Anda di halaman 1dari 9

A.

TUJUAN

1. Melakukan percobaan uji Tarik.


2. Mengetahui kekuatan Tarik bahan.
3. Mengetahui yield point bahan.
4. Menghitung prosantase perpanjangan dan prosentase pengurangan luas penampang
(kontraksi).
5. Mengetahui Modulus Elastisitas bahan.
6. Menganalisa kerusakan bahan.

B.TEORI DASAR

Pengujian Tarik adalah suatu percobaan dengan cara merusak benda uji, dimana
benda uji dipasang pada mesin uji Tarik, dibebani sedikit demi sedikit sampai benda uji
putus. Pada pengujian Tarik, akan terjadi perubahan atau deformasi dari benda uji yaitu
pertambahan Panjang dn pengecilan penampang benda uji tersebut.

a. REGANGAN
Regangan di definisikan sebagai perbandingan antara pertambahan Panjang (
∆ l=lu−l₀ ¿ dengan Panjang mula mula l ₀.

Panjang sesudah patah ( Lu )− panjang awal ( L ₀ )


Regangan =
Panjang awal ( L ₀ )

∆l
ε= x 100 %
l₀

b. Elastisitas (E)
Pada grafik yang ditunjukkan dalam suatu hasil pengujian Tarik dapat kita
lihat dimana terjadi garis lurus, karena perbandingan antara tegangan dan regangan
selau sebanding pada batas tertentu.
Perbandingan ini disebut Modulus Elastisitas.

beban
Tegangan =
penampang

Dimana,

F
σ=
A₀

∆l
ε=
l₀

Maka,

σ
Modulus Elastisitas (E) =
ε

Atau,

FxL ₀
E=
A ₀ xR

Elastis yaitu jika batang ditarik dan mengalami regangan tetapi bila dilepakan beban
tariknya, maka batsng kembali seperti keadaan semula.

c. Batas proporsionalitas dan batas elastis.


Sampai pada suatu titikyang di sebut batas proporsionalitas, dimana tegangan
sebanding dengan regangangan yang di tunjukkan pada grafik sebagai garis lurus.
Jika sampai pada batas elastis tegangan tidak lagi sebanding dengan regangan. Jika
beban dihilangkan maka Panjang batang akan kembali ke Panjang semula. Sebagai
catatan bahwa secara praktis bisa di angap batas proporsionalitas dan batas elastis
tiada berbeda.
d. Yield Point (Batas Lumer)
Jika beban yang bekerja pada batang uji diteruskan sampai di luar batas elastis
akan terjadi secara tiba-tiba perpanjangan permanen dari suatu batang uji.
Pada saat ini benda dikatakan telah sampai pada Yield Point (batas lumer),
dimana regangan meningkat sekalipun tidak ada peningkatan tegangan (hanya
terjadi pada baja lunak).
Fy
σy¿
A₀

e. Yield Strength/Proof stress


Untuk bebrapa bahan logam paduan non ferro dan baja-baja keras yield point
sukar didekteksi begitu juga batas limitnya. Oleh karena itu dinyatakan
perpanjangan non proporsional adalah misalnya 0,2%.

f. Tegangan Tarik (σ R)
Tegangan nominal maksimum yang ditahan oleh batang uji sebelum patah
disebut tegangan Tarik, yaitu merupakan perbandingan antara beban maksimum
yang dicapai selama percoban Tarik dan penampang mula-mula.

Beban maksimum
Tegangan Tarik=
Penampang mula−mula

F
σR=
dx

g. Pengecilan penampang (kontraksi)


Deformasi tejadi akibat tarikan merubah penampang menjadi kecil, prosantase
perbandingan antara besarnya selisih luasan penampang batang uji setelah patah
dengan penampang mula-mula dsebut kontraksi.
Sehingga dapat dituliskan yaitu :

penampang mula mula− penampang sesudah patah


Kontraksi =
penampang mula mula

Atau,
A 0− Aν
Z= x 100 %
A₀

C. PERLENGKAPAN PRAKTEK

ALAT :
1. Mistar baja.
2. Vernier caliper ( jangka sorong ).
3. Tip ex.
4. Universal testing machine.

BAHAN :

1. Baja polos.
2. Baja ulir.

D. KESELAMATAN KERJA

1. Pelajari job sheat sebelum praktek.


2. Gunakan pakaian praktikum dan sepatu kulit.
3. Jangan merokok dan makn wakti praktek.
4. Tanyakan pada pembimbing praktikum hal-hal yang belum jelas.

E. PROSEDUR KERJA (LANGKAH-LANGKAH KERJA)

1. Persiapkan peralatan yang digunakan.


2. Ukur batang uji dan bagi Panjang Lo
3. Hidupkan mesin hidrolik dengan menekan “pump on” sehingga “pump lamp”
menyala.
4. Biarkan beberapa menit (±15 menit) sebagai pemanasan awal mesin.
5. Pasang batang uji pada penjepit (clamping head) dari mesin uji Tarik, jika posisi
dari penjepit tidak tepat maka diatur dengan cara memutar tombol “cross head
adj” untuk menaikkan pada posisi “up” dan untuk menurunkan pada posisi
“down”.
6. Amati pertambahan Panjang selama proses pengujian.
7. Memberikan beban Tarik dengan cara memutar tombol “speed control valve”
pada posisi “load”.

8. Amati perubahan Panjang.


9. Setelah benda uji putus :
 Lepaskan batang uji dari jepitannya.
 Catat ukuran yang diperlukan.
 Turunkan clamping head pada posisi semula dengan memutar
speed control valve secara perlahan sampai posisi awal.
 Matikan mesin hidrolik dengan menekan pump off.

F. DATA PENGAMATAN

1. DATA SEBELUM DILAKUKAN PENGUJIAN


a. Bahan baja polos
 L total = 515 mm
 D₀ = 16,20 mm
 L₀ = 300 mm
Dimana,
a) L total = Panjang total
b) D₀ = diameter awal
c) L₀ = Panjang awal

b. Bahan baja ulir


 L total = 510,2 mm
 D₀ = 16,25 mm
 L₀ = 300 mm
Dimana,
a) L total = Panjang total
b) D₀ = diameter awal
c) L₀ = Panjang awal
2. DATA WAKTU DIUJI
a. Bahan baja polos.
π
 Gaya tarik batas lumer bawah (Fl) = 378,653 × ( × ( 16,2 )2)
4
= 78.047,916 N
π
 Gaya tarik batas lumer atas (Fu) = 378,027 × ( × ( 16,2 )2) =
4
79.155,604 N
π
 Gaya tarik batas maksimum (Fm) = 597,908 × ( × ( 16,2 )2) =
4
123.137,673 N
π
 Gaya tarik batas putus (Fputus) = 562,796× ( × ( 16,2 )2) =
4
115.993,145 N
Dari hasil pengujian tarik didapat juga grafik hubungan gaya dan perpanjangan
dari msin uji tarik tersebut seperti gambar 1 sebagai berikut :
Gambar 1. Grafik hubungan gaya dan perpanjangan bahan baja polos

b. Bahan baja ulir.


π
 Gaya tarik batas lumer bawah (Fl) = 375,281 × ( × ( 16,25 )2) =
4
77.831,311 N
π
 Gaya tarik batas lumer atas (Fu) = 380,175 × ( × ( 16,25 )2) =
4
78.846,09 N
π
 Gaya tarik batas maksimum (Fm) = 568,939 × ( × ( 16,25 )2) =
4
117.994,652 N
π
 Gaya tarik batas putus (Fputus) = 558,233 × ( × ( 16,25 )2) =
4
115.774,287 N

Dari hasil pengujian tarik didapat juga grafik hubungan gaya dan perpanjangan
dari msin uji tarik tersebut seperti gambar 2 sebagai berikut :
Gambar 2. Grafik hubungan gaya dan perpanjangan bahan baja ulir

3. DATA SETELAH DIUJI


a. Bahan baja polos
Setelah dilakukan pengujian didapat hasil :
 Lo = 300 mm
 Lv = 359 mm
 do =16,2 mm
 dv = 11 mm
Dimana,
 Lo = panjang awal
 Lv = panjang setelah pengujian (panjang akhir)
 do = diameter awal
 dv = diameter setelah pengujian (diameter akhir)

b. Bahan baja ulir

Setelah dilakukan pengujian didapat hasil :

 Lo = 300 mm
 Lv = 357 mm
 do =16,25 mm
 dv = 11,9 mm
Dimana,
 Lo = panjang awal
 Lv = panjang setelah pengujian (panjang akhir)
 do = diameter awal
 dv = diameter setelah pengujian (diameter akhir)
G. PENGOLAHAN DATA

a. Bahan Baja Polos.


123.137,67
Fmax =¿ 123.137,67
1. σ tarik = = π ×112 = 1.096,45 N
A 94,98
4
(Lv−L 0) 359−300
2. εtarik = = 300 = 0,1967 N
L0
σ tarik 1.096,45
3. E = = = 6.591,042 N
ε tarik 0,1967
(Lv−L 0) 359−300
4. Zp = × 100% = × 100% = 19,67%
L0 300
π π
( 16,2)2− (11)2
( Ao− Av) 4 4
5. Zd = × 100 %= × 100 %=¿ 53,86%
Ao π 2
(16,2)
4

b. Bahan Baja Ulir


117.994,65
Fmax 117.994,65
1. σ tarik = = π
× 11,92 = = 1.061,48 N
A 111,16
4
(Lv−L 0) 357−300
2. εtarik = = 300 = 0,19 N
L0
σ tarik 1.061,48
3. E = = = 5.586,73 N
ε tarik 0,19
(Lv−L 0) 357−300
4. Zp = × 100% = × 100% = 19 %
L0 300
π π
( 16,25)2− ( 11,9)2
( Ao− Av) 4 4
5. Zd = × 100 %= ×100 %=¿ 46,37%
Ao π 2
(16,25)
4

Anda mungkin juga menyukai