Anda di halaman 1dari 12

TUGAS METODE ILMIAH

MAKALAH SIKLUS TANAMAN, TANAH, DAN IKLIM

Disusun oleh:

Dimas Wahyu Prasetyo (20180210185)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
I. TANAH
A. Tanah Sebagai Ujud
Tanah terbentuk karena pencampuran komponen penyusun tanah yang
bersifat heterogen dan beraneka ragam. Komposisi yang terkandung pada tanah
berdasarkan volume tanah, masing-masing unsur hanya perkiraan (% volume). Unsur
mineral yaitu semua jenis bahan padat hasil pelapukan batuan induk, seperti mineral
primer, mineral sekunder, dan bahan amorf yang memiliki berbagai macam ukuran
dan komposisi.

1. Unsur komposisi mineralogi :


a. Pasir/debu : feldspar, hornblende, kuarsa, biotit, dan lain-lain.
b. Lempung : montmorillonite, kaolinit, bentonite, illit.
c. Amorf : imogolite, alofan, dan oksida.
2. Ciri komposisi tanah
a. Pasir (2000 – 50 µm).
b. Debu (50 – 2 µm).
c. Lempung (< 2 µm).

Faktor pembentuk tanah adalah keadaan atau kakas (force) lingkungan yang
dapat menggerakkan proses pembentukan tanah atau memungkinkan untuk terjadinya
proses pembentukan tanah berjalan. Proses pembentukan tanah berlangsung dengan
berbagai reaksi fisik, kimia, dan biologi. Reaksi dapat menghasilkan sifat-sifat tanah
dan mempunyai sifat sehingga tanah dapat menjalankan fungsi-fungsi tertentu. Proses
pembentukan tanah berlangsung dalam tiga tahapan yaitu, (1) mengubah bahan
mentah menjadi bahan induk tanah, (2) mengubah bahan induk tanah menjadi bahan
penyusun tanah, dan (3) menata bahan penyusun tanah menjadi tubuh tanah.

Tanah merupakan campuran byang beragam dari (1) komponen Mineral


berupa fragment batuan induk, mineral primer dan sekunder, serta zat amorf, (2)
komponen organik berupa flora dan fauna, akar tumbuhan, sisa tumbuhan utuh dan
lapuk, serta zat humik bentukan baru (humus), (3) air, dan (4) udara. Dalam tanah
mineral, komponen mineral pembentuk kerangka dasar dan komponen mineral
menjadi pengisi. Udara serta air berada dalam pori massa tanah dan sebagian air
terserap pada permukaan mineral dan organik.

Bahan Organik Tanah

Edafon Humus
Organisme yang hidup
didalam tanah

Komposisi Fungsi Morfologi


a. Mat. Non-humin a. humus tidak stabil a. humus terestrial
(bahan sisa) b. humus stabil b. humus semiterestrial
b. Mat. Humin c. humus akuatik
(neoformasi)

Asam fulfat
Asam humat
Asam humin

Lempung dan humus memiliki permukaan jenis dan kapasitas sorbsi-desorbsi


besar, jauh lebih besar dibandingkan dengan bahan penyusun tanah yang lain. Maka
segala kegiatan tanah berpusat pada lempung dan humus. Permukaan jenis lempung
berentangan antara 20-40 m2g-1 (kaolinit) sampai dengan 700-800 m2g-1
(montmorilonit). Untuk perbandingannya, permukaan jenis debu (diameter 2-20
mikron), pasir halus (diameter 20-200 mikron), dan pasir kasar (200-2000 mikron)
berturut-turut berkisaran 0,2 m2g-1, 0,02 m2g-1, dan 0,002 m2g-1. Lempung dan humus
juga menjadi pelaku utama dalam konversi air menjadi lengas tanah yang dapat
digunakan oleh tumbuhan. Tanah lempung (kadar lempung 40 % atau lebih) dalam
keadaan jenuh mengandung lengas tanah rerata 53 mm dm -1 lapisan tanah.
Kandungan lengas tersediakan rerata 23 mm dm-1 lapisan tanah. Angka -angka untuk
tanah (kadar lempung 10 % atau kurang) hanya rerata 38 dan 8 mm dm -1 lapisan
tanah.

