OLEH:
NAMA : INDAH AMALIA
NIM
: 061440411725
KELAS : 1 EG D
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era globalisasi dan
keterbukaan yang menuntut setiap individu untuk ikut serta didalamnya,sehingga
sumber daya manusia harus menguasai IPTEK serta mampu mengaplikasikannya
dalam setiap kehidupan.Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari
pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peran utama dalam rekayasa
dan reparasi produksi logam.Hampir tidak mungkin pembangunan suatu pabrik
tanpa melibatkan unsur pengelasan.Pada era industrialisasi dewasa ini teknik
pengelasan telah banyak dipergunakan secara luas pada penyambungan batangbatang pada konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin.
Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin
yang dibuat dengan teknik penyambungan menjadi ringan dan lebih sederhana
dalam proses pembuatannya.Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam
bidang konstruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, pipa
saluran dan lain sebagainya.Di samping itu proses las dapat juga dipergunakan
untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat
lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan lainlain.Pengelasan bukan tujuan utama dari konstruksi, tetapi merupakan sarana
untuk mencapai pembuatan yang lebih baik.Karena itu rancangan las harus betulbetul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las yaitu kekuatan dari
sambungan dan memperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga hasil dari
pengelasan sesuai dengan yang diharapkan.Dalam memilih proses pengelasan
harus dititik beratkan pada proses yang paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan
las yang ada pada konstruksi.Dalam hal ini dasarnya adalah efisiensi yang tinggi,
biaya yang murah, penghematan tenaga dan penghematan energi sejauh
mungkin.Mutu dari hasil pengelasan di samping tergantung dari pengerjaan lasnya
sendiri
dan
juga
sangat
tergantung
dari
persiapan
sebelum
pelaksanaan pengelasan, karena pengelasan adalah proses penyambungan antara
dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas.
Oleh karena itu penulis membuat laporan ini agar dapat bermanfaat nantinya.
Dengan berakhirnya praktik pengelasan dengan Las Oxy Accetyline, penulis
bermaksud memberikan sedikit pengetahuan tentang hal-hal dasar dalam Las Oxy
Accetyline agar mahasiswa tidak mengalami hambatan dalam bekerja.
B. TUJUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu.
Nyala terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar
yang berwarna biru bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara.
Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 0C tercapai pada ujung nyala kerucut.
Karena sifatnya yang dapat merubah komposisi logam cair maka nyala
asetilen berlebih dan nyala oksigen berlebih tidak dapat digunakan untuk
mengelas baja.Suhu Pada ujung kerucut dalam kira-kira 3000 C dan di tengah
kerucut luar kira-kira 2500 C.
.
Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala
netral maka nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi
ungu. Nyala ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi
pada logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam
pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu namun tidak dianjurkan untuk
pengelasan lainnya.
Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara
kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di
antara kerucut yang menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang
berwarna keputih-putihan, yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan
asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala
ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja
dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan non-ferous.
a. Nyala Oksi-asetilen
Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhu
nyalanya bisa mencapai 3500 oC. Pengelasan bisa dilakukan dengan atau tanpa
logam pengisi. Gas asetilen (C2H2) dihasilkan oleh reaksi kalsium karbida
dengan air dengan reaksi sebagai berikut : C2H2+2 H2O Ca(OH)2+C2H2
Gambar bentuk tabung oksigen dan tabung asetilin :
Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh
melebihi 100 kPa dandisimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi
dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan
gas asetilen. Tabung asetilen mapu menahantekanan sampai 1,7 MPa. Skema
nyala las dan sambungan gasnya bisa dilihat pada gambar :
Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral,
reduksi dan oksidasi. Nyala netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Gambar : Nyala netral dan suhu yang dicapai pada ujung pembakar.
Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan
perbandingan oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti yang bisa
dilihat pada gambar. Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah reaksi gas CO
atau H2 dengan oksigen yang diambil dari udara.
b. Pengelasan Oksihidrogen
Nyala pengelasan oksihidrogen mencapai 2000C lebih rendah dari oksigenasetilin. Pengelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran tipis dan paduan
bengan titik cair yang rendah.
c. Pengelasan Udara-Asetilen
Nyala dalam pengelasan ini mirip dengan pembakar Bunsen. Untuk nyala
dibutuhkan udara yang dihisap sesuai dengan kebutuhan. Suhu pengelasan lebih
rendah dari yang lainnya maka kegunaannya sangat terbatas yaitu hanya untuk
patri timah dan patri suhu rendah.
