Anda di halaman 1dari 13

PENYEHATAN TANAH

Sifat-Sifat Kimia Tanah


Dosen Pengampu : Dr. Wartiniyati, SKM, M.Kes.

Kelompok 4

Disusun Oleh :
Bunga Herlina Ramadhan (P21345120014)

Kelas :
2/ D3-A

PROGRAM STUDI D-III KESEHATAN LINGKUNGAN


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
TP 2021/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat, petunjuk dan karunia-Nya, makalah dengan judul Sifat-sifat Kimia Tanah ini telah
selesai disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyehatan Tanah.
Tak lupa ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyusun makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami meminta maaf dan tentunya juga mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan bagi
para pembaca.
                                                                                                           

Jakarta, 18 September 2021

Kelompok 4
Daftar Pustaka

Kata Pengantar....................................................................................................................................2
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................6
2.1 Pengertian Tanah dan Peranan Sifat Kimia Tanah..........................................................6
2.2 Macam Sifat Kimia Tanah..................................................................................................6
2.3 Pengambilan Sampel Kimia Tanah....................................................................................9
2.4 Pengukuran Sifat Kimia Tanah..............................................................................................10
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................12
Daftar Pustaka...................................................................................................................................13
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan tubuh alam dihasilkan dari berbagai proses dan faktor  pembentuk
pembentuk yang berbeda. berbeda. Karena itu tanah mempunyai mempunyai karakteristik
karakteristik yang berbeda berbeda demikian akan memerlukan manajemen yang berbeda
pula untuk tetap menjaga keberlanjutan fungsi-fungsi tanah tersebut. Koloid tanah yang
memiliki muatan negatif besar akan dapat menyerap sejumlah besar kation. Jumlah kation
yang dapat diserap koloid dalam bentuk dapat tukar pada pH tertentu disebut kapasitas tukar
kation.
Kapasitas tukar kation merupakan jumlah muatan negative persatuan berat koloid
yang dinetralisasi oleh kation yang mudah diganti. Kapasitas tukar kation didefinisikan
sebagai nilai yang diperoleh pada pH 7 yang dinyatakan dalam milligram setara per 100 gram
koloid. Kapasitas tukar kation tanah tergantung pada tipe dan jumlah kandungan liat,
kandungan bahan organik dan  pH tanah.  pH tanah. Kapasitas Kapasitas tukar kation tanah
kation tanah yang memiliki yang memiliki banyak muatan banyak muatan tergantung pH
tergantung pH dapat berubah-ubah dengan perubahan pH. Keadaan tanah yang sangat masam
menyebabkan tanah kehilangan kapasitas tukar kation dan kemampuan menyimpan hara
kation dalam bentuk dapat tukar karena perkembangan muatan positif. Kapasitas tukar kation
kaolinit menjadi sangat tukar kation kaolinit menjadi sangat berkurang kare berkurang karena
perubahan pH dari menjadi 5,5. na perubahan pH dari menjadi 5,5. Kapasitas tukar kation
yang dapat dijerap 100 gram tanah pada pH 7. Kapasitas tukar kation menunjukkan
kemampuan tanah untuk menahan kation-kation dan mempertukarkan kation-kation tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan tanah dan apa saja peranan sifat kimia tanah?
2. Apa saja macam-macam sifat kimia tanah?
3. Bagaimana cara pengambilan sampel kimia tanah?
4. Bagaimana pengukuran sifat kimia tanah?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian tanah dan pernanan sifat kimia tanah
2. Untuk mengetahui macam-macam sifat kimia tanah
3. Untuk mengetahui cara pengambilan sampel kimia tanah
4. Untuk mengetahui pengukuran sifat kimia tanah
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tanah dan Peranan Sifat Kimia Tanah


