Oleh
Muhaammad Alfariz Ramadhan
2014071031
NPM : 2014071031
Fakultas : Pertanian
Mengetahui,
Asisten Dosen
Beni Irawan
1914181001
I. PENDAHULUAN
pH merupakan ukuran jumlah ion hidrogen dalam suatu larutan. Larutan dengan
nilai pH rendah dinamakan ”asam” sedangkan yang nilai pH tinggi dinamakan
”basa”. Biasanya tanah pada daerah basah bersifat asam, sedangkan tanah di
daerah kering bersifat basa. Pada tanah asam larutan tanahnya mengandung lebih
banyak ion hidrogen (H+) dibandingkan dengan ion hidroksil (OH-), sebaliknya
pada tanah basa tanahnya mengandung lebih banyak ion hidroksil (OH-)
dibandingkan dengan ion hidrogen (H+). Skala pH terentang dari 0 (asam kuat)
sampai 14 (basa kuat) dengan 7 (netral). Sedangkan pada pH tanah umumnya
berada pada skala dengan nilai 4 hingga 10. (Karnilawati, 2018).
PH tanah merupakan kondisi keterikatan antara unsur atau senyawa yang terdapat
didalam tanah, nilai pH tanah terdiri dari masam, netral, dan alkalis. Nilai pH
yang netral akan mempengaruhi tingkat penyerapan unsur hara oleh akar tanaman,
karena pada pH netral tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut didalam
larutan tanah. Kemasaman tanah penting untuk diketahui untuk mengukur sejauh
mana tingkat kemasaman tanah dapat berpengaruh terhadap potensi pertanian (RR
Darlita, dkk. 2017).
1.2 Tujuan
pH tanah merupakan ukuran jumlah ion hidrogen dalam suatu larutan dalam
tanah. pH tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah untuk
kelangsungan hidup pada tanaman. Larutan dengan nilai pH rendah dinamakan
asam sedangkan pH tinggi bersifat basa. Biasanya tanah pada daerah basah
bersifat asam, sedangkan tanah didaerah kering bersifat basa (Abdi Pandu K,
dkk.2014).
Penyebab keasaman tanah adalah ion H+ dan Al3+ yang berada dalam larutan
tanah dan komplek jerapan. Bila pH sama dengan 7 menunjukkan keadaan
netral. PH kurang dari 7 itu menunjukkan keadaan asam, dan pH lebih dari 7
menunjukkan keadaan alkalis. Kemasan tanah ada dua macam, yaitu:
Sejumlah senyawa menyumbang pada pengembangan reaksi tanah yang asam atau
basa. Asam-asam organik dan anorganik, yang dihasilkan oleh penguraian bahan
organik tanah, merupakan konstituen tanah yang umum dapat mempengaruhi
kemasaman tanah. Air merupakan sejumlah kecil ion H+. suatu bagian yang
besar dari ion H+ yang ada dalam tanah akan dijerap oleh kompleks lempung
sebagai ion-ion H+ yang dapat dipertukarkan.(Rusdiana, 2012).
III. BAHAN DAN METODE
Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu timbangan, tabung plastik, mesin
pengocok, pH meterBahan yang digunakan dalam praktikum yaitu tanah kering
seberat 5 gram, air destilasi, larutan KCl.
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini sebagai berikut:
Timbang tanah 5 g, kemudian masukkan kedalam botol plastik dan tambahkan 12,5
ml air destilata (larutan pereaksi).
Hasil
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Berdasarkan Dari data diatas dapat dilihat bahwa jenis tanah andisol
mengandung pH lebih tinggi yaitu 6,65 pada keadaan H2O dan 6,6 pada
keadaan KCl. Jenis tanah ultisol ini yang mengandung p 6,29 pada
keadaan H2O dan 6,2 pada keadaan KCl.Dengan begitu tanah jenis andisol
dikategorikan sebagai tanah yang subur, tetapi memiliki jerapan P yang tinggi.
Sebaliknya tanah jenis ultisol bisa dikatakan tidak subur karena umumnya
terbentuk dari bahan induk tufa masam, batu pasir dan sendimen yang
membuat tanah jenis ini bersifat masam dan miskin akan unsure hara.
pH tanah merupakan ukuran jumlah ion hidrogen dalam suatu larutan di dalam
tanah. pH tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan pada tanah untuk
kelangsungan hidup pada tanaman. Terdapat tiga jenis pH yang mendasari
karakteristik tanah dan biasanya menjadi acuan utama dalam bidang pertanian,
antara lain:
1. pH Netral
Tanah dengan pH netral berada pada angka 6,5 hingga 7,8. Tingkat keasam-
basaan ini merupakan pH ideal dengan kandungan senyawa organik,
mikroorganisme, unsur hara dan mineral-mineral dalam kondisi yang
optimal.Biasanya tanah ber-pH netral cocok digunakan untuk bercocok tanam.
Beberapa tanaman seperti ubi kayu optimal ditanam pada tanah dengan pH 4,5
hingga 8 dan cabai yang memerlukan pH tanah antara 5,6 hingga 7,2.
2. pH Asam
Kadar pH dalam tanah asam biasanya dimiliki oleh tanah gambut yang cenderung
mempunyai kandungan hidrogen, aluminium, dan belerang tinggi. Pada kondisi
asam, biasanya tanaman tidak mampu tumbuh dengan baik karena zat hara tidak
dapat diserap oleh tumbuhan secara optimal. Untuk mengurangi kadar keasaman
tanah, kita dapat melakukan pemberian dolomit atau kapur pertanian.
3. pH Basa
Tanah dengan pH basa lebih banyak mengandung zat kapur dan umumnya
terdapat di di daerah pesisir pantai. Selain itu, tanah basa juga memiliki
kandungan ion magnesium, kalsium, kalium, dan natrium yang lebih tinggi.
Kondisi kebasaan yang tinggi tidak baik bagi tanaman. Pengolahan tanah basa
agar pH menjadi netral dapat dilakukan dengan pemberian kapur gypsum.
Faktor penentu keasaman tanah yaitu iklim diamana ketika curah hujan tinggi
maka sering terjadi erosi sehingga unsur hara yang rendah dalam tanah
menyebabkan tingginya keasaman tanah, drainase, faktor kedalaman tanah
(semakin dalam maka semakin asam), pencucian basa, mineralisasi atau
dekomposisi bahan organik, respirasi akar yang menghaslkan co2 dan pemberian
pupuk yang bereaksi masam kedalam tanah (Muhammad Nazir, dkk. 2017).
1. pH tanah merupakan ukuran jumlah ion hidrogen dalam suatu larutan di dalam
tanah.pH tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan pada tanah untuk
kelangsungan hidup pada tanaman.
Asiliah,2013.Pengukuran Ph meter.Gramedia.Jakarta.
Hakim, N.M.Y. 2015. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta.