Oleh:
Mengetahui,
Penulis bernama Nurul Aulia Hapizah anak pertama dari tiga bersaudara.
Penulis merupakan anak dari pasangan KGS. Achmad Zulfahri dan Pidia Erlasyi.
Pada tahun 2003 penulis mulai menempuh pendidikan taman kanak-kanak di
Tk Dharma Wanita Kota Agung. Pada tahun 204-2010 Penulis melanjutkan
Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Kota Agung, lalu pada tahun 2010-2013 penulis
melanjutkan pendidikan tingkat menengah pertama di MTs Negeri Kota Agung.
Tahun 2013-2016 penulis melanjutkan sekolah menengah atas di
SMA Negeri 1 Lahat.
Tahun 2016 penulis mendaftar di perguruan tinggi Universitas Sriwijaya
dengan Jurusan Ilmu Tanah. Penulis lulus di perguruan tinggi Universitas
Sriwijaya melalui jalur mandiri. Penulis aktif di Himpunan mahasiswa Jurusan
Ilmu Tanah (HIMILTA) dari tahun 2016-sekarang dan penulis juga pernah
menjabat sebagai anggota dewan perwakilan mahasiswa tingkat Universitas pada
tahun 2018-2019.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. dimana atas
rahmat dan karunia yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Kerja Praktek. Sholawat beriring salam penulis haturkan kepada
Rasul Allah SWT. Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta pengikut beliau
hingga akhir zaman. Penulisan Laporan Kerja Praktek yang berjudul “ Penilaian
Karakteristik Kimia pada kebun percobaan PT Pupuk Sriwidjaja”.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
2. Dr. Ir. Dwi Stiawan, M.Sc selaku ketua jurusan Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya.
3. Ir. H. Marsi, M.Sc., Ph.D. selaku pembimbing praktek lapang yang telah
membantu penulis dan memberikan saran dan nasihat untuk mengikuti
kegiatan praktek lapang di PT Pupuk Sriwidjaja.
4. Bapak Drs. Anung Haryono selaku kepala Departemen Riset dan Karyawan
lainnya di Departemen Riset yang membantu serta memberikan informasi
dalam kegiatan magang.
5. Ibu Suci Dwi Monda S.Si. selaku pembimbing kerja praktek di departemen
riset PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
6. Bapak Lambang Praja M.P selaku Pembimbing Lapangan yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama melakukan kegiatan magang.
7. Pihak PT Pupuk Sriwidjaja Palembang yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melaksanakan praktek lapangan.
8. Untuk Ayah dan Ibu terima kasih telah memberikan doa, dukungan,
semangat dan juga saran sehingga saya bisa menyelesaikan kerja praktek di
Kebun Percobaan PT Pupuk Sriwijaya Palembang dengan baik
9. Untuk teman seperjuangan di KP Pupuk Sriwijaya 2020 terimakasih untuk
segala bantuan nya selama kerja praktek di kebun percobaan PT Pupuk
Sriwijaya Palembang
10. Untuk Megawati teman yang membantu penulis dalam setiap kesempatan,
yang selalu memberikan saran positif dan selalu ada disaat penulis
membutuhkan saran maupun masukan dalam proses pembuatan laporan.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih sangat jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Pada akhirnya
penulis berharap laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang memerlukannya.
