Anda di halaman 1dari 22

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 86


ELEMEN MESIN II

Bab 5

ROLLING CONTACT BEARING


Pendahuluan
Kelebihan dan Kekurangan Bantalan Gelinding
Jenis Bantalan Gelinding
Ukuran dan Penandaan Bantalan Gelinding
Umur Bantalan Gelinding

Hasil Pembalajaran

Tujuan Umum
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan memiliki
pengetahuan tentang pemilihan dan perencanaan bantalan gelinding.

Tujuan Khusus
 Mahasiswa memahami kelebihan dan kekurangan bantalan gelinding
pada proses perancangan elemen mesin
 Mahasiswa mempunyai pemahaman tentang jenis-jenis bantalan
gelinding
 Mahasiswa mengetahui standard ukuran dan penomoran pada
bantalan gelinding
 Mahasiswa juga diharapkan memahami menghitung umur bantalan
gelinding

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 87
ELEMEN MESIN II

5.1.
Pendahuluan
Pada bantalan gelinding terjadinya proses kontak antara poros dengan
bantalan melalui elemen gelinding. Dalam pembahasan sebelumnya
untuk bantalan luncur ketika menumpu poros, terjadinya kontak antara
poros dengan bantalan luncur memiliki koefisien gesek tinggi. untuk
mengurangi gesekan yang terjadi maka ditawarkan penggunaan
bantalan gelinding yang mempunyai koefisien rendah. Karena koefisien
gesek rendah maka bantalan gelinding disebut juga bantalan antifriction.
Bila pada Bantalan luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi
dengan beban besar. Karena gesekannya yang besar pada waktu mulai
jalan, bantalan luncur memerlukan momen awal yang besar. Panas yang
timbul dari gesekan yang besar, terutama pada beban besar, memerlukan
pendinginan khusus. Sekalipun demikian, karena adanya lapisan pelumas,
bantalan ini dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir
tidak bersuara. Untuk bantalan gelinding pada umumnya lebih cocok
untuk beban kecil dari pada bantalan luncur, tergantung pada bentuk
elemen gelindingnya. Putaran pada bantalan ini dibatasi oleh gaya
sentrifugal yang timbul pada elemen tersebut.

Gambar 5.1. Bagian dari bantalan gelinding

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 88
ELEMEN MESIN II

5.2.
Kelebihan dan Kekurangan Bantalan Gelinding
Kelebihan dan kekurangan bantalan gelinding dibanding bantalan luncur
adalah sebagai berikut :
Kelebihan :
1. Gesekan rendah pada saat start dan running kecuali pada kecepatan
tinggi
2. Mampu menahan beban kejut
3. Akurasi aligment poros tinggi
Alignment adalah suatu pekerjaan atau proses mensimetriskan kedua
objek atau sumbu poros sehingga sentris antara poros penggerak
dengan sumbu poros yang digerakan dengan dua tumpuan saling
berkaitan.
4. Biaya pemeliharaan yang rendah
5. Dimensi keseluruhan kecil
6. Kehandalan saat operasi
7. Mudah dalam pemasangan dan pelepasan
Kerugian :mbul suara pada saat kecepatan yang sangat tinggi
1. Resistensi yang rendah pada beban kejut
2. Biaya awal besar
3. Design rumah bearing rumit

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 89
ELEMEN MESIN II

5.3.
Jenis Bantalan Gelinding
Ada dua jenis bantalan gelinding, yaitu bantalan bola (Ball bearings) dan
bantalan rol (Roller bearings). Bantalan bola dan bantalan rol, mempunyai
cincin dalam (inner race) dimana terpasang pada poros atau jurnal dan
untuk cincin luar (outer race) terpasang pada rumah (housing atau casing).
Diantara cincin dalam dan cincin luar terdapat elemen gelinding yang
berbentuk bola atau rol. Jumlah elemen gelinding bola dan rol yang
digunakan ditetapkan pada jarak yang tetap oleh penetap jarak (retainer)
sehingga antara elemen gelinding yang ada tidak saling bersentuhan.

