Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

PENYEHATAN TANAH

Disusun Oleh :

1. Dedi Saputra Dau (2013451052)


2. Eka Lidya (2013451060)
3. Enggar Riamadani (2013451061)
4. Intan Safira (2013451071)
5. Irfan Fadhila (2013451072)
6. Jihan Nabila Yurianti (2013451077)
7. Kelvin Yogi Pradana (2013451078)
8. Marisha Anggraini (2013451087)
9. Muhammad Fachri Nasa (2013451091)
10.M. Nursal Fadil (2013451092)
11.Nelyana Putri (2013451096)
12.Ni Made Dwi Fitria (2013451099)

PROGRAM STUDI D III SANITASI


POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
TAHUN 2021

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kita banyak nikmat dan rahmatnya, sehingga dengan nikmat-nya itu
kita bisa menyelesaikan tugas laporan praktikum ini yang berjudul “Penyehatan
Tanah” dengan baik tanpa ada satu halangan apapun.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, yang telah
menuntut kita kejalan yang benar dan semoga kita selalu menjadi pengikutnya
sampai akhir zaman, aamiin.
Laporan ini berisikan data - data hasil praktikum penyehatan tanah. Kami
berharap laporan ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan bagi
pembaca. Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak memiliki kekurangan.
Oleh karna itu, kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Akhir harapan kami agar laporan ini dapat memberi manfaat bagi
pembaca pada umumnya dan kami khususnya.

Bandar Lampung, 14 Oktober 2021

Kelompok 4

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum Penyehatan Tanah ini ditunjukan sebagai persyaratan dalam


mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Tanjung Karang Tahun Ajaran 2021/2022 Bandar Lampung,
14 Oktober 2021.

Penanggung Jawab
Mata Kuliah Penyehatan Tanah. Koordinator Penunjang

Linda Barus, ST, M.Si. Ferizal Masra, SKM,M.Kes.


NIP.196208161985032003 NIP.196412071987031001

iv
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan praktikum penyehatan tanah ini di ajukan sebagai persyaratan dalam


mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik
Kesehatan Kementrian Tanjung Karang Tahun Akademik 2021/2022.

Bandar Lampung, 14 Oktober 2021


Pembimbing Praktikum Pembimbing Praktikum

Aand Prihantoro,SKM. Bayu Permadi Utomo, Amd.KL

DAFTAR ISI

v
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................................v
DAFTAR ISI....................................................................................................................vi
PRAKTIKUM I............................................................................................................1
Pengukuran pH Tanah................................................................................................1
PRAKTIKUM II............................................................................................................10
PRAKTIKUM MENENTUKAN KONTUR TANAH.................................................10
PRAKTIKUM III.......................................................................................................21
Pengukuran Kelembaban Tanah..............................................................................21
PRATIKUM IV..............................................................................................................26
Pembuatan Lubang Biopori..........................................................................................26
LAMPIRAN KEGIATAN.............................................................................................36

vi
PRAKTIKUM I
Pengukuran pH Tanah

Hari, Tanggal : Rabu, 06 oktober 2021

Waktu : 08.00 – 11.00 WIB

Tempat : Lapangan Volly Jurusan Kesehatan Lingkungan Tanjungkarang

Tujuan : Untuk mengetahui perbandingan pH tanah kering dan tanah

basah.

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian pH Tanah
Tanah adalah media alam yang menjadi salah satu aspek penunjang kehidupan seluruh makhluk
hidup, termasuk pula tanaman. Subur atau tidaknya tanah dipengaruhi oleh kandungan unsur
hara yang berbeda-beda pada setiap jenis tanah.
Unsur hara yang terkandung dalam tanah secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman disamping faktor kemampuan tanaman dalam menyerap zat hara
dari dalam tanah. Kemampuan tanaman untuk melakukan proses penyerapan unsur hara juga
dipengaruhi oleh faktor utama, yakni tingkat keasaman tanah atau pH.
pH merupakan kependekan dari potensial of hydrogen, sedangkan pH tanah adalah suatu standar
pengukuran tingkat keasaman atau kebasaan pada suatu lahan. Dengan mengetahui kadar pH
dalam tanah, maka para petani dapat menentukan tanaman apa yang cocok ditanam atau di
budidayakan karena setiap tanaman memiliki karakteristik kebutuhan kadar pH yang berbeda –
beda.[CITATION dis21 \l 1033 ]
pH tanah adalah tingkat keasaman atau kebasa-an tanah yang diukur dengan skala pH antara 0
sampai 14. Tanah dikatakan bersifat asam, jika angka skala pH kurang dari 7. Sementara tanah
yang bersifat basa jika angka skala pH lebih dari 7. Jika tanah memiliki skala pH 7, maka tanah
tersebut memiliki sifat netral, atau tidak asam dan tidak basa.
Sifat tanah berdasarkan pH bisa dibagi menjadi sangat asam, asam, agak asam, netral, agak
alkalis, dan alkalis. Sangat asam untuk pH tanah lebih rendah dari 4,5; asam untuk pH tanah

1
berkisar antara 4,5 sampai 5,5; agak asam untuk pH tanah berkisar antara 5,6 sampai 6,5; netral
untuk pH tanah berkisar antara 6,6 sampai 7,5; agak alkalis untuk pH tanah berkisar antara 7,6
sampai 8,5; alkalis untuk pH tanah lebih besar dari 8,5.
Di Indonesia, jarang ditemui tanah yang memiliki pH terlalu tinggi atau bersifat alkalis.
Umumnya yang ditemui adalah tanah yang memiliki pH rendah atau bersifat asam, bahkan bisa
sangat asam. Kondisi tanah dengan pH sangat asam akan menghambat pertumbuhan tanaman.
Tanah dengan pH sangat asam atau lebih rendah dari 4,5, dalam sistem tanah akan terjadi
perubahan kimia, di antaranya: Aluminium menjadi lebih larut dan beracun untuk tanaman;
sebagian besar hara menjadi kurang tersedia bagi tanaman, sedangkan beberapa hara mikro
menjadi lebih larut dan beracun; memengaruhi fungsi penting biota tanah yang bersimbiosis
dengan tanaman.
Tanah yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman adalah tanah yang memiliki pH 6,6 sampai
7,5 atau pH netral. Namun, ada juga jenis-jenis tanaman tertentu yang toleran terhadap tanah
yang memiliki pH asam, yaitu tanah yang memiliki pH maksimal 5. Tanah dengan pH rendah
(asam) atau tanah dengan pH tinggi (basa) akan mempersulit akar tanaman dalam menyerap
unsur hara dari tanah. Penyerapan unsur hara yang tidak bisa optimal akan memengaruhi
kesuburan tanaman.[CITATION Set17 \l 1033 ]

