Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ILMU TANAH HUTAN

REAKSI TANAH

Oleh:

Wulan Sekar Ayu Margaretha

1906111072

Pembimbing Praktikum :

1. Choirin Nimah Putri

2. Bayu Suhendra

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan,
kemudahan, dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Ilmu
Tanah Hutan mengenai Reaksi Tanah dengan tepat waktu dan tanpa halangan
yang berarti, meskipun jauh dari kata sempurna. Makalah ini dibuat untuk
melengkapi tugas praktikum Ilmu Tanah Hutan dan juga dibuat untuk menambah
wawasan penulis.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat
menyempurnakan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bang Bayu
Suhendra dan Kak Choirin Nimah Putri karena telah membimbing saya dalam
praktikum ini.

Perawang, 22 Mei 2020

Wulan Sekar Ayu Margaretha

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar................................................................................. ii

Daftar isi........................................................................................... iii

I. Pendahuluan................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 2

1.3 Tujuan.................................................................................... 2

II. Pembahasan................................................................................. 3

2.1 Pengertian Reaksi Tanah........................................................ 3

2.2 Metode Penentuan pH Tanah................................................. 4

2.3 Keuntungan dan Kerugian Metode Penentuan pH Tanah...... 4

2.4 Faktor yang Mempengaruhi pH Tanah.................................. 5

2.5 Upaya Untuk Mencapai pH Netral Tanah............................. 5

III. Penutup...................................................................................... 7

3.1 Kesimpulan............................................................................ 7

3.2 Saran...................................................................................... 7

Daftar Pustaka................................................................................. 8

iii
I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang


yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya
konsentrasi ion hidrogen (H ⁺) didalam tanah. Makin tinggi kadar ion H ⁺
didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Didalam tanh selain H ⁺ dan
ion-ion lain ditemukan pula ionOH ⁻ yang jumlahnya berbanding terbalik
dengan banyaknya H ⁺. Pada tanah-tanah yang masam jumlah jumlah ion H ⁺
lebih tinggi dari pada OH ⁻, sedang pada tanah yang alkalis kandungan OH ⁻
lebih banyak dari pada H ⁺. Bila kandungan H ⁺ sama dengan OH ⁻ maka
tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7.

Reaksi tanah sangat mempengaruhi serangkaian proses-proses kimiawi


dalam tanah antara lain proses pembentukan mineral lempung, reaksi kimia
dan biokimiantanah, serta penentuan status hara dalam tanah. Reaksi tanah
menunjukkan perimbangan konsentrasi asam basa dalam tanah. Reaksi kimia
yang terjadi di dalam tanah mempengaruhi kondisi fisik tanah, akibatnya
tanah mampu mendukung atau menghambat pertumbuhan tanaman.

Pentingnya pH adalah untuk menentukan mudah tidaknya unsure-unsur


hara diserap tanaman. Pada tanaman yang sekitar pH netral, disebakan karena
pHtersebut kebanyakan unsur hara larut dalam air. Ditinjau dari berbagai segi,
tanahyang mempunyai pH antara 6-7 merupakan pH yang terbaik (netral),
pada pH dibawah 7 merupakan tanah yang masam sehingga unsur P tidak
dapat diserap tanaman karena diikat (difiksasi) oleh Al sedangkan pada tanah
alkalis pHnya berkisar antara 8-14 sehingga unsur P juga tidak dapat diserap
oleh tanaman karena difiksasi atau diikat oleh Ca. Penanggulangan tanah yang
terlalu masam dapat dinaikkan dengan menambah kapur pada tanah itu,
sedangkan tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pHnya dengan cara
penambahan belerang.

Reaksi tanah dapat dikategorikan menjadi tiga kelas yaitu: masam, netral,
dan basa. Tanah pertanian yang masam jauh lebih luas masalahnya dari pada

1
tanah yang memiliki sifat alkalinitas. Tanah masam terjadi akibat tingkat
pelapukan yang lanjut dan curah hujan yang tinggi serta akibat bahan induk
yang masam pada tanah podsolik yang banyak terdapat di Indonesia,
mempunyai aspek kesuburan karacunan ion-ion terutama keracunan H+.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud reaksi tanah?


2. Metode apa yang digunakan dalam penentuan pH tanah?
3. Apa saja keuntungan dan kerugian metode penentuan pH tanah?
4. Faktor yang mempengaruhi pH tanah?
5. Upaya apa yang dilakukan untuk mencapai pH netral tanah?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud reaksi tanah.


2. Mengetahui metode yang digunakan dalam penentuan pH tanah.
3. Mengetahui keuntungan dan kerugian masing - masing metode penentuan
pH tanah.
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pH tanah.
5. Mengetahui upaya yang dilakukan untuk mencapai pH netral tanah.

2
II. Pembahasan

2.1 Pengertian Reaksi Tanah

Reaksi tanah adalah parameter tanah yang dikendalikan kuat oleh sifat -
sifat elektrokimia koloid-koloid tanah. Istilah ini menunjukkan pada
kemasaman dan kebasaan tanah, yang derajatnya ditentukan oleh kadar ion
hidrogen dalam larutan tanah. Reaksi tanah (nilai pH) dapat berpengaruh
terhadap penyediaan hara untuk tanaman (Yusanto, 2009).

Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah, yang


dinyatakan sebagai – log[H+]. Peningkatan konsentrasi H+ menaikkan
potensial larutan yang diukur oleh alat dan dikonversi dalam skala pH.
Elektrode gelas merupakan elektrode selektif khusus H+, hingga
memungkinkan untuk hanya mengukur potensial yang disebabkan kenaikan
konsentrasi H+. Potensial yang timbul diukur berdasarkan potensial
konsentrasi H+ yang diekstrak dengan air menyatakan kemasaman aktif
(aktual) sedangkan pengekstrak KCl 1 N menyatakan kemasaman cadangan
(potensial) (Oksana, 2012).

Pengukuran menunjukkan pH tanah tanpa persoalan, dengan kisaran


antara 5,51 – 7.09. Pada tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa pH (H2O) pada
Perkebunan kopi dengan kedalaman ≤ 30 cm yaitu 6,49 lebih tinggi
dibandingkan dengan Hutan primer dan lahan agroforestri. Sedangkan pada
kedalaman 30-60 cm yaitu 6,91 nilai pH (H2O) yang lebih tinggi terdapat
pada hutan primer. Tingginya pH (H2O) tanah pada hutan primer dan
perkebunan kopi menunjukan adanya sumbangan seresah daun, akar, batang
yang jatuh ke tanah dan terkomposisi atau mengalami pelapukan dengan
membentuk lapisan bahan organik. Hal yang menarik pada ketiga lokasi
penelitian adalah bahwa pH tanah pada kedalaman 30-60 cm lebih tinggi
dibandingkan dengan kedalaman ≤ 30 cm. Hal ini di duga disebabkan oleh
karena tercucinya basa-basa kelapisan bawah oleh air hujan (Kusumahadi,
2008). Menurut Susilawati (2008), pH tanah yang rendah akan menyebabkan
ketersediaan hara menurun dan perombakan bahan organik terhambat.

3
2.2 Metode Penentuan pH Tanah

Metode penentuan untuk mengukur pH tanah adalah metode elektrometris


dan metode warna. Namun, metode yang paling tepat dan akurat adalah
dengan pH meter. Dalam metode elektometris ini konsentrasi ion H+ larutan
tanah diimbangi oleh elektroda baku atau elektroda yang mempunyai fungsi
yang sama. Jika dikerjakan oleh orang yang ahli, alat ini akan memberikan
hasil yang sangat mantap, akan tetapi mekanismenya sangat kompleks.
Metode warna menggunakan indikator tertentu (pH Stick). Banyak zat warna
berubah kalau pH meningkat atau menurun. Dengan menggunakan sejumlah
zat warna baik itu terpisah maupun tercampur maka akan mudah tercakup
kisaran pH dari 3 sampai 8. Apabila dilakukan secara wajar, metode indikator
ini memberikan ketepatan kira kira 0,2 dari suatu satuan pH (Soegiman,
1982).

2.3 Keuntungan dan Kerugian Metode Penentuan pH Tanah

pH stick memiliki keuntungan yaitu alat yang digunakan lebih praktis,


dapat dibawa kemana-mana, lebih ekonomis, biayanya lebih murah, dan
mudah mendapatkannya. Kerugiannya yaitu hasil pengukuran kurang akurat
disebabkan oleh adanya perbedaan dalam pembacaan skala antara orang satu
dengan orang yang lain ketika membandingkan pH stick dengan warna pada
kotak pH yang tersedia, penentuan pH bersifat subjektif, tergantung pada
pengamat, pH stick mudah terkontaminasi oleh udara yang lembab, keringan
dan lainnya yang berakibat pada perubahan warna sehingga tidak sesuai
dengan kenyataan (Banjarnahor, 2013).

pH meter memiliki keuntungan yaitu hasil pengukuran lebih akurat sesuai


dengan kenyataan. Kerugiannya antara lain yaitu harga alat mahal, kurang
praktis apabila dibawa ke lapangan, alat pH meter meter lebih rumit dalam
pengoperasiannya sehingga dibutuhkan kehati-hatian dalam penggunaannya
agar alat tidak rusak dan apabila tidak mengikuti kaidah/petunjuk penggunaan
maka hasilnya bisa jauh menyimpang. Alat ini perlu dinetralkan kembali

4
dengan air apabila selesai digunakan dalam mengukur pH (Banjarnahor,
2013).