Roller

Gambar 5.2. Bantalan Bola dan Bantalan Rol

Penetap jarak biasanya berbentuk tipis dan terdiri dari dua bagian dimana
diassembling setelah elemen gelinding terdapat pada ruang cincin.
Umumnya bantalan bola digunakan untuk beban ringan sedangkan
bantalan rol digunakan untuk beban berat.
Bantalan gelinding dapat diklasifikasikan juga berdasarkan arah beban
yang ditumpunya, yaitu :
(a). Radial bearings
(b). Aksial (Thrust) bearings
Beban radial dan aksial pada bantalan bola seperti pada gambar 5.3 (a)
dan (b) berturut-turut dibawah ini :

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 90
ELEMEN MESIN II

Gambar 5.3. Radial dan Thrust ball bearing

Ketika bantalan bola hanya mendapat beban radial (WR), putaran dari
elemen gelinding bola tetap normal mengikuti garis pusat putaran
bantalan seperti ditunjukan gambar 5.3. (a). Bila mendapat beban aksial
(WA) mengakibatkan pergeseran gerakan dari elemen gelinding bola
sebagaimana ditunjukan gambar 3.(b). Beban radial dan aksial dapat
terjadi bersamaan pada saat bantalan beroperasi.

Jenis Radial Ball Bearings


Dibawah ini adalah beberapa jenis dari radial ball bearings :
1. Single row deep groove ball bearing
Bantalan single row deep groove ball bearing, seperti ditunjukan pada
gambar 5.4. (a). Pada bantalan ini, sejumlah elemen gelinding bola

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 91
ELEMEN MESIN II

ditempatkan antara cincin dalam dan cincin luar. Posisi cincin luar dan
dalam center terhadap titik pusat sedangkan elemen gelinding bola
simetris mengikuti cincin dengan penepat jarak. Bantalan ini mampu
menerima beban dengan kapasitas yang tinggi dan cocok untuk
kecepatan putar tinggi.

Gambar 5.4 Jenis-jenis radial ball bearing


2. Filling notch bearing
Bantalan ini seperti ditunjukan Gambar 5.4 (b), mempunyai takik pada
cincin dalam dan luar dimana memungkinkan lebih banyak elemen
gelinding bola yang dimasukan dari pada jenis deep groove ball
bearing. Takik pada bantalan ini tidak meluas pada dasar cincin oleh
karena itu bola yang dimasukan melalui takik dilakukan dengan paksa.
Karena jenis bantalan ini memiliki jumlah bola lebih banyak dibanding
jenis bantalan yang tidak bertakik, sehingga bantalan ini mampu
menerima beban yang lebih besar.
3. Angular contact bearing
Jenis bantalan angular contact bearing ditunjukan Gambar 5.4 (c).
Bantalan ini mempunyai satu alur yang terpotong pada cincin luar dan
cincin dalam dengan arah yang berlawanan tanpa ada takik diantara

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 92
ELEMEN MESIN II

keduanya. Hal ini memungkinkan bantalan mampu menerima beban


aksial yang relatif lebih besar pada satu arah dan mampu menerima
beban radial relatif lebih besar. Pemakaian bantalan jenis ini biasanya
berpasangan sehingga beban aksial dapat diterima dari dua arah.
4. Double row bearing
Bantalan jenis ini dapat dibuat dari radial atau angular contact bearing
seperti pada Gambar 5.4 (g) namun untuk bantalan ini lebih ringkas
dibanding dua bantalan single row bearing yang dipasang bersamaan.
Kapasitas beban yang dapat ditumpu kurang dari pada dua single row
bearing dipasang bersama.
5. Self-aligning bearing
Bantalan self-aligning ditunjukan Gambar 5.4 (h), mengijinkan terjadinya
defleksi pada poros dengan sudut 2 – 3 derajat. Perlu dipahami bahwa
normal clearence pada bantalan bola harus kecil untuk menampung
misalignment poros relatif terhadap rumahnya.
Berikut adalah dua jenis bantalan self-aligning bearing :
(a). Externally self-aligning bearing
(b). Internally self-aligning bearing
Pada externally self-aligning bearing, diameter luar dari cincin luar
sebagai dasar yang tetap pada housing sedangkan pada internally
self-aligning bearing, diameter dalam dari cincin dalam sebagai dasar.

