Ismail, M.S.
Setiap organisme merupakan suatu sistem terbuka dan berhubungan dengan lingkungannya
melalui pertukaran energi dan materi secara terus menerus. Aliran energi dan siklus kimia
mempertahankan ekosistem agar tetap hidup, tumbuhan dan autotrof-autotrof fotosintetik
lainnya melakukan tahapan pokok yaitu mentransformasi senyawa anorganik menjadi
sanyawa organik. Namun demikian, autotrof tidak berarti otonom. fumbuhan memerlukan
cahaya matahari sebagai sumber energi untuk melakukan fotosintesis. Namun untuk
mensintesis bahan organik, tumbuhan juga memerukan bahan mentah dalam bentuk baban-
bahan anorganik seperti seperti karbon dioksida, air, dan berbagai mineral yang ada sebagai
ion anorganik dalam tanah.
Tanah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan tumbuhan karena:
Tanah subur mengandung nutrien yang siap diserap oleh tumbuhan untuk tumbuh. Akar
tumbuhan bekerja sebagai buruh tambang bergerak menyusup ke dalam tanah untuk
mengambil bahan yang diperlukan.
Tekstur dan komposisi-kimia tanah merupakan faktor utama yang menentukan jenis
tumbuhan apa vang dapat tumbuh dengan baik pada suatu lokasi tertentu, apakah itu suatu
ekosistem alam atau daerah pertanian. (iklim, tentunya, adalai faktor penting lainnya.)
Tumbuhan yang tumbuh secara alamiah pada jenis tanah tertentu dapar beradaptasi
terhadap kandungan mineral dan tekstur tanah tersebut dan mampu menyerap air dan
mengekstraksi nutrien esensial dari tanah itu. Pada waktu berinteraksi dengan tanah yang
mendukung pertumbuhannya tumbuhan, pada gilirannya akan mempengaruh tanah.
Hubungan antara tanah dan tumbuhan merupakan komponen kritis dari siklus-siklus nutrien
yang menopang ekosistem darat.
Tanah berasal dari pelapukan batuan padat. Air yang merembes ke dalam celah batu dan
membeku selama musim dingin akan meretakkan batu tersebut, dan asam yang terlarut
dalam air tersebut juga membantu memecahkan batu. Begitu memasuki batu, organisme-
organisme akan mempercepat perombakan. Lichenes, fungi, bakteri, lumut, dan akar
tumbuhan semuanya mensekresi asam, dan perluasan akar yang tumbuh dalam celah batu
akan memecahkan batu dan kerikil. Hasil akhir dari semua aktivitas ini adalah top soil
(bunga tanah), suatu campuran partikel yang diperoleh dari batu, organisme hidup, dan
humus, suatu residu bahan organik yang dibusukkan secara bertahap Gambar 3.1.
Horizon A
Top Soil
Horizon B
Subsoil
Horizon C
Batuan Induk
Gambar 3.1. Horizon atau lapisan tanah. Lapisan A adalah tanah bagian atas atau
bunga tanah (fopsoil) suatu campuran batuan yang telah pecah dengan berbagai tekstur,
organisme hidup, bahan organik yang membusuk. Lapisan B mengandung jauh lebih sedikit
bahan organik dibandingkan dengan lapisan A dan kurang terkena pengaruh cuaca. Lapisan C,
yang sebagian besar terdiri dari batuan yang sudah pecah secara parsial, berfungsi sebagai
bahan " induk" untuk lapisant anah bagian atas
Kondisi fisik tanah sangat penting bagi tumbuhan yang hidup di atasnya, dan fisik tanah
ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah.
Tekstur tanah ditentukan oleh ukuran partikel tanah yang membangun tanah tersebut.
Berdasarkan ukurannya dapat dikelompokkan menjadi:
Tekstur top soil bergantung dari ukuran partikelnya, yang diklasifikasikan dalam suatu
rentang dari pasir kasar sampai partikel tanah-liat mikroskopis. Tanah yang paling subur
umumnya adalah lempung (loam), yang terbuat dengan jumlah yang hampir berimbang
antara pasir (2.0 mm – 0.05), silt (partikel dengan ukuran 0.05 mm - 0.002 mm), dan tanah
liat (< 0.002 mm). Tanah lempung memiliki cukup partikel halus untuk menyediakan luas
permukaan yang besar untuk menahan mineral dan air, yang menempel ke partikel tersebut.
Akan tetapi lempung juga memiliki cukup partikel kasar untuk menyediakan ruangan udara
yang mengandung oksigen yang dapat digunakan oleh akar untuk respirasi seluler. Jika
tanah tidak dikeringkan secara mencukupi, akar akan lemas karena ruangan udara
digantikan oleh air; akar bisa .juga terserang oleh jamur yang akan tumbuh subur pada tanah
yang terendam. Hal inilah bahaya umum bagi tumbuhan rumah yang diberikan air secara
berlebihan dalam pot yang tidak memiliki sistem lubang drainase secara memadai. Namun
demikian, beberapa tumbuhan beradaptasi dengan tanah yang penuh dengan air. Sebagai
contoh, pohon bakau dan banyak jenis tumbuhan lain yang menempati rawa dan lumpur
memiliki akar yang telah termodifikasi sebagai pembuluh berlubang yang rumbuh ke arah
atas dan berfungsi sebagai snorkel (pipa udara), yang membarwa oksigen turun ke bawah
dari udara.
Bunga tanah merupakan tempar bagi organisme dengan jumlah dan keragaman yang
menakjubkan. Satu sendok teh tanah memiliki sekitar lima miliar bakteri yang tinggal
bersama berbagai fungi, ganggang, protista lainnya, serangga, cacing