Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRATIKUM PENGUJIAN MATERIAL

“UJI TARIK”

SAMPUL

DISUSUN OLEH:
Kelompok II

1. MUH NURDIN BASRI (34319031)


2. MUH IRFAN R (34319029)
3. MUH FIQHI FARHAN (34319030)
4. MHD AMRI FAKTURRAHMAN (34319029)
5. JHON NOVER (34319027)

PRODI D3 OTOMOTIF
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan karunianya pada kelompok kami dalam melaksanakan
tugas praktikum ini.

Sehingga akhirnya tersusunlah materi laporan praktikum yang


sistematis. Hal ini kami lakukan untuk memenuhi tugas Praktikum
Pengujian Material (Uji Tarik) walaupun waktunya cukup singkat, tapi
kegiatan ini menghasikan sesuatu berharga dalam mengaplikasikan ilmu
dari perkuliahan yang sedang kami jalani melalui praktikum dalam dunia
kerja yang nyata.

Dengan selesainya laporan Praktikum Pengujian Material (Uji


Tarik). Secara resmi ini, maka tidak lupa kami ucapkan terimakasih
kepada semua orang yang sudah membantu kelompok kami dan terima
kasih juga untuk para pihak yang sudah terlibat langsung, khususnya kami
ucapkan kepada :

1. Bapak Muhammad Arsyad Suyuti, S.T.,M.T. selaku dosen


pembimbing Praktikum Pengujian Material (Uji Tarik)
2. Kepada seluruh petugas laboratorium mekanik yang sudah
sabar menghadapi kelompok kami selama praktikum berlangsung.
3. Orang tua kami atas doa dan dukungannya sehingga tugas praktikum
ini berjalan lancar.
4. Seluruh anggota kelompok yang sudah saling bahu membahu demi
terlaksananya tugaas praktikum yang kami kerjakan ini

Kami mohonkan saran dan kritiknya apabila terdapat banyak


kekurangan pada hasil laporan praktikum yang sudah kami buat. Semoga
laporan ini memberi banyak kegunaan pada semua pihak termasuk
kelompok kami. Terima kasih.

Makassar,1Me i
2021
Kelompok II
Daftar Isi

Kata Pengantar..................................................................................................................................1
Daftar isi...........................................................................................................................................2
I. Pengujian Kekuatan Tarik (Tensile Test)......................................................................................3
1. Tujuan Instruksional..................................................................................................................3
2. Teori Dasar................................................................................................................................4
II. Alat dan Bahan yang Digunakan..................................................................................................11
1.Alat Utama..................................................................................................................................11
2.Alat Bantu...................................................................................................................................12
III. Langkah Kerja............................................................................................................................14
IV. Keselamatan Kerja......................................................................................................................18
V. Analisis Data................................................................................................................................23
VI. Tabel Hasil Analisis Data...........................................................................................................25
VII. Grafik Hasil Analisis Data.........................................................................................................29
VIII. Pembahasan.............................................................................................................................31
IX. Kesimpulan dan Saran................................................................................................................32
X. Lampiran......................................................................................................................................33
XI. Daftar Pustaka............................................................................................................................34
I. PENGUJIAN KEKUATAN TARIK (TENSILE
TEST)

1. TUJUAN INSTRUKSIONAL :
Setelah mahasiswa melakukan praktek pengujian kekuatan tarik , maka
mahasiswa dapat :
1. Menentukan tegangan proposional bahan
2. Menentukan tegangan elastis bahan.
3. .Menentukan tegangan ulur bahan
4. Menentukan tegangan tarik maksimum bahan
5. Menentukan tegangan putus bahan.
6. Menentukan modulus Eeastisitas (Modulus Young) bahan.
7. Menghitng prosentase perpanjangan (elongation) bahan.
8. Menghitng prosentase pengurangan luas penampang bahan.
9. Menggmbarkan diagram tegangan – tegangan bahan.
10. Membedakan jenis bahan berdasarkan diagram
tegangan - regangan
2 . TEORI DASAR
Pengujian tarik pada umumnya dilakukan dengan mengunakan mesin
“Universal Testing Machine”,dimana batang uji ditarik sampai putus.

Pada saat dilakukan pengujian ,maka data-data seperti:batas proposional,


batas elastis,batas ulur, batas maksimum ,dan titik patah
terditeksi pada layar montor dan diagram gaya –perpanjangan bahan.

