“ PACK CARBURIZING “
DISUSUN OLEH :
NIM : 4201817006
KELOMPOK :3
NOVEMBER 2019
A. TUJUAN
2. Dapat melakukan hardening
3. Dapat memahami proses Pack Carburizing.
4. Dapat mempraktekkan proses pack carburizing
5. Dapat membedakan material kekerasan material akibat proses carburizing.
6. Menentukan kekerasan material berdasarkan metode:
Vickers
B. TEORI DASAR
1. Karburasi adalah sebuah proses penambahan unsur Karbon pada permukaan logam dengan
cara difusi untuk meningkatkan sifat fisis dan mekanisnya. Proses karburasi ini biasanya
dilakukan pada baja karbon rendah yang mempunyai sifat lunak dan keuletan tinggi.
Mengeraskan permukaan dengan menggunakan cara karburasi adalah cara pengerasan
yang paling tua dan ekonomisKarena pada proses pengerasan ini hanya merubah
komposisi kimia dari baja karbon tersebut.
2. Pack Carburizing atau Karburasi padat adalah proses di mana karbon monoksida yang
berasal dari senyawa padat terurai pada permukaan logam menjadi karbon yang baru lahir
dan karbon dioksida. Karbon yang baru lahir diserap ke dalam logam, dan karbon dioksida
segera bereaksi dengan bahan karbon hadir dalam senyawa karburasi padat untuk
menghasilkan karbon monoksida segar. Pembentukan karbon monoksida ditingkatkan oleh
energizer atau katalis seperti (BaCO3), kalsium karbonat (Ca CO3), kalium karbonat ( K2CO3)
dan Natrium karbonat, yang muncul didaerah karburasi. energizer memfasilitasi
pengurangan karbon dioksida dengan karbon untuk membentuk karbon monoksida. Dengan
demikian, dalam sistem tertutup, jumlah energizer tidak berubah. Karburasi terus asalkan
cukup karbon hadir untuk bereaksi dengan karbon dioksida berlebih.
3. Pada metode Pack carburizing atau karburisasi padat, komponen yang akan dikarburisasi
ditempatkan dalam kotak yang berisi media penambah unsur karbon ataumedia karburasi,
kemudian dipanaskan pada suhu austenisasi (842–953 ˚C). Akibat pemanasan ini, media
karburasi akan teroksidasi menghasilkan gas CO 2 dan CO . Gas CO akan bereaksi dengan
permukaan baja membentuk atom Karbon yang kemudian berdifusi ke dalam baja mengikuti
persamaan:
2CO + Fe → Fe (C) -------------- CO2
4. Gas CO2 ini sebagian akan bereaksi kembali dengan karbon dari media karburasi membentuk
CO dan sebagian lagi akan menguap. Ini berarti bahwa Oksigen harus tersedia cukup dalam
kotak agar proses dapat berlangsung dengan baik.
5. Media karburasi yang berbentuk serbuk akan memunculkan rongga-rongga di dalam kotak.
Semakin besar ukuran serbuk maka semakin besar rongganya, namun akan semakin sedikit
kontak antara media karburasi dengan permukaan komponen.Ukuran serbuk yang besar juga
akan mengurangi efektifitas proses karburisasi padat, terutama jika komponen yang
dikarburisasi memiliki bentuk yang rumit. Di sisi lain, semakin kecil ukuran serbuk semakin
6. kecil rongganya sehingga mengurangi jumlah Oksigen dalam kotak. Bagaimanapun juga,
rongga ini diperlukan untuk menjamin pergerakan gas-gas yang muncul selama proses di
dalam kotak. Oleh sebab itu, ukuran butir serbuk yang efektif pada proses karburising padat
perlu ditentukan agar proses menjadi optimal.