Jenis Thrust Ball Bearings


Pada jenis bantalan ini beban aksial yang dapat ditumpu dengan
kecepatan dibawah 2000 rpm. Apabila kecepatan terlalu tinggi, gaya
centrifugal yang terjadi menyebabkan elemen gelinding bola keluar dari
alur cincin. Oleh karena itu pada kecepatan tinggi direkomendasikan
menggunakan angular contact ball bearing apabila memakai bantalan
thrust ball bearing. Beban aksial pada satu arah ditunjukan Gambar 5.3 (a)
dan untuk dua arah pada Gambar 5.3 (b).

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 93
ELEMEN MESIN II

Gambar 5.5. Thrust ball bearing

Jenis Roller Bearings


Jenis bantalan roller bearings adalah sebagai berikut :
1. Cylindrical roller bearings
Bantalan ini seperti ditunjukan gambar 6 (a) mempunyai rol yang lebih
pendek dalam sangkar penepat jarak. Jenis bearing ini relatif lebih rigid
dalam gerakan radial dan mempunyai koefisien gesek yang lebih
rendah dari bantalan gelinding lainnya dan cocok untuk kecepatan
tinggi.
2. Sperichal roller bearings
Bantalan ini merupakan bantalan self-aligning bearing seperti pada
gambar 5.6 (b). Bantalan bekerja normal dengan toleransi misalignment
pada batasan ± 1,5 derajat dan jika digunakan dengan dua baris rol
maka dapat menumpu beban aksial pada arah berlawanan.

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 94
ELEMEN MESIN II

Gambar 5.6. Jenis roller bearing

3. Needle roller bearings


Bantalan ini ditunjukan pada gambar 5.6 (d), bentuknya relatif lebih
ramping dan mampu mengisi ruang antara cincin sehingga terkadang
tidak diperlukan sangkar atau penepat jarak. Needle roller bearing
digunakan ketika beban berat mengalami osilasi gerak, contohnya
pada pin piston diesel engine.
4. Taper roller bearings
Jenis bantalan ini merupakan bantalan rol dengan elemen gelinding
berbentuk taper seperti pada gambar 5.6 (e). Bantalan ini mampu
menerima beban radial dan aksial bersamaan.

5.4.
Ukuran dan Penomoran Bantalan Gelinding
Ukuran dari bantalan telah distandarisasi secara internasional dengan
mengacu pada ukuran diameter dalam bantalan dan penandaan series
bantalan seperti diperlihatkan Gambar 5.6. Standar ukuran bantalan

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 95
ELEMEN MESIN II

diberikan dalam satuan millimeter dan tidak standar untuk ukuran dan
jumlah dari elemen gelinding.

Gambar 5.7. Standar Ukuran dan Penomoran

Penomoran bantalan oleh angka, umumnya terdiri dari minimal tiga digit.
Tambahan digit baik dalam bentuk angka maupun huruf untuk
menunjukan special feature, contohnya deep groove, filling notch dan
sebagainya. Tiga digit terakhir menunjukan series dan ukuran diameter
dalam bantalan.
Dua digit terakhir seperti 304, maka 04 dikalikan 5 akan menghasilkan
ukuran diameter dalam (bore) bantalan. Digit ketiga dari terakhir
menunjukan series dari bantalan.
Untuk bantalan ball bearing, biasanya terdiri dari empat series sebagai
berikut :
(a). Extra Light (100)
(b). Light (200)
(c). Medium (300)
(d). Heavy (400)

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 96
ELEMEN MESIN II

Gambar 5.8. Ukuran dari bantalan bola

Jika penomoran bantalan ditunjukan angka 305, artinya bahwa bantalan


termasuk series medium dimana diameter dalam (bore) 05 x 5 = 25 mm.

