Anda di halaman 1dari 7

Komponen-Komponen Penyusun Tubuh Tanah dan

Tanah Sebagai Tubuh Alam yang Dinamik

Kelompok III
Nama Anggota Kelompok :

FAKULTAS PERTANIAN/AGROEKOTEKNOLOGI
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2012

Komponen-Komponen Penyusun Tubuh Tanah dan


Tanah Sebagai Tubuh Alam yang Dinamik

Kelompok III

FAKULTAS PERTANIAN/AGROEKOTEKNOLOGI
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2012

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas peper ini.
Dalam penyusunan paper yang berjudul Komponen-Komponen Penyusun Tubuh
Tanah dan Tanah Sebagai Tubuh Alam yang Dinamik penulis dibantu oleh banyak pihak.
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah mendukung terselesaikannya karya tulis ilmiah
ini.
Penulis menyadari, bahwa tidak ada sesuatu apapun yang sempurna. Begitu pula
dengan tugas peper ini, tentu masih ada hal hal yang kurang dan masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
konstruktif, untuk kesempurnaan tugas peper.
Akhir kata, penulis berharap agar tugas peper ini bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar, Februari 2012

Penulis,

I. Komponen Penyusun Tubuh Tanah

Tanah tersusun atas 4 bahan utama, yaitu: bahan mineral, bahan organik, air dan udara.
Bahan tanah tersebut rata-rata 50% bahan padatan (45% bahan mineral dan 5% bahan organik),
25% air dan 25% udara.
1. Bahan Mineral
- Berasal dari hasil pelapukan batuan.
- Susunan mineral dalam tanah berbeda-beda sesuai susunan mineral batuan induknya
(beku, malihan dan endapan)
- Ukuran mineral :
kerikil, kerakal, batuan : > 2 mm
pasir : 2 mm 50 u
debu : 50 u 2 u
liat : < 2 u
- Mineral dapat dibedakan menjadi : mineral primer dan mineral sekunder.
Mineral primer adalah mineral yang berasal langsung dari batuan yang dilapuk,
umumnya dalam fraksi-fraksi pasir dan debu.
Mineral sekunder baru yang terbentuk selama proses pembentukan tanah berlangsung,
umumnya dalam fraksi liat.
2. Bahan Organik
- Hasil penimbunan sisa-sisa tumbuhan dan binatang, sebagian telah mengalami pelapukan
dan pembentukan kembali menjadi mangsa jasad mikro, sehingga sifatnya selalu berubah
atau tidak mantap.
- Kadar bahan organik pada tanah mineral umumnya < 3%.
- Berfungsi sebagai perekat butiran tanah, sumber utama unsur N, P dan S, meningkatkan
kemampuan tanah dan menahan air dan hara serta sebagai sumber energi bagi jasad
mikro.
- Komposisi :
a. jaringan asli (bagian akar dan atas tanaman) dan bagian baru yang telah mengalami
pelapukan.
b. humus : telah diubah dari sifat aslinya secara menyeluruh, berwarna hitam, bersifat
kolodial, kemampuan menahan air dan ion lebih besar dari liat.
3. Air

- Dalam tanah terdapat dalam ruang pori tanah.


- Kuat atau tidaknya air ditahan oleh tanah yang mempengaruhi tingkat ketersediaan air
tanah bagi tanaman.
- Air dalam pori besar umumnya tidak tersedia bagi tanaman karena segera hilang
merembes ke bawah.
- Air dalam pori sedang: mudah diserap oleh tanah.
- Air dalam pori halus : sulit diambil oleh tanaman. Jadi, tidak semua air dalam tanah
tersedia bagi tanaman, sebagian tetap tinggal dalam tanah.
- Larutan tanah mengandung garam-garam larut, sebagian besar berupa hara tanaman :
N, P ,K Ca, Mg dan S (hara makro)
Fe,Mn, B, Mo,Cu, Zn dan Cl (hara mikro)
- Terjadi dinamika hara dengan adanya pertukaran antara hara dalam larutan dengan yang
terdapat di permukaan tanah.
4. Udara
- Menempati pori tanah (terutama sedang dan besar)
- Jumlahnya berubah-ubah tergantung kondisi air tanah.
- Susunannya tergantung dari reaksi yang terjadi dalam tanah :
uap air > atmosfer
CO2 > atmosfer
O2 < atmosfer (bervariasi dipengaruhi kandungan CO2 dalam tanah)

II. Tanah Sebagai Tubuh Alam yang Dinamik


Tanah disebut sebagai tubuh alam yang dinamik karena dalam komponen penyusunnya
berubah dari suatu tempat ke tempat lain. Misalnya pada mineral, susunan dalam tanahnya
berbeda-beda sesuai susunan mineral batuan induknya (beku, malihan dan endapan).
Sedangkan pada bahan organik, hasil penimbunan sisa-sisa tumbuhan dan binatang, sebagian

telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali menjadi mangsa jasad mikro, sehingga
sifatnya selalu berubah atau tidak mantap.
Pada komponen air pun demikian. Banyaknya air yang tersedia tentu saja ditentukan
oleh macamnya tanah dan tambahan air hujan atau air irigasi. Selain itu, dalam komponen air
terjadi dinamika hara dengan adanya pertukaran antara hara dalam larutan dengan yang
terdapat di permukaan tanah. Pertukaran ini, dipengaruhi sampai batas tertentu oleh konsentrasi
garam dalam larutan, sehingga jumlah garam dalam tanah dipengaruhi juga oleh kandungan
tanah akan air. Jadi, dengan demikian kita dapat mengetahui sifat dinamis air yang
mengandung garam yang larut di dalamnya, dan penting untuk kehidupan manusia.
Udara tanah juga suatu komponen yang berubah-ubah. Udara dalam tanah berbeda
dengan udara atmosfer. Udara dalam tanah tidak merupakan suatu keseluruhan tetapi terbagibagi dalam pori-pori tanah dipisah-pisahkan oleh butir tanah. Kenyataan ini menyebabkan
komposisi/jumlah yang berbeda di tempat tertentu, persenyawaan yang juga meliputi gas dapat
mengubah komposisi udaranya dan perubahan itu dapat besar juga.

Kesimpulan :
I. Komponen penyusun tubuh tanah tersusun atas 4 bahan utama, yaitu: bahan mineral,
bahan organik, air dan udara. Bahan tanah tersebut rata-rata 50% bahan padatan (45%
bahan mineral dan 5% bahan organik), 25% air dan 25% udara.
II. Tanah disebut sebagai tubuh alam yang dinamik karena dalam komponen penyusunnya
berubah dari suatu tempat ke tempat lain.

Daftar Pustaka

Anonim. 2010. Bahan Penyusun Tanah. http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomyagriculture/2064228-bahan-penyusun-tanah/#ixzz1nThKXRTx. (diakses tanggal: 24


Februari 2012).
Irzu. 2011. Sumber Daya Alam dan Kualitas Lingkungan Hidup. http://id.shvoong.com/socialsciences/sociology/2244022-sumber-daya-alam-dan-kualitas/#ixzz1nTTBWnIM.
(diakses tanggal: 24 Februari 2012).
Soegiman. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Bhratara Karya Akasara.

Anda mungkin juga menyukai