Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BAHAN KONSTRUKSI TEKNIK KIMIA


REFRAKTORI
Dosen Pengampu : Dr. Isna Syauqiah, MT

DISUSUN OLEH :
DIMAS ANDRYA PERKASA 1610814110004
ERIS MUNANDAR 1610814210008

KEMENTRIAN RISET DAN, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
BANJARBARU

2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang bahan


konstruksi teknik kimia Refraktori ini dapat memberikan manfaat terhadap
pembaca.

Banjarbaru, 5 Oktober 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
2.1 Refraktori .................................................................................... 3
2.2 Karakteristik dan Penggunaan Refraktori ................................... 4
2.3 Jenis-jenis Refraktori .................................................................. 8
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Refraktori ........... 9
2.5 Sifat dan Penggunaan ................................................................. 10
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 15

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat di era


globalisasi membuat kebutuhan akan penggunaan material logam semakin
meningkat itu sebabnya industri pengecoran logam berupaya meningkatkan
produksi sehingga kebutuhan pasar terpenuhi. Dalam upaya meningkatkan
produksi, industri pengecoran logam dibutuhkan teknologi yang mampu
mendukung untuk menghasilkan produksi yang lebih besar. Komponen penting
dalam proses peleburan logam salah satunya yaitu tungku untuk meleburkan
bahan baku, kondisi pengoperasian di dalam tungku akan berlangsung pada
temperatur yang sangat tinggi oleh sebab itu dibutuhkan bahan isolator sebagai
pelapis dari material tungku. Bahan isolasi yang bertahan pada temperatur tinggi
guna melapisi tungku sering disebut dengan bata tahan api atau material refraktori.
Sehingga permintaan terhadap refraktori mengalami kenaikan dan sulit untuk
mendapatkannya. Refraktori tidak hanya digunakan pada tungku industri
pengecoran logam akan tetapi digunakan pada industri- industri lainnya untuk
melapisi komponen yang beroperasi pada temperatur yang relatif tinggi.

Refraktori yang digunakan untuk lining tungku induksi pengecoran logam


berfungsi sebagai pelapis agar material tungku tidak rusak dan ikut meleleh pada
kondisi operasi. Peranan refraktori dalam industri pengecoran logam sangatlah
vital selain penggunaan dalam jumlah yang besar, refraktori mempunyai umur
yang terbatas akibat pemakaian pada temperatur tinggi yang berlangsung terus
menerus. Akibatnya pada beberapa industri pengecoran dan industri lainnya
memerlukan biaya yang besar untuk melakukan perawatan yang intensif.
Berdasarkan komposisi kimianya penyusunya,material refraktori dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis yaitu refraktori asam seperti silika (SiO2) , refraktori basa
seperti magnesia (MgO) , refraktori netral seperti alumina (Al 2O3) dan refraktori
2

khusus seperti karbon, silicon karbida, zircon dan lainya. Masing- masing jenis
refraktori mempunyai keungulan yang biasa diaplikasikan dalam industri
pengecoran logam.

Hal utama yang perlu sangat diperhatikan disamping prinsip pemanasan dan
pencairan pada penggunaan tanur induksi adalah lapisan bahan tahan panas
(lining) yang berfungsi sebagai isolasi. Kualitas lining ini sangat berperan
terhadap fungsi, keselamatan kerja, metalurgi peleburan dan efisiensi [3]. Peranan
lining pada suatu tungku induksi peleburan baja dan besi cor akan memberikan
hasil peleburan yang baik dan beroperasinya tungku dipengaruhi oleh lining
refraktori tersebut. Apabila suatu tungku mengalami masalah dengan lining maka
otomatis tungku tersebut tidak dapat dioperasikan sehingga berakibat tidak
berjalannya operasi pada suatu industri pengecoran logam.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian.