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Praktek Lapang
1.3. Manfaat Praktek Lapang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Tanah
2.2. Karakteristik Kimia Tanah
2.2.1. pH Tanah
2.2.2. N Tanah
2.2.3. P Tanah
2.2.4. K Tanah
2.2.5. Mg Tanah
BAB 3 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
3.1. Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1. Bentuk Perusahaan
3.1.2. Cara Kerja
3.1.3. Profil Pabrik
3.1.4. Verifikasi Lapangan
3.1.5. Penentuan Titik Pengambilan Contoh Tanah
3.1.6. Pengambilan Contoh Tanah
3.1.7. Keselamatan Kerja
3.1.8. Struktur Organisasi PT Pupuk Sriwidjaja
3.1.9. Manajemen dan Struktur Organisasi Departemen Riset
3.1.10 Organisasi Departemen Riset
3.1.11. Fasilitas Departemen Riset
3.1.12. Produk Departemen Riset
BAB 4 METODE PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANG
4.1. Waktu dan Tempat
4.2. Alat dan Bahan
4.3. Metode Pelaksanaan Praktek Lapang
4.4. Cara Kerja dan Pengumpulan Data
4.4.1. Persiapan
3.4.2. Pelaksanaan Kegiatan
3.1.6. Pengumpulan Data
3.1.7. Dokumentasi
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. pH
5.2. N Tanah
5.3. P Tanah
5.4. K Tanah
5.5. Mg Tanah
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
DAFTAR TABEL
1.2. Tujuan
Tujuan dari kerja praktek ini adalah :
1. Menentukan kandungan hara di blok K dan L yang ada di kebun percobaan
PT Pupuk Sriwidjaja
2. Menentukan tingkat kesuburan tanah
3. Mempelajari dan mendapatkan pengetahuan tentang dunia kerja di PT
Pupuk Sriwidjaja
4. Menjalin dan mempererat hubungan antara perusahaan dan Universitas
1.3. Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan praktek lapangan ini adalah :
1. Menambahkan ilmu pengetahuan, memperluas wawasan, mendapatkan
gambaran pekerjaan, kegiatan pekerjaan, dan pengalaman di PT Pupuk
Sriwidjaja
2. Terciptanya kebiasaan diri terhadap suasana kerja sebenarnya
sehingga dapat membangun etos kerja yang baik, serta sebagai
upaya untuk memperluas wawasan kerja
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.1. pH Tanah
Reaksi tanah menunjukkan kemasaman atau alkalinitas tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH (potensial hidrogen) menunjukkan banyaknya
konsentrasi ion unsur (H+) di dalam tanah. makin tinggi kadar ion H + di dalam
tanah maka semakin masam tanah tersebut. Selain ion H+ ditemukan pula ion OH-
yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+ (Hardjowigeno, 2007).
Pentingnya pH tanah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap
tanaman, umumnya unsur hara mudah diserap akar tanaman pada pH tanah sekitar
netral, karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air,
menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun dan mempengaruhi
perkembangan mikroorganisme. Bakteri, jamur yang bermanfaat bagi tanah dan
tanaman akan berkembang baik pada pH > 5,5 apabila pH tanah terlalu rendah
maka akan terhambat aktivitasnya (Hardjowigeno, 2003).
Kemasaman tanah dapat disebabkan beberapa faktor, antara lain bahan
induk tanah, bahan organik, hidrolisis aluminium, reaksi oksidasi terhadap
mineral tertentu dan pencucian basa-basa. pH tanah juga berhubungan dengan
kandungan aluminium dapat dipertukarkan dan kejenuhan aluminium, bahwa
semakin meningkat nilai pH tanah maka nilai Al-dd dan kejenuhan aluminium di
dalam tanah akan semakin menurun. Begitu juga sebaliknya dengan menurunnya
pH tanah maka nilai Al-dd di dalam tanah akan semakin meningkat (Syahputra et
al., 2014).
2.2.2. N Tanah
Fungsi nitrogen sangat esensial sebagai bahan penyusun asam-asam amino,
protein, dan klorofil yang penting dalam proses fotosintesis dan penyusunan
komponen inti sel yang menentukan kualitas dan kuantitas hasil jagung.
Kelebihan unsur hara nitrogen dapat meningkatkan kerusakan akibat serangan
hama dan penyakit, memperpanjang umur, dan tanaman lebih mudah rebah.
Sedangkan, kekurangan nitrogen tidak dapat memenuhi kebutuhan tanaman untuk
mencapai tingkat produksi yang optimal. Lahan kering regosol merupakan lahan
yang kekurangan unsur hara nitrogen. Nitrogen dibutuhkan tanaman dalam jumlah
3%, namun jumlahnya dalam tanah sedikit yaitu berkisar antara 0,02-0,4%.
