahan terhadap kejutan panas.
(Boccaccini, tanpa tahun)
2.2 Struktur Keramik-Gelas

Kaca-keramik adalah bahan keramik yang dibentuk melalui pembentukan inti yang
dikontrol dan kristalisasi dari kaca. Kaca meleleh, direkayasa untuk bentuk, dan panasnya
dikonversi ke keramik agar didominasi oleh kristal. Dasar dari penngontrololan internal
kristalisasi terletak pada pembentukan inti yang efisien, yang memungkinkan

2
pengembangan biji-bijian yang halus, secara acak berorientasi umumnya tanpa void,
microcracks, atau porositas lainnya. Oleh karena itu proses kaca-keramik pada dasarnya
adalah proses termal yang sederhana, seperti digambarkan dalam gambar berikut ini :
Dari kaca menjadi kaca keramik :
(a)Inti Formasi
(b)Kristal Pertumbuhan pada Inti
(c)Kaca-Keramik Microstructure

Berikut ini adalah gambar microstructure gelas-keramik

3
4
2.3 Sifat Fisis dan Kimia Keramik-Gelas

Berikut ini beberapa jenis gelas-keramik berdasarkan sifat fisis dan kimianya:

1. Zerodur
Zerodur adalah keramik kaca yang diproduksi oleh Schott menggunakan proses yang
dikenal sebagai kristalisasi volume dikendalikan. Struktur berisi 7-78% dari tinggi kuarsa
mikro-crystallites 30-50 nm dalam ukuran. Hal ini menyebabkan produksi bahan yang
sangat seragam, isotropis dan homogen bahkan di blok besar. Ekspansi termal bahan
keramik kaca ini lebih rendah daripada ULE , merekam nilai 0 ± 0.10 x 10-6/K. Sifat fisik
dan kimia lain diringkas dalam tabel 2 di bawah ini :
Property* Value
Mechanical
Density 2.53 gm/cc
Hardness 620 Knoop
Modulus of Elasticity 13 x 106 psi
Poisson's Ratio 0.243
Electrical
Dielectric Constant 7.4 (@ 1 MHz)
Volume Resistivity 2x1013 ohm-cm
Thermal
Coefficient of Thermal Expansion 0.00 +/- 0.1 x 10-6/°C
Thermal Conductivity 1.43 W/mK
Specific Heat 0.80 cal/g °C
Maximum Working Temperature 600 °C
Optical
Index of Refraction 1.54
Transmission Band 0.3 - 2.5 Wavelength (microns)

2. Macor
Macor adalah Machinable kaca keramik putih, tidak berbau, bahan porselen-seperti
(dalam penampilan) terdiri dari sekitar 55% fluorophlogopite Mika dan 45% borosilicate
glas. Manfaat utama disediakan Macor adalah bahwa struktur bahan meskipun iscomposed
keramik kaca piring interlocking seperti Mika kristal dalam matriks kaca (Lihat gambar 2
di bawah ini) yang, tidak seperti keramik kaca lainnya dapat menjadi mesin dengan

5
menggunakan alat-alat kerja logam yang konvensional. Bahan yang dihasilkan selama
proses adalah serbuk halus kaca dan kristal. Sifat fisik dan kimia lain diringkas dalam tabel
3 di bawah ini :

Property* Value
Mechanical
Density 2.52 gm/cc
Hardness 250 Knoop
Modulus of Elasticity 9.7 x 106 psi

Flexural Strength 15 kpsi

Compressive Strength 50 kpsi

Fracture Toughness 1.53 MPa m1/2

Electrical

Dielectric Strength 785 ac V/mil

Dielectric Constant 6.03 (@ 1 MHz)

Volume Resistivity > 1014 ohm-cm

Thermal

Coefficient of Thermal Expansion 9.4 x 10-6/°C

Thermal Conductivity 1.46 W/mK

Specific Heat 0.19 cal/g °C

Maximum Working Temperature 1000 °C

6
2.4 Proses Produksi Keramik-Gelas

Kaca-keramik sebagian besar diproduksi dalam dua langkah: Pertama, gelas dibentuk
oleh proses manufaktur kaca. Gelas didinginkan dan kemudian dipanaskan pada langkah
kedua. Dalam perlakuan panas ini kaca sebagian mengkristal. Dalam kebanyakan kasus
agen nukleasi ditambahkan ke komposisi dasar kaca-keramik. Agen nukleasi ini membantu
dan mengontrol proses kristalisasi. Karena biasanya tidak ada penekanan dan sintering,
kaca-keramik tidak memiliki pori-pori seperti sintered keramik. Berbagai macam sistem
kaca-keramik ada, misalnya, Li2O x Al2O3 x nSiO2-System (LAS-System), MgO x Al2O3
x nSiO2-System (MAS-System), ZnO x Al2O3 x nSiO2-System (ZAS -Sistem).