Tanah adalah material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang
tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-bahan organik yang telah
melapuk (yang berpartikel padat) disertai zat cair juga gas yang mengisi ruang-ruang kosong
diantara partikel-partikel padat tersebut. Selain itu dalam arti lain tanah merupakan akumulasi
partikel mineral atau ikatan antar partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan dari batuan.
Tanah juga merupakan kumpulan-kumpulan dari bagian-bagian yang padat dan tidak terikat
antara satu dengan yang lain (diantaranya mungkin material organik) ronggarongga diantara
material tersebut berisi udara dan air 
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh sifat-sifat kesuburan tanahnya yakni
kesuburan fisik, kesuburan kimia dan kesuburan biologis. Kalau kesuburan fisik lebih
mengutamakan tentang keadaan fisik tanah yang banyak kaitannya drengan penyediaan air
dan udara tanah, maka kesuburan kimia berperan dalam menentukan dan menjelaskan reaksi-
reaksi kimia yang menyangkut dalam masalah-masalah ketersediaan unsur hara bagi
pertumbuhan tanaman.
Peran sifat kimia pada tanah akan mempengaruhi tingkat kesuburan tanaman yang
akan berakibat pada kualitas pertumbuhan tanaman dan mutu tanaman yang akan dihasilkan
nantinya. 
2.2 Macam Sifat Kimia Tanah
Sifat Kimia tanah menggambarkan karakteristik bahan kimia tanah dalam
lingkungannya yang sangat penting untuk memprediksi fungsin tanah dari sudut pandang
kelarutan dan ketersediaan unsur dalam tanah.
1. Derajat Keasaman (pH)
Dalam tanah terjadi reaksi yang menunjukkan
sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan
banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam
tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah,
semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain
H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan
banyaknya H+. pada tanah-tanah asam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH, sedang pada
tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan
OH-, maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7.
Fungsi pH tanah antara lain adalah :
- Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman, pada umumnya unsur
hara mudah diserap akar tanaman pada pH tanah sekitar netral, karena pada pH
tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air
- Menunjukan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun. Pada tanah-tanah masam
banyak ditemukan ion-ion A1
- Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme

2. Koloid Tanah
Koloid tanah adalah bahan organik dan bahan mineral tanah yang sangat halus
sehingga mempunyai luas permukaan yang sangat tinggi persatuan berat. Koloid tanah terdiri
dari liat (koloid anorganik) dan humus (kolod organik). Koloid berukuran kurang dari 1 µ,
sehingga tidak semua fraksi liat (kurang dari 2 µ) termasuk koloid.
Sifat-sifat koloid tanah:
 Koloid: Ukuran partikel semakin kecil luas permukaan akan semakin besar.
 Efeknya adalah proses-proses yang penting dalam tanah terjadi misal penyerapan
hara, penyerapan air
 Koloid didominasi oleh mineral phyllosilicates, koloid organik, hydrous oxides dari
Fe, Al dan Mn
Ada dua macam koloid tanah:
- Koloid anorganik, terdiri dari mineral liat Al-silikat, oksida-oksida Fe dan Al,
mineral-mineral primer. Mineral liat Al-silikat mempunyai bentuk kristal yang baik
misalnya kaolinit, haolisit, montmorilonit, ilit. Kaolinit dan haolisit banyak ditemukan
pada tanah-tanah merah (coklat) yaitu tanah-tanah yang umumnya berdrainase baik,
sedangkan montmorilonit ditemukan pada tanah-tanah yang mudang mengembang
dan mengerut serta pecah-pecah pada musim kering misalnya tanah vertisol.
- Koloid organik adalah humus. Perbedaan utama dari koloid organik (humus) dengan
koloid anorganik (liat) adalah bahwa koloid organik (humus) terutama tersusun oleh
C, H dan O sedangkan liat terutama tersusun oleh Al, Si dan O. Humus bersifat
amorf, mempunyai KTK yang lebih tinggi daripada mineral liat (lebih tinggi dari
montmorilonit), dan lebih mudah dihancurkan jika dibandingkan dengan liat. Sumber
muatan negatif dari humus terutama adalah gugusan karboksil dan gugusan phenol.
Muatan dalam humus adalah muatan tergantung pH.

