BEARING
Disusun oleh:
Teknik Mesin/Malam A
Pengertian Bearing
Bearing adalah elemen mesin yang digunakan untuk membatasi gerak relatif
antara dua atau lebih komponen mesin agar dapat selalu bergerak pada arah yang
diinginkan. Contohnya menjaga poros (shaft) agar selalu berputar terhadap sumbu
porosnya dan juga komponen yang bergerak linier agar selalu berada pada jalurnya.
Fungsi Bearing
Fungsi utama bearing adalah untuk mengurangi gesekan angular antara dua
benda yang bergerak relatif satu sama lain, yaitu poros dengan sumbu putar. Bearing
juga berfungsi sebagai tumpuan dari benda yang berputar.
1. Beban Radial
Yaitu beban yang tegak lurus dengan poros yang dipasang pada bearing.
Contohnya adalah beban pada bearing yang dipasang pada roda sepeda dan sepeda
motor.
2. Beban Thrust / Dorongan
Yaitu beban yang berasal dari samping bearing. Contohnya adalah beban pada
bearing yang digunakan pada kursi dan meja putar.
3. Kombinasi
Yaitu beban yang berasal dari samping dan atas bearing. Contohnya pada
bearing yang digunakan pada poros mobil.
Prinsip Kerja Bearing
Dari penjelasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa prinsip kerja bearing
berkebalikan dengan roda gigi. Roda gigi berfungsi untuk mentransmisikan putaran
dari satu bagian ke bagian yang lain. Sebaliknya, prinsip kerja bearing adalah
mencegah agar putaran tidak bertransmisi dari satu bagian ke bagian yang lain. Untuk
informasi yang lebih rinci, anda bisa membaca artikel di bawah ini.
Bearing adalah salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan
cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu menumpu sebuah poros agar poros
dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup kuat
untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Bearing
sangat sering kita temukan pada kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari. Setiap benda
berputar hampir semuanya menggunakan bearing.
Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang penyebab-penyebab kerusakan pada
bearing serta cara mengatasinya.
1. Kesalahan Bahan Faktor produsen : yaitu retaknya bantalan setelah produksi baik
retak halus maupun berat, kesalahan toleransi, kesalahan celah bantalan. Faktor
konsumen: yaitu kurangnya pengetahuan tentang karakteristik pada bearing.
2. Penggunaan bearing melewati batas waktu penggunaannya (tidak sesuai dengan
petunjuk buku fabrikasi pembuatan bearing).
3. Pemilihan jenis bearing dan pelumasannya yang tidak sesuai dengan buku
petunjuk dan keadaan lapangan.
4. Pemasangan bearing pada poros yang tidak hati-hati dan tidak sesuai standart
yang ditentukan. Kesalahan pada saat pemasangan, diantaranya pemasangan yang
terlalu longgar, akibatnya cincin dalam atau cincin luar yang berputar yang
menimbulkan gesekan dengan housing/poros, pemasangan yang terlalu erat,
akibatnya ventilasi atau celah yang kurang sehingga pada saat berputar suhu
bantalan akan cepat meningkat dan terjadi konsentrasi tegangan yang lebih.
Terjadi pembenjolan pada jalur jalan atau pada roll sehingga bantalan saat
berputar akan tersendat- sendat.
5. Terjadi misalignment, dimana kedudukan poros pompa dan penggeraknya tidak
lurus, bearing akan mengalami vibrasi tinggi. Pemasangan yang tidak sejajar
tersebut akan menimbulkan guncangan pada saat berputar yang dapat merusak
bearing. Kemiringan dalam pemasangan bearing juga menjadi faktor kerusakan
bearing, karena bearing tidak menumpu poros dengan tidak baik, sehingga timbul
getaran yang dapat merusak komponen tersebut.
6. Karena terjadi unbalance (tidak imbang), seperti pada impeller, dimana bagian-
bagian pada impeller tersebut tidak balance (salah satu titik bagian impeller
memiliki berat yang tidak seimbang). Sehingga ketika berputar, mengakibatkan
putaran mengalami perubahan gaya disalah satu titik putaran (lebih terasa ketika
putaran tinggi), sehingga berpengaruh pula pada putaran bearing pada poros.
Unbalance bisa terjadi pula pada poros, dan pengaruhnya pun sama, yaitu bisa
membuat vibrasi yang tinggi dan merusak komponen.
7. Bearing kurang minyak pelumasan, karena bocor atau minyak pelumas
terkontaminasi benda asing dari bocoran seal gland yang mempengaruhi daya
pelumasan pada minyak tersebut.
Cara mengatasi kerusakan pada bearing:
1. Melakukan penggantian bearing sesuai umur waktu kerja yang telah ditentukan.
2. Mengganti bearing yang sesuai dengan klasifikasi kerja pompa tersebut.
3. Melakukan pemasangan bearing dengan hati-hati sesuai standar yang telah
ditentukan.
4. Melakukan alignment pada poros pompa dan penggeraknya.
5. Melakukan tes balancing pada poros dan impeller.
6. Memasang deflektor pada poros dan pemasangan rubber seal pada rumah
bantalan dan perbaikan pada seal gland, untuk mengantisipasi kebocoran.