2.4.1 Proses Kristalisasi Gelas

Kristalisasi, atau devitrification dari gelas untuk membenuk keramik-gelas adalah


transformasi heterogen dan terdiri dari dua tahap, yang bernama nucleation stage dan
growth stage. Dalam nucleation stage yang kecil, volume stabil dari fase produk (kristalin)
terbentuk, dan biasanya pada preferred sites dari parent glass. Preferred sites adalah
interface dari parent glass atau permukaan bebas. Selanjutnya, biasanya adalah hasil yang
tidak diharapkan dari mikrostruktur keramik-gelas yang sering terdiri dari kristal yang
terorientasi yang (detrimental) pada sifat mekanisnya. Tetapi, beberapa struktur terorientasi
menguntungkan, seperti keramik-gelas untuk peralatan piezoelectric dan pyroelectric dan
gelas-keramik untuk mesin. Dalam banyak kasus internal nucleation, juga dikenal sebagai
bulk nucleation, diperlukan dan komposisi parent glass dipilih yang mengandung spesies
yang meningkatkan proses nukleasi ini. Spesies ini adalah agen penuklat umum dan bisa
merupakan logam (seperti Au, Ag, Pt dan Pd) atau bukan logam (seperti TiO2, P2O5 dan
fluoride).Kecepatan dari nucleation sangat tergantung dengan suhu sepeti pada gambar 1a.
Sesudah inti yang stabil terbentuk, tahap pertumbuhan Kristal (commences).
Pertumbuhan merangsang pergerakan dari atom/ molekul dari gelas, melintasi interface
gelas-kristal, dan menuju ke kristalnya. Gaya penggerak dari perbedaan volume atau energi

7
kimia bebas, (ΔGv, diantara fase gelas dan kristalin. Perpindahan dari atom/molekul
melintasi interface diaktifkan secara thermal dengan asosiasi energi aktifasi ΔGa.
Persamaan, mengandung ΔGvdan ΔGa, telah dikembangkan untuk kecepatan pertumbuhan
yang tergantung temperature dan bentuk dari kurva yang dihasilkan diberikan dari gambar
1a.
(Boccaccini, tanpa tahun)

2.4.2 Jalur Proses Produksi Keramik-Gelas

1. Metode Konvensional (Dua Tahap)

Metode konvensional untuk memproduksi keramik-gelas adalah untuk men-devitrify


gelas dengan perlakuan panas dua tahap (gambar 1b). tahap pertama adalah perlakuan
panas yang rendah pada suhu yang memberikan kecepatan nucleation tinggi (sekitar T N
pada gambar 1a) lalu membentuk inti dengan densitas tinggi melalui bagian dalam gelas.
Densitas yang tinggi dari inti penting , karena ia menuntun pada mikrostruktur yang
diinginkan yang terdiri dari banyak Kristal-kristal kecil. Tahap kedua adalah perlakuan
panas pada suhu sekitas TG untuk membuat pertumbuhan inti pada kecepatan yang
diharapkan.
Parent glass mungkin bisa membuat kristalisasi memiliki metode pembentukan
tradisional yang mudah seperti casting dan forming atau metode yang lebih khusus seperti
ekstrusi.Produksi gelas dan selanjutnya perlakuan panas pada umumnya membutuhkan
banyak energi dan oleh karena itu mahal.

2. Metode konvensional yang dimodifikasi (satu tahap)

Karena perlakuan panas dua tahap adalah konsekuensi dari overlap yang terbatas dari
kurva nucleation dan kecepatan pertumbuhan. Jika ada singgugan yang lebih luas dari
kurva-kurva kecepatan maka nucleation dan pertumbuhan dapat dilakukan pada satu tahap
perlakuan panas pada suhu TNG yang ditunjuggakn pada gambar 2.Kurva kecepatan, pada
bagian kurva kecepatan nucleation, sensitif terhadap komposisi dan dengan

8
memaksimalkan gelas komposisinya, dalam beberapa kasus, mungkin untuk mendapatkan
overlap yang diperlukan.
Dengan pemilihan agen pe-nukleasi yang bijaksana, dapat diperoleh sisem keramik-
gelas yang dikenal sebagai Silceram.

3. Metode petrurgic

Diketahui bahwa “Silceram” membuat sedikit perbedaan yang mana gelas dipanaskan
sampai TNG dari suhu ruang atau lelehan gelas didinginkan sampai TNG. Hal ini
mengembangkan produksi dari beberapa keramik-geas dengan mengontrol, biasanya
dengan pendinginan yang sangat lambat dari parent glass dari kondisi lelehan tanpa
menahan suhu intermediet. Dengan metode ini, berdasarkan literature terbaru sebagai
metode petrurgic, nukaltion dan pertumubuhan Kristal dapat terjadi pada saat pendinginan.
Metode konvensional yang dimodifikasi (satu tahap) dan metode petrurgic lebih ekonomis
dibanding metode konvensional (dua tahap)

3. Metode Tepung

Pembentukan dengan pemadatan secara dingin diikuti dengan perlakuan pemanasan


suhu tinggi untuk men-sinter padatan adalah jalur yang umum untuk produksi keramik dan
telah diterapkan juga untuk produksi keramik-gelas.Selama ada pembatasan ukuran dan
bentuk dari komponen yang bisa di padatkan dengan dingin, dan juga biaya untuk membuat
tepung, metode ini hanya digunakan jika keuntungan yang jelas bisa teridentifikasi. Dalam
banyak kasus, ada keuntungan kecil dalam memadatkan dan sintering tepung keramik-
gelas karena suhu sintering yang tinggi dibutuhkan dan sifat dari produk akhir tidak
berbeda jauh dari keramik gelas yang diproduksi dengan jalur yang lain. Lebih
menyenangkan untuk men-sinter tepung parent glass, yang disinter dengan viscous flow
mechanism pada suhu yang lebih rendah. Penting untuk mempertimbangkan kecepaan dari
viscous flow sintering dan kristalisasi dan interaksi dari proses-proses tersebut.
Jika kristalisasi terlalu cepat, dan menghasilkan derajat kritalinitas yang tinggi akan
menghambat sintering pada suhu rendah, yang menyebabkan porositas yang tidak bisa
diterima. Dengan laju yang bisa dierima, sangat mungkin dalam beberapa kasus untuk

