Anda di halaman 1dari 67

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


pH tanah merupakan tingakat keasamaan atau kebasaan suatu tanah yang
dapat menjadi patokan menentukan tanah yang baik untuk media tumbuh tanaman
dan dapat juga menentukan pupuk mana yang cocok untuk dipakai sesuai dengan
standar keasaman serta kebasaan jenis tanah. Setelah diadakan pengukuran terdapat
perbedaan derajat keasaman antara tanah satu dengan tanah yang lain. Hal ini
membuktikan bahwa suatu jenis tanah memiliki perbedaan derajat keasaman yang
membuat perbedaan pada kecocokan pada kecocokan sebagai suatu media.
Tanah adalah kumpulan benda alam dipermukaan bumi. Tanah memiliki
horizon-horizon tanah yang terletak diatas bahan batuan dan berbentuk sebagai hasil
interaksi sepanjang waktu dari iklim, organisme hidup, bahan induk dan relief. Pada
umumnya, kearah bawah tanah beralih kebatuan yang keras atau kebumi yang tidak
mengandung akar, tanaman, hewan, atau tanda-tanda kegiatan biologi lain. Salah satu
sifat kimia tanah yang penting adalah reaksi atau ph tanah. Reaksi atau ph tanah
menunjukkan konsentrasi ion H+ didalam larutan tanah. Nilai ph didefinisikan
sebagai logaritma negative konsentrasi ion H+ dalam larutan. Larutan mempunyai ph
disebut netral, lebih kecil dari 7 masam, dan lebih dari 7 basa atau alkalis. Pada
keadaan konsentrasi ion H+ sama besar dengan konsentrasi ion OH- dan pada keadaan
alkalis sebaliknya.

1.2 Tujuan Praktikum


Untuk mengetahui cara pengukuran PH tanah dengan menggunakan kertas
lakmus, ph meter dan ph stick.

1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi tanah menuukam sifat kesamaan atau alkatalis tanah dinyatakan


dengan nilai PH.nilai Ph menujukan banyaknya konsentrasi ion hydrogen(h+) di
dalam tanah.Makin tinggi kadar ion di dalam tanah.semakin masam tanah
tersebut.bila kandungan H saama dengan 7 maka tanah breaksi netral yaitu
mempunyai Ph=7 ( Hirdjowigeno, 2007 ).
Skala pH mencakup dari nilai 0 sampai dengan 14. Untuk nilai pH 8 di
katakana netral, nilai di bawah 7 dikatakan asam dan basa bila diatas 7. Untuk
mengubah pH tanah, bagi tanah masam pH nya dapat di naikan dengan penambahan
kapur ke dalam tanah,sedangkan untuk yang terlalu alkalis PH-nya dapat diturunkan
dengan pemberian belerang(sulfur) maupun dengan pencucian bahan mineral yang
jumlahnya didalam tanah.Sumber kemasaman tanah adalah bahan-bahan organic dan
anorganik.lonisasi asam-asam menghasilkan ion H+ bebas dalam larutan
tanah.Sumber lain kemasaman tanah adalah H+ dan AL3+ dapat ditukar pada misel
koloid tanah.kemampuan tanah untuk mempertahankan PH dan perubahan karena
penambahan alkalis atau masam yang dinamakan daya sanggah tanah (Hendry,2016).
PH meter adalah alat elektronik yang digunakn untuk mengukur Ph
(keasaman atau alkalinitas) dari cairan (meskipun probe khusus terkadang digunakan
untuk mengukur ph zat semi padat).sebuah PH metr khas terdiri dari probe
pengukuran khusus atau elektroda yang terhubung ke meteron elektronik yang
mengukur dan menampilkan pembacaan PH (Pairunan,2013).
PH tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman,Baik secara langsung maupun tidak langsung.pengaruh langsung berupa ion
hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersediahnya unsur hara tertentu
dan unsur beracun.Reaksi tanah sangat menujukan tentang keadaan atau status kimia
tanah.Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses biolagik ( Hakim dkk, 2007 ).

2
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Kesuburan Tanah ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 07 mei
2016 pukul 14.10-15.20 WITA di Labotarium Fisika Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Mataram.

3.2 Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah kertas Lakmus, pH stick
dan PH meter,gelas ukur,Himbangan,mesin pengocok. Bahan-bahan yang di gunakan
pada praktikum ini adalah air aquades,gelas kocok dan sempel tanah.

3.3 Prosedur Kerja


1. Diambil sedikit sempel tanah 5 gram dan air aquades 25ml.
2. Dimasukan dalam gelas kocok
3. Diaduk-aduk sehingga benar-benar homogeny(merata)atau dengan menggunakan
mesin pengocok selama 5 menit.
4. Dibiarkab beberapa menit sehingga campuran air tanah tadi memisah (tanahnya
mengendap)
5. Di lihat air yang terlihst agak jernih dimasukan ujung kertas lakmus,PH stick dan
PH meter ke dalam campuran tadi (sekitar 1 menit)tetapi jangan sampai
mengenai tanahnya(secara bergantian)
6. Ditunggu beberapa saat sampaikertas lakmus (Berubah warna).PH
stick(dicocokan diindikator warna) PH meter (menujukan nilai konsentrasi)
7. Dilihat warna yang setelah stabil,cocokan warna yang diperoleh-oleh kertas
lakmus bagan warna petunjuk.

3
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Table 1. penentuan nilai pH
Kertas Lakmus pH pH stick
Ulangan
Merah Biru Meter
Tanah 1 (Narmada) Netral Asam 5,58 6
Tanah 2 (Lingsar) Netral Asam 6,44 7
Tanah 3 (Tinggar) Basa Basa 7,4 7
Tanah 4 (Tanjung 7
Basa Basa 7,2
Karang)

Analisis Data
𝑔𝑟
𝑚𝑟
Molaritas H2O = 𝑣
5
18
= 0,25
0,28
= 0,25

= 1,2
[H+] = 12 x 10-1 m
PH Meter
 Tanah 1 (Narmada)
PH = - log [H+]
6 = - log [12 x 10-1]
= - log [12 - 6] x 10-1
PH = - log 6 x 10-1
 Tanah 2 (Lingsar)
PH = - log [H+]
7 = - log [12 x 10-1]

4
= - log [12 – 7] x 10-1
PH= - log 5 x 10-1
 Tanah 3 [Tinggar]
PH = - log [H+]
7 = - log [12 x 10-1]
= - log [12 – 7] x 10-1
PH= - log 5 x 10-1
 Tanah 4 [Tanjung Karang]
PH = - log [H+]
7 = - log [12 x 10-1]
= - log [12 – 7] x 10-1
PH= - log 5 x 10-1

4.2 Pembahasan
Reaksi tanah atau ph tanah adalah derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman kebasaan yang di miliki oleh suatu larutan dalam
tanah.tanah masam adalah tanah yang memiliki nilai Ph <7, baik pada lahan yang
kering maupun lahan basah.semakin rendah ph tanahnya maka semakin ekstrim
kesamaannya.kemasaman tanah di tetukan oleh kadar atau kepekaan ion H+ terlalu
rendah maka tanah akan bereaksi basah.
Pada prinsipnya pengukuran suatu ph adalah bedasarkan pada potensial
elektrokimia yang terjadi di dalam larutan yang terdapat di luar elektroda gelas yang
tidak di ketahui.hal ini di karenakan lapisan tipis dan gelembong kacaakan
berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relative kecil dan aktif,elektroda
gelas tersebut akan mengukur potensial elektro kimia dari ion hidrogen untuk
melengkapi sirkuit elektrik di butuh suatu elektroda pembanding tetapi alat tersebut
tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan.
Pada praktikum inipengukur ph di lakukan dengan menggunanakan kertas
lakmus,ph meter dan ph stick. Namun ketiga metode ini menunjukan hasil yang

5
berbeda yang di karenakan metode tersebut mempunyai sifat yang berbedah. Kertas
lakmus yang di gunakan untuk mengetahui sifat asam basa suatu zat. Warna yang
dihasilkan sangant dipengaruhioleh kadar hara ph dalam larutan. Kertas yang
digunakan dalam kertas lakmus membutuhkan perawatan khusus untuk dapat
memberikan hasil yang maksimal dan akurat. Perubahan warna yang dihasilkan
sebenarnya disebabkan oleh adanya ekstrak lichens yang berwarna biru didalam
kertas lakmus.
Larutan biru dibuat dengan menambahkan ekstrak lakmus yang berwarna biru
kedalam kertas putih. Kertas akan menyerap dan yang sulfat pemberian pupuk
organic juga bisa menetralkan ph tanah menjadi normal. Pada pengamatan
menyatakan bahwa pengukuran di daerah tinggar mempunyai hasil sebagai
berikut,pengukuran dengan kertas lakmus dinyatakan bahwa tanah tersebut saja,
sedangkan pengukuran dengan menggunakan ph stick adalah 7 dan ph meter adalah
7,4 yang sama-sama menunjukkan bahwa tanah tersebut netral. Hal serupa juga
terjadi didaerah tanjung karang dimana penhuian dengan menggunakan kertas lakmus
menunjukkan tanah tersebut basa,sedangkan dengan ph stick adalah 7 dan ph meter
adalah 7,2 yang menunjukkan netral. Didaerah lingsar menunjukkan bahwa
pengukuran ph dengan menggunakan kertas lakmus dan ph stick mempunyai nilai 7
menunjukkan bahwa tanah tersebut netral. Namun, pada ph meter menunjukkan
bahwa tanah tersebut agak masam. Hasil yang serupa juga terjadi pada pengukuran ph
pada daerah Narmada,dimana ketiga metode tersebut menunjukkan bahwa tanah
tersebut netral, dan agak masam. Pada kertas lakmus menghasilkan warna merah, biru
yang berarti netral dan juga pada ph stick menghasilkan nilai 6 tetapi pada ph meter
menunjukkan nilai 5,58 yang berarti agak masam. Perbedaan hasil yang didapat
mungkin karena kertas lakmus dan ph stick sudah terkontaminasi oleh cairan air
aquades sehingga tidak memberikan hasil yang akurat. Namun, ph meter juga tidak
dapat memberikan akurat apabila tidak dioperasikan secara baik.
Factor yang mempengaruhi perbedaan nilai ph yaitu kejenuhan basa(KB)
apabila semakin besar kejenuhan basa maka semakin tinggi ph tanah dan sebaliknya

6
apabila kejenuhan basa rendah maka ph tanah rendah. Factor lainnya yaitu sifat
koloid, intensitas, curah hujan,drainase tanah,tipe vegetasi,aktivitas
manusia,ketersediaan unsur hara,ketersediaan air,kandungan bahan organic,tekstur
tanah dan strukur tanah.Tanah dikatakan masam apabila mempunyai sifat
Ph,KTK,KB,dan kandungan bahan organic rendah.Kandungan AL tinggi,kandungan
Fe dan Mn hampir meracuni tanaman,peka erosi dan miskin unsur biotik.Kemasaman
dan kebasaan tanah dipengaruhi oleh jenis kation yang terjerap pada permukaan
koloid anah.Kation utama yang terjerap ialah AL,H,Na,K,Ca,Ph tanah menurun dan
apabila ion baa lebih banyak terjerap (Na,K,Ca dan Mg) maka Ph telah
meningkat.Kandungn yag terdapat dalam tanah yaitu : 1) Kandungan bahan organic
dalam tanah merupakan salah satu sifat factor yang berperan dalam menentukan
keberhasilan suatu budidaya pertanian.Hal ini dikarenaan bahan organic dapat
meningkatkan kesuburan kimia,fisika maupun biologi tanah.Penetapan kandungan
bahan organic dilkukan berdasarkan jumlah C-organik.Bahan organic sangat
menentukan interaksi antara komponen abiotic dan biotik dalam kosistem
tanah.Dalam penelitiannya menyatakan bahwa kandungan abhan organic dalam bentu
c-organik ditanah harus diperhatikan tidak kurang dari 2%.Kandungan bahan organic
sanat erat dengan KTK(kapasitas tukar kation) dan dapat meningkata KTK tanah. 2)
Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial, menyusun sekitar 1,5 bobot tanaman
dan berfungsi terutama dalam pembentukan protein. Nitrogen dalam tanah berasal
dari bahan organic tanah ( Bahan organic halus dan Bahan organic kasar), pengikatan
oleh mikroorganisme dari nitrogen udar, pupuk dan air hujan. Manfaat dari nitrogen
adalah untuk memacu pertumbuhan tanaman pada fase vegetative, serta berperan
dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak, enzim dan persenyawaan lain. 3)
Unsur fosfor (p) dalam tanah berasal dari bahan organic, pupuk buatan dan mineral-
mineral di dalam tanah. Fosfor yang paling mudah diserap oleh tanaman pada PH
sekitar 6-7 didalam tanah terdapat dua jenis fosfor yaitu fosfor organic dan fosfor
anorganik. Bentuk fospor organic biasanya terdapat banyak dilapisan atas yang lebih
kaya akan bahan organic. 4) Kalium merupakan unsur hara ketiga setelah nitrogen