Gambar 5.9. Contoh Penomoran Ball Bearing SKF

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 97
ELEMEN MESIN II

5.5.
Umur Bantalan Gelinding
Ketika elemen gelinding bola atau rol pada bantalan gelinding berputar,
terjadi tekanan kontak terhadap cincin dalam, elemen gelinding dan
cincin luar. Jika bantalan terpasang dalam kondisi bersih dan dilumasi
dengan baik sehingga terhindar dari debu dan kotoran, dipertahankan
pada kondisi tersebut dan beroperasi pada temperatur yang diijinkan
maka kelelahan logam bahan bantalan akan menjadi sebab satu-satunya
kegagalan. Karena kelelahan logam menyiratkan pada banyaknya
aplikasi ketahanan maka kita perlu mengukur umur secara kuantitatif.
Umur bantlan dapat diukur dari :
(a). Jumlah putaran dari cincin dalam (Cincin luar tetap)
(b). Jumlah jam yang digunakan saat bantalan beroperasi.

Kapasitas Beban Nominal Bantalan Gelinding


Ada dua macam kapasitas beban nominal yaitu kapasitas beban dinamis
spesifik dan kapasitas beban statis spesifik. Misalkan sejumlah bantalan
membawa beban tanpa variasi dalam arah yang tetap. Jika bantalan
tersebut adalah bantalan radial, mabebannya adalah radial murni, cincin
luar diam dan cincin dalam berputar. Jika bantalan tersebut adalah
bantalan aksial, maka kondisi bebannya adalah aksial murni, satu cincin
diam dan cincin lain berputar.
Kapasitas beban dinamis (C) untuk bantalan bola dengan diameter bola
25,4 (mm) atau kurang kapasitas nominalnya :

C = fc (i . cos α)0,7Z2/3. D1,8

Untuk diameter bola lebih dari 25,4 (mm):

C = 3,647. fc (i . cos α)0,7Z2/3. D1,4

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 98
ELEMEN MESIN II

Dimana :
i = Jumlah baris bola pada satu bantalan
Z = Jumlah bola per baris
D = Diameter bola (mm)
α = Sudut kontak nominal
fc = faktor geometri bantalan bola

Untuk Kapasitas beban dinamis (C) untuk bantalan rol :

C = fc (i.le.cos α)7/9Z3/4. D29/27


Dimana :
i = Jumlah baris rol pada satu bantalan
Z = Jumlah rol per baris
D = Diameter rol (mm), utntuk jenis taper roller bearing
gunakan diameter rata-rata
α = Sudut kontak nominal
le = panjang kontak efektif antara rol dengan ring/washer
fc = faktor geometri bantalan rol

Sedangkan kapasitas beban statis (Co )untuk bantalan bola adalah :

Co = fo .i.Z.D2.cos α
Dimana :
fo = faktor tipe bantalan
= 3,33 untuk self-aligning ball bearing
=12,3 untuk radial contact dan angular contact groove
ball bearing

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 99
ELEMEN MESIN II

Untuk kapasitas beban statis (Co ) bantalan rol adalah :

Co = fo .i.Z.le.D.cos α
Dimana :
fo = 21,6 faktor tipe bantalan rol

Perhitungan Beban Ekuivalen Bantalan Gelinding (ekuivalen :


sama/sebanding)
Perhitungan beban ekuivalen pada bantalan gelinding terdapat dua
macam, yaitu beban ekuivalen dinamis dan beban ekuivalen statis.
Jika suatu beban yang besarnya sedemikan rupa hingga memberikan
umur yang sama dengan umur yang diberikan oleh beban dan kondisi
putaran sebenarnya disebut beban ekuivalen dinamis (W).
Sedangkan bila suatu deformasi permanen, ekuivalen dengan deformasi
permanen maksimum yang terjadi karena kondisi beban statis yang
sebenarnya pada bagian dimana elemen gelinding membuat kontak
dengan cincin pada tegangan maksimum, maka beban yang
menimbulkan deformasi tersebut dinamakan beban ekuivalen statis (W0R).

