Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PERAWATAN

MEKANIK
PERAKITAN DAN PELEPASAN BANTALAN
GELINDING-I

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Perawatan Mekanik

Disusun oleh:
Achmad Zahri (171234001)
Adnan Rakhmadi Ramadhan (171234002)
Aqil Murtadho (171234003)

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK PERANCANGAN DAN


KONSTRUKSI MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menentukan kode bantalan gelinding berdasarkan kode
pada bantalan, diameter dalam, diameter luar, dan tebal.
2. Mahasiswa dapat membaca katalog bantalan gelinding.
3. Mahasiswa dapat mempraktikan cara merakit dan melepas bantalan
gelinding pada poros dan lubang.

1.2. Petunjuk K3
1. Memakai jas lab
2. Memakai safety shoes
3. Mengikutu instruksi pembimbing
BAB 2
DASAR TEORI

2.1. Bantalan Gelinding


Bantalan gelinding adalah nama lain dari pendukung poros yang mempunyai
elemen yang berputar. Elemen yang berputar tersebut terletak antara poros dengan
rumah bantalan. Pendukung poros dengan tanpa elemen berputar disebut dengan

bantalan luncur.

Secara prinsip, berdasarkan tipe elemen yang berputar, bantalan gelinding


dapat dibedakan menjadi :
1. Bantalan bola (ball bearing)
2. Bantalan silinder (cylinder bearing)
3. Bantalan tong (barrels bearing)
4. Bantalan kerucut (taper bearing)
5. Bantalan jarum (needle bearing)

Dasar-dasar bantalan gelinding yang dipakai sampai dengan pada saat ini
sebenarnya sudah sangat tua. Pada waktu itu untuk memudahkan pemindahan benda
yang sangat berat, masyarakat membuat suatu alat yang dibuat secara tradisional yaitu
dari cabang kayu yang bulat. Batang kayu tersebut diletakkan di bawah benda, diberi
air atau lemak kemudian benda tersebut didorong dengan mudah. Prinsip tersebut
yang digunakan sampai dengan saat ini.

Pada sekitar tahun 1870, siklus industry mulai berkembang dalam skala yang
cukup besar memacu penciptaan untuk mengganti bantalan luncur dengan bantalan
gelinding yang gesekannya lebih kecil.
Industri bantalan gelinding seperti yang sekarang terjadi tidak begitu saja
muncul sampai sekitar tahun 1900 tetapi merupakan berkat kehadiran industri
otomobil. Dalam industri ini terdapat permintaan bantalan gelinding yang komponen
standar dan dapat diganti-ganti.

2.2. Konstruksi dan Operasi Bantalan Gelinding


Untuk menjelaskan konstruksi dan operasi bantalan gelinding diperlukan
gambar penampang bantalan tersebut.

Ada 3 bagian utama pada bearing, yaitu :


 Elemen yang berputar (bola, silinder, tong, kerucut, atau jarum) selalu
dipasang pada jarak yang telah ditentukan dan letaknya selalu dalam
“sangkarnya”.
 Cincin dalam (inner ring) merupakan bagian yang berputar dan kecepatan
putarnya sama dengan poros.
 Cincin luar (outer ring) merupakan bagian yang diam dan dipasang pada
lubang.

Kelebihan :
 Keausan dan panas yang ditimbulkan berkurang
 Gesekan yang terjadi relatif konstan
 Pemakainan pelumas minimum
 Ukuran lebarnya kecil
 Mudah penggantiannya
 Ukurannya sudah distandarisasikan sehingga mudah mendapatkan dimana
saja
Kerugiannya :
 Untuk beban kejut (getaran karena ketidakseimbangan komponen
mesin) bearing lebih cepat rusak
 Lebih sensitive terhadap debu dan kelembaban

2.3. Tipe-Tipe Bantalan Gelinding dan Penerapannya


Bearing yang beredar sekarang terdiri dari berbagai macam bentuk dengan
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Hal yang perlu diketahui dalam
pemilihan bearing antara lain :
 Mengetahui kemungkinan penyebab terjadinya kesalahan dan akibatnya.
Bearing yang telah rusak akan menimbulkan bunyi yang berisik. Dengan
mengetahui dan memahami penyebab kesalahan dan kesalahannya dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengatasi masalah selanjutnya.
 Mengetahui standar bearing, hal ini untuk memudahkan
pemesanan/pembeliannya jika ada penggantian bearing.

