Anda di halaman 1dari 8

PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESN

BEARING

Disusun oleh:

Angga Hermawan 191251011

Teknik Mesin/Malam A

STT WASTUKANCANA PURWAKARTA

Pengertian Bearing
Bearing adalah elemen mesin yang digunakan untuk membatasi gerak relatif
antara dua atau lebih komponen mesin agar dapat selalu bergerak pada arah yang
diinginkan. Contohnya menjaga poros (shaft) agar selalu berputar terhadap sumbu
porosnya dan juga komponen yang bergerak linier agar selalu berada pada jalurnya.

Fungsi Bearing
Fungsi utama bearing adalah untuk mengurangi gesekan angular antara dua
benda yang bergerak relatif satu sama lain, yaitu poros dengan sumbu putar. Bearing
juga berfungsi sebagai tumpuan dari benda yang berputar.

Jenis Beban yang Diterima Bearing


Untuk memilih jenis bearing yang tepat, kita perlu memperhatikan beban yang
akan diterima. Berikut ini jenis-jenis beban yang ada, antara lain :

1. Beban Radial

Yaitu beban yang tegak lurus dengan poros yang dipasang pada bearing.
Contohnya adalah beban pada bearing yang dipasang pada roda sepeda dan sepeda
motor.
2. Beban Thrust / Dorongan

Yaitu beban yang berasal dari samping bearing. Contohnya adalah beban pada
bearing yang digunakan pada kursi dan meja putar.

3. Kombinasi

Yaitu beban yang berasal dari samping dan atas bearing. Contohnya pada
bearing yang digunakan pada poros mobil.
Prinsip Kerja Bearing
Dari penjelasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa prinsip kerja bearing
berkebalikan dengan roda gigi. Roda gigi berfungsi untuk mentransmisikan putaran
dari satu bagian ke bagian yang lain. Sebaliknya, prinsip kerja bearing adalah
mencegah agar putaran tidak bertransmisi dari satu bagian ke bagian yang lain. Untuk
informasi yang lebih rinci, anda bisa membaca artikel di bawah ini.

Bagian-Bagian Bearing dan Fungsinya


Setiap bagian bearing, tentunya memiliki fungsi dan perannya masing-masing.
Berikut ini bagian-bagian yang wajib anda ketahui, antara lain :

1. Outer Ring dengan jalur (raceway)


Ring yang letaknya di bagian paling luar. Permukaannya bersentuhan
langsung dengan ball/roler dan komponen mesin yang lain.Ring ini berfungsi untuk
menahan bola/roller tetap berputar di tempat yang sama. Terbuat dari material yang
keras, seperti baja atau chrome, yang kekuatannya mempengaruhi beban yang
diterima dan masa pakainya. Kadang juga terbuat dari keramik dan plastik, walaupun
lebih ringan. Perlu diingat bahwa bahan bearing plastik tidak cocok untuk
ditempatkan pada temperatur dan tekanan tinggi.

2. Inner Ring dengan jalur (raceway)


Ring yang letaknya di bagian paling dalam. Permukaannya bersentuhan
langsung dengan ball/roler dan poros. Umumnya terbuat dari bahan yang sama
dengan outer ring.

3. Komponen yang berputar atau bergulir


Bagian ini bentuknya bermacam-macam. Ada yang berbentuk bola, roller atau
silinder, cone atau needle yang keras. Bagian ini bersentuhan langsung dengan outer
dan inner ring. Bagian ini akan bergulir sesuai jalurnya ketika poros/komponen
berputar.

4. Cage atau sarang atau rumah.


Bagian ini berfungsi untuk menjaga jarak antara bola/silinder. Dengan
demikian bola/roller tidak saling bertabrakan atau bergesekan satu dengan yang lain.
Sehingga putaran bearing menjadi halus dan lancar.

5. Seal atau penutup


Bagian ini mungkin hanya ada di beberapa jenis bearing saja. Bagian ini
berfungsi untuk menutup agar kotoran tidak masuk ke dalam bearing, dan menjaga
pelumas tetap bersih.
Penyebab kerusakan beasring dan cara mengatasi nya

Bearing adalah salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan
cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu menumpu sebuah poros agar poros
dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup kuat
untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Bearing
sangat sering kita temukan pada kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari. Setiap benda
berputar hampir semuanya menggunakan bearing.

Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang penyebab-penyebab kerusakan pada
bearing serta cara mengatasinya.

1. Kesalahan Bahan Faktor produsen : yaitu retaknya bantalan setelah produksi baik
retak halus maupun berat, kesalahan toleransi, kesalahan celah bantalan. Faktor
konsumen: yaitu kurangnya pengetahuan tentang karakteristik pada bearing.
2. Penggunaan bearing melewati batas waktu penggunaannya (tidak sesuai dengan
petunjuk buku fabrikasi pembuatan bearing).
3. Pemilihan jenis bearing dan pelumasannya yang tidak sesuai dengan buku
petunjuk dan keadaan lapangan.
4. Pemasangan bearing pada poros yang tidak hati-hati dan tidak sesuai standart
yang ditentukan. Kesalahan pada saat pemasangan, diantaranya pemasangan yang
terlalu longgar, akibatnya cincin dalam atau cincin luar yang berputar yang
menimbulkan gesekan dengan housing/poros, pemasangan yang terlalu erat,
akibatnya ventilasi atau celah yang kurang sehingga pada saat berputar suhu
bantalan akan cepat meningkat dan terjadi konsentrasi tegangan yang lebih.
Terjadi pembenjolan pada jalur jalan atau pada roll sehingga bantalan saat
berputar akan tersendat- sendat.
5. Terjadi misalignment, dimana kedudukan poros pompa dan penggeraknya tidak
lurus, bearing akan mengalami vibrasi tinggi. Pemasangan yang tidak sejajar
tersebut akan menimbulkan guncangan pada saat berputar yang dapat merusak
bearing. Kemiringan dalam pemasangan bearing juga menjadi faktor   kerusakan
bearing, karena bearing tidak menumpu poros dengan tidak baik, sehingga timbul
getaran yang dapat merusak komponen tersebut. 
6. Karena terjadi unbalance (tidak imbang), seperti pada impeller, dimana bagian-
bagian pada impeller tersebut tidak balance (salah satu titik bagian impeller
memiliki berat yang tidak seimbang). Sehingga ketika berputar,  mengakibatkan
putaran mengalami perubahan gaya disalah satu titik putaran (lebih terasa ketika
putaran tinggi), sehingga berpengaruh pula pada putaran bearing pada poros.
Unbalance bisa terjadi pula pada poros, dan pengaruhnya pun sama, yaitu bisa
membuat vibrasi yang tinggi dan merusak komponen.
7. Bearing kurang minyak pelumasan, karena bocor atau minyak pelumas
terkontaminasi benda asing dari bocoran seal gland yang mempengaruhi daya
pelumasan pada minyak tersebut.
Cara mengatasi kerusakan pada bearing:

1. Melakukan penggantian bearing sesuai umur waktu kerja yang telah ditentukan.
2. Mengganti bearing yang sesuai dengan klasifikasi kerja pompa tersebut.
3. Melakukan pemasangan bearing dengan hati-hati sesuai standar yang telah
ditentukan.
4. Melakukan alignment pada poros pompa dan penggeraknya.
5. Melakukan tes balancing pada poros dan impeller.
6. Memasang deflektor pada poros dan pemasangan rubber seal pada rumah
bantalan dan perbaikan pada seal gland, untuk mengantisipasi kebocoran.

Anda mungkin juga menyukai