Gambar 1. Gambaran singkat uji tarik

a. Batang uji
Batang uji yang digunakan pada pengujian kekuatan tarik, pada
umumnya terdiri atas baja karbon , tembaga, kuningan dan aluminium. Bahan
dibentuk sesuai dengan standar ISO 82 -1974 (E), ukuran DP 5 dan DP
10.

Gambar 2. Batang uji

6
b. Regangan (ε )
Perbandingan antara pertambahan panjang batang uji (∆L = Li-Lo) dengan
panjang batang uji mula-mula (Lo) ,disebut regangan.

Regangan = Panjang sesudah patah – panjang mula-mula


Panjang mula-mula

 L1  Lo
Lo

c. Elastisitas
Jika batang ditarik dan mengalami regangan , tetapi bil beban tarik
dihilangkan maka batang akan kembali sepeerti semula ,maka batang ini
dikatakan elastis.

d Modulus Elastisitas
Menurut Hooke, yang dikenal dengan hukum Hooke, bahwa modulus
elastis adalaah perbandingan antara tegangan yang terjadi pada batas proposional
dengan regangan pada batas proposional.

Tegangan
Modulus Elastis 
7
Regangan
Proporsional
Proporsional

σp
E 
ε
Dimana : E = Modulus Elastisitas bahan [N.mm-2]
σρ = Tegangan Proporsional [N.mm-2]

ε = Regangan Proporsional (%)


σρ = Fp/Ao

Fp = Beban / gaya proporsional (N)


Ao = luas penampang mula-mula [mm2]
= (π . Do2)/ 4
Do = diameter penampang mula-mula [mm].

e. Batas elastis (elastic Limit).


Batas elastis yaitu suatu batas ,apabila beban yang bekerja pada batang uji
ditiadakan ,maka batAng uji akan kembali pada ukuran semula.
Sebaliknya apabila pembebanan telah melampaui titik elasis ,maka apbila
beban ditiadakan ,batang uji tidak akan kembali seperti semula .
Sifat bahan yang masih dapat kembali ke ukuran semula disebut
deformasi elastis .Sifat bahan yang tidak dapat kembali ke ukuran semula disebut
deformasi plastis.
Tegangan yang terjadi pada batas elastis disebut tegangan plastis.

f . Batas proposional (Proposional Limit)

Sampai bata proposional, pertambahan panjang batang uji sebanding


dengan pertmbahan beban atau pertambahan yegangan sebanding dengan
pertambahan regangan .Grafik sampai dengan batas

8
proporsional beupa garis lurus. Karena batas proporsional adalah akhir dari gars
lurus(linier) dan batas elastis adalh awal dari garis bengkok (non linier). Maka pada
prakteknya kedua batas ini susah dibedakan . Dengan demkian dapat diasumsikan
bahwa batas proporsional sama dengan batas elastis. Tegangan pada batas proporsional
disebut tegangan proporsional.

Gambar 4. Profil Data hasil Uji Tarik

g. Titik Ulur (Yield Point)

Jika beban yang bekerja pada batang uji diteruskan sampai diluar batas
elastis,maka akan terjad secara tiba-tiba perpanjangan permanen dari batang uji,
ini disebut dengan batas ulur (Yield Point),dimana regangan meningkat
ssekalipun tidak ada peningkatan tegangan .Bata

9
ini hanya dapat terdeteksi pada baja lunak.Tegangan ulur,σy = Fy / Ao
[N.mm-2]

Batas ulur terdiri dari ulur bawah dan ulur atas. Dalam perhitungan
tegangan ulur, digunakan batas ulur bawah .

Untuk beberapa logam paduan non ferro dan baja-baja kertas, batas ulur
sulit dideteksi. Oleh karena itu dikatakan perpanjangan non proposional adalah
0,2%.

Gambar 5. Penentuan tegangan ulur (yield stress) untuk kurva tanpa daerah
linier

h. Tegangan tarik maksimum (Ultimate Tensile Sterngth)

Pada batas ini menunjukkan beban yang mampu ditahan oleh batang uji
sebelum patah. Tegangan yang terjadi disebut tegangan tarik maksimum,yaitu
perbandingan antara beban maksimum dengan luas penampang mula – mula
batang uji.Tegangan tarik maksimum bahan biasanya dipakai untuk member
nama bahan .

