Anda di halaman 1dari 25

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 27


ELEMEN MESIN 2

Bab 2

SABUK & PULI


Pendahuluan
Jenis-jenis Sabuk
Material Sabuk/Belt
Koefisien antara Sabuk dan Puli
Sambungan Sabuk
Flate Belt Drives
Rasio Kecepatan Puli
Panjang Open Belt Drive
Panjang Cross Belt Drive
Daya yang Ditransmisikan Sabuk
Rasio Tegangan (tension) pada Sabuk
Centrifugal Tension pada Sabuk
Tegangan Awal (Initial Tension) pada Sabuk

Hasil Pembalajaran

Tujuan Umum
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mengetahui jenis-
jenis sabuk dan puli serta dapat memilih sabuk dan puli yang sesuai dengan
kondisi kerja yang diinginkan.

Tujuan Khusus
 Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis sabuk dan puli yang digunakan
dalam bidang konstruksi teknik mesin
 Mahasiswa dapat mengetahui konstruksi dan mempunyai kemampuan
dalam memilih sabuk dan puli yang sesuai dengan kondisi kerja.

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 28
ELEMEN MESIN 2

2.1.
Pendahuluan
Dalam dunia permesinan banyak sekali jenis transmisi yang digunakan.
Transmisi berfungsi untuk memindahkan daya dari suatu elemen mesin
yang satu ke elemen mesin yang lain. Diantara transmisi tersebut misalnya
roda gigi, rantai, dan sabuk.

Sabuk sangat efisien jika digunakan untuk pemindah daya pada


kecepatan 20 m/s sampai dengan 22,5 m/s. Adapun keunggulan
pemakaian sabuk adalah dapat menghubungkan poros sejajar maupun
tidak sejajar yang berjarak jauh; lebih murah dan sederhana dibanding
rantai dan roda gigi. Sedangkan kerugiannya tidak bisa memindahkan
daya dan kecepatan yang relatif sangat tinggi; umurnya lebih pendek
dibanding roda gigi dan rantai; dan tidak bisa bekerja pada temperatur
yang tinggi. Dalam pemakaiannya sabuk selalu berpasangan dengan
puli.

2.2.
Jenis-Jenis Sabuk

Gambar 2.1. Jenis-Jenis Sabuk/Belt

Sabuk Rata (Flat Belt)

Sabuk jenis ini termasuk transmisi yang sederhana dan murah untuk
meneruskan daya besar dengan kecepatan sedang atau daya kecil
dengan kecepatan tinggi. Pada kecepatan sedang sabuk ini mudah slip.
Flat belt efektif digunakan jika Jarak antara kedua poros yang
ditransmisikan kurang dari 8 meter.

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 29
ELEMEN MESIN 2

Sabuk V (V-Belt)

Gambar 2.2. Penampang V-Belt dan Puli

Sabuk jenis ini paling banyak digunakan dibandingkan dengan jenis sabuk
yang lain, karena mampu meneruskan daya yang besar dengan
kecepatan tinggi, getarannya relatif kecil, mampu menahan beban
kejut,tidak mudah slip sehingga efisiensinya tinggi bisa mencapai 98%.
Biasanya V-belt digunakan jika jarak antara kedua poros yang akan
ditransmisikan tidak terlalu jauh.

Tabel 2.1. Dimensi sabuk V standar berdasarkan IS:2494-1974

Circular Belt atau Rope

Sabuk jenis ini berpenampang lingkaran dan digunakan untuk


meneruskan daya dengan daya kecil dengan putaran rendah atau
sedang. Circular Belt efektif digunakan jika Jarak antara kedua poros
yang ditransmisikan lebih dari 8 meter.

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 30
ELEMEN MESIN 2

2.3.

Material Sabuk/Belt

Material yang digunakan untuk sabuk harus kuat, fleksibel, dan tahan
lama. Berdasarkan Material sabuk, sabuk dapat diklasifikasikan menjadi:

 Leather Belts

 Cotton or fabric Belts

 Rubber Belts

 Balata Belts

Leather adalah material yang sangat penting pada sabuk karena


memiliki densitas 1000 kg/m3, lebih rendah dari material lainya. Sedangkan
kekuatan tarik maksimumnya bervariasi dari 21 sampai 35 MPa dan faktor
keamanan bisa diambil 8 sampai 10.

