Anda di halaman 1dari 29

KERAMIK MAGNETIK

Mita Mellenia 02211840000057


Cindy Ayu Anggraini 02211840000062
Farah Salsabila 02211840000083
Fatiya Rizkiyani 02211840000094
PENGERTIAN
Apa itu?
MAGNET
KERAMIK MAGNET
KERAMIK
Magnet Alam : magnet yang ditemukan di alam. Magnet alam dapat ditemukan pada bebatuan
yang mengandung unsur magnet.

Magnet buatan : magnet yang sengaja dibuat oleh manusia. berdasarkan sifatnaya magnet
buatan dibagi menjadi 2 yaitu :

● Magnet tetap (keras) adalah magnet yang sifat kemagnetannya tetap dan terjadi dalam waktu relatif
lama. Contohnya magnet keramik
● Magnet sementara (lunak) adalah magnet yang sifatnya tidak tetap atau sementara.
SIFAT KEMAGNETAN
Sifat Kemagnetan Bahan
Bahan magnetik adalah suatu bahan yang memiliki sifat kemagnetan dalam komponen pembentuknya. Sifat
magnet suatu bahan ditimbulkan akibat adanya perputaran (spinning) dan pergerakan (movement) elektron
yang mengelilingi inti atom.

Sifat-sifat kemagnetan bahan pada material magnet dapat diklasifikasikan antara lain ferromagnetik,
ferrimagnetik, paramagnetik dan diamagnetik

1. Ferromagnetik

Ferromagnetik merupakan bahan yang memiliki nilai suseptibilitas magnetik positif yang sangat tinggi.
Dalam bahan ini sejumlah kecil medan magnetik luar dapat menyebabkan derajat penyearahan yang tinggi
pada momen dipol magnetik atomnya.

2. Ferrimagnetik

Pada bahan yang bersifat dipol yang berdekatan memiliki arah yang berlawanan tetapi momen magnetiknya
tidak sama besar. Bahan ferrimagnetik memiliki nilai suspebilitas tinggi tetapi lebih rendah dari bahan
ferromagnetik, beberapa contoh dari bahan ferrimagnetik adalah ferrite dan magnetite
3. Paramagnetik

Bahan paramagnetik adalah bahan – bahan yang memiliki suseptibilitas magnetik positif sangat kecil.
Paramagnetik muncul dalam bahan atom – atomnya memiliki momen magnetik permanen yang berinteraksi satu
sama lain secara sangat lemah.

4. Diamagnetik

Bahan diamagnetik merupakan bahan yang memiliki nilai suseptibilitas negatif dan sangat kecil. Sifat
diamagnetik ditemukan oleh faraday pada tahun 1846 ketika sekeping bismuth ditolak oleh kedua kutub magnet,
hal ini memperlihatkan bahwa medan induksi dari magnet tersebut menginduksi momen magnetik pada bismuth
pada arah berlawanan dengan medan induksi pada magnet
SIFAT
MAGNET PERMANEN
Sifat Magnet Permanen
Bahan keramik yang memiliki sifat magnetik umumnya berasal dari golongan ferit, yaitu bahan
oksida yang tersusun oleh unsur hematit (𝛼-Fe2O3) sebagai komponen utamanya. Bahan ferit dari
unsur hematit akan menunjukkan induksi magnetik spontan sekalipun tanpa ada stimulus dari
medan magnet luar. Material ferit yang umum dikenal sebagai magnet keramik berasal dari bahan
oksida besi atau ferit besi (ferrous ferrite) dengan rumus kimia: MO.6(Fe2O3), dimana unsur M
dapat digantikan dengan unsur senyawa lain seperti Barium (Ba), Stronsium (Sr) atau Timbal (Pb).

Sifat – sifat kemagnetan magnet permanen hard ferrite dipengaruhi oleh kemurnian bahan dan
ukuran butir grain size. dan penentuan sifat magnet dapat ditentukan melalui koersivitas dan
remanensi magnet tersebut.
Koersivitas
Koersivitas adalah ketahanan bahan magnetik untuk mengubah magnetisasinya, atau besarnya kuat
medan magnetik yang diaplikasikan untuk mendemagnetisasi (mengurangi magnetisasi bahan
menjadi nol) bahan dari keadaan termagnetisasi saturasi. Koersivitas digunakan untuk
membedakan hard magnet dan soft magnet. Semakin besar gaya koersivitasnya maka semakin
keras sifat magnetnya. Bahan dengan koersivitas tinggi berarti tidak mudah hilang kemagnetannya.
Koersivitas biasanya diukur dalam Mega Gauss Oersted (MGO) atau ampere meter dan
dilambangkan Hc.