10
Baja yang memiliki tegangan tarik 370 Mpa ,maka bahan tersebut disebut baja
ST 37.

Tegangan Tarik maksimum, σt = Ft / Ao

Ft = Beban tarik maksimum (N)

i. Batas patah (Breakaing Limit )

Pada batas ini batang uji mengalami patah. Sebenarnya pada batas
maksimum benda uji sudah mengalami patash ,tetapi karena masih memiliki
energi, maka masih mengalami deformasi.

Tegangan patah, σb = Fb / Ao [ N.mm-2]

Fb = Beban break / patah (N)

k. Prosentase perpanjangan Batang uji (Percent Elongation)

Pada saat batang uji mengalami pembebanan , maka terjadi pula


perpanjangan batang uji sampai patah. Untuk mengetahui prosentase
pertambahan batang uji, maka panjang batang uji yang patah diukur kembali.

Prosentase pertambahan batang uji


(%) :
(Li  Lo x 100 %
e Lo

e = Persentase pertambahan panjang (%)

Lo =Panjang mula – mula (mm)

Li = Panjang setelah putus/break (mm)

11
l. Prosentase Pengecilan Luas Penampang Batang Uji

Dengan bertambahnya panjang batang uji pada saat pembebanan,


maka luas penampangnya akn mengalami pengecilan sam[pai batang uji putus
(Ai), kejadian ini dinamakan reduksi.

Prosentase pengecilan luas penampang (%) :

Ao  Ai
r Ao x100 %

r = prosentase pengecilan luas penampang (%)

Ai = Luas penampang setelah putus (mm2)

m. Membuat grafik Tegangan – Regangan .

Grafik tegangan – regangan dbuat setelah tabel tegangan – regangan


diperoleh.Harga tegangan-regangan dimasukkan pada sumbu x dan sumbu y
sistem salib sumbu

12
II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN:
1. Alat Utama: Universal Testing Machine, merek: Galdabini, kekuatan
maksimum: 100 kN).

dinamo meter

Gambar 4. Universal Testing


Machine

13
2. Alat Bantu:

a. Dial Indikator

gGambar 5. Dial Indicator

a. Jangka Sorong

Gambar 6. Jangka Sorong

b. Pena Plotter

14
Gambar 7.Pena Plotter

a. Kertas Grafik

gGambar 8.Gertas Grafik

b. Spidol

Gambar 9. Spidol

15
III. LANGKAH KERJA

1. Siapkan dan periksa peralatan yang akan digunakan.


2. Ukur diameter batang uji (D0) dengan menggunakan jangka sorong (lihat gambar 1).
3. Ukur dan beri tanda panjang ukur (Lo) batang uji (lihat gambar 1) dengan
menggunakan jangka sorong dan spidol permanen. Panjang L0 = 10 D0. Garis tanda
harus simetris.
4. Panjang ukur dibagi menjadi 10 bagian (beri tanda degan menggunakan spidol
permanen).
5. Putar switch panel searah jarum jam sampai lampu hijau menyala.

lampu hijau

switch panel

Gambar 10. Switch Panel

6. Hidupkan mesin hidraulik dengan menekan tombol “Pump Start” sehingga “Pump
Lamp“ menyala.

Pump lamp
t
Star
mp
Pu

16
gGambar 11. Menghidupkan Mesin

Uji Tarik

±
7. Biarkan beberapa menit ( 5 menit) sebagai pemanasan awal kemudian kalibrasi alat
sebelum dibebani.

8. Atur/pilih skala beban (100 atau 50 atau 20 kN) dengan memutar tombol “range”.

Skala Beban

tombol “range”

Gambar 12. Mengatur Skala Beban


9. Pilih spatu yang cocok, sesuaikan dengan bentuk dan ukuran batang uji pada bagian
ujung (yang akan dijepit).
10. Pasang batang uji pada penjepit (clamping head ). Jika posisi penjepit tidak tepat, atur
dengan cara memutar engkol “cross head adj” untuk menaikkan posisi “up” dan untuk
menurunkan posisi “down”. Ujung batang uji dijepit pada clamping head atas dengan
cara mengangkat tuas atas sampai clamping head terbuka, ujung batang uji disisipkan
pada celah clamping head, tuas dilepas. Ujung lainnya dijepit pada clamping head
bagian bawah dengan cara menyisipkan ujung batang uji pada celah clamping head, tuas
bawah clamping head diangkat dan engkol diputar searah jarum jam sampai batang uji
terjepit sempurna.