Tabel 2. Material sabuk dan densitasnya

2.4.

Koefisien Gesek antara Sabuk dan Puli

Koefisien gesek antara sabuk dan puli dipengaruhi oleh beberapa faktor:

 Material sabukli

 Slip pada sabuk

 Kecepatan sabuk

Menurut C.G. Bart koefisien gesek (µ) dapat dinyatakan dengan:

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 31
ELEMEN MESIN 2

Dimana : v adalah kecepatan sabuk dalam meter per menit.

Tabel 2 memperlihatkan nilai koefisien gesek sabuk dari berbagai jenis


material sabuk dan puli.

Tabel 2.3. Nilai koefisien antara sabuk dan puli

2.5.

Sambungan Sabuk

Sabuk yang biasa disambung adalah sabuk rata (flat belt). Jenis-jenis
sambungan sabuk adalah:

 Cemented joint

 Laced Joint

 Hinged joint

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 32
ELEMEN MESIN 2

Gambar 2.3. Sambungan sabuk

2.6.

Types of Flat Belt Drives

Untuk menghubungkan puli yang satu dengan puli yang lain melalui sabuk
rata dapat digunakan berbagai macam hubungan (flate belt drives). Hal
pemilihan jenis flate belt drives ini tergantung dari arah putaran yang
diinginkan, jarak antara kedua poros yang akan dihubungkan , dan posisi
kedua poros . Adapun jenis flate belt drives yang biasa digunakan adalah:

 Open Belt Drive

 Crossed or Twist Belt Drive

 Quarter Turn belt drive

 Belt Drive with Idler Pulleys

 Compound Belt Drive

 Stepped or Cone Pulley Drive

 Fast and Loose Pulley Drive

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 33
ELEMEN MESIN 2

Gambar 2.4. Open Belt Drive

Gambar 2.5. Crossed or Twist Belt Drive

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 34
ELEMEN MESIN 2

Gambar 2.6. Quarter Turn belt drive

Gambar 2.7. Belt Drive with Idler Pulleys

Gambar 2.8. Compound Belt Drive

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 35
ELEMEN MESIN 2

Gambar 2.9. Stepped or Cone Pulley Drive dan Fast and Loose Pulley Drive

2.7.

Rasio Kecepatan Puli

Rasio kecepatan antara puli penggerak (driver) dengan puli yang


digerakkan (driven) jika tidak terjadi slip antara sabuk dan puli dapat
dinyatakan secara matematis, yaitu:

Jika nilai ketebalan sabuk dimasukkan maka persamaam di atas menjadi:

Dimana:

N1 = putaran puli penggerak

N2 = putaran puli yang digerakkan

d1 = diameter puli penggerak

d2 = diameter puli yang digerakkan

Jika terjadi slip antara sabuk dan puli maka persamaan di atas menjadi :

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 36
ELEMEN MESIN 2

dimana:

s = presentase slip total ( s = s1 + s2 )

s1 = Presentase slip antara puli penggerak dengan sabuk

s2 = Presentase slip antar puli yang digerakkan dengan sabuk.

Jika kasusnya terjadi pada compound belt drive seperti pada gambar 2.8
maka persamaannya menjadi:

(Tanpa slip), dan

( terjadi slip )

Contoh soal 1:

Sebuah engine berputar dengan kecepatan 150 rpm. Poros engine akan
dihubungkan ke poros dynamo melalui sebuah hubungan compound belt
drive, seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Tentukan putaran poros
dinamo jika tidak ada slip dan ada slip jika masing-masing drive memiliki
slip sebesar 2%.

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 37
ELEMEN MESIN 2

Penyelesaian:

Diketahui: N1 = 150 rpm ; d1 = 750 mm; d2 = 450 mm; d3 = 900mm;

d4 = 150 mm; s1 = s2 = 2%

 Putaran poros dinamo (N4 ) jika tidak ada slip:

 Putaran poros dinamo (N4 ) jika ada slip:

2.8.