2. Penyebab PH Tanah Menjadi Lebih Asam


Ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab sifat tanah menjadi lebih asam. Faktor-faktor
tersebut seperti:

a. curah hujan yang tinggi menyebabkan tercucinya unsur hara dalam tanah yang
berdampak pada terbentuknya tanah asam;
b. adanya unsur AI (Aluminium), Cu (tembaga), dan Fe (besi) yang berlebihan;
c. air yang menggenang pada tanah karena drainase yang buruk;
d. dekomposisi bahan organik yang mengeluarkan kalsium dari dalam tanah;
e. penggunaan pupuk kimia yang berlebihan;
f. Secara umum, tanah dengan pH rendah merupakan tanah yang kekurangan kalsium
dan magnesium.

Jika tanah terlalu asam, tanaman tidak dapat menyerap unsur N, P, K dan unsur hara lain yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Pada tanah asam, tanaman mempunyai kemungkinan

2
besar untuk teracuni logam berat yang bisa mengakibatkan kematian pada tanaman. [CITATION
Set17 \l 1033 ]

3. Mengukur pH Tanah
Pengukuran kadar pH dalam tanah hendaknya dilakukan sebelum melakukan cocok tanam, baik
tanaman pertanian maupun tanaman perkebunan .
a. pH Meter
Cara paling mudah untuk mengukur kadar pH dalam tanah adalah menggunakan pH meter.
Tanah adalah media alam yang diperlukan untuk kegiatan bercocok tanam, pada setiap tanah
memiliki kandungan unsur hara yang berbeda-beda . banyak sedikitnya kandungan unsur hara
pada tanah merupakan indikator tingkat kesuburan tanah tersebut.
Kandungan unsur hara dan tingkat kesuburan tanah sangat berperan penting dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
tingkat kesuburan tanaman tergantung pada kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara
yang tersedia di dalam tanah.
Faktor penting yang mempengaruhi proses penyerapan unsur hara oleh akar tanaman adalah
derajat keasaman tanah (ph tanah)
pH tanah adalah tingkat keasaman atau kebasaan suatu benda yang diukur dengan skala pH
antara 0 hingga 14 .
Suatu benda dikatakan bersifat asam jika angka skala pH kurang dari 7 dan disebut basa jika
skala ph lebih dari 7. jika skala ph adalah 7 maka benda tersebut bersifat netral.
Kondisi tanah yang paling ideal untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman adalah tanah yang
bersifat netral, namun demikian ada beberapa jenis tanaman yang masih toleran terhadap tanah
dengan ph yang sedikit asam yaitu tanah yang ber ph maksimal 5

           Cara mengetahui ph tanah yang paling akurat adalah menggunakan alat pengukur ph yaitu
pH meter.  pengetahuan tentang derajat keasaman tanah (pH tanah ) sangat berperan dalam
keberhasilan suatu budidaya tanaman. dengan mengetahui pH tanah, maka petani bisa
menentukan skala yang ideal untuk pertumbuhan dan berkembangnya tanaman sehingga
kerugian dapat diminimalisir. Selain menggunakan ph meter, mengukur ph tanah bisa juga
menggunakan kertas lakmus, namun pengukuran menggunakan kertas lakmus memiliki
keterbatasan karena angka skala pH tidak dapat diketahui. pengukuran dengan kertas lakmus

3
hanya bisa menentukan apakah tanah tersebut asam, netral atau basa. walaupun  demikian kertas
lakmus cukup membantu dalam mengetahui kondisi dan sifat tanah.
          Apabila tanah atau media tanam memiliki tingkat keasaman tinggi, maka unsur
magnesium, kalsium dan fosfor akan terikat  secara kimiawi sehingga tidak dapat diserap oleh
tanaman. pada kondisi seperti itu unsur aluminiun dan mangan akan bersifat racun dan
merugikan tanaman. pemberian pupuk tidak akan efektif dan tidak efisien karena unsur hara
tidak diserap tanaman. akibatnya tanaman akan tumbuh tidak normal dan produktivitas rendah
dengan kualitas yang buruk. Untuk mengurangi tingkat keasaman dapat dilakukan pemberian
dolomit (kapur pertanian). pemberian dolomit dengan dosis sesuai kebutuhan dapat dilakukan
untuk menyesuaikan nilai ph tanah. Untuk penambahan jumlah kapur pertanian (dolomit) dapat
dilakukan dengan perhitungan sbb:
Bila diketahui pH tanah 4,5, sedangkan kita menginginkan ph 6 maka  6 – 4,5 = 1,5 dengan
demikian  kebutuhan kapur pertanian (dolomit) yang diberikan adalah : 5,23 ton / ha. 
penambahan selanjutnya dapat dilakukan lagi setelah 3 – 5 th.
         Apabila tanah atau media tanam memiliki tingkat alkalin tinggi (basa) unsur hara micro
seperti tembaga, mangan, seng dan besi akan terikat secara kimiawi dan tidak dapat diserap oleh
tanaman . seperti halnya tanaman pada tanah asam, pada tanah basa tanaman juga tidak akan
tumbuh dan berproduksi secara maksimal.     Pemberian kapur gypsum dapat dilakukan untuk
menetralkan sifat basa tanah, ph tanah akan turun setelah kelebihan unsur sodium habis, walau
hanya pada angka 7,5 saja. pemberian unsur asam atau belerang untuk menurunkan sifat basa
tanah biasanya tidak efektif pada tanah yang mengandung mineral kalsium karbonat (unsur
kapur).[CITATION dis21 \l 1033 ]