Jenis-jenis bearing antara lain :


1. Single row groove ball bearings
2. Double row self aligning ball bearingss
3. Single row angular contact ball bearings
4. Double row angular contact ball bearings
5. Double row barrel roller bearings
6. Single row cylindrical bearings
7. Tapered roller bearings
8. Single direction thrust ball bearings
9. Double direction thrust ball bearings
10. Ball and socket bearings

Secara umum jenis bearing dibagi berdasarkan jenis diatas, namun pada
kenyataannya bentuk dan ukurannya pun bervariasi. Keadaan ini biasanya disebutkan
dalam katalog yang dibuat oleh pabrik yang bersangkutan.
Variasi-variasi itu biasanya adalah :
 Diameter poros
 Lubang bearing cincin dalam
 Lebar bearing
 Seal
 Cara pasang
1. Single row groove ball bearings

Bearing ini mempunyai alur dalam pada kedua cincinnya. Karena memiliki alur,
maka jenis ini mempunyai kapasitas dapat menahan beban secara ideal pada arah radial
dan aksial. Maksud dari beban radial adalah beban yang tegak lurus terhadap sumbu
poros, sedangkan beban aksial adalah beban yang searah sumbu poros.

2. Double row self aligning ball bearings

Jenis ini mempunyai dua baris bola, masing-masing baris mempunyai alur
sendiri-sendiri pada cincin bagian dalamnya. Pada umumnya terdapat alur bola pada
cincin luarnya. Cincin bagian dalamnya mampu bergerak sendiri untuk menyesuaikan
posisinya. Inilah kelebihan dari jenis ini, yaitu dapat mengatasi masalah poros yang
kurang sebaris.

3. Single row angular contact ball bearings

Berdasarkan konstruksinya, jenis ini ideal untuk beban radial. Bearing ini
biasanya dipasangkan dengan bearing lain, baik itu dipasang secara pararel maupun
bertolak belakang, sehingga mampu juga untuk menahan beban aksial.
4. Double row angular contact ball bearings

Disamping dapat menahan beban radial, jenis ini jgua dapat menahan beban
aksial dalam dua arah. Karena konstruksinya juga, jenis ini dapat menahan beban torsi.
Jenis ini juga digunakan untuk mengganti dua buah bearing jika ruangan yang tersedia
tidak mencukupi.

5. Double row barrel roller bearings

Bearing ini mempunyai dua baris elemen roller yang pada umumnya
mempunyai alur berbentuk bola pada cincin luarnya. Jenis ini memiliki kapasitas beban
radial yang besar sehingga ideal untuk menahan beban kejut.

6. Single row cylindrical bearings

Jenis ini mempunyai dua alur pada satu cincin yang biasanya terpisah. Eek dari
pemisahan ini, cincin dapat bergerak aksial dengan mengikuti cincin yang lain. Hal ini
merupakan suatu keuntungan, karena apabila bearing harus mengalami perubahan
bentuk karena temperatur, maka cincinya akan dengan mudah menyesuaikan posisinya.
Jenis ini mempunyai kapasitas beban radial yang besar pula dan juga cocok untuk
kecepatan tinggi.
7. Tapered roller bearings

Dilihat dari konstriksinya, jenis ini ideal untuk beban aksial maupun radial.
Jenis ini dapat dipisah, dimana cincin dalamnya dipasang bersama dengan rollernya
dan cincin luarnya terpisah.

8. Single direction thrust ball bearings

Bearing jenis ini hanya cocok untuk menahan beban aksila dalam satu arah saja.
Elemenya dapat dipisahkan sehingga mudah melakukan pemasangan. Beban aksial
minimum yang dapat ditahan tergantung dari kecepatannya. Jenis ini sangat sensitif
terhadap ketidaksebarisan (misalignment) poros terhadap rumahnya.

9. Double direction thrust ball bearings

Jenis ini sama seperti point 8, hanya saja bearing jenis ini dapat diberi beban
aksial dalam dua arah. Bagian-bagiannya pun juga dapat dipisahkan sehingga mudah
bongkar dan pasangnya.

10. Ball and socket ball bearings


Bearing jenis ini mempunyai alur dalam berbentuk bola, yang bisa membuat
elemennya berdiri sendiri. Kapasitasnya sangat besar terhadap beban aksial. Selain itu
juga dapat menahan beban radial secara simultan dan cocok untuk kecepatan yang
tinggi.

2.4. Standar Bantalan Gelinding


Standar bantalan gelinding dicantumkan berbentuk kode bantalan. Kode
bantalan dan markah terdapat pada sisi bantalan.
Kode atau angka yang tertera pada bantalan dapat digunakan sebagai angka
pemesanan. Kode tersebut menunjukkan :
1. Konstruksi dan tipe bantalan
2. Dimensi : - Diameter cincin dalam
- Diameter cincin luar
- Lebar bantalan
3. Sil

Standar atau kode bantalan biasanya mencantumkan pabrik pembuat atau


merek dagang berikut kode awal (prefix), ukuran dan jenis serta kode akhiran (suffix).
Sebagai contoh :

Kode bantalan yang utama terdiri dari 4 digit :