Beban ekuivalen statis (W0R) untuk beban radial atau beban aksial atau
kombinasi beban radial dan aksial dapat ditunjukan dengan dua
persamaan sebagai berikut :

1. W0R = X0.WR + Y0.WA

2. W0R = WR

Dimana :
WR = Beban radial
WA = Beban aksial (thrust)
X0 = Faktor beban radial

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 100
ELEMEN MESIN II

Y0 = Faktor beban aksial (thrust)


Catatan :
- Beban ekuivalen statis (W0R) selalu lebih besar atau sama dengan beban radial (WR).
- Beban ekuivalen statis (W0R) untuk jenis bantalan cylindrical roller bearings sama
dengan beban radial (WR).

Adapun nilai X0 dan Y0, untuk berbagai jenis bantalan radial dapat dilihat
pada tabel 1 dibawah ini :

Tabel 5.1. Nilai X0 dan Y0 untuk radial bearing

Beban aksial (thrust) ekuivalen statis (W0A) untuk bantalan bola aksial atau
bantalan rol dengan sudut kontak  ≠ 90o, dalam kombinasi beban radial
dan aksial dapat diberikan dalam persamaan sebagai berikut :

W0A = 2,3.WR .tan  + WA

Persamaan diatas akan valid jika WR / WA ≤ 0,44. Cos 


Untuk bantalan aksial bola dan bantalan rol dengan  = 90o, maka beban
aksial ekuivalen statis adalah sebagai berikut :
W0A = WA

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 101
ELEMEN MESIN II

Beban ekuivalen dinamis (W) untuk radial dan angular contact bearing
dalam kondisi kombinasi beban radial (WR) dan beban aksial (thrust load)
(WA) diberikan pada persamaan berikut :

W = X.V. WR + Y.WA
Dimana :
V = Faktor rotasi
= 1, untuk semua jenis bantalan jika cincin dalam
berputar

= 1, untuk self-aligning bearings jika cincin dalam diam


= 1,2 , untuk semua jenis bantalan kecuali self-aligning,
jika cincin dalam diam

Adapun nilai faktor beban radial (X) dan faktor beban aksial (Y) untuk
beban ekuivalen dinamis bantalan dapat dilihat pada tabel 5.2 :
Tabel 5.2. Nilai X
dan Y untuk
beban ekuivalen
dinamis bantalan

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 102
ELEMEN MESIN II

Tabel 5.3. Nilai faktor keamanan (Ks) untuk radial ball bearing

Tabel 5.4. Variasi kapasitas beban dinamis dan statis

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 103
ELEMEN MESIN II

sambungan tabel 5.4.

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 104
ELEMEN MESIN II

Perhitungan Umur Bantalan Gelinding

Umur nominal (L) dari suatu bantalan adalah apabila bantalan berputar 1
juta putaran maka tidak memperlihatkan kerusakan karena kelelahan
gelinding.