9
memproduksi keramik-gelas yang padat dengan proses sintering yang kedua proses
densification dan kristaisasi dapat terjadi dengan cepat pada temperature yang sama. Yang
penting dari teknologi proses ini adalah sebanding dengan kompleksitas kinetiknya secara
teori yang telah dibahas dalam literature. Pengoptimalan dari komposisi dan suhu sintering
dapat membuat perbedadan mikrostruktur dan bahkan perbedaan fase kristalin,
dibandingkan dengan fase kristalin dari metode konvensional, dan juga perbedaan sifat dari
produknya. Tekanan yang dibutuhkan dalam metode densification seperti hot pressing dan
HIPping dapat juga berhasil diaplikasikan untuk produksi keramik-gelas dari tepung.

Gambar 1. Kurva hubungan temperature dan laju nucleation and growth dan terhadap
waktu (Boccaccini, tanpa tahun)

2.5 Aplikasi (Kegunaan) Keramik-Gelas

Jenis dan Aplikasi Keramik


Material kermik :
a.  Kaca (glasses)
- Glasses
- Glass-ceramis
b.  Produk Lempung/Tanah liat (Clay Product)
- Structural clay produk

10
- Whitewares
c. Refraktori
- Fireclay
- Silika
- Basic
- Special
d. Abrasives
e. Semen (cements)
f.  Advanced ceramics

Kaca adalah salah satu bagian dari keramik yang sering kita jumpai, seperti : botol,
lensa, layar elektronik, dan banyak lainnya. Struktur atom dari kaca adalah silika nonkristal,
khususnya CaO, Na2O, K2O, dan Al2O3, yang berpengaruh pada sifat kaca.

Proses merubah struktur atom material dari keadaan nonkrtistalin menjadi kristalin
dengan perlakuan panas atau temperatur ang tinggi disebut kristalisasi. Kebanyakan kaca
anorganik dapat dibuat dengan merubah strukturnya dengan cara kristalisasi, produk
material dengan tingakatan yang baik sering disebut glass-ceramics. Contoh :
Sifat dan aplikasi glass-ceramics Karakteristik glass-ceramics:  kekuatan mekanik
relativ tinggi; pada termal ekspansi koefisien rendah (untuk menghindari thermal shock);
sifat dielektrik baik digunakan untuk pembungkus elektronik. Beberapa glass-ceramics
wujudnya transparan dan diantara sifatnya getas.
Keramik jenis ini biasanya diaplikasikan pada perkakas dapur, alat makan dan
minum, rangetops, dan oven windows, itu semua karena material ini kuat dan tahan
terhadap thermal shock, juga sebagai insulator listrik, substrat untuk bagian sirkuit cetakan,
dan untuk pertukaran panas juga regenerator.
 Pembuatan dan pemrosesan kaca dan glass-keramik
Sifat kaca
Pada skala viskositas beberapa poin penting yang spesifik pembuatan dan pemrosesan kaca:

11
1. Titik lebur (melting point) sesuai dengan temperatur dimana viskositasnya 10 Pa-s (100
P)
2. Titik kerja (working point) temperatur menunjukan dimana viskositasnya 1000 Pa-s
(10000 P); kaca mudah merubah bentuk pada viskositas ini.
3. Softening point viskositasnya 4x1000000 Pa-s , temperatur maksimum dimana bagian
kaca di luar kendali karena dimensi alterasi yang signifikan.
4. Annealing point dimana viskositasnya 10^12 Pa-s; temperatur ini, difusi atomik cukup
cepat menyebabkan sisa stress, menghilangkannya selama 15 menit.
5. Strain point  seseuai temperatur dimana viskositasnya menjadi 3x10^13 Pa-s
temperaturnya dibawah strain point, keretakan akan terjadi sebelum permukaan plastik
deformasi. Transisi kaca diatas strain point.
Pembentukan kaca
Ada 4 metode pembuatan produk kaca: pressing, blowing, drawing, dan fiber forming.
- Pressing digunakan dalam pembuatannya untuk material yang relativ thick-walled
seperti plate dan dishes.
- Blowing dilakukan menggunakan tangan, biasanya berbentuk karya seni. Seperti kendi,
botol, dan bola lampu.
- Drawing digunakan dalam pembentukan bagian panjang kaca seperti lembaran,
rod,  tubing, dan fiber dimana bagian yang melintang konstan.
- Fiber digunakan dengan drawing kaca yang di  lebur antara lubang mulut yang kecil
pada chamber base.