B. Proses Pembentukan Tanah


Bahan mineral yang dirombak untuk menjadi tanah yaitu secara fisik
(disintegrasi) adalah proses pemecahan ukuran dan susunan batuan (pelapukan),
kimiawi ialah proses perubahan atau pemecahan senyawa (dekomposisi : pelarutan,
hidrolisis, asidolisis, oksidasi, reduksi), dan biologi (biokimiawi : kompleksolisis,
pelarutan, asidolisis). Bahan rombakan disusun kembali menjadi senyawa baru
(neoformation) berupa lempung aluminosilikat (kaolinit, montmorilonit, alofan, dsb),
oksida Si (kuarsa sekunder, opal amorf), oksida dan hidroksida Al, Fe, dan Mn, dan
karbonat Ca, Mg, dan Na sekunder. Bahan organic dirombak secara fisik, kimiawi
(hidrolisis, oksidasi), dan mikrobiologi (enzimatik, oksidasi, dan mineralisasi) berupa
macam variasi zat humus (fulvat, humat, dan humin). Humifikasi dapat berlangsung
pada proses kimiawi, yang peranan jasad tanah hanya terbatas pada thap awal. Yang
dapat terbentuk dengan cara ini yaitu fulvat. Reaksi kimia menonjol pada tanah
masam, miskin hara mineral, dan gabut yang kegiatan mikrobanya rendah.

Proses desintegrasi dan dekomposisi pada tanah berlangsung bersama-sama


dan saling mempengaruhi satu sama lainnya, sehingga sulit dibedakan hasil dari
pelapukannya, namun ada saatnya pelapukan yang berpengaruh seperti pada daerah
tropika beriklim basah, proses pelapukan kimia lebih berpengaruh daripada proses
pelapukan fisika. Proses Desintegrasi ini dapat disebabkan oleh pengaruh air,
temperatur, dingin, cuaca dan glacier. Desintegrasi akibat temperatur berawal dari
batuan yang bertekstur kasar dan lebih mudah mengalami desintegrasi daripada
batuan yang bertekstur halus, sedangkan mineral-mineral yang berwarna lebih gelap
menyerap panas lebih banyak daripada mineral berwarna cerah. Karena batuan
tersusun atas berbagai mineral yang mengalami ekspansi dan kontraksi berlainan,
maka fluktuasi temperatur menyebabkan pecahnya batuan menjadi butir-butir mineral
tunggal.
Pengaruh air dalam desintegrasi tanah ini sangat penting karena air memiliki
daya angkat yang cukup besar, semakin cepat air mengalir maka daya angkatnya
semakin besar, seperti halnya yang terjadi pada banjir. Selanjutnya bahan yang
terangkut atau hanyut menyebabkan proses pengikisan batuan, sehingga batuan-
batuan tersebut lama-kelamaan akan terpecah dan batu yang tajam menjadi bulat dan
terkikis permukaannya ini dinamakan abrasi, sedangkan jika aliran ini mengenai
tanah maka disebut erosi.

Pengaruh angin juga serupa dengan pengaruh aliran air. Aliran angin selain
disebabkan bentuk permukaan bumi seperti aliran air juga disebabkan akibat dari
perbedaan temperatur tempat-tempat tertentu dengan kecepatan besar dan selanjutnya
pengangkutan batuan tersebut sanggup pula mengikis dan memecahkan batuan.
Karena secara tak langsung proses desintegrasi ini merupakan akibat perbedaan
temperatur, maka proses ini sering terjadi di daerah yang kering seperti gurun pasir.
Lalu dekomposisi, prosesnya tentu memerlukan air. Dekomposisi menyebabkan
perubahan sebagian atau seluruh mineral menjadi mineral baru. Tanah yang
dihasilkan dari proses ini akan mempunyai susunan yang sangat berbeda dengan
susunan bahan induknya.