7
dan fospor yang diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+. M positif dari kalium
akan membantu menetralisir muatan listrik yang disebabkan oleh muatan negative
nitrat, fosfor, atau unsur lainnya.
Pengaruh PH tanah terhadap pertumbuhan tanaman semasa pertumbuhan
vegetative, tanaman dalam dipengaruhi oleh PH tanah (PH = tingkat keasaman).
Pengukuran dan deteksi PH sangat penting karena membantu kita dalam mengambil
tidakan. Untuk menyiapkan tanah yang baik dan dapat menyerap pupuk secara
optimal, diperlukan netrilisasi tanah. Netrilisasi bias menggunakan campuran bahan
kimia penetralisir seperti kapur chomit dan lain-lain. Sebangian besar tanah
diindonesia bersifat asam(5,5 sampai 6), atau PH dibawah 7. Maka netralisasi tanah
dilakukan dengan menaikkan PH tanah mencapai PH 7 atau PH netral. Tapi PH atau
netral tidak selalu merupakan kondisi terbaik, ada beberapa tanaman yang tumbuh
optimal di tanah yang bersifat asam atau sedikit basa.
Pengaruh tingkatan PH tanah terhadap tanaman adalah sebagai berikut: PH
dibawah 4,5 (terlalu asam) menyebabkan akar rusak sehingga kualitas dan jumlah
panen turun. Terlihat pada saat perubahan tanaman dari fase vegetative ke
generative.PH 5,5 sampai 6(rata-rata tanah diindonesia). Terdapat unsur hara yang
optimum terhadap unsur hara yang optimum untuk tanaman. PH diatas 6 pada
tingkatan ini, tanaman akan terlalu vegetative. Hal ini tidak berpengaruh pada kualitas
buah karena berada dimusim yang tidak tepat. Menaikkan atau menurunkan PH tanah
juga berguna untuk pengendalian penyakit, PH tanah diubah agar tidak sesuai dengan
kebutuhan pathogen, biasanya untuk tanaman umbi-umbian seperti kentang.

8
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Reaksi tanah atau ph tanah adalah derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu
larutan dalam tanah.
2. Pada praktikum ini, mengukur ph dilakukan dengan menggunakan kertas
lakmus, ph meter dan ph stick. Namun ketiga metode tersebut mempunyai
sifat yang berbeda.
3. Perubahan warna yang mampu dihasilkan sebenarnya disebabkan aleh
adanya ekstrak lichens yang berwarna biru dalam kertas lakmus.
4. Pada pengamatan dinyatakan, bahwa pengukuran didaerah tinggar
mempunyai hasil sebagai berikut, pengukuran dengan kertas lakmus
dinyatakan bahwa tanah itu basa,sedangkan pengukuran dengan
menggunakan ph stick adalah 7, dan ph meter adalah 7,4 yang sama-sama
menunjukkan bahwa tanah tersebut netral.
5. Tanah dikatakan masam apabila mempunyai sifat PH,KTK,KB dan C-
organikrendah, kandungan Al tinggi, fiksasi P tinggi, kandungan Fe dan
Mn hamper meracuni tanaman, peka erosi dan miskin unsur hara biotik.

5.2 Saran
Sebaiknya sebelum melakukan penanaman kita harus mengetahui ph tanah
pada daerah yang akan ditanami agar tanaman berkembang dengan baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, dkk. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universirtas Lampung. Lampung.


Hanafiah.2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo. Jakarta.
Hendry. 2006. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Hardjowigeno. 2007. Ilmu Tanah. Akademik presindo. Jakarta.
Pairunan. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan kerja sama perguruan tinggi bagian
timur. makasar.

10
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesuburan tanah mempunyai dua pengertian yaitu kesuburan tanah dan
produktifitas tanah. Kesuburan tanah adalah daya kesanggupan tanah secara alami
untuk memberikan hasil untuk menyediakan hara dalam jumlah cukup dan seimbang.
Produktifitas tanah adalah daya kesanggupan tanah untuk memberikan hasil daya
maksimumdengan menggunakan teknik pengolahan tanah sebaik-baiknya.
Kesuburan tanah selanjutnya ditentukan oleh keadaan fisik kimia dan biologi
tanah. Keadaan fisik tanah antara lain kedalam efektif tanah yaitu dalamnya lapisan
tanah dimana perakaran tanamandapat berkembang secara bebas, tekstur,
kelembaban, dan tata udara. Keadaan kimia tanah antara lain reaksi tanah, banyaknya
unsur hara dan cadangan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman ph tanah. Keadaan
biologi tanah yaitu bahan organic, humitikasi, meneralisasi dan peningkatan nitrogen
diudara. Hara nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang memiliki peran
sangat penting dalam pertumbuhan tanaman. Dalam pengukuran hara N bagi tanaman
dapat ditentukan dengan analisis warna daun yaitu menggunakan BWD (Bagan
Warna Daun).
Bagan Warna Daun (BWD) merupakan suatu skala warna yang terbuat dari
plastic yang terdiri darienam skala warna yaitu skala satu dengan warna hijau
kekuningan sampai skala enam dengan warna daun hijau tua. Skala warna yang
tersusun dari suatu seri warna hijau dari hijau kekuningan sampai hijau tua sesuai
dengan warna-warna dilapangan dapat digunakan untuk mengukur warna daun. Bila
suatu nilai warna daun lebih rendah dari batas kritis tertentu maka tanaman
memerlukan pupuk N tambahan. Alat ini cocok untuk mengoptimalkan penggunaan
N untuk berbagai sumber pupuk N yang diberikan. Oleh karena itu, sangat penting
melakukan analisis dengan BWD iniagar dapat menyesuaikan penambahan pupuk N
atau tidak.

11
1.2 Tujuan Praktikum
Untuk mendeteksi kandungan N pada tanaman untuk dikorelasikan dengan
tingkat pemupukan N yang didasarkan atas perubahan warna daun.

12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam konsep kesuburan tanah pada dasarnya mengkaji kemampuan suatu


tanah untuk mensuplai unsur hara yang tersedia bagi tanaman untuk mendukung
pertumbuhan dan produksi tanaman. Unsur hara dalam bentuk tersedia dapat diserap
oleh tanaman. Kelebihan unsur-unsur hara tersedia dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah
yaitu sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Ketiga sifat ini saling berinteraksi
mengondisikan tanah subur atau tidak. Kesuburan tanah selalu berkonotasi dengan
produktifitas suatu tanah yang diperlihatkan oleh hasil tanaman atau satuan luas
tanah. Sifat fisik tanah berpengaruh dalam tekstur tanah, struktur dan kelembaban
serta tata udara. Keadaan kimia berpengaruh terhadap banyaknya unsur hara dan ph
tanah. Keadaan biologi berpengaruh terhadap jasad hidup didalam tanah
(Lahuddin,2007).
Pertumbuhan tanaman yang baik dan hasil yang tinggi membutuhkan suplai
Nitrogen (N) yang cukup, bila suplai N tidak cukup tanaman akan mengalami
kekurangan N, yang ditunjukkan oleh pertunjukan organ dan keseluruhan tanaman
yang tidak normal. Gejala kekurangan N yang paling jelas dan biasa terlihat adalah
berkurangnya warna hijau dari dedaun(chlorosis) yang umunya agak terdistribusi
merata pada keseluruhan daun. Daun menjadi lebih pucat, menguning, dan pada
kondisi kekurangan N yang gawat menjadi mati. Pada tanaman yang memiliki
kekurangan N ditandai oleh berkurangnya anaka, jumlah malai persatuan luas dan
juga jumlah gabah per malai berkurang. Pertumbuhan dan hasil tanaman, khususnya
padi berhubungan erat dengan warna hijau dari daun (Nakazami,2006).
Warna daun adalah suatu indicator yang berguna bagi kebutuhan pupuk N
pada tanaman padi. Daun yang berwarna pucat dan hijau kekuningan menunjukkan
bahwa tanaman kekurangan (N). Terdapat dua metode pengukuran warna daun
dengan mudah dilapang yaitu menggunakan peralatan mesin dan menggunakan alat
sederhana. Beberapa alat ukur ini memiliki kekurangan seperti kerusakan pada
tanaman, memerlukan peralatan yang mahal, dan kesulitan dalam pengukran. Skala

13
warna yang tersusun dari suatu seri warna hijau, dari hijau kekuningan sampai hijau
tua, sesuai dengan warna-warna daun dilapang, dapat digunakan untuk mengukur
warna daun. Bila suatu nilai warna daun rendah dari batas kritis tertentu maka
tanaman memerlukan pupuk N tambahan. Bagan Warna Daun yang didistribusikan
oleh CREMNET-IRRI untuk tanaman padi adalah suatu alat yang sederhana, mudah
digunakan dan tidak mahal, untuk memerlukan waktu pemupukan N pada tanaman
padi. Alat ini cocok untuk mengoptimalkan penggunaan N untuk berbagai sumber
pupuk N yang diberikan. Alat ini terdiri dari enam skala warna hijau dari hijau
kekuning-kuningan sampai hijau tua (BB padi,2006).
Pembangunan pertanian dilaksanakan berdasarkan atas tiga strategi utama
dengan urutan prioritas yaitu intensitikasi, extentifikasi dan dipersipikasi. Pasra
swasemabada beras, skala prioritas strategi pembangunan diubah menjadi
dipersifikasi, intensifikasi dan extentifikasi. Sejak dulu petani tidak menerapkan
dipersifikasi kemuditi usaha tani untuk memenuhi aneka kebutuhan manusia,
memenuhi permintaan pasar, menstabilkan usaha tani, dan meningkatkan pendapatan.
Dipersifikasi usaha tani akan mengurangi resiko perubahan iklim, serangan hama dan
penyakit, tingkat harga yang rendah, serta akan meningkatkan pemempaatan sumber
daya alam dan modal dan kesuburan tanah (Fagi,2007).
Pupuk Nitrogen memegang peranan penting dalam peningkatan produksi padi
sawah, sedangkan sumber pupuk N yang utama adalah urea. Namun tanaman hanya
menyerap sekitar 30% dari pupuk N yang diberikan. Difesiensi pemakaian pupuk N
dilahan pada sawah dapat dimaksimalakn dengan suatu alat yaitu Bagan Warna Daun
(BWD) dan dengan jalan pemupukan tepat waktu yakni disesuaikan dengan tahapan
perkembangan tanaman padi dimana pundak kebutuhan nutrisai N terjadi, dan dengan
cara penetapan pupuk N didalam tanah. Pemupukan N akan menaikkan produksi
tanaman, kadar protam, dan kadar selulosa, tetapi sering menrunkan kadar sukrosa,
politruktosa dan pati serta berpengaruh terhadap susunan kimia tanaman
(Syafruddin,2008).

14
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Kesuburan Tanah ini dilaksanakan pada hari minggu, 15 mei 2016
pada pukul 14:00-15:00 WITA yang bertempat di Kebun Percobaan Narmada
Fakultan Pertanian Universitas Mataram.

3.2 Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain, gunting alat tulis,
BWD(Bagan Warna Daun), sedangkan bahan-bahan yang digunakan antara lain,
tanaman padi dan kantong plastic.

3.3 Prosedur Kerja


1. Dipilih secara acak 5 daun tanaman sehat pada hamparan yang seragam, lalu
pilih daun teratas yang telah membuka penuh pada suatu rumpun.
2. Diletakkan bagian tengah daun diatas BWD dan bandingkan antara warna daun
dan warna panel.
3. Disaat mengukur warna daun dengan BWD, jangan menghadap sinar matahari,
sebab pantulsinar matahari dari daun padi dapat berpengaruh pada pengukuran
warnadaun(hindari matahari).
4. Dilakukan pengukuran dalam waktu yang sama dan orang yang sama agar nilai
pengukuran lebih akurat.
5. Dirata-ratakan dari sampel warna daun dari kelima sampel daun tanaman.

15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Table. 2 Penentuan skla warna
Ulangan Skala Warna Kesimpulan
1 3 Berdasarkan warna daun yang didapatkan
2 3 pada BWD(Bagan Warna Daun) yaitu
3 3 jatuh pada skala 3 berarti tanaman
4 3 tersebut perlu ditambahkan pupuk N
5 3 karena sudah mendekati cukup.
Rata-Rata 3

4.2 Pembahasan
Pertumbuhan tanaman yang baik dan hasil yang tinggi membutuhkan suplai
Nitrogen (N) yang cukup. Bila kebutuhan N tidak tercukupi tanaman akan mengalami
defisiensi N yang dinyatakan gejala kekurangan N yang terlihat adalah berkurangnya
warna hijau (chlorosis) daun menjadi lebih pucat dan menguning. Bagan Warna Daun
(BWD) pertama kali dikembangkan di jepang dan kemudian peneliti-peneliti dari
universitas pertanian mengembangkan suatu BWD yaitu lebih baik dan
mengkalibrasikan untuk tanaman padi indica, japonica, dam hibrida. Dan alat ini
kemudian menjadi model bagi BWD yang didistribusikan oleh Crop recources and
management network (CREM- GT)- IRRI untuk tanaman tadi,suatu alat yang
sederhna,mudah digunakan dan tidak mahal untuk menentukan alat yang cocok untuk
mengoptimalkan penggunaan N,dengan berbagai sumber pupuk N, pupuk organik,
pupuk bio ataupun pupuk kimia.
BWD terdiri dari empat warna hijau, dari hijau kekuningan (skala 2) sampai
hijau tua (skala 5). BWD dapat menujukan perbedaan warna hijau daunyang terlalu
keril sebagaimana pada khorofil meter (SPAD). Namun BWD bias dibandingan

16
dengan SPAD untuk menentukan ketepatan relatifnya dalam menentukan status N
tanaman padi. Dari bagaimana penelitian yang dilakukan didapatkan korekri dan
regresi yang sangat nyata antara nilai-nilai BWD dan SPAD.Nampak bahwa
pembesaan BWD dapat digunakan dengan ketepatan dan validitas yang tinggi untuk
mengukur warna daun.
Berdasarkan pengamatan yang didapatkan di lahan maka didapatkan rata-rata
nilai adalah skala 3 berarti perlu ada perubahan pupk N sesuai dengan yang
dibutuhkan tanaman. Pada hasil tersebut perlu ditambahkan pupuk N jika ingin
meningkatkan produksi yaitu apalah spon/hc maka pupuk yang di tambah atau
diberikan sebanyak 50kg/ha urea, 6 ton/ha diberika 75kg/ha urea,7ton/ha diberikan
sebanyak 105kg/ha urea dan 8ton/ha diberikan sebanyak 125kg/ha urea.
Penggunaan BWD berdasarkan kebutuhan sin tanaman yaitu pemberian
pupuk N awal sebesar 50-75 kg/ha sebelum M HST. Pembasaan BWD nilai sekitar
25 HST bagi padi pindah tanam, lanjutkan pengambilan atau pembacaan pada
interval waktu 7-10 hari sampai 50 HST atau sampai 10% pembangun pada hiprida
dan padi tipe baru (PTB). Nilai warna kritis untuk pemumpukan N adalah 4, bila
pembacaan BWD kecil dari 4 maka diberikan pupuk N pada tanaman padi. Jumlah N
yang diberikan bagi parietas padi indica yang semi pendek (semidwart) tergantung
pada besarnya hasil yang diharapkan. Pada hasil harapan sebesar 5ton/ha berikan
50kg urea/ha,dan bila hasil harapan tanaman lebih tinggi maka pupuk N yang
diberikan juga harus lebih tinggi maka pupuk N yang diberikan ditambahkan lagi
sebanyak 25kg urea/ha untuk setiap ton hasil harapan yang lebih tinggi dari 5ton/ha.
Penggunaan BWD berdasarkan standra fenologi yaitu pada padi sawah
direkomendasikan pemberian pupuk N tiga kali untuk efisiensi yang lebih
tinggi.Yang pertama adalah pada waktu tanam atau sebelum 14 HST,yang kedua padi
stadra anakan aktif (21-28 HST) dan yang ke tiga pada stadra primordial bunga (50
HSP) pada hiprida dan padi tipe baru (PTB) diberikan yang ke empat sekitar 10%
berbunga.dengan cara ini pembacaan BWD hanya 2-3 kali Selama pertumbuhan
tanaman.Berikan pemupukan N awal sebesar 50-75 kg urea/ha sebelum 14 HST,kali

17
ini tidak perlu digunakan BWD. Pada waktu pemupukan kedua dan ketiga (dan
kempat pada hibrida dan PTB) bandingkan warna daun dengan BWD. Bila nilai
BWD rata-rata 3,0 atau kurang maka berikan 75kg urea/ha pada hasil harapan sebesar
5ton/ha, tambahkan lagi 25kg urea/ha untuk setiap 1ton/ha lebih tingginya hasil
harapan. Bila rata-rata nilai BWD antar 3,5 dan 4,0 maka berikan 50kh urea/ha pada
hasil harapan sebesar 5ton/ha. Tambahkan lagi 25kg urea/ha untuk setiap ton/ha lebih
tingginya hasil tanaman.kemudian bila rata-rata nilai BWD antara 4,0 dan 4,5 tak
perlu memberika pupuk N tetapi bila hasil harapan hanya 5-6 ton/ha tambahkn 50kg
urea/ha bila hasil harapan lebih dari 6 ton/ha, karna kandungan pupuk N yang cukup
bagi pertumbuhan tanaman pada skala 4 bagan warna daun.
Pada tanaman padi, suatu factor pertumbuhan paling penting yang membatasi
respon tanaman terhadap pupuk N yang diberikan adalah air. Respon terhadap
pemupukan N terbatas bila ketersediaan air kurang dan musim tertentu cendrung
memberikan hasil yang lebih tinggi dalam setahun. Hal yang sama juga berlaku bagi
perbedaan efisiensi kultifar padi terhadap pupuk N. karena alasan-alasan ini, hasil
harapan suatu kultifar tanaman padi pada musim yang berbeda berpariasi, karena itu
tukaran pupuk N bagi kelompok kultifar lain harus ditentukan sendiri secara local.
Respon terhadap N juga tergantung baik buruknya unsur hara yang lainnya.
Tanpa pemberian Pdan K respon hasil pada peningkatan N lebih disbanding bila P
dan K diberikan dalam jumlah yang cukup. Disamping itu, respon terhadap
pemberian P dan K lebih besar bila suplai N banyak. Diringkaskan bahwa pembacaan
BWD, untuk pengukuran warna daun padi bagi pemupukan N, haruslah
mempertimbangkan kondisi optimal factor lain yang mempengaruhi tumbuhan.
Keseimbangan hara adalah salah satunya yang dapat mempengaruhi pembacaan
warna daun-dengan cara ini, keuntungan maksimumdari penggunaan BWD pasti akan
dapat dicapai.
Teknik pengambilan sample tanaman dilakukan secara kuantitatif dilapangan
yaitu dengan bentuk diagonal berupa pengambilan sampel di empat sudut suatu lahan
kemudian ditengah petak sawah. Cara pengambilan sample ini dilakukan dengan

18
mengambil satu ikat batang padi kemudian di Tarik sampai daun padi yang paling
atas kemudian di letakkan di BWD (Bagan Warna Daun) sehingga didapatkan skala
yang cocok dalam penyesuaian warna daun dengan bagan warna daun. Pada saat
melakukan pengambilan sample tidak boleh terkena cahaya matahari dan harus
membelakangi cahaya matahari hal ini disebabkan agar cahaya matahari dapat
mempengaruhi perubahan warna daun, supaya hasil skala yang didapatkan benar-
benar sesuai dengan hasil yang di inginkan.
Defisiensi kelebihan dan kekurangan unsur hara akan mengakibatkan kekinian
atau penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda yang
sebelumnya tampak layu dan mengering. Keadaan yang demikian akan merugikan
petani dan tidak diharapkan oleh petani. Gejala sehubungan dengan kekurangan unsur
hara ini dapat terlihat dimiliki dari daunnya warnanya yang hijau agak kekuningan
selanjutnya berubah menjadi kuning. Jaringan daun mati dan inilah menyebabkan
daun selanjutnya menjadi kering dan merah kecoklatan. Pada tanaman dewasa
pertumbuhan yang terhambat ini akan mempengaruhi pada pertumbuhan, yang dalam
hal ini perkembangan buah tidak sempurna, umumnya kecil-kecil dan cepat matang.
Kandungan unsur N yang rendah dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal
ini direncanakan menebalnya membrane sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran
kecil-kecil.
Gejala kelebihan unsur hara Nitrogen (N) pada tanaman atau gejala kelebihan
unsur hara Nitrogen biasanya memberikan warna gelap, sukulen,pertumbuhan
fegetatif yang hebat dan tanaman mudah rusak karena dingin dan membeku.
Kelebihan unsur nitrogen pada tanaman juga dapat terjadi karena pemupukan dengan
dosis tinggi atau dapat juga disebabkan karena pelepasan nitrogen oleh kegiatan
mikroorganisme melebihi keceptaan penggunaan oleh tanaman.

19
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Bagan Warna Daun (BWD) merupakan skala warna yang terdiri dari enam
sakal dimana skala satu memiliki warna hijau kekuningan sampai skala enam
sampai warna hijau tua.
2. Gejala kekurangan N yang paling jelas dan biasa ditemukan dalam produksi
tanaman adalah klonisis,pusat,hijau kekuningan sampai mati.
3. Terdapat metode dalam pengukuran warna daun adalah berdasarkan waktu
yang telah ditentukan kebutuhan rili tanaman.
4. Pemberian pupuk nitrogen berdasarkan bagan warna daun (BWD) pada
tanaman padi lebih efisien meningkatkan produksi tanaman.
5. Pemberian nitrogen berdasarkan BWD membertikan hasil lebih tinggi karna
akan sesuai dengan skala warna daun.

5.2 Saran
Sebaiknya untuk pertanian kedepan mampu menggunakan alat sederhana
seperti bagan warna daun (BWD) agar mampu menentukan efisiensi penggunaan
pupuk N yang diberikan guna untuk meningkatkan produktifitas hasil tanaman.

20
DAFTAR PUSTAKA

BB padi. 2006. Bagan Warna Daun Menghemat Penggunaan pupuk N. PT


Puslitbangtan IRRJ . Jakarta.
Fagi, A. M dan S. Partohardji .2007.Diversifikasi Usaha Tani BerorientasiPadi.
Bagan penelitian dan Pengembangan Pertanian.Jakarta
Lahuddin. 2007. Aspek Unsur Hara Mikro Dalam Kesuburan Tanah. Pidato
Pengukuran Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatra Utara. Medan
Nakazama,F.2016 Optimalizatton of growth Environment In a plant
ProductionFacility Using a chlorophyii Fluorescens Method.JARQ 40 (2) :
149-156 .
Syafruddin ,S.saenong Dan Suband, 2008. Penggunaan Bagan Warna
DaunUntukEfesiensi Pemupukan N Pada Tanaman padi Penelitian Pertanian.
Bogor .

21
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Unsur hara sangat penting bagi tanaman baik itu hara makro maupun hara
mikro. Unsur hara makro sekunder yaitu terdiri dari N P dan K . nitrogenberfungsi
bagi tanaman untuk pertumbuhan vegetative (untuk memperbesar, mempertinggi, dan
menghijaukan daun). unsure fosfor (P) berfungsiuntuk pertumbuhan akar,
pembungaan, pemasakan buah/biji/gabah. Kalium berfungsi untuk mempengaruhi
kwalitas (rasa, warna dan bobot) buah serta bunga, menambah daya tahan tanaman
terhadap kekeringan, hama/penyakit,mempercepat pertumbuhan jaringan meristem,
menbantu pembentukan protein dan karbohidrat (katalisator).
Apabila tanaman mengalamaikekurangan unsure hara N P k ini maka sangat
mengganggu pertumbuhan tanaman hingga proses produksinya. Gejala kahat yang
timbul disebabkan karena kebutuhan hara tidak terpenuhi baik dari tanah maupun dari
pemberian pupuk. Tanaman yang kekurangan unsur hara tertentu akan muncul gejala
defisiensi yang spesifik. Sehingga perlu dilakukan pemupukan untuk memenuhi
kandungan unsure hara ini.
Penentuan pupuk pada tanaman dapat dilakukan dengan pendekatan analisi
unsur dalam jaringan.Analisi jaringan lebih praktis dilakukan untuk mengetahui
status hara yang tersedia pada tanaman maupun pada tanah.Hal ini didasarkan pada
prinsip bahwa konsentrasi unsur hara didalam tanaman merupakan hasil intraksi dari
semua faktor yang mempengaruhi penyerapan unsur hara tersebut dari dalam tanah.
Jaringan tanaman yang umumnya digunakan untuk analisis hara adalah
daun,karena daun merupakan tempan proses fotosintesis dan metabolisme lainnya
yang sangat aktif.Daun juga merupakan tempat penyimpanan karbohidrat dan
mineral.Hara yang ada di daun tidak hanya berperan dalam fotosintesis tetapi juga
menggambarkan status hara tanaman .Selain itu daun juga merupakan jaringan yang
selalu banyak tersedia untuk dianalisis .

