Anda di halaman 1dari 29

SMK DARUL ULUM BAURENO

Jl. Masjid No. 12 PasinanBaurenoBojonegoro


62192
e-mail : smkdubisa@ymail.com

PERANGKAT PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMK Darul Ulum Baureno


Mata Pelajaran : Teknologi Dasar Otomotif
Kelas/Semester : X/Ganjil
Materi Pokok : Jenis dan spesifikasi bearing, seal dan
gasket serta fungsinya, Teknik pelepasan
dan pemasangan bearing, sea dan gasket,
Teknik pemeliharaan jenis bearing, seal
dan gasket
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit (Pertemuan 11-16)

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama cinta damai, responsif dan proaktif
menunjukkan sikap sebagaibagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksisecara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humanoria dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan , kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


3.5 Menjelaskan fungsi berbagai bearing, seal dan gasket serta prosedur perawatanya
3.5.1 Siswa mampu menjelaskan fungsi berbagai bearing, seal dan gasket serta
prosedur perawatanya sesuai konsep ilmu terkait.
4.5 Menerapkan pemeliharaan bearing, seal dan gasket
4.5.1 Siswa mampu melakukan pemeliharaan bearing, seal dan gasket.

Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd


Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
- Setelah peserta didik melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran, diskusi dan melihat
video siswa mampu menjelaskan fungsi berbagai bearing, seal dan gasket serta prosedur
perawatanya sesuai konsep ilmu terkait.
- Setelah peserta didik melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran, diskusi dan melihat
video siswa mampu melakukan pemeliharaan bearing, seal dan gasket.

D. MATERI AJAR
A. Bearing
Bearing adalah suatu elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan berumur
panjang.
Bila gerakan dua permukaan yang saling berhubungan terhambat, maka akan
menimbulkan panas. Hambatan ini dikenal sebagai gesekan (friction). Gesekan yang terus
menerus akan menyebabkan panas yang makin lama semakin meningkat dan menyebabkan
keausan pada komponen tersebut. Gesekan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan
kerusakan pada komponen dan alat tidak bisa bekerja.
Fungsi bearing:
 Mengurangi gesekan, panas dan aus.
 Menahan beban shaft dan machine.
 Menahan radial load dan thrust load.
 Menjaga toleransi kekencangan.
 Mempermudah pergantian dan mengurangi biaya operasional.
Bearing ini harus cukup kokoh untuk menahan beban dari poros yang terhubung
dengan komponen mesin lainya sehingga dapat berputar,bekerja sesuai dengan fungsinya.
Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik, maka prestasi seluruh sistem akan menurun
bahkan bisa terhenti. Bantalan dalam permesinan dapat disamakan perannya dengan
pondasi pada gedung. Untuk bearing dengan jenis bola mempunyai kemampuan untuk
putaran tinggi dan gesekan yang kecil. Bearing ini bisa mudah didapat dan mudah pula
dalam pemasangannya. Bearing mempunyai bentuk dan ukuran tertentu sesuai dengan
kodenya dan mempunyai ukuran yang presisi. Apalagi untuk yang bentuk bola dengan
cincin yang sangat kecil maka besar per satuan luas menjadi sangat penting. Dengan
demikian bahan yang dipakai juga harus mempunyai ketahanan dan kekerasan yang tinggi.
Bahan yang biasa dipakai pada pembuatan bearing adalah baja khrom karbon tinggi.
Bearing ini dapat diklasifikasikan atas; Bearing Radial, Bearing axial.
Menurut jenis elemen gelindingnya dibedakan atas bentuk bola dan rol.
A. Bearing axial : arah beban yang ditumpu adalah tegak lurus sumbu poros.
B. Bearing Radial : arah beban yang ditumpu sejajar dengan sumbu poros.
Untuk Bearing khusus ; dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak
lurus sumbu poros. Untuk itu dalam penggunaan juga harus diperhatikan bagaimana
gaya atau beban bekerja, baru menentukan jenis bearing yang digunakan. Untuk
pelumasan pada bearing ini juga sangat penting karena akan menentukan keawetan dari
bearing. Karena dengan ada pelumasan, maka akan memperkecil kerusakan akibat gesekan
bola dan cincin.
Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd
Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
1. Jenis-Jenis Bearing
Bearing dibagi menjadi dua bagian yaitu:
 Solid Bearing
 Anti-friction Bearing.
Pada solid bearing, shaft berputar pada permukaan bearing. Antara shaft dan bearing
dipisahkan oleh lapisan tipis oli pelumas. Ketika berputar pada kecepatan operasional
shaft ditahan oleh lapisan tipis oli bukan oleh bearing.
Yang termasuk Solid Bearing:
 Sleeve/Bushing Bearing
 Spit-half Bearing.
 Sleeve Bearing

Bentuk yang sangat sederhana dari solid bearing adalah Sleeve Bearing atau juga
disebut bushings. Sleeve bearing umumnya dipakai pada shaft nya roda yang bergerak dari
awal.

Gb.1.6 Sleeve Bearing dan Camshaft

Camshaft ditahan pada posisinya oleh sleeve bearing pada engine block. Shaft yang
ditahan oleh bearing disebut Journal, dan penahanan ke bagian luarnya oleh sleeve. Bila
Journal dan Sleeve terbuat dari logam (steel), dengan pelumasan yang bagus
memungkinkan sangat sedikit kontak yang terjadi antara dua permukaan. Sleeve dari
bearing kebanyakan dilapisi dengan Bronze, atau Babbitt metal. Bronze sleeve bearing
umumnya digunakan pada pompa dan motor elektrik. Solid Bearing dilapisi dengan metal
yang lebih lunak dari shaft sehingga apabila  terjadi perputaran antara keduanya, maka
yang mengalami keausan adalah bearing, dan bukan shaft. Sleeve bearing umumnya
menggunakan pelumasan bertekanan yang melewati lubang pada Journal.