17

Benda Uji
Gambar 13. Posisi Benda

Uji

11. Pasang dial indikator pada tiang mesin (kanan atas) dan pastikan sensor dial indikator
menyentuh lengan mesin, sensor dial indicator harus tegak lurus (dapat menggunakan
alat bantu tangga). Untuk mengamati pertambahan panjang batang uji selama proses
pengujian.

Dial Indicator

Gambar 14. Dial Indicator


12. Pasang kertas grafik pada tromol yang tersedia dan plotter (rotring) diatas kertas grafk.
Beban

Gambar 15. Tromol dan Kertas Grafik

13. Pastikan katup turun tertutup (pemutar katup diputar searah jarum jam). Putar “speed
control valve” pada posisi load (berlawanan jarum jam) untuk memulai pembebanan.
Pembebanan berlangsung sampai batang uji putus.

18
19
Katup Naik
Katup Turun

Gambar 15. Proses Pembebanan

14. Amati dan catat pertambahan beban (setiap 1000N) pada dinamo meter dan pertambahan
panjang batang uji pada dial indikator.
15. Amati dan catat beban dan perpanjangan daerah-daerah proporsional/elastis, ulur,
ultimate, dan patah.
16. Setelah batang uji putus :
a. Turunkan “clamping head” sampai pada posisi return
(pada posisi semula). Dengan cara “Speed control valve” (katup naik) diputar
berlawan arah jarum jam (posisi Unloading) dengan perlahan-lahan kemudian
katup turun diputar berlawanan searah jarum jam.

Katup Naik
Katup Turun

gGambar 16. Proses Pelepasan Beban

20
Batang uji dilepas. dari “clamping head”.
b. Ukur dan catat panjang putus dan diameter putus dengan menggunakan jangka sorong.
c. Matikan mesin hidrolik dengan menekan tombol “pump stop”.

Pump Stop

Switch Panel

Gambar 17. Mematikan Mesin Uji Tarik

c. Kembalikan posisi “switch” pada posisi semula

IV. KESELAMATAN KERJA

1. Skala pembebanan diatur berdasarkan kekuatan bahan uji. Benda


uji yang kuat digunakan skala 100 kN dan seterusnya.

2. Untuk mendapatkan data yang akurat,


maka kecepatan penarikan diusahakan perlahan.

3. Bersihkan mesin setelah digunakan.

21
TABEL PENGAMATAN
Tanggal Pengamatan : Sabtu, 1 Mei 2021
Nama Praktikan : Uji tarik baja karbon
1. Muh Nurdin Basri (34319031)
2. Muh Fiqhi Farhan (34319030)
3. Muh Irfan r (34319029)
4. Mhd Amri Fakturrahman (34319028)
5. Jhon Nover (34319027)

Panjang mula-mula (Lo) :100 mm Panjang putus (Li): 120 mm


Diameter mula-mula (Do):10 mm Diameter putus (Di) :7,16 mm

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Baja Karbon

No Beban (N) Perpanjangan (mm)


1 0 0
2 1000 0
3 2000 0
4 3000 0
5 4000 0
6 5000 0
7 6000 0
8 7000 0
9 8000 0
10 9600 0,01 FP
11 10000 0,10
12 11000 0,15
13 12000 0,24
14 13000 0,32
15 14000 0,40
16 15000 0,48
17 16000 0,56
18 17000 0,64
19 18000 0,71
20 19000 0,80
21 20000 0,88
22 21000 0,97
23 22000 1,05
24 23000 1,12
25 24000 1,20
26 25000 1,28
27 26000 1,35
28 27000 1,43
29 28000 1,50
30 29000 1,57
22
31 30000 1,64
32 31000 1,70
33 32000 1,75
34 33000 1,79
35 34000 1,91
36 35000 1,98 FY
37 36000 3,67
38 37000 3,92
39 38000 4,21
40 39000 4,55
41 40000 4,98
42 41000 5,53
43 42000 6,13
44 43000 6,75
45 44000 7,41
46 45000 8,10
47 46000 8,88
48 47000 9,75
49 48000 10,87
50 49000 12,08
51 50000 13,90
52 51.500 15,97 FM
53 50000 16,10
54 49000 16,50
55 48000 18,00
56 47000 19,20
57 46000 22,12
58 45000 23,50
59 44000 25,10
60 43000 26,40
61 42,200 27,35 FB