4. Manfaat Mengetahui pH Tanah


Mengetahui pH tanah sangat bermanfaat terutama untuk petani. Beberapa manfaat yang bisa
didapatkan dengan mengetahui kadar keasaman atau kebasaan di dalam tanah adalah sebagai
berikut :
a. Mengetahui Jenis Tanaman yang Cocok
Setiap jenis tanaman tentu memiliki kondisi khusus agar bias tumbuh dengan baik. Salah satunya
adalah kondisi keasaman tanah. Dengan mengetahui tingkat keasaman (pH) tanah, maka petani
juga bisa mengetahui jenis tanaman apa yang cocok. Dengan begitu juga pastinya akan
mempengaruhi kualitas hidup dan kualitas buah dari

4
tanaman nantinya.

b. Sebagai Penelitian Setelah Erupsi Gunung Berapi


Sudah umum diketahui jika erupsi bersifat merusak. Namun pasca erupsi, gunung akan
mengeluarkan material atau mineral yang justru membuat tanah menjadi subur.
Jenis tanah yang dihasilkan oleh proses ini biasa disebut dengan tanah Debu vulkanik yang
dikeluarkan oleh gunung saat erupsi sangat berperan dalam hal ini karena akan menyebabkan pH
tanah jadi turun dari keadaan netral. Tanah yang sifatnya asam memiliki kandungan
mikroorganisme tinggi sehingga tingkat kesuburannya juga tinggi.

Tanah tidak hanya material tempat makhluk hidup berpijak saja. Lebih dari itu tanah juga
memberikan kehidupan bagi makhluk hidup. Kualitas tanah yang baik tentu juga akan
mempengaruhi kualitas makhluk hidup yang hidup di atasnya. Maka dengan mengetahui apa itu
pH tanah, bagaimana cara mengukurnya dan manfaat mengetahuinya juga akan membuat
manusia jadi tahu kualitas tanah yang baik untuk pertanian.[CITATION Geo19 \l 1033 ]

5. Manfaat Mengukur pH Tanah


Manfaat pengukuran pH tanah diantaranya;
a. menentukan tinggi rendahnya unsur hara yang diserap oleh tanaman,
b. dapat diketahui bila ada unsur yang beracun dalam tanah,
c. mengetahui potensi perkembangan mikroorganisme, dan
d. dapat memonitor pengolahan pertanian terhadap penggunaan bahan kimia dan diketaui
dampaknya terhadap lingkungan.[CITATION Dis18 \l 1033 ]

B. Alat dan Bahan


1. Alat :
a. PH Moisture Meter

5
b. Auger

c. Sekop

2. Bahan
a. Sampel Tanah

C. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat yang akan di gunakan
2. Gali tanah menggunkan augre sedalam 1 meter
3. Ambil sampel tanah dan masukan ke dalam gelas wadah sebanyak 2 gelas

6
4. Salah satu tana yang ada didalam gelas wadah di berikan sedikit air sampai lembab
5. Ukur pH pada kedua sampel tanah tersebut dengan cara memasukkan pH Moisture Meter
kedalam tanah kemudian tunggu hingga 1 menit
6. Lalu catat hasilnya

D. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 1 : pengukuran Ph tanah pada tanah yang belum diberi air menghasilkan angka 1,5
(asam).
Gambar 2 : pengukuran Ph tanah pada tanah yang sudah diberi air menghasilkan angka 2 (asam)

2. Pembahasan
Berdasarkan has pengamatan yang telah dilakukan, tanah tersebut menunjukan pH asam. pH
tanah alami tergantung pada komposisi mineral bahan induk tanah, dan reaksi pelapukan yang
dialami oleh bahan induk tersebut. Di lingkungan yang hangat dan lembab, pengasaman tanah
terjadi seiring waktu karena produk-produk pelapukan oleh air yang bergerak ke samping atau ke
bawah melalui tanah. Namun, pada iklim kering, pelapukan dan pencucian tanah kurang intens
dan pH tanah sering netral atau basa. Kisaran pH optimal untuk sebagian besar tanaman adalah
5,5 dan 7,5 namun, banyak tanaman telat beradaptasi untuk berkembang pada nilai pH diluar
kisaran ini.
Untuk mengatasi tanah yang bersifat asam dapat dilakukan dengan bebrapa cara :
(1) Pengapuran

7
(2) Pemberian bahan organik secara intensif
(3) Pemberian pupuk Phospat secara intensif
(4) Melakukan pengaturan sistem tanam
(5) Pemberian mikroorganisme pengurai.

E. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa kedua pH sampel tersebut bernilai 1,5
dan 3 sehimgga dapat dikatakan bahwa tanah tersebut bersifat asam.

2. Saran
Saat melakukan pengukuran ph tanah kita harus lebih mengamati dan dilakukan dengan hati-hati
dan teliti agar tidak terjadi kekeliruan saat pengamatannya. Dan para praktikan harus nya sudah
menguasai prosedur kerja yang dipraktikumkan agar memudahkan dalam pemahamanya.

DAFTAR PUSTAKA

distan, A. (2021, may 5). PENGARUH pH TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN. Retrieved
october 12, 2021, from https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/berita_instansi/40-pengaruh-ph-
tanah-terhadap-pertumbuhan-tanaman#:~:text=pH%20tanah%20adalah%20tingkat%20keasaman,maka
%20benda%20tersebut%20bersifat%20netral
Distani. (2018, june 8). Pentingnya Pengukuran pH Tanah. Retrieved october 13, 2021, from
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj4qMjGtcXzAhVDb30KH
USnDXoQFnoECAgQAw&url=http%3A%2F%2Fdistani.tulangbawangkab.go.id%2Fnews%2Fread
%2F3027%2Fpentingnya-pengukuran-ph-tanah&usg=AOvVaw06C1zq8-0C_NHhLcWR

8
Geologinesia. (2019, august 19). Mengenal pH Tanah : Cara Mengukur dan Manfaatnya. Retrieved
october 13, 2021, from https://www.geologinesia.com/2019/08/ph-tanah.html
Setiyadi, Y. (2017, may 30). Pengertian pH Tanah dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Tanaman.
Retrieved october 12, 2021, from https://ensiklo.com/2020/05/30/pengertian-ph-tanah/