Faktor kelelahan elemen gelinding (fn )dapat ditentukan sebagai berikut :

 33,3  1 / 3
Untuk bantalan bola fn =  
 n 

 33,3  3 / 10
Untuk bantalan rol fn =  
 n 

Faktor umur bantalan (fh) adalah sebagai berikut :

C
Untuk bantalan bola dan rol fh = f n
W

Sehingga umur nominal (L) dalam satuan juta putaran adalah :

Untuk bantalan bola, L = fh3 x 106

Untuk bantalan rol, L = fh10/3 x 106

Sehingga umur nominal (Lh) dalam satuan jam operasi adalah :


L
Untuk bantalan bola dan rol , Lh =
60 .n
Dengan :
n = putaran (rpm)

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 105
ELEMEN MESIN II

Contoh Soal
1. Diketahui sebuah single row angular contact ball bearing nomor 310
digunakan untuk axial flow compresor. Bantalan menerima beban radial
sebesar 2500 N dan beban aksial sebesar 1500 N. Asumsikan bantalan
menerima beban kejut ringan. Tentukan umur bantalan tersebut.
Solusi :
Diketahui bahwa WR = 2500 N ; WA = 1500 N
Dari table 5.2, kita dapatkan bahwa untuk single row angular contact
ball bearing, nilai faktor beban radial (X) dan faktor beban aksial (Y)
untuk
WA / WR = 1500 / 2500 = 0,6

Sehingga X = 1 dan Y = 0
Karena faktor rotasi (V) untuk bantalan adalah 1, maka beban
ekuivalent dinamis adalah
W = X.V. WR + Y.WA
= 1.1. 2500 + 0. 1500
= 2500 N
Dari tabel 5.3, kita dapatkan bahwa untuk beban kejut ringan, faktor
keamanan (Ks) adalah 1,5.
Oleh karena itu beban ekuivalent dinamis menjadi :
W = 2500 . 1,5 = 3750 N
Dari tabel 5.4, untuk single row angular contact ball bearing nomor 310,
kapasitas beban dinamis adalah
C = 53 kN = 53000 N
Sehingga umur bantalan dalam satuan juta putaran adalah
3 3
C  53.000 
L =   x 106 =   x 106 = 2823 x 106 putaran
W   3750 

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 106
ELEMEN MESIN II

2. Rencanakan bantalan self-aligning ball bearing yang mampu


menumpu beban radial sebesar 7000 N dan beban aksial 2100 N. Jika
diperkirakan umur bantalan 160 juta putaran pada 300 rpm dengan
asumsi beban seragam dan steady.
Solusi :
Diketahui bahwa
WR = 7000 N ; WA = 2100 N ; L = 160 x 106 putaran ; n = 300 rpm
Dari table 5.2, kita dapatkan bahwa untuk self-aligning ball bearing, nilai
faktor beban radial (X) dan faktor beban aksial (Y) untuk

WA / WR = 2100 / 7000 = 0,3


Sehingga X = 0,65 dan Y = 3,5
Karena faktor rotasi (V) untuk bantalan adalah 1, maka beban
ekuivalent dinamis adalah
W = X.V. WR + Y.WA
= 0,65 x 1 x 7000 + 3,5 x 2100
= 11900 N
Dari tabel 5.3, kita dapatkan bahwa untuk beban seragam dan steady,
faktor keamanan (Ks) adalah 1.
Oleh karena itu beban ekuivalent dinamis menjadi :
W = 11900 x 1 = 11900 N
Sehingga dapat dihitung kapasitas beban dinamis (C),
1/ 3 6 1/ 3
 L   
C = W  6  = 11900  160  10 
   6 
 10   10 
= 64600 N = 64,6 kN
Dari tabel 5.4, diperoleh nomor bearing 219 dengan C = 65,5 kN

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 107
ELEMEN MESIN II

Daftar Pustaka
R. S. Khurmi & J. K. Gupta, 2005, Machine Design, 14 th revised edition, Eurasia
Publishing House (PVT) LTD, Ram Nagar, New Dehli.
J. E. Shigley & Charles R. Mischke, 2006, Mechanical Engineering Design, 8 th
edition, McGraw-Hill, New York.
Sularso., dan Suga, Kiyokatsu., 1994, Perencanaan Elemen Mesin, Cetakan Ke
Delapan, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta

POKOK BAHASAN Bab V- Rolling Contact Bearing

Anda mungkin juga menyukai