Dengan kondisi pengelasan yang benar, teknik dan meterial sesuai standar,
akan menghasilkan pengelasan yang sangat berkualitas. Tetapi seperti pada proses
pengelasan yang lain, cacat las dapat terjadi. Cacat yang sering terjadi pada proses
pengelasan Oksi-Asetilin antara lain :
2. Kurangnya peleburan
Cacat las ini terjadi karena kurang atau tidak terjadi peleburan diantara logam
las dan permukaan dari base metal. Biasanya diakibatkan oleh kecepatan
pengelasan terlalu lambat. Terkadang juga diakibatkan pengaturan tekanan gas
yang rendah.
3. Undercutting
Cacat las ini diakibatkan oleh penggunaan parameter tekanan gas yang
kurang tepat, khususnya kecepatan pengelasan dan tekanan gas yang tidak sesuai.
Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan undercutting
terjadi.
Dengan mengurangi kecepatan pengelasan akan dapat mengurangi besarnya
undercutting bahkan menghilangkannya.
Gambar Undercutting
4. Porositi
Porositi adalah lubang yang diakibatkan oleh gelembung gas yang telah
membeku. Penyebab utama dari porositi adala kontaminasi dari atmosfir, dan
oksidasi yang tinggi pada permukaan benda kerja.
Gambar Porositi
Keretakan dapat dibagi menj adi dua, yaitu keretakan-panas dan keretakandingin. Keretakan panas dapat terjadi ketika weld bead berada antara temperatur
meleleh dan membeku.
Gambar Keretakan-panas
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. INSTALASI PENGUJIAN
1. Menyiapkan segala peralatan, bahan/material dan tempat pengelasan.
2. Memasang semua peralatan seperti regulator pada tabung, selang hijau
pada tabung oksigen dan selang merah pada tabung asitelin.
Mengencangkan semua penghubung yang pada selang dengan tabung.
3. Katup penutup pada tabung oksigen dibuka hingga menunjukkan angka 3
pada regulator.
4. Katup penutup pada tabung asitelin dibuka hingga menunjukkan angka 6
pada regulator.
5. Periksa ujung brander, jika kotor dibersihkan dengan sikat baja.
6. Berlatih terlebih dahulu dengan menggunakan pelat-pelat
bekaserupa,sebelum mengerjakan pada benda kerja.
7. Pengelasan siap dilakukan
Selang
Brander
Regulator
Tabung las
Kapur
Tang
Korek api
Bahan :
- Plat besi ukuran 103 x 72 mm
C. TEKNIK PENGELASAN
D. LANGKAH KERJA
1.
2.
3.
4.
5.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
A KESIMPULAN
Proses pengelasan merupakan proses penyambungan antara dua logam atau
lebih. Pada proses pengelasan memerlukan banyak latihan dan uji coba las,
dikarenakan proses pengelasan memerlukan keterampilan, tingkat ketelitian dan
konsenterasi yang tinggi untuk mendapatkan hasil pengelasan yang optimal.
Menguasai prinsip dari pengelasan asitelin sangat dibutuhkan seperti cara
pengaturan nyala api yang diperlukan, karena biasanya las asitelin digunakan pada
plat yang tipis sehingga memerlukan pengaturan nyala api yang sesuai.
B SARAN
Dalam melakukan kerja praktek kita harus teliti dan sabar, tidak tergesa-gesa
dalam bekerja, tidak bersenda gurau dan selalu berhati-hati dalam bekerja, serta
selalu memakai alat-alat keselamatan kerja yang sudah disiapkan, dengan
menggunakan pengaman mata, tangan dan tubuh. dan juga menjaga dan merawat
semua peralatan las yang digunakan agar tidak rusak dan tahan lama (awet).
DAFTAR PUSTAKA
terasepte.blogspot.com/2013/05/laporan-kerja-las-gas.html
saiyungcity.blogspot.com/2013/09/makalah-praktek-kerja-las.html
coreei7.blogspot.com