Digit I, menunjukkan manufacturer atau pabrik pembuat
Digit II, menunjukan kode tipe (type code)
Digit III, menunjukkan kode seri (series code)
Digit IV, menunjukka kode lubang (bore code)

2.4.1. Kode Tipe


Kode tipe menjelaskan hal berikut :
 Angka 1, menunjukkan tipe double row self aligning ball bearing
 Angka 2, menunjukkan tipe no. 1 tapi lebih lebar
 Angka 3, menunjukkan tipe double row angular contact ball bearing
 Angka 4, menunjukkan tipe double row deep groove ball bearing
 Angka 6, menunjukkan tipe single row deep groove ball bearing
 Angka 7, menunjukkan tipe single row angular contact ball bearing
 Angka 16, menunjukkan tipe no. 6 tapi lebih sempit
 Angka 22, menunjukkan tipe double row spherical roller bearing
 Angka 30, menunjukkan tipe tapper roller bearing
 Angka 51 menunjukkan tipe thrust roller bearing
 Huruf N, menunjukkan tipe single row roller cylinder bearing
2.4.2. Kode Seri
Kode seri menjelaskan hal berikut :
 Angka 0, menunjukkan seri diameter ISO 0, beban sangat ringan
 Angka 1, menunjukkan seri diameter ISO 1, beban aksial sangat ringan
 Angka 2, menunjukkan seri diameter ISO 2, beban ringan
 Angka 3, menunjukkan seri diameter ISO 3, bebena menengah
 Angka 4, menunjukkan seri diameter ISO 4, beban berat

2.4.3. Kode Lubang


Kode lubang menjelaskan hal berikut :
 Kode 00, menunujukkan diameter lubang 10 mm
 Kode 01, menunujukkan diameter lubang 12 mm
 Kode 02, menunujukkan diameter lubang 15 mm
 Kode 03, menunujukkan diameter lubang 17 mm
 Kode 04, menunujukkan diameter lubang 20 mm
 Kode ≥ 4, menunjukkan diameter lubangnya 5x dari angka tersebut

2.4.4. Awalan dan Akhiran (prefix dan suffix)


Untuk keperluan dan desain khusus, kode bantalan dilengkapi dengan awalan
dan akhiran.
Kode awalan (prefix) tersebut antara lain :
 GS, menunjukkan rumah pengunci bearing aksial silinder
 L, bearing dimana ring dalam dan luarnya dapat dipisah
 R, jenis bearing yang dapat dipisah tanpa menggerakkan ring dalam dan luarnya
 WS, pengunci poros dari bearing silinder

Kode akhiran (suffix) antara lain :


 E, bearing kontak dengan sudut 400 baris tunggal
 K, diameter lubang berbentuk kerucut 1 : 12
 K30, diameter lubang berbentuk kerucut 1 : 30
 N, alur snap ring pada ring luar
 Z, sil pada satu sisi bantalan
 2Z, sil pada kedua sisi bantalan
 C1, clearance kurang dari C2
 C2, clearance kurang dari normal
 C3, clearance lebih besar dari normal
 C4, clearance lebih dari C3
 C5, clearance lebih dari C4
2.5. Pemasangan dan Pelepasan Bantalan Gelinding Pada Poros
Cara-cara pemasangan bantalan gelinding pada poros tergantung konstruksi dan bentuk
diameter lubangnya.

2.5.1. Pemasangan Bantalan Gelinding Berlubang Silinder


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan bantalan gelinding yang berlubang
silinder antara lain :
 Gaya pemasangan harus dikenai pada ring dalam
 Kode bantalan diletakkan di luar
 Jangan menekan secara langsung pada sangkar dan bola
 Gunakan batang perantara (sleeve) agar penekanan dapat merata
Pemasangan bantalan gelinding yang berlibang silinder pada poros dengan suaian
sesak, dapat dilakukan dengan cara dipukul dengan palu, dipres dengan perantaraan batang
selubung atau dengan cara pemanasan. Penekanan harus dikenakan pada ring dalam,
ditunjukkan pada gambar berikut.

Pemasangan bantalan yang dipasang pada lubang dengan suaian sesak, dapat dilakukan
dengan pukulan pali, atau dipres. Gaya dikenai pada ring luar.

2.5.2. Pelepasan Bantalan Berlubang Silinder


Untuk melepas bantalan berlubang silinder yang berukuran menengah ke bawah yang
dipasang pada poros dapat dilepas dengan menggunakan tracker atau puller manual. Hal yang
perlu diperhatikan dalam pelepasan bantalan ini antara lain :
 Gaya penarikan dikenakan pada cincin dalam
 Jangan sekali-kali mengeluarkan dengan cara memukul secara langsung dengan
palu pada cincin luar
 Jika penarikan dikenai pada cincin luar putar bantalan ketika menarik bantalan
Pelepasan bantalan dengan puller ditunjukkan pada gambar berikut.
BAB III
PRAKTIKUM
2.1. Standar Bantalan Gelinding

Ukuran Clearance
No Kode Bantalan Jenis Bantalan Standard (μm)
Di Do t
Timken 22311 Double Row Spherical
1 55 120 43 40 s/d 65
EJW Roller Bearing
SKF 2211 E K Double Row Spherical
2 55 100 25 16 s/d 36
TN9 Roller Bearing
Single-Row Deep
3 NTN 6202 Z 15 35 11 3 s/d 18
Groove Ball Bearing
FAG 1211 K TV Double Row Self-
4 55 100 21 30 s/d 50
C3 Aligning Ball Bearing
Timken X 30206
5 Taper Roller Bearing 30 62 17,25 15 s/d 25
M
Double Row Self-
6 NTN 1207 K C3 35 72 17 29 s/d 46
aligning Ball Bearing
Single-Row Deep
7 Nachi 6308 Z 40 90 23 6 s/d 20
Groove Ball Bearing
8 Timken X 30310 Tapper Roller Bearing 50 110 29,25 13 s/d 23
Timken NU 218 Single Row Cylindrical
9 90 160 30 50 s/d 85
EMA Roller Bearing
Single Row Cylindrical
10 ZKL NU/NJ 208 40 80 18 25 s/d 50
Roller Bearing

Keterangan :
 Di : Diameter dalam
 Do : Diameter luar
 t : Tebal bantalan

2.2. Pemasangan dan Pelepasan Bantalan Pada Poros Secara Konvensional


a. Alat yang digunakan :
1. Mallet plastik
2. Adaptor sleeve
3. Bearing Puller
4. Kunci Pas 17
b. Data Konstruksi

No Nama Komponen Ukuran (mm)


1 Diameter poros Ø 50
2 Panjang poros 85,4
-Kode bantalan 2210
-Jenis bantalan Double Row Self-Aligning Ball Bearing
3 -Diameter luar Ø 90
-Diameter dalam Ø 50
-Tebal 23
4 Standard Radial Clearance 14 – 31 (μm)
5 Actual Radial Clearance 0,5 μm
Adaptor Sleeve
-Diameter luar Ø 40
6
-Diameter dalam Ø 30
-Panjang 45

c. Langkah Kerja
Pemasangan Bantalan :
1. Pasang bantalan pada poros dengan posisi bagian bantalan yang terdapat kode
menghadap ke depan
2. Sebelum memasukkan/mengencangkan bantalan pada poros, pilih sleeve yang tepat
untuk perantara antara palu sebagai pemberi gaya dengan bantalan.
3. Posisikan sleeve pada inner ring bantalan lalu beri sleeve gaya menggunakan palu
hingga bantalan masuk ke poros.
Pelepasan Bantalan :
1. Posisikan bearing puller seperti pada gambar, dengan kedua rahang berada di
belakang bantalan.

2. Gunakan kunci pas 17 untuk memutar baut agar rahang mundur dan menarik
bantalan.
3. Putar hingga bantalan lepas dengan poros.

2.3. Pemasangan dan Pelepasan Bantalan Gelinding Pada Lubang Secara konvensional
a. Alat yang digunakan :
1. Mallet Plastik
2. Adaptor Sleeve
3. Bearing Puller
4. Kunci Pas 17

b. Data Konstruksi

No Nama Komponen Ukuran (mm)


1 Diameter poros Ø 72
2 Panjang poros 85,4
-Kode bantalan 1207 K C3
Double row self aligning ball
-Jenis bantalan
bearing
3
-Diameter luar Ø 72
-Diameter dalam Ø 35

4 Clearance standard 23 s/d 40 (μm)


c. Langkah kerja
Pemasangan Bantalan :
1. Pasang bantalan pada lubang dengan posisi bagian bantalan yang terdapat
kode menghadap ke depan
2. Sebelum memasukkan/mengencangkan bantalan pada lubang, pilih sleeve
yang tepat untuk perantara antara palu sebagai pemberi gaya dengan bantalan.
3. Posisikan sleeve pada outer ring bantalan lalu beri sleeve gaya
menggunakan palu hingga bantalan masuk ke lubang.

Pelepasan Bantalan :
1. Posisikan bearing puller seperti pada gambar, dengan kedua rahang berada
di dalam bantalan yang sudah diputar

2. Gunakan kunci pas 17 untuk memutar baut agar rahang mundur dan
menarik bantalan.
3. Putar hingga bantalan lepas dari lubang.
Nama mahasiswa NIM Tanda tangan

1. Achmad Zahri 171234001

2. Adnan Rakhmadi Ramadhan 171234002

3. Aqil Murtadho 171234003

Hari, Tanggal : Jum’at, 11 Oktober 2019

Instruktur

( )
NIP :

Anda mungkin juga menyukai