Split-half Bearing

Tipe lain dari Solid Bearing adalah Split-half Bearing. Split-half Bearing lebih banyak
dipakai pada outomotive engine yaitu pada Crankshaft dan connecting rod. Crankshaft rod
bearing caps menggunakan split-half bearing yang menempel pada rod piston.

Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd


Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
Gb.1.7 Split-half Bearing

Bearing ini dapat diganti bila sudah aus. Split-half bearing umumnya diberi tambahan
lubang oli, sering berupa alur yang berfungsi untuk mengalirnya oli yang akan melumasi
seluruh permukaan bearing. Split-half Bearing juga mempunyai locking tabs (bagian yang
menonjol) yang akan ditempatkan pada notches (coakan) pada bearing caps. Tabs ini
berfungsi untuk mencegah bearing bergerak horisontal pada shaft.
Split-half bearing biasanya terbuat dari dua tipe metal, permukaan bearing
menggunakan aluminum yang lebih lunak dari logam dan menghantarkan panas yang baik.
Manfaat dari solid bearing adalah:
 Biaya penggantian lebih murah.
 Menahan berat Radial Load.

Anti Friction Bearing digunakan pada benda-benda yang berputar, untuk mengurangi
gesekan dan  memperkecil gesekan awal pada permukaan bearing yang rata/datar.
Anti Friction bearing terdiri dari:
 Ball bearing
 Roller bearing,
 Needle bearing
Anti friction bearing tersusun dari beberapa komponen yaitu: Inner race, Outer race,
Balls atau roller dan Cage.
 Inner race atau Cone: cincin baja yang dikeraskan dengan diberi alur untuk pergerakan
roller atau ball di bagian luarnya, sering dipasang pada shaft yang berputar sebagai
penyangga bearing.
 Outer race:  Outer race hampir sama dengan Inner race, outer race adalah cincin baja
yang dikeraskan dengan alur untuk pergerakan ball atau roller di bagian dalam.
 Balls atau Rollers: Di antara Inner race dan outer race ada komponen yang berfungsi
mengurangi gesekan yang dilakukan oleh balls, rollers atau tapered rollers. Balls dan
Rollers ini terbuat baja yang dikeraskan. Balls atau rollers bergerak bebas di antara inner
dan outer race.

Gb. 1.9 Balls atau Rollers

 Cage: Letak cage antara inner race dan outer race yang digunakan untuk menjaga jarak
ball atau roller yang satu dengan yang lainnya.

Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd


Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
Gb. 1.10 Cage
Anti Friction Bearing mengurangi panas dengan cara mengurangi kontak area yang
saling bergesekan. Balls mempunyai contact point antara inner dan outer race untuk
menahan beban sehingga memungkinkan berputar dengan kecepatan tinggi. Lapisan oli
lubrikasi berfungsi memisahkan komponen yang saling berhubungan.
Yang termasuk Anti Friction Bearing:
 Straight Roller, mempunyai line contact, yang memungkinkan bisa menahan beban
Radial Load yang lebih besar.

Gb. 1.11 Straight Roller

 Tapered Roller, cara kerjanya sama dengan straight roller. Tapered bearing sering
digunakan di bagian ujung shaft yang berputar bersama untuk menahan radial load dan
menahan gerak ke arah kiri, kanan shaft (Thrust Load).
 Needle Bearing cara kerjanya sama dengan straight bearing dan tapered bearing dengan
line contact. Sebab dengan diameter yang lebih kecil, needle bearing bisa digunakan pada
pengaplikasian di tempat-tempat sempit.
·         Caged Needle Bearing

Gb. 1.12 Caged Needle Bearing


Caged Needle Bearing mempunyai kemampuan beban yang lehih tinggi dibandingkan
dengan Needle bearing dan aplikasinya terbatas pada celah yang lebih kecil dari 10 inch
(245 mm).
Keuntungan Anti Friction Bearing:
 Tidak ada keausan pada shaft
 Memperkecil tenaga yang terbuang.
 Memungkinkan kecepatan yang lebih tinggi.

Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd


Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
CARA MEMASANG BEARING
1.1. Permukaan tempat dudukan Bearing
Pertama-tama bersihkan setiap tonjolan tajam (burrs), serpihan metal (cutting
chips), karat (rust) atau kotoran debu (dirt) dari permukaan tempat dudukan bearing.
Pemasangan dapat dilakukan dengan mudah jika permukaan yang sudah bersih
tersebut dilapisi dengan sedikit oli.

1.2. Peralatan untuk memasang bearing


Pastikan bahwa semua pressing blocks, driving plates, hammers dan peralatan
pemasangan yang lainnya dalam kondisi bersih, bebas dari tonjolan (burrs), dan
ukuran nya benar.

1.3. Jangan membuka bearing sebelum bearing tersebut siap untuk dipasang.

Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd


Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
Serpihan debu maupun kotoran lain yang masuk kedalam bearing sebelum dan
selama pemasangan dapat menyebabkan noise dan vibration saat bearing bekerja.

1.4. Jangan melakukan modifikasi apapun terhadap bearing


Bearings dibuat dengan toleransi yang sangat  ketat untuk memenuhi tingkat
akurasi yang tinggi. Sehingga, penting sekali untuk memperhatikan secara khusus
terhadap hal-hal yang harus diperhatikan dalam menangani bearing.

MEMASANG BEARING
2.1. Prosedur memasang dan contoh kerusakan bearing

Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd


Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
CONTOH KERUSAKAN BEARING

 Memasang bearing dengan menggunakan hammer dapat menyebabkan kerusakan karena


tumbukan yang keras (sharp impacts). Pasanglah bearing dengan menggunakan alat press
yang melingkar atau bentuk lain yang dapat menekan permukaan bearing dengan beban
yang rata.