Pembentukan kaca
Ada 4 metode pembuatan produk kaca: pressing, blowing, drawing, dan fiber forming.
Perlakuan panas pada kaca
Annealing
Ketika material keranik di dinginkan dari temperatur yang tinnggi, internal stress,,
dinamakan termal stress, memperkenalkan hasil yang berbeda dalam tingkat pendinginan
dan kontraksi termal antara permukaan dan bagian interior. Termal stress penting dalam

12
brittle ceramic, seperti kaca, selama kaca itu material lemah dalam wadah yang ekstrem,
maka akan mudah retak dimana itu disebut thermal shock.
Glass tempering
  Kekuatan pada bagian kaca mungkin diperbesar oleh kesengajaan penekanan induksi
residual tegangan bagian muka. Ini dapat diselesaikan oleh prosedur perlakuan panas yang
dinamakan “thermal tempering”
  Kegagalan pada suatu material keramik selalu disebabkan karena pemberasan retakan
pada bagian muka disebabbkan karena kekuatan tarik berlebih.
Fabrication dan perlakuan panas pada keramik-kaca
Pertama-tama  yang dilakukan untuk membuat fabrication dari keramik-kaca adalah
dibentuk menjadi bentuk sesuai yang di inginkan. Teknik pembentukan ini menggunakan
cara yang sama untuk bagian-bagian kaca.
Fabrication dan proses produksi lempung
Karateristik pada lempung
Mineral lempung bagian sangat penting dalam baian badan keramik. Pertama, saat
penambahan air, lempung menjadi plastis,kondisi ini di sebut hydroplasticity. Pada sisi
lain,

2.6 Perbedaan Keramik-Gelas Dengan Keramik Biasa


Perbedaan utama dari gelas-keramik dan keramik biasa adalah bahan dasar
pembuatannya. Biasanya keramik di buat dari tanah liat yang di bentuk dan di bakar hingga
hilang sifat plastisynya dan kandungan airnya, sedangkan gelas-keramik di buat dari bahan
yang sama untuk membuat gelas kaca tetapi ditambahkan agen nukelasi untuk mengontrol
proses pengkristalan. Selain itu perbedaannya terlihat dari daya tahan terhadap panas dan
daya hantar listriknya. Gelas keramik memiliki daya tahan terhadap panas lebih baik
terhadap keramik biasa. Selain itu gelas keramik merupakan isolator yang baik sehingga
biasa di gunakan untuk lapisan busi dan peralatan rumah tangga yang berhubungan dengan
panas.
Gelas-Keramik dan Gelas biasa di buat dari bahan yang sama yaitu pasir kuasa/silica.
Perbedaannya terletak pada proses pembuatannya. Pembuatan gelas biasanya dengan cara
pemanasan suhu tinggi untuk membentuknya, setelah di bentuk gelas di dinginkan agar

13
mengeras. Sedangkan pada Gelas-Keramik hampir sama dengan proses pembuatan gelas,
perbedaannya terletak ketika selesai dibentuk gelas tidak langsung didinginkan tetapi
ditambahkan agen nukleosasi agar structure atom pada gelas terkristalisasi minimal 50%.
Hal ini lah yang menyebabkan Gelas-Keramik tidak mudah pecah dan lebih tahan panas
terhadap gelas biasa.

SINTESIS GELAS KERAMIK LITHIUM ALUMINA SILIKAT UNTUK IMOBILISASI


SIMULASI LIMBAH STRONSIUM-90 R.

Didiek Herhady”, Kusnanto””, R. Sukarsono”, Busron Masduki”


"Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju — BATAN ”
Teknik Fisika - UGM
ABSTRAK

SINTESIS GELAS KERAMIK LITHIUM ALUMINA SILIKAT UNTUK IMOBILISASI


SIMULASI LIMBAH STRONSIUM-90.

Telah dilakukan penelitian untuk mengelola limbah radioaktif stronsium-90 dengan


memanfaatkan zeolit alam teraktivasi yang diubah menjadi gelas-keramik lithium alumina
silikat (LAS) melalui teknik vitrifikasi. Pencetakan gelas keramik dilakukan dengan
berbagai variasi penekanan untuk mendapatkan nilai terbaik agar diperoleh gelas keramik
yang kuat secara mekanik dan kimiawi sehingga unsur stronsium yang terserap tidak
menyebar kembali ke lingkungan. Penjerapan limbah stronsium 8 ppm oleh zeolit 200
mesh sampai setimbang dilakukan dengan interval pengambilan efluen pada (20, 40, 60, 80,
120, 180, 300 dan 700) menit. Konsentrat zeolit-Sr hasil penjerapan dicampur secara
homogen dengan bahan pembentuk gelas untuk dipanasi pada temperatur 1200 "C dengan
laju pemanasan 5 “C per menit dan ditahan selama 4 jam. Gelas yang terbentuk digerus
sampai 200 mesh kemudian dicetak menjadi tiga buah silinder limbah pada variasi
penekanan 1,58 ton, 3,17 ton, 4,75 ton dan 6,33 ton, Selanjutnya gelas-keramik disinter
pada temperatur 660 "C dengan laju pemanasan 3 "C per menit ditahan selama 15 menit.
Hasil uji kekuatan mekanik terbaik dengan nilai kuat tekan sebesar 48,117 Mpa dan

14
kerapatan setelah sintering sebesar 1,861 g.cm” diperoleh pada penekanan silinder limbah
pada kekuatan 6,33 ton.

Kata kunci: gelas keramik, lithium alumina silikat, imobilisasi limbah

PENDAHULUAN

Limbah radioaktif adalah semua zat radioaktif yang tidak digunakan lagi, serta bahan-bahan
bekas dan alat-alat yang terkontaminasi zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena
operasi nuklir yang juga tidak digunakan lagi. Limbah radioaktif dapat berbentuk gas, cair,
dan padat (1).

