JANGKA SORONG
(Manual)
• Pengertian
• Jangka sorong adalah alat ukur yang mampu mengukur jarak,
kedalaman, maupun ‘diameter dalam’ suatu objek dengan tingkat
akurasi dan presisi yang sangat baik (±0,05 mm). Hasil pengukuran
dari ketiga fungsi alat tersebut dibaca dengan cara yang sama.
• Alat ini dipakai secara luas pada berbagai bidang industri enjiniring
(teknik), mulai dari proses desain/perancangan,
manufaktur/pembuatan, hingga pengecekan akhir produk. Alat ini
dipakai luas karena memiliki tingkat akurasi dan presisi yang
cukup tinggi, mudah digunakan, mudah dibawa-bawa, dan tidak
membutuhkan perawatan khusus. Karena alasan inilah jangka
sorong lebih disukai insinyur (enjinir) dibandingkan alat ukur
konvensional seperti penggaris.
Sejarah
• Jangka sorong telah ada sejak zaman yunani dan romawi kuno, namun bentuknya pada saat itu
memiliki bentuk yang berbeda dengan yang ada saat ini. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya
alat ukur yang mirip seperti jangka sorong pada reruntuhan insiden kecelakaan kapal (The Greek
Giglio Wreck).
• Bangsa China juga dianggap telah menggunakan jangka sorong ketika era Dinasti Han (202-220
SM). Alat ukur tersebut dibuat dari bahan perunggu dan bertuliskan tanggal pembuatannya.
Selain digunakan untuk mengetahui ukuran suatu benda, zaman dahulu bangsa Eropa juga
menggunakannya sebagai penunjuk arah.
• Jangka sorong yang biasa kita gunakan saat ini ditemukan di kota Oranan, Perancis pada tahun
1600-an. Alat ukur ini dirancang dan dibuat oleh seorang ahli matematika dan sains bernama
Pierre Vernier. Beliau adalah orang yang menciptakan skala yang diberi nama skala vernier atau
lebih dikenal sebagai skala nonius.
• Penjelasan mengenai skala nonius telah ia sebutkan di dalam buku karangannya yang berjudul
“La construction, visage, et les proprietes fue quadrant nouvea de mathmatiques“. Skala nonius
adalah sebuah skala yang terdapat dalam jangka sorong.
• Pemakaian nama skala nonius dipakai oleh kebanyakan orang yang hidup sejak sebelum abad ke
19. Dimana nama skala tersebut ditemukan oleh seseorang berkebangsaan spanyol bernama
Dedron Nunes.
• Akan tetapi di awal abad ke-19, seorang bangsawan berkebangsaan Perancis mengubah nama
skala tersebut kembali kepada skala vernier. Jangka sorong modern yang sering digunakan
sekarang ini pertama kali diproduksi oleh Joseph Brown pada tahun 1851.
• Kegunaan jangka sorong
~ untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
• Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil pengukurannya hanya
dibutuhkan dua langkah pembacaan:
• Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah) merupakan angka yang paling dekat
dengan garis nol pada skala vernier persis di sebelah kanannya. Jadi, skala utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1
cm.
• Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis skala utama yang yang tepat
bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada gambar diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada
skala vernier. Jadi, skala vernier yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.
• Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas. Sehingga hasil pengukuran
diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.
• .
• Contoh soal
• Suatu baut panjangnya diukur dengan menggunakan jangka sorong dengan skala utama
centimeter seperti yang dapat dilihat pada gambar diatas. Tentukan hasil perhitungan akhir
dari pengukuran diatas dalam satuan milimeter!
• Solusi:
• Pembacaan skala utama= 1,1 cm atau 11 mm (terdapat satu garis setelah angka 1 pada
skala utama yang persis bersebrangan dengan angka nol pada skala vernier disebelah
kanannya).
• Pembacaan skala vernier/ skala nonius= jika dilihat dengan seksama, garis pada skala
vernier yang tepat lurus dengan garis diatasnyamerupakan garis antara 6 dan 7. Jadi,
skala vernier yang terukur adalah 0,65 mm.