 
2.2. Perawatan Bearing
 Bearings sangat mudah kena beban impacts dan beban kejut (shock loads)

Bearings membawa beban nya setiap waktu pada kontak permukaan yang sangat sempit
diantara bagian yang berputar (roller) dan diantara permukaan inner dan outer race. Jika ada
beban berlebihan atau  beban kejut yang terjadi pada bagian kontak area yang sempit tersebut,
akan menimbulkan luka gores dan / atau luka pantulan (brinelling and/or scarring). Kerusakan
ini memicu suara yang kasar dan getaran berlebihan dan juga putaran yang kasar. (Jatuhnya
bearing ke lantai dengan tegak lurus akan menyebabkan kerusakan yang sama)

 Bearing sangat mudah terkontaminasi dengan material asing


Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd
Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
Jika material asing masuk kedalam bearing saat berputar, material asing yang masuk tersebut
akan menggores sehingga menyebabkan putaran bearing terganggu dan menimbulkan suara yang
kasar.

 
2.3. Memasang bearing dengan metode panas
      (Pemuaian panas pada inner ring membuat pemasangan bearing menjadi mudah)
Umumnya digunakan untuk bearing yang besar dan bearing dengan interference fit yang besar.
1.  Merendam bearing didalam oli panas adalah cara yang paling umum.
Gunakan oli bersih dan masukkan bearing kedalam oli dengan dikaitkan dengan gantungan atau
dengan dudukan menggunakan metal screen untuk mencegah bersentuhan dengan elemen
pemanas.

2.  Suhu yang diperlukan memanaskan inner ring should tergantung pada jumlah interference fit
dari permukaan bearing dengan shaft nya. Lihat grafik dibawah ini untuk menentukan berapa
panas yang diperlukan.

Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd


Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
3.  Untuk mencegah adanya celah yang akan timbul antara inner ring dan shaft, bearing yang
dipasang dengan cara panas terhadap shaftnya harus didiamkan dulu sampai dingin.
 Hal-hal yang harus diperhatikan ketika memanaskan bearing
1. Bearing tidak boleh dipanaskan lebih dari 120 derajat C.
2. Metode pemasangan dengan cara dipanaskan ini tidak boleh digunakan untuk bearing
yang menggunakan pre-greased dan sealed bearings atau shielded bearings.

2.4. Metode pemanasan yang lain


1.  Bearing Oven
Bearing harus kering. Metode ini dapat juga digunakan untuk pre-greased bearings.
 Saat menggunakan metode ini untuk pre-greased bearings, jangan panaskan bearing lebih
dari 120 derajat C.
2.  Induction Heating
Metode ini dapat digunakan untuk inner rings dari cylindrical roller bearings. Bearings harus
kering dan dapat dipanaskan dalam waktu singkat.
Setelah menggunakan metode ini, lakukan demagnetizing terhadap bearing. Untuk infromasi
lebih jelasnya mengenai heating methods ini, lihat rekomendasi dari pabrik pembuatnya.

Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd


Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
PENGECEKAN SETELAH MEMASANG BEARING

Untuk memastikan bahwa bearing sudah terpasang dengan benar, lakukan tes dengan
cara diputar.
1.  Pertama, putar shaft atau housing untuk melihat apakah ada suara yang tidak ormal.
2.  Selanjutnya, hubungkan bearing tanpa diberi beban.  Setelah diamati pada putaran yang
rendah tidak masalah, naikkan kecepatan putarannya dan beri beban sambil diperiksa apakah
noise levels nya naik, timbul vibrations dan temperature nya naik.
3.  Jika ditemukan unusual noise selama bearing bekerja, hentikan bearing dan periksa dengan
seksama.
 Pengecekan untuk unusual noise atau noise levels harus dilakukan oleh orang yang sudah
familiar atau orang berpengalaman dengan kondisi suara bearing saat operasi pada
kondisi standard.

 
MELEPAS BEARING

Untuk mencegah kerusakan pada machinery dan membahayakan pekerja ketika


mengganti atau melepas bearings, selalu gunakan alat pelindung dan gunakan alat khusus untuk
melepas bearing. Umumnya, penggunaan kembali bearings tidak direkomendasikan. Jika
memang harus digunakan kembali, silahkan dibaca dengan seksama proses memasang bearing
pada section 2, "Bearing Mounting." 
Proses melepas bearing adalah kebalikannya dari proses yang disebutkan pada section 2
(memasang bearing). Dalam situasi ini, perhatian yang besar harus diberikan agar tidak terjadi
efek penurunan performance terhadap bearing selama proses melepas bearing. Jika bearing
terpasang dengan press fit terhadap shaft, saat melepas dengan memberi gaya pada outer ring,
penggunaan kembali bearing tidak direkomendasikan. Artinya untuk melepas bearing yang press

Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd


Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
fit dengan shaft, harus dilepas dengan memberi gaya pada bagian inner ringnya, bukan pada
outer ringnya jika bearing tersebut ingin digunakan kembali.

SEALS DAN GASKETS

1. Fungsi Dan Klasifikasi Perapat


1.1 Fungsi Perapat
Perapat digunakan untuk mencegah kebocoran cairan, zat padat, dan gas dari bagian
mesin dan peralatan industri lainnya dan menghalangi kotoran dan sumber-sumber kontaminasi
dari luar masuk ke dalam mesin atau sistem pemipaan.
Ketika peralatan industri menjadi lebih canggih, kondisi yang harus berada di bawah operasi
perapat menjadi semakin sulit dan teknologi perapat telah dikembangkan secara cepat pada 20
tahun terakhir dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Tuntutan dari industri ruang
angkasa sangat kuat mempengaruhi perkembangan teknologi perapat ini.
Walaupun perkembangan tercanggih telah mengambil alih, disain perapat tradisional
masih digunakan secara luas  di industri. Sebelum membahas secara mendalam tentang jenis-
jenis perapat adalah sangat berguna untuk melihat bagaimana perapat diklasifikasikan menurut
karakteristik operasi dan aplikasinya.