22
Berdasarkan uraian diatas maka dilaksanakannya pratikum ini untuk mengetahui
cara pengambilan sampel tanaman yang tepat untuk analisis jaringan dan untuk
mengetahui cara mengukur kadar air dalam tanaman.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui cara pengambilan sampel tanaman yang tepat untuk analisis
jaringan
2. Mengetahui cara mengukur kadar air dalam tanah

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Upaya peningkatan produksi tanaman, baik melalui intensifikasi maupun


ekstensifikasi, selalu diiringi oleh penggunaan pupuk, terutama pupuk anorganik,
untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. Pada prinsipnya, pemupukan dilakukan
secara berimbang, sesuai kebutuhan tanaman dengan mempertimbangkan
kemampuan tanah menyediakan hara secara alami,.Penentuan kebutuhan pupuk pada
tanaman dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain analisi tanah,
percobaan pot, pengamatan gejala defisiensi serta analisis tanaman. Analisis daun
digunakan sebagai acuan dalam mendiagnosis masalah hara dan sebagai dasar
rekomendasi pemupukan pada tanaman.Bersama unsur fosfor (P) dan kalium (K),
nitogen (N) merupakan unsur hara yang mutlak dibutuhkan oleh tanaman
(Abdillah,2008).

Fungsi nitrogen bagi tanaman adalah untuk pertumbuhan vegetative (untuk


memperbesar, mempertinggi, dan menghijaukan daun), nitrogen juga berfungsi untuk
menyusun klorofil dan daun. Nitrogen juga sebagai bahan untuk mensintesa asam
amino dan protein bagi tanaman.Kekurangan unsur nitrogen akan menyebabkan
tanaman akan mengalami pertumbuhan lambat/kerdil, daun akan menjadi bewarna
hijau kekuningan, ukuran daun sempit atau kecil, dan daun akan cepat gugur. Selain
kekurangan berdampak buruk bagi tanaman, kelebihan unsure nitrogen juga tidak
baik bagi tanaman. Kelebihan unsur nitrogen akan menyebabkan tanaman akan
tumbuh sekulen atau tanaman kegemukan, lemas dan mudah roboh serta mudah
terserang penyakit. Selain itu juga dapat menyebabkan tanaman menjadi lambat
berbuah dan lambat masak (Hanafiah, 2005).

Fungsi unsure fosfor (P) bagi tanaman dalah untuk pertumbuhan akar,
pembungaan, pemasakan buah/biji/gabah. Unsur P juga berfungsi untuk penyusunan
inti sel, lemak dan protein. Selain itu unsure P juga berfungsi untuk meransang

24
pembelaan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel. Kekurangan unsure P dapat
menimbulkan daun menjadi nampak tua warnanya menjadi merah kecoklatan. Tepi
daun, cabang dan batang terdapat warna kecoklatan yang lama-lama menjadi kuning.
Serta pembentukan buah/biji berkurang dan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil
(Lewukabessy,Dkk, 2008).
Kalium berfungsi untuk mempengaruhi kwalitas (rasa, warna dan bobot) buah
serta bunga, menambah daya tahan tanaman terhadap kekeringan,
hama/penyakit,mempercepat pertumbuhan jaringan meristem, menbantu
pembentukan protein dan karbohidrat (katalisator). Selain itu kalium juga berfungsi
dalam dalam proses fotosintesis, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral
termasuk air. Serta untuk menungkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan
penyakit.Kekurangan Kalium pada tanaman dapat menyebabkan daun mengerut atau
mengeriting terutama pada daun tua, daun akan berwarna ungu lalu mengering lalu
mati, Daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit menjadi berkuran. Selain itu
batang tanaman menjadi lemas atau mudah rebah dan timbul bercak coklat coklat
pada pucuk daun (Mukhlis,2007).

Ada dua macam cara Penentuan kadar air secara langsung, yaitu metode
Gravimetri dengan pengeringan Oven dan metode Gravimetri dengan pengeringan
burner alkohol. Namun yang sering digunakan adalah metode Gravimetri dengan
pengeringan Oven, (American Society of Agronomy, 1965) dan pada kali ini juga
digunakan metode Gravimetri dengan pengeringan Oven. Pada prinsipnya penentuan
kadar air dengan metode gravimetric dengan pengeringan Oven yaitu menguapkan air
yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian menimbang bahan dengan
sampai berat konstan yang berarti semua air sudah diuapkan. Cara ini relatif mudah
dan murah. Namun cara ini mempunyai beberapa kelemahan; yaitu : 1) Bahan lain
disamping air juga ikut menguap dan hilang bersama uap air, 2) Dapat terjadi reaksi
selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah menguap, 3) Adanya bahan

25
yang dapat mengikat air secara kuat, sehingga sulit melepaskan airnya meskipun
sudah dipanaskan (Rosmankam, 2002).

26
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 15 Mei 2016 pukul 14.00-
15.00 WITA di Laboratorium Fisika Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum kesuburan tanah kali ini antara lain
gunting, penggaris, alat tulis, dan kantong kresek. Bahan-bahan yang digunakan yaitu
tanaman padi.

3.3 Prosedur kerja


1. sempel tanaman
a. sempel tanaman yang berasal dar lapangan sebelum dianalisis terlebih dahulu
dicuci dengan air untuk menghilangkan debu-debu dan kotoran lainnya yang
dapat memberikan kesalahan pada data hasil analisis.
b. di keringkan dan dipotong-potong (1cm) agar pengeringan lebih cepat
c. sempel tanaman tersebut di oven pada suhu 70 0C
d. kemudian digiling dengan blinder dan dimasukkan kedalam botol plastik
ditutup rapat-rapat agar tidak terkontaminasi dan diberi nomor percobaan atau
perlakuan.
e. sempel tanamna tersebut siap dianalisis.
2. Penetapan kadar air
a. ditimbang sampel tanaman sebelumdioven
b. sampel tanaman dipanaskan pada suhu 105 0C untuk menghilangkan kadar air
selama 4 jam.
c. kadar air dari sampel tanaman, dikethui dari perbedaan bobot sampel tanaman
sebelum dan setelah dikeringkan.( faktor koreksi kelembapan dihitung dari kadar
sempel tanah).

27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 3. Penentuan analisis jaringan NPK
NO BB BKK BO KA (%)
1. 98,4 19,31 42,08 75%
2. 87,4 16,17 51,63 59%
3. 92 16,41 47,8 65%
4. 89,6 18,37 45,69 69%
Keterangan: BB = berat basah
BKK = berat kantong kosong
BO = berat setelah di oven
KA = kadar air ( % )
Analisis Data
Kadar Air ( % ) = kehilangan bobot / bobot contoh asal x 100
= 87,4 – ( 51,63 – 16,17 ) / 87,4 x 100
= 87,4 – ( 35,46 ) / 87,4 x 100
= 59 %
Factor Koreksi ( FK ) = 100 / ( 100 – Kadar Air % )
= 100 / ( 100 – 59 )
= 2, 43

4.2 Pembahasan
Dalam praktikum ini dilakukan pengamatan jaringan tanaman. Jaringan
tanaman yang umumnya digunakan untuk analisi hara adalah daun, karena daun
merupakan tempan proses fotosintesis dan metabolisme lainnya yang sangat aktif.
Daun juga merupakan tempat penyimpanan karbohidrat dan mineral..Analisi daun
digunakan sebagai acuan dalam mendiagnosis masalah hara dan sebagai dasar

28
rekomendasi pemupukan pada tanaman.Bersama unsur fosfor (P) dan kalium (K),
nitogen (N) merupakan unsur hara yang mutlak dibutuhkan oleh tanaman.
Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial, menyusun sekitar 1,5 %
bobot tanaman dan berfungsi terutama dalam pembentukan protein. Sumber N berasal
dari atmosfer sebagai sumber primer, dan lainnya berasal dari aktifitas didalam tanah
sebagai sumber sekunder. Hilangnya N dari tanah disebabkan karena digunakan oleh
tanaman atau mikroorganisme Manfaat dari Nitrogen adalah untuk memacu
pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif, serta berperan dalam pembentukan
klorofil, asam amino, lemak, enzim, dan persenyawaan lain. Nitrogen terdapat di
dalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik. Bahan organik yaitu dari
dekomposisi mahluk hidup yang mati sedangkan yang anorganik dapat dari udara
maupun hujan Bentuk-bentuk organik meliputi NH4, NO3, NO2, N2O dan unsur N.
Selanjutnya, dalam siklusnya, nitrogen organik di dalam tanah mengalami
mineralisasi sedangkan bahan mineral mengalami imobilisasi. Sebagian N terangkut,
sebagian kembali scbagai residu tanaman, hilang ke atmosfer dan kembali lagi, hilang
melalui pencucian dan bertambah lagi melalui pemupukan. Ada yang hilang atau
bertambah karena pengendapan.
Pada kondisi aerobic, senyawa nitrogen ternitrifikasi menjadi ion nitrat (NO3-
) sehingga diserap tanaman dalam bentuk ini, sedangkan pada kondisi anaerobic
(jenuh air) ,senyawa N mengalami amonifikasi menjadi ion ammonium (NH4+)
.Untuk tanaman padi jika disawahkan maka yang banyak diserap adalah NH4+
sedangkan secara gogo/ladang yang banyak diserap adalah NO3-.. Bentuk lain yang
juga diserap tanaman adalah urea (CO(NH2))2. .Efek kekurangan unsur N bagi
Tanaman. Yaitu Pertumbuhan kerdil,Warna daun menguning,Produksi menurun,Fase
pertumbuhan terhenti,Kematian.. Sedangkan Efek dari kelebihan unsur N bagi
tanaman. Yaitu Kualitas buah menurun.Menyebabkan rasa pahit (spt pada buah
timun).Produksi menurun,Daun lebat dan pertumbuhan vegetative yang
cepat,Menyebabkan keracunan pada tanaman.

29
Fosfor (P) merupakan termasuk unsur hara makro, yakni unsur yang
diperlukan dalam jumlah yang besar oleh tanaman. Di alam, fosfor terdapat dalam
dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa
fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang
mati diuraikan oleh decomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat
anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di
sedimen laut..P tersedia dalam tanah berada dalam bentuk H2PO4- dan HPO42-. Siklus
fosfor tidak dapat ditemukan di udara yang mempunyai tekanan tinggi, ini karena
fosfor biasanya cair pada suhu dan tekanan normal. Hal ini terutama melakukan
siklus melalui tanah, air dan sediment. Siklus fosfor dapat ditemukan sebagai partikel
debu yang kecil. Perlahan-lahan bergerak dari endapan di darat dan di sedimen,
organisme hidup, dan jauh lebih lambat daripada kembali ke tanah, air dan sedimen.
Fosfor paling sering ditemukan dalam formasi batuan sedimen dan laut sebagai garam
fosfat.
Garam fosfat yang dilepaskan dari pelapukan batuan melalui tanah biasanya
larut dalam air dan akan diserap oleh tanaman. Fosfat anorganik kemudian akan
diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.Fosfor dialam
dalam bentuk terikat sebagai Ca-fosfat, Fe- atau Al-fosfat, fitat atau protein. Bakeri
yang berperan dalam siklus fosfor : Bacillus, Pesudomonas, Aerobacter aerogenes,
Xanthomonas, dll. Mikroorganisme (Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas,
Aerobacter aerogenes) dapat melarutkan P menjadi tersedia bagi tanaman. . Ketika
hewan dan tanaman mati, maka fosfat akan kembali ke tanah atau lautan lagi selama
pembusukan. Jumlah fosfor dalam tanah pada umumnya sangat kecil, sering kali
faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman. Oleh sebab itu manusia sering
menggunakan fosfat sebagai pupuk pada tanah pertanian
Unsur K dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar, yakni terbesar
kedua setelah hara N .Kalium (K) dalam tanah bersumber dari mineral primer tanah
(feldspar, mika, vermikulit, biotit) dan bahan organik sisa tanaman.. Kalium (K)
dalam tanah bersumber pada pupuk buatan, pupuk kandang, sisa tanaman dan mineral

30
K dalam tanah. K di dalam tanah bersifat mobile sehingga mudah hilang melalui
proses pencucian tau terbawa arus pergerakan air. Kandungan K di dalam tanah
dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain suhu, kelembaban
tanah, kandungan bahan organik, mikrobia pengikat unsur tersebut dari udara, pupuk
kandang maupun pupuk buatan, hasil fiksasi dan limbah industri.
Siklus kalium di mulai ketika kalium tertambat atau kalium yang terdapat di
tanah yg berdasarkan hasil penelitian bahwa kerak bumi memiliki kndungan kalium
sebesar 2,6 % kemudian mengalami pelapukan dan berubah menjadi ion K atau di
sebut Kalium tersedia. Proses kedua ada dua kemungkinan . setelah itu ion K akan di
absorbsi oleh tanaman yang akan membantu proses fisiologi tanaman seperti
fotosintesis atau respirasi sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. jika ada salah satu bagian tanaman gugur atau mati maka
akan menjadi humus lalu di uraikan oleh mikroba sehingga ion kalium akan kembali
ke tanah. kalium tersedia akan di gunakan oleh mikroba dan di uraikan kembali ke
dalam tanah. Proses ke tiga, tanaman akan di makan oleh hewan, kemudian hewan
mengeluarkan kotoran yang akan menjadi humus lalu di uraikan kembali oleh
mikroba sehingga ion kalium akan kembali ke tanah atau hewan tersebut mati
sehingga ion kalium juga akan kembali ke dalam tanah.
Unsur hara kalium di dalam tanah selain mudah tercuci, tingkat
ketersediaanya sangat dipengaruhi oleh pH dan kejenuhan basa. Pada pH rendah dan
kejenuhan basa rendah kalium mudah hilang tercuci, pada pH netral dan kejenuhan
basa tinggi kalium diikat oleh Ca. Kapasitas tukar kation yang makin besar
meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan K, dengan demikian larutan tanah
lambat melepaskan K dan menurunkan potensi pencucian.
Unsur ini diserap tanaman dalam bentuk ion K+ dan dapat dijumpai di dalam
tanah dalam jumlah yang bervariasi, namun jumlahnya dalam keadaan tersedia bagi
tanaman biasanya kecil. K yang ditambahkan kedalam tanah dalam bentuk garam-
garam mudah larut seperti KCl, K2SO4, KNO3, dan K-Mg-SO4. Mekanisme
penyerapan K mencakup aliran massa, konveksi, difusi, dan serapan langsung dari

31
permukaan zarah tanah.Persediaan kalium di dalam tanah dapat berkurang karena tiga
hal, yaitu pengambilan kalium oleh tanaman, pencucian kalium oleh air, dan erosi
tanah.Fungsi utama K antara lain, membantu perkembangan akar, membantu proses
pembentukan protein, menambah daya tahan tanaman terhadap penyakit dan
merangsang pengisian biji.

32
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Teknik pengambilan sampel tanaman adalah suatu proses kegiatan
dilapangan dengan menggunakan teknik komposit ( diagonal dan zig zag)
2. Teknik pengambilan sampel tanaman di gunakan untuk analisis jaringan
tanaman adalah NPK
3. Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk NO3- dan NH4+. Fosfor di serap
tanaman dalam bentuk ion H2PO4- dan HPO4. Kalium dalam bentuk K+
4. Kadar air yang didapatkan sebesar 59 %
5. Kadar air ini menunjukan bahwa kadar air yang tersedia belum
mengganggu pertumbuhan tanaman.
5.2. Saran
Sebaiknya untuk pertanian kedepan agar mampu mnguasai teknik
pengambilan smpel tanaman agak mampu mnentukan berapa kandungan jangingan
yang dapat di butuhkan tanaman dalam meningkatkan produkrtivitasnya.

33
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, M.2008. Studi Pemupukan Nitrogen, Fosfor, dan Kalium pada Tanaman.
Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Kemas Ali.2005. Dasar-Dasar Kesuburan Tanah. Lampung: Universitas Lampung
Press.
Leiwakabessy FM, UM Wahjudin, Suwarno.2008. Kesuburan Tanah. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Muklis.2007. Analisis Tanah dan Tanaman. Medan: Universitas Sumatera Utara
Press.
Rosmarkam A, Yuwono NW.2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Erlangga.

34
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam bidang pertanian, tanah memiliki peranan sebagai media tumbuh
tanaman. Tanah menyediakan berbagai kebutuhan tanaman seperti unsur hara dan
kondisi yang cocok yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh. Lahan pertanain
seperti sawah merupakan lahan yang dimanfaatkan oleh petani sampai saat ini untuk
membudidayakan berbagai jenis tanaman pangan. Kondisi seperti ini menyebabkan
tanah sebagai media tanam dan menyuplai hara harus menyediakan berbagai
kebutuhan hidup tanaman.
Untuk mengetahui apakah suatu tanah ketersediaan hara N, P, K dan kondisi
ph-nya mencukupi dan sesuai untuk kebutuhan tanaman maka diperlukan suatu
pengujian tanah untuk mengetahui kadar hara ini yaitu menggunakan PUTS.
Sedangkan alat yang digunakan untuk menganalisis P, K, C- organic, PH dan
kebutuhan kapur digunakan alat perangkat uji tanah kering (PUTK).
Dengan melakukan pengujian dapat diketahui rekomendasi pemupukan yang
berimbang sesuai atas penilaian status dan dinamika hara dalam tanah serta
kebutuhan tanaman agar pemupukan efektif dan efisien. Pemupukan yang berimbang
tidak harus memberikan unsur makro/mikro, tetapi memberikan unsur yang
jumlahnya tidak cukup tersedia untuk tanaman. Berdasarkan uraian diatas maka
dilakukan praktikum ini untuk mengetahui kandungan N, P, K dan C – organic
dengan menggunakan PUTK dan PUTS.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dilaksanakannya praktikum ini yaitu :
1. Untuk mengetahui penilaian status kesuburan tanah sawah secara cepat.
2. Untuk mengenal penggunaan PUTS dalam menguji tanah sawah dan PUTK pada
tanah kering serta untuk menentukan rekomendasi pupuk N, P, dan K.

35
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perangkat uji tanah sawah (PUTS) terdiri dari satu set alat dan bahan kimia
untuk menganalisis kadar hara tanah sawah, serta dapat digunakan dilapangan dengan
relative cepat, mudah, murah dan cukup akurat. PUTS ini dirancang untuk mengukur
kadar N, P, K tanah dengan PUTS dikatagorikan menjadi tiga kelas satu hara
mengacuh pada penelitian uji tanah yaitu rendah ( R ), sedang ( S ), dan tinggi ( T ).
PUTS merupakan penyederhanaan dari pengertjaan analisis tanah dilaboratorium
yang didasarkan pada hasil penelitian uji tanah. Kriteria penggolongan status N, P, K
dan PH tanah untuk PUTS disajiakan dalam table 1. Satu paket kemasan PUTS terdiri
atas, (a) satu set larutan ekstraksi untuk menetapkan N, P, K dan PH, (b) peralatan
pendukung, untuk mengetahui status hara tanah sawah, petani/penyuluh kini tidak
perlu lagi mendatangkan laboratorium uji tanah (Ani,2014).
PUTK adalah suatu alat untuk analisis kadar hara tanah lahan kering, yang
dapat digunakan dilapangan dengan cepat, mudah, murah dan cukup akurat. PUTK
dirancang untuk mengukur kadar P, K, Cm- organic, PH dan kebutuhan kapur.
Prinsip kerja PUTK adalah mengukur hara P dan K tanah yang terdapat dalam bentuk
tersedia secara semi kuantitatif. Penetapan P dan PH dengan metode kolorimetri
(pewarnaan). Hasil analisi P dan K tanah selanjutnya digunakan sebagai dasar
penentuan rekomendasi pemupukan P dan K spesifik lokasi untuk tanaman jagung,
kedelai, dan padi gogo. Satu unit perangkat uji tanah kering terdiri dari : ( a ) satu
paket bahan kimia dan alat untuk penetapan P, K, bahan organic, PH dan kebutuhan
kapur, ( b ) bagan warna P dan PH tanah, bagan K, kebutuhan kapur dan C – organic
tanah, ( 3 ) buku petunjuk penggunaan PUTK serta rekomendasi pupuk untuk jagung,
kedelai dan padi gogo ( Nabila, 2011).
Rekomendasi pemupukan berimbang harus didasarkan atas penilaian status
dan dinamika hara dalam tanah serta kebutuhan tanaman, agar pemupukan efektif dan
efisiensi. Pemupukan berimbang tidak harus memberikan semua unsur makro/mikro
yang dibutuhkan, tetapi memberikan unsur yang jumlahnya tidak cukup tersedia

36
untuk tanaman.penambahan hara yang sudah cukup tersedia justru meyebabkan
masalah pencemaran lingkungan (tanah dan perairan) terlebih bila status hara sudah
sangat tinggi (Hanafiah,2010).
Penggunaan pupuk N, P, K secara tunggal memberikan pengaruh nyata
terhadap pertumbuhan dan beberapa komponen hasil padi, namun terhadap bobot
1000 biji tidak menunjukan perbedaan. Hara nitrogen merupakan salah satu factor
pembatas utama untuk tanaman padi sawah. Peranan penting dari P di dalam tanaman
antara lain adalah dapat pembentukan buah dan biji serta pembelahan sel dan
perkembangan akar, sehingga kekurangan P akan menyebabkan tanaman tmbuh
lambat dan kerdil (Munar,2008).
Secara langsung, hasil pengujian tanah memang tidak akan menunjukan detail
jenis tanah seperti apa lahan yang kita miliki tersebut. Namun setidaknya dari hasil
pengujian secara statistik menunjukan apakah tanah kita bersipat basa, asam, atau
netral yang di tunjukan dengan nilai PH. Hal ini penting karna bila tanah terlalu asam
atau basa, akan mengganggu pertumbuhan tanaman bahkan bias membuat tanaman
keracunan unsur-unsur tersebut(Setyorini, 2011).

37
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 28 mei 2016 pada pukul
14.00 sampai dengan15.00 WITA, yang dilaksanakan di Laboratorium Konservasi
Lahan Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu PUTS, PUTK,
sampel tanah, sendok spatula, dan pengaduk.

3.3 Prosedur Kerja


A. Cara penepatan status N tanah
Prosedur kerja yang dilakukan yaitu :
1. Diambil ½ sendok spatula tanah uji, menambahkan 2 ml pereaksi N dan
mengaduk sampai rata menggunakan pengaduk.
2. Ditambahkan 2 ml pereaksi N-2 kemudian dikocok sampai homogeny.
3. Ditambahkan kembali 5-10 butir pereaksi N-4 dan dikocok sampai homogeny
lalu didiamkan selama 10 menit.
4. Dibandingakn warna larutan dengan bagan warna tanah dan melihat table
rekomendasi pemupukan N.
B. Cara penetapan status P tanah
1. Diambil ½ sendok spatula tanah uji. Ditambahkan dengan 3 ml peraksi P-1 dan
mengaduknya sampai homogeny. Untuk PUTK diaduk selama 1 menit dan
didiamkan sampai larutan kelihatan jernih.
2. Dimasukkan seujung spatula pereaksi P-2 dan mengocok selama 1 menit dan
mendiamkan selama 10 menit.
3. Dibandingkan warna biru dengan bagan warna P tanah dan melihat table
rekomendasinya untuk pemupukan P

38
C. Cara penetapan status K tanah
1. Diambil ½ sendok spatula tanah uji dan menambahkan 2 ml pereaksi K-1.
Untuk PUTK tambahkan 4 ml K-1 diaduk sampai homogen dan diamkan
selama 5 menit.
2. Ditambahkan 1 tetes pereaksi K-2 hingga homogen. Untuk PUTK ditambahkan
2 tetes pereaksi K-2 kocok diamkan sebentar selama 5 menit.
3. Ditambahkan 1 tetes pereaksi K-3 dan mengkocoknya kembali. Untuk PUTK
ditambahkan 2 ml K-3 secara perlahan-lahan melalui dinding tabung biarkan
sebentar lalu diamati endapan putih berbentuk antara larutan K-3 dengan
dibawahnya.
4. Dibandingkan warna kuning dengan bagan warna K dan melihat rekomendasi
pemupukan K.
D. Cara penempatan status C-organik tanah
1. Diambil ½ sendok spatula tanah, tambahkan 1 ml C-1, diaduk sampai homogen.
2. Ditambahan 3 tetes pereaksi C-2 jangan diaduk.
3. Didiamkan 10 menit lalu amati ketinggian busa yang terbentuk.

39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 4. Uji PUTS ( Perangkat Uji Tanah Sawah )
No. Uji Bagan Warna Status Rekomendasi pupuk
1. N Hijau Pucat Rendah Tanah berpasir = 300 kg/ha
Tanah berliat = 250 kg/ha
2. K Kuning Sedang KCl = 50 kg/ha
KCl + jerami = 5 ton jerami/ha

Table 5. Uji PUTK ( Perangkat Uji Tanah Kering)


No. Uji Bagan Status Rekomendasi pupuk
Warna
1. D Biru muda Sedang Pupuk SP-36 175 kg/ha untuk
jagung
2. K - Rendah Pupuk Kcl 75 kg/ha untul
jagung
3. C-organik - Rendah Bahan Organik 2ton/ha pada
lahan jagung

4.2 Pembahasan
Perangkat uji tanah sawah (PUTS) merupakan alat untuk menganalisis kadar
hara dari tanah sawah. Alat ini dapat digunakan dilapangan secara cepat, mudah,
murah dan akurat PUTS dirancang untuk mengukur kadar N, P, Kdan PH untuk jenis
tanah sawah atau tanah basa. PUTS dibuat untuk mendukung (permentan) tentang
rekomendasi pemupukan N, P, K pada padi sawah spesifik lokasi sebagai acuan
pemupukan berimbang. Manfaat dari PUTS yaitu mengukur status hara N, P, K dan
PH tanah secara cepat dan mudah, dasar penentuan dosis rekomendasi pupuk N, P, K

40
dan amelia tanah sawah, menghemat penggunaan pupuk, meningkatkan pendapatan
petani dan menekan pencemaran lingkungan prinsip kerja dari PUTS yaitu
mengekstrak hara N, P dan K tersedia dalam tanah, mengukur hara tersedia dengan
Bagan Warna dan menentukan rekomendasi pupuk padi sawah.
Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) adalah suatu alat analisis kadar hara
tanah lahan kering, yang dapat dipergunakan dilapangan dengan cepat, mudah, murah
dan cukup akurat, PUTK dirancang untuk mengukur kadar P, K, C-organik, PH dan
kebutuhan kapur. Prinsip kerja PUTK adalah mengukur hara P dan K tanah yang
terdapat dalam bentuk tersedia secara kuantitatif. Penetapan P dan PH dengan metode
kolorimetri(pewarnaan). Hasil analisis P dan K tanah selanjutnya digunakan sebagai
dasar penentuan rekomendasi pemupukan P dan K spesifik lokasi untuk tanaman
jagung, kedelai dan pagi gogo.
Dalam pengambilan sampel tanah sawah dapat diambil setiap saat tidah perlu
menunggu saat sebelum tanam namun tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah
pemupukan. Pengambilan pada lahan sawah diambil pada kondisi basah dan
dilakukan dengan cara diagonal/zigzag pada lahan sawah diwilayah narmada. Sampel
tanah individu diambil menggunakan cangkul sedalam lapisan olah. Sampel-sampel
tanah individu tersebut dicampur dan diaduk merata pada ember plastic, kemudian
dikeringkan dan diayak menggunakan ayakan 0,3 mm.
Keadaan tanah pada saat pengambilan sampel tanah lahan kering sebaiknya
pada kondisi kapsitas lapang karena dimana pada saat itu tanah dalam keadaan
sedang/ keadaan tanah cukup untuk pengolahan tanah. Sampel tanah yang digunakan
pada praktikum ini diambil disenggigi pada tanaman jagung. Cara pengambilan
sampel pada tanah kering dilakukan dengan cara system diagonal / zigzag ( 5 titik
pengambilan ), dengan kedalam 20 cm, sampel tanah individu ini kemudian dicampur
dan diayak dengan ayakan sebesar 0,3 mm, pengayakan dilakukan dengan 5 koran
dan mengambil bagian tengah dari koran tersebut. Hasil ayakan ini dapat digunakan
untuk uji PUTK.

41
Hasil pengukuran yang didapatkan pada praktikum ini adalah pada
pengukuran N dan K dengan menggunakan PUTS didapatkan kandungan N pada
lahan tersebut rendah, hal ini didasarkan berdasarkan warna larutan pada bagan warna
status hara N tanah menggunakan PUTS, sehingga perlu rekomendasi pupuk 300
kg/ha untuk tanah berpasir dan 250 kg/ha untuk tanah liat, sedangkan kandungan K
yang didapatkan pada praktikum ini adalah sedang dengan menggunakan PUTS,
didapatkan dari warna larutan pada bagan warna status hara K tanah, sehingga perlu
rekomendasi pupuk KCl 50 kg/ha dan KCl + jerami 5 ton jerami/ha.
Pada praktikum ini PUTK digunkan untuk analisis P, K dan C – organic.
Hasil yang didapatkan adalah pada uji P, kandungan P yang diperoleh pada lahan
tersebut berstatus sedang, sehingga lahan tersebut perlu rekomendasi pupuk SP-36
173 kg/ha untuk tanaman jagung. Pada uji K diperoleh kandungan K pada lahan
tersebut berstatus rendah, sehingga lahan tersebut perlu rekomendasi pupuk KCl 75
kg/ha untuk tanaman jagung. Sedangkan uji C – organic, hasil yang diperoleh bahwa
busa yang terdapat pada pengujian C – organic kurangdari 2 cm ( 0,3 cm ) sehingga
lahan tersebut berstatus C – organic rendah, ini berarti perlu rekomendasi bahan
organic 2ton/ha pada lahan jagung tersebut.

42
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. PUTS adalah alat untuk menganalisis kandungan N, P, K dan PH tanah
sawah.
2. PUTK adalah alat untuk menganalisi kandungan P, K, PH dan kebutuhan
kapur.
3. Fungsi dari PUTS dan PUTK adalah untuk menghemat penggunaan pupuk.
4. Kadar hara N pada lahan berstatus rendah dengan rekomendasi pupuk urea
300 kg/ha.
5. Rekomendasi pupuk yang dianjurkan sudah merupakan pupuk yang
ditetapkan agar pemupukannya tepat dan efisien.

5.2 Saran
Sebaiknya para petani menganalisis kandungan hara N, P, K dan C-oganik agar
penggunaan pupuk lebih efisien dan tidak terjadi pencemaran tanah dan air.

43
DAFTAR PUSTAKA

Ani, 2014. Uji Tanah Lahan Sawah Dengan PUTS. http : // www. Slide share.net {30
mei 2016}
Hanafi, 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada : Jakarta
Munar, 2008. Pengelolaan Bahan Organik Untuk Memelihara Kesuburan tanah. Soil
Environment, Vol.6, No.2, Hal : 91 - 97
Nabila, 2011. C – organic dan pengapuran. Pesrantron : Malang.
Setyorini, 2011. Perangkat Uji Tanah Kering. Agro inovasi : Bogor.

44
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pupuk merupakan material yang ditambahkan pada media tanam dan tanaman
untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu untuk
bereproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organic ataupun non
organic ( mineral ). Pupuk berbeda dengan seplemen. Pupuk mengandung bahan baku
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara
suplemen sepetri hormone tumbuhan yang membantu kelancaran proses metabolism.
Meskipun demikian, didalam pupuk khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan
sejumlah material suplemen. Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan
tanaman agar kebutuhan nutrisi tanaman tercukupi. Pemupukan yang terlalu sedikit
atau terlalu banyak dapat berbahaya bagi tumbuhan.
Pupuk berdasarkan unsur hara yang dikandungnya dapat dibagi menjadi dua,
yaitu pupuk makro dan pupuk mikro. Pupuk makro adalah suatu bahan yang
dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang relative besar. Pupuk mikro adalah
pupuk yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relative sedikit/kecil. Pada
praktikum ini hanya mengenal pupuk makro.
Pupuk makro ada banyak jenisnya, baik dilihat dari bentuk,kandungan unsur
haranya, sumber bahannya, cara aplikasi dan cara melepaskan unsur haranya. Pupuk
makro berdasarkan bentuk yaitu pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk makro
berdasarkan kandungan unsur hara yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk
makro berdasarkan cara aplikasinya yaitu pupuk daun dan pupuk akar serta pupuk
makro berdasarkan cara melepaskan unsur hara yaitu fast reltase dan slow reltase.
Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum tentang pengenalan pupuk makroo.

45
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal pupuk makro dan mengidentifikasi
sifat fisik ( bentuk dan warna ), sifat kimia ( rumus kimia dan kadar hara ) serta
kelarutannya.

46
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam arti luas, pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah
sifat kimia, fisika, dan biologi dan biologi tanah sehingga menjadi lebih baik pada
pertumbuhan tanaman. Dalam pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu bahan
yang mengandung satu atau lebih hara tanaman. Dengan pengertian ini, kegiatan
tersebut diatas hanya urea yang dianggap sebagai pupuk karena bahan tersebut
mengandung hara tanaman, yakni unsur hara nitrogen(Wiyono, 2006).
Nitrogen adalah senyawa yang tersebar secara luas dibiosfer. Atmosfer bumi
mengandung sekitar 78% gas nitrogen dapat berupa nitrogen organic dan anorganik.
Nitrogen (NH3), ammonium (NH4+), nitrat (NO3-) dan nitrat (NO2-), jumlah secara
kuantitatif dari nitrogen yang terakumulasi oleh tiap makhluk hidup baik hewan
maupun tumbuhan bervariasi 1 sampel 10% dari total berat kering (dryweight).
Nitrogen diserap tanaman sebagai NO3- dan NH4+, yang kemudian dimasukkan
kedalam semua asam amino dan protein. Nitrogen merupakan unsur hara yang sangat
banyak sering membatasi hasil tanaman(KIM, 2007)
Fosfor merupakan satu dari enam belas hara esensial bagi tanaman, sehingga
keberadaan bagi tanaman dibutuhkan dalam jumlah yang relative banyak dan tidak
dapat digantikan oleh unsur lain. Secara umum fosfor didalam tanah digolongkan
dalam dua bentuk, yaitu : bentuk organic dan anorganik. sebagian besar senyawa
fosfor anorganik adalah senyawa senyawa kalium senyawa besi, dan aluminium,
sementara kelompok senyawa organic ialah fitin dan derivatenya, asam nukleat dan
pospolipida. Bentuk fosfor organic ini dapat meliputi 3 % hingga 75 % dari total
fosfor tanah. Jumlah kedua bentuk ini disebut dengan p- total. Bentuk yang tersedia
bagi tanaman dalam jumlah yang dapat diambil oleh tanaman hanya merupakan
sebagian kecil dari jumlah yang ada dalam tanah. Fosfor dapat diserap oleh tanaman
dalam bentuk apatit kalsium fosfat, FePO4dan Al PO4 (Leiwakabessy et al, 2008)
Kalium merupakan salah satu unsur hara esensial yang sangat di perlukan oleh
tanaman,namun kebutuhan kalium pada setiap tanaman berbeda. Perana utama

47
kalium (K) dalam tanaman adalah sebagai aktifator berbagai enzim.K merupakan
satu-satunya kation monopalen yang esensial bagi tanaman.K terlibat dalam semua
reaksi biokimia yang berlangsung dengan tanaman dan merupakan batasan yang
paling banyak di perlukan tanaman. K bukan bagian penyususn bagian integral
komponen tanaman,melainkan fungsinya sebagai katalis berbagai fungsi isiologis
esensial. Adanya K tersedia yang cukup dalam tanah menjamin ketojoraan tanaman.
Selanjutnya membuat tanaman lebih tahan terhadap berbagai penyakit dan merasang
pertumbuhan akar. K dapat diserap tanaman dalam bentuk ion K+ dan dikenal sebagai
hara penentuan mutu produksi tanaman (Seepandi dan iswandi,2007)
Unsur hara magnesium merupakan unsur hara yang berfungsi dalam
transfortasi enzim,komponen inti pembentukan krolopil dan enzim,serta berperan
dalam sintesis protein. Agar tersediah hijau daun yang sempurna dan terbentuk karbo
hidrat,lemak,dan minyak-minyak.Magnesium memegang peranan penting dalam
transfprtasi fospat dalam tanaman. Dengan demikian,kandungan fospat dalam
tanaman dapat dinaikan dengan jalan menambah unsur magnesium.Selain unsur hara
magnesium terdapat unsur hara lain yang berperan bagi tanaman yaitu unsur hara
belerang (S). S berperan dalam pembentukan bintil akar. Sulfur ini merupakan bagian
penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak. Unsur sulfur dapat diserap oleh
tanaman dalam bentuk SO32- dan SO42- . Sedangkan bagi tanaman, kalium (Ca)
bertugas untuk merangsang pembentukan biji. Kalium yang terdapat dalam batang
dan daun ini berkhasiat untuk menetralkan senyawa yang tidak menguntungkan pada
tanah(Mukhlis, 2007)

48
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu, 04 juni 2016 pukul 14:00 sampai
dengan 15:00 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia dan Biologi Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

3.2 Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah peralatan tulis menulis.
Sedangkan bahan-bahan adalah berbagai macam pupuk makro.

3.3 Prosedur Kerja


1. Disiapkan alat tulis menulis.
2. Diperhatikan dan diamati setiap contoh pupuk makro.
3. Dicatat nama pupuk, kadar persentase (kelarutan), kandungan hara, bnetuk
dan warna pupuk beserta sifatnya.

49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Table 6 hasil pengamatan:
No. Nama Sifat Fisik Dan Sifat Kimia
Pupuk
1. Fertila Bentuk : Butiran
Warna : Abu – Abu
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Rumus Kimia : -
Kadar Hara : N= 14%, P=10%, K= 6%
Asam/Basa : Asam
2. KNO3 Bentuk : Butiran
Warna : Putih
Kelarutan : Sukar larut dalam air
Rumus Kimia : KNO3
Kadar Hara : N= 13%, P= 0%, K= 45%
Asam/Basa : Asam
3. Gandasil B Bentuk : Butiran
( Pupuk Warna : Merah
Majemuk) Kelarutan : Sulit larut dalam air
Rumus Kimia : -
Kadar Hara : N= 6%, P= 20%, K= 30 %, Mg=3 %.
Asam/Basa : Netral
4. Gandasil D Bentuk : Kristal
( Pupuk Warna : Biru
Majemuk) Kelarutan : Mudah larut dalam air
Rumus Kimia : -

50
Kadar Hara : N= 20%, P=15%, K= 45%, Mg=1%
Asam/Basa : Asam
5. SP-36 Bentuk : Bongkahan
Warna : Abu – Abu
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Rumus Kimia : -
Kadar Hara : P2O5 = 36 %
Asam/Basa : Netral
6. Ultradap Bentuk : Kristal
Warna : Putih
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Rumus Kimia : -
Kadar Hara : N= 12%, P2O5= 60%
Asam/Basa : Asam
7. KCl Bentuk : Butiran
Warna : Merah Terasi
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Rumus Kimia : KCl
Kadar Hara : KCl = 50 %
Asam/Basa : Asam
8. Urea Bentuk : Butiran
Warna : Putih
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Rumus Kimia : Co (NH2)2
Kadar Hara : N= 46%
Asam/Basa : Asam
9. Vigrow Bentuk :Cair
Super Warna :Putih

51
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Rumus Kimia : -
Kadar Hara :P = 1 %, K = 1%
Asam/Basa : Asam
10. CPN Bentuk : Butiran
Warna : Merah
Kelarutan : Sukar larut dalam air
Rumus Kimia : -
Kadar Hara : N= 15%, K2O= 14%
Asam/Basa : Asam
11. Bioorganik Bentuk : Butiran
Warna : Abu – Abu
Kelarutan : Lambat larut dalam air
Rumus Kimia : -
Kadar Hara : N= 11%
Asam/Basa : Asam
12. Green Bentuk : Cair
Tonik Warna : Ungu
( Pupuk Kelarutan : Mudah larut dalam air
Majemuk) Rumus Kimia : -
Kadar Hara : N=14%, P2O5=10%, K2O=2,35%,
S=0,35%
Asam/Basa : Asam
13. Magnesium Bentuk : Kristal
Sulfat Warna : Putih
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Rumus Kimia : MgSO4
Kadar Hara : N= 16%, P=20%, K= 30%

52
Asam/Basa : Asam
14. Kristalon Bentuk : Kristal
(Pupuk Warna : Hijau muda
Majemuk) Kelarutan : Mudah
Rumus Kimia : -
Kadar Hara : N= 14%, P=10%, K= 6%
Asam/Basa : Asam
15. Orgamax Bentuk : Cair
(Pupuk Warna : Coklat
Majemuk) Kelarutan : Mudah larut dalam air
Rumus Kimia : -
Kadar Hara :C-organik = 5,06%
Asam/Basa : Asam

4.2 Pembahasan
Dalam praktikum ini diamati berbagai jenis pupuk makro. Pupuk mako adalah
pupuk yang kandungan unsur hara didalamnya dibutuhkan oleh tanaman dalam
jumlah relative besar. Unsur hara tersebut diantaranya, nitrogen(N), fosfor(F),
kalium(K), kalsium(Ca), magnesium(Mg), dan belerang(S). Adapun pupuk makro
yang diamati dalam praktikum yaitu : pupuk fertile, pupuk KNO3, pupuk gandasil B,
pupuk gandasil D, pupuk SP-36, pupuk ultradap, pupuk kcl, pupuk urea, pupuk
vigrow super, pupuk CPN, pupuk bioorganic, pupuk green tonik, pupuk
MgSO4(magnesium sulfat), pupuk kristalon dan pupuk argamax.
Pupuk fertile meiliki bentuk butiran, berwarna abu-abu, memiliki kadar hara
didalamnya yaitu N = 14%, P = 10% dan K = 6%, memiliki sifat kelarutan yaitu
mudah larut dalam air serta pupuk ini bersifat asam.selanjutnya pupuk ini
diaplikasikan dengan cara disemprotkan pada tanaman dengan cara melarutkan 5-7
sendok makan fertile dalam satu tangka hand splayer berkapasitas 17 liter, lalu

53
semprotkan ke seluruh tanaman. Pupuk fertile ini diaplikaskan fase generative agar
memacu dalam pengisian butir tanaman secara serempak. Dosis yang digunakan pada
pupuk adalah 2 kg/ha agar mempertinggi produksi sekitar 1,5 ton/ha.
Pupuk KNO3 memiliki bentuk butiran, berwarna putih, memiliki kadar hara di
dalamnya yaitu N=13%, P=0% dan K= 45%, memilik sifat kelarutan yakni sukar
larut dalam air karena bersifat netral. Selanjutnya pupuk ini dengan cara ditaburkan
pada tanaman pada saat pemupukan. Pupuk ini di aplikasikan pada fase vegetatip
tanaman agar merangsang pada pertumbuhan batang dan daun. Dosis yang diberikan
pada tanaman sebanyak 150 – 200 kg/ha.
Pupuk gandasil B dan gandasil D merupakan pupuk yang banyak digunakan
untuk pemupukan tanaman. Pupuk ini memiliki bentuk butiran atau Kristal warna
merah dan biru, memiliki sifat kelarutan yaitu mudah larutan dalam air. Selanjutnya
pupuk gandasil ini diberikan pada tanaman dengan cara dilarutkan pada air kemudian
di semprotkan secara merata pada ranting dan daun. Pupuk ini juga bias di berikan
sebagai pupuk tabur. Pupuk gandasil B diberikan pada tanaman pada fase vegetative
sedangkan gandasil D pada fase generative dosis yang di ajaurkan pada pemakaian
pupuk ini adalah sebanyak 50 gr/ha.
Pupuk SP-36 memeliki bentuk bongkahan, warna abu-abu, sifat kelarutan
yaitu mudah larut dalam air, dan kadar haranya sebesar P2O5 =36%. Pupuk ini
diaplikasikan sebagai pupuk dasar yaitu pada awal penanaman. Cara pengaplikasikan
pupuk SP-36 ini yaitu dengan cara tabor serta dosis yang diberikan sebanyak 200-250
kg/ha.
Pupuk ultradaf memiliki bentuk berupa Kristal, berwarna putih, sifat kelarutan
yang mudah larut dalam air serta kadar hara di dalamnya yaitu N=12%, P 2O5=60%.
Pupuk ini diaplikasikan sebagai pupuk susulan yang berfungsi membantu proses
pertumbuhan dan pembentukan akar, bunga dan pertumbuhan buah. Pupuk ultradaf
dapat diaplikasikan dengan cara di semprotkan. Dosis untuk pupuk ini adalah sebesar
3 kg/ha.

54
Pupuk KCl memiliki bentuk butiran, berwarna merah, sifat kelarutannya yaitu
mudah larut dalam air, kadr hara di dalamnya sebesar KCl=50%. Pupuk KCl ini
diaplikasikan pada saat fase vegatatif dan generative agar peningkatan hasil panen.
Cara pengapliasikan pupuk KCl ini adalah dengan cara di tabor pada tanaman serta
dosis yang sesuai yang digunakan sebesar 200-250 kg/ha.
Pupuk urea memilik bentuk butiran, berwarna putih, sifat kelarutannya mudah
larut dalam air karena pupuk ini bias dengan mudah berikatan dengan air
(higroskovis), serta kadungan hara didalamnya yaitu N=46%. Pupuk urea
diaplikasikan pada fase vegetative karena untuk merancang pada pertumbuhan daun
dalam klorofil. Cara pemberian pupul ini dengan cara di taburkan. Dosisi yang
diperlukan pada pupuk urea sebesar 250-300 kg/ha. Pupuk vigrowsuper memiliki
bentuk cair, berwarna putih, sifat kelarutannya yang mudah larut dalam air serta
kandungan hara didalamnya N=5%, P=1% dan K=1%. Pupuk ini diaplikasikan pada
fase vegetative dengan cara di semprotkan secara merata pada daun yaitu dilarutkan
dalam air 500-750 liter di semoprotkan ke tanaman mulai umur HST dengan interfal
1 minggu.
Pupuk CPN memiliki bentuk butiran, berwarna merah, sifat kelarutannya
yang suka larut dalam air serta kandungan haranya yaitu N=15%, K2O=14%,
Na=18%, B =0,05%. Pupuk CPL ini diaplikasikan pada awal penanaman sebagai
pupuk dasar dan pada hari ke 7, 14, dan 21 HST sebagai pupuk susulan. Dosis yang
diberiakan sebesar 500 kg/ha (pupuk dasar) dan 150 kg/ha untuk susulan. Cara
pemberian pupuk ini yaitu dengan menaburkan pada tanah.
Pupuk bioorganic memilik bentuk butiran, berwarna abu-abu sifat kelarutan
yang lambat larut dalam air serta kadungan hara di dalamnya adalah N=11%. Pupuk
ini diaplikasikan pada awal sampai akhir penanaman, yaitu pada awal penanaman
sebagai pupuk dasar dan di akhir. Cara pemberian pupuk ini adalah dengan cara di
tabor dan di semprotkan. Pupuk ini mempunyai dosis yang sesuai untuk tanaman
yaitu sebesar 5kg/ha.

55
Pupuk green tonik memiliki bentuk cair, berwarna ungu sifat kelarutan yang
mudah larut dalam air serta kandungan hara didalamnya adalah N=14%, P 2O5= 10%,
K2O=2,15%, S=0,35%. Pupuk green tonik ini diaplikasikan pada tanaman. Waktu
pemberian pupuk ini yaitu pada fase generative (pembuahan). Cara aplikasi pupuk ini
dengan cara disemprotkan dengan jumlah dosis sebesar 200 cc/liter/ha.
Pupuk organic memiliki bentuk cairan, berwarna coklat, serta kelarutannya
yang mudah larut dalam air serta kadar hara yaitu Na = 8 %, S = 25 %. Pupuk organic
ini diaplikasikan pada 7 – 15 hari setelah tanam(Hst) dengan cara disemprotkan pada
bagian fase vegetative. Dosis pada pupuk ini sekitar 3 – 4 ml/litaer/ha.
Pupuk magnesium sulfat (MgSO4) memiliki bentuk Kristal, berwarna putih
serta kelarutannya yang mudah larut dalam air serta kadar haranya yaitu N=16%,
P=20%, K=30% dan Mg=3%. Pupuk ini di aplikasikan pada waktu awal penanaman
dengan cara di taburkan pada tanaman. Dosis yang diperlukan dalam pemberian
pupuk ini adalah sebesar 200 kg/ha.
Pupuk kristalon merupakan jenis pupuk majemuk memilih yang memiliki
bentuk Kristal, berwarna hijau mudah dan bentuk kelarutannyaadalh mudah larut
dalam air serta kadar / kandung haran di dalamnya adalah N=13%, P=40%, K=13%.
Pupuk ini diaplikasikan pada fase vegetative karena untuk merangsang pertumbuhan
daun. Cara pemberian pupuk ini adalah dengan cara disemprot pada daun. Dosis yang
diperlukan 250 cc/liter air per hektar.

56
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Pupuk makro yang mudah larut dalam air, antara lain: pupuk fertila, SP-36,
Ultradap, KCl, urea, Vigrow super, green tonik, magnesium sulfat, kristalon dan
argamax. Sedangkan pupuk makro yang sulit/sukar larut dalam air antara lain,
KNO3, gandasil B, dan gandasil D, CPN, bioorganic.
2. Pupuk makro yang memiliki bentuk butiran/bongkahan antara lain, pupuk fertila,
KNO3, gandasil B, dan gandasil D, SP-36, Ultradap, KCl, urea, CPN,
Bioorganik, MgSO4, dan kristalon. Sedangkan puput orgamax dan green tonik.
3. Pupuk makro merupakan pupuk yang mengandung unsur hara makro yang
dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relative besar.
4. Pupuk makro dapat diberikan atas kadar haranya terdiri dari dua jenis yaitu
pupuk organic dan pupuk organic.
5. Berdasarkan hasil yang telah diamati dapatkan beberapaa macam pupuk makro
antara lain, pupuk fertile, SP36, ultradap, KCl, urea, vigrow super, green tonik,
MgSO4, kristalon, orgamax, KNO3, gandasil B, gandasil D, CPN dan bioorganic.

5.2 Saran
Sebaiknya untuk pertanian kedepan harus lebih mengenal macam/jenis pupuk
makro yang digunakan berdasarkan sifat fisik dan kimianya agar mampu
meningkatkan produktifitas tanaman dengan mengetahui jenis, waktu, cara dan dosis
pemupukan.

57
DAFTAR PUSTAKA

KIM, 2007. Analisis Pertumbuhan Tanaman Penggunaan pupuk mikro. UGM


press : Yogyakarta.
Leiwakabessy, 2008. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.
Mukhlis, 2007. Unsur Hara Makro Pengganti. Penebar swadaya. Jakarta.
Supardi dan iswandi, 2007. Kesuburan Tanah dan pemupukan. Penebar
swadaya. Jakarta
Wiyono, 2006. Pupuk dan Pemupukan. ITB press. Bandung.