PRAKTIKUM II
PRAKTIKUM MENENTUKAN KONTUR TANAH

Hari, Tanggal : Rabu, 6 Oktober 2021

Waktu : 08.00 – 11.00 WIB

Tempat : Lapangan Volly Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Tanjungkarang

Tujuan : 1. Mengetahui pengertian tekstur tanah

2. Mengetahui jenis-jenis tanah

A. Tinjauan Pustaka

9
1. Pengertian Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah salah satu dari beberapa sifat fisik tanah seperti warna tanah, struktur tanah,
kadar air, bulk density, dan lain sebagainya. Tekstur tanah adalah perbandingan relative antara
fraksi-fraksi debu, tanah liat, dan pasir dalam bentuk persen. Tekstur tanah erat hubungannya
dengan kekerasan, permeabilitas, plastisitas, kesuburan dan produktivitas tanah pada daerah
tertentu. Tekstur tanah mengindikasikan perbandingan relatif berbagai golongan partikel tanah
dalam suatu massa. Ukuran relatif partikel tanah di implementasikan dalam bentuk tekstur yang
mengacu pada kehalusan atau kekerasan tanah. Kasar dan halusnya tanah dalam klasifikasi tanah
(taksonomi tanah) ditunjukkan dalam sebaran butir yang merupakan penyederhanaan dari kelas
tekstur tanah dengan (lebih besar 2 mm). [ CITATION GEO16 \l 1033 ]

2. Fungsi Tekstur Tanah


Tekstur tanah dapat berfungsi menentukan tata air di dalam tanah yaitu berupa penetrasi,
kecepatan infiltrasi, serta kemampuan mengikat air. Tekstur tanah sangat menentukan reaksi
fisik dan kimia di dalam tanah, karena ukuran partikel tanah bisa menjadi faktor penentu luas
permukaan tanah.
Apabila contoh tanah di analisa maka hasilnya akan selalu menunjukkan bahwa tanah tersebut
memiliki partikel-partikel yang ukurannya bermacam-macam, ada yang memiliki ukuran yang
sangat halus, koloid, halus, sangant kasar, dan sangat kasar. Ukuran partikel-partikel yang
demikian telah diklasifikasikan ke dalam grup atau kelompok-kelompok tertentu atas dasar
diameternya, tanpa melihat komposisi warnanya, kimianya, berat, ataupun sifat-sifat yang
lainnya. Analisa partikel dimana partikel-partikel tanah tersebut dipisahkan sering disebut
dengan istilah analisa mekanis tanah. Analisa seperti ini menghasilkan model distribusi sesuai
dengan ukuran-ukuran partikel tanah.
Tekstur tanah sangat mempengaruhi kemampuan aerasi, infiltrasi air, serapan air, ketersediaan
air di dalam lapisan tanah, serta laju pergerakan air (perkolasi). Oleh karena itu, tekstur tanah
secara tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan pertumbuhan tanaman, perakaran,
serta penghematan dalam pemupukan. [ CITATION GEO16 \l 1033 ]

3. Jenis Tanah Berdasarkan Tekstur


Hanafiah (2005) menyebutkan bahwa tanah yang didominasi liat akan memiliki pori-pori kecil
(tidak porous). Tanah yang didominasi oleh pasir akan memiliki pori-pori besar (lebih porous).

10
Sedangakan tanah yang didominasi debu akan memiliki pori-pori sedang (agak porous).
Berdasarkan kelas tekstur nya makan tanah dapat digolongkan menjadi:
1. Tanah bertekstur halus atau kasar berliat artinya tanah yang memiliki minimal 37,5% liat,
baik itu liat berdebu dan atau liat berpasir.
2. Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung artinya tanah ini tersusun atas:
a. Tanah bertekstur sedang, mencakup tanah dengan tekstur lempung berdebu (silty loam),
lempung berpasir sangat halus, lempung (loam), atau debu (silt).
b. Tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar mencakup tanah yang bertekstur lempung berpasir
halus atau lempung berpasir (sandy loam).
c. Tanah bertekstur sedang dan agak halus, meliputi lempung liat berdebu (sandy silt loam),
lempung liat berpasir (sandy clay loam), serta lempung liat (clay loam)
d. Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir artinya tanah yang memiliki minimal 70% pasir,
dan atau bertekstur pasir, dan atau pasir berlempung. [ CITATION GEO16 \l 1033 ]

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tekstur Tanah


Faktor yang mempengaruhi tekstur tanah antara lain : Iklim, jika kondisi iklim hujan maka tanah
selalu dalam keadaan basah, hal ini dapat mempengaruhi keadaan tekstur tanah dan akan terjadi
proses pencucian (leaching). Organisme, keberadaan organisme dapat menjadikan tekstur tanah
menjadi semakin subur karena organisme dapat menjadi kompos dan pengurai. Bahan induk, jika
bahan induk tanah berasal dari batuan maka tekstur tanah akan cenderung memiliki pori-pori
yang besar. Topografi, berubahnya muka bumi akan mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk
pada tekstur tanah, misalnya dalam hal kepadatan dan bentuk strukturnya. Waktu, semakin lama
suatu tanah di permukaan bumi maka teksturnya akan semakin padat karena adanya pengaruh
dari kekuatan luar misalnya organisme.
Adapun faktor yang dipengaruhi tekstur tanah antara lain : Konsistensi, semakin liat suatu
tekstur maka konsistensi akan semakin besar, sebaliknya jika tekstur memiliki pori-pori yang
renggang dan permukaan luas maka konsistensi akan semakin kecil. Kadar air, semakin liat
tekstur tanah maka air yang tersedia akan semakin banyak di dalamnya karena pada tekstur liat
dapat mengikat air lebih kuat dengan pori-porinya yang halus dan padat. Organisme, jika suatu
tanah memiliki tekstur liat maka organisme yang ada di dalamnya akan sedikit karena tekstur liat
sangat padat dan sangat sulit ditembus, sebaliknya pada tekstur lempung terdapat banyak
organisme karena ketersediaan unsur haranya banyak dan mudah ditembus, perakaran, semakin