Gaya koersif (Hc) adalah Medan daya yang digunakan untuk menghilangkan induksi remanen
melalui proses induksi elektromagnetik. Pada besi lunak atau soft magnetic alloys besarnya gaya
koersif yang dibutuhkan untuk menghilangkan induksi remanen lebih kecil daripada magnet
permanen. Koersivitas dan magnet remanen memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Magnet
remanen dapat menurun dengan meningkatnya koersivitas. Semakin rendah magnet remanen maka
semakin semakin mudah arah medan magnet berganti arah pada temperatur tinggi.
Remanensi
Induksi magnetik yang masih
tersisa/tertinggal pada sirkuit magnetik
(besi lunak) setelah menghilangkan
pengaruh bidang magnetiknya (H=0). Ketika
arus dialirkan pada kumparan lilitan pada
besi lunak maka terjadi orientasi partikel
yang terdapat pada besi sehingga
mengubahnya menjadi kutub utara dan/atau
kutub selatan.

Proses remanensi juga ditentukan oleh saturasi


magnetisasi.
Saturasi Magnetisasi
Kondisi kejenuhan yang terjadi pada magnet, nilai medan magnet akan selalu konstan sekalipun
medan eksternalnya dinaikkan terus. Saturasi magnetisasi untuk hard magnet permanen umumnya
lebih besar dari pada soft magnet. Adapun kerapatan dari magnet berbahan ferit akan lebih rendah
jika dibandingkan magnet dari logam-logam lain dengan ukuran yang sama. Oleh karenanya, nilai
saturasi magnet dari bahan ferit relatif akan lebih rendah sehingga dapat dihilangkan.
Permeabilitas atau daya Medan Anistropi
hantar magnet (μ)
Parameter bahan untuk menentukan besarnya fluks Medan anistropi HA, juga merupakan nilai
magnetik. Bahan feromagnetik adalah jenis bahan intrinsik yang sangat penting dari magnet
yang memiliki permeabilitas paling tinggi yaitu permanen karena nilai ini dapat didefinisikan
dengan nilai μ lebih besar dari 1. sebagai koersivitas maksimum yang
menunjukkan besar medan magnet luar diberikan
Permeabilitas dapat diukur dengan menempatkan
dengan arah berlawanan untuk menghilangkan
bahan dalam suatu kawat yang lurus dan panjang
medan magnet permanen. Anistropi magnet
atau dengan gulungan yang melingkar sehingga
membentuk solenoida. Pengukuran dilakukan dapat muncul dari berbagai sebab seperti bentuk
berdasarkan nilai resultan induksi kemagnetannya, magnet, struktur kristal, efek stress, dan lain
sehingga diperoleh nilai μ yang kemudian diturunkan sebagainya konsorsium magnet.
menjadi suseptibilitas relatif untuk mengetahui jenis
bahan magnet.
PROSES PEMBUATAN
Proses Pembuatan Magnet Keramik Permanen
Barium-Ferrite

Menghaluskan Pembentukkan
serbuk produk magnet Proses
Ba-Ferrite permanen sintering
(BaO.6Fe2O3)
Serbuk Ba-Ferrite

milling dryer
Pembentukan Produk Magnet

Macam proses pembentukkan produk magnet


permanen :

- Isotropik
- Anisotropik

bentuk ring/cincin
Proses Sintering
Proses sintering adalah proses pembakaran terhadap produk yang telah dicetak. Proses ini
memungkinkan terjadinya proses pemadatan terhadap sekumpulan serbuk bahan pada suhu
dibawah titik leburnya sehingga terjadi pengurangan pori-pori, penyusutan, serta perubahan
ukuran butir.

Lama waktu
Suhu sintering
penahanan
Berdasarkan teori sintering bahwa semakin tinggi suhu sintering maka akan ada
kecenderungan membesar ukuran butir atau terjadi grain growth, oleh karena itu
untuk mencegah dapat terjadinya pertumbuhan butir maka perlu ditambahkan
bahan aditif. Bahan aditif yang dapat digunakan B2O3(boron oxide),
Na2O(sodium oxide), SiO2(silicon dioxide), dll.

- Suhu tanpa penambahan bahan aditif sekitar 1350 derajat celcius, dengan
penambahan 0.6% B2O3 mampu menurunkan suhu sintering menjadi 1200
derajat celcius dan ukuran butir 1-2μm.

dengan menurunkan suhu sintering berarti dapat mengurangi pemakaian energi


dalam proses pembakaran sekaligus menurunkan biaya produksi.
APLIKASI
Kegunaan Keramik Magnetik dan Aplikasinya

1. Magnet kekuatan tinggi

2. Magnetic resonance imaging

3. Magneto optic materials

4. Hard disc magnetik storage (Komponen elektronik)

5. Kendaraan listrik (DC permanen magnet motor


DAFTAR PUSTAKA
Arif Billah. 2006. Pembuatan Dan Karakterisasi Magnet Stronsium Ferit Dengan Bahan Dasar Pasir Besi. Skripsi.

Arghob Khofya Haqiqi , Sutikno, Masturi. 2015. Magnetic Power Electric Board Sebagai Media Ajar Untuk
Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran Magnet. E-Jurnal Vol. 4.

