Dosen Pembimbing :
Ir. Subowo, MSc
Disusun oleh:
1. Maywa Berty A. 10211600010015
2. Fino Abdy S. 10211600010023
3. Dika Anandayu Zavitri 10211600010027
4. Achmad Alev A. 10211600010036
5. Labib Zainul Aziz 10211700010006
6. Bryan Alie Ibnu K. 10211700010019
7. Irawan Vikario S. 10211700010022
8. Pulung Widi Widayat 10211700010027
9. Bayu Mahardika 10211700010036
10. Ibnu Sholikh 10211700010037
11. Farid Mawardi 10211700010038
12. Jimly Assyifa Arsy 10211700010042
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang sudah
memberikan karuniaNya pada kelompok kami dalam melaksanakan tugas praktikum
pengelasan ini.
Sehingga akhirnya tersusunlah materi laporan praktikum yang sistematis. Hal ini kami
lakukan untuk memenuhi tugas praktikum pengelasan. Walaupun waktunya cukup singkat, tapi
kegiatan ini menghasilkan sesuatu yang berharga dalam mengaplikasikan ilmu pengelasan dari
perkuliahan yang sedang kami jalani melalui praktik dalam dunia kerja yang nyata.
Dengan selesainya laporan praktikum pengelasan secara resmi ini, maka tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada semua orang yang sudah membantu kelompok kami. dan terima
kasih juga untuk para pihak yang sudah terlibat langsung. khususnya kami ucapkan kepada :
1. Ir. Subowo, MSc selaku dosen mata kuliah pengelasan.
2. Kepada seluruh petugas laboratorium yang sudah sabar menghadapi kelompok kami selama
praktikum berlangsung.
3. Orang Tua kami atas doa dan dukungannya sehingga tugas praktikum ini berjalan lancar.
4. Seluruh anggota kelompok yang sudah saling bahu membahu demi terlaksananya tugas
praktikum yang kami kerjakan ini.
Kami mohon saran dan kritiknya apabila terdapat banyak kekurangan pada hasil laporan
praktikum pengelasan yang sudah kami buat. Semoga laporan ini memberi banyak kegunaan
pada semua pihak termasuk kelompok kami. Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
1.4.1 Untuk mengetahui kekuatan tarik dan dari hasil pengelasan.
1.4.2 Untuk mengetahui kualitas hasil pengelasan pada pelat baja ST-37
1.4.3 Untuk mengetahui daerah HAZ.
1
BAB II
DASAR TEORI
2.2 Pengelasan
Pada saat ini teknik las telah banyak digunakan dalam proses penyambungan batang-
batang pada konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin. Banyaknya penggunaan teknologi
teknologi las pada proses penyambungan logam dikarenakan bangunan dan mesin yang dibuat
dengan menggunakan teknik ini menjadi lebih murah. Penggunaan proses las dalam konstruksi
sangat banyak, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja bejana tekan, perpipaan dan lain
sebagainya. Disamping itu proses las dapat digunakan untuk memperbaiki, misalnya untuk
menambal lapisan yang sudah aus.
2
Gambar 2.1. Las SMAW
3
14. Las lapisan tengah dengan ayunan (layer 4 Hot Pass)
15. Bersihkan fluks kampuh lapisan tengah
16. Las lapisan penutup dengan ayunan (layer 5 Capping Pass)
17. Bersihkan kampuh hasil pengelasan
18. Dinginkan hasil pengelasan
19. Bersihkan tempat kerja dan rapikan peralatan
4
Meletakkan begitu saja kedua pelat berdampingan tanpa persiapan lebih dahulu, maka
seluruh permukaan pertemuan tumpulnya tidak akan terkena las. Sambungan las tersebut hanya
merupakan sambungan permukaan saja dan tidak menyeluruh. Untuk menghasilkan
sambungan tumpul yang sempurna, diperlukan adanya persiapan kampuh yang baik dan teliti.
Bekas potongan pelatnya, sebelum dilas harus bersih, dan digerinda supaya menjadi sejajar.
Persiapan kampuh harus dikerjakan secara teliti / akurat, supaya dapat menghasilkan akar lasan
yang memenuhi syarat. Untuk ini perlu adanya jarak antara yang sesuai dengan tebal pelat.
5
Pengujian kekerasan dengan metode Vickers bertujuan menentukan kekerasan suatu
material dalam yaitu daya tahan material terhadap indentor intan yang cukup kecil dan
mempunyai bentuk geometri berbentuk piramid seperti ditunjukkan pada gambar 3. Beban
yang dikenakan juga jauh lebih kecil dibanding dengan pengujian rockwell dan brinel
yaitu antara 1 sampai 1000 gram.
Sumber: www.shintaleon.wordpress.com
Gambar 2.2. Daerah HAZ pada Logam Las
6
BAB III
METODE PENELITIAN
PEMBUATAN SPESI-
MEN PENGUJIAN
PERSIAPAN
PENGUJIAN
PENGUJIAN
UJI KEKERA-
SAN DAN
STRUKTUR
MIKRO
ANALISA
HASIL PEN- EVALUASI
GUJIAN
FINISH
7
3.2 Parameter Pengelasan
Polaritas Mesin Las : Polaritas mesin las yang kita gunakan berdasarkan
standard AWS adalah DCEP.