11
liat tekstur tanah maka akan semakin sulit untuk ditembus oleh perakaran tumbuhan.
Pengolahan, semakin liat tekstur tanah maka akan semakin sulit utuk diolah karena teksturnya
padat.[ CITATION ARG18 \l 1033 ]

5. Sifat Fisik Tanah


1. Warna Tanah
Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah dilihat dan menunjukkan sifat dari tanah
tersebut. Warna tanah merupakan campuran komponen lain yang terjadi karena mempengaruhi
berbagai faktor atau pesenyawaan tunggal. Urutan warna tanah adalah hitam, coklat, karat, abu-
abu, kunung dan putih.
Warna tanah dengan akurat dapat diukur dengan tiga sifat-sifat prinsip warnanya. Dalam
menentukan warna cahaya dapat juga menggunakan Munsell Soil Colour Chart sebagai pembeda
warna tersebut. Penentuan ini meliputi penentuan warna dasar atau matrik, warna karatan atau
kohesi dan humus. Warna tanah penting untuk diketahui karena berhubungan dengan kandungan
bahan organk yang terdapat di dalam tanah tersebut, iklim, drainase tanah dan juga mineralogy
tanah. [ CITATION AWE17 \l 1033 ]

6. Struktur Tanah
Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel-partikel tanah seperti pasir, debu,
dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya yang dibatasi oleh bidang belah
alami yang lemah. Agregat yag terbentuk secara alami disebut dengan ped. Struktur yang dapat
memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya dalam kelembaban porositas, tersedia unsur
hara, kegiatan jasad hidup dan pengaruh permukaan akar.[ CITATION SIT191 \l 1033 ]

7. Karakteristik Tekstur Tanah


Berdasarkan pengklasifikasian tanah berdasarkan USDA pada kedalaman 251-300 cm
didapatkan tekstur tanah pasir berlempung. Menurut Kartasapoetra dkk, (2005) tanah berpasir
yaitu tanah yang kandungan pasirnya >70% dalam keadaan lembab tanah berpasir terasa kasar
dan tidak lekat dalam kategori ini tanah pasir dan tanah lempung berpasir. Tekstur tanah pasir
berlempung memiliki presentasi pasir yang mendominasi sehingga mempunyai pori-pori makro.
Tanah dengan tekstur berlempung memiliki agregasi yang rendah sehingga kemampuannya

12
dalam memegang air dan hara juga rendah. Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-
pori makro (besar) sehingga sulit menahan air.
Di kedalaman 301-350 cm memiliki tekstur tanah liat. Presentase fraksi liat 58,20% lebih tinggi
dibandingkan presentase fraksi debu 36,50% dan fraksi pasir 5,10% yang cukup kecil. Pada
kedalaman ini secara keseluruhan lebih didominasi oleh fraksi liat sebanyak 58,20% dan tidak
terdapat tanah organik. Berdasarkan pengklasifikasian tanah berdasarkan USDA di kedalaman
301-350 cm didapatkan tekstur tanah liat. Menurut Nyakpa (1989), tanah bertekstur halus atau
tanah berliat berarti tanah yang mengandung minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu
atau liat berpasir. [ CITATION SIT192 \l 1033 ]

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Auger

b. Linggis

c. Sendok Semen

d. Meteran

13
e. Gelas Wadah

2. Bahan
a. Tanah

C. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Pilih lokasi yang digali
3. Gali tanah dengan menggunakan auger sedalam satu meter 1m
4. Kemudian ambil tanah yang digali
5. Masukkan ke dalam gelas aqua
6. Kemudian amati jenis tekstur tanah terrsebut
7. Lalu catat hasil

D. Hasil Laporan dan Pembahasan


A.Hasil

14
Jenis Tanah : Tanah Latosol

B. Pembahasan
Dalam praktek pemeriksaan kontur tanah yang ada dikampus kesehatan lingkungan dapat kita
kita ketahui berdasarkan praktek bahwa kontur tanah di kampus kesehatan lingkungan adalah
berjenis tanah latosol karena tanahnya kasar kemudian terdapat juga yang berwarna kuning
kemerahan. Lalu mengapa saat mengambil sampel tanah untuk mengidentifikasi tanah dengan
kedalaman 30 cm. Supaya kita mendapatkan sampel yang sesungguhnya bukan lagi campuran
besi atau batuan.
Tanah Latosol, tanah jenis ini memiliki warna merah, dan beberapanya terdapat juga yang
kuning. Mempunyai solum horizon dan teksturnya bersifat kasar. Tanah ini tersebar di beberapa
daerah yang bercurah hujan tinggi, tingkat kelembaban yang tinggi dan juga tingginya mencapai
300 sampai 1000 meter dari permukaan laut. Lantaran mengandung alumunium dan zat besi,
tanah ini tidak subur, sehingga tidak cocok jika digunakan untuk bercocok tanam.

E.Penutup
a).Kesimpulan
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, struktur dan tekstur tanah tidaklah sama dan memiliki
perbedaan yang cukup signifikan. Apabila Anda ingin memeriksa struktur dari sebuah tanah
memerlukan penggalian dan proses yang cukup rumit.
Jenis dari tekstur tanah juga sedikit berbeda dibandingkan dengan struktur tanah, Anda bisa
mengetahuinya seperti yang ada di bawah berikut ini:
a. Tanah dengan tekstur halus adalah tanah yang memiliki setidaknya kandungan liat sebesar
37,5 persen di dalam tanah. Tanah liat yang ada di dalam tanah akan membuat pori-pori di
dalamnya menjadi lebih mengecil dan tanah akan terasa lebih padat dan berat. Sedangkan
apabila tanah yang memiliki kandungan debu lebih banyak, maka otomatis jumlah pori-pori yang
ada akan menjadi lebih banyak.

15
b. Tanah dengan tekstur yang sedang biasanya memiliki setidaknya 50 persen unsur pasir di
dalamnya. Tekstur pasir yang ada di dalamnya juga berbeda-beda. Semakin kering kondisi
lingkungan maka otomatis akan membuat pasir menjadi lebih banyak dan halus.
c. Tanah dengan tekstur kasar atau berpasir adalah sebuah kondisi tekstur tanah yang dimana
memiliki unsur pasir hingga 70 persen. Tanah yang memiliki unsur pasir tinggi biasanya berada
di daerah yang curah hujannya jarang dan termasuk ke dalam daerah yang gersang.

a).Saran

Dalam pengambilan kontur tanah ini diharapkan para mahasiswa/mahasiswi melaksanakan


praktikum dengan baik agar mendapatkan hasil yang maksimal.

16
DAFTAR PUSTAKA

ARGIKULTUR. (2018, DECEMBER 09). Retrieved OKTOBER 13, 2021, from


https://www.coursehero.com/file/p5gje41i/Faktor-yang-mempengaruhi-tekstur-tanah-yaitu-
bahan-batuan-induk-proses-genesis/

AWETIVE. (2017, OKTOBER 10). Retrieved OKTOBER 13, 2021, from


https://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/en/berita-terbaru-topmenu-58/1094-
tanah33

GEOLOGINESIA. (2016, JUNI 29). Retrieved OCTOBER 13, 2021, from


https://www.geologinesia.com/2016/06/pengertian-jenis-dan-fungsi-tekstur-tanah.html?m=1

ZAINAB, S. I. (2019, APRIL 22). Retrieved OKTOBER 13, 2021, from


https://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/en/berita-terbaru-topmenu-58/1094-
tanah33

ZAINAB, S. I. (2019, APRIL 22). Retrieved OKTOBER 13, 2021, from


https://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/en/berita-terbaru-topmenu-58/1094-
tanah33

17
PRAKTIKUM III
Pengukuran Kelembaban Tanah

Hari, Tanggal : Rabu, 06 Oktober 2021

Waktu : 08.00 – 10.00 WIB

Tempat : Lapangan Volly Jurusan Kesehatan Lingkungan Tanjungkarang

Tujuan : 1. Untuk mengetahui tingkat kelembaban tanah

2. Untuk mengetahui cara pengukuran kelembaban pada tanah

3. Untuk mengetahui perbandingan kelembaban tanah

A. Tinjauan Pustaka
Tanah dalam bidang pertanian diartikan sebagai media tempat tumbuhnya tanaman. Tanah
berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan organik dan organisme
(vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat
juga air dan udara. Air dalam tanah berasal dari air hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak
meresap ke tempat lain. Disamping percampuran bahan mineral dengan bahan organik, maka
dalam proses pembentukan tanah terbentuk pula lapisan-lapisan tanah atau horizon. Definisi
tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-
horizon, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air, udara, dan merupakan media
untuk tumbuhnya tanaman.[CITATION Mah183 \l 1033 ]

Pembentukan tanah dipengaruhi oleh lima faktor yang berkerja sama dalam berbagai proses, baik
secara fisik maupun kimia. Di Indonesia ada bermacam-macam jenis tanah dimana tanah
tersebut memiliki sifat dan cirinya masing-masing yang merupakan pembeda antara satu tanah
dengan yang lainnya. Menurut Hardjowigeno (2010) klasifikasi tanah adalah usaha untuk
membeda-bedakan tanah berdasarkan atas sifat – sifat yang dimilikinya. Dengan cara ini maka
tanah-tanah dengan sifat yang sama dimasukan ke dalam satu kelas yang sama. Hal ini penting
karena tanah-tanah dengan sifat yang berbeda memerlukan perlakuan (pengelolaan) yang
berbeda pula.[ CITATION Sri181 \l 1033 ]

18
Kelembaban tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh pori ± pori tanah yang berada
di suatu tempat. Definisi yang lain menyebutkan bahwa kelembaban tanah menyatakan jumlah
air yang tersimpan di antara pori - pori tanah. kelembaban tanah sangat dinamis, hal ini
disebabkan oleh penguapan melalui permukaan tanah, transpirasi dan perkolasi. Curah hujan,
jenis tanah, dan laju evapotranspirasi merupakan faktor-faktor yang menentukan kelembaban
tanah yang akan menentukan ketersediaan air dalam tanah bagi pertumbuhan tanaman.[ CITATION
Irw171 \l 1033 ]

Suyono dan Sudarmadi (1997) mendefinisikan kelembaban tanah adalah jumlah air yang
tersimpan di antara poripori tanah. Kelembaban tanah sangat dinamis disebabkan oleh
penguapan melalui permukaan tanah, transpirasi, dan perkolasi. Arnold (1999) menyebutkan
kelembaban tanah memiliki peranan yang penting bagi pemerintah untuk mengetahui informasi
seperti potensi aliran permukaan dan pengendali banjir, kegagalan erosi tanah dan kemiringan
lereng, manajemen sumber daya air, geoteknik, dan kualitas air. Faktor-faktor yang menentukan
kelembaban tanah adalah curah hujan, jenis tanah, dan laju evapotranspirasi, dimana kelembaban
tanah akan menentukan ketersediaan air dalam tanah bagi pertumbuhan tanaman. [ CITATION
Kar181 \l 1033 ]

B. Alat dan Bahan


1. Alat
1. Auger

2. Soil Moist pH Detector

3. Sekop

19
4. Wadah

B. Bahan

1. Tanah

2. Air

C. Langkah Kerja
1. Siapkan auger
2. Tentukan titik tempat tanah untuk diambil sampel,
3. Gali lobang dengan menggunakan auger dengan kedalaman 30 cm.
4. Ambil sampel tanah dengan menggunakan sekop pada kedalaman tersebut, letakkan di dua
wadah,
5. Berikan sedikit air pada salah satu wadah,
6. Hidupkan alat dengan menekan tombol on ke arah kiri dengan keterangan moist.

20
7. Tanamkan alat tersebut ke dalam permukaan sampel tanah tersebut.
8. Lihat arah jarum pengukur pada Soil Moist pH Detector lalu bandingkan antara tanah tanpa
air dan tanah yang sudah diberi air.

D. Hasil Laporan dan Pembahasan


1. Hasil

hasil pengukuran hasil pengukuran


tanah basah ph:7,8 tanah kering 3

2. Pembahasan
Dalam pengukuran kelembaban ini, tanah dibedakan menjadi dua macam. Yaitu, tanah tanpa air
dan tanah dengan air. Tujuan pemberian air pada salah satu tanah tersebut adalah, untuk
mengetahui perbandingan kelembaban tanah tersebut.
Dalam pengukuran kelembaban tanah tersebut didapatkan hasil pada tanah tanpa air
kelembabannya mencapai 3 RH, sedangkan tanah dengan air didapatkan hasil kelembabannya
mencapai 7,8 RH.

E. Kesimpulan
Dari praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada pengukuran kelembaban pada tanah tanpa air didapatkan 3 RH.
2. Pada pengukuran kelembaban pada tanah dengan air didapatkan 7,8 RH.

21
Daftar Pustaka

Irwan Agus Saputro, J. E. (2017, Januari). Dipetik Oktober Sabtu, 2021, dari Rancang bangun
sistem pengaturan kelembaban tanah secara real time menggunakan mikrokontroler dan diakses
di web: https://media.neliti.com/media/publications/213576-rancang-bangun-sistem-pengaturan-
kelemba.pdf

Karyati, R. O. (2018, Maret). Dipetik Oktober Sabtu, 2021, dari SUHU DAN KELEMBABAN
TANAH PADA LAHAN REVEGETASI PASCA TAMBANG DI PT ADIMITRA
BARATAMA NUSANTARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR:
https://fahutan.unmul.ac.id/dosen/karyati/assets/upload/image/publikasi/18_suhu_dan_kelembab
an_tanah_Karyati_dkk.pdf

Mahfud Arifin, N. D. (2018, Juli). Dipetik Oktober Sabtu, 2021, dari Pengaruh Posisi Lereng
terhadap Sifat Fisika dan Kimia Tanah pada Inceptisols di Jatinangor:
https://jurnal.unpad.ac.id/soilrens/article/download/37-44/9747

Sri Handayani, d. K. (2018, Februari). Dipetik Oktober Sabtu, 2021, dari KARAKTERISASI
DAN KLASIFIKASI TANAH ULTISOL DI KECAMATAN INDRAJAYA KABUPATEN
PIDIE: https://journal.unilak.ac.id/index.php/jip/article/download/437/308

22
PRATIKUM IV
Pembuatan Lubang Biopori

Hari, Tanggal : Rabu, 06 Oktober 2021


Waktu : 08.00 – 10.00 WIB
Tempat : Workshop Jurusan Kesehatan Lingkungan Tanjung Karang
Tujuan : Mahasiswa/I  Dapat Membuat Lubang Biopori Untuk Dapat Menimalisir
Banjir.

A. Latar Belakang
1. Pengertian Biopori
Ir. Kamir R. Brata, Msc dari Institut Pertanian Bogor menjelaskan biopori adalah “lubang
sedalam 80-100cm dengan diameter 10-30 cm, dimaksudkan sebagi lubang resapan untuk
menampung air hujan dan meresapkannya kembali ke tanah”. Biopori memperbesar daya
tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang selanjutnya mengurangi
limpahan air hujan turun ke sungai. Dengan demikian, mengurangi juga aliran dan volume air
sungai ke tempat yang lebih rendah, seperti Jakarta yang daya tampung airnya sudah sangat
minim karena tanahnya dipenuhi bangunan. Tim Biopori IPB menguraikan bahwa biopori adalah
“lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas organisma di dalamnya,
seperti cacing, perakaran tanaman, rayap, dan fauna tanah lainnya”. Lubang-lubang yang
terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah.
[ CITATION Tim17 \l 1033 ]
a) Pengertian Lubang Resapan Biopori
menurut Ir Kamir R. Brata, lubang resapan biopori adalah metode resapan air yang ditujukan
untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah.m Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor:P.70 / Menhut-II / 2008 / Tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi
Hutan dan Lahan, menyebutkan bahwa lubang resapan biopori adalah lubanglubang di dalam
tanah yang terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme di dalamnya, seperti cacing, perakaran
tanaman, rayap, dan fauna tanah lainnya. Lubang - lubang yang terbentuk akan terisi udara dan
akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. Lubang resapan biopori (LRB) adalah lubang
silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 - 30 cm dan kedalaman

23
sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai
melebihi kedalaman muka air tanah Lubang diisi dengan sampah organic untuk memicu
terbentuknya biopori. [ CITATION Ama16 \l 1033 ]
2. Manfaat Lubang Resapan Biopori
Lubang Resapan Biopori (LRB) merupakan salah satu teknologi tepat guna dan ramah
lingkungan yang bermanfaat untuk mengatasi banjir. Adapun cara-cara mengatasi banjir tersebut
adalah dengan :
a) Meningkatkan daya resapan air Meningkatkan daya resap air melalui lubang-lubang yang
dibuat untuk menampung air hujan. Lubang resapan ini akan menjaga kadar air tanah yang
terserap beserta aktifitas fauna di dalam tanah sehingga biopori akan terbentuk dan terpelihara
keberadaannya. Kombinasi antara luas bidang resapan dan biopori akan bersama-sama
meningkatkan kemampuan dalam meresapkan air.
b) Mengubah sampah organic menjadi kompos Lubang resapan biopori diaktifkan dengan
memberikan sampah organic kedalamnya. Sampah tersebut akan mengalami proses dekomposisi
yang akhirnya menjadi kompos. Kompos tersebut dapat diambil pada waktu/periode tertentu dan
dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organic pada berbagai jenis tanaman seperti tanaman hias,
sayur, dan lain sebagainya.
c) Memanfaatkan fauna tanah dan akar tanaman Aktifitas organisme tanah dalam lubang resapan
biopori akan menciptakan lubang lubang atau rongga-rongga dalam tanah. Rongga-rongga
tersebut akan berfungsi sebagai “saluran air” untuk meresapkan air ke tubuh tanah. Dengan
adanya aktifitas tersebut maka rongga-rongga tersebut akan terpelihara keberadaannya dalam
proses penyerapan air tanpa ada campir tangan manusia. Hal ini akan menghemat waktu, tenaga
dan biaya. Sampah organic tersebut juga akan menjadi humus sehingga mengurangi emisi
pembuangan jika sampah hanya dibiarkan dialam terbuka. Hal ini dapat mengurangi pemanasan
global dan memelihara biodiversitas dalam tanah Hadirnya LRB dapat mencegah genangan air
yang dapat mengakibatkan banjir dan mengatasi berbagai penyebab penyakit seperti malaria,
demam berdarah, kaki gajah dan penyakit-penyakit lainnya.
d) Tempat pembuangan sampah organic Banyaknya sampah yang bertumpuk juga telah menjadi
masalah tersendiri di kota Jakarta. Kita dapat pula membantu mengurangi masalah ini dengan
memisahkan sampah rumah tangga kita menjadi sampah organik dan non organik. Untuk sampah
organik dapat kita buang dalam lubang biopori yang kita buat.