Limbah radioaktif gas “berasal dari udara yang keluar dari reaktor nuklir melalui cerobong-
cerobong asap, filter, dan penguapan bahan radioaktif. Limbah ini mengandung unsur-
unsur radioaktif seperti Kr, 'H, dan 5'1. Limbah radioaktif cair berasal dari sistem ekstraksi
tahap awal dari pengolahan ulang bahan bakar nuklir bekas dan proses iradiasi bahan bakar,
sedangkan limbah radioaktif padat berasal dari tambang dan pabrik penghancuran bijih
uranium, thorium, lumpur, dan tangki penyimpanan yang mengandung limbah padat dan
dari peralatan yang sudah terkontaminasi .

Limbah radioaktif perlu dikelola secara khusus. Tujuan umum dari pengelolaan limbah
radioaktif adalah membuat dosis radiasi yang diterima manusia serendah mungkin sehingga
dalam setiap keadaan dosis yang diterima tidak melebihi dosis maksimum tahunan yang
diperkenankan, maka hanya beberapa limbah saja yang

perlu mendapat perhatian khusus, yaitu limbah yang memiliki waktu paro panjang dan

aktivitasnya tinggi dengan cara mengungkung dengan bahan-bahan yang kuat dan tahan
lama (2).

Salah satu limbah radioaktif ialah stronsium-90, berasal dari limbah instalas: nuklir sebagai
hasil fisi uranium bahan bakar reaktor nuklir, baik reaktor riset, reaktor produksi isotop,
maupun reaktor daya. Unsur “0S, berumur paro 28,1 tahun bila masuk ke dalam tubuh

15
manusia akan berkelakuan seperti kalsium (unsur golongan IIA) mengumpul dalam tulang
(bone seeker) dan menjadi sumber radiasi internal bagi tubuh

dalam waktu lama, yang dapat menimbulkan efek somatis, seperti kanker tulang, tumor.
dan leukimia. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengolah limbah radioaktif
”'Sr dengan baik dan benar.

Stronsium (Sr) adalah logam alkali tanah (golongan IIA) dengan nomor atom 38, berat
atom rata-rata stronsium stabil adalah 87,62 sma. Sifat kimia stronsium mirip logam alkali
tanah terutama kalsium dan barium. Dalam temperatur kamar stronsium berbentuk padat,
berwarna putih perak, mempunyai titik lebur 771 PC, titik didih 1366 "C, dan titik uap
1384 "C. Unsur stronsium mempunyai beberapa macam isotop : Sr, "Sr, 3G, Sr, "3G, Soe
"7G, gr, 2S, Sr, "Sr, 225, 3, AS, 2S, dan "Sr,

Isotop stronsium (“'Sr) merupakan radionuklida dengan waktu paro panjang, yaitu 28
tahun. Sedangkan isotop-isotop yang lain waktu paronya beberapa detik sampai beberapa
hari. Stronsium-90 yang memiliki diameter atom 3,82 A merupakan radionuklida pemancar
beta murni dengan energi sebesar 1,18 watt/kcuri dan bersifat mengendap di dalam tubuh
dengan waktu paro biologis di dalam tulang 50 tahun.

Stronsium-90 masuk ke dalam tubuh manusia melalui dua cara, yaitu penelanan (ingestion),
masuk lewat dalam rantai makanan manusia dan penghirupan (inhalation) yaitu partikel-
partikel debu radioaktif yang terhirup oleh manusia melalui pernafasan, kemudian
mengendap dalam tubuh sebagai sumber radiasi internal. Stronsium-90 pada sistem
metabolisme tubuh akan terkumpul dalam sumsum tulang

merah (red bone morrow) dan akan merusak produksi sel-sel darah merah. Efek radiasi

yang dapat ditimbulkan adalah kanker tulang, tumor, dan leukemia, Efek genetik tidak
terlihat karena ”'Sr tidak terkumpul dalam organ-organ reproduksi (3).

Radionuklida “'Sr dihasilkan dari operasi bahan bakar reaktor nuklir, pembuangan limbah
radioaktif, jatuhan debu radioaktif, dan percobaan peledakan nuklir. Stronsium ”? adalah
produk fisi uranium-233 (SU), uranium-235 (“'U), dengan neutron termal. Stronsium-90

16
terjadi dari proses meluruhnya kripton-90 (“0Kr). Hampir 5 Yo (yield) dan hasil fisi
menghasilkan "Kr berwaktu paro pendek kemudian menjadi-rubidium-90 (“"Rb) dengan
memancarkan sinar beta negatif.

Zeolit adalah kristal aluminosilikat terhidrasi dengan kation-kation alkali dan alkali tanah,
memiliki struktur-struktur kerangka tiga dimensi dengan rongga-rongga berdiameter (3-10)
A. Bagian dasar pembentuk zeolit adalah silikat SiOs” dan aluminat AlO4” yang
mempunyai bentuk tetrahedral. Tetrahedral-tetrahedral kemudian saling berikatan
membentuk sudut yang dihubungkan atom oksigen.

Zeolit mempunyai sifat-sifat umum sebagai berikut :

a. Permukaan berpori.
b. Dapat melakukan pertukaran ion alkalinya dengan ion-ion lain.
c. Bersifat penjerap (adsorbent).
d. Dapat digunakan sebagai katalis dalam proses pengolahan minyak bumi.
e. Merupakan kristal yang lunak.
f. Variasi berat jenis rata-rata adalah 2 sampai 2,4.
g. Molekul air yang dikandungnya dapat dilepaskan dengan pemanasan.

