Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTEK

UJI PERCIK (SPARK TEST)

DISUSUN OLEH :

NAMA : Umi Masitha

NIM : 4201817006

KELAS : 3A (TEKNIK MESIN D4)

KELOMPOK :3

TGL . PRAKTEK : 23 September 2019

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLNEP

September 2019
A. Tujuan
Setelah melakukan praktek ini, diharapkan dapat :
1. Mengetahui dan mengelompokkan kandungan karbon logam dengan pengamatan
atau melihat percika bunga api.
2. Mengetahui karakteristik logam dengan pengamatan pada loncatan bunga api
yang timbul pada waktu penggerindaan.
3. Membedakan jenis logam yang diuji.
4. Membedakan kekerasan logam lewat pengamatan loncatan bunga api pada tiap
bahan yang diuji.
5. Menganalisa hasil percobaan dengan referensi yang ada.

B. Teori Dasar

Pengujian percikan (spark test) adalah proses pengujian logam secara visual
untuk mengklasifikasikan berbagai macam baja paduan yang sesuai dengan
komposisi kimia yang dikandung oleh logam itu dengan jalan penggerindaan bahan
yang akan diuji.
Penggerindaan benda uji maksudnya adalah supaya kita bisa mengamati
percikan bunga api yang dihasilkan pada waktu penggerindaan. Cara pengetesan ini
merupakan cara yang paling mudah dan murah jika dibandingkan dengan metode
analisa kimia (chemical spot testing).
Pengelompokan benda uji itu didasarkan atas percikan bunga api yang
dihasilkan pada waktu penggerindaan.
Hasil pengamatan yang kita dapat dibandingkan dengan contoh-contoh yang ada
pada literatur dan pada akhirnya kita dapat menentukan masuk kelompok mana
benda uji tersebut.
Pengujian percikan ini bisa dilakukan untuk hampir semua bahan paduan hasil
produksi seperti : besi tempa, billet, dan sebagainya.
a. Prinsip terjadinya percikan api.
Benda uji (test piece) yang digerinda dengan putaran tertentu akan menghasilkan
percikan bunga api. Karena benda uji lebih lunak dari batu gerindanya maka beram
hasil potongan bahan uji dengan panas yang dihasilkan oleh gesekan roda gerinda
dengan benda uji akan memercik atau terlempar ke udara bebas dan terbakar akibat
terjadinya oksidasi dengan udara luar.
Selama percikan, bunga api itu menyala karena adanya unsur oksigen pada udara
bebas, sehingga partikel karbon yang sangat kecil itu terbakar dan menghasilkan asap
karbon dioksida.
b. Karakteristik percikan api
Secara garis besar percikan bunga api ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok
yaitu :
1. Percikan yang dekat dengan batu gerinda.
2. Percikan tengah (pusat).
3. Ujung percikan terjauh.
Komponen percikan bunga api yang diamati adalah :
1. Panjang pendeknya percikan (garis nyala)
2. Melebar dan menyempitnya percikan
3. Jenis dan warna percikan
4. Bunga / kembang api yang dihasilkan
Kesemua komponen itu merupakan lapisan pijar yang dapat berubah-ubah
intensitasnya tergantung dari paduan kandungan karbon yang ada pada benda uji
tersebut.
Di bawah ini contoh percikan bunga api yang dihasilkan oleh berbagai macam
ferrous alloy :
1. Low carbon steel (0,15% C)
2. Medium carbon steel (0,4% C)
3. High carbon steel (1,0% C)

C. Perlengkapan Praktek
Perlengkapan yang digunakan pada praktek ini adalah :
1. Portable stationary grinding mahine, dengan putaran 2900 rpm
2. Roda atau batu gerinda
3. Benda ui ( test piece )
4. Alat safety equipment (kaca mata)

D. Keselamata Kerja
Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat praktek adalah:
1. Mempelajari job sheet sebelum praktek
2. Menggunakan pakaian praktikum
3. Tidak merokok dan makan pada saat praktek
4. Menanyakan hal-hal yang tidak diketahui kepada pembimbing praktikum
E. Langkah Kerja
1. Pertama-tama, kami mempersiapkan alat dan bahan yang kami perlukan.
2. Setelah alat dan bahan tersedia, kami hidupkan mesin gerinda dengan memutar
chanel kea rah angka satu (1), kami biarkan roda atau batu gerinda sampai
berputar normal.
3. Setelah batu gerinda berputar normal, kami tempelkan benda uji pada batu
gerinda sampai terjadi percikan bunga api yang dapat diamati dengan jelas.
4. Kami foto hasil pengujian percik yang kami lakukan dan kami catat hasil
pengamatan kami di tabel pengamatn (bunga/kembang api, panjang/pendek
percikan, jenis percikan dan warna percikan.
5. Kami lakukan langkah ke-3 dan ke-4 untuk benda uji berikutnya.