C. Fungsi Tanah
Fungsi tanah sangat penting untuk tanaman, karena tanah yang mampu
mengikat dan menyimpan unsur hara tersebut. Unsur tersebut diserap dalam bentuk
ion sehingga tidak semua unsur dapat diserap oleh tanaman. Terdapat 2 jenis unsur
yaitu mikro dan makro. Beberapa unsur hara yang dibutuhkan tanaman yaitu, Karbon
(C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca),
Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga
(Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl). Unsur hara makro terdiri dari Nitrogen (N), Fosfor
(P), dan Kalium (K). Sedangkan, Unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah kecil antara lain Besi(Fe), Mangaan(Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu),
Molibden (Mo), Boron (B), Klor(Cl). Memang unsur mikro ini sepertinya tidak harus
ada tetapi jika unsur mikro kekurangan tanaman akan mengalami defisiensi unsur
hara yang akan ditandai dengan perubahan fisiologis seperti nekrosis ataupun kerdil,
tetapi jika terlalu banyak diserap pun akan bersifat racun bagi tanaman. Tanah telah
menyediakan kebutuhan bagi organisme hidup diatasnya serta mengandung unsur-
unsur yang bermanfaat dengan berbagai fungsi berbeda. Tanah juga merupakan
media alami bagi tumbuh dan berkembangnya makhluk hidup seperti tanaman.

II. TANAMAN
A. Ujud dari Tanaman
Tumbuhan atau tanaman di bumi ini memiliki banyak jenis yang memiliki
berbagai manfaat, seperti pada hortikultura terdapat beberapa jenis seperti Frutikultur
yang dapat dimanfaatkan hasil buahnya, olerikultur sebagai tanaman sayuran,
biofarmaka sebagai tanaman yang berkhasiat obat, florikultur sebagai tanaman hias,
Ujud dari tanaman itu sendiri ialah sesuatu yang tumbuh dan berkembang yang
ditanam di media tanam/media tanah. Terdapat pula unsur-unsur yang terkandung
pada tanaman yaitu,

1. Unsur makro, yaitu unsur yang mutlak diperlukan dalam jumlah besar atau
tidak bolah tidak ada. Unsur-unsur tersebut adalah: C, H, O, N, S, P, K, Ca
dan Mg.
2. Unsur mikro, yaitu unsur yang mutlak diperlukan oleh semua jenis tumbuhan
tetapi dalam jumlah kecil. Yang termasuk unsur ini adalah: CU, Co, Zn, Mn,
dan Fe.
3. Unsur non-esensial atau unsur tambahan, yaitu unsur yang hanya diperlukan
oleh beberapa jenis tumbuhan tertentu, baik dalam jumlah sedikit ataupun
dalam jumlah besar. Misalnya ialah: Na, Si, Al, dan Cl.

Bentuk dari tanaman berupa akar, batang, daun, dan buah yang memiliki
masing-masing ciri di tiap unsurnya. Ciri-ciri dari unsur tersebut yaitu akar yang
memiliki jenis akar tunggang dan akar serabut; batang yang terdiri dari batang yang
berkambium dan non kambium; daun yang berbentuk sejajar, menjari, melengkung,
dan menyirip; bunga yang memiliki putik dan benang sari; buah yang memiliki biji
dikotil dan monokotil. Kemudian, dari unsur-unsur tersebut memiliki masing-masing
sifat seperti akar sebagai penopang tumbuhan, menyerap air dan zat hara dari tanah.
Batang yang menghubungkan akar dengan daun dan alat respirasi melalui lentisel.
Daun sebagai alat respirasi melalui stomata, tempat terjadinya gutasi, tempat
berlangsungnya fotosintetis, dan transpirasi. Bunga sebagai alat perkembangbiakan
generatif, sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina
(Makrospora). Buah sebagai cadangan makanan dan dapat dimanfaatkan manusia.

D. Proses Terjadinya Tanaman


Proses terjadinya suatu tanaman tentu saja dengan proses perkembangbiakan
tanaman, pertumbuhan, dan perkembangan. Pada proses perkembangbiakan tanaman
ini terdapat dua proses yaitu secara generatif dan vegetatif. Perkembangbiakan secara
generatif dilakukan secara alami oleh tanaman dengan sel kelamin jantan dan betina
tersebut seperti melakukan penyerbukan dan pembuahan. Sedangkan,
perkembangbiakan secara vegetatif dilakukan dengan bantuan manusia untuk
melakukan perkembangbiakan dan tidak memerlukan sel kelamin contohnya seperti
tunas, stek, cangkok, spora, geragih, dan umbi. Selain itu, proses pertumbuhan dan
perkembangan juga menjadi proses terjadinya suatu tanaman. Faktor-Faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

1. Faktor luar

Faktor luar adalah materi atau hal-hal yang terdapat diluar tanaman yang
berdampak pada tanaman itu, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Yang
termasuk faktor luar yaitu,

a. Nutrisi.
b. Cahaya.
c. Suhu.
d. Kelembaban atau kadar air.
2. Faktor dalam
Selain faktor genetik atau faktor luar, terdapat factor lainnya yang berpengaruh
terhadap tumbuh dan kembang tanaman yaitu faktor dalam. Yang termasuk faktor-
faktor dalam adalah hormon-hormon yang terlibat dalam pertumbuhan tanaman.
Hormon merupakan substansi yang dihasilkan oleh tumbuhan, biasanya dalam jumlah
yang sangat sedikit yang berfungsi secara fisiologis mengendalikan arah dan
kecepatan tumbuh bagian-bagian dari tumbuhan. Berikut ini adalah macam-macam
hormon pada tumbuhan beserta fungsinya:

a. Auksin dibentuk oleh ujung batang dan ujung akar.


b. Giberelin berfungsi untuk mengatur pemanjangan batang (ruas batang), juga
pertumbuhan pucuk dan pembentukan buah.
c. Sitokinin berfungsi untuk mempengaruhi pertumbuhan, pengaturan
pembelahan sel, dan pemanjangan sel.
d. Asam Absisat (dormin) berfungsi untuk mempercepat penuaan daun,
merangsang pengguguran daun, dan memperpanjang masa dormansi
(menghambat perkecambahan biji).
e. Gas etilen berfungsi sebagai hormon yang dapat mempercepat pemasakan
buah yang masih mentah.
f. Kalin sebagai hormon yang merangsang pembentukan organ tubuh.

E. Fungsi dari Tanaman


1. Mengubah energi matahari menjadi energi yang dapat dipakai secara langsung
oleh hewan dan manusia (fotosintesis).
2. Menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen.
3. Sebagai pelindung dari hembusan angin, dedahanan tanaman yang dapat
menghambat udara yang berlangsung cepat.
4. Mengatur suhu, sifat tanaman yang menyerap CO2 membuat kadar CO2 di udara
menjadi terkontrol, karena karbon dioksida merupakan salah satu penyebab
meningkatnya suhu udara.
5. Mengurangi kecepatan aliran air dipermukaan tanah, karena adanya akar
membuat aliran di dalam tanah menjadi terkontrol.
6. Menyuburkan tanah, dengan adanya proses biomassa yang dihasilkan oleh
tanaman, secara tak langsung menyuburkan tanah.
III. IKLIM
A. Ujud Iklim
Iklim yang terdiri dari komponen-komponen abiotik sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman, mulai dari suhu, radiasi matahari terhadap
fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan proses-proses metabolisme dalam sel organ
tanaman. Semakin rendah penggunaan karbohidrat untuk respirasi diakibatkan
karena rendahnya suhu harian, kemudian semakin tinggi radiasi yang berlangsung
lama dan suhu udara yang rendah maka akan menghasilkan produk fotosintesis yang
semakin tinggi. Fotosintesis bergantung pada radiasi matahari, gas CO2 dan O2 di
atmosfer, air dipermukaan tanah dan pengaruh suhu udara serta suhu tanah, oleh
karena itu unsur-unsur yang ada dalam iklim sangat mempengaruhi fotosintesis dan
respirasi. Tidak hanya itu pada proses fisiologi tanaman suhu juga berpengaruh pada
bukaan stomata atau mulut daun, penyerapan air dan nutrisi, serta laju transpirasi.