Panjang Open Belt Drive

Gambar 2.10. Open Belt Drive

Panjang sabuk dapat dicari dengan rumusan sebagai berikut:

Dimana : L = panjang sabuk (m)

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 38
ELEMEN MESIN 2

R1 = jari-jari puli 1

R2 = jari-jari puli 2

x = jarak antara sumbu puli 1 dan sumbu puli 2

2.9.

Panjang Cross Belt Drive

Gambar 2.11. Cross Belt Drive

Panjang sabuk dapat dicari dengan rumusan sebagai berikut:

Dimana : L = panjang sabuk (m)

R1 = jari-jari puli 1

R2 = jari-jari puli 2

x = jarak antara sumbu puli 1 dan sumbu puli 2.

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 39
ELEMEN MESIN 2

2.10.

Daya yang Ditransmisikan Sabuk

Gambar 2.12. Gaya yang Ditransmisikan Sabuk

Daya yang ditransmisikan sabuk (P) adalah:

P = (T1 – T2). v

Dimana: P = Daya yang ditransmisikan sabuk (watt)

v = Kecepatan sabuk (m/det)

T1 = gaya pada sisi kencang (N)

T2 = gaya pada sisi kendor (N)

2.11.

Rasio Tegangan (tension) pada Sabuk

Paku k

Gambar 2.13. Tegangan/tension pada sabuk rata

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 40
ELEMEN MESIN 2

Rasio tegangan/tension pada sabuk rata adalah:

Dimana: T1 = tegangan/tension sabuk pada sisi kencang (N)

T2 = tegangan/tension sabuk pada sisi kendor (N)

µ = koefisien gesek antara sabuk dan puli

= sudut kontak (rad)

Rasio tegangan/tension pada sabuk V adalah:

Gambar 2.14. Sabuk V dengan puli

Sudut kontak ( ) pada open belt drive :

= (180 − 2 )
180
Sudut kontak ( ) pada cross belt drive :

= (180 + 2 )

Contoh Soal 2:

Dua buah puli masing-masing memiliki diameter 450 mm dan 200 mm,
ditempatkan pada dua buah poros sejajar dengan jarak 1,95 m dan
dihubungkan dengan sebuah sabuk yang dipasang secara menyilang
(cross belt). Tentukan panjang sabuk dan sudut kontak masing-masing puli
tersebut.

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 41
ELEMEN MESIN 2

Hitung daya yang ditransmisikan oleh sabuk ketika puli yang lebih besar
berputar dengan kecepatan 200 rpm, jika tension/tegangan maksimum
sabuk 1 kN, dan koeefisien gesek sabuk dan puli adalah 0,25?

Penyelesaian:

Diketahui: d1 = 450 mm = 0,45 m = r1 = 0,225 m

d2 = 200 mm = 0,20 m = r2 = 0,10 m

N1 = 200 rpm

T1 = 1 kN = 1000 N

µ = 0,25

 Panjang Sabuk (L)

 Sudut kontak antara sabuk dan puli (θ)

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 42
ELEMEN MESIN 2

 Daya yang yang ditransmisikan (P)

T1 = tension/tegangan sisi kencang sabuk

T1 = tension/tegangan sisi kendor sabuk

Kita ketahui bahwa kecepatan sabuk (v) adalah:

Sehingga daya yang ditransmisikan sabuk adalah:

2.12.

Centrifugal Tension pada Sabuk

Tegangan pada sabuk yang disebabkan oleh gaya sentrifugal disebut


dengan centrifugal tension. Pada saat kecepatan sabuk rendah (lebih kecil
dari 10 m/s) centrifugal tension yang terjadi sangat kecil, akan tetapi pada
kecepatan yang lebih tinggi (lebih besar dari 10 m/s) centrifugal tension yang
terjadi sangat besar, sehingga dalam perhitungan sabuk harus
diperhitungkan.