Divalidasi:
Pembimbing, KETUA KELOMPOK

TABEL PENGAMATAN
Tanggal Pengamatan : Sabtu, 1 Mei 2021
Nama Praktikan : Uji tarik kuningan
1. Muh Nurdin Basri (34319031)
2. Muh Fiqhi Farhan (34319030)

23
3. Muh Irfan r (34319029)
4. Mhd Amri Fakturrahman (34319028)
5. Jhon Nover (34319027)
Panjang mula-mula (Lo) : 100 mm Panjang putus (Li) : 102 mm
Diameter mula-mula (Do): 10 mm Diameter putus (Di) : 9,82 mm

Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Kuningan

No Beban (N) Perpanjangan (mm)


1 1000 0
2 2000 0
3 3000 0
4 4000 0
5 5000 0
6 6000 0
7 7000 0
8 8000 0
9 9000 0
10 10000 0,03 FP
11 11000 0,33 FY
12 12000 0,50
13 13000 0,67
14 14000 0,85
15 15000 1,05
16 16000 1,25
17 17000 1,46
18 18000 1,67
19 19000 1,94
20 20000 2,25
21 21000 2,58
22 22000 3,01
23 23000 3,55
24 24000 4,14
25 25000 4,76
26 26000 5,53
27 27000 6,42
28 28000 7,44
29 29000 8,56
30 39200 9,10 FM & FB

Divalidasi: Ketua Kelompok


Pembimbing,

24
V. ANALISA DATA

Setelah menganalisa data dari grafik hasil uji tarik dan specimen pada
baja karbon dan kuningan maka diperoleh data sebagai berikut:

1. Baja Karbon
- Batas proporsional (FP) = 9600 N
σρ = Fp/Ao
= 9600 N/78.5 mm2
= 122.2 N.mm-2

- Titik ulur (Fy) = 35000 N


σy = Fy/Ao
= 35000 N/78.5 mm2
= 445.8 N.mm-2

- Tengangan tarik maksimum (Fm = 51500 N


) = Fm/Ao
σm = 51500 N/78.5 mm2
= 656.0 N.mm-2
- Batas patah (Fb) = 42000 N
σb = Fb/Ao
= 42000 N/ 78.5 mm2
= 535.0 N.mm-2
- Regangan (ε) ε
=( Li−Lo
Lo )
x 100 %

120−100
=(
100 )
x 100 %

= 20%

- Presentase pengurangan = {(Ao - Ai)/Ao} x 100 %

25
luas penampang ® = {(78.5 – 56.2)/78.5} x 100%
= 0.28 %

2. Kuningan
- Batas proporsional (Fp) = 10000 N
σρ = Fp/Ao
= 10000 N/ 78.5 mm2
= 127.3 N.mm-2

- Titik ulur (Fy) = 11000 N


σy = Fy/Ao
= 11000 N/78.5 mm2
= 140.1 N.mm-2

- Tengangan tarik (Fm = 29200 N


maksimum ) = Fm/Ao
σm = 29200 N/78.5 mm2
=371.9 N.mm-2

- Batas patah (Fb) = 29200 N


σb = Fb/Ao
= 29200 N/78.5 mm2
=371.9 N.mm-2

ε
- Regangan (ε)
=( Li−Lo
Lo )
x 100 %

102−100
=(
100 )
x 100 %

= 2%

- Presentase = {(Ao - Ai)/Ao} x 100 %


pengurangan luas = {(78.5 – 7.70)/78.5} x
penampang ® 100%
= 0.90 %

26
VI. TABEL HASIL ANALISA DATA

Adapun tabel hasil analisa yang mengacu pada table 1. untuk material baja karbon
ialah sebagai berikut.