58
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pupuk merupakan material yang ditambahkan pada tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara diperlukan tanaman sehingga mampu untuk bereproduksi
dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organic ataupun
anorganik(Mineral). Pupuk berbeda dengan suplemen. Pupuk mengandung bahan
baku yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara
suplemen seperti hormone tumbuhan yang membantu kelancaran proses metabolism.
Pemupukan yang terlalu sedikit atau terlalu banyak dapat berbahaya bagi tumbuhan.
Pupuk berdasarkan unsur hara yang dikandungnya dapat dibagi menjadi dua,
yaitu pupupk makro dan miko. Pupuk makro adalah kandungan unsur haranya
dibutuhkan dalam jumlah yang relatif besar. Pupuk mikro adalah pupuk yang
kandungan haranya dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang relative
sedikit/kecil. Pada praktikum ini hanya mengenal pupupk mikro.
Pupuk mikro memiliki banyak jenis, baik dilihat dari bentuk kandungan unsur
hara, sumber bahannya, cara aplikasi dan cara melepaskan unsur haranya. Pupuk
mikro berdasarkan bentuk yaitu pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk mikro
berdasarkan kandungan haranya yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk
mikro berdasarkan cara aplikasi yaitu pupuk daun dan pupk akar. Pupuk mikro
berdasarkan cara melepaskan unsur hara yaitu pupuk cepat larut dalam air dan pupuk
lambat larut dalam air. Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum tentang mikro.

1.2 Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengenal pupuk mikro dan mengidentifikasi
sifat fisik (bentuk dan warna), sifat kimia (rumus kimia dan kadar hara) serta
kelarutannya.

59
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam artian luas, pupuk merupakan suatu bahan yang digunakan untuk
mengubah sifat fisika, kimia, maupun biologi tanah sehingga menjadi lebih baik dari
pertumbuhan tanaman. Dalam artian lainnya, pupuk merupakan suatu bahan
tambahan yang diberikan untuk meningkatkan PH tanah yang asam, pemberian
legume bersama benih kacang-kacangan dan pemberian pembenah tanah ( soil
conditioner ) untuk memperbaiki sifat tanah, dan semua usaha pemberian bahan
tambahan atau pupuk tersebut dinamakan pemupukan(Kasno, 2009)
Pupuk hara mikro adalah pupuk yang mengandung unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang relatifsedikit. Unsur-unsur hara ini
diantaranya, besi (Fe), Mangan ( Mn), Boron (B), Molibdenum (Mo), Tembaga (Cu),
Seng (Zn), Cobalt (Co), Natrium (Na), Silikon (Si), Nikel (Ni) dan Chlor (Cl). Unsur
hara yang pertama adalah unsur hara besi yang berfungsi untuk pembentukan klorofil.
Berperan dalam proser-proses fisiologi tanaman seperti proses pernapasan. Sebagai
aktifator dalam proses biokimia di dalam tanaman dan pembentuk beberapa enzim,
diserap oleh tanaman dalam bentuk Fe2+ dan Fe3+. Sedangkan unsur hara Mn (
Mangan) diperlukan oleh tanaman dalam pembentukan protein dan vitamin terutama
vitamin C. berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau pada daun yang
tua. Unsur Mn dapat diserap tanaman dalam bentuk Mn2+ dan Mn4+( Jaya, 2013)
Unsur hara Boron (B) merupakan salah satu unsur hara makro yang berfungsi
dalam mengangkut karbohidrat dalam tumbuh tanaman dan menghisap unsur kalium.
Berfungsi dalam perkembangan bagian-bagian tanaman dalam tumbuh aktif. Pada
tanaman penghasil biji unsur ini berpengaruh terhadap pembagian sel. Menaikkan
mutu tanaman sayuran dan tanaman buah. Unsur ini diserap oleh tanaman BO33- dan
HBO3-. Sedangkan unsur hara Molibdenum (Mo) berperan dalam mengikat ( fiksasi )
nitrogen oleh mikroba pada leguminosa. Sebagai katalisator dalam mereduksi N.
sebagai kofaktor pada beberapa enzim nitrogenase, nitrat reductase dan xanthine

60
oksidase. Unsur hara Mo ini diserap tanaman yang berperan dalam tumbuh tanaman
dalam bentuk Mo O42-( Samino, 2013)
Unsur hara tembaga (Cu) merupakan unsur hara mikro yang diperlukan
dalam pembentukan enzim seperti, ascorbic acid oxidase, lakosa, butirid coenzim A,
dehidrosenum. Unsur Cu berperan penting dalam pembentukan hijau daun ( klorofil).
Cu diserap tanaman dalam bentuk Cu2+. Sedangkan unsur seng (Zn) diperlukan dalam
jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendoronng perkembangan
pertumbuhan. Berfungsi dalam pembentukan hormone tumbuh (auxin) dan penting
bagi keseimbangan fisiologis. Berperan dalam pertumbuhan vegetative dan
pertumbuhan biji/buah. Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk Zn2+ (Caiyan, 2010)
Unsur chlor (Cl) merupakan unsur-unsur hara mikro yang berfungsi untuk
memperbaiki dan meningkatkan hasil kering dari tanaman, seperti tembakau, kapas,
kentang, dan tanaman sayuran. Sebagai pemindah hara tanaman. Meningkatkan
osmosis sel. Mencegah kehilangan air yang tidak seimbang. Cl diserap oleh tanaman
dalam bentuk Cl-. Unsur Cobalt (Co) berperan untuk fiksasi nitrogen dalam
penyerapan unsur N, dan Cobalt dapat digantikan perannya dengan unsur natrium
(Na) dan Molibdenum (Mo). Unsur Natrium (Na) berfungsi penyeimbangan ion pada
regulasi energy untuk membuka dan menutupnya stomata. Unsur Silikon (Si)
tersimpan didalam dinding sel yang mengakibatkan sifat mekanis sel yaitu kaku atau
elastis. Sedangkan unsur Nikel (Ni) berperan sebagai aktifasi urease enzim yang
berperan dalam metabolisme Nitrogen untuk prose pembakaran urea. Sementara
untuk tanaman tingkat rendah, sebagai kofaktor beberapa enzim. Unsur Ni perannya
dapat digantikan dengan unsur seng (Zn) dan besi (Fe). Unsur ini diserap tanaman
dalam baentuk Na+(Reijntjes,2008)

61
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu, 04 juni 2016 pada pukul 14.00
sampai 15.00 WITA. Praktikum ini bertempat di Laboratorium Fisika Dan Biologi
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum kali ini adalah peralatan
tulis dan berbagai macam pupuk mikro.

3.3 Prosedur Kerja


1. Dipersiapkan alat tulis.
2. Diperhatikan dan diamati setiap contoh pupuk mikro.
3. Dicatat nama pupuk, kadar persentase, kandungan hara, bentuk, dan warna pupuk
serta sifatnya.

62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Table 7 hasil pengamatan sebagai berikut :

No. Nama Pupuk Sifat Fisik dan Sifat Kimia


1. Orgamax Bentuk : Cair
(pupuk majemuk) Warna : Coklat
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Rumus Kimia : -
Kadar Hara : N=18%, B=0,05%, Mo=17,93%,
Mn=5,68%, Co= <1%, 2n=3,45%.
Asam/Basa : Asam
2. Kristalon Bentuk : Kristal
(pupuk majemuk) Warna : Putih
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Rumus Kimia : -
Kadar Hara : Cu = 2%, Mo = 18%
Asam/Basa : Asam
3. Green Tonik Bentuk : Cair
(pupuk majemuk) Warna : Abu – Abu
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Rumus Kimia : -
Kadar Hara : Cl = 0,02 %
Asam/Basa : Asam
4. New Kristalon Bentuk : Bubuk
Warna : Hijau muda
Kelarutan : Mudah larut dalam air

63
Rumus Kimia : -
Kadar Hara : Mo = 0,01 %
Asam/Basa : Asam

4.2 Pembahasan
Dalam praktikum ini diamati berbagai jenis pupuk mikro. Pupuk mikro adalah
pupuk yang mengandung unsur hara mikro dan dibutuhkan oleh tanaman dalam
jumlah yang relative kecil/sedikit. Unsur hara tersebut diantaranya, unsur besi (Fe),
Mangan(Mn), Boron(B), Molibdenum(Mo), Tembaga(Cu), seng(Zn), Cobalt(Co),
Natrium(Na), Silikon(Si), Nikel(Ni), dan Clor(Cl). Adapun pupuk mikro yang
diamati dalam praktikum ini yakni, pupuk orgamax(pupuk majemuk), pupuk
kristalon(majemuk), pupuk green tonik dan new kristalon.
Pupuk orgamax merupakan pupuk yang tergolong kedalam pupuk majemuk
yaitu : pupuk yang memiliki kandungan unsur hara makro dah mikro. Pupuk ini
memiliki pupuk cair, berwarna coklat, sifat kelarutannya mudah larut dalam air serta
kandungan hara didalamnya berupa Na = 8%, B = 0,05%, Mo = 17,93%, Mn=5,68%,
Co = 1%, dan Zn 3,45%. Pupuk orgamax ini diaplikasikan pada 7-15 hari setelah
tanah (HST). Cara pemberian pupuk ini adalah dengan disemprotkan pada seluruh
bagian tanaman pada fase vegetative. Dosis pupuk ini tersedia bagi tanaman adalah
sebesar 3-4 ml/liter dalam satu hektar.
Pupuk kristalon memiliki bentuk Kristal, berwarna putih, sifat kelarutannya
adalah mudah larut dalam air serta memiliki kandungan unsur hara Cu=2%,
Mo=18%. Pupuk ini diaplikasikan pada fase vegetative karena untuk merangsang
pertumbuhan daun. Cara pemberian pupuk kristalon ini adalah dengan disemprotkan
pada organ daum. Dosis yang dianjurkan bagi kebutuhan tanaman adalah 200-250
cc/liter dalam satu hektar.
Pupuk Green tonik memiliki bentuk cair, berwarna ungu/putih, sifat
kelarutannya adalah mudah larut dalam air karena karena bersifat mengikat air dalam

64
jumlah yang banyak (higroskopis) serta kandungan harannya adalah Cl=0,02%.
Pupuk ini diaplikasikan pada tanaman pada fase generative. Cara pemberian dengan
cara disemprotkan dengan jumlah dosis yang dianjurkan adalah 200 cc/liter dalam
satu hektar.
Pupuk New kristalon memiliki kesamaan dengan pupuk kristalon hanya
kebutuhan bagi tanaman yang membedakan kedua pupuk ini. Pupuk ini memiliki
bentuk bubuk, berwarna hijau muda, sifat kelarutannya mudah larut dalam air serta
memiliki kandungan hara berupa Mo=0,01%. Cara aplikasi pupuk ini adalah dengan
disemprotkan pada bagian akar tanaman karena akar menjadi komponen pembentuk
enzim pada bintil akar. Waktu pemberian pupuk ini pada fase vegetative. Dosis yang
dianjurkan sebesar 200-150 cc/liter per ha.

65
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Pupuk mikro adalah pupuk yang mengandung unsur hara mikro yang
dibutuhkan tanaman dalam jumlah relative sedikit.
2. Pupuk mikro yang mudah larut dalam air yaitu orgamax, kristalon, green tonik,
dan new kristalon sedangkan pupupk mikro yang sukar larut tidak ada karena
pupuk mikro bersifat higroskopis.
3. Pupuk mikro yang memiliki bentuk butiran yaitu pupuk kristalon dan new
kristalon. Sedangkan pupuk yang berbentuk cair yaitu pupuk orgamax, pupuk
green tonik dan lain-lain.
4. Pupuk mikro dapat dibedakan atas kandungan haranya yaitu pupuk organic dan
pupuk anorganik.
5. Berdasarkan hasil praktikan yang telah diamati maka didapatkan empat macam
pupuk mikro yaitu, pupuk orgamax, kristalon,green tonik dan new kristalon.

5.2 Saran
Sebaiknya untuk pertanian kedepan harus lebih memperhatikan cara
pemberian dosis pupuk yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan yaitu dosis,
cara, waktu, dan sasaran.

66
DAFTAR PUSTAKA

Caiyan. 2010. Penentuan Kandungan Unsur Hara Mikto. Jurnal Kimia


Lingkungan, Jurusan Kimia FMIPA. Universitas Andalas. ISSn No :
2303 – 3401. V : 2. No. 1.
Jaya, F. 2013. Unsur Hara Mikro Pada Tanaman. Lembaga Pertanian. Bogor.
Kasno. 2009. Pengertian Pupuk Secara Luas. UGM press. Yogyakarta.
Reijntjes. 2008. Unsur Hara Mikro Penganti. Balai Pertanian. Bogor.
Samino. 2013. Konsentrasi Unsur Hara Mikro. Pustaka Buana. Bandung.

67

Anda mungkin juga menyukai