Terkurasnya nitrogen dalam tanah terjadi karena sifatnya yang mudah larut dan
terbawa saat panen dan erosi. (Jemrifs et.al 2013)
Sumber N berasal dari atmosfer sebagai sumber primer, dan lainnya berasal
dari aktifitas di dalam tanah sebagai sumber sekunder. Fiksasi N secara simbiotik
khususnya terdapat pada tanaman jenis leguminoseae sebagai bakteri tertentu.
Bahan organik juga membebaskan N dan senyawa lainnya setelah mengalami
proses sproses dekomposisi oleh aktifitas jasad renik tanah.
Kadar nitrogen tanah biasanya sebagai indikator basis untuk menentukan
dosis pemupukan urea. Fungsi N adalah memperbaiki sifat negatif tanaman.
Tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup N, berwarna lebih hijau, gejala
kekurangan N, tanaman tumbuhan kerdil dan daun-daun rontok dan gugur. N
tanah pada lahan gambut biasanya lebih besar dibandingkan pada tanah mineral.
2.2.3. P Tanah
Unsur hara P merupakan salah satu nutrisi utama yang sangat penting dalam
pertumbuhan tanaman. Fosfor tidak terdapat secara bebas di alam. Fosfor
ditemukan sebagai fosfat dalam beberapa mineral, tanaman dan merupakan unsur
pokok dari protoplasma. Fosfor terdapat dalam air sebagai ortofosfat. Sumber
fosfor alami dalam air berasal dari pelepasan mineral-mineral dan biji-bijian.
Ketersediaan fosfor didalam tanah ditentukan oleh banyak faktor, tetapi
yang paling penting adalah pH tanah. Pada tanah ber-pH rendah, fosfor akan
bereaksi dengan ion besi dan aluminium. Reaksi ini membentuk besi fosfat atau
aluminium fosfat yang sukar larut dalam air sehingga tidak dapat digunakan oleh
tanaman. Pada tanah ber pH tinggi, fosfor akan bereaksi dengan ion kalsium.
Reaksi ini membentuk ion kalsium fosfat yang sifatnya sukar larut dan tidak dapat
digunakan oleh tanaman. Dengan demikian, tanpa memperhatikan pH tanah,
pemupukan fosfat tidak akan berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman (Sutedjo,
2008).
2.2.4. K Tanah
Kalium merupakan unsur hara yang ketiga setelah nitrogen dan fosfor yang
diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+. Muatan positif dari kalium akan
membantu menetralisir muatan listrik yang disebabkan oleh muatan negatif nitrat,
fosfat, atau unsur lainnya. Ketersediaan kalium dapat dipertukarkan dan dapat
diserap tanaman yang tergantung penambahan dari luar, fiksasi oleh tanahnya
sendiri dan adanya penambahan dari kaliumnya.
Unsur K rata-rata menyusun 1,0% bagian tanaman. Unsur ini berperan
berbeda dibanding N, S, dan P karena sedikit berfungsi sebagai penyusun
komponen tanaman, seperti protoplasma, lemak, seluosa, tetapi terutama
berfungsi dalam pengaturan mekanisme (bersifat katalitik dan katalisator) seperti
fotosintesis, translokasi karbohidrat, sintesis protein dan lain-lain
(Hanafiah, 2013).
2.2.5. Mg Tanah
Unsur Magnesium merupakan unsur utama pembentuk klorofil dan berperan
dalam sistem kerja enzim. Magnesium memiliki pengaruh yang besar terhadap
pertumbuhan tanaman.
Pemupukan Mg mampu meningkatkan tinggi tanaman, diameter
batang, bobot brangkasan basah dan kering bibit kelapa sawit pada tanah
Ultisol dan Oxisol. Sumber unsur hara Mg adalah kapur dolomit dan
pupuk kiserit. Unsur hara Mg merupakan bagian dari molekul klorofil dan
berasosiasi dengan unsur P untuk pembentukan senyawa fosfolid yang
berfungsi dalam produksi minyak sawit (Simatupang, 2010).
2.3. Kesuburan Tanah
Tanah mempunyai sifat yang dinamis yaitu tanah akan terus-menerus
mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh iklim (curah hujan, dan suhu),
bentuk wilayah (relief atau bentuk permukaan tanah), bahan induk, waktu dan
organisme. Ketersediaan unsur hara yang seimbang di dalam tanah merupakan
faktor utama dalam kesuksesan seluruh kehidupan tanaman. Unsur hara di dalam
tanah yang tersedia dan dalam kondisi seimbang serta mudah berubah menjadi
anion dan kation dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman
yang optimal (Budi dan Sari 2015).
Tanah mineral dapat berfungsi sebagai media tumbuh ideal bagi tanaman.
Tanah mineral mempunyai komposisi 45% mineral, 5% bahan organik, 25% air
dan 25% udara. Sedangakan tanah gambut bahan penyusunnya adalah bahan
organik 100% dan air 100% (Hanafiah, 2013).
Tanah dikatakan subur jika tanaman yang di tanam diatasnya dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik dan produksinya tinggi sepanjang tahun. Kesuburan
tanah di bagi menjadi dua kategori yaitu kesuburan tanah aktual dan kesuburan
tanah hakiki (alamiah). Kesuburan tanah potensial dapat diperoleh dengan
penambahan teknologi tepat guna. Tanah dikatakan subur apabila tanah tersebut
mampu menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan
dan perkembangannya (Balittanah, 2014).
BAB 3
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
6. Berwawasan Lingkungan
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang adalah perusahaan yang pertama kali di
lingkungan pabrik pupukmendapatkan penghargaan Proper Hijau dari Kementrian
Lingkungan Hidup tahun 2011 dan 2012,dan penghargaan Industri Hijau dari
Presiden RI tahun 2012.
DIVISI KANTOR
DIVISI PERWAKILAN
RISET &
TEKNOLOGI PENGEMBANGAN JAKARTA
DIVISI DEPARTEMEN
DEPARTEMEN DISTRIBUSI & PENGEMB. USAHA &
PERENC & PENGEND TEK
PRODUKSI
PEMASARAN
DEPARTEMEN
DEPARTEMEN PENGEMB. PRODUK
DEPARTEMEN LOGISTIK & PASAR
LABORATORIUM PEMASARAN
DEPARTEMEN
DEPARTEMEN
DEPARTEMEN
PERENC.&
RISET
K3&LH
PENGENDALIAN
PEMASARAN
DEPARTEMEN
INSPEKSI TEKNIK DIVISI
KEUANGAN
DIVISI DEPARTEMEN
PEMELIHARAAN KEUANGAN
DEPARTEMEN
DEPARTEMEN AKUNTANSI
MEKANIKAL
DEPARTEMEN
DEPARTEMEN ANGGARAN
LISTRIK
DEPARTEMEN
INSTRUMEN
DEPARTEMEN
PERBENGKELAN
DEPARTEMEN PERENC.
& PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN
DEPARTEMEN
RELIABILITY
Manager Riset
b. Asam Amino
f. Pusri Seed
i. Urea Humat
2. Sampling Tanah
Sampling tanah atau pengambilan sampel di lapangan di lakukan dengan
mengambil sampel berdasarkan titik lokasi yang tertera pada peta. Pengambilan
titik sampel dilakukan dengan bor belgi dengan 2 blok dengan masing-masing 2
titik sampel yang dikompositkan.
3. Analisa Laboratorium
Tanah sampling dikering anginkan kemudian tanah tersebut dilakukan
pengecekkan pH, N, P, K dan Mg untuk menentukan ketersediaan hara pada tanah
tersebut.
4.5. Dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan cara pengambilan gambar tentang kegiatan-
kegiatan yang ada di lapangan sebagai bukti otentik dalam teknis pelaksanaan
praktek lapangan di PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero).
