Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PENETAPAN KEMASAMAN TANAH(PH) SEBELUM TANAM

Dosen pengampu :

Asti Asfianti, S.P., M.P

Disusun oleh :

Nama : Galuh Pramadya Perla

Kelas : Agroteknologi A

NPM : 24031122010

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GARUT

2023
1.1 Latar Belakang
Unsur hara memegang peranan dalam tingkat produktivitas tanah, pertumbuhan
dan produktivitas tanaman sering kali terhambat karena ketersediaan unsur hara di dalam
tanah tidak mencukupi kebutuhan tanaman (Rinto dkk, 2018). Faktor yang mempengaruhi
ketersediaan unsur hara dalam tanah di antaranya adalah pH tanah (Fajarditta dkk, 2012).
Pengaruh pH tanah dalam ilmu pertanian memiliki peranan yang sangat penting untuk
menentukan mudah atau tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman (Karamina dkk,
2017). Unsur hara merupakan makanan atau nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman
(KBBI). Umumnya unsur haraakan mudah diserap tanaman pada pH 6-7, karena pada pH
tersebut sebagian besar unsur hara akan larut dalam air (Martin dkk, 2015). Faktor yang
dapat mempengaruhi pH tanah tersebut yaitu temperatur tanah. Temperatur tanah yang
baik membuat tanah memiliki ruang pori yang cukup, sehingga sirkulasi udara di dalam
tanah dapat berjalan dengan baik (Karamina dkk, 2017).
.
2.1 Metodologi
4.1.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/tanggal praktikum : Kamis, 2 Nomember 2023
Waktu pelaksanaan : 11.50-14.50
Tempat pelaksanaan : Laboratorium 1 Faperta
4.1.2 Alat dan Bahan
• Alat
 Botol kocok 100 ml
 Gelas ukur
 Labu semprot 500 ml
 pH meter 3.3
• Preaksi
 Larutan buffer pH 7,0 dan pH 4,0
 KCL 1 M
 Larutan 74,5 g KCL p.a dengan air bebas ion hingga 1 l.
4.1.3 Prosedur Kerja
1. Timbang 10,00 g contoh tanah sebanyak dua kali.
2. Masukkan ke dalam botol kocok.
3. Tambahkan 50 ml air bebas ion ke botol yang satu (pH H20) dan 50 ml KCI 1
M ke dalam botol lainnya (pH KCI).
4. Kocok dengan mesin pengocok selama 30 menit.
5. Suspensi tanah diukur dengan pH meter yang telah dikalibrasi menggunakan
larutan sangga pH 7,0 dan pH 4.0. Laporkan nilai pH dalam satu desimal.

3.1 Hasil dan Pembahasan


1. Hasil dari praktikum identifikasi pupuk didapat data sebagai berikut :

pH tanah KCL pH tanah Akuades

2. Pembahasan
Pada umumnya tanah sangat berperan penting sebagai tempat tumbuhnya
vegetasi yang sangat berguna bagi kepentingan hidup manusia. Dalam bidang
pertanian, tanah juga tidak lepas hubungannya dengan kesuburan tanah agar
didapatkan hasil panen yang maksimal. Mutu tanah pada kesuburan tanah
ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi tanah yang
menjadi habitat akar-akar aktif tanaman (Hardjowigeno, 1987).
pH merupakan ukuran jumlah ion hidrogen dalam suatu larutan. Larutan
dengan nilai pH rendah dinamakan ”asam” sedangkan yang nilai pH tinggi
dinamakan ”basa”. Biasanya tanah pada daerah basah bersifat asam, sedangkan
tanah di daerah kering bersifat basa. Pada tanah asam larutan tanahnya
mengandung lebih banyak ion hidrogen (H+) dibandingkan dengan ion hidroksil
(OH-), sebaliknya pada tanah basa tanahnya mengandung lebih banyak ion
hidroksil (OH-) dibandingkan dengan ion hidrogen (H+). Skala pH terentang dari
0 (asam kuat) sampai 14 (basa kuat) dengan 7 (netral). Sedangkan pada pH tanah
umumnya berada pada skala dengan nilai 4 hingga 10 (Takumi, 2012)
Tanah yang subur adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam
(kedalaman yang sangat dalam melebihi 150 cm); strukturnya gembur; pH 6,0-6,5;
kandungan unsur haranya yang tersedia bagi tanaman adalah cukup; dan tidak
terdapat faktor pembatas dalam tanah untuk pertumbuhan tanaman (Sutedjo,
2002).
Bidang pertanian khususnya dalam budidaya tanaman, keadaan tanah dan
pengelolaan merupakan faktor penting yang akan menentukan pertumbuhan dan
hasil tanaman yang diusahakan.Hal ini disebabkan karena tanah merupakan media
tumbuh bagi tanaman, sebagai gudang dan pensuplai unsur hara.Tanah berdasarkan
ukuran partikelnya merupakan campuran dari pasir, debu, dan liat. Makin halusnya
partikel akan menghasilkan luas permukaan partikel persatuan bobot yang makin
luas. Dengan demikian, liat merupakan fraksi tanah yang berpermukaan paling luas
dibanding 2 fraksi lainnya.Pada permukaan partikel inilah terjadi berbagai reaksi
kimiawi tanah, yang kemudian mempengaruhi kesuburan tanah (Hanafiah, 2005).
a. Kemasaman Tanah (pH)
Reaksi tanah (pH) tanah merupakan salah satu sifat kimia tanah yang
sangat penting karena berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Nilai pH
diukur denganskala 0-14, pH pada skala 7 dinyatakan netral, pH di bawah 7
dinyatakan sebagai masam (acid), pH di atas 7 dinyatakan sebagai basa
(alkaline) Tanaman pada umumnya menghendaki pH tanah yang sedikit masam
hingga netral atau antara pH 6 – 7 (Subagyo et al., 2000).
Pengaruh pH tanah terhadap pertumbuhan tanaman dapat berupa
pengaruh langsung dari ion H dan pengaruh tak langsung, yaitu menyangkut
ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Nilai pH rendah menyebabkan
ketersediaan unsur hara tertentu meningkat, sebaliknya pada pH tersebut juga
menyebabkan ketersediaan unsure hara menurun (Sitorus et al., 2012).
Subagyo et al. (2000) menyatakan bahwa salah satu hal penting dari
ketersediaan unsur hara dalam tanah dipengaruhi oleh pH tanah. Nilai pH tanah
normal yang dikehendaki tanaman pada umumnya berkisar antara 6,5–
7,0. Tanah– tanah dengan pH dibawah 6,5 dinyatakan sebagai tanah masam,
sedangkan pH di atas 7,0 dinyatakan sebagai tanah basa (alkalis). Basa-basa
yang dapat dipertukarkan, kejenuhan basa, KTK dan pH tanah saling
berhubungan. Basa-basa yang dapat dipertukarkan adalah total kation-kation
basa dari ion Ca2+, Mg2+, K+, dan Na, sedangkan kejenuhan basa adalah
jumlah basa-basa tersebut per kapasitas tukar kation tanah yang dinyatakan
dalam satuan persen. Jika kejenuhan basa tinggi, maka pH tanah tinggi, karena
jika kejenuhan basa rendah berarti banyak terdapat kation-kation masam yang
terjerap kuat di koloid tanah (Nyakpa et al. 1988).
Pada daerah yang memiliki curah hujan tinggi , koloid tanah akan
didominasi oleh ion H+, sedangkan kation-kation basa terjerap lemah dan
berada pada larutan bebas (Hakim et al., 1986).
Nilai pH tanah dapat digunakan sebagai indikator kesuburan tanah
karena dapat mencerminkan ketersediaan hara dalam tanah. Kemasaman tanah
(pH) optimum untuk ketersediaan unsur hara tanah adalah sekitar 7,0 karena
semua
unsur makro tersedia secara maksimum, sedangkan unsur mikro tidak
maksimum kecuali Mo, sehingga kemungkinan terjadinya toksisitas unsur hara
tersebut. Pada pH di bawah 6,5 dapat terjadi defisiensi P, Ca dan Mg serta
toksisitas B, Mn, Cu, Zn dan Fe, sedangkan pada pH di atas 7,5 dapat terjadi
defisiensi P, B, Fe, Mn, Cu, Zn, Ca dan Mg juga keracunan B dan Mo
(Hanafiah, 2004)
b. Kapasitas Tukar kation (KTK) dan Kejenuhan Basa
Kapasitas Tukar Kation tanah adalah kemampuan koloid tanah
menyerap dan mempertukarkan kation (Hakim et al., 1986). Kapasitas Tukar
Kation dari berbagai tanah sangat beragam. Nilai KTK tanah dipengaruhi oleh
sifat dan ciri tanah itu sendiri, seperti reaksi tanah atau pH tanah, tekstur tanah
atau jumlah liat, jenis mineral liat, bahan organik, pengapuran, pemupukan
kation merupakan reaksi yang terjadi dan sebagai salah satu reaksi yang
terpenting dalam tanah.
Besarnya nilai KTK yang ditetapkan diharapkan sama dengan jumlah
basa total dan hidrogen yang dapat dipertukarkan. Tanah-tanah yang bereaksi
netral dan tanah-tanah basa dengan karbonat yang tinggi, maka nilai KTK akan
sama dengan jumlah basa-basa yang dapat dipertukarkan. gejala – gejala ini
dapat diketahui unsur hara apa saja yang diperlukan tanaman untuk
pertumbuhan yang sehat.

4.1 Kesimpulan
1. pH merupakan ukuran jumlah ion hidrogen dalam suatu larutan.
2. Skala pH terentang dari 0 (asam kuat) sampai 14 (basa kuat) dengan 7 (netral).
3. Sedangkan pada pH tanah umumnya berada pada skala dengan nilai 4 hingga 10
(Takumi, 2012) Tanah yang subur adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam
(kedalaman yang sangat dalam melebihi 150 cm); strukturnya gembur; pH 6,0-6,5;
kandungan unsur haranya yang tersedia bagi tanaman adalah cukup; dan tidak terdapat
faktor pembatas dalam tanah untuk pertumbuhan tanaman (Sutedjo, 2002).
4. Nilai pH diukur denganskala 0-14, pH pada skala 7 dinyatakan netral, pH di bawah 7
dinyatakan sebagai masam (acid), pH di atas 7 dinyatakan sebagai basa (alkaline)
Tanaman pada umumnya menghendaki pH tanah yang sedikit masam hingga netral atau
antara pH 6 – 7 (Subagyo et al.,
5. Basa-basa yang dapat dipertukarkan adalah total kation-kation basa dari ion Ca2+,
Mg2+, K+, dan Na, sedangkan kejenuhan basa adalah jumlah basa-basa tersebut per
kapasitas tukar kation tanah yang dinyatakan dalam satuan persen.
DAFTAR PUSTAKA

Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Cetakan Pertama. Jakarta.
h.123-127, h.167-171.

Takumi, S. and S. Miyamoto. 2012. Top-down vs Bottom-up methods of Linkage for


Asymmetric Agglomerative Hierarchical Clustering, Abstracts IEEE International
Conference on Granular Computing. (12): 459-464.

Anonim, (1995), Petunjuk Teknis Evaluasi Kesuburan Tanah. PPT Bogor

Hakim, dkk., (1986). Dasar-dasar Imu Tanah. Penerbit Universitas Lampung, Lampung.

Hanafiah, Kemas Ali. (2005). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Hardjowigeno, S, (2002). Ilmu Tanah, IPB Bogor

Prabowo, R. (2008). Kajian Biopestisida dan Pupuk Hayati Dalam Mendukung Pengelolaan

Tanaman Tomat Secara Terpadu. Jurnal Mediagro. VOL.4. NO.1, 2008: HAL: 81-88.

Prabowo, R. (2010). Kebijakan Pemerintah Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Di


Indonesia. Jurnal mediagro . Vol 6. No 2..Hal: 62 - 73

Sutedjo, M. M. (2002). Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah: Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah (TNH).

Yogyakarta: Penerbit Gaya Media.


LAMPIRAN

Penghalusan Penimbangan Pengukuran Proses pH Akuades


sampel tanah sampel tanah Akuades dan penghomogena
KCL n

pH KCL

Anda mungkin juga menyukai