DISUSUN OLEH:
Nama
: Maria SiholMarito Simorangkir
NIM
: 061440411733
Kelas
: 1 EG D
Instruktur :
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era globalisasi dan
keterbukaan yang menuntut setiap individu untuk ikut serta didalamnya,sehingga
sumber daya manusia harus menguasai IPTEK serta mampu mengaplikasikannya
dalam setiap kehidupan.Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari
pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peran utama dalam rekayasa
dan reparasi produksi logam.Hampir tidak mungkin pembangunan suatu pabrik
tanpa melibatkan unsur pengelasan.Pada era industrialisasi dewasa ini teknik
pengelasan telah banyak dipergunakan secara luas pada penyambungan batangbatang pada konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin.
Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin
yang dibuat dengan teknik penyambungan menjadi ringan dan lebih sederhana
dalam proses pembuatannya.Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam
bidang konstruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, pipa
saluran dan lain sebagainya.Di samping itu proses las dapat juga dipergunakan
untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat
lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan lainlain.Pengelasan bukan tujuan utama dari konstruksi, tetapi merupakan sarana
untuk mencapai pembuatan yang lebih baik.Karena itu rancangan las harus betulbetul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las yaitu kekuatan dari
sambungan dan memperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga hasil dari
pengelasan sesuai dengan yang diharapkan.Dalam memilih proses pengelasan
harus dititik beratkan pada proses yang paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan
las yang ada pada konstruksi.Dalam hal ini dasarnya adalah efisiensi yang tinggi,
biaya yang murah, penghematan tenaga dan penghematan energi sejauh
mungkin.Mutu dari hasil pengelasan di samping tergantung dari pengerjaan lasnya
sendiri
dan
juga
sangat
tergantung
dari
persiapan
sebelum
pelaksanaan pengelasan, karena pengelasan adalah proses penyambungan antara
dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas.
Oleh karena itu penulis membuat laporan ini agar dapat bermanfaat nantinya.
Dengan berakhirnya praktik pengelasan dengan Las Oxy Accetyline, penulis
bermaksud memberikan sedikit pengetahuan tentang hal-hal dasar dalam Las Oxy
Accetyline agar mahasiswa tidak mengalami hambatan dalam bekerja.
B. TUJUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
Zat asam adalah gas yang sangat penting dan merupakan salah satu syarat
terjadinya pembakaran. Zat asam yang digunakan dalam las oksi asetilin
adalah oksigen dan disimpan dalam silinder baja dengan tekanan sampai 150
kg/cm2.
3. Propan
Propan adalah gas cair yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk nyala
pemotongan. Temperatur yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan asetilin
4. Gas Alam
Gas alam didapatkan dengan cara pengeboran minyak bumi. Suhu
pembakaran gas ini ebih rendah dari pembakaran asetilin.
5. LPG ( Liquid Petrolium Gases )
B.Katup Tabung
Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan
katup.Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas
Oksigen,katup biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung
gasAsetilen, katup ini terbuat dari material Baja.
C. Regulator
Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun Tekan, dipasang
padakatub tabung dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekan
hingga mencapai tekanan kerja torch.
Regulator ini juga berperan untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja
selama proses pengelasan atau pemotongan. Bahkan jikatekanan dalam tabung
menurun, tekana kerja harus dipertahankan tetap olehregulator. Pada regulator
terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup
pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan
katup pengatur keluar gas menuju selang.
Gambar 3. regulator
D. Selang gas
Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju torch
digunakanselang gas. Untuk memenuhi persyaratan keamanan, selang harus
mampumenahan tekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalam pemakaiannya,
selangdibedakan berdasarkan jenis gas yang dialirkan. Untuk memudahkan
bagimanamembedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup
memperhatikankode warna pada selang. Berikut ini diperlihatkan table yang berisi
informasitentang perbedaan warna untuk membedakan jenis gas yang mengalir
dalam selang.
E. Torch / brender
Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh torch,tercampur
didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api. Dariketerangan
diatas, toch memiliki dua fungsi yaitu :
- Sebagai pencampur gas oksigen dan gas bahan bakar.
- Sebagai paembentuk nyala api di ujung nosle
Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu.
Nyala terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar
yang berwarna biru bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara.
Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 0C tercapai pada ujung nyala kerucut.
Karena sifatnya yang dapat merubah komposisi logam cair maka nyala
asetilen berlebih dan nyala oksigen berlebih tidak dapat digunakan untuk
mengelas baja.Suhu Pada ujung kerucut dalam kira-kira 3000 C dan di tengah
kerucut luar kira-kira 2500 C.
.
Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala
netral maka nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi
ungu. Nyala ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi
pada logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam
pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu namun tidak dianjurkan untuk
pengelasan lainnya.
Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara
kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di
antara kerucut yang menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang
berwarna keputih-putihan, yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan
asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala
ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja
dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan non-ferous.
a. Nyala Oksi-asetilen
Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhu
nyalanya bisa mencapai 3500 oC. Pengelasan bisa dilakukan dengan atau tanpa
logam pengisi. Gas asetilen (C2H2) dihasilkan oleh reaksi kalsium karbida
dengan air dengan reaksi sebagai berikut : C2H2+2 H2O Ca(OH)2+C2H2
Gambar bentuk tabung oksigen dan tabung asetilin :
Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh
melebihi 100 kPa dandisimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi
dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan
gas asetilen. Tabung asetilen mapu menahantekanan sampai 1,7 MPa. Skema
nyala las dan sambungan gasnya bisa dilihat pada gambar :
Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral,
reduksi dan oksidasi. Nyala netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Gambar : Nyala netral dan suhu yang dicapai pada ujung pembakar.
Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan
perbandingan oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti yang bisa
dilihat pada gambar. Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah reaksi gas CO
atau H2 dengan oksigen yang diambil dari udara.
b. Pengelasan Oksihidrogen
Nyala pengelasan oksihidrogen mencapai 2000C lebih rendah dari oksigenasetilin. Pengelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran tipis dan paduan
bengan titik cair yang rendah.
c. Pengelasan Udara-Asetilen
Nyala dalam pengelasan ini mirip dengan pembakar Bunsen. Untuk nyala
dibutuhkan udara yang dihisap sesuai dengan kebutuhan. Suhu pengelasan lebih
rendah dari yang lainnya maka kegunaannya sangat terbatas yaitu hanya untuk
patri timah dan patri suhu rendah.
d. Pengelasan Gas Bertekanan
Sambungan yang akan dilas dipanaskan dengan nyala gas menggunakan oksi
asetilen hingga 1200 oC kemudian ditekankan. Ada dua cara penyambungan yaitu
sambungan tertutup dan sambungan terbuka.
Pada sambungan tertutup, kedua permukaan yang akan disambung ditekan
satu sama lainnya selama proses pemanasan. Nyala menggunakan nyala ganda
dengan pendinginan air. Selama proses pemanasan, nyala tersebut diayun untuk
mencegah panas berlebihan pada sambungan yang dilas. Ketila suhu yang tepat
sudah diperoleh, benda diberi tekanan. Untuk baja karbon tekanan permulaan
kurang dari 10 MPa dan tekanan upset antara 28 MPa.
e. Pemotongan Nyala Oksiasetilen
Pemotongan dengan nyala juga merupakan suatu proses produksi. Nyala
untuk pemotongan berbeda dengan nyala untuk pengelasan dimana disekitar
lobang utama yang dialiri oksigen terdapat lubang kecil untuk pemanasan mula.
Fungsi nyala pemanas mula adalah untuk pemanasan baja sebelum dipotong.
Karena bahan yang akan dipotong menjadi panas sehingga baja akan menjadi
terbakar dan mencair ketika dialiri oksigen.
KESELAMATAN KERJA
1.
Keselamatan Kerja
Keselamatan Pekerja
Pakaian Kerja
Helm Las
Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan
mata dari sinar las (sinar ultra violet danultra merah) yang dapat merusak kulit
maupun mata. Helmlas ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi
sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu
tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak 16 meter. Oleh karena itu
pada saat mengelas harus mengunakan helm/kedok las yang dapat menahan sinsar
las dengan kaca las. Ukurankaca Ias yang dipakai umumnya adalah sebagai
berikut: No. 6. dipakai untuk Ias titik No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30
amper. No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper. No. 10untuk pengelasan
dari 75 sampai 200 amper. No. 12. untuk pengelasan dari 200 sampai400 amper.
No. 14 untuk pangelasan diatas 400 amper. Untuk melindungi kaca penyaring ini
biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi dengan kaca putih.
c.
Apron
Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit
atau dari asbes.
d.
Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila
tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai
e.
Sarung Tangan
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan
memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai
sepasang sarung tangan.
f.
Masker Las
Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka
gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun
g.
Kamar las
kamar las dibuat dari bahan tahan api. Kamar las penting agar orang
disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las. untuk mengeluarkan gas, sebaiknya
kamar las dilengkapi dengan ventilasi. dalam kamar las ditempatkan meja las.
meja las harus bersih dari bahan yang mudah terbakar agar terhindar dari
kemungkinan terjadinya kebakaran karena percikan api las.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. INSTALASI PENGUJIAN
1. Menyiapkan segala peralatan, bahan/material dan tempat pengelasan.
2. Memasang semua peralatan seperti regulator pada tabung, selang hijau
pada tabung oksigen dan selang merah pada tabung asitelin.
Mengencangkan semua penghubung yang pada selang dengan tabung.
3. Katup penutup pada tabung oksigen dibuka hingga menunjukkan angka 3
pada regulator.
4. Katup penutup pada tabung asitelin dibuka hingga menunjukkan angka 6
pada regulator.
5. Periksa ujung brander, jika kotor dibersihkan dengan sikat baja.
6. Berlatih terlebih dahulu dengan menggunakan pelat-pelat
bekaserupa,sebelum mengerjakan pada benda kerja.
7. Pengelasan siap dilakukan
Selang
Brander
Regulator
Tabung las
Kapur
Tang
Korek api
Bahan :
- Plat besi ukuran 103 x 72 mm
C. TEKNIK PENGELASAN
1. Posisi pengelasan di bawah tangan
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di
bawahtangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung
pembakar(brander) terletak diantara 60 dan kawat pengisi (filler rod)
dimiringkan dengansudut antara 30 - 40 dengan benda kerja. Kedudukan ujung
pembakar ke sudutsambungan dengan jarak 2 3 mm agar terjadi panas maksimal
pada sambungan.Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah
sambungan dangerakannya adalah lurus.
2. Posisi pengelasan datar ( horizontal )
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan
denganarah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk
ituayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap
bendakerja menyudut 70 dan miring kira-kira 10 di bawah garis mendatar,
sedangkankawat pengisi dimiringkan pada sudut 10 di atas garis mendatar.
3. Posisi pengelasan tegak ( vertical )
Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atauke
bawah. Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambunganyang
bersudut 45-60 dan sudut brander sebesar 80.
4. Posisi pengelasan di atas kepala ( Overhead )
Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan
posisilainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan
daribawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10 dari
garisvertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45-60.
5. Pengelasan arah ke kiri ( maju )
Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke
kiridengan membentuk sudut 60 dan kawat las 30 terhadap benda kerja
sedangkansudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini
banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan
posisi yangsulit saat mengelas.
6. Pengelasan arah ke kanan ( mundur )
Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke
kiri.Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya
4,5mm ke atas.
7.
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan semua peralatan, bahan dan tempat yang akan digunakan.
2. Menggunakan peralatan pengaman (Safety).
3. Periksa ukuran bahan yang akan digunakan.
4. Membuat 4 atau 5 baris pemandu jalur pengelasan dengan kapur putih.
5. Meletakkan plat yang sudah di beri garis di tempat pengelasan pada posisi
yang benar dan nyaman.
6. Memeriksa brander harus dalam keadaan tertutup.
7. Penyalaan api pada las asitelin dengan cara memutarkan katup pembuka
gas asitelin dan menghidupkan api dengan korek api.
8. Pengaturan nyala api dengan memutar katup gas asitelin dan gas oksigen
hingga nyala api netral didapatkan.
9. Jika semua persiapan sudah lengkap, dekatkan las dengan benda kerja
(plat) pada jalur yang telah dipersiapkan untuk melakukan proses
pengelasan
10. Mulai melakukan pengelasan dengan mengarahkan nyala api brander pada
logam induknya.
11. Bila logam induk sudah mulai mencair, kemudian mengarahkan
logam pengisi pada bagian logam induk yang mencair dan
mengayunkan brander sampai terbentuk rigi-rigi las yang diinginkan.
12. Mengulangi nomor 10 sampai nomor 11 sampai didapat rigi-rigi las yang
baik.
13. Jika proses pengelasan sudah selesai, alat las dimatikan dengan cara
mengecilkan gas asitelin dan gas oksigen sampai habis.
14. Setelah praktikum selesai, membersihkan tempat dan peralatan praktikum
serta mengembalikannya pada tempat semula.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses pengelasan merupakan proses penyambungan antara dua logam atau
lebih. Pada proses pengelasan memerlukan banyak latihan dan uji coba las,
dikarenakan proses pengelasan memerlukan keterampilan, tingkat ketelitian dan
konsenterasi yang tinggi untuk mendapatkan hasil pengelasan yang optimal.
Menguasai prinsip dari pengelasan asitelin sangat dibutuhkan seperti cara
pengaturan nyala api yang diperlukan, karena biasanya las asitelin digunakan pada
plat yang tipis sehingga memerlukan pengaturan nyala api yang sesuai.
B. KRITIK DAN SARAN
KRITIK
Diharapkan bapak Indra selalu hadir saat pelajaran perbengkelan
berlangsung.
SARAN
Dalam melakukan kerja praktek kita harus teliti dan sabar, tidak
tergesa-gesa dalam bekerja, tidak bersenda gurau dan selalu berhati-hati
dalam bekerja,
Dalam setiap proses pengelasan yang dilakukan selalu utamakanlah
keselamatan (safety first), dengan menggunakan pengaman mata,
tangan dan tubuh.
Juga menjaga dan merawat semua peralatan las yang digunakan agar
tidak rusak dan tahan lama (awet).
DAFTAR PUSTAKA
http://aldongutra.blogspot.com/2012/02/las-oaw-las-oxy-acetylenewelding.html
terasepte.blogspot.com/2013/05/laporan-kerja-las-gas.html
http://l-changetheworlds.blogspot.com/2011/10/las-karbitasetilen.html
saiyungcity.blogspot.com/2013/09/makalah-praktek-kerja-las.html