2.4 Faktor yang Mempengaruhi pH Tanah

Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah kejenuhan basa, sifat


misel, dan macam kation yang terserap. Didaerah basah pencucian dengan
mudah melenyapkan Na karena daya ikatannya pada tanah pertukaran tidak
kuat. Adanya pengaruh garam-garam terlarut didalam tanah yang mengendap
secara alami di dalam tanah didaerah-daerah yang tanahnya kering, atau
sebagai akibat penambahan irigasi (Hardjowigeno, 2003).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang


terkandung dalam tanah, konsentrasi ion dan ion mineral tanah, air hujan dan
bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai
dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan
komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH
tanah, selain itu bahan organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi
besar kecilnya daya serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah
maka semakin banyak reaksi pelepasan ion H+ sehingga tanah menjadi
masam. Tekstur tanah liat mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat
melakukan kapasitas tukar kation yang tinggi. tanah yang banyak mengandung
kation dapat berdisiosiasi menimbulkan reaksi masam.¬_Faktor-faktor yang
mempengaruhi reaksi kemasaman tanah, yaitu kejenuhan basa, sifat misel,
bahan organik tanah, bahan induk tanah, vegetasi, pertumbuhan tanaman, dan
curah hujan (Foth,1988).

2.5 Upaya Untuk Mencapai pH Netral Tanah

Menurut Hardjowigeno (2007), pada kondisi pH tanah netral tanaman


dapat menyerap unsur hara dengan mudah, karena pada pH tersebut
kebanyakan unsur hara larut dalam air.

Winarso (2005) mengatakan bahwa proses penguraian bahan organik oleh


mikroorganisme tanah umumnya dapat berjalan lancer apabila pH mendekati

5
netral-alkalis (6-8). Apabila pH dalam keadaan terlalu asam maka proses
penguraian bahan organic menjadi tidak sempurna. Upaya yang dapat
dilakukan untuk memperbaiki kualitas tanah adalah dengan pengapuran.

6
III. Penutup

3.1 Kesimpulan

1. Reaksi tanah adalah parameter tanah yang dikendalikan kuat oleh sifat -
sifat elektrokimia koloid-koloid tanah. Istilah ini menunjukkan pada
kemasaman dan kebasaan tanah, yang derajatnya ditentukan oleh kadar ion
hidrogen dalam larutan tanah.
2. Metode penentuan untuk mengukur pH tanah dapat menggunakan pH
meter ataupun pH stick.
3. Metode pH meter mempunyai kelebihan yaitu lebih teliti dalam
pengukuran, kekuranganya adalah alatnya sulit digunakan, harganya
mahal. Keuntungan dari pH stik adalah lebih cepat dan harganya lebih
murah, kekurangannya adalah kurang teliti dan resiko kesalahannya besar.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang
terkandung dalam tanah, konsentrasi ion dan ion mineral tanah, air hujan
dan bahan induk, bahan organik dan tekstur.
5. Upaya yang dapat dilakukan untuk pH netral tanah adalah dengan
pengapuran.

3.2 Saran

Pada pembuatan makalah dilakukan lebih teliti dan lebih memperbanyak


literatur agar dapat lebih paham.

7
Daftar Pustaka

Banjarnahor, K. G. 2013. Pengukuran pH Tanah dengan pH Sederhana.


Lampung: Universitas Lampung.

Foth, Henry D. 1999. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Hardjowigeno, Sarwono. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Penerbit Pusaka Utama.

Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Kusumahadi, K. S. 2008. Watak Dan Sifat Tanah Areal Rehabilitasi Mangrove


Tanjung Pasir. Jurnal Vis Vitalis. 1(1).

Oksana, 2012. Pengaruh Alih Fungsi Lahan Hutan menjadi perkebunan kelapa
sawit terhadap sifat kimia tanah. Jurnal Agroforestri. 3(1).

Soegiman. 1989. Ilmu Tanah. Bhatara Karyalaksana. Jakarta.

Susilawati, 2008. Karakteristik Sifat Fisik dan Kimia Ubi Kayu. Jurnal Teknologi
Industri dan Hasil Pertanian. 13(2).

Winarso, Sugeng. 2005. Kesuburan Tanah Dasar (Kesehatan dan Kualitas


tanah). Yogyakarta : Gava Media.

Yusanto, N., 2009. Analisis Sifat Fisik Kimia dan Kesuburan Tanah Pada Lokasi
Rencana Hutan Tanaman Industri PT Prima Multibuwana. Jurnal Hutan
Tropis Borneo. 10(27).

Anda mungkin juga menyukai