7. Proses pengerasan dilakukan dengan memanaskan kembali benda uji pada suhu
Austenisasi sekitar 850 ˚C, ditahan selama 5 menit, kemudian seluruh benda uji
dicelup secara bersamaan ke dalam air bersuhu 25 ˚C. Perubahan fasa akibat perlakuan
karburisasi dan pengerasan diamati menggunakan Mikroskop Optik Nikon . Tebal
lapisan difusi (case depth) yang diperoleh dari hasil proses karburisasi ditentukan
melalui pengukuran kekerasan dari tepi benda uji menggunakan Micro Vickers
Hardness Tester dengan beban penekanan disesuaikan dengan komponen yang akan
uji. Sedangkan Untuk mengukur case depth dapat menggunakan indikator perubahan
kekerasan permukaan.
Rumus :
Dalam segitiga () OBC
1/ 2 d
136o
sin
Panjang X = 2
1360
2.F . sin
2 1,854 F
2 2
HV = d = d
C. PERLENGKAPAN PRAKTEK
1. Bahan st.37 ( 3 buah )
2. Arang
Perbandingan 1:5
3. Bikarbonat
4. Wadah besi
5. Dapur pamanas
6. Penjepit
7. Amplas halus dan kasar
8. Air
D. KESELAMATAN KERJA
a. Pelajari Job sheet sebelum praktek
b. Gunakan pakaian praktikum dan sepatu kulit.
c. Jangan merokok dan makan waktu praktek
d. Ikuti prosedur pemanasan dari teknisi.
e. Hati-hati terhadap bahan yang dipanaskan terhadap benda yang mudah
terbakar dan tubuh anda.
f. Jangan mengubah program jika anda masih belum memahami prosedur
pemograman dapur
g. Tanyakan pada pembimbing praktikum hal-hal yang belum jelas
E. LANGKAH-LANGKAH KERJA
1. Hardening dan Pack Carburizing
a. Pertama haluskan bahan yang digunakan (st.37) yang berjumlah 3 buah
b. Sehabis di amplas kita ambil satu bahan untuk di hardening, 1 bahan lainnya di
hardening dan di pack karburizing, dan 1 nya lagi tidak di apa”kan
c. Tahap selanjutnya ambil wadah dan isi dengan campuran arang dan
bikarbonan sebanyak setengah secara merata, sehabis itu letakan bahan
ditengah” dan isi lagi dengan arang dan bikarbonat sampai penuh dan merata
d. Tahap selaanjutnya hidupkan dapur pemanas, masukan masukan bahan yang di
dalam wadah dan yang tidak didalam wadah untup proses hardening dan pack
karburizing. Hidupkan mesin, waktu memanaskan dapur pemanas selama 10
menit di lampu wait.
e. Setelah itu pindah ke T1 untuh hardening sekitar 1,5 jam dalam suhu 900ºC
f. Setelah itu T1 akan berpindah ke T2 selama 20 menit, T2 akan holdinh time
g. Setelah semua nya selesai buka dapur pemanas dan dinginkan lansung dengan
menggunakan air
2. PENGGUNAAN VICKERS
prinsip dari metode vickers ini mirip dengan metode brinell, jejak indentasi yang dihasilkan
oleh metode vickers lebih jelas dibanding dengan metode brinell, karena akurasinya lebih
baik, inilah sebabnya metode ini lebih baik dari metode brinell.
I. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum pack carburizing dan disusul dengan pengujian kekerasan
menggunakan metode vickers dapat dilihat dari data diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
Menurut dasar teori dan hipotesa pack carburizing dipengaruhi
oleh suhu pemanasan. Dimana semakin tinggi suhu pemanasan maka
kekerasannya juga semakin tinggi karena karbon aktif mudah
berdifusi.
Dari hasil perbandingan kekerasan pada spesimen tanpa
perlakuan dan spesimen dengan variasi suhu serta media pendingin
sama, tidak terdapat penyimpangan karena sudah sesuai dengan
dasar teori dan hipotesa, dimana semakin tinggi suhu pemanasan
maka kekerasan yang dihasilkan semakin tinggi pula, dikarenakan
karbon aktif mudah berdifusi.