1.2 Klasifikasi Perapat


Perbedaan yang paling mendasar yang harus dimengerti adalah perbedaan antara perapat
statis dan perapat dinamis. Perapat statis adalah perapat yang digunakan untuk merapatkan antar
permukaan yang relatif tidak terdapat gerakan sedangkan perapat dinamis digunakan dimana
terjadi gerakan relatif. Perapat statis sering diarahkan sebagai penghubung (Joint) sedangkan
perapat dinamis diarahkan sebagai pembungkus (Packing) atau kelenjar pembungkus (Packing
Gland).
Perapat dinamis selanjutnya dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori utama, yaitu perapat
kontak (Contact Seal) dimana elemen perapatnya bergesekan dengan permukaan pasangannya
Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd
Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
yang terkena beban, dan perapat longgar (Clearance Seal) di mana bekerja dengan kelonggaran
positif antara permukaan perapatnya.
Klasifikasi perapat untuk mesin yang berputar

2. PERAPAT STATIS (STATIC SEALS)


2.1 GASKETS
Gasket adalah perapat statis untuk menahan cairan, benda padat, dan gas pada sluruh
jenis mesin, behana dan sistem perpipaan dan dapat beropearasi di bawah beranekaragam kondisi
pelayanan. Gasket normalnya ditempatkan diantara benda kaku dan biasanya merapatkan
permukaan logam.

2.1.1 Prinsip kerja


Gasket memerlukan suatu gaya tekan untuk menjaga kontak. Gaya ini biasanya
didapatkan melalui seperangkat flens dan baut tetapi beberapa jenis pengapit atau penjepit dapat
juga digunakan. Gaya tekan dikenakan ke bahan gasket antara permukaan flens harus mampu :
·         Memuat beranekan ragam bentuk permukaan pada permukaan flens dan pada bahan gasket itu
sendiri.
·         Mengatasi gaya hidrostatis yang disebabkan tekanan dalam yang mencoba mendorong flens.
·         Menyisakan tegangan yang cukup untuk menahan tekanan dan mencegahnya from extruding
the gasket through the clearance space.
Untuk menjamin bahwa gasket terus dapat merapatkan ketika bahan kendor dianjurkan
agar tegangan tekan dapat dijaga di atas tekanan dalam. Salah satu faktor dari dua biasa
dilakukan. Karena itu beban tekanan pada gasket dapat dihitung dari :
Tegangan tekanan sisa = 2 x tekanan dalam
Ini kemudian memungkinkan gaya baut atau beban gabungan dapat hitung dari :
Gaya baut = Gaya hidrostatis + beban sisa gasket

Karena faktor keamanan yang sudah diizinkan dalam menentukan tegangan gasket, tidak
ada izin khusus untuk memuat kebutuhan permukaan yang sempurna. Tetapi, kemampuan gasket
untuk memuat permukaan secara sempurna akan bergantung pada sifat dasar dan ketebalan
bahan dalam hubungannya dengan kehalusan permukaan flens dan tekanan permukaan. Bahan
gasket yang lembut, dimana dapat memberikan fungsi perapatan yang baik untuk permukan yang
kasar, dapat bekerja pada tekanan kerja yang diperlukan. Hal ini diperlukan untuk memperbaiki
kehalusan permukaan flens sehingga bahan gasket yang tipis dan keras mampu menahan tekanan
kerja, dapat digunakan.
Secara umum, bahan gasket tang tipis lebih cocok untuk menahan tekanan internal yang
tinggi ketika digunakan antara flens yang cocok karena daerah yang terkena tekanan internal
berkurang.
Walaupun suatu permukaan dengan derajat kehalusan tinggi sangat diinginkan dalam
semua kasus, ini dapat menjadi tidak diperlukan karena mahal dan harus diingat bahwa beberapa
permukaan yang kasar membantu memberikan cengkraman, khususnya bagi bahan gasket yang
keras.
Jika fungsi perapat yang baik akan dicapai, adalah juga penting bahwa permukaan flens
harus sejajar dan cukup kaku untuk menahan distorsi.

Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd


Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
Meskipun rancangan flens dapat bermacam-macam, ada sejumlah bentuk flens standar dalam
penggunaan umum di industri, Gasket dapat juga berbentuk ring, dimana diameter luar dibuat
lubang baut, atau jenis muka penuh (Full Face),

2.1.2 Bahan Gasket


Bahan gasket umumnya butuh karekteristik yang lembut dan mampu terderformasi, dan
elastisitas serta fleksibilitas yang tinggi. Bahan juga harus tahan terhadap pengerasan dan
kelelahan. Lembut dan mampu deformasi memungkinkan gasket untuk mengakomodasi
permukaan yang tidak beraturan, dan elastisitas diperlukan agar bahan mampu merespon
perubahan bentuk yang diperlukan ketika mendapat beban yang berfluktuasi dan pengencangan
baut flens.
Meskipun teknisi perawatan tidak perlu untuk memilih bahan gasket, adalah penting untuk
mengetahui beberapa sifat bahan dan keterbatasannya.

1. Kertas
                 Bahan yang murah yang sifatnya dapat ditingkatkan jika diisi dengan bahan pengisi
seperti lilin. Umumnya digunakan dalam industri otomotif untuk menyegel air, oli dan minyak.
Bahan ini digunakan untuk permukaan yang halus dan rata. Ditemukan bermacam-macain
ketebalan dari yang paling tipis sampai karton dan mungkin anti gemuk. Dapat digunakan
sampai temperatur 120ºC dan tekanan 120 psi.

2. Kertas yang dipernis


Jenis ini baik sekali digunakan bila cairan bisa diserap oleh kertas biasa. Permukaan dari
kertas pernis harus tidak retak atau rusak.

3. Gabus
                Berguna pada beban rendah dimana muka flen tidak rata. Memiliki ketahanan yang
baik terhadap minyak dan cairan pelarut tetapi tidak cocok terhadap air. Gabus yang dipres ini
ada beberapa macam ketebalan. Sebelum memilih kita harus memeriksa berapa ketebalan yang
dirninta oleh pabriknya untuk tekanan yang tertentu. Hati-hati jangan sampai sobek, karena
bahan ini mudah sobek. Dapat digunakan sampai temperatur 50ºC dan tekanan 50 psi.

4. Gabus campur karet


                Sifat dari gabus dapat ditingkatkan dengan mencampurnya dengan bahan elastis seperti
neoprene atau nitrile. Menghasilkan bahan dengan kekuatan lebih tinggi dan fleksibel. Baik bagi
beban rendah sampai sedang tetapi tidak disarankan bagi kondisi alkali dan keasaman tinggi.
Dapat digunakan dari -30ºC sampai 150ºC dan sampai tekanan 50 psi.  

5. Karet
Bahan ini adalah salah satu bahan gasket yang paling serbaguna. Bahan ini baik
digunakan untuk sambungan yang mengalirkan air dingin. Dan juga bisa digunakan untuk
sambungan yang lain asal karetnya cocok, artinya tahan panas untuk sambungan-sambungan
yang terjadi panas.

Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd


Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
6. Polytetraflouretylene (PTFE)/Teflon
Bahan ini dari bahan kimia padat dan digunakan untuk temperatur yang rendah. Dibuat
dalam bentuk tali yang lunak dan bisa digunakan untuk seal datar atau melingkar. Dapat
digunakan mulai temperatur -190º sampai 250ºC.

7. Grafit yang dilapisi kain


Bahan ini baik sekali digunakan untuk sambungan yang mengalirkan air panas dan uap.

8. Asbes yang dilapisi tembaga


                Sangat baik digunakan untuk temperatur yang tinggi. Periksa instruksinya apakah perlu
diberi gemuk dalam pemasangannya atau tidak.

9. Logam
Ketika kondisi operasi menjadi terlalu berat bagi gasket jenis non logam seperti yang
disebutkan di atas, berbagai jenis gasket logam dan semi logam dapat digunakan. Gasket logam
dibuat dari bahan seperti timah, almunium, tembaga, kuningan, monel, nikel dan bajua paduan
digunakan jika temperatur dan tekanan menjadi sangat besar. Dibentuk sedemikian supaya bisa
berpegas dan berfungsi sebagai perapat.

2.1.3 Perawatan
Ada sejumlah faktor yang sebaiknya diperhatikan ketika melepas atau memasang gasket.
·       Disarankan untuk menyediakan gasket baru yang dibuat sendiri atau dari pabrik dan siap
dipasang sebelum melepas sambungan. Jangan, jika mungkin, membuat gasket dengan memukul
menggunakan palu pada muka flens. Hal ini dapat merusak bahan gasket dan flens.
·       Pasang gasket serapat mungkin pada kondisi sambungan. Untuk gasket yang terpasang
sepenuh permukaan, lubang baut sebaiknya seukuran dengan lubang pada flen. Diameter dalam
gasket sebaiknya lebih besar dari diameter dalam lubang sambungan untuk mencegah gasket
tercampur cairan.
·       Jika sambungan rusak secara rutin maka lapisi satu atau kedua permukaan dengan grafit atau
pelumas kering yang lain yang cocok dengan isi mesin, bejana atau pipa agar gasket dapat
dilepas dengan mudah.

Melepas Sambungan
1. Sebelum memulai pastikan sambungan terisolasi dan semua katup tertutup. Keringkan
sisa cairan dari sambungan dan bersihkan gas jika diperlukan.
2. Untuk flen pipa, kendorkan dan lepas semua baut jika gasket sepenuh permukaan. Untuk
gasket jenis ring, kendorkan semua baut hingga cukup untuk melepas gasket.
3. Jika gasket sudah dilepas, bersihkan permukaan sambungan dan lepas gasket yang lama
dan bahan sambungan lainnya.
4. Periksa permukaan sambungan dari goresan, korosi, erosi atau distorsi dan yang sejenis.

Memasang gasket dan merakit sambungan


1. Pastikan bahwa permukaan sambungan bersih.
2. Baut sebaiknya bersih dan dilumasi dan permukaan belakang flen juga bersih.

Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd


Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
3. Masukan baut secukupnya dalam salah satu flen untuk menempatkan gasket dan
memastikannya rata.
4. Dengan gasket pada salah satu flen, pasang flen pasangannya. Setiap usahan dilakukan
untuk memastikan flen tetap sejajar.
5. Flen yang berat seperti pada bejana dan penukar kalor sebaiknya  diarahkan ke posisinya
menggunakan crane. Sebaiknya diposisikan pada empat baut pada setiap 90º yang dapat
ditarik secara rata agar flen dapat duduk pada posisinya secara merata.
6. Masukkan sisa baut dan tarik mereka ke atas pada urutan yang benar 

2.2 O-RINGS
O-ring adalah salah satu bentuk yang paling serbaguna dari perapat statis dan juga dapat
digunakan sebagai perapat dinamis. O-ring biasanya dipasang dalam alur pada muka flen.
Elastisitas bahannya memberikan rapatan yang bagus pada gaya yang reletif rendah.

2.2.1 Prinsip kerja


Faktor kunci dari kinerja O-ring adalah sifat elastik dari bahannya. Bahan elastik dapat
ditarik berulang-ulang sampai dua kali dari panjang normalnya dan masih dapat kembali ke
ukuran asalnya ketika dilepas. O-ring dengan sifat seperti itu, sekali ditekan, menghasilkan gaya
mengencangkan secara otomatis dan dapat juga diatur untuk berbagai perubahan bentuk dalam
rumahnya selama kompresi awalnya terjaga. O-ring akan berhenti berfungsi jika bahan
kehilangan sifat elastisnya atau jika kompresi awal dari gasket hilang.

Seperti yang dapat dilihat pada gambar di atas, O-ring dengan tekanan awal yang mana
dikontrol oleh ukuran ring dan kedalaman alur. Kemudian tekanan awal perapatan adalah hasil
dari kompresi. Ketika tekanan dalam (internal pressure) dikenakan melalui celah kelonggaran
antara flen merubah bentuk O-ring lebih lanjut dan gayanya melawan sisi alur seperti
ditunjukkan pada gambar di bawah  ini.

Selama tekanan dalam dikenakan pada O-ring, tekanan perapatan meningkat langsung
merespon meningkatnya tekanan dalam. Tetapi, tekanan perapatan total selalu lebih tinggi dari
tekanan dalam dengan sebuah persamaan terhadap kompresi awal dari O-ring :
Tekanan perapatan  = tekanan dalam + kompresi awal

Tekanan internal maksimal yang dapat ditoleransi oleh O-ring akan bergantung pada
karakteristik bahan dan ketahanan terhadap extrusion. Jika tekanan dalam terlalu besar maka ada
kecendrungan bagi O-ring untuk masuk ke celah kelonggaran antara flen
Hal ini sering terjadi dengan perapat statis jika denyutan tekanan cukup untuk memaksa bagian
flen. Kecenderungan O-ring untuk extrude dapat diatasi dengan menggunakan anti-extrusion
ring,

Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd


Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
2.2.2 Perawatan
Perhatian yang paling penting ketika menangani O-ring adalah melindunginya dari kerusakan
dan memastikan bahwa dikenakan beban yang benar. Pertimbangan-pertimbangan berikut
sebaiknya dilakukan.
 Pastikan bahwa ukuran O-ring benar dan sesuai dengan ukuran alur.
 Pastikan bahwa alur dan ceruk bersih dan bebas dari sisi-sisi yang tajam.
 Yakinkan bahwa O-ring duduk dengan tepat dalam alur dan tidak terjepit diantara
permukaan flen.
 Muka flens sebaiknya ditekan secara merata dan dengan beban yang sesuai dengan
rekomendasi pabrik.

2.2.3 Kerusakan
Kondisi O-ring setelah dilepas dapat memperlihatkan penyebab kerusakan. Ring yang
terjepit akan tampak seperti bekas gigitan,
Kerusakan yang disebabkan kesalahan pada saat memasang O-ring biasanya akan tampak seperti
takikan atau potongan atau melintir.
Kelebihan panas (overheat) akan menyebabkan O-ring kehilangan elastisitas dan menjadi keras
dan retak sebaliknya O-ring yang terkena bahan kimia yang salah akan membengkak dan
berubah bentuk,
Seals dan Gaskets - Untuk memperhalus pengoperasian dan mengurangi keausan, hampir
semua geardan bearing memerlukan pelumasan yang terus menerus. Maka untuk menjaga
keberadaan  pelumas di sekeliling komponen-komponen yang bergerak dan menjaga agar cairan
pelumas tersebut jangan sampai keluar dan menjaga agar kotoran dan debu jangan masuk ke
sistem maka diperlukan seal.

Fungsi dari seal yaitu:
 Menjaga kebocoran pelumas (lubrikasi).
 Menjaga kotoran dan material lain masuk ke sistem.
 Memberikan batasan cairan supaya tidak tercampur.
 Lebih fleksibel terhadap komponen yang bergerak dan tidak bocor.
 Melapisi permukaan yang tidak rata.
 Komponen tidak cepat rusak.
Seal diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu: Static Seal dan Dynamic Seal.
 Static Seal
Static Seal digunakan pada permukaan yang tidak ada gerakan pada dua permukaan yang
dilapisi. Yang termasuk Static seal adalah: O-ring seal, gasketdan liquid gasket.
 Dynamic Seal

Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd


Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
Dynamic seal dipakai pada komponen yang bergerak antara permukaan satu dengan yang lainya.
Sedangkan yang termasuk Dynamic seal adalah: O-ring seals,Lip seals, Duo Cone seals
dan packing rings.

Gasket adalah salah satu jenis seal yang banyak digunakan pada celah yang kecil  pada
komponen yang diam. Beberapa tempat yang menggunakan gasket misalnya
antara cylinder head dan block , antara block dan oil pan.
Permukaan yang memakai gasket harus rata, bersih, kering dan tidak ada goresan. Kekencangan
pengikat dua permukaan yang menggunakan gasket sangat penting, selalu berpedoman pada
spesifikasi torque untuk mencegah kebocoran.

O-rings
Sebuah O-ring adalah bentuk cincin yang sangat lunak yang terbuat dari bahan alami atau
karet synthetic atau plastik. Dalam pemakaianya O-ring biasanya dikompres antara dua 
permukaan sebagai seal, O-ring sering digunakan sebagai static seal yang fungsinya sama
dengan gasket.
Untuk penyekat pada aplikasi yang bertekanan tinggi di atas 5500 kPa  (800 psi) sering O-ring
ditambahkan dengan back-up ring untuk mencegah kebocoran yang ditimbulkan oleh adanya
celah antara dua permukaan. Pressure back-up ring biasanya terbuat dari bahan plastik yang
berfungsi untuk memperpanjang usia O-ring.
Pada saat pemasangan O-ring seal, yakinkan semua permukaan bersih dari kotoran dan
debu. Periksa O-ring seal dari kotoran, debu, goresan (screth) dan cacat lainya yang akan
menyebabkan kebocoran.

c. Lip Seals

Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd


Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
Gb. 2.5 Lip Seals

Lip seal adalah jenis dynamic seal yang banyak digunakan pada kontruksi alat berat. Lip
seal memikul semua jenis kondisi pengoperasian dan mencegah tidak beroperasinya machine
karena panas yang diakibatkan gesekan atau juga mencegah bercampurnya pelumas atau cairan.
Lip Seal juga menahan perpindahan gerakan di antara dua komponen yang dibatasi. Lip seal
relatif sangat mudah dilepas pada saat perbaikan atau penggantian komponen.

