Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PRATIKUM UJI KEKERASAN

OLEH:
NAMA : 1. AKBAR WICAKSONO (4202217073)
2. HERMAWAN SASONGKO(4202217072)
3. ONENDRI JUAN PRANOTO(4202217074
KELAS : 3C
KELOMPOK : II

JURUSAN TEHNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2023

1
A. TUJUAN
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengtahui perubahan kekerasan dari bahan (Gear motor besar)
dengan proses Flame Hardening pada media pendingin yang berbeda yaitu Air, Oli dan Oli Bekas.
Metode uji dilakukan dengan vickers.

B. DASAR TEORI
Kekerasan adalah ketahanan suatu bahan terhadap deformasi permanen oleh penetrasi dari benda lain
yang lebih keras. Kekerasan adalah suatu sifat bahan yang sebagian besar dipengaruhi oleh unsur – unsur
paduannya. Kekerasan suatu bahan merupakan sifat yang penting, karena kekerasan bahanlah yang
menentukan kemudahan penggarapannya dan menentukan ketahanan ausnya.

Karbon didalam besi secara pasti mempengaruhi kualitas baja, dan kekerasan yang dibutuhkan dapat
dicapai dengan perlakuan panas. Dari beberapa riset yang dilakukan, bahwa bahan akan berubah
kekerasannya bila dikerjakan dengan Cold Worked.

Sebelum melakukan pengujian, benda kerja harus terlebih dahulu dihaluskan permukaannya sehingga
licin dan mengkilat, dan dalam pengerjaannya tidak boleh menimbulkan perubahan struktur logam yang
akan diuji.

Bentuk yang paling umum dalam pengujian kekerasan bahan adalah menggunakan pembuat jejak
(Indentor) standar yang ditekan pada permukaan benda uji. Hasil lekukan yang terjadi memberikan harga
kekerasan.

Harga Kekerasan tidak mempunyai standar atau skala yang mutlak, oleh karena harga kekerasan dari
suatu jenis pengujian memiliki skala tersendiri, walaupun terdapat beberapa hubungan dari skala yang
satu dengan skala yang lainnya.

Flame hardening adalah proses perlakuan panas pada permukaan bahan di ikuti quenching yang
mengubah struktur austenite menjadi martensite (bersifat keras namun rapuh) pada permukaan tersebut
dengan media penddingin air, oli baru, dan oli bekas.

Metode pengujian bisa dengan : Rockwell ,Brinell dan Vickers

Pada pengujian kali ini dilakukan dengan metode vickers

Metode Vickers

Pada metode Vickers ini dasar pengujiannya adalah digunakan indentor dari permata yang berbentuk
piramida dengan bidang alas bujur sangkar dan sudut puncaknya yang khusus dengan memberikan
beban pada logam (benda kerja) beban F dan diagonal bekas penekanan diukur setelah

2
beban diangkat. Kekerasan vickers adalah suatu hasil bagi yang didapatkan dengan membagi beban
yang dikenakan F dengan luasan bentangan pada permukaan indentasi dari benda kerja, dengan
memperhatikan bentuk piramid dengan alas bujur sangkar dengan diagonal D danmempunyai sudut
puncak yang sama dengan indentor dari permata. Dasar perhitungan kekerasan vickers dapat
diketahui melalui keterangan-keterangan pada tabel di bawah ini:

Rumusan simbol pengujian Kekerasan dengan metode Vickers.

No. Simbol Keterangan Satuan


0
1. - Sudut puncak indenter yang berbentuk

piramid = 136o

Beban yang dikenakan Kgf

2. F Diameter rat-rata yang didapat dari mm

3. d diagonal d1 dan d2

Kekerasan vickers

Beban yang dikenakan


4. HV = Luasan indentasi

136 °
2 F sin
2 F
2
= d2 = 1,854 d

Rumus tabel 6 di atas dapat dibuktikan sebagai berikut :


Diketahui beban yang diberikan = F (Kg)

3
Sedangkan untuk luas penampang bekas penekanan dapat dihitung sebagai berikut:

Penekanan penetrator pada benda kerja

Dalam segitiga () OBC


1/2 d
136 o
sin
Panjang X = 2
Pada segitiga () HED
1/2 d
0
Panjang Y= tg 45
Jadi bekas luas penampang penekanan adalah :
1
A = 4 x 2 x XxY.
1/2 d
1 136 0 1/2 d
sin
A=4x 2x 2 x tg 450
d2
1360
2. sin
A= 2
F
d2
F 1360
2 . sin
HV = A = 2

4
1360
2. F . sin
2 1, 854 F
HV = d 2
= d2
Maka rumus di tabel jadi terbukti.

F 2
di 3 dii

1 136°
between opposite
faces

Indetor diamond

C. KESELAMATAN KERJA

1. Pelajari Job sheet sebelum praktek


2. Gunakan pakaian praktikum dan sepatu kulit.
3. Jangan merokok dan makan waktu praktek
4. Tanyakan pada pembimbing praktikum hal-hal yang belum jelas

D. ALAT DAN BAHAN

a. Alat
1.Terminal
2.Gerinda

3.Ragum

4.Kacamata Pelindung

5
5.Amplas

6.Alas amplas berupa kaca yang permukaannya rata

7.Flame Gun

8.Korek api

9.Dapur panas

10.Termometer

11.Tang penjepit

12.Baskom

13.Majun

14.Cetakan

15.Wadah (botol)

16.Obeng / alat untuk mengaduk

17.Kaca

18.Meja

19.Cutter

b. Bahan

1.Gear motor besar

2.Air

3.Oli baru

4.Oli bekas

5.cerbi atau grease

6.Resin

7.Katalis

8.Cetakan (pipa paralon berdiameter 1 – 1,5 inch)

9.Batu hijau

6
E. LANGKAH KERJA

a. Proses mempersiapkan bahan (Gear motor besar)

1. Potong bahan Gear motor besar dengan menggunakan gerinda di potong menjadi 4

bagian dengan ukuran 1 – 1,5 cm.

2. Rapikan permukaan benda kerja hingga tidak ada bagian yang tajam.

bahan yang sudah tidak tajam

3. Lakukan pengamplasan pada benda kerja hingga permukaannya rata.

proses pengampalasan

4.Setelah permukaan rata selanjutnya dilakukan Flame hardenig

b. Proses Flame hardening

1.Masukan bahan yang sudah di haluskan ke dalam dapur panas

7
Peletakan bahan pada dapur panas

2.Nyalakan Flame gun dengan menggunakan korek api

3.Arahkan Flame gun pada permukaan bahan di dapur panas

Pengarahan Flame gun

4.Panaskan bahan dan tahan sekitar 8 – 10 menit hingga suhu mencapai sekitar 723 derajat

Pemanasan dan menahan suhu

5.Arahkan Termometer ke arah bahan untuk mengetahui suhu

8
Pengecekan suhu

6.Setelah bahan mencapai suhu yang diperlukan lakukan pengangkatan bahan dengan menggunakan tang
jepit

Pengangkatan bahan

7.Letakan bahan ke media pendingin yaitu air, oli baru dan oli bekas

Pendinginan bahan

9
8.Jika bahan sudah dingin lakukan pengamplasan

Pengamplasan ulang

C. Proses peresinan

1. Persiapkan alat dan bahan.

2. Siapkan dan bersikan alas cetakan menggunakan cutter.


3. Amplas bagian bawah cetakan untuk meminimalisir kebocoran saat di tuangkan cairan
cetakan.
4. Ambil sedikit cerbie atau grease dengan ujung jari lalu oleskan pada bagian dalam
cetakan dengan memutar cetakan.
5. Lalu ambil sedikit lagi cerbie atau grease dengan ujung jari setelah itu oleskan pada bibir
cetakan (bagian atas cetakan).
6. Letakan kaca di atas meja lalu taruh bahan kerja di atas kaca setelah itu posisikan di
tengah cetakan.

10
7. Campurkan cairan katalis dan resin dengan media botol sebagai wadah lalu aduk rata
cairan tersebut dengan obeng/alat pengaduk.

8. Sebagai perbandingan takaran 1 banding kurang lebih 90


9. Setelah campuran rata tuangkan ke dalam cetakan.
10. Setelah itu tunggu hingga mengering.
11. Setelah campuran resin mengering lepaskan secara perlahan
12. Setelah itu lakukan pengamplasan pada permukaan yang sekiranya tidak rata hingga
menjadi rata.
13. setelah itu lakukan pemolesan menggunakan batu hijau hingga mengkilap.

D. Uji kekerasan bahan dengan metode vickers

1.Sambungkan kabel power mesin vickers ke stop kontak


2.Tekan tombol power pada bagian belakang mesin vickers
3.Letakan bahan uji pada landasan
4.Tekan tombol searah jarum jam hingga penetrator tepat di atas benda kerja
5.Putar handel sampai bahan uji mendekati penetrator
6.Tekan tombol start pada display hingga terdengar suara alarm ke dua
7.Putar handel berlawanan dengan jarum jam untuk menurunkan benda kerja
8.Tekan tombol panah berlawanan jarum jam sampai microkoskop di atas bahan uji
9.Putar handel sembari di lakukan pengamatan agar di dapat bayangan yang jelas

Posisikan bayangan benda kerja seperti diatas

11
10.Putar scrub kanan sehingga garis yang berhimpit tadi tepat pada garis diagonal dengan scrub
Sebelah kiri

11.Lalu tekan tombol zero pada dispaly


12.Pisahkan kedua garis dengan scrub sebelah kiri

13.Tekan tombol Read pada microkoskop untuk berpindah ke D2


14.Ukur diagonal ke dua dengan cara yang sama
15.Satukan kedua 2 garis

16.Untuk mencari D2 turunkan garis diagonal kebawah


17.Tekan tombol zero
18.Pisahkan kedua garis dengan memutar scrub

19.Baca dan tulis data yang ada pada display

12
E. Data

Tabel data yang di peroleh dari pengujian dengan mesin vickers

Keadaan Data Hasil


bahan
Kondisi awal Data 1 151,320997

D1 : 349,26 mikron
D2 : 350,8 mikron
HV : 151.3
Data 2 153,523559

D1 : 339,86 mikron
D2 : 355,16 mikron
HV : 153,5
Data 3 148,289289

D1 : 355,50 mikron
D2 : 351,68 mikron
HV : 148,3

Air Data 1 137,523004

D1 : 378,23 mikron
D2 : 356,11 mikron
HV : 137,5

Data 2 124,513501

D1 : 386,51 mikron
D2 : 385,24 mikron
HV : 124,5

Data 3 120,189433

D1 : 387,46 mikron
D2 : 398,05 mikron
HV : 120,2

13
Oli baru Data 1 77,191043

D1 : 487,60 mikron
D2 : 492,57 mikron
HV : 77,2

Data 2 76,770653

D1 : 488,97 mikron
D2 : 493,88 mikron
HV : 76,7

Data 3 83,624851

D1 : 467,16 mikron
D2 : 474,61 mikron
HV : 83,6

Oli bekas Data 1 75,059504

D1 : 493,82 mikron
D2 : 500,17 mikron
HV : 75,0

Data 2 75,877137

D1 : 502,39 mikron
D2 : 486,23 mikorn
HV : 75,8

Data 3 73,359675

D1 : 467,16 mikron
D2 : 474,61 mikron
HV : 73,3

14
Grafik data yang di peroleh dari pengujian

Kondisi awal Air Oli baru Oli bekas

180,000,000

160,000,000

140,000,000

120,000,000

100,000,000

80,000,000

60,000,000

40,000,000

20,000,000

0
data 1 data 2 data 3

F. Analisa
Salah satu pengujian yang digunakan untuk mengetahui sifat mekanik baja adalah uji kekerasan.
Uji kekerasan adalah ketahanan suatu bahan terhadap deformasi permanen oleh penetrasi dari benda lain
yang lebih keras. Dengan metode vickers dilakukan perlakukan panas yaitu flame hardening dan hasil
yang didapat kan pengujian kekerasan sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena
menghasilkan data kekerasan material.
Proses dalam pratikum uji kekerasan meliputi :

15
1.Siapkan bahan (Gear motor besar).
2.Potong bahan menjadi 4 bagian.
3.Lakukan pengamplasan bahan.
4.Lakukan Pemansan benda (Flame hardening ).
5.Tahan hingga mencapai suhu yang diperlukan jika sudah matikan api dan angkat bahan.
6. Celupkan bahan yang tadi sudah di angkat ke air,oli baru dan oli bekas.
7.Dirasa sudah dingin angkat bahan lalu lakukan perisan bahan tunggu hingga mengering.
8.Jika sudah mengiring lakukan pengamplasan ulang dengan batu hijau.

Data yang di peroleh saat pengujian yaitu :


Kondisi awal benda : [data 1] = 151,320997
[data 2] = 153,523559
[data 3] = 148,289289

Air : [data 1] = 137,523005

[data 2] = 124,513501
[data 3] = 120,189433

Oli baru : [data 1] = 77,191043


[data 2] = 76,770653
[data 3] = 83,624851

Oli bekas : [ data 1] = 75,059504


[ data 2] = 75,877137
[ data 3] = 73,359675

Dibandingakan dengan teori dasar / referensi, data yang di peroleh mengalami penurunan

16
G. Kesimpulan
Setelah dilakukan uji material baja (Gear motor besar) ternyata baja mengalami perubahan nilai
kekerasan yaitu lebih kecil dari saat belum di uji. Perubahan nilai tersebut di pengaruhi oleh sifat dari
media pendingin tersebut yaitu Viskositas (kekentalan), Densitas (massa jenis) dan temperature.
Media pendingin yang digunakan : air, oli baru dan oli bekas
Ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi yaitu :
1.Material atau bahan yang kecil
2.Waktu pemanasan yang kurang karna bahan yang kecil (bisa mencair jika terlalu lama)
3.Pada saat pemanasan suhu sulit mencapai 723 deajat (hanya beberapa saat mencapai suhu tersebut)

17

Anda mungkin juga menyukai