Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR ILMU TANAH DAN PEMUPUKAN


ACARA KADAR PH TANAH

ANGGOTA KELOMPOK 1 :

1. M. IRFAN ARYA AFANDI (2004001)


2. TRI WAHYUDI (2004002)
3. ARDANI TUMANGGOR (2004062)
4. BIMA RIZKY RIZMAWAN (2004063)
5. HERU HANDOYO SIREGAR (2004064)

KELAS : D

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN DIPLOMA III


POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PH adalah tingkat keasaman atau suatu benda yang diukur dengan


menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Kemasaman tanah merupakan salah
satu sifat yang penting, sebab terdapat hubungan pH dengan ketersediaan unsur
hara juga terdapat beberapa hubungan antara pH dengan sifat-sifat tanah. pH
tanah merupakan kondisi keterikatan antar unsur atau senyawa yang terdapat di
dalam tanah, nilai pH tanah terdiri dari masam, netral dan alkalis. Nilai pH yang
netral akan mempengaruhi tingkat penyerapan unsur hara oleh akar tanaman,
karena pada pH netral tersebut kebanyakan unsur hara yang terkandung di
dalamnya mudah larut di dalam larutan tanah (Hardjowigeno, 2010).
Pada tanah masam (pH rendah), tanah didominasi oleh ion Al, Fe. Ionion ini
akan mengikat unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman, terutama unsur P
(fosfor), S (sulfur), sehingga tanaman tidak dapat menyerap makanan dengan baik
meskipun kandungan unsur hara dalam tanahnya banyak. Pada kondisi ini, derajat
kemasaman tanah bernilai < 7. Selain ion-ion Al, Fe, dan Mn mengikat unsur
hara, ion-ion tersebut juga meracuni tanaman. Pada tanah masam, kandungan
unsur mikro seperti seng (Zn), tembaga (Cu) dan kobalt (Co) juga tinggi sehingga
meracuni tanaman. pH netral bernilai 7, pada kondisi ini kebanyakan unsur hara
mudah larut dalam air sehingga tanaman dapat dengan mudah menyerap unsur
hara. Kemasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan hara yang dapat
mempengaruhi produksi tanaman(Sutedjo dan Kartosapoetra, 2009)
PH termasuk salah satu parameter penting suatu tanaman dapat tumbuh
atau tidak. Semakin rendah pH tanah maka semakin sulit tanaman untuk tumbuh
karena tanah bersifat masam dan mengandung toksik (racun). Sebaliknya, jika pH
tanah tinggi maka tanah bersifat basa dan mengandung kapur. Reaksi tanah (pH)
merupakan sifat kimia yang penting dari tanah sebagai media pertumbuhan
tanaman. Reaksi tanah dirumuskan dengan pH = - Log [H+ ]. Kemasaman tanah
dibedakan atas kemasaman aktif dan kemasaman cadangan (potensial).
Kemasaman aktif disebabkan oleh adanya ion-ion H+ bebas didalam larutan
tanah, sedang kemasaman cadangan disebabkan oleh adanya ion-ion H+ dan
AL3+ yang teradsorpsi pada permukaan kompleks adsorpsi (Sugeng, 2013).
Penilain mengenal produktivitas atau kesuburan tanah dapat dilihat pada
tiga aspek,yaitu sifat fisik tanah,sifat kimia tanah,dan biologis tanah. Ketiga aspek
ini dapat diketahui sama penting peranannya dalam menentukan kesuburan tanah,
apabila salah satu dari ketiga ini resdah, sementara yang lainnya tinggi maka
produktivitas tanah yang maksimum belum tercapai.( pairunan, 2010)
Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah, yang
dinyatakan sebagai log[H+ ]. Peningkatan konsentrasi H+ menaikkan potensial
larutan yang diukur oleh alat dan dikonversi dalam skala pH. Elektrode gelas
merupakan elektrode selektif khusus H+ , hingga memungkinkan untuk hanya
mengukur potensial yang disebabkan kenaikan konsentrasi H+ . Potensial yang
timbul diukur berdasarkan potensial elektrode pembanding (kalomel atau AgCl).
Biasanya digunakan satu elektrode yang sudah terdiri atas elektrode pembanding
dan elektrode gelas (elektrode kombinasi). Konsentrasi H+ yang diekstrak dengan
air menyatakan kemasaman aktif (aktual) sedangkan pengekstrak KCl 1 N
menyatakan kemasaman cadangan (Hanafiah, 2014).
Pada praktikum kali ini dilakukan pengambilan tanah yang berasal dari
kedalam 20 cm dengan jenis tanah yaitu inceptisol. Berdasarkan uraian di atas,
maka perlu melakukan percobaan keasaman tanah (pH) untuk mengetahui nilai
pH tanah pada berbagai lapisan tanah.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Agar mahasiswa dapat membandingkan nilai pH masing-masing contoh
tanah.
2. Agar mahasiswa dapat menentukan faktor-faktor yang menyebabkan
perbedaan nilai pH tanah
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui upaya yang mungkin dilaksanakan untuk
mencapai pH netral dan optimal bagi pertumbuhan tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Reaksi Tanah/ pH Tanah


Reaksi tanah merupakan suatu istilah yang dipakai untuk menyatakan
reaksi asam-basa dalam tanah, yang dalam hal mana dinyatakan sebagai pH tanah.
pH merupakan ukuran aktivitas ion hidrogen (Rimud, 2014).
PH merupakan salah satu parameter penting suatu tanaman dapat tumbuh
atau tidak. Semakin rendah pH tanah maka semakin sulit tanaman untuk tumbuh
karena tanah bersifat masam dan mengandung toksik (racun). Sebaliknya, jika pH
tanah tinggi maka tanah bersifat basa dan mengandung kapur (Rusdiana, 2012).
Reaksi tanah (pH) merupakan sifat kimia yang penting dari tanah sebagai
media pertumbuhan tanaman. Ketersediaan beberapa unsur hara essensial untuk
pertumbuhan. Tanaman dipengaruhi oleh pH tanah. Reaksi tanah dirumuskan
dengan pH = - Log [H+]. Kemasaman tanah dibedakan atas kemasaman aktif dan
kemasaman cadangan (potensial). Kemasaman aktif disebabkan oleh adanya ion-
ion H+ bebas didalam larutan tanah, sedang kemasaman cadangan disebabkan oleh
adanya ion-ion H+ dan AL3+ yang teradsorpsi pada permukaan kompleks adsorpsi
(Sugeng, 2013).
Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah, yang
dinyatakan sebagai log[H+]. Peningkatan konsentrasi H+ menaikkan potensial
larutan yang diukur oleh alat dan dikonversi dalam skala pH. Elektrode gelas
merupakan elektrode selektif khusus H+, hingga memungkinkan untuk hanya
mengukur potensial yang disebabkan kenaikan konsentrasi H+. Potensial yang
timbul diukur berdasarkan potensial elektrode pembanding (kalomel atau AgCl).
Biasanya digunakan satu elektrode yang sudah terdiri atas elektrode pembanding
dan elektrode gelas (elektrode kombinasi). Konsentrasi H + yang diekstrak dengan
air menyatakan kemasaman aktif (aktual) sedangkan pengekstrak KCl 1 N
menyatakan kemasaman cadangan (potensial) (Sulaiman, 2006).
pH tanah dapat mempengaruhi ketersediaan hara tanah dan bisa menjadi
faktor yang berhubungan dengan kualitas tanah. pH sangat penting dalam
menentukan aktivitas dan dominasi mikroorganisme tanah yang berhubungan
dengan proses-proses yang sangat erat kaitannya dengan siklus hara, penyakit
tanaman, dekomposisi dan sintesa senyawa kimia organik dan transpor gas ke
atmosfir oleh mikroorganisme, seperti metan (Sudaryono, 2009).
Ciri-ciri tanah masam adalah berbau busuk, permukaan air berkarat, dan
pertumbuhan lumut. Tanah yang masam menyebabkan penurunan ketersediaan
unsur hara bagi tanaman, meningkatkan dampak unsur beracun dalam tanah, dan
penurunan hasil tanaman (Kedungwaru, 2013).
BAB III
METODOLOGI

1.1. Tempat dan Waktu Praktikum


Tempat praktikum acara pengambilan contoh tanah dilaksanakan di Asrama
Mliwis, Yogyakarta pada hari kamis, 18 Maret 2021.

1.2. Alat dan Bahan Praktikum


Alat yang digunakan dalan praktikum ini adalah pH Stick, pengaduk,
ayakan timbangan dan beaker glass. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah Tanah diameter 2 mm, kapur, dan aquades.

1.3. Prosedur kerja


Prosedur kerja pada praktikum kali ini adalah pertama, persiapan alat dan
bahan. Kedua, preparasi tanah yang telah kita dapatkan pada praktikum
sebelumnya dengan cara diayak di ayakan. Ketiga, tanah hasil ayakan kemudian
di masukan ke dalam beaker glass/ wadah dan di berikan aquades dengan
perbandingan (1:2,5), selanjutnya tanah dan aquades diaduk hingga dan tunggu
hingga tanah mengendap ke bawah wadah. Keempat, dilakukan pengujian pH
dengan pH stick dan kemudian sesuaikan dengan indikator.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Tabel 1. PH pada berbagai lokasi yang berbeda.


Jenis Tanah pH Tanah
Inceptisol 6,5
Ultisol 4,3-4,9
Alfisol 5,5-8,5
Vertisol 6,4-6,9

4.2. Pembahasan
4.2.1.PH pada Berbagai Lokasi yang Berbeda
Berdasarkan hasil pengamatan, tanah Inceptisol yang diambil di daerah
Asrama Tanjung Raya, Yogyakarta pada praktikum sebelumnya menunjukan Ph
tanah yaitu 6,5. Menurut Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang (2019), pH tanah
netral atau normal tanah berada di angka 6,5-7,5.
Tanah Ultisol yang diamati memiliki angka berkisar 4,3-4,9. Tanah tersebut
tergolong ke tanah yang masam. Menurut Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang
(2019), pH tanah masam berkisar angka 0-5,9.
Tanah Alfisol yang diamati memiliki angka berkisar 5,5-8,5. Tanah tersebut
tergolong ke tanah yang asam dan juga basah. Adanya perbedaan pH disebabkan
oleh faktor-faktor tertentu. Menurut Dinas Pertanian Kabupatern Lumajang
(2019), pH tanah yang masam berkisar 0-5,9 dan tanah yang basa berkisar 8,1-14.
Tanah Vertisol yang diamati memiliki angka berkisar 6,4-6,9. Tanah
tersebut tergolong ke dalam tanah netral. Menurut Dinas Pertanian Kabupaten
Lumajang (2019), pH tanah netral atau normal tanah berada di angka 6,5-7,5.

4.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keasaman Tanah


Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah kejenuhan basa, sifat
misel, dan macam kation yang terserap. Didaerah basah pencucian dengan mudah
melenyapkan Na karena daya ikatannya pada tanah pertukaran tidak kuat. Adanya
pengaruh garam-garam terlarut didalam tanah yang mengendap secara alami di
dalam tanah didaerah-daerah yang tanahnya kering, atau sebagai akibat
penambahan irigasi (Hardjowigeno, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang
terkandung dalam tanah, konsentrasi ion dan ion mineral tanah, air hujan dan
bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai
dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan
komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH
tanah, selain itu bahan organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi besar
kecilnya daya serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka
semakin banyak reaksi pelepasan ion H+ sehingga tanah menjadi masam. Tekstur
tanah liat mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas
tukar kation yang tinggi. tanah yang banyak mengandung kation dapat
berdisiosiasi menimbulkan reaksi masam.¬_Faktor-faktor yang mempengaruhi
reaksi kemasaman tanah, yaitu kejenuhan basa, sifat misel, bahan organik tanah,
bahan induk tanah, vegetasi, pertumbuhan tanaman, dan curah hujan (Foth,1988).
Faktor-faktor lain yang kadangkala mempengaruhi pH tanah terutama
didaerah industri, antara lain adalah sulfur yang merupakan hasil sampingan dari
industri gas, yang jika bereaksi dengan air akan menghasilkan asam sulfur, dan
asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan. Hujan
asam juga terjadi sebagai akibat meningkatnya penggunaan dan pembakaran fosil-
fosil padat yang menimbulkan gas-gas sulfur dan nitrogen, yang kemudian
bereaksi dengan air hujan (Hanafiah, 2014).

4.2.3. Pengaruh Hubungan Keasaman Tanah dengan Kesuburan Tanah


Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara
diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan
mempengaruhi perkembangan mikro organisme. Tanah yang terlalu masam dapat
dinaikkan pH-nya dengan menambahkan zat kapur ke dalam tanah, sedang tanah
yang terlalu alkalis dapat diturunkan pH-nya dengan penambahan
belerang  (Hardjowigeno, 2010).
Komponen kimia tanah sangat berperan dalam menentukan sifat dan ciri
tanah pada umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Uraian kimia tanah
banyak menjelaskan tentang reaksi-reaksi kimia yang menyangkut masalah-
masalah ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Hal-hal yang banyak berkaitan
dengan masalah tersebut di atas adalah penyerapan dan pertukaran kation, sifat
dari tanah, reaksi tanah, dan pengelolaannya (Foth, 1999). 
Reaksi tanah atau pH tanah dapat memberikan petunjuk beberapa sifat
tanah. Makin tinggi pH makin banyak basa-basa terdapat dalam tanah. Tanah-
tanah yang terus menerus tercuci oleh air hujan cenderung mempunyai pH yang
rendah dan miskin basa-basa. Pada tanah masam, aktivitas (kelarutan) Al mungkin
tinggi dan dapat meracuni tanaman, sedangkan pada tanah-tanah yang mempunyai
pH tinggi unsur-unsur tertentu mungkin kurang tersedia untuk tanaman karena
mengendap (Harjowigeno,2010).
.
4.2.4. Upaya Penetralan pH Tanah
Menurut Kementerian Pertanian Republik Indonesia (2020), Semakin
tinggi pH tanah (basa) maka unsur hara yang terkandung di dalam tanah akan
sangat sulit diserap oleh tanaman, begitupun sebaliknya saat kondisi tanah
cendrung asam atau pH terlalu rendah. Tanah basa biasanya kandungan hara dan
mikroorganismenya sangat sedikit sehingga pertumbuhan tanaman terganggu.
Sedangkan pada tanah asam, tanaman akan mudah keracunan oleh unsur logam
serta kekurangan hara. Unsur hara dan mineral akan mudah diserap oleh tanaman
ketika berada pada kondisi netral. Jika sudah diketahui tingkat keasaman tanah
kita harus segera mengambil tindakan untuk menetralkan pH tanah.
Berikut adalah cara untuk menetralkan tanah asam dan tanah basa,
menurut Kementerian Pertanian Republik Indonesia (2020) :
a. Menetralkan tanah basa (pH lebih dari 6,5) yaitu memberikan bubuk
belerang atau suflur, memberikan ampas teh ataupun kopi, dan
menggunakan pupuk organik
b. Menetralkan tanah asam (pH kurang dari 6,5) yaitu menambahkan
bubuk kapur (bubuk, butiran, pelet, dan kristal), menggunakan serbuk
kayu dan menggunakan abu kayu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum kali ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui perbandingan pH pada masing-masing
tanah seperti tanah inceptisol, ultisol, alfisol dan vertisol.
2. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadi
perbedaan pH seperti unsur-unsur yang terkandung dalam tanah,
konsentrasi ion dan ion mineral tanah, air hujan dan bahan induk, bahwa
bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai dengan
mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan
komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang
mempengaruhi pH tanah, selain itu bahan organik dan tekstur.
3. Mahasiswa mengetahui bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk
melakukan penetralan tanah seperti untuk tanah asam dapat dilakukan
pengapuran dan untuk tanah basa dapat dilakukan pemberian belerang
atau sulfur.

5.2. Saran
Dalam melakukan pengujian pH tanah banyak yang harus diperhatikan
seperti tempat untuk pengambilan sample tanah, kedalaman tanah, dan kondisi
sekitar. Hal tersebut dapat mempengaruhi hasil pH yang didapat.

DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pertanian Kabupaten lumanjang. 2019. Cara Jitu Menyemburkan dan
Menetralkan Tanah. https://pertanian.lumajangkab.go.id/detail/cara-jitu-
menyuburkan-dan-menetralkan-tanah. Diakses pada 20 maret 2021.
Foth, Henry D. 1999. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Hanafiah, K.A. 2014. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Pers.
Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika. Pressindo : Jakarta
Kartasapoetra, A.G. 2009. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta: Rineka Cipta.
Kedungwaru, BPP. 2013. Cara Menanggulangi Tanah Masam. Buku Petunjuk
Pemupukan efektif. Jawa Timur
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2020. 6 Cara menetralkan tanah.
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.
http://pustaka.setjen.pertanian.go.id/index-berita/6-cara-menetralkan-
tanah. Diakses pada 20 Maret 2021
Pairunan, Anna K., J. L. Nanere, Arifin, Solo S. R. Samosir, Romualdus
angkaisari, J. R. Lalopua, Bachrul Ibrahim, Hariadji Asmadi, 2010. Dasar-
Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Bagian
Timur Makassar
Rimud. 2014. Laporan Reaksi Tanah. http://rimud.br/2014/10/laporan-reaksi-
tanah.html. Diakses tanggal 20 Maret 2021.
Rusdiana, O. 2012. Pendugaan Korelasi antara Karakteristik Tanah terhadap
Cadangan Karbon (Carbon Stock) pada Hutan Sekunder. Departemen
Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Sugeng, P. 2013. Pengukuran pH, Bahan Organik, Ktk dan Kb. Jurusan Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Sulaiman. 2006. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai
Penelitian Tanah. Bogor.
Sudaryono. 2009. Tingkat Kesuburan Tanah Ultisol Pada Lahan Pertambangan
Batubara Sangatta. Peneliti Pusat Teknologi Lingkungan. Kalimantan
Timur.
LAMPIRAN
LAPORAN SEMENTARA ACARA REAKSI TANAH (PH)

PH pada berbagai lokasi yang berbeda


Jenis Tanah pH Tanah
Inceptisol 6,5
Ultisol 4,3-4,9
Alfisol 5,5-8,5
Vertisol 6,4-6,9
Keterangan: data pada tanah penelitian tanpa perlakuan

Sumber :

Ultisol:

Syahputra, Erwin dkk. 2015. Karakteristik Sifat Kimia Sub Grup Tanah Ultisol di
Beberapa Wilayah Sumatera Utara. Fakultas Pertanian USU. Medan

Alfisol:

Ispandi, Anwar. 2001. Nutrients Dynamic in Soil of and Peanut Plant in Dryland
Alfisol As Affected By Nitrogen, Phosphourus, Potassium, and Sulfur
Fertilization. University of Gadjah Mada. Yogyakarta

Vertisol:

Sholihah Anis, Novita. 2016. Sifat Fisika Tanah Ordo Vertisol Pada Penggunaan
Lahan Pertanian. Jurnal Pendidikan Geografi, Th. 21, No. 1

Anda mungkin juga menyukai