2. Untuk mengetahui karakteristik dan penggunaannya

3. Untuk mengetahui jenis-jenis refraktori

4. Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi kekuatan


refraktori

5. Untuk mengetahui sifat dan penggunaan

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan refraktori?

2. Bagaimana karakteristik dan penggunaan dari refraktori?

3. Apa saja jenis-jenis refraktori?

4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan refraktori


3

5. Bagaimana sifat dan penggunaan refraktori?


4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Refraktori

Refraktori adalah bahan anorganik bukan logam yang sukar leleh pada
temperatur tinggi dan digunakan dalam industri tempratur tinggi seperti bahan
tungku dan lainnya. Dengan kata lain refraktori adalah material yang dapat
mempertahankan sifat-sifatnya yang berguna dalam kondisi yang sangat berat
karena temperatur tinggi dan kontak dengan bahan-bahan yang korosif. Refraktori
dibuat dari berbagai jenis material terutama keramik yang mana termasuk bahan-
bahan seperti alumina, lempung(clay), magnesia, kromit, silikon, karbida dan lain-
lain. Refratori digunakan untuk mengkonstruksi atau melapisi struktur yang
berhubungan dengan temperatur tinggi, dari perapian sampai blast furnace. Bahan-
bahan yang terdapat dalam refraktori, biasanya merupakan senyawa oksida logam
yang memiliki daya tahan terhadap suhu tinggi. Berikut ini beberapa senyawa
oksida yang terdapat dalam refraktori:

(1) Silikon Oksida

Silikon oksida banyak dijumpai dalam bebatuan dan mineral-meneral, mempunyai


titik leleh 1713 oC. Silikon oksida juga dapat dibentuk dari silikon yang
direaksikan dengan oksigen membentuk dioksida.

(2) Kalsium Oksida

Senyawa padat putih dengan titik leleh 2572 C dibentuk melalui pemanasan
kalsium dengan oksigen atau dari penguraian kalsium karbonat (batu kapur).

(3) Magnesium Oksida


5

Magnesium oksida mempunyai titik leleh 2800C, dapat dibuat dengan


memanaskan magnesium dengan oksigen, atau dari penguraian garam-garam Mg-
nya seperti Mg(OH)2, MgCO3, Mg(NO3)2.

(4) Besi (III) Oksida

Suatu zat padat berwarna coklat kemerah-merahan dengan titik leleh 1580 oC,
yang dapat diperoleh dengan memanaskan Fe(OH)3 atau FeSO4 pada suhu tinggi
(Sunarya, 2003).

2.2 Karakteristik dan Penggunaan Refraktori

Refraktori memiliki beberapa karakteristik dan penggunaan. Untuk lebih


jelasnya, diuraikan dalam tabel berikut

NO. MACAM KARAKTERISTIK PENGGUNAAN


1. Bata silika - Murah, masa jenis rendah. Langit- langit lengkung dari
- Kekuatan mekaanik tinggi kiln umum, dinding tanur
pada temperatur tinggi. berbeban tinggi, perapian
- Anomali pemuaian pada tungku kokas, bata katup
temp. rendah dan koefisien penyalur, dinding dan
muai rendah pada temp. langit-langit perapian dari
rendah dan temp. tingi. tanur perapian terbuka.
- Susah terjadi perontokan
struktur.
- Bersifat asam kuat, tahan
terhadap slag asam, dan
cukup bagi slag basa.
2. Lempung - Murah, mudah dibuat Penggunaan luas.
api - Daerah mutu yang Besi dan baja : Tanur tinggi,
luas(komponen, sifat-sifat). tanur tiupan panas, tanur
- Pemuaian termal dan per. terbuka (regenerator),
koefisien konduksi rendah, mikser (bag. atas), untuk
6