Panjang mula-mula (Lo): 100 mm Panjang putus (Li): 120 mm

Diameter mula-mula (Do): 10 mm Diameter putus (Di): 7.16 mm

Tabel 3. Hasil Analisa Data Untuk Baja Karbon Rendah

No. Beban Perpanjan Tegangan Regangan/


(N) gan/ΔL /σ ε
(mm) (MPa ) (%)
1 1000 0 1.29 0

2 2000 0 2.59 0

3 3000 0 3.89 0

4 4000 0 5.19 0

5 5000 0 6.49 0

6 6000 0 7.79 0

7 7000 0 9.09 0

8 8000 0 10.39 0

9 9000 0.01 11.69 0.01

10 9600 0.02 12,47 0.02 Fp

11 10000 0.10 12.99 0.10

12 11000 0.15 14.29 0.15

13 12000 0.24 15.59 0.24

27
14 13000 0.32 16.89 0.32

15 14000 0.40 18.19 0.40

16 15000 0.48 19.49 0.48

17 16000 0.56 20.79 0.56

18 17000 0.64 22.33 0.64

19 18000 0.71 23.39 0.71

20 19000 0.80 24.69 0.80

21 20000 0.88 25.99 0.88

22 21000 0.97 27.25 0.97

23 22000 1.05 28.59 1.05

24 23000 1.12 29.89 1.12

25 24000 1.20 31.19 1.20

26 25000 1.28 32.49 1.28

27 26000 1.35 33.79 1.35

28 27000 1.43 35.09 1.43

29 28000 1.50 36.39 1.50

30 29000 1.57 38.88 1.57

31 30000 1.64 38.99 1.64

34 31000 1.70 40.29 1.70

35 32000 1.75 41.59 1.75

36 33000 1.79 42,89 1.79

37 34000 1.91 44.19 1.91

38 35000 1.98 45.49 1.98 FY

39 36000 3.67 46.79 3.67

40 37000 3.92 48.09 3.92

41 38000 4.21 49.35 4.21

42 39000 4.55 50.69 4.55

28
43 40000 4.98 51.99 4.98

44 41000 5.53 53.29 5.53

45 42000 6.13 54.59 6.13

46 43000 6.75 55.89 6.75

47 44000 7.41 57.19 7.41

48 45000 8.10 58.49 8.10

49 46000 8.88 59.79 8.88

50 47000 9.75 61.09 9.75

51 48000 10.87 62.39 10.87

52 49000 12.08 63.69 12.08

53 50000 13.90 64.99 13.90

54 51000 15.97 66.29 15.97

55 51500 22.15 66.94 22.15 FM

56 50000 16.10 64.99 16.10

57 49000 16.50 63.69 16.50

58 48000 18.0 62.39 18.0

59 47000 19.20 61.09 19.20

60 46000 22.12 59.79 22.12

61 45000 23.50 58.49 23.50

62 44000 25.10 57.19 25.10

63 43000 26.40 55.89 26.40

64 42200 27.35 54.85 27.35 FB

Adapun tabel hasil analisa yang mengacu pada table 2. untuk material
kuningan ialah sebagai berikut.

Panjang mula-mula (Lo) : 100 mm Panjang putus (Li) : 102 mm

Diameter mula-mula (Do) : 10 mm Diameter putus (Di) : 9.82 mm


29
Tabel 4. Hasil Analisa Data Untuk Kuningan
No. Beban Perpanjang Tegangan Regangan/ε
(N) an/ΔL /σ (MPa ) (%)
(mm)
1 1000 0 1.29 0

2 2000 0 2.59 0

3 3000 0 3.89 0

4 4000 0 5.19 0

5 5000 0 6.49 0

6 6000 0 7.79 0

7 7000 0 9.09 0

8 8000 0 10.39 0

9 9000 0 11.69 0

10 10000 0.03 12.99 0.03 FP

11 11000 0.33 14.29 0.33 FY

12 12000 0.50 15.59 0.50

13 13000 0.67 16.89 0.67

14 14000 0.85 18.19 0.85

15 15000 1.05 19.49 1.05

16 16000 1.25 20.79 1.25

17 17000 1.46 22.33 1.46

18 18000 1.67 23.39 1.67

19 19000 1.94 24.69 1.94

20 20000 2.25 25.99 2.25

21 21000 2.58 27.25 2.58

22 22000 3.01 28.59 3.01

23 23000 3.55 29.89 3.55

24 24000 4.14 31.19 4.14

30
25 25000 4.76 32.49 4.76

26 26000 5.53 33.79 5.53

27 27000 6.42 35.09 6.42

28 28000 7.44 36.39 7.44

29 29000 8.59 38.88 8.59

30 29200 9.10 38.99 9.10 FM & FB

VII. GRAFIK HASIL ANALISA DATA

1. GRAFIK BAJA KARBON

GRAFIK TEGANGAN - REGANGAN


70
60
50
Tegangan (Mpa)

