MEKANIK
PERAKITAN DAN PELEPASAN BANTALAN
GELINDING-I
Disusun oleh:
Achmad Zahri (171234001)
Adnan Rakhmadi Ramadhan (171234002)
Aqil Murtadho (171234003)
1.1. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menentukan kode bantalan gelinding berdasarkan kode
pada bantalan, diameter dalam, diameter luar, dan tebal.
2. Mahasiswa dapat membaca katalog bantalan gelinding.
3. Mahasiswa dapat mempraktikan cara merakit dan melepas bantalan
gelinding pada poros dan lubang.
1.2. Petunjuk K3
1. Memakai jas lab
2. Memakai safety shoes
3. Mengikutu instruksi pembimbing
BAB 2
DASAR TEORI
bantalan luncur.
Dasar-dasar bantalan gelinding yang dipakai sampai dengan pada saat ini
sebenarnya sudah sangat tua. Pada waktu itu untuk memudahkan pemindahan benda
yang sangat berat, masyarakat membuat suatu alat yang dibuat secara tradisional yaitu
dari cabang kayu yang bulat. Batang kayu tersebut diletakkan di bawah benda, diberi
air atau lemak kemudian benda tersebut didorong dengan mudah. Prinsip tersebut
yang digunakan sampai dengan saat ini.
Pada sekitar tahun 1870, siklus industry mulai berkembang dalam skala yang
cukup besar memacu penciptaan untuk mengganti bantalan luncur dengan bantalan
gelinding yang gesekannya lebih kecil.
Industri bantalan gelinding seperti yang sekarang terjadi tidak begitu saja
muncul sampai sekitar tahun 1900 tetapi merupakan berkat kehadiran industri
otomobil. Dalam industri ini terdapat permintaan bantalan gelinding yang komponen
standar dan dapat diganti-ganti.
Kelebihan :
Keausan dan panas yang ditimbulkan berkurang
Gesekan yang terjadi relatif konstan
Pemakainan pelumas minimum
Ukuran lebarnya kecil
Mudah penggantiannya
Ukurannya sudah distandarisasikan sehingga mudah mendapatkan dimana
saja
Kerugiannya :
Untuk beban kejut (getaran karena ketidakseimbangan komponen
mesin) bearing lebih cepat rusak
Lebih sensitive terhadap debu dan kelembaban
Secara umum jenis bearing dibagi berdasarkan jenis diatas, namun pada
kenyataannya bentuk dan ukurannya pun bervariasi. Keadaan ini biasanya disebutkan
dalam katalog yang dibuat oleh pabrik yang bersangkutan.
Variasi-variasi itu biasanya adalah :
Diameter poros
Lubang bearing cincin dalam
Lebar bearing
Seal
Cara pasang
1. Single row groove ball bearings
Bearing ini mempunyai alur dalam pada kedua cincinnya. Karena memiliki alur,
maka jenis ini mempunyai kapasitas dapat menahan beban secara ideal pada arah radial
dan aksial. Maksud dari beban radial adalah beban yang tegak lurus terhadap sumbu
poros, sedangkan beban aksial adalah beban yang searah sumbu poros.
Jenis ini mempunyai dua baris bola, masing-masing baris mempunyai alur
sendiri-sendiri pada cincin bagian dalamnya. Pada umumnya terdapat alur bola pada
cincin luarnya. Cincin bagian dalamnya mampu bergerak sendiri untuk menyesuaikan
posisinya. Inilah kelebihan dari jenis ini, yaitu dapat mengatasi masalah poros yang
kurang sebaris.
Berdasarkan konstruksinya, jenis ini ideal untuk beban radial. Bearing ini
biasanya dipasangkan dengan bearing lain, baik itu dipasang secara pararel maupun
bertolak belakang, sehingga mampu juga untuk menahan beban aksial.
4. Double row angular contact ball bearings
Disamping dapat menahan beban radial, jenis ini jgua dapat menahan beban
aksial dalam dua arah. Karena konstruksinya juga, jenis ini dapat menahan beban torsi.
Jenis ini juga digunakan untuk mengganti dua buah bearing jika ruangan yang tersedia
tidak mencukupi.
Bearing ini mempunyai dua baris elemen roller yang pada umumnya
mempunyai alur berbentuk bola pada cincin luarnya. Jenis ini memiliki kapasitas beban
radial yang besar sehingga ideal untuk menahan beban kejut.
Jenis ini mempunyai dua alur pada satu cincin yang biasanya terpisah. Eek dari
pemisahan ini, cincin dapat bergerak aksial dengan mengikuti cincin yang lain. Hal ini
merupakan suatu keuntungan, karena apabila bearing harus mengalami perubahan
bentuk karena temperatur, maka cincinya akan dengan mudah menyesuaikan posisinya.
Jenis ini mempunyai kapasitas beban radial yang besar pula dan juga cocok untuk
kecepatan tinggi.
7. Tapered roller bearings
Dilihat dari konstriksinya, jenis ini ideal untuk beban aksial maupun radial.
Jenis ini dapat dipisah, dimana cincin dalamnya dipasang bersama dengan rollernya
dan cincin luarnya terpisah.
Bearing jenis ini hanya cocok untuk menahan beban aksila dalam satu arah saja.
Elemenya dapat dipisahkan sehingga mudah melakukan pemasangan. Beban aksial
minimum yang dapat ditahan tergantung dari kecepatannya. Jenis ini sangat sensitif
terhadap ketidaksebarisan (misalignment) poros terhadap rumahnya.
Jenis ini sama seperti point 8, hanya saja bearing jenis ini dapat diberi beban
aksial dalam dua arah. Bagian-bagiannya pun juga dapat dipisahkan sehingga mudah
bongkar dan pasangnya.
Pemasangan bantalan yang dipasang pada lubang dengan suaian sesak, dapat dilakukan
dengan pukulan pali, atau dipres. Gaya dikenai pada ring luar.
Ukuran Clearance
No Kode Bantalan Jenis Bantalan Standard (μm)
Di Do t
Timken 22311 Double Row Spherical
1 55 120 43 40 s/d 65
EJW Roller Bearing
SKF 2211 E K Double Row Spherical
2 55 100 25 16 s/d 36
TN9 Roller Bearing
Single-Row Deep
3 NTN 6202 Z 15 35 11 3 s/d 18
Groove Ball Bearing
FAG 1211 K TV Double Row Self-
4 55 100 21 30 s/d 50
C3 Aligning Ball Bearing
Timken X 30206
5 Taper Roller Bearing 30 62 17,25 15 s/d 25
M
Double Row Self-
6 NTN 1207 K C3 35 72 17 29 s/d 46
aligning Ball Bearing
Single-Row Deep
7 Nachi 6308 Z 40 90 23 6 s/d 20
Groove Ball Bearing
8 Timken X 30310 Tapper Roller Bearing 50 110 29,25 13 s/d 23
Timken NU 218 Single Row Cylindrical
9 90 160 30 50 s/d 85
EMA Roller Bearing
Single Row Cylindrical
10 ZKL NU/NJ 208 40 80 18 25 s/d 50
Roller Bearing
Keterangan :
Di : Diameter dalam
Do : Diameter luar
t : Tebal bantalan
c. Langkah Kerja
Pemasangan Bantalan :
1. Pasang bantalan pada poros dengan posisi bagian bantalan yang terdapat kode
menghadap ke depan
2. Sebelum memasukkan/mengencangkan bantalan pada poros, pilih sleeve yang tepat
untuk perantara antara palu sebagai pemberi gaya dengan bantalan.
3. Posisikan sleeve pada inner ring bantalan lalu beri sleeve gaya menggunakan palu
hingga bantalan masuk ke poros.
Pelepasan Bantalan :
1. Posisikan bearing puller seperti pada gambar, dengan kedua rahang berada di
belakang bantalan.
2. Gunakan kunci pas 17 untuk memutar baut agar rahang mundur dan menarik
bantalan.
3. Putar hingga bantalan lepas dengan poros.
2.3. Pemasangan dan Pelepasan Bantalan Gelinding Pada Lubang Secara konvensional
a. Alat yang digunakan :
1. Mallet Plastik
2. Adaptor Sleeve
3. Bearing Puller
4. Kunci Pas 17
b. Data Konstruksi
Pelepasan Bantalan :
1. Posisikan bearing puller seperti pada gambar, dengan kedua rahang berada
di dalam bantalan yang sudah diputar
2. Gunakan kunci pas 17 untuk memutar baut agar rahang mundur dan
menarik bantalan.
3. Putar hingga bantalan lepas dari lubang.
Nama mahasiswa NIM Tanda tangan
Instruktur
( )
NIP :