Gb. 2.6 Seal dengan Ring


Jenis lip seal adalah Radial lip seal dan Dirt excluding lip seals. Dirt excluding lip seal
digunakan untuk membersihkan kotoran pada cylinder. Radial lip seal digunakan untuk
mencegah kebocoran pada perputaran shaft dan dibuat dengan bermacam-macam bentuk dan
ukuran disesuaikan dengan aplikasi pemasangannya. Internal lip seal mempunyai bibir seal di
diameter dalam. External radial lip seal mempunyai bibir seal pada diameter luar dari seal
tersebut.
Radial lip seal menahan permukaan shaft dengan tekanan cairan dan garter spring. Garter
spring menekan bibir seal ketika tekanan cairan rendah. Pada operasi yang sebenarnya seal
dibantu oleh lapisan tipis oli antara bibir seal dan shaft, ini supaya bisa melumasi bibir seal dan
mencegah kebocoran.

Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd


Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
Gb.2.7 Radial Lip Seal

d. Duo Cone Seal


Duo cone seal dibuat untuk menjaga kotoran tidak masuk ke dalam sistem dan menjaga
kebocoran cairan pelumas pada area yang luas. Duo cone seal harus bisa menahan karat yang
lebih lama dengan sedikit perawatan  Duo cone seal lebih bisa menahan kebengkokan shaft, end
play dan beban yang tiba-tiba.
Duo cone seal terdiri dari dua ring yang biasanya terbuat dari karet, dipasangkan pada
dua groove metal retaining ring.

Gb. 2.8 Duo Cone Seal

Gb. 2.9 Struktur Duo Cone Seal


Rubber rings bekerja sama dengan metal rings berfungsi sebagai seal. Rubber ring juga sebagai
bantalan untuk metal rings dan menjaga kerataan permukaan pada saat shaft berputar selama
machine beroperasi. Kehalusan permukaan metal rings bersama-sama dengan kekentalan oli
melapisi shaft.
E. METODE PEMBELAJARAN
Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd
Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Metode/Strategi Pembelajaran : Problem based learning, Discovery Learning
(Penemuan)

F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Pertemuan Pertama

Kegiatan Deskripsi Alokasi


Waktu
Pendahuluan 1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka ±10 menit
dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
2. Guru mengabsen kehadiran peserta didik,
kemudian menanyakan kondisi peserta didik saat
itu apakah sudah siap menerima pembelajaran.
3. Peserta didik diberikan gambaran tentang jenis
dan spesifikasi bearing, seal dan gasket serta
fungsinya, teknik pelepasan dan pemasangan
bearing, sea dan gasket.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Peserta didik diberikan motivasi dengan memberi
contoh tentang aplikasi tentang jenis dan
spesifikasi bearing, seal dan gasket serta
fungsinya, teknik pelepasan dan pemasangan
bearing, sea dan gasket.
6. Membentuk kelompok siswa yang hiterogen
(dengan menerapkan prinsip tidak membedakan
tingkat kemampuan berpikir, jenis kelamin,
agama, suku, dll).
Inti 1. Guru menjelaskan pengertian mengenai tentang ±205 menit
jenis dan spesifikasi bearing, seal dan gasket serta
fungsinya, teknik pelepasan dan pemasangan
bearing, sea dan gasket.
2. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
3. Dilanjutkan guru menjelaskan cara kerja tentang
jenis dan spesifikasi bearing, seal dan gasket serta
fungsinya, teknik pelepasan dan pemasangan
bearing, sea dan gasket.
4. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya kembali.
5. Siswa dibentuk kelompok.
6. Setelah siswa duduk dalam seting kelompok,
siswa diberi tugas untuk menganalisa soal yang
diberikan oleh guru tentang tentang jenis dan
spesifikasi bearing, seal dan gasket serta
fungsinya, teknik pelepasan dan pemasangan
bearing, sea dan gasket.

Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd


Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
7. Setelah tugas selesai dikerjakan, perwakilan tiap
kelompok menjelaskan tentang tentang jenis dan
spesifikasi bearing, seal dan gasket serta
fungsinya, teknik pelepasan dan pemasangan
bearing, sea dan gasket.
8. Memberikan kesempatan kepada kelompok lain
bertanya dan berpendapat.
9. Selanjutnya kegiatan tersebut berlangsung hingga
setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas.
Penutup 1. Bersama dengan siswa guru membuat rangkuman ±10 menit
hasil dari materi tentang jenis dan spesifikasi
bearing, seal dan gasket serta fungsinya, teknik
pelepasan dan pemasangan bearing, sea dan
gasket.
2. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas
pada pertemuan berikutnya.
3. Guru memberikan tugas rumah..
4. Salam penutup.

b. Pertemuan Ke Dua

Kegiatan Deskripsi Alokasi


Waktu
Pendahuluan 1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka ±10 menit
dan berdoa untuk memulai pembelajaran
2. Guru mengabsen kehadiran peserta didik,
kemudian menanyakan kondisi peserta didik saat
itu apakah sudah siap menerima pembelajaran.
3. Guru meminta tolong pada ketua kelas untuk
mengumpulkan pekerjaan rumah yang telah
diberikan pada pertemuan sebelumnya.
4. Peserta didik diingatkan kembali tentang tentang
tentang jenis dan spesifikasi bearing, seal dan
gasket serta fungsinya, teknik pelepasan dan
pemasangan bearing, sea dan gasket dengan
metode tanya jawab berantai (memantapkan
materi prasyarat).
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
6. Guru melanjutkan materi selanjutnya teknik
pemeliharaan jenis bearing, seal dan gasket.
7. Peserta didik diberikan motivasi dengan memberi
contoh tentang aplikasi teknik pemeliharaan jenis
bearing, seal dan gasket dalam kehidupan sehari-
hari.
Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd
Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
8. Membentuk kelompok siswa yang hiterogen
(dengan menerapkan prinsip tidak membedakan
tingkat kemampuan berpikir, jenis kelamin,
agama, suku, dll)
Inti 1. Guru menjelaskan pengertian mengenai teknik ±205 menit
pemeliharaan jenis bearing, seal dan gasket.
2. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
3. Dilanjutkan guru menjelaskan cara teknik
pemeliharaan jenis bearing, seal dan gasket.
4. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya kembali.
5. Siswa dibentuk kelompok.
6. Setelah siswa duduk dalam seting kelompok,
siswa diberi tugas untuk menganalisa soal yang
diberikan oleh guru tentang cara teknik
pemeliharaan jenis bearing, seal dan gasket.
7. Setelah tugas selesai dikerjakan, perwakilan tiap
kelompok menjelaskan mengenai cara teknik
pemeliharaan jenis bearing, seal dan gasket yang
diperoleh dari hasil diskusi.
8. Memberikan kesempatan kepada kelompok lain
bertanya dan berpendapat.
9. Selanjutnya kegiatan tersebut berlangsung hingga
setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas.
Penutup 1. Bersama dengan siswa guru membuat rangkuman ±10 menit
dari materi teknik pemeliharaan jenis bearing,
seal dan gasket.
2. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas
pada pertemuan berikutnya.
3. Guru memberikan tugas rumah.
4. Salam penutup.