40 GRAFIK TEGANGAN -
30 REGANGAN
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30
Regangan (%)

Grafik 1. Plot Grafik Tegangan Dengan Regangan Baja Karbon

Grafik 2. Plot Grafik Tegangan Dengan Regangan Baja Karbon Dari Mesin
31
2. GRAFIK KUNINGAN

GRAFIK TEGANGAN - REGANGAN


50
45
40
35
Tegangan (Mpa)

30
25 GRAFIK TEGANGAN -
REGANGAN
20
15
10
5
0
0 5 10 15 20 25 30
Regangan (%)

Grafik 3. Plot Grafik Tegangan Dengan Regangan Kuningan

Grafik 4. Plot Grafik Tegangan Dengan Regangan Kuningan Dari Mesin

32
VIII. PEMBAHASAN
Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu [Askeland,
1985]. Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material
terhadap gaya statis yang diberikan secara lembut, atau uji tarik adalah pemberian
gaya atau tekanan tarik kepadamaterial dengan maksud untuk mengetahui atau
mendeteksi kekuatan suatu material.

Prinsipnya uji tarik ini dilakukan menggunakan mesin yang dapat memberikan
gaya tarik yang cukup kuat pada material dan juga memeberikan cengkraman yang
kencang sehingga material tidak terlepas ketika diberikan gaya tarik.

Ketika material ditarik dengan beban tarik yang besarnya melebihi batas
luluhnya, maka material tersebut akan mengalami pertambahan panjang sifatnya
tetap. Pertambahan panjang material ini apabila dibagi dengan panjang awal
menghasilkan perpanjangan atau elongation yang disimbolkan dengan e. Pada saat
beban tarik dikenakan pada spesimen melebihi batas luluhnya, maka perpanjangan
yang terjadi pada material adalah perpanjangan totalnya. Besarnya perpanjangan
total merupakam hasil penjumlahan antara perpanjangan plastis dengan
perpanjangan elastis.
Apabila tegangan yang diberikan terhadap spesimen melebihi batas luluhnya,
maka pergerakan dislokasi ini akan mencapai permukaan. Pergerakan dislokasi
hingga mencapai permukaan inilah yang dinamakan deformasi plastis. Deformasi
plastis inilah yang menyebabkan pertambahan panjang pada spesimen bersifat tetap.
Apabila besarnya tegangan yang diberikan terhadap spesimen mencapai titik
maksimum.
Pada praktikum pengujian tarik ini digunakan dua jenis material, yaitu baja
33
karbon, dan kuningan. Pada saat dilakukan pengujian pada baja karbon dan kuningan
maka didapatkan data-data seperti: batas proporsional, titik ulur, tegangan tarik
maksimum, batas patah, regangan dan presentase pengurangan luas penampang.
Batas proporsional untuk baja karbon adalah122.2 N.mm-2 adapun batas proporsional
untuk kuningan adalah 127.3 N.mm-2. Titik ulur untuk baja karbon adalah 445.8
N.mm-2 adapun titik ulur untuk kuningan adalah 140.1 N.mm-2. Kemudian tegangan
tarik maksimum untuk baja karbon adalah 656.0 N.mm-2 sedangkan untuk tegangan
tarik maksimum untuk kuningan adalah 371.9 N.mm-2. Batas patah untuk baja
karbon adalah 535.0 N.mm-2 sedangkan batas patah kuningan adalah 371.9 N.mm-2.
Regangan untuk baja karbon adalah 20% sedangkan untuk kuningan adalah 2%. Dan
presentase pengurangan luas penampang untuk baja karbon adalah 0.28% sedangkan
untuk kuningan adalah 0.90%. Gaya yang bekerja pada baja karbon dan kuningan
adalah pada batas proporsional dan elastic terjadi gaya tarik, pada batas ulur terjadi
deformasi lokal, pada batas ultimate terjadi tegangan tarik maksimum, dapan pada
batas break benda kerjapun putus.
Tiga titik penting yaitu pada grafik yield point, scrength dan titik puncng
yield. Foint adalah titik persimpangan utama, strenghr adalah titik tegangan
maksimum yang bekerja pada alat uji tarik dan titik potong adalah dimana material
tersebut putus.
Jenis material yang diuji masuk kedalan jenis baja ST37 karna memiliki
tengangan tarik 370 Mpa.