3. Kapasitas Tukar Kation (KTK)


Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya
dengan kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau kadar liat tinggi
mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan organik rendah
atau tanah-tanah berpasir. Nilai KTK tanah sangat beragam dan tergantung pada sifat dan ciri
tanah itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh:
- Reaksi tanah
- Tekstur atau jumlah liat
- Jenis mineral liat
- Bahan organik dan,
- Pengapuran serta pemupukan.
Kation adalah ion bermuatan positif. Di dalam tanah kation-kation tersebut terlarut di
dalam air tanah atau diserap oleh koloid-koloid tanah. Banyaknya kation yang dapat diserap
oleh oleh tanah persatuan berat tanah (biasanya per 100 g) dinamakan Kapasitas Tukar
Kation (KTK).
Kapasitas tukar kation dinyatakan dalam satuan kimia yaltu miliekivalen per 100 g
(me/100 g). Kapasitas tukar kation tiap koloid tanah berbeda. Humus mempunyai KTK yang
jauh lebih tingi dibanding dengan mineral liat. Kapasitas tukar kation merupakan sifat kimia
yang sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi mampu
menyerap dan menyediakan unsur hara lebih baik daripada tanah dengan KTK rendah.
Tanah- tanah dengan kandungan bahan organic atau dengan kadar liat tinggi mempunyai
KTK lebih tinggi dari pada tanah-tanah dengan kandungan organic rendah atau tanah-tanah
berpasir Kapasitas tukar kation tanah sangat beragam, karena jumlah humus dan liat serta
macam liat yang dijumpai dalam tanah berbeda-beda pula.

4. Kejenuhan Basa
Kejenuhan basa dan pH terdapat hubungan yang positif. Kejenuhan basa adalah
perbandingan dari jumlah kation basa yang ditukarkan dengan kapasitas tukar kation yang
dinyatakan dalam persen. Kejenuhan basa rendah berarti tanah kemasaman tinggi dan
kejenuhan basa mendekati 100% tanah bersifal alkalis. Akan tetapi hubungan tersebut dapat
dipengaruhi oleh sifat koloid dalam tanah dan kation-kation yang diserap. Tanah dengan
kejenuhan basa sama dan komposisi koloid berlainan, akan memberikan nilai pH tanah yang
berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan derajat disosiasi ion H + yang diserap pada
permukaan koloid.

2.3 Pengambilan Sampel Kimia Tanah


Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah.
Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara,
menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan
kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti
apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya
dan tidak dengan cara benar. Oleh karena itu pengambilan sampel tanah merupakan tahapan
terpenting di dalam program uji tanah.
Sampel tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum tanam
namun tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan tanah saat
pengambilan sampel tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang
(kelembaban tanah sedang yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk pengolahan tanah).
Sedang pengambilan pada lahan sawah sebaiknya diambil pada kondisi basah.

 Peralatan Untuk Pengambilan Contoh Sampel Tanah


- Alat untuk mengambil contoh tanah seperti bor tanah (auger, tabung), cangkul, sekop.
- Alat untuk membersihkan bor, cangkul dan sekop seperti pisau dan sendok tanah
untuk mencampur atau mengaduk
- Ember plastic untuk mengaduk kumpulan contoh tanah individu
- Kantong plastik agak tebal yang dapat memuat 1 kg tanah, dan kantong plastic untuk
label.
- Kertas manila karton untuk label dan benang kasur untuk mengikat label luar
- Spidol (water proof) untuk menulis isi label
- Lembaran informasi contoh tanah yang diambil
- Ring Samper Untuk tempat tanah yang diambil samplenya

 Hal- hal yang perlu diperhatikan:


- Jangan mengambil contoh tanah dari galengan, selokan, bibir teras, tanah tererosi
sekitar rumah dan jalan, bekas pembakaran sampah/ sisa tanaman/ jerami, bekas
penimbunan pupuk, kapur dan bahan organic, dan bekas penggembalaan ternak.
- Permukaan tanah yang akan diambil contohnya harus bersih dari rumput- rumputan,
sisa tanaman, bahyan organic/ serasah, dan batu- batuan atau kerikil.
- Alat- alat yang digunakan bersih dari kotoran- kotoran dan tidak berkarat. Kantong
plastic yang digunakan sebaiknya masih baru, belum pernah dipakai untuk keperluan
lain.