G. ALAT/MEDIA/SUMBER PEMBELAJARAN
1. Alat/media Pembelajaran:
a. Penggaris, spidol, papan tulis
b. LCD/Laptop
c. White board
2. Sumber Pembelajaran:
a. Buku siswa ( Dasar-dasar mesin)
b. Modul dasar-dasar mesin
c. Buku Ajar Elemen Mesin

Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd


Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
H. PENILAIAN HASIL BELAJAR
1. Penilaian Sikap : Teknik Non Tes Bentuk Pengamatan sikap dalam
pembelajaran
2. Penilaian Pengetahuan : Teknik Tes Bentuk Tertulis Uraian
3. Penilaian Ketrampilan : Teknik Non Tes Bentuk Penugasan
4. Prosedur Penilaian :

No Aspek yang dinilai Teknik Waktu Penilaian


Penilaian

1 Sikap Pengamatan Selama pembelajaran


a. Terlibat aktif dalam pembelajaran dan saat diskusi
memahami dasar-dasar mesin
b. Bekerjasama dalam kegiatan
kelompok
c. Toleransi terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda
dan kreatif
d. Jujur dalam mengerjakan semua
tugas

2 Pengetahuan Pengamatan Penyelesaian tugas


dan tes individu dan
a. Siswa mampu menjelaskan fungsi
kelompok
berbagai bearing, seal dan gasket
serta prosedur perawatanya
3 Ketrampilan Pengamatan Penyelesaian tugas
a. Siswa mampu melakukan (baik individu
Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd
Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
pemeliharaan bearing, seal dan maupun kelompok)
gasket dan saat diskusi

Lampiran 1

LEMBAR PENILAIAN PROSES

1. Penilaian Unjuk Kerja


Aspek : Pemahaman Konsep & Penalaran
Teknik : Unjuk kerja

Instrumen Penilaian
Kelompok : ............................................
Nama Peserta didik : 1. ........................................
2. ........................................
3. ........................................
4. ........................................
5. ........................................
6. ........................................

No Aspek Yang Dinilai Skor Ket


1 2 3 4
1 Menjelaskan fungsi bearing 4 = Tepat
Menjelaskan fungsi seals dan gasket 3 = CukupTepat
2 = Kurang
Tepat
1 = Tidak tepat

2 Kerjasama Kelompok 4 = Sangat Baik


Performa presentasi 3 = Baik
Kekompakan proses diskusi 2 = Cukup baik
Toleransi 1 = Kurang baik

Skor yang diperoleh


Total Skor =  100
Skor maksimum
Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd
Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
Lampiran 2

TES PENILAIAN PENGETAHUAN

1. Penilaian Pengetahuan
Aspek : Pemahaman Konsep & Penalaran
Teknik : Tes tertulis

Instrumen Penilaian
NO Soal JAWABAN SKOR
1 Bahan apa yang biasa Baja khrom karbon tinggi. Bearing ini dapat20
dipakai pada diklasifikasikan atas; Bearing Radial, Bearing axial.
pembuatan bearing?
.

2 Sebutkan jenis bearing A. Bearing axial : arah beban yang ditumpu adalah20
menurut jenis elemen tegak lurus sumbu poros.
gelindingnya B. B. Bearing Radial : arah beban yang ditumpu sejajar
dibedakan atas bentuk dengan sumbu poros.
bola dan rol?
3 Jelaskan pengertian O-ring adalah salah satu bentuk yang paling 20
dari O-ring dan serbaguna dari perapat statis dan juga dapat
fungsinya? digunakan sebagai perapat dinamis.

4 Apa pengertian dari Lip seal adalah jenis dynamic seal yang banyak20
Lip seal? digunakan pada kontruksi alat berat
5 Apa fungsi dari Dirt Dirt excluding lip seal digunakan untuk20
excluding lip seal? membersihkan kotoran pada cylinder

Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd


Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
Lampiran 3

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

1. Penilaian Sikap
Aspek : Sosial dan Kerja Sama
Teknik : Tes tertulis

Indikator sikap aktif dalam pembelajaran memahami dasar-dasar mesin.

1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
2. Cukup baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi
masih jarang
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
konsisten
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok
secara terus menerus dan konsisten.

Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok

1. Kurang baik jika sama sekali tidak bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
2. Cukup baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok tetapi masih jarang
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok
tetapi masih belum konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatankelompoksecara
terus menerus dan konsisten.

Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah
yang berbeda dan kreatif.
2. Cukup baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih jarang
Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd
Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi belum konsisten
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif dan terus menerus dan konsisten.

Bubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

Kelompok : ..............................

SIKAP
No Nama Siswa Aktif Bekerjasama Toleran
KB CB B SB KB CB B SB KB CB B SB
1
2
3
4
5
6

Keterangan :
KB : Kurang baik
CB : Cukup baik
B : Baik
SB : Sangat baik

Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd


Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)
Pengajar : Vahdian Adi Pratama, S.Pd
Pelajaran: Teknik Dasar Otomotif (TDO)

Anda mungkin juga menyukai