masa jenis bulk rendah. pembentukan bata api,


- Tidak terlalu sensitif lubang pembuang, kupola,
terhadap semua tungku pemanas, tungku
kondisi(pemansan/ penganil.
pendinginan cepat, keausan, Lainnya : Bagian yang tidak
kerugian fusi), dapat dipakai dipanaskan pada temperatur
untuk kondisi biasa. tinggi seperti cerobong dst,
- Bersifat asam dan mudah dai berbagai tanur
terkorosi oleh slag basa pemurnian logam nonfero,
pada temperatur tinggi. tungku kokas (regenerator)
dan lain sebagainya.
3. Bata - Murah, mudah dibuat. Bata pengalir untu ladel,
agalmotalit - Serupa dengan bata kupola dan kiln lain, di
lempung api. tempat yang tida
- Penyusutan permanen terpanaskan terlalu tinggi
rendah, permeabilitas dan yang dipengaruhi aksi
rendah. kimia kecuali alkali kuat
- Stabil terhadap gas CO. atau oleh abrasi.
4. Bata - Kerefraktorian tinggi (SK Bagian tungku pemanas
alumina 35-SK 40). yang terpanaskan tinggi,
tinggi - Tahan sekali terhadap ketel uap, bagian kiln putar
berbagai slag (secara kimia yang terpanaskan lebih
hampir netral, masih kental tinggi, juga untu kiln poros,
pada saat mencair). tanur listrik pelebur gelas,
- Kekuatan mekanik tinggi dinding dan langit-langit
(kekerasan tinggi, tahan aus, tanur pemurnian logam
terutama dengan bata nonfero.
electrocast).
5. Bata krom - Kerefraktoran tinggi, Isolasi dari bata berisfat
kekuatan panasnya rendah. asam dan basa, perapian
- Harga menengah, masa dari tungku pemanas,
jenis tinggi. tungku pencair timbal, dst.
7

- Secara kimia hampir Bagian dari tanur metalurgi,


netral. perapian dari tungku
- Getas pada perubahan pengambilan kembali alkali.
tmeperatur mendadak.
6. Bata - Bahan dasar lemah secara Bagian yang sangat
forsterit kimia. terpanaskan dari tanur
- Kerefraktoran tinggi, titik pembakaran kapur, berbagai
lunak tinggi di bawah tungku metalurgi ( langit-
beban. langit, dst.).
- Dalam perbandingan
rendah masa jenis dan
konduktivitas termalnya.
- Mudah rontok kalau
kontak dengan oksida besi
pada temperatur tinggi.
7. Magnesit - Kerefraktoran tinggi, titik Tanur pembuatan baja
krom lunak tinggi pada beban, basa(langit-langit, dinding,
tetapi kekuatan mekanik saluran udara masuk, ruang
kurang pada temperatur slag, perapian). Bagian
tinggi. pembakaran pada kiln putar
- Tahan terhadap slag basa, semen-dolomit. Dasar
Pada 1600o C atau di lubang pembuanagn,
atasnya mengabsorpsi dinding dan perapian dari
oksida besi dan terjadi tungku pemanas, tanur
ledakan. pemurnian dan tanur lebur
- Lebih tahan terhadap untul Al, Cu dan logan
perubahan temperatur nonfero lainnya. Perapian
mendadak dari pada bata untuk tanur pengambilan
krom dan magnesia, tetapi kembali alkali.
menjadi gelas setelah
perubahan berulang.
8