 Cara Pengambilan contoh Sampel Tanah:


1. Sampel Sesaat (Grab Sample), Sampel yang diambil secara langsung dr badan tanah
yang sedang dipantau. Sampel ini hanya menggmbarkan karakteritik tanah pada saat
pengambilan sampel.
2. Sampel komposit (Compsite sample), sampel campuran dari beberapa waktu
pengambilan. Pengambilan sampel komposit dapat dilakukan secara manual ataupun
secara otomatis dgn menggunakan peralatan yang dapat mengambil air pada waktu-
waktu tertentu. Pengambilan sampel scara otomatis hanya dilakukan jika ingi
mengetahui gambaran tentang karakteristik kualitas tanah secara terus-menerus
a. Sampel gambungan tempat (integrated sample), sampel gabungan yang
diambil secara terpisah dari beberpa tempat, dengan volume yang sama.
b. Automatic Sampling (Pengambilan Contoh Otomatis), Cara ini
dikembangkan untuk memenuhi program pengamatan kualias sampel secara
penyeluruh. Peralatan memerlukan bangunan khusus dengan penampungan
dan pemeliharaan yang baik alat mengambil contoh otomatis biasanya bekerja
dalam 24 jam.

2.4 Pengukuran Sifat Kimia Tanah


 Mengukur pH
Penentuan pH tanah dapat dilakukan secara langsung di tempat atau diambil sampel
tanah kemudian di periksa di laboratorium. Untuk pengukuran langsung di tepat dapat
menggunakan alat pengukur pH tanah yaitu Soil tester. Adapun cara melakukannya dapat
dilakukan dengan mengikuti langkah berikut :
1. Siapkan lahan yang akan diambil sampel tanahnya.
2. Sebelum tanah dijadikan sampel atau diukur pH tanahnya, basahi dulu tanah 2 jam
sebelum dilakukan pengukuran
3. Gali tanah yang akan dijadikan sampel dengan menggunakan sekop atau auger
sedalam10 cm – 20 cm
4. Siapkan soil tester, masukan Soil tester ke dalam tanah yang sudah digali, pastikan
sensor pada alat soil tester masuk ke dalm tanah.
5. Diamkan selama 2 menit, biarkan sensor alat pada soil tester bekerja
6. Tekan tombol pH pada alat soil tester tersebut, amati jarum yang terdapat dalam soil
tester, tunggu sampai jarum penunjuk pH berhenti
7. Setelah jarum penunjuk pH berhenti, catat hasilnya pada lembar kerja
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tanah merupakan lapisan teratas dari bumi. Tanah sangat penting bagi manusia
karena kehidupan manusia berada di atasnya. Tanah adalah material mineral yang sifatnya
tidak terkonsolidasi pada permukaan bumi.
Peranan sifat kimia tanah sangat penting, yaitu untuk mengukur kesuburan suatu
tanah yang akan mempengaharui pertumbuhan tanaman diatasnya. Sifat kimia tanah meliputi
pH, koloid tanah (organik dan anorganik), kejenuhan basa, dan KTK. Pengambilan sampel
kimia tanah harus memperhatikan beberapa hal seperti permukaan tanah, kawasan, dan alat-
alat yang digunakan. Sampel tanah dapat diambil mengikuti waktu tanah di pagi hari, siang
hari, atau malam hari.
Daftar Pustaka

Puspawati, Catur dan P. Haryono. 2018. Penyehatan Tanah. Diakses pada 18 September
2021. Tersedia pada : http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2018/09/Penyehatan-Tanah_SC.pdf
Feitriani. 2009. Koloid Tanah dalam KTNT. Diakses pada 18 September 2021. Tersedia
pada : https://www.scribd.com/doc/110058231/koloid-tanah
Indmira. 2021. Indikator Kesuburan Tanah dari Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi. Diakses pada
18 Septeember 2021. Tersedia pada : https://indmira.com/indikator-kesuburan-tanah-
dari-sifat-fisik-biologi-dan-kimia/
Utami, Putri Hidayati. Identifikasi Morfologi dan Sifat Kimia Tanah di Bawah Vegetasi Ubi
Kayu dan Karet Alam di Desa Kalibalangan, Kabupaten Lampung Utara. [Skripsi].
Diakses pada 18 September 2021.

Anda mungkin juga menyukai