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Unsur hara adalah nutrisi yang diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh dan
berkembang. Penyerapan hara dalam tanah terjadi melalui pertukaran kation,
dimana bulu-bulu akar memompa ion hidrogen (H) ke luar memasuki ke dalam
tanah melalui pompa proton. Kation hidrogen ini menggantikan kation yng terikat
pada permukaan partikel tanah yang bermuatan negatif sehingga kation ini
menjadi tersedia bagi akar. Pada daun, stomata membuka untuk menyerap karbon
dioksida dan melepaskan oksigen. Tumbuhan hijau mendapatkan pasokan
karbohidratnya dari karbon dioksida di udara melalui proses fotosintesis Unsur
hara diperlukan oleh tanaman terbagi menjadi hara makro dan hara mikro.
Ketersediaan hara makro yang ada pada tanah belum mencukupi kebutuhan
tanaman untuk menghasilkan produksi yang tinggi. Hasil analisa kadar hara yang
ada di kebun percobaan PT Pupuk Sriwidjaja disajikan pada tabel 5.1
Blok K Blok L
(sm) (sm)
pH 4,23 4,41
N 40 (s) 10 (sr)
P 75 (s) 25 (r)
K 100 (r) 75 (r)
Mg Very Low (sr) Very Low (sr)
Keterangan : sm (sangat masam); sr (sangat rendah); r (rendah); s(sedang)
5.1. pH Tanah
Berdasarkan tabel 5.1 pH tanah pada kedua blok tergolong sangat masam.
Nilai pH yang rendah dipengaruhi oleh ketersediaan Al dan Fe. Menurut Sukisno
et al (2011) Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah, yang
dinyatakan sebagai –log[H+]. Peningkatan konsentrasi H+ menaikkan potensial
larutan yang diukur oleh alat dan dikonversi dalam skala pH. Kemasaman tanah
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Kemasaman tanah selain disebabkan
karena Al dan Fe, juga disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga hara
yang ada di dalam tanah tercuci secara alami oleh air hujan.
Dengan adanya pH tanah dapat memberikan informasi keberadaan unsur
yang bersifat racun bagi tanaman. Selain itu juga dapat memberikan informasi
terhadap reaksi tanah apakah tanah tersebut bersifat masam, netral atau alkalin,
sehingga dapat memberikan informasi untuk tindakan selanjutnya yang akan
dilakukan oleh pengguna lahan.
pH tanah setelah diberikan tambahan berupa pupuk meningkatkan pH. Bila
banyak kation yang diserap akar (misalnya NH4+), maka banyak ion H+ yang
keluar dari akar ke dalam tanah sehingga tanah, menjadi lebih masam. Bila
banyaknya anion yang diserap akar (misalnya NO3 - ), maka banyak HCO3 - yang
dilepaskan akar masuk ke dalam tanah sehingga tanah, menjadi lebih alkalis.
5.2. N Tanah
Kadar Nitrogen pada tabel menunjukkan bahwa kadar Nitrogen pada tanah
bervariasi. Nitrogen merupakan hara makro yang diperlukan oleh tanaman untuk
pertumbuhannya. Fungsi nitrogen sangat esensial sebagai bahan penyusun asam-
asam amino, protein, dan klorofil yang penting dalam proses fotosintesis dan
penyusunan komponen inti sel yang menentukan kualitas dan kuantitas hasil
tanaman. Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Nitrat (NO3) atau
ammonium (NH4). Unsur NO3 maupun NH4 didalam tanah mudah bergerak
melalui proses difusi maupun aliran massa. Akumulasi Nitrat (NO 3) yang tinggi
pada permukaan tanah akan meningkatkan potensi leaching sehingga konsentrasi
nitrat akan bergerak ke lapisan tanah yang lebih dalam dan mencapai permukaan
air tanah (Triyono et al., 2013).
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai N-Total yaitu kandungan bahan
organik yang ada pada tanah, apabila bahan organik tinggi maka nilai N-Total
juga tinggi, begitu pula sebaliknya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hanafiah
(2013) yang menyatakan bahwa apabila peningkatan kadar bahan organik terjadi
maka N dalam tanah juga akan meningkat. Tinggi rendahnya kandungan bahan
organik pada tanah dapat di lihat dari seresah tanaman dan tutupan tajuk yang ada
pada tanah.
Kandungan N meningkat setelah diberikan pupuk, hal tersebut menunjukkan
bahwa pada tanah yang diberikan pupuk akan meningkatkan kadar N di dalam
tanah sehingga tanah tersebut dapat mencukupi kebutuhan tanaman akan sumber
N. Menurut Firmansyah dan Sumarni (2013) semakin meningkat dosis pupuk N
yang diberikan, kandungan N-total tanah pun semakin meningkat. Pemberian
pupuk N dengan dosis tinggi dapat menyebabkan N-total yang tersedia di dalam
tanah semakin tinggi. Hal ini dikarenakan kuantitas pupuk N yang tinggi,
sehingga dapat masuk ke dalam serapan tanah dalam jumlah yang besar.
5.3. P Tanah
Kandungan P pada kedua blok menunjukkan hasil dari rendah sampai sedang.
Rendahnya kadar P pada tanah disebabkan tingkat kemasaman pada tanah. Hara P
bersifat immobil di dalam tanah karena sebagian besar P tanah dijerap menjadi
bentuk tidak tersedia bagi tanaman. Pada blok L pH tanah tergolong sangat
masam hal tersebut menjadi salah satu penyebab ketersediaan P pada tanah
rendah, karena P di jerap Al dan Fe.
Fosfor kurang tersedia pada tanah masam karena ion fosfat dapat bereaksi
dengan Fe dan Al membentuk senyawa tidak larut, sedangkan ketersediaan P pada
tanah alkalis juga kurang karena ion fosfat bereaksi dengan Ca membentuk
senyawa tidak larut.
Ketersediaan fosfor pada tanah akan merangsang pertumbuhan akar,
peningkatan hasil serta memperbaiki kualitas daun. Tanaman menyerap P dalam
bentuk ortofosfat primer (H2PO4) dan sebagian kecil dalam bentuk ortofosfet
sekunder (HPO4) Bentuk P dalam tanah dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu
organik dan anorganik. Proporsi kedua bentuk P tersebut sangat bervariasi. Nilai
P-organik dilaporkan antara 5-80% (Hao et al, 2008).
5.4. K Tanah
Kalium merupakan salah satu unsur essensial yang dibutuhkan untuk setiap
tanaman yang tumbuh. Unsur kalium sangat diperlukan dalam meningkatkan
pertumbuhan suatu tanaman. Kalium memang banyak ditemukan didalam tanah
tetapi hanya sebagian kecil yang dapat digunakan oleh tanaman, yaitu kalium
yang larut dalam air dan yang dapat diadsorbsi berupa ion. Tanaman dapat
menyerap kalium dalam bentuk ion K+.
Kandungan K di dalam tanah pada kedua blok menunjukkan hasil yang
rendah. Menurut Susanto, (2005) kahat kalium disebabkan oleh rendahnya
kapasitas pasok kalium tanah, ketidak-cukupan pemberian pupuk kalium
anorganik, pengangkutan semua jerami ke luar lahan, kecilnya masukan kalium
dalam air irigasi, rendahnya efisiensi penyerapan pupuk kalium yang diberikan
karena tingginya kapasitas pengikatan atau pencucian kalium, kelebihan jumlah
bahan-bahan reduksi dalam tanah dengan drainase buruk (misal: H2S, asam-asam
organik, dan Fe2+),menyebabkan pertumbuhan akar, dan penyerapan K terhambat,
besarnya nisbah Na-K, Mg-K, atau Ca-K dalam tanah, dan kondisi sodik atau
salin, Kelebihan Mg dalam tanah asal batuan ultrabasik, besarnya konsentrasi
bikarbonat dalam air irigasi.