Rumus umum zeolit adalah My, ((AbO5)x(SiO2),)zH:O, gugus Mus merupakan kation
penetral dengan valensi n dan dapat dipertukarkan, ((A-O:)x(SiO2),3 sebagai gugus
kerangka aluminosilika, dan zH,O sebagai gugus air.

Komponen non rangka zeolit lainnya adalah air yang mengisi rongga-rongga dan celah-
celah rangka serta dapat dihilangkan dengan pemanasan sampai temperatur

450'C. Pemanasan atau dehidrasi ini tidak mengubah struktur rangka dan posisi kation.

Apabila air terurai pada proses pemanasan, rongga-rongga kristal zeolit akan mengembang
membentuk celah-celah yang siap mengabsorpsi gas atau cairan.

Zeolit memisahkan molekul berdasarkan ukuran molekul relatif terhadap ukuran struktur
zeolit. Sebagai penyerap, permukaan zeolit menunjukkan daya tarik terhadap air dan

17
molekul polar lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya senyawa polar seperti kation atau
anion dalam rongga kristalnya dan medan elektrik atom Al di pusat rangka tetrahedral.

Zeolit mempunyai sifat khas, apabila mengalami dehidrasi kristal, zeolit akan membentuk
rongga-rongga yang saling berhubungan dan membentuk satu sampai tiga arah seperti
sangkar. Fungsi dehidrasi adalah untuk mempertinggi aktifitas zeolit sebagai bahan
penjerap. Kemampuan zeolit dalam mengikat dapat dilihat dari bentuk struktur saringan
pada zeolit, dengan bentuk ini zeolit dapat memisahkan molekul- molekul berdasarkan
ukuran dan konfigurasinya.

Zeolit yang mengandung klinoptilolit (NayK4NXAlsSi40O06)-. 24H)O dan modernit Nag


(AlsSisoOo6). 24H2O, menunjukkan bahwa zeolit kaya kation natrium dan kalium
sehingga mempengaruhi sifat pertukaran ion. Hal ini disebabkan ion tersebut mudah
bertukar dengan kation lain. Sifat penjerapan pada permukaan zeolit muncul karena pada
permukaan tiap unit kristal zeolit memiliki listrik statis negatif (non elecirically neutral
surface) (3). Oleh karena itu kation-kation yang bermuatan listrik positif di sekitar zeolit
akan ditarik ke permukaan negatif zeolit.

Atom aluminium (Al) dalam gugus tetrahedral bermuatan negatif satu karena dalam
kerangka zeolit atom Al bervalensi tiga harus mengikat empat atom oksigen (O) yang lebih
elektronegatif. Setiap Al dalam kerangka zeolit selalu diikuti oleh satu kation Na" sebagai
penetral. Keadaan seperti ini yang menyebabkan zeolit dapat bersifat sebagai penukar ion
(ion exchange),

Kemudian stronsium-90 dalam larutan limbah akan menuju permukaan luar

zeolit dan diikat oleh sisi aktif zeolit pada permukaan zeolit, sedangkan sebagian lain

akan menuju pori-pori zeolit. Pada akhirnya diikat oleh sisi aktif rongga dalam pori- pori
tersebut. Reaksi pengikatan ini terjadi karena gaya elektromagnetik antara "Sr yang positif
dengan sisi aktif zcolit yang bermuatan negatif.

Salah satu jenis gelas-keramik yang dapat dibuat adalah gelas-keramik lithium alumina
silikat dari mineral zeolit. Zeolit yang kaya dengan berbagai oksida gelas seperti AO: (410

18
Yo) dan SiO» (& 70 Yo) dengan ditambahi senyawa lithium sulfat monohidroksida
(LiSO,.H2O), maka komposisi zeolit akan mendekati bahan gelas- keramik LAS dan
berpotensi sebagai bahan baku pembuatan gelas-keramik LAS tersebut. Kelebihan gelas-
keramik LAS adalah koefisien ekspansi panas yang rendah sehingga tahan secara mekanik
dan kimiawi. Kristal yang mendominasi dalam gelas- keramik LAS adalah 2 -spodumene
(Li)O0.Al/034SiO»)) dan £ -eucryptite (L5O.A50: 25iO:) (31.

Pembuatan gelas dibentuk melalui proses vitrivikasi yang meliputi pencampuran limbah
dengan bahan gelas, pemanasan, dan pendingin produk. Proses ini dilakukan pada
temperatur antara 800”C sampai dengan 1200"C.

Selanjutnya untuk mengetahui kualitas sifat mekanik dari gelas-keramik perlu dilakukan uji
tekan dengan mensimulasi pola pembebanan yang akan dialami oleh material pada kondisi
operasi. Agar hasil pengujian dapat dibandingkan maka dimensi dari benda uji dan metode
pemberian beban dilakukan standarisasi. Pengujian tekan dilakukan dengan memberi beban
tekan pada bahan uji berbentuk silinder secara kontinu. Ketika bahan uji diberi pembebanan
perubahan gaya (F) diukur dan dicatat. Perubahan panjang diukur seiring dengan
pembebanan. Tegangan aksial (Oo) bahan uji

dihitung dengan membagi beban terhadap luas penampang (A) :

Simbol & sebagai tegangan aksial dalam kg/ cm', F sebagai kekuatan pembebanan dalam
kg dan A sebagai luas muka bahan uji dalam cm'. Pencetakan silinder limbah dengan
penekanan yang semakin besar akan menghasilkan silinder limbah dengan densitas yang
tinggi sehingga kuat tekan silinder limbah semakin baik.

