Dosen Pengampu:
Asty Asfianti, S. P., M.SP
Asisten:
Silma Hanifa
Isma Mustika
Disusun Oleh:
Nama : Rintari Mustika Pebriana
Npm : 24031121021
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan nilai pH tanah, menetapkan tingkat
kemasaman tanah.
BAB II
METODOLOGI
3.1 Hasil
Nama PH
Aquades 7,0
KCL 5,5
3.2 Pembahasan
Hasil yang diperoleh dari praktikum yang dilakukan dengan menggunakan H2O
dan KCL, pH H2O yang dihasilkan lebih tinggi daripada pH KCL. Hal ini dikarenakan
kemasaman yang diukur dengan menggunakan H2O adalah kemasaman aktif, sedangkan
pH KCL mengukur kemasaman aktif dan potensial. KCL mampu mengukur aktifitas H+
yang ada di luar larutan tanah disebabkan karena ion K+ yang berasal dari KCL dapat
ditukar dengan ion H+, sedangkan hal tersebut tidak berlaku pada H2O. Oleh karena itu
lebih baik menggunakan KCL daripada H2O karena lebih akurat.
Kemasaman yang terukur pada pH aktual adalah ion H+ yang terdapat dalam
larutan tanah, sedangkan pH potensial ialah ion H+ yang terukur selain dalam larutan
tanah juga dalam kompleks jerapan tanah. Pada pengukuran pH aktual bahan
pendesaknya adalah H2O dan pH potensial bahan pendesaknya KCl. Dalam hal ini
KCl mampu melepaskan ion H+ di dalam jerapan tanah menjadi H bebas. Sedangkan
H2O tidak dapat membebaskan ion H+, sehingga pengukuran pH potensial jumlah
H akan lebih rendah dibandingkan pH aktual.
1. Kejenuhan Basa (KB), apabila semakin besar kejenuhan basa, semakin tinggi pH tanah
dan sebaliknya bila kejenuhan basa rendah, maka pH rendah.
2. Sifat koloid, merupakan koloid organik mudah mendisosiasikan ion H+ kelarutan tanah
dan sebaliknya untuk koloid Fe dan Al hidroks oksida dan liat silikat, pH tanah organik <
pH tanah mineral yang kaya Fe dan Alhidroks oksida atau liat silikat pada kejenuhan basa
yang sama.
3.Macam kation yang terjerap, koloid-koloid yang menjerap Na+ dan ion basa-basa yang
lain akan mempunyai pH tinggi.
5.Tipe vegetasi
6.Aktivitas manusia
9.Ketersediaan air
10.Bahan organik
1.Perbandingan tanah dengan air, faktor ini harus diperhatikan karena perbandingan tersebut
menentukan besar kecilnya pH, jika perbandingan menurun, maka elektroda tidak
sempurna.
3.Keseimbangan CO2 udara dan CO2 tanah, CO2yang dihasilkan dari pernapasan melarut
dalam larutan tanah membentuk asam karbonatrendah. Pengaruh ini terlihat pada tanah-
tanah kapur dan tanah alkalilainnya untuk ribuan tahun, yang menunjukkan bahwa
terbentuknya asamkarbonat dalam tanah mempunyai peranan yang kurang berarti
dalammenentukan pH tanah.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan yang telah dilakukan adalah :
1. PH tanah yang diukur dengan H2O lebih tinggi dibandingkan pH tanah yang diukur
dengan KCL.
2. Fungsi dari penambahan H2O adalah untuk mengetahui kemasaman aktif, sedangkan
fungsi dari penambahan KCl adalah untuk mengetahui kemasaman potensialnya.
3. Tingkat kemasaman tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui pengaruh ion H
dan pengaruh tak langsung, yaitu tidak tersedianya unsur hara tertentu dan adanya unsur
yang beracun.
DAFTAR PUSTAKA
Bunting. 1981. Konservasi Tanah dan Air. CV. Pustaka buana: Bandung.