8
c. Current Range : 95-150 A
9
BAB IV
PEMBAHASAN
10
Y
Uji kekerasan Rockwell dilakukan pada 8 titik di setiap daerah perkiraan HAZ untuk
mendapatkan data kekerasan yang akan dianalisis untuk menentukan besarnya jarak daerah
HAZ. Berikut adalah data kekerasan yang didapatkan setelah uji kekerasan dilakukan di 8 titik
dihitung dari titik di ujung Kiri - Kanan:
Y
Titik 1 23 4 5 6 7 8
-16 -7 -6 -5 0 4 5 6
11
Dari data hasil uji kekerasan Rockwell dapat disimpulkan bahwa perbedaan tingkat
kekerasan yang signifikan terdapat pada titik ke 3 dan ke 7 sehingga dapat disimpulkan:
1. Daerah HAZ terdapat pada koordinat X = -5 mm, Y= 2 s/d X= -7 mm, Y= 2 mm dan pada
koordinat X= 4 mm, Y= 2 mm s/d X= 6 mm, Y= 2mm.
2. Daerah Weld Metal terdapat pada koordinat X= -5mm ; Y=2mm s/d X= 4mm; Y=2mm
sepanjang 9 mm.
3. Daerah Base Metal terdapat di luar daerah HAZ yaitu pada sumbu X< -7mm dan sumbu X
> 6mm
4. Lebar daerah HAZ relatif berbeda-beda dikarenakan pada proses pengelasan sudut yang
digunakan tidak konstan/stabil.
Gambar 4.7, 4.8, dan 4.9 dibawah ini, merupakan hasil penelitian menggunakan
mikroskop optik dengan perbesaran 100 kali. Pada gambar 4.7 yang merupakan Base Metal
atau logam induk, tampak butir-butir ferrite (berwarna terang) dan fase perlite (berwarna gelap).
Butir Ferite cenderung lebih halus dan lunak sedangkan butir perlite cenderung lebih kasar
karena mengandung karbon. Berdasarkan Gambar 4.6. (diagram Fe3C) , Baja ini termasuk jenis
Baja Hypoeutektoid karena logam induk terdiri dari ferrite dan perlite. Ferrite adalah suatu
komposisi logam (fase) yang mempunyai batas maksimum kelarutan karbon 0,025% pada suhu
12
723°C. Sedangkan Perlite ialah campuran eutektod antara ferrite dengan sementite yang
terbentuk pada suhu 723°C dengan kandungan karbon 0,83%.
Perlite
Gambar 4.7. Hasil Pengujian Pada Base Metal dengan Perbesaran 100 kali di titik (-16,2)
Pada saat pengujian struktur mikro pada daerah Base metal, HAZ dan Weld kurang jelas
strukturnya karena permukaan benda kerja kurang halus yang disebabkan proses polishing yang
kurang sempurna dan juga sudah terbentuknya karat. Hasil pengujian pada daerah HAZ dan
WELD adalah sebagai berikut:
13
Gambar 4.8. Hasil Pengujian Pada Weld Metal dengan Perbesaran 100 kali di titik (-1,2)
Gambar 4.9. Hasil Pengujian Pada HAZ dengan Perbesaran 100 kali di titik (5,2)
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah pengelasan menggunakan las SMAW pada pelat Baja Tipe ST-37 dengan Filler
E-7016 LB-52U dan dilakukan uji Tarik, uji kekerasan dan uji struktur mikro maka didapat:
1. Pada pengujian Kekerasan, letak daerah HAZ ditemukan berada pada titik ke-3 dan ke-7
karena terdapat lonjakan nilai kekerasan dimana kekerasan base metal < HAZ dan
kekerasan weld metal > HAZ dengan nilai kekerasan rata – rata HAZ sebesar 84 kgf
2. Pada pengujian Struktur Mikro didapatkan struktur mikro berupa struktur Ferrite dan
Pearlite, perbedaan daerahnya dapat dilihat dari ukuran butirnya terlihat ukuran butir
paling besar yaitu base metal dan yang terbesar yaitu weld metal. Menurut referensi yang
kami baca semakin kecil ukuran butir berarti semakin banyak jumlah butir. Jumlah butir
yang semakin banyak berarti area batas butir semakin luas, sehingga semakin banyak ter-
jadi mekanisme penumpukan dislokasi pada batas butir akibatnya material menjadi se-
makin keras.
5.2 Saran
1. Pada proses pengelasan SMAW pastikan slag yang terbentuk sudah dibersihkan sebelum
dilakukan pengelasan layer berikutnya sehingga tidak terjadi cacat las seperti praktikum
kali ini.
2. Sebaiknya saat melakukan pengelasan dilakukan oleh orang yang benar – benar ahli,
sehingga kemungkinan cacat pengelasan dapat diminimalisir.
3. Sebelum dilakukan uji struktur mikro sebaiknya specimen yang akan diuji benar-benar
rata dan dilakukan polishing juga dilakukan etsa terhadap specimen yang akan diuji.
Sehingga data yang dihasilkan akurat.
4. Spesimen uji kekerasan usahakan rata pada permukaan bawah dan atas sehingga
pengujian dapat dilakukan dengan sempurna dan hasil pengujian lebih akurat.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
Prepared By: WELDING PROCEDURE Identification DEMO-SMAW
SPECIFICATION (WPS) Ref. Code
PQR No
Process SMAW Process Type Manual Position 1G
Base Metals ASTM A283C / ST37
Filler Metals AWS A5.1 : E7018
Preheat/Interpass Temp.,
Min
Interpass Temp., Max N/A Current/Polarity DCEP or AC
Interpass Cleaning Brush And Grind Weld Type Single V Butt Weld
Joint Details/ Joint Design Used/ Sketch:
3,2
Filler
Thickness Side Current Filler
Pass No Diameter
(mm) No. Amps Metals
(mm)
1 Root pass 3.2 65-95 E7016
2 Hot Pass 3.2 100-135 E7016
3 Hot Pass 3.2 100-135 E7016
14 mm
Capping
5 3.2 100-135 E7016
pass
Originated by:
Date: 20/05/2019
Authorized by:
Date: