Anda di halaman 1dari 16

Sekilas tentang

BEARING
 Desain dan Klasifikasi
 Diagram Roller Bearing
 Skema Bearing
 Karakteristik Bearing
 Material Bearing
 Umur Bearing
 Internal Clearance
 Pelumasan
 Standard Penomoran Bearing
Desain & Klasifikasi
Bearing
Pada dasarnya bearing dibagi menjadi :

■ Plain bearing atau sleeve bearing

Bearing ini tanpa bantalan bola dan sangkar, misalnya :


metal duduk pada engine.

■ Roller bearing

Bearing ini menggunakan sangkar dan bantalan bola


atau roller sebagai penerus putaran dan mengurangi
gesekan serta memperpanjang umur pakainya.
Desain & Klasifikasi Bearing
Pada pembahasan ini fokusnya adalah roller bearing dan
terutama yang berkaitan aplikasinya pada alat berat.
 Roller bearing dibagi berdasarkan arah gaya/bebannya :
▪ Radial bearing, untuk gaya / beban arah tegak lurus
▪ Thrust bearing, untuk gaya / beban arah sejajar.
 Roller bearing juga dibagi atas :
● Ball bearing, element gelindingnya berbentuk bola.
● Roller bearing, element gelindingnya berbentuk roller.
 Di luar klasifikasi tersebut, terdapat bearing khusus yang
termasuk di dalam bearing untuk penggunaan yang
spesifik, seperti bearing untuk motor, water pump,
chainsaw, dll.
ROLLING BEARING
Keterangan

1. Single Row Deep Grove Ball Bearing.


Adalah tipe bearing yang paling umum, penggunaannya sangat luas

2. Magneto Bearing
Magneto bearing adalah bearing kecil dgn diameter 4 - 30 mm yang biasanya digunakan pada
peralatan-peralatan ukur (gyroscope, dll)

3. Single Row Angular Contact Ball Bearing.


Bearing type ini dapat menahan beban radial dan axial dalam satu arah.

4. Duplex Bearing
Adalah kombinasi dari dua radial bearing. biasanya terbentuk dari angular contact bearing
atau tapered roller bearing. ada tiga macam kombinasi, face to face (type DF), back to back
(type DB), dan tandem (type DT).

5. Double Row Angular Contact Bearing


Pada dasarnya adalah penyatuan dua single row angular contact b.b. tetapi berbeda dengan
tipe duplex, bearing ini disatukan dengan satu inner & satu outer ring.

6. Four-Point Contact Ball Bearing


Pada bearing ini, inner dan outer ring dapat dipisah, dan inner ring terbelah dua.

7. Self Aligning Ball Bearing.


Tipe ini inner ringnya mempunyai dua jalur dan outer ringnya mempunyai jalur tunggal
berbentuk lingkaran dengan pusat cekungan tepat dengan axis bearing.
8. Cylindrical Roller Bearing
Bearing tipe ini roller nya berbentuk silinder, dan berhubungan linier dengan jalurnya.
mempunyai kapasitas beban radial yang tinggi dan dapat digunakan untuk kecepatan tinggi.

9. Needle Roller Bearing


Needle roller rerdiri atas beberapa roller berbentuk silinder kecil panjang (panjangnya 3 - 10
kali diameternya).

10. Tapered Roller Bearing


Bearing tipe ini menggunakan roller berbentuk kerucut, dapat menahan beban radial dan
axial yang tinggi dalam satu arah.

11. Spherical Roller Bearing


Mempunyai roller berbentuk silinder diantara inner ring, yang mempunyai dua jalur, dan
outer ring nya mempunyai jalur berbentuk cekungan/bola. kapasitas penahanan beban
radialnya tinggi dan cocok digunakan pada beban berat.

12. Single Direction Thrust Ball Bearing.


Single direction thrust b.b. tersusun atas ring yang seperti washer dengan alur-alur.

13. Double Direction Thrust Ball Bearing.


Merupakan penggabungan dari no. 12

14. Spherical Thrust Bearing.


Mempunyai jalur yang berbentuk bola dalam washer housing dan roller berbentuk tabung
yg tersusun miring.
Skema Bearing
Outer Ring
Cylindrical Roller
Ball Ball

Inner Ring

Cage

Single-Row Deep Groove Ball Bearing Single-Row Angular Contact Ball Bearing Cylindrical Roller Bearing

Tapered Roller Spherical Roller

Shaft Washer

Ball

Housing Washer

Single-Direction Thrust Ball Bearing


Tapered Roller Bearing Spherical Roller Bearing
Karakteristik Bearing
Dibanding dengan plain bearing, roller bearing mempunyai
keunggulan secara umum, yaitu :
● Torque awal dan gesekan awalnya kecil, perbedaan antara
torque awal dan torque pada putaran berikutnya juga kecil.
● Telah ditetapkan secara standard international, mudah dicari
kesamaan phisik dengan merek yang lain.
● Perawatan, penggantian dan pengecekan mudah dilakukan
karena struktur bearing yang sederhana.
● Roller bearing mampu menahan gaya radial maupun aksial
secara menerus atau sendiri.
● Roller bearing mampu bekerja pada range suhu yang lebar.
● Lebih dari itu, roller bearing mempunyai kemampuan yang
khas sesuai dengan type atau bentuknya masing masing.
Material Bearing
■ Secara teoretis, kontak antara cincin/penahan putaran
bola bearing dengan bola/roller bearing adalah murni
berupa putaran, namun sebetulnya juga terjadi
pergeseran/sliding (walaupun kecil) sesuai dengan
bentuk bearing dan aplikasinya.
■ Oleh karena itu, material sangkar bearing dan bola/roller
bearing harus memenuhi spesifikasi tertentu, yaitu :

▪ Kekuatan bahan terhadap putaran


Karakteristik
▪ Kekerasan bahan
bahan cincin dan
bola/roller
▪ brg
Ketahanan thd keausan Karakteristik
▪ Kestabilan ukuran bahan untuk
sangkar
▪ Kekuatan mekanis
Umur Bearing
 Umur bearing secara umum ditentukan oleh :
● Pemilihan bearing seusai dengan arah gaya/bebannya.
● Ketepatan pemasangan.
● Material defect ( kualitas hasil produksi )
● Perawatan dan pelumasannya.

■ Jenis gangguan dan kerusakan bearing :


▪ Timbul suara / bunyi berisik.
▪ Timbul getaran yang semakin kuat.
▪ Daya salur putaran / kecepatan semakin menurun.
▪ Grease yang mudah meleleh.
▪ Kerusakan pada alur bearing karena kelelahan bahan.

◙ Umur bearing akan cepat berkurang dengan kondisi :


◘ Suhu tinggi yang terus menerus.
◘ Cracking / retak
◘ Breaking / pecah
◘ Ring yang baret-baret
◘ Kerusakan pada seal pelindung bola bearing
Internal Bearing Clearance
☺ Internal bearing clearance merupakan jumlah dari
clearance antara ball / roller dan cage nya, terjadi dalam
2 bentuk ( lihat gambar )
a. Radial internal clearance
b. Aksial internal clearance

 Internal clearance yang terjadi pada rolling bearing


dipengaruhi oleh :
a. Kelelahan bahan.
b. Gejala timbulnya suara dan getaran yang lebih keras.
C. Panas yang dihasilkan oleh putaran tersebut.
Internal Bearing Clearance

● Terdapat 6 (enam) macam clearance : C1, C2, Normal, C3,


C4, dan C5

● Clearance Normal digunakan untuk bearing yang beroperasi


pada kondisi normal secara umum.

Bearing C1 digunakan untuk kondisi yang memerlukan


clearance yang terrendah (seperti pada motor listrik),
berikutnya C2, Normal, dan seterusnya, hingga C5 yang
memberikan toleransi clearance yang tertinggi.

● Clearance ini bisa dibaca pada fisiknya, jika tidak ada tulisan
C . . . . maka berarti untuk clearance normal.
Pelumasan Bearing
 Salah satu bentuk perawatan/maintenance bearing
adalah dengan memberikan pelumasan yang teratur,
sesuai dengan sifat dan bentuk operasi bearing
 Tujuan pelumasan :
 Mengurangi gesekan dan keausan, yaitu dengan adanya lapisan
film yang mengelilingi setiap komponen bearing
 Memperpanjang umur bahan
 Pendinginan; pelumasan yang sirkuler akan mencegah dan
memindahkan panas, mengurangi kemungkinan terjadinya
overheat dan lelehnya oli.
 Mengurangi kemungkinan masuknya partikel lain ke dalam
bearing dan menjaga dari karat
Pelumasan Bearing
☺ Jenis pelumasan :

Pelumasan bearing tergantung pada bentuk aplikasi dan


kondisi operasinya, yaitu :
◊ Menggunakan grease

Metode ini bersifat sederhana, biasa dilakukan pada bearing yang


ada di luar sistem

◊ Menggunakan oli

Metode ini bagus dan efisien, namun hanya sesuai untuk


peralatan yang ada dalam sistem yang tertutup, misal : dalam
transmisi.
Pola pelumasan, bisa dengan rendaman, cipratan, maupun
semprotan
Identifikasi Penomoran Bearing
Refer to JIS/Japanese Industrial Standard

contoh

7 2 2 0 A DB C3

axial clearance (clearance lebih besar dari normal) auxiliary


combination symbol (back to back arrangement) symbol
contact angle (contact angle = 30 derajat)
bearing bore (bearing bore = 100 mm) basic
bearing series/type type single row angular contact b.b.) symbol

Anda mungkin juga menyukai