Prinsip pengolahan limbah radioaktif adalah sebagai berikut :

a. Pengenceran atau dispersi, prinsip ini diterapkan pada limbah yang aktivitasnya
rendah dengan pengenceran 10 kali sebelum dibuang ke lingkungan terisolasi.

b. Penundaan dan peluruhan, digunakan untuk limbah berumur paro pendek.

€, Pemadatan, solidifikasi, atau imobilisasi, digunakan untuk limbah dengan volume besar.

19
Imobilisasi adalah mengubah limbah gerak menjadi limbah diam untuk mengurangi
kemampuan pindah (migrasi) atau menyebar (dispersi) radionuklida yang ada dalam limbah
karena proses penyimpanan, pengangkutan, dan pembuangan. Tujuan imobilisasi adalah
agar kontaminan radionuklida yang ada dalam konsentrat endapan tidak dapat terekstrak
kembali ke air sehingga dapat menyebar ke lingkungan manusia dan hewan f1).

Proses pemadatan limbah radioaktif cair diendapkan oleh resin penukar ion, pengendap
kimia, atau diuapkan (evaporasi). Kerak yang tertinggal dikumpulkan dan dimampatkan.
Limbah radioaktif gas, yang berada di almari asam, glove box, atau hot cell ditangkap
dengan filter penjerap (adsorbent).

Zeolit yang kaya akan berbagai oksida gelas seperti alumina-silikat, bila ditambah bahan
pembentuk gelas seperti lithium dan dipanaskan pada temperatur tinggi dapat berubah fase
menjadi gelas-keramik lithium alumina silikat. Diharapkan dalam fase gelas-keramik ini
"'Sr dengan bahan-bahan gelas sehingga didapatkan

silinder limbah gelas-keramik yang kuat secara mekanik maupun kimiawi (4).

ATA KERJA

Bahan

Lithium sulfat monohidrat LiSO,H)0, M — 127,95 g/mol kemurnian minimum 9975, Ca


maksimum 0,00544, Fe 0,0005Y6, K 0,056, Na 0,005Y5: aluminium trioksida AlO:, M —
101,94 g/mol kemurnian 995, As maksimum 0,00055, Fe 0,002”o: titanium oksida TiO»,
M - 79,90 g/mol kemurnian 99”6, As maksimum 0,000545, Fe 0,005Y6: kulet lunak dari
pecahan tabung kaca lampu TL merk Philips, kristal stronsium nitrat Sr(NO:)» diproduksi
oleh Merck dengan kadar 996 dan berat molekul 211,63, Bata tahan api, larutan natrium
silikat NasSiO:, M —- 379,35 g/mol,

Alat

20
Timbangan merk Sartorius BP 310 S kapasitas 310 gram, alat cetak silinder limbah dari
besi, diameter 2 cm dan tinggi 4 cm, alat tekan cetak, dengan skala (1-8) ton: tungku
pemanas Carbolite 1600 "C, alat pengayak 200 mesh, alat uji tekan SFM-30 buatan United
Calibration Corp.

Pencampuran dilakukan dengan diaduk sampai homogen selama 10 menit. Secara

garis besar langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut :

Cara kerja

1. Pembuatan limbah simulasi stronsium Limbah simulasi dibuat dengan cara melarutkan
kristal Sr(NO:)» sebanyak 0,241 gram pada satu liter akuades untuk mendapatkan
konsentrasi 100 ppm. Kemudian dilakukan pengenceran sampai didapat konsentrasi 8
ppm.

2. Penjerapan limbah oleh zeolit Penjerapan dilakukan dengan metode rotared batch,
yaitu zeolit dan limbah

diletakkan pada wadah yang berputar secara konstan. Kemudian diambil filtratnya tiap (20,
40, 60, 80, 120, 180, 300, dan 700) menit, kemudian dianalisis dengan AAS.

kund

Pencampuran zeolit dengan bahan gelas

21
Komposisi perbandingan antara zeolit sebagai penjerap limbah Sr dan bahan-bahan gelas
sbb. (3):

Pencampuran dilakukan dengan diaduk sampai homogen selama 10 menit. Secara

garis besar langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut :

Uji tekan, foto makro, dan pengukuran rapat curah akhir

Gambar 1. Diagram alir proses sintesis gelas-keramik LAS

HASIL DAN PEMBAHASAN Penyerapan limbah stronsium

Penyerapan limbah stronsium-90 sebanyak 8 ppm oleh zeolit sampai setimbang dengan
cara rotared batch. Perbandingan berat zeolit dan volume limbah stronsium adalah | gram
zeolit untuk 20 mL limbah. Efluen hasil penjerapan dianalisis kandungan stronsiumnya
dengan atomic absorption spectrophotometer (AAS). Hasil dari AAS didapat sebagai
berikut :

Tabel 1. Penjerapan Limbah Stronsium

Pada Tabel 1 menunjukkan waktu penyerapan filtrat limbah stronsium pada 20 menit
pertama telah mencapai maksimum dengan efisiensi penjerapan 10046. Ini berarti zeolit
dengan ukuran lolos 200 mesh telah mencapai setimbang dalam menjerap limbah stronsium
pada 20 menit pertama, sedangkan perpanjangan waktu sampai 700

menit sebagai perkiraan awal zeolit mencapai waktu setimbang.