Martin Doloksairbu, Dkk. 2019. Peningkatan Koersivitas Dan Remanen Pada Magnet Permanen Nd-Fe-B Dengan
Proses Difusi Batas Butir. Jurnal Metal Indonesia Vol. 4 No.1.

Riska Ainun N. Dan Suasmoro. 2015. Sintering Material Zn0,9mg0,1tio3 Variasi Penambahan V2o5 Dengan Metode
Reaksi Padat. Jurnal Sains Dan Seni Its Vol. 4, No. 2.
QUESTION AND
ANSWER
TERMIN I

1. Filo Sofia (02211940005001) : sifat magnet dipengaruhi oleh kemurnian bahan dan ukuran butiran, apakah ada pengaruh dari
kemurnian bahan ? jika ada bagaimana
Jawaban : iya, sifat magnet dipengaruhi oleh kemurnian bahan dan ukuran butiran. Semakin murni bahan material yang
digunakan (sedikit campuran) kekuatan magnetnya semakin besar. Dan semakin kecil ukuran partikel/butiran bahan, semakin
banyak timbulnya ikatan antar partikel dan menyebabkan semakin besar kekuatan magnetnya.

2. Natasa Nurul (02211940005016) : hard magnet, apakah dilihat dari saturasinya. tadi disebutkan bahwa magnetik keramik itu
bagusnya pakai ferrite tapi ferrite kan termasuk magnet lunak itu bagaimana?
Jawaban : ferrite termasuk hard magnet bukan soft magnet, dimana hard magnet memiliki saturasi magnetisasinya umumnya
lebih besar daripada soft magnet.

3. Afri kurnia (02211940005002) : lebih baik magnet dari alam atau buatan? dan untuk bahan ferrite itu lebih baik yang dari mana?
Jawaban : untuk alam/buatan tergantung kebutuhan tetapi kebanyakan menggunakan bahan buatan karena dapat disesuaikan
kebutuhan selain itu karena magnet alam jumlahnya terbatas karena tidak dapat diperbarui, untuk bahan ferrite yang baik ada
pada jenis ferret garnet dikarenakan struktur kristalnya yang kuat.
TERMIN II
1. Fidhiyah Anas (02211940005006) : tadikan pake ba itu barium ferrite apakah tersedia di alam atau dr proses tertentu? kl
dr proses gmna caranya? trs kan pasti ada impuritiesnya, nah itu apa kah hasilnya 100%barium atau ada impurities lain?
Jawaban : terjadi proses tertentu yaitu pembuatan barium ferit dilakukan dengan mencampurkan hematit dengan barium
karbonat. sintesis hematit dengan barium karbonat dapat dilakukan dengan metode sol gel, kopresipitasi, metalurgi
serbuk dll. hasil barium ferit dengan metode tersebut dipengaruhi oleh persentase campuran bahan, kalsinasi, kompaksi,
dan sintering. sebenarnya terdapat impuritis dalam proses pembuatan barium ferit karena berdasarkan jurnal tidak 100%
barium ferit dapat dihasilkan namun tidak dijelaskan untuk impurities apa saja yang dihasilkan

2. Ferdi Saepullah (02211940005004) : Apa yang dimaksudkan dengan A dan B pada sifat magnet ferrimagnetik
Jawaban : A dan B dimaksudkan dengan atom penyusunnya dimana misalkan Fe2O3 maka atom A Fe (Besi) dan atom B
Oksigen dimana dari kedua atom tersebut memiliki dipol dan ukuran yang berbeda dan hal tersebut yang membedakan
dengan antiferromagnetik.

3. Jonathan T (02511830000022) : salah satu permasalahan, apakah ada batas suhu maksimum untuk keramik magnet
mengingat magnet keramik ini tahan akan suhu tinggi
Jawaban : dari jurnal lembaga ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI), suhu ketahanan untuk keramik magnet dari barium
heksaaferit mencapai 700-750 oC namun Kelemahan barium heksaferrit adalah daya tarik magnetnya lemah. bahan lain
magnet neodimium ( Nd2Fe14B), memiliki karakteristik yang benar-benar bertolak belakang dengan barium heksaferrit.
Harga magnet ini Rp 1 juta per kilogram dan jauh lebih kuat, Sayang kekuatan magnet neodimium cepat hilang hanya
tahan pada suhu 300 oC. sehingga dilakukan penggabungan dua jenis magnet tersebut untuk mendapatkan sifat
unggulan keduanya.
TERMIN III

1. Indri K (01211740000013) : penambahan aditif, misal pembuatannya barium ferrite ditambahkan selain zat aditif B2O3
apa bisa?
Jawaban : Bisa ditambahkan zat aditif lainnya, tentunya akan mengubah struktur kristalisasinya tetapi tidak
berpengaruh banyak, selama saat melakukan sintering tidak melebihi temperature curienya maka tidak akan ada
pertumbuhan butir yang berlebih sehingga tidak akan menurunkan sifat magnetiknya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai