Pendahuluan
Manusia Kualitas Tanah Permasalahan
- Kesuburan Tanah Tanah
- Tumbuh-tumbuhan
- Hewan
ILMU TANAH
Ilmu yang memperlajari tentang hal ichwal
atau sifat-sifat tanah secara umum yang
dibagi menjadi 2
PEDOLOGI ILMU TANAH
Ilmu tanah yang mempelajari
tanah sebagai suatu bagian dari
alam yang berada di permukaan
bumi yang menekankan
hubungan antara tanah itu
sendiri dengan faktor
pembentuknya
EDAFOLOGI
Ilmu tanah yang mempelajari tanah
sebagai suatu alat produksi pertanian yang
menekankan hubungan antara tanah
dengan tanaman
I. PENGERTIAN TANAH
Tanah sebagai Media tumbuh alam bagi
Alat Produksi tanaman di permukaan bumi
GURUN BUKAN TANAH ?
Tanah adalah laboratorium kimia dari alam
dimana terjadi penguraian kimia dan reaksi
sintesis secara tersembunyi JJ Berzelius (1803) – ahli kimia
Tanah dianggap tabung reaksi dimana
seseorang dapat mengetahui jumlah dan jenis
hara tanaman Julius Von Liebig (1840)
Tanah sebagai bahan yang lepas dan
merupakan akumulasi dan campuran berbagai
bahan terutama unsur Si, Al, Ca, Mg, Fe dan
unsur lainnya AD Thaer (1909) – ahli fisika bumi
Bahan Mineral
45 %
Air
25 %
Litosfer Hidrosfer
Tanah Sistem kompleks dan dinamis
Perkembangan Profil
Terbentuknya lapisan tanah yang disebut horizon
yang merupakan salah satu ciri suatu jenis tanah
(Pedologis Kreatif)
Contoh : terbentuknya horizon tanah akibat proses
pencucian dan pengendapan
Iklim
Humid Arid
(Curah Hujan Tinggi) (Curah Hujan Rendah)
Klimosekwen
Hubungan antara pembentukan jenis tanah
akibat pengaruh iklim
Jasad Hidup
Proses pembentukan tanah
- Vegetasi Sumber bo berkedudukan tetap
dan waktu lama
- Jasad makro
Pengurai bahan organik
- Mikrobia tanah
Phase I
hasil pelapukan kehilangan Cl dan S
Phase II
hasil pelapukan kehilangan basa-basa Ca, Na,
K dan Mg
Phase III
basa-basa hilang Al dan Si menjadi mobil
Phase IV
hasil pelapukan berakhir sebagian besar
terdiri atas seskuioksida
Hasil Pelapukan
1. Bahan sisa residu
Berasal dari pelapukan batuan setempat
(insitu) tanah tidak mengandung bahan asing,
dengan ciri bahannya tidak berlapis-lapis,
susunan kimia ditentukan oleh bahan induk
setempat
2. Bahan terangkut
Bahan hasil pelapukan dipindahkan dari
tempat asalnya melalui gaya oleh air, angin,
gravitasi dan es
a. Bahan terangkut oleh air
Endapan aluvial : terbentuk akibat banjir
dengan sifat berlapis-lapis
Endapan lacustrin : terbentuk di dasar danau
atau kolam dengan tekstur beraneka
Endapan marine : terbentuk di dasar lautan
dan banyak mengandung kuarsa
b. Bahan terangkut oleh angin
Endapan puntuk pasir : terdapat di pantai dan
kurang subur
Endapan loess : kadar debu tinggi,
diendapkan masa pleistocen
c. Bahan terangkut oleh gravitasi (Endapan
Coluvial)
Timbunan batuan ke kaki lereng secara
lambat akibat gravitasi
d. Bahan terangkut oleh es
(Glacial Till Deposits)
V. PROSES PERKEMBANGAN TANAH
Batuan Bahan
Induk Induk Tanah
Tanah Tanah
Pelapukan Perkembangan
Tanah
B hor. iluviasi/pengendapan
C hor. bahan induk tanah
R hor. batuan induk tanah
Profil tanah yang berkembang lengkap
Jadi penyebab utama diferensiasi horison
adalah larutan tanah yang membawa
bahan-bahan dari harioson O & horison A
diendapkan di horison B larutan tanah
merupakan ajang dinamika proses
perkembangan tanah
B. Perkembangan Profil Khusus
proses-proses khusus perkembangan tanah
azasi akan terbentuk jenis-jenis tanah
tertentu
a. Latosolisasi/Laterisasi/Feralitisasi
CH & suhu tinggi (di daerah humid tropik &
sub tropik) dekomposisi bo intensif asam
karbonat terbentuk mampu mencuci hampir
habis basa-basa, silika & bo halus residu
berapa penimbunan oksida-oksida Fe, Al & Mn
yang berwarna merah yang tebal (hor. B)
Tanah yang terbentuk latosol, laterit &
mediteran merah kuning
b. Podsolisasi/Silikasi
CH yang tinggi & suhu rendah dengan vegetasi
lebat (di daerah humid sedang dan dingin)
dekomposisi lambat terbentuk larutan sangat
masam mencuci hampir semua unsur-unsur
kecuali silika (berupa kuarsa) sebagai residu
yang berwarna pucat
Dihasilkan tanah podsol yang berwarna pucat
c. Kalsifikasi
Proses penyebaran CaCO3 & MgCO3 dlm profil
CH sedikit dengan vegetasi rumput/semak
perkolasi air terbatas air tidak mampu
menghanyutkan semua kapur ke lapisan tanah
basah
d. Gleisasi
Keadaan lembab & basah yang silih berganti
terjadi proses redoks senyawa besi
kelarutan Ca, Mg & Mn tinggi
Terjadi tanah dengan warna kelabu kebiruan
dengan beberapa motling/bercak di sana-sini
e. Hidromorfik
Keadaan yang selalu jenuh air (pada daerah
rendah) anaerob proses reduksi
Kondisi yang selalu tereduksi menghasilkan
tanah hidromorfik dengan warna hampir
seragam kelabu-biru
f. Pembentukan Tanah Gambut
Topografi & iklim yang mendukung bo segar
lebih banyak dan dekomposisi lambat
pelonggokan bo yang sangat tebal
dibedakan 3 jenis tanah gambut :
1) Gambut pantai yang ombrogen tanah di
hutan yang berawa-rawa
2) Gambut topogen di daerah cekungan di
pegunungan
3) Gambut pegunungan bekas kawah
pegunungan yang menjadi paya-paya
g. Salinisasi & Desalinisasi
Di daerah kering & agak kering CH tinggi &
penguapan tinggi akumulasi garam-garam
clorida, sulfat, nitrat & karbonat dari basa alkali
& alkali tanah di permukaan tanah terbentuk
tanah garaman (solonchak)
Drainase tinggi solonchak desalinisasi
tanah Chesnut
h. Alkalisasi & Dealkalisasi
Proses menghasilkan pH tinggi karena
akumulasi garam karbonat & bikarbonat
dengan Na tanah solonetz
Jika drainase tinggi terbentuk tanah Soloth
prosesnya disebut Solodisasi
i. Alterasi
Merupakan proses pelapukan fisik maupun
kimia yang merupakan langkah awal dari
pembentukan tanah
Terbentuk mineral-mineral baru hasil rentetan
proses perombakan, pemindahan dan
pembentukan senyawa baru
j. Lixifiasi
Proses pencucian lempung ke bawah,
tertimbun pada hor. B
Lempung menyumbat/menempati ruang pori-
pori atau menyelimuti (coating) butir-butir-butir
tanah pada horizon B
VI. SIFAT FISIKA TANAH
►Tekstur
►Struktur
►Konsistensi
►Warna
►Temperatur
►Lengas
►Udara
A. TEKSTUR
Perbandingan relatif partikel-partikel
tanah, yaitu pasir debu, dan lempung
dalam suatu masa tanah
Penggolongan tekstur tanah didasarkan
atas perbandingan fraksi (golongan
partikel tanah) yang menyusunnya
Segitiga Klas Tekstur Tanah USDA
membagi 12 klas tektur dari yang paling
kasar (pasiran) sampai halus (lempung)
Penetapan klas tekstur dapat dilakukan
secara kualitatif (di lapangan) dan
secara kuantitatif (di laboratorium)
a. Kualitatif dengan membasahi tanah
lalu dipijit-pijit
- pasir terasa kasar dan tajam
- debu terasa licin
- lempung terasa liat dan lengket
b. Kuantitatif dengan analisis
mekanik/granuler (lebih teliti) dan
dilakukan di laboratorium
Tanah bertekstur halus (lempung tinggi)
bersifat lengket, meyerap air banyak
sehingga sukar atau berat untuk diolah
disebut Tanah Berat, kebalikannya
adalah Tanah Ringan (pasir tinggi)
Tanah terbaik untuk pertanian adalah
Tekstur Sedang (tekstur geluh) tanah
yang mempunyai perbandingan pasir,
debu, dan lempung hampir seimbang
Modified from : Agriculture and Agri-food Canada (2005)
Klasifikasi Fraksi Tanah
1. Sistem Internasional
Pasir
Lempung Debu Kerikil
Halus Kasar
2. Sistem USDA
Pasir
Clay Debu Kerikil
Sangat Sangat
Halus Sedang Kasar
Halus Kasar
Derajat Struktur
- Tak beragregat
- Lemah
- Sedang
- Kuat
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
tanah :
1. Pembasahan & pengeringan
2. Pembekuan & pencairan
3. Aktivitas perakatan tanaman
4. Kation terjerap
5. Pengolahan tanah
6. Bahan organik
Struktur tanah yang dikehendaki tanaman
adalah struktur “REMAH” karena
perbandingan bahan padat dan tuang
pori kuranglebih seimbang
- lepas - lunak
- agak keras - keras
- sangat keras - luar biasa keras
D. WARNA TANAH
Salah satu sifat tanah yang mudah silihat dan
dapat menunjukkan sifat-sifat tanahnya
Bersifat tidak murni
Faktor yang mempengaruhi :
1. Kadar lengas & tingkat pengatusan
2. Kadar bahan organik
3. Kadar dan mutu mineral
Warna tanah berhubungan dengan daya
menyerap panas dari cahaya matahari
Warna Hitam/gelap > menyerap panas
Warna tanah secara langsung dapat
dipakai :
- Menaksir tingkat pelapukan atau proses
pembentukan tanah
- Menilai kandungan bahan organik
- Menilai keadaan drainase
- Melihat adanya horison pencucian dan
horison pengendapan
- Menaksir banyaknya kandungan mineral
Urutan warna tanah yang menunjukkan penurunan
produktivitas tanah
Transpirasi
Presipitasi
Pengembunan &
penjerapan
Air limpas Infiltrasi
permukaan Tanaman
(run off) Lengas tanah
Penguapan
Rembesan Perkolasi (evaporasi)
ke samping
Air bumi
(ground water)
Larutan
Aliran sungai
Kekuatan pengikatan air oleh tanah
dinyatakan dalam :
1. Atmosfer (atm)
2. Tinggi kolom air (cm)
1 atm = 1033.6 cm air
3. pF (free energy) = log tinggi kolom air
Nilai pF 0 – 7
pF 0 tanah jenuh air
pF tanah kering mutlak
Air yang tersedia bagi tanaman :
pF 2.54 – 4.2 atau 1/3 – 15 atm
Klasifikasi lengas tanah pF
Air penyusun dan air antar lapis > 7.0
Air higroskopis 7.0 – 4.5
Air kapiler 4.5 – 2.5
Air gravitasi 2.5 – 0.0
Air bumi (ground water) bebas tegangan
Air Kapiler
Mengalir
Zarah karena
Air
Tanah gravitasi
adhesi
10.000 31 15 1/3
atm atm atm atm
pF 7.0 4.5 4.2 2.54
Tinggi satuan Log tinggi kolom atm
kolom ari air (pF)
10 1 0.01
100 2 0.10
346 2.53 1/3
1.000 3 1 Air
10.000 4 10 tersedia
15.849 4.18 15
31.623 4.5 31
100.000 5 100
1.000.000 6 1.000
10.000.000 7 10.000
(Brady, 1974)
Permeabilitas
Laju pergerakan suatu zat cair melalui media
berpori (konduktivitas hidrolika)
Aliran jenuh air : sebagian besar pori-pori diisi
oleh air, ini terjadi di dalam zona air bumi atau
kadangkala setelah hujan lebat atau selama
irigasi
Air dalam kondisi ini bebas tegangan
Laju aliran jenuh :
pasir > geluh > lempung
Aliran tidak jenuh : pori-pori hanya sebagian saja
berisi air, air dipengaruhi tegangan
pasir < geluh < lempung
E. UDARA TANAH
Udara tanah menempati pori-pori makro antara
agregat-agregat sekunder tanah
Udara tanah penting bagi pernafasan akar
tanaman dan kegiatan jasad hidup tanah
Udara tanah berbeda dengan udara atmosfer
dalam hal :
- Udara tanah mengandung uap air >
- O2 < ; CO2 >
- Udara tanah tidak selalu menempati pori makro
tapi silih bergnati dengan lengas tanah dan
berasal dari atmosfer, proses kimia atau dari
kegiatan biologi tanah
Komposisi Udara Tanah
Tergantung dari proses biologi serta sukar
mudahnya tukar menukar dengan udara
atmosfer
MINERAL
KOMBINASI 2 ATAU LEBIH UNSUR YANG TERDAPAT DALAM KULIT
BUMI MEMBENTUK CAMPURAN DISEBUT MINERAL.
MINERAL-MINERAL BERCAMPUR MEMBENTUK BATUAN.
MINERAL LEMPUNG
BERDASARKAN KEJADIANNYA DIBEDAKAN :
1. MINERAL PRIMER
MINERAL YANG TERJADI LANGSUNG DARI
MAGMA DAN MENYUSUN DIRI MEMBENTUK
BATUAN-BATUAN TERTENTU SEBAGAI KERAK
BUMI
2. MINERAL SEKUNDER
MINERAL YANG TERJADI DARI MINERAL PRIMER
YANG TELAH MENGALAMI PELAPUKAN,
BERKOMBINASI SATU DENGAN YANG LAIN
MEMBENTUK MINERAL LAIN
MISAL : MINERAL LEMPUNG
MINERAL LEMPUNG
1.MINERAL LEMPUNG SILIKAT
2.MINERAL LEMPUNG BUKAN SILIKAT : MERUPAKAN
KELOMPOK SENYAWA HIDROKSIDA BESI DAN
ALUMINIUM
MISAL :
GIBSIT (AlO3H2O)
GOETIT (FeO3H2O)
LIMONIT (FeO3nH2O)
MINERAL LEMPUNG :
BERPERAN DALAM KESUBURAN TANAH
BERPENGARUH TERHADAP SIFAT DAN CIRI TANAH
BERBENTUK KRISTAL
DASAR STRUKTURNYA TERDIRI DARI :
SILIKAT-TETRAHEDRAL
ALUMINA-OKTAHEDRAL
SILIKAT-TETRAHEDRAL
TERDIRI 1 ATOM Si
DIKELILINGI 4 ATOM O
ALUMINIUM-OKTAHEDRAL
TERDIRI 1 ATOM Al
DIKELILINGI 6 ATOM O ATAU
HIDROKSIL
MINERAL LEMPUNG SILIKAT DIBAGI 4 GOLONGAN :
1. SUBSTITUSI ISOMORFIK
ADALAH PERISTIWA DIMANA Si DLAM
TETRAHEDRAL ATAU Al DALAM OKTAHEDRAL
SERING DIGANTIKAN OLEH ION LAIN YANG
BERUKURAN SAMA
AIR TANAH
MISEL
(DALAM LARUTAN
TANAH)
PENCUCIAN
RATA-RATA
DALAM TANAH
Contoh pertukaran kation :
Definisi KTK :
Banyaknya kation yang dapat dijerap oleh tanah persatuan
berat tanah (biasanya per 100g), dan yang dapat
dipertukarkan. Dinyatakan dalam satuan me/100g tanah
kering oven.
1 me = 1 miligram hidrogen atau sejumlah ion lain
Faktor yang mempengaruhi KTK :
1. Tekstur tanah (+jumlah lempung)
Kasar KTK rendah
Halus KTK tinggi
2. Jenis lempung
Tipe 1:1 KTK rendah
Tipe 2:1 KTK tinggi
Illit 37 me/00g
Montmorilonit 100 me/100g
Kaolinit 5 me/100g
3. Jumlah kandungan bahan organik
Setiap 1% BO KTK bertambah 2 me/100g tanah
Humus KTK 200me/100g tanah
4. Reaksi tanah/pH
Secara umum :
pH rendah KTK rendah
pH tinggi KTK tinggi
5. Pengapuran dan pemupukan
(Berhubungan dengan pH)
Persentase Kejenuhan Basa
KTK Indikasi kesuburan
Kejenuhan basa tanah
%KB=40, artinya 40% bagian KTK diduduki basa dan 60% bagian
didudki H+ dan Al+++.
KB tanah pH tinggi>tanah pH rendah
REAKSI TANAH
Reaksi tanah adalah istilah untuk menyatakan reaksi asam,
basa di dalam tanah
Reaksi tanah berpengaruh terhadap :
1. Pertumbuhan tanaman
2. Kelarutan dan ketersediaan hara tanaman
3. Ada/tidaknya unsur/senyawa meracun tanaman
4. Kecepatan dekomposisi/pelapukan mineral tanah dan BO
Pertama kali oleh : Sorensen (1909)
“logaritma negatif aktivitas ion H+”
memudahkan : digunakan konsentrasi H+
pH = -log [H+]
1
= log [H ]
Pengukuran KEASAMAN
Komposisi air (murni) :
Molekul air
Ion-ion hidrogen
Ion-ion hidroxyl
Ionisasi air :
HOH H++OH-
Pada 250C, 1 liter air beratnya 997g
1 mol air beratnya 18g
1 liter air ada 55.4 mol air
Dua hal yang perlu dicatat :
1. Hanya 1 mol air dari 554 juta mol yang terionisasi
2. Jumlah, konsentrasi mol H+ seimbang dengan OH-
setiap liternya
HOH = 55.3999998 mol/l
H+ = 0.0000001 mol/l
OH- = 0.0000001 mol/l
MISEL MISEL
Al+3H 2O Al(OH)3+ H+
Sumber-sumber penyebab kemasaman tanah
1. Humus atau bahan organik
Gugus-gugus karboksil
gugus-gugus phenolik timbunan ion H+
gugus-gugus kelompok amino
Proses dekomposisi
H2CO3 mencuci basa-basa terus-
menerus
H2SO4, HNO3 tambahan ion H+
2. Garam-garam yang larut
Pemupukan
Pelapukan mineral
Dekomposisi BO
menambah kation-kation, lalu menggantikan Al
teradsorbsi Al masuk ke larutan tanah penyebab
tambahnya H+
3. Intensitas pencucian
Tanah di daerah humid : basa-basa tercuci, tertinggal H+ dan
Al+++
Al++++H2O Al(OH)+++H+
Al(OH)+++H2O Al(OH)+2+H+
Al(OH)+2+H2O Al(OH)3+H+
4. Mineral lempung (liat) alumino silikat oleh pelapukan dari
oktahedral Al membebaskan Al dengan 2 kemungkinan :
Al teradsorbsi
MISEL MISEL
Al+3H2O Al(OH)3+ H +
Al dalam larutan
5. Karbon dioksida (CO2)
CO2 dihasilkan oleh adanya respirasi akar dan jasad hidup
dalam tanah, + H2OH2CO3 mencuci basa-basa
KEMASAMAN AKTIF DAN KEMASAMAN
CADANGAN
CaCO3 Ca2++CO32-
MISEL MISEL
+CO3 2-
+H2CO3
MISEL MISEL
+Ca2+
CaCO3 Ca2++CO2-
CO32-+H2O HCO3-+OH-
MISEL MISEL
+OH- +Al(OH)3
MISEL MISEL
+Ca2+
UNSUR HARA
Jaringan tanaman segar tersusun atas C,H dan O sebesar
94-99.6%
0.5-6% berasal dari unsur hara dalam tanah
UNSUR-UNSUR HARA
Si,Al mineral lempung
K, Na bahan pendispersi
Mn, Fe proses oksidasi reduksi
pembentukan agregat
Ca, Mg bahan penjonjot
UNSUR HARA :
1. Membentuk senyawa baru yang sukar larut
2. Tersdsorbsi pada permukaan koloid tanah
3. Tercuci ke lapisan bawah ke laut
4. Diserap tanaman/jasad renik
Soil
Air
About ½ of the soil Mineral 25% About ½ of the soil
volume is solid particles Matter volume is pore space
45%
Soil
Water
25%
Organic
Matter
5%
SOIL ORGANIC MATTER
► Soil Organic matter
encompasses
all organic components
of a soil:
1. Fresh residues
2. Decomposing
organic
matter
3. Stable organic
matter
4. Living organisms
BAHAN ORGANIK
Sumber :
1. Jaringan tanaman
2. Binatang
Jaringan tumbuhan terdiri atas :
Air 75%
Padat 25%
• Pati 15%
• Protein 2.5%
• Lignin 2.5-7.5%
• Lemak 0.25-2%
Atau
– C 11%
– O 10%
– H 2%
– abu 2%
Pengaruh BO terhadap tanah
Fisik :
1. Kemampuan menahan air meningkat
2. Warna tanah menjadi coklat-hitam
3. Meningkatkan granulasi dan kemantapan agregat
4. Menurunkan kohesi, plastisitas, sifat buruk tanah
Kimia :
1. Meningkatkan daya jerap dan KTK
2. N,P,S terhindar dari pencucian, karena terikat dalam tubuh jasad
renik
3. Membantu pelapukan mineral
Biologi :
1. Jumlah dan aktivitas organisme makro dan mikro dalam tanah
meningkat
Ditentukan oleh :
1. Sumber dan susunannya
2. Kelancaran dan dekomposisi
3. Hasil dekomposisi
Komposisi BO cepat terurai : pati, gula, protein, hemi
selulosa
Komposisi BO lambat terurai : selulosa, lignin, lemak,
minyak, waks
Proses dekomposisi BO :
1. Oksidasi enzymatik
2. Pembebasan/imobilisasi unsur
3. Sintesa menjadi senyawa baru
HUMUS
Adalah senyawa kompleks yang agak resisten pelapukan,
amorf, bersifat koloidal, berwarna coklat kehitaman,
berasal dari jaringan tumbuh-tumbuhan dan binatang,
ligno protein sebagai intinya.
C/N
► Plant material is
transformed from one
organic compound to
another, mainly by
organisms in the soil
► Organisms create by-
products, wastes, and cell
tissue
► Compounds released as
waste by one organisms can
often be used as food by
another
Active Fraction
CO2
Bacteria, Fungi
Soil organic matter Nematodes, protists, humus
Organic matter decomposition
Carbon and Nitrogen Ratio
CO2
Litter
2/3 of carbon
C/N ratio released as CO2
around C/N
ratio
24:1 8:1
Immobilization
Organic matter decomposition
Carbon and Nitrogen Ratios
CO2
Litter 2/3 of carbon
C/N ratio released as CO2
around C/N
ratio
9:1 3:1
Soil N
Mineralization
C:N Ratio
► Why is the C:N ratio important?
– Microorganisms need C and N in fixed ratios,
because C and N are used to synthesize
proteins, nucleic acids, etc.
– Bacterial cell C:N is 5:1 to 8:1. Since about
50% of the C in an organic material is
converted to CO2, they need roughly a C:N of
10:1 to 16:1 in the residue they consume.