Berbahaya di bawah 1600o


C pada saat digunakan pada
temperatur tinggi.
- Koefisien muai besar,
demikian juga konduktivitas
termal dan massa jenisnya.
- Secara relatif mahal.
8. Bata - (Sama dengan di atas). Tanur perapian terbuka basa
magnesia - Basa kuat, sangat tahan (dasar perapian), mikser
terhadap slag basa. (bagian bawah), tanur
- Lunak Terhadap slag basa. listrik( dinding), tanur untuk
- Massa jenis tinggi, mahal Cu, Ni, dan logan nonfero
kalau diperbandingkan. lainnya.
9. Bata - Kerefraktoran tinggi. Pelapis dari tanur
dolomit - Tahan terhadap slag basa. pembuatan baja basa
- Terdapat banyak kelas (konvertor, anur listrik,
(metastabil, stabil, magnesit, tanur perapian terbuka).
dan sebagainya). Tanur untuk industri kimia.
10. Karbida - Kerefraktorian luar biasa Mufel, retort, tegel
silikon tingginya, kekuatan panas rekuperator, tanur
dan ketahanan aus. pemanggang untuk keramik,
- Mudah dioksidasi pada tanur destilasi seng vertikal,
atau sekitar 1000o C. tanur konversi kalium, ketel
- Asam lemah secara kimia, uap (jalur klinker tegel
kuat terhadap slag asam pembakar), ladel untuk baja
tetapi dioksidasi oleh oksida khusus, pelapis kiln kimia.
logan berat pada atau di atas
1200o C.
- Kurang permeabel
terhadap slag, sukar terjadi
kerontokan secara struktur.
- Konduktivitas termal
9

cukup tinggi, koefisien muai


termal rendah, jadi dapat
taha terhadap perubahan
tmperatur yang mendadak.
- Mahal secara menyolok.
11. Bata - Kerefraktorian luar biasa Tanur tinggi(perapian,
karbon tingginya dan titik lunak dinding), tanur listrik untuk
tinggi pada beban. paduan fero(perapian),
- Netral secara kimia, tangki elektrolisis untuk
ketahanan korosi tinggi. logam ringan, penyumbat
- Konduktivitas termal dan untuk pembuatan baja (bata
listrik tinggi, kuat terhadap lempung grafit).
kejutan termal.
- Mudah dioksidasi pada
tmperatur tinggi.

2.3 Jenis-jenis Refraktori

Berdasarkan komposisi kimianya refraktor dapat dibedakan menjadi


beberapa jenis, antara lain :

1. Refraktori asam, merupakan refraktor yang siap bergabung dengan basa,


seperti Silika, Semisilika, Aluminosilikat

2. Refraktori basa, mengandung oksida logam yang tahan terhadap basa,


seperti Magnesit, Khrom-magnesit, Magnesit-chromit, Dolomit

3. Refraktori netral, merupakan jenis refraktor yang tidak dapat bergabung


dengan asam ataupun basa, seperti Batu bata tahan api, Khrom, Alumina murni

4. Refraktori khusus,seperti Karbon, Silikon karbid, Zirkon


10

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Refraktori

Faktor-faktor berikut yaitu parameter yang mempengaruhi kekuatan


refraktori, diantaranya :
Komposisi kimia atau mineral bahan
Pada keadaan bahan mentah atau kering, komposisi kimia tidak sepenting
bila dibandingkan saat benda dibakar. Pada temperatur rendah/kamar reaksi
mungkin tidak terjadi, tapi pada kondisi temperatur tinggi reaksi kimia terjadi dan
memegang peranan penting.

1. Sifat fisik bahan


Sifat fisik meliputi ukuran bentuk, tekstur permukaan, porositas, koefisien
ekspansi termal (memuai dan menyusut), dan daya adesi ikatannya. Semakin besar
benda biasanya memiliki kekuatan desakan yang semakin baik. Bila ada bagian
yang bengkok atau retak akan menjadi pusat konsentrasi tegangan.

2. Cara penyiapan pembuatan bahan


Cara penyiapan harus dimulai dari penentuan, distribusi dan ukura n
butir/partikel, penggunaan jumlah dan perbandingan bahan tambahan binder (air,
resin, dan lain-lain) yang ditambahkan, proses pencampuran, dan lamanya waktu
penyimpanan.

3. Cara pembuatan
Cara pembentukan akan mempengaruhi kekuatan bahan yang dihasilkan.
Benda yang dicetak dengan menggunakan mesin umumnya lebih kuat
dibandingkan dengan pencetakan manual. Benda yang dibuat dengan proses
penekanan kekuatannya bergantung pada kuat tekan dan arah penekanannya.