Gambar 2.15. Centrifugal Tension

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 43
ELEMEN MESIN 2

 Total tegangan/tension pada sisi kencang dengan


memperhitungkan centrifugal tension (Tt1) adalah:
Tt1 = T1 + Tc
 Total tegangan/tension pada sisi kendor dengan memperhitungkan
centrifugal tension (Tt2) adalah:
Tt2 = T2 + Tc

Tc = m.v2

Dimana : Tc = centrifugal tension (N)

m = massa sabuk per satuan panjang (kg)

v = kecepatan linier sabuk (m/s)

 Daya yang ditransmisikan sabuk (P) akibat pengaruh centrifugal


tension adalah:

 Rasio driving tension dinyatakan dengan:

Dimana : µ = koefisien gesek antara sabuk dan puli

= sudut kontak antara sabuk dan puli (rad)

 Tension maksimum (Tmak) yang mampu diterima sabuk dipengaruhi


oleh bahan, lebar, dan tebal sabuk, yang dinyatakan dengan:
Tmak = σ.b.t

Dimana: σ = tegangan aman maksimum sabuk (N/mm2)

b = lebar sabuk (mm)

t = tebal sabuk (mm)

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 44
ELEMEN MESIN 2

 Kecepatan linear sabuk pada daya maksimum dinyatakan


dengan:

Dimana : T = tension maksimum pada sabuk (N)

m = massa sabuk (kg)

v = kecepatan linier sabuk (m/s)

Contoh soal 3:

Sabuk rata dengan penampang berukuran 9 mm x 250 mm digunakan untuk


menggerakkan puli yang berdiameter 900 mm dengan kecepatan sudut 336
rpm. Jika sudut kontak antara sabuk dan puli 1200 dan tegangan aman
maksimum sabuk 2 MPa, tentukan daya yang ditransmisikan oleh sabuk.
Densitas bahan sabuk diketahui sebesar 980 kg/m3, dan koefisien gesek
antara puli dan sabuk 0,35.

Penyelesaian:

Diketahui: t = 9 mm = 0,009 m;

b = 250 mm = 0,25 m

d = 900 mm = 0,9 m

N = 336 rpm

ϴ = 1200 = 2.1 rad

σ = 2 MPa = 2 N/mm2

ρ = 980 kg/m3

µ = 0,35

 Kecepatan sabuk (v):

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 45
ELEMEN MESIN 2

 Luas Penampang sabuk (a):

 Tension maksimum atau total tension pada sisi kencang (T):

 Massa sabuk per meter (m):

 Centrifugal tension (Tc):

 Tegangan/tension sabuk pada sisi kencang (T1):

 Tegangan/tension sabuk pada sisi kendor (T2):

 Daya yang ditransmisikan sabuk (P):

2.13.

Tegangan Awal (Initial Tension) pada Sabuk

Initial tension pada sabuk terjadi pada saat sabuk mulai bergerak. Nilai
initial tension akan berbeda dengan tension pada sabuk yang sudah
bergerak dengan kecepatan konstan.

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 46
ELEMEN MESIN 2

 Initial tension tanpa centrifugal tension, dinyatakan dengan:

 Dan Initial tension dengan centrifugal tension, dinyatakan dengan:

Contoh soal 4:
Dua buah shaft paralel yang mempunyai jarak sumbu diantara keduanya
4,8 meter, dihubungkan oleh sabuk dengan pemasangan terbuka (open
belt drive). Diameter puli masing-masing 1,5 m dan 1 m. Tegangan awal
sabuk 3 kN. Massa sabuk 1,5 kg/m. Koefisien gesek antara sabuk dan puli
0,3. Hitung daya yang ditransmisikan sabuk ketika puli kecil berputar 400
rpm. (Centrifugal tension diperhitungkan).

Penyelesaian:

Diketahui: x = 4,8 m

d1 =1,5 m

d2 = 1 m

T0 = 3 kN = 3000 N

m = 1,5 kg/m

N2 = 400 rpm

µ = 0,3

 Kecepatan sabuk (v):

 Centrifugal tension (Tc):

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 47
ELEMEN MESIN 2

 Initial Tension (T0):

.......................(i)

 Sudut kontak (ϴ):


Untuk open belt drive,

 Daya yang ditransmisikan sabuk (P):

...........................(ii)

Dari persamaan (i) dan (ii) diperoleh:

Sehingga:

Contoh soal 5:
Sebuah kompresor menerima daya 90 kW, berputar pada 250 rpm. Poros
kompresor dihubungkan ke motor listrik yang berputar pada 750 rpm oleh
sabuk V. Diameter puli pada poros kompresor 1 meter, dengan jarak
sumbu antara kedua puli 1,75 meter. Kecepatan sabuk tidak boleh
melebihi 1600 m/min.
Tentukan jumlah sabuk V untuk menstransmisikan daya pada motor pada
kompressor dan panjang sabuk, dimana setiap sabuk memiliki luas
penampang 375 mm2, densitas 1000 kg/m3, dan kekuatan tarik bahan

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 48
ELEMEN MESIN 2

sabuk 2,5 MPa. Sudut alur pada puli 350 dan koefisien gesek antara sabuk
dan puli 0,25.