IX. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan :
 Pada batas proporsional dan elastic terjadi gaya tarik, pada batas yield terjadi
deformasi lokal dan pada ultimate terjadi tegangan tarik maksimum dan pada batas
break material tersebut putus.
 Regangan pada batas proporsional adalah 0.02 untuk baja karbon, dan 0.03 untuk
kuningan.
 Tengangan pada batas proporsional adalah 122.2 N.mm-2 , ulur adalah 445.8
Nmm-2, tegangan pada batas maksimum adalah 656.0 Nmm-2 dan pada batas
putus adalah 535.0 Nmm-2 untuk baja kabon sedangkan pada kuningan batas
proporsionalnya adalah 127.3 Nmm-2, batas ulurnya adalah 140.1 Nmm-2, batas
maksimumnya adalah 371.9 Nmm-2 dan batas putusnya adalah 371.9 Nmm-2.
34
 Modulus elastisitas pada baja karbon adalah 6.1 N.mm -2 dan pada kuningan
adalah 4.2 N.mm-2
 Presentasa perpanjangan pada baja karbon adalah 20% dan pada kuningan adalah
2%
 Presentase reduksi luas penampang pada baja karbon adalah 0.28% dan pada
kuningan adalah 0.90%

Saran :
Melihat manfaat dari mesin uji tarik ini cukup besar maka disarankan agar benda
ukur ini dapat digunakan dengan benar dan dirawat dengan baik.

X. LAMPIRAN
Pertanyaan :
1. Dijawab sebelum memulai praktik.
a. Secara teoritis, berapa nilai Modulus Elastis: Baja Karbon, Kuningan,

Baja karbon : 21 x 1010

Kuningan : 9 x 1010

b. Berdasarkan kandungan karbon yang terdapat pada baja karbon, maka baja karbon
dibedakan atas baja karbon rendah, baja karbon sedang, dan baja karbon tinggi.
Berapa % kadungan karbon yang terdapat pada baja karbon rendah, baja karbon
sedang, dan baja karbon tinggi.
Baja karbon rendah : ˂0,35% C

Baja karbon sedang : 0,25 – 0,6 % C


Baja karbon tinggi : 0,6 ˂ % C ˂17

c. Berapa nilai tegangan dan regangan Maximal Baja Karbon rendah, Kuningan,
Nilai Tegangan
 Baja karbon rendah : 54,85 Mpa
 Kuningan : 38,99 Mpa

35
Nilai Regangan

 Baja karbon rendah : 27,35 %


 Kuningan : 9,10 %

d. Batas proporsional dan batas elastis baja karbon rendah pada praktiknya tidak dapat
dibedakan, mengapa ?
 Karena tidak adanya standaritas yang universal mengenai nilai batas proporsional
dan nilai batas elastis.

e. Logam apa saja yang dapat dideteksi batas ulurnya dengan menggunakan grafik
tegangan–regangan pada pengujian kuat tarik? Serta tunjukkan dalam grafiknya.
 Logam yang dapat dideteksi batas ulurnya yaitu baja, tembaga, dan kuningan.
Bentuknya yaitu Deformasi Plastis yaitu perubahan bentuk yang tidak dapat
kembali ke keadaan semula.
XI. DAFTAR PUSTAKA

Tuliskan pustaka yang kamu kutip dalam menjawab pertanyaan diatas.


 https://catatanbimanyuwordpress.com/
 https://rudydwi.wordpress.com/2010/03/28mengetahuisifat-mekanik-
material-dengan-uji-tarik/
 https://www.academia.edu/23221111/menentukan-nilai-modulus-young-
dari-Besi,Kuningan-dan-Tembaga/
 https://sersasih.wordpress.com/
 https://www.infometrik.com/7009/09/mengenal-uji-tarik-dan-sifat-sifat-
mekanik-logam

36

Anda mungkin juga menyukai