Ujud dari iklim ini berupa ujud panas, dingin, cair, dan gas. Unsur dari ujud
tersebut yaitu suhu, kelembaban udara, tekanan udara, angin, curah hujan, dan sinar
matahari. Iklim ini mempunyai sifat yang berlangsung secara terus menerus disetiap
kondisi dengan faktor-faktor yang menyebabkan semua proses terjadi.

F. Proses Terjadinya Iklim


Proses terjadinya iklim karena proses radiasi, evaporasi, evapotranspirasi,
kondensasi, dan presipitasi. Unsur yang berpengaruh terhadap proses ini yaitu sinar
matahari, air, angin, suhu, dan curah hujan. Ciri dari proses terjadinya iklim yaitu
radiasi yang ditandai dengan hangatnya udara, evaporasi/evapotranspirasi merupakan
radiasi yang jatuh di atas permukaan air, kondensasi yaitu berubahnya wujud benda
ke wujud yang lebih padat, presipitasi yaitu butiran air yang melayang di udara atau
awan yang kemudian turun sebagai hujan. Sifat iklim ini memiliki siklus atau
berputar serta berulang dan saling berkaitan.

Pengaruh angin dan kecepatan angin juga menjadi salah satu unsur iklim yang
berpengaruh langsung maupun tidak langsung. Secara luas unsur cuaca seperti suhu,
pergerakan awan, dan kelembaban udara dipengaruhi oleh angin. Arah datangnya
angin akan mempengaruhi terbentuknya awan dan ketika angin yang datang
mengandung uap air maka awan akan terbentuk hal ini terjadi pada saat musim hujan.
Selain itu angin yang mengandung banyak air akan menurunkan suhu udara dan
meningkatkan kelembaban udara. Dengan adanya angin maka penyerbukan tanaman
dan pembenihan alamiah terjadi, tetapi membawa kerugian juga seperti penyebaran
hama akan meluas pada tanaman lainnya.

G. Fungsi Iklim
Fungsi iklim terjadi secara terus menerus selagi unsurnya masih ada dan tumbuhan
tetap hidup. Fungsi ikim yaitu,

1. Membantu respirasi tanaman : Terpecahnya CO2, air, dan energi oleh


penghirupan O2.
2. Membantu penyerbukan tanaman : Jatuhnya serbuk sari di kepala putik.
3. Pertumbuhan Tanaman : terdapat pada jaringan meristem tumbuhan, bisa
secara mitosis dan amitosis.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. http://biologimediacentre.com/pertumbuhan-dan-perkembangan-1-


pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-tumbuhan/. Diakses pada tanggal 23
Desember 2018.
Notohadiprawiro, T. 2006. TANAH DAN LINGKUNGAN Tejoyuwono
Notohadiprawiro. Repro Ilmu Tanah Univ. Gadjah Mada: 1–22. doi:
10.1007/s00586-015-3838-9. Jurnal Online. Diakses pada tanggal 23 Desember
2018.
Sutanto, R. 2005. DASAR-DASAR ILMU TANAH, Konsep dan Kenyataan.
Yogyakarta : Kanisius. https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=dbDxpWcP_lIC&oi=fnd&pg=PA15&dq=ilmu+tanah&ots=DR_
NJUe0Vr&sig=a9-MRtx2lfk5MkTFK6-
CuJidZCk&redir_esc=y#v=onepage&q=ilmu%20tanah&f=false. Diakses pada
tanggal 23 Desember 2018.
https://dosenbiologi.com/tumbuhan/cara-perkembangbiakan-tumbuhan. Diakses pada
tanggal 23 Desember 2018.
http://www.gerbangpertanian.com/2015/04/pengaruh-iklim-terhadap-tanaman.html.
Diakses pada tanggal 23 Desember 2018.
https://digital-meter-indonesia.com/pengaruh-faktor-iklim-terhadap-pertumbuhan-
tanaman/. Diakses pada tanggal 20 Desember 2018.X

Anda mungkin juga menyukai