4. Kondisi pengeringan
Pengeringan yang baik dilakukan dengan laju pengeringan yang lambat.
Hal ini dimaksudkan agar uap air dapat keluar dengan kecepatan yang merata
pada seluruh benda tanpa menimbulkan retakan pada bahan.
11

5. Kondisi pemanasan atau pembakaran


Benda yang dibakar umumnya akan lebih kuat dibandingkan benda yang
dikeringkan saja. Hal ini tergantung pada sifat dan jumlah bahan pengikat yang
dihasilkan selama pemanasan, partikel yang membentuk agregat oleh ikatannya,
temperatur dan lamanya waktu pembakaran.

6. Temperatur pemakaian
Prosedur yang harus diketahui bahwa setiap refraktori memiliki jenis dan
kegunaannya, maka sebelum menggunakan sebaiknya perlu diketahui batas
temperatur suatu refraktori agar menghindari tingkat kesalahan yang fatal.

7. Kondisi lingkungan
Kondisi iklim, perubahan temperatur yang mendadak, dan pemanasan
yang lama. Bahan refraktori yang disimpan terlalu lama akan rusak, karena
dipengaruhi oleh keadaan cuaca disekitarnya. Perubahan temperatur yang
mendadak pada suatu bahan dapat mengakibatkan bahan tersebut pecah. Kondisi
tersebut dapat terlihat saat bahan mengalami perubahan kimia dan fisika selama
proses pemanasan dan pendinginan yang berulang- ulang (termal shock).

2.5 Sifat dan Penggunaan

2.5.1 Sifat Kimia dari Refraktori dan Penggunaannya

Hubungan yang erat terdapat antara komponen kimia refraktori dan


berbagai sifat penting selama penggunaan praktis. Terdapat hubungan antara sifat
refraktori dan komposisi kimia refraktori SiO 2 Al2O3 . Dari gambar terlihat
bahwa sifat refraktori dari refraktori SiO 2 Al2O3 berubah dengan perbandingan
SiO2 Al2O3 dan nilainya hampir sesuai dengan temperatur fasa cair dari sistem
biner SiO2 Al2O3 . Komposisi pada kira-kira 5% Al2O3 adalah titik entektitk
dalam diagram kesetimbangan dari sistem SiO2 Al2O3 , dan sistem ini
mempunyai temperatur fasa cair terendah.
12

Gambar 2.1 Perbandingan kurva titik cair dan kurva ke-refraktori-an dalam sistem
SiO2 Al2O3

Seperti dinyatakan semula, pengetahuan mengenai komposisi kimia dari


refraktori tidak hanya diperlukan untuk estimasi sifat refraktori, tetapi juga
membantu penggunaan diagram kesetimbangan untuk meramalkan kerusakan
yang mungkin disebabkan oleh reaksi kimia antara refraktori dan bahan yang
berhubungan dengannya pada temperatur tinggi.

Refraktori bersilika dan alumina adalah refraktori asam dan refraktori


magnesia dan dolomit adalah refraktori basa yang khas. Refraktori krom adalan
netral. Dengan menggolongkan refraktori secara kasar seperti dinyatakan di atas
berdasarkan sifat kimianya, perkiraan kecenderungan reaksi dengan refraktori
adalah mungkin. Misalnya, untuk pelapis kiln penyinter klinker semen, dipakai
refraktori spinel dan netral atau refraktori basa. Klinker semen adalah basa dan
bereaksi bebas dengan refraktori asam pada temperatur tinggi.

2.5.2 Sifat Fisik dan Mekanik Refraktori


13

Karakterisasi sifat fisik yang dimiliki material refraktori antara lain:


struktur mikro, sifat mekanik, tekstur, sifat termal, dan sifat kimia. Parameter lain
yang cukup penting dan saling berkaitan satu sama lain, yaitu: porositas, densitas,
kekuatan teka n, refraktorines, dan konduktivitas panas. Seperti umumnya
material refraktori memiliki porositas tertentu sehingga menyebabkan refraktori
memiliki kekuatan dan konduktivitas panas yang berbeda.