24
e) Menyuburkan tanaman Sampah organik yang kita buang di lubang biopori merupakan
makanan untuk organisme yang ada dalam tanah. Organisme tersebut dapat membuat sampah
menjadi kompos yang merupakan pupuk bagi tanaman di sekitarnya.
f) Meningkatkan daya resapan air Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan
menambah bidang resapan air, setidaknya sebesar luas kolom atau dinding lubang. Sebagai
contoh bila lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan
akan bertambah sebanyak 3140 cm 2 atau hampir 1/3 m 2 . Dengan kata lain suatu permukaan
tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10 cm, yang semula mempunyai bidang resapan 78,5
cm 2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya
menjadi 3218 cm 2 . Dengan adanya aktivitas fauna tanah pada lubang resapan maka biopori
akan terbentuk dan senantiasa terpelihara keberadaannya. Oleh karena itu, bidang resapan ini
akan selalu terjaga kemampuannya dalam meresapkan air. Dengan demikian kombinasi antara
luas bidang resapan dengan kehadiran biopori secara bersama-sama akan meningkatkan
kemampuan dalam meresapkan air. [ CITATION Cor17 \l 1033 ]

3. Jumlah Biopori Yang Disarankan


Jumlah lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: 
LRB = Intensitas hujan(mm/jam) x Luas bid kedap (m2 ) Laju Peresapan Air per Lubang
(liter/jam) Sebagai contoh, untuk daerah dengan intensitas hujan 50 mm/jam (hujan lebat),
dengan laju peresapan air perlubang 3 liter/menit (180 liter/jam) pada 100 m2 bidang kedap
perlu dibuat sebanyak (50 x 100) / 180 = 28 lubang. Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm
dengen kedalaman 100 cm, maka setiap lubang dapat menampung 7.8 liter sampah organik. Ini
berarti bahwa setiap lubang dapat diisi dengan sampah organik selama 2-3 hari. Dengan
demikian 28 lubang baru dapat dipenuhi dengan sampah organik yang dihasilkan selama 56 - 84
hari. Dalam selang waktu tersebut lubang yang pertama diisi sudah terdekomposisi menjadi
kompos sehingga volumenya telah menyusut. Dengan demikian lubang-lubang ini sudah dapat
diisi kembali dengan sampah organik baru dan begitu seterusnya. [ CITATION Hil14 \l 1033 ]

25
B. Alat Dan Bahan
1. Alat
a. Auger

b. Pipa 1 meter

c. Sekop

d. Ember

2. Bahan
a. Kompos
b. Pasir
c. Semen
d. Air

26
C. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Potong pipa sepanjang 1 meter.
3. Setelah pipa siap, lakukan penggalian tanah untuk dijadikan lubang resapan biopori.
4. Lubangi tanah dengan menggunakan auger sedalam 1 meter dengan diameter lubang 10 cm.
5. Setelah lubang siap, masukan pipa kedalam lubang.
6. Setelah itu masukan kompos secukupnya ± 1 ember.
7. Rapikan tanah disekitar lubang biopori dengan sedikit menyemennya.

D. Hasil Laporan Dan Pembahasan


1. Hasil

27
2. Pembahasan
Dari Praktikum yang kami lakukan, didapatkan 1 lubang resapan biopori yang berada di
lapangan volly jurusan Kesehatan Lingkungan dengan kedalaman 1 meter dan diameter 30 cm.
Dalam pembuatan lubang resapan biopori, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
diantaranya :
a. Tanah yang akan digali sebaiknya dalam kondisi basah ataupun lembab, karena jika dalam
kondisi kering tanah akan sulit untuk digali.
b. Setelah selesai menggali lubang resapan biopori tambahkan kompos kedalam lubang resapan.
c. Pada saat memasukkan kompos ke dalam lubang resapan biopori usahakan untuk
memadatkan kompos tersebut.
3. Penutup
a. Kesimpulan
Lubang resapan biopori adalah lubang – lubang didalam tanah yang terbentuk berbagai akibat
aktivitas organisme didalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman yang terbentuk fauna tanah
lainnya. Lubang – lubang yang terbentuk akan terisi udara, dan akar menjadi tempat berlalunya
air didalam tanah.
Cara pembuatan biopori dengan menentukan posisi, mengatur jarak antar lubang resapan dan
membor. Keunggulan biopori adalah sebagai berikut ini :
1. Meningkatkan daya resapan air
2. Mengubah sampah organik menjadi kompos
3. Memanfaatkan fauna tanah dan akar tanaman

28
DAFTAR PUSTAKA

biopori, T. B. (2017, oktober 13). Retrieved oktober 2021, 2021, from http://www.biopori.com/

Corry Yohana, D. G. (2017, desember 2017). Retrieved oktober 12, 2021, from
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm/article/download/4870/3716/

Febrianna, M., Prijono, S. dan Kusumarini, N. (2018) 'Pemanfaatan Pupuk Organik Cair. (n.d.).

Hilwatullisan. (2014, maret 21). Retrieved oktober 12, 2021, from


http://eprints.polsri.ac.id/34/1/jurnal%20lisan.pdf

https://jurnal.uns.ac.id/matriks/article/download/37411/24640. (n.d.).

Rondonuwu, A. S. (2016, november 3). Retrieved oktober 12, 2021, from


https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmm/article/viewFile/14548/14126

29
LAMPIRAN KEGIATAN

30
31
32
33

Anda mungkin juga menyukai