– Fungi need a C:N of about 40:1 in their diet
C:N Ratio
decomposition 20 g as CO2
50 g C
10 g as waste
20 g as biomass
Chelation
If your soil looks like this…
Earthworms 5 or more
Azotobacter
– More common in agriculture soils
– Very sensitive to acidity
– pH below 5.5 to 6.0 no fixation
b. Symbiotic - live on host plant to mutual advantage
Rhizobium
- Find on nudules
- Nitrogen from the air
c. Aerobic Bacteria- requiring combined Nitrogen
Bacillus mycoides
- Cause denitrification
d. Anaerobic Bacteria - which require combined Nitrogen
- Nitrates ---------- Nitrites, ammonia
- Sulfates ---------- Sulfites, sulfides
Classification of Bacteria
(Autotrophic)
B. Autotrophic- derive their carbon primarily
from CO2 of the atmosphere and their
energy from the oxidation of
inorganic
compound or simple compounds of
carbon
Cont.
1. Bacteria using nitrogen
compounds as an energy source
a. Nitrosomes
- oxidize ammonium Nitrite
- NH4+ NO2-
Cont.
b. Nitrobacter
- Oxidize Nitrite to Nitrate
- NO2- NO3-
- little or no activity below a pH of 6.0
- little or no activity below a temp of 65oF
2. Bacteria using sulfur or sulfur compounds as
energy sources.
a. Thiobacillus
S + O2 + H2O H2SO4
SOIL MICROORGANISM
Bacteria
UBC EM facility
Pseudomonas
Arthrobacter CIMC
Ed Basgall
Bacillus
Travis & Gugino -
PSU
II. Actinomycetes
Unicellular micro-organisms
Transitional between the bacteria and fungi
Effect of soil pH
a. Sensitive to acid soil- no activity below pH 5.0,
optimum activity between 6.0 - 7.5
Heterotropic Feeders- breaks down organic matter
and humus liberating nutrients, especially
nitrogen
form NH3
Actinomycetes
SSSA
Paul R. August
Univ of Iowa
Streptomyces
Travis & Gugino -
PSU
Nitrogen Cycle
III. Fungi
Heterotropic organisms
Fungi will tolerate a wide pH range
– abundant in acid soils where bacteria and
actinomycetes offer only limited competition
Activities of Fungi
– Decompose organic residues
Fungi Cont.
Micorrhiza- fungus roots
more common in forest soils
fungal roots form a mat around the
absorbing root while others penetrate the
root cells
– Symbiotic relationship- help with nutrient
absorption by increasing absorptive surface
– Pine seedlings will not grow well without them
Microorganisms
Aspergillus Fungi
Trichoderma
K.J. Kwon-Chung
PSU Em
facility
D.C. Straney
Fusarium Travis & Gugino - PSU
Mycorrhizae
IV. Algae
minute plants which are photosynthetic
found in surface soils but in low
amounts
Blue green types are important in wet
soil
– fix nitrogen in rice paddies
– give off oxygen to the water
Soil Macro Animals
Include- rodents, insects, millipedes,
centipedes, earthworms
Earthworm- most important macro animals
– may pass as much as 15 tons of dry earth
per acre through their bodies
Micro-organisms and the nitrogen cycle
Organic matter of mineral soils
Source- remains of plants and animals
Nematodes
Many beneficial effects from
activities of microorganisms
►Microorganisms
produce:
– Plant growth
hormones
– Stimulate plant growth
hormones
– Compete with disease
organisms
KESIMPULAN
1. Soil organic matter : all living organisms
(microorganisms, earthworms, etc), fresh residues (old
plant roots, crop residues, recently added manures),
decomposing organic matter and stable organic matter
(humus).
2. Influence of Soil Organic Matter on Soil Properties : Soil
Color - brown to black, Influence on physical properties
(granulation , plasticity , H2O holding capacity ), High
cation adsorption, Supply and availability of nutrients.
3. SOM is usually measured in the laboratory as organic
carbon, A conversion to SOM from a given organic carbon
analysis requires that the organic carbon content be
multiplied by a factor of 1.72 (100/58).
TERIMA KASIH