Dalam masing- masing kelompok refraktori memiliki perbedaan dalam


tingkat ketahanan, dan dalam hal ini mekanisme untuk memperbaiki mutu
refraktori dalam pemakaian dengan cara memilih bahan baku yang tepat, kualitas
yang seragam, metode yang tepat dalam pembuatan, serta menggunakan teknologi
yang tepat. Pada umumnya data yang dicantumkan pihak produsen berupa
densitas, porositas, refraktorines, dan sifat mekanik, tetapi belum cukup untuk
memberikan deskripsi tentang ketahanan suatu bahan refraktori dalam kondisi
aplikasinya.

Selain itu untuk mengetahui kekuatan dari refraktori para peneliti telah
melakukan riset tentang sifat mekanik refraktori diantaranya Cold Crushing
Strength (CCS) dan Modulus of Rapture (MOR). Sifat-sifat ini penting untuk
mendapatkan refraktori dengan rekomendasi yang baik. Densitas dan porositas
berkaitan dengan katahanan tekan, dan aksi abrasi. Porositas terbentuk selama
proses sintering akibat gas yang terperangkap serta penyebaran fasa cair yang
meleleh tidak merata saat sintering. Semakin tinggi densitas dan porositas yang
rendah akan sangat baik dalam instalasi konstruksi. CCS merupakan pengujian
kuat tekan pada kondisi dingin dan berkaitan dengan waktu penyimpanan
konstruksi. Sedangkan MOR atau sering disebut uji kuat lentur merupakan
kekuatan suatu refraktori mengatasi beban lentur.
14

Kekuatan tekan dan porositas merupakan dua sifat refraktori yang sangat
mudah ditentukan. Hal ini dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan
homogen atau tidaknya bahan dasar yang digunakan dan baik atau tidaknya
teknologi yang digunakan dalam proses. Sedangkan densitas dan kekuatan tekan
suatu refraktori dapat dijadikan indikator dalam mempertahankan kondisinya
terhadap ketahanan tekan, aksi abrasi, dan permeabilitas. Tabel berikut merupakan
nilai dari jenis sifat fisik dan mekanik dari beberapa tipe refraktori.

Gambar 2.2 Sifat Fisik dan Mekanik Material Refraktori


Dari Tabel 2.2. dapat dilihat beberapa jenis sifat refraktori serta nilai dari
bermacam- macam refraktori. Refraktori akan memiliki nilai fisik yang berbeda
tergantung dari cara pembuatan, penyimpanan, dan perlakuan. Perlu diadakan
sebuah penelitian untuk mengetahui apakah refraktori tersebut telah termasuk
15

dalam nilai- nilai standar yang diberlakukan baik oleh para peneliti atau pun
produsen penyedia refraktori.
16

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah ini dapat disimpulakan bahwa refraktori merupakan bahan


anorganik bukan logam yang sukar leleh pada temperatur tinggi dan digunakan
dalam industri tempratur tinggi. Memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-
beda serta memiliki berbagai jenis refraktori. Refraktori biasanya digunakan
sebagai bahan untuk melapisi furnace, tundish, ladle dan sebagainya.
17

DAFTAR PUSTAKA

Surdia, Tata dan Shinroku Saito. 1999. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta:
PT.Pradnya Paramita.

Pandi. 2007. Refraktori.


http://bilangapax.blogspot.co.id/2011/02/refraktori.html?m=1
diakses tanggal 4 Oktober 2017

Haris. 2010. Refraktor. http://bilangapax.blogspot.co.id/2011/02/refraktori.html?


m=1 diakses tanggal 4 Oktober 2017

Anda mungkin juga menyukai