F. Data Pengamatan
No Benda uji Warna percikan Panjang Bunga / Lebar/menyempitnya
percikan kembang api percikan
yang
dihasilkan
1. ST37 Orange kekuning- Panjang Tidak Mekar
kuningan bercabang
dan lurus
2. ST40 Orange kekuning- Panjang Tidak Mekar
kuningan bercabang
dan lurus
3. HSS Merah Pendek Lurus dan Menyempit
bercabang
4. SS304 Kuning kemerah- pendek Tidak Mekar
merahan Bercabang
dan lurus
5. Alumunium Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
6. Galvanize Kuning kemerah- Pendek Lurus dan Menyempit
iron merahan tidak
bercabang
7. Tembaga Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
8. kuningan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
G. Analisa
Uji percik (spark test) adalah pengujian terhadap logam secara visual untuk
mengklasifikasikan berbagai macam baja paduan sesuai dengan komposisi kimia
yang dikandung oleh logam itu dengan jalan menggerinda bahan yang akan diuji.
Penggerindaan benda uji ini dimaksudkan supaya kita bisa mengamati percikan
bunga api yang dihasilkan pada waktu penggerindaan. Pengelompokkan benda uji
didasarkan pada percikan bunga api yang dihasilkan pada waktu penggerindaan.
Semakin banyak percikan yang terlihat artinya logam itu memiliki persentase karbon
yang tinggi
1. Baja ST37
Baja ST37 merupakan logam ferros yang memiliki persentase karbon kurang
dari 0,3% (nol koma tiga persen) atau termasuk ke dalam golongan baja lunak
(mild steel). Hal ini dapat dibuktikan dari percikan baja ST37 yang percikan
bunga apinya berbentuk mekar, tidak bercabang, lurus dan panjang dengan warna
orange kekuningan. Sehingga baja ST37 bersifat liat
2. Baja ST40
Baja ST40 merupakan logam ferros yang meiliki persentase karbon kurang
dari 0,3% (nol koma tiga) atau termasuk ke dalam golongan baja lunak (mild
steel). Hal ini dapat dibuktikan dari percikan baja ST40 yang percikan bunga
apinya berbentuk mekar, tidak bercabang, lurus dan panjang dengan warna
orange kekuningan. Sehingga baja ST40 bersifat liat.
3. HSS
HSS (high speed steel) merupakan baja paduan yang mampu
mempertahankan sifat kekerasannya pada temperature tinggi dengan persentase
karbon antar 0,70% - 1,50% sehingga baja ini termasuk ke dalam baja karbon
menengah. Hal ini dapat dibuktikandari percikan HSS yang percikan bunga
apinya menyempit, bercabang, lurus dan pendek dengan warna merah. Sehingga
HSS bersifat getas
4. SS 304
SS 304 merupakan baja stainless steel dengan kandungan karbon 0,03 %,
yang aartinya SS304 tergolong ke dalam baja lunak. Hal ini dapat dibuktikan
dengan percikan bunga apinya mekar, tidak bercabang, lurus dan pendek dengan
warna kuning kemerah-merahan. Sehingga SS304 bersifat liat
5. Alumunium
Alumunium merupakan logam non-ferros yang tidak memiliki kandungan
karbon di dalamnya sehingga memiliki ketangguhan yang rendah. Hal ini dapat
dibuktikan dengan tidak adanya percikan bunga api pada saat penggerindaan.
6. Galvanized iron
Galvanized iron merupakan baja yang terbuat dari campuran baja karbon
rendah dengan lapisan galvanis yang unsure utamanya adalah seng dengan
kandungan karbon 0,091 %, yang artinya baja tersebut merupakan baja karbon
rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan percikan bunga apinya menyempit, tidak
bercabang, lurus dan pendek dengan warna kuning kemerah-merahan. Sehingga
galvanis iron bersifat liat
7. Tembaga
Tembaga merupakan logam non-ferros yang tidak memiliki kandungan
karbon di dalamnya sehingga tembaga memiliki ketangguhan yang rendah. Hal
ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya percikan bunga api pada saat
penggerindaan.
8. Kuningan
Kuningan merupakan logam non-ferros yang tidak memiliki kandungan
karbon di dalamnya, sehingga kuningan memeiliki ketangguhan yang rendah.
Hal ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya percikan bunga api pada saat
penggerindaan. Untuk mengetahui yang mana yang lebih kuat antara kuningan,
tembaga, dan alumunium diperlukan pengujian lebih lanjut.
Warna – warna yang dihasilkan pada saat penggerindaan berasal dari unsur
paduan yang ada pada logam tersebut. Untuk mengetahui unsur – unsur paduan
yang ada pada suatu logam diperlukan pengujian yang lebih akurat yaitu
pengujian kompisisi.
H. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang kami lakukan, benda uji yang telah dilakukan
pengujian percik dapat dibedakan atas :
1. Ada atau tidaknya kandungan besi (Fe) pada logam tersebut (ferros dan non-
ferros)
A. Logam ferros : baja ST37, baja ST40, HSS (high speed steel), SS304
(stainless steel) dan galvanis iron.
B. Logam non-ferros : alumunium, tembaga dan kuningan

2. Kandungan karbon yang terkandung pada benda uji


A. Baja karbon rendah (C < 0,3%) : ST37 (C < 0,3 %), ST40 (C < 0,3%), SS304
(C = 0,03%), galvanis iron (C = 0,091%).
B. Baja karbon menengah : HSS (high speed steel ) (0,7% < C < 1,5%).

Dengan semakin banyaknya kandungan karbon yang ada pada suatu logam, maka
nilai kekerasan yang ada semakin besar. Melalui pengujian percik, nilai kekerasan
suatu logam dapat diperkirakan besar/kecilnya yaitu berdasarkan bentuk bunga api,
jenis bunga api dan panjang/pendeknya bunga api. Warna dari bunga api menentukan
komposisi kimia yang terkandung pada suatu logam. Untuk mengetahui komposisi
logam yang lebih detail perlu dilakukan pengujian lebih lanjut yaitu dengan
pengujian komposisi.
I. Lampiran
1. Baja ST 37

2. Baja ST40
3. HSS (high speed steel)

4. SS304 (stainless steel)


5. Alumunium

6. Galvanis iron
7. Tembaga

8. Kuningan

Anda mungkin juga menyukai