Tanaman memerlukan kalium untuk pertumbuhannya. Tanaman yang
kekurangan K menyebabkan pembentukan protein akan terganggu sehingga kadar
N protein menurun dan kadar N-bukan protein meningkat. Apabila kekurangan K
sudah sampai pada tingkat yang serius, jaringan tanaman banyak mengandung
nitrat dan amonium bebas, amida, dan asam-asam organik yang akan menurunkan
kualitas produk pertanian. Jika keadaan ini terjadi pada bahan pakan ternak
ruminansia akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan ternak. Di dalam rumen,
senyawasenyawa N-bukan protein akan lebih mudah dideaminasi dan akan
terbentuk NH3 yang bersifat racun bagi ternak. Pada tanaman serealia seperti padi
dan jagung, kekurangan K menyebabkan tanaman mudah rebah yang pada
akhirnya menurunkan kuantitas dan kualitas hasil. Pemberian K yang cukup pada
tanaman ubi kayu, selain meningkatkan bobot umbi, juga memperbaiki kadar pati
dan menurunkan kandungan HCN dalam umbi.
4.5. Mg Tanah
Magnesium merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman. Hara
makro Magnesium (Mg) merupakan unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan
tanaman dalam pembentukan hijau daun (chlorofil) dan sebagai co-faktor hampir
pada seluruh enzim dalam proses metabolisme tanaman seperti proses fotosintesa,
pembentukan sel, pembentukan protein, pembentukan pati, transfer energi serta
mengatur pembagian dan distribusi karbohidrat keseluruh jaringan tanaman.
Mg bersumber dari biotit, dolomit, augit, serpentin, hornblend dan ovilin.
Ketersediaan hara Mg dipengaruhi oleh KTK dan persen kejenuhan basa.
Kejenuhan basa rendah maka ketersediaan Mg juga rendah. Kadar Mg total
merupakan unsur yang relatif mudah tercuci, dalam tanah dipengaruhi oleh
beberapa besarnya laju pencucian dipengaruhi oleh faktor, antara lain bahan
organik, rabuk, jumlah Magnesium dalam mineral tanah, laju mineral Mg, kapur,
pupuk (Aryanti et al.,2010).
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa yang telah di lakukan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Analisa tanah pada lahan kebun percobaan PT Pupuk Sriwijaya
menunjukkan kadar pH, N, P, K dan Mg rendah. Kadar unsur hara yang
rendah pada tanah dipengaruhi oleh rendahnya bahan organik yang ada pada
tanah di kebun percobaan PT Pupuk Sriwidjaja
2. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, lahan pada kebun percobaan
menunjukkan tingkat kesuburan yang rendah, sehingga kebutuhan hara
tanaman belum dapat terpenuhi.
6.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil analisa yang telah dilakukan adalah
pemberian tambahan pada tanah baik yang berupa pupuk ataupun bahan organik
yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan hara di dalam tanah, sehingga
lahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. 2011. Analisis Nilai Indeks Kualitas Tanah Entisol Pada Penggunaan
Lahan Yang Berbeda. Agroteksos.21(1). 47-54
Ariyanti, E. Sutopo. dan Suwarto. 2010. Kajian Status Hara Makro Ca, Mg, Dan S
Tanah Sawah Kawasan Industri Daerah Kabupaten Karanganyar. Jurnal
Ilmu Tanah dan Agroklimatologi. 7(1)
Budi, Setyo. dan Sari, Sasmita. 2015. Ilmu dan Implementasi kesuburan Tanah.
Malang. Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang
Jemrifs H. H. S., Djoko P., Abdul S. 2013. The Growth And Harvest Of Corn At
Various Of Providing Nitrogen Fertilizer On Regosol Dry Lands. Ilmu
Pertanian.16 (1), 77 – 89
Simbolon, H. 1988. Kehilangan Hara Pada Tanah Miring Hutan Primer Di Taman
Nasional Dumoga - Bone, Sulawesi Utara. Berita Biologi. 3 (8), 413.
Subardja, D.S., Ritung, S., Anda, M., Sukarman., Suryani, E. dan Subandiono,
R.E. 2014. Petunjuk Teknis Klasifikasi Tanah Nasional. Bogor: Balai Besar
Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian
Syahputra, E., Fauzi. dan Razali. 2015. Karakteristik Sifat Kimia Sub Grup Tanah
Ultisol di Beberapa Wilayah Sumatera Utara. Jurnal Agroekoteknologi. 4.
(1) , 1796 – 1803