Penyelesaian:

Diketahui: P = 90 kW = 90x 103 W

N2 = 250 rpm

N1 = 750 rpm

d2 = 1 m

x = 1,75 m

v = 1600 m/min = 26,67 m/s

a = 375 mm2 = 375 x 10-6 m2

ρ = 1000 kg/m3

σ = 2,5 MPa = 2,5 N/mm2

2β = 350 atau β = 17,50

µ = 0,25

 Diameter puli pada poros motor listrik (d1):

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 49
ELEMEN MESIN 2

 Sudut kontak (ϴ):

Untuk open belt drive,

 Massa sabuk per meter (m):

 Centrifugal tension (Tc):

 Tension/tegangan maksimum pada sabuk (T):

 Tension/tegangan sabuk pada sisi kencang (T1):

 Tension/tegangan sabuk pada sisi kendor (T2):

 Daya yang ditransmisikan tiap sabuk adalah:

 Jumlah sabuk V adalah:

Total daya yang ditransmisikan


=
Daya yang ditransmisikan tiap sabuk

Jadi jumlah sabuk adalah 6 buah sabuk.

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 50
ELEMEN MESIN 2

 Panjang masing-masing sabuk (L):

Soal Latihan
1. Sebuah sabuk rata digerakkan oleh sebuah poros dengan putaran 600
rpm. Koefisien gesek antara puli dan sabuk 0,3 dan sudut kontak 1600. Jika
tegangan/tension maksimum sabuk 700 N, tentukan daya yang
ditransmisikan sabuk tersebut. (Jawab: 3,974 kW)
2. Tentukan lebar sabuk rata yang dapat menstransmisikan daya 10 kW pada
sebuah puli dengan diameter 300 mm, jika puli tersebut berputar pada
1600 rpm dan koefisien gesek antara sabuk dan puli adalah 0,22.
Asumsikan sudut kontak 2100 dan tegangan/tension maksimum setiap
lebar sabuk tidak melebihi 8 N/mm. (Jawab: 90 mm)
3. Tiga buah sabuk V yang ukurannya sama di pasang paralel pada alur puli
dengan sudut alurnya 300 dan koefisien gesek 0,12. Luas penampang
masing-masing sabuk 800 mm2 dan tegangan aman material yang
diijinkan 3 MPa. Hitung daya yang dapat ditransmisikan sabuk, jika jarak
antara sumbu puli 400 mm dan putaran puli 960 rpm. (Jawab: 101,7 kW).
4. Sebuah sistem sabuk V menstransmisikan daya 100 kW pada putaran 475
rpm. Sabuk mempunyai massa 0,6 kg/m. Tension maksimum yang diijinkan
pada sabuk 900 N. Sudut alur puli 380. Dan sudut kontak 1600. Tentukan
jumlah minimum sabuk yang digunakan dan diameter puli, jika koefisien
gesek antara sabuk dan puli 0,2 . (Jawab: 9 ; 0,9 m)

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 51
ELEMEN MESIN 2

Daftar Pustaka
R. S. Khurmi & J. K. Gupta, 2005, Machine Design, 14 th revised edition, Eurasia
Publishing House (PVT) LTD, Ram Nagar, New Dehli.
J. E. Shigley & Charles R. Mischke, 2006, Mechanical Engineering Design, 8 th
edition, McGraw-Hill, New York.
Sularso., dan Suga, Kiyokatsu., 1994, Perencanaan Elemen Mesin, Cetakan
Ke Delapan, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta

POKOK BAHASAN Bab II – Sabuk dan Puli

Anda mungkin juga menyukai