22
Pencetakan silinder limbah dan rapat curah Zeolit yang telah digunakan untuk menjerap
limbah stronsium ditambahi bahan- bahan pembentuk gelas dan dipanaskan pada
temperatur 1200 "C, kemudian

dibubukkan sampai lolos 200 mesh. Setelah menjadi bubuk dicetak menjadi silinder

limbah dengan beban penekanan 1,58 ton: 3,17 ton, 4,/5 ton, dan 6,33 ton, kemudian
ditimbang beratnya untuk mengukur rapat curah, kemudian dibuat grafik seperti Gambar 2.

Gambar 2. Grafik hubungan beban penekanan dengan rapat curah sebelum sintering

Gambar 2 memperlihatkan hubungan antara variasi beban penekanan dengan rapat curah
sebelum disinter, bahwa semakin besar beban yang diberikan saat pencetakan silinder
limbah harga rapat curah-nya semakin besar. Dari penelitian ini nilai rapat curah terbaik
didapatkan pada silinder limbah dengan beban penekanan 6,33 ton, yaitu 1,798 ton.

Gambar 3. Grafik hubungan beban penekanan dengan rapat curah setelah sintering

23
Gambar 3 menunjukkan bahwa hubungan antara variasi beban penekanan dengan rapat
curah setelah sintering masih sama dengan pola hubungan sebelum sintering, yaitu semakin
besar beban penekanan, maka semakin besar pula rapat curah yang dihasilkan. Pada
penelitian ini nilai rapat curah terbaik yang didapatkan setelah disinter adalah 1,861 pada
penekanan 6,33 ton.

Gambar 2 dan 3 memperlihatkan kecenderungan meningkatnya rapat curah bersamaan


dengan bertambahnya beban penekanan saat pencetakan. Hal ini disebabkan semakin besar
beban yang diberikan saat pencetakan, maka akan terjadi pemampatan dan perapatan butir-
butir gelas dengan mengisi ruang-ruang kosong antara butir-butir yang ada sampai tidak
ada lagi pengisian yang berarti atau mencapai maksimal.

Penekanan yang maksimal membuat bubuk akan mengatur sedemikian rupa untuk menahan
tekanan tersebut sehingga porositas diantara butir bubuk menjadi kecil. Dengan demikian
volume solid dan volume rongga antara butir menjadi kecil untuk

massa yang sama rapat curah menjadi besar.

Gambar 4. Grafik hubungan rapat curah sebelum dan sesudah sintering

Gambar 4. Menunjukkan bahwa rapat curah sesudah sintering mengalami kenaikan bila
dibandingkan sebelum sintering. Gejala kenaikan ini karena panas yang

ada membuat partikel-partikel solid melunak sehingga memungkinkan terjadi reaksi

padat-padat dan terbentuk struktur yang lebih kompak karena ada semacam ikatan

24
padat yang terbentuk di antara butir-butir bubuknya.

Gambar 5. Grafik hubungan beban penekanan dengan kuat tekan

Berdasarkan Gambar 5 terlihat bahwa nilai kuat tekan semakin meningkat dengan semakin
besar beban penekanan yang diberikan pada silinder limbah. Hal ini karena semakin kuat
penekanan, maka silinder limbah akan semakin kompak. Dari sampel uji penelitian ini,
nilai kuat tekan terbaik didapatkan sebesar 48,177 Mpa pada

penekanan 6,33 ton.

KESIMPULAN

Rapat curah silinder limbah gelas keramik meningkat dengan kenaikan beban penekanan
saat pencetakan. Proses penyinteran dapat menaikkan rapat curah dari 1,450 sampai dengan
3,50Y4. Hasil uji tekan silinder limbah gelas keramik memperlihatkan bahwa semakin
besar beban penekanan, maka semakin besar pula kuat tekannya. Nilai kuat tekan terbaik
pada penelitian ini sebesar 48,117 Mpa dan

kerapatan setelah disinter sebesar 1,861 g.cm” didapat pada penekanan 6,33 ton.

BAB III
PENUTUP

25
Kesimpulan

keramik-gelas adalah material polikristalin halus yang terbentuk ketika gelas (kaca) dari
komposisi yang sesuai diolah dengan panas dan mengalami controlled crystallization ke
energi yang lebih rendah, kondisi kristalin (crystalline state). Kaca-keramik adalah
bahan keramik yang dibentuk melalui pembentukan inti yang dikontrol dan kristalisasi dari
kaca. Kaca meleleh, direkayasa untuk bentuk, dan panasnya dikonversi ke keramik agar
didominasi oleh kristal. Dari kaca menjadi kaca keramik :
- Inti Formasi
- Kristal Pertumbuhan pada Inti
- Kaca-Keramik Microstructure
jenis gelas-keramik berdasarkan sifat fisis dan kimianya:
- Zerodur
- Macor

Terdapat Jalur Proses Produksi Keramik-Gelas dan juga aplikasi pada material keramik
kaca (glass)

Daftar Pustaka

26
Boccaccini, A.R, R.D Rawlings dan J.P Wu. Tanpa tahun.GLASS-CERAMICS: THEIR
PRODUCTION FROM WASTES. A REVIEW.London : Imperial College London,
United Kingdom.

https://spiral.imperial.ac.uk/bitstream/10044/1/34/1/Glass-ceramics%20their%20production

http://jurnal.batan.go.id/index.php/jstni/article/view/1721

http://nurmanbloggue.blogspot.com/2015/11/aplikasi-dan-pemrosesan-bahan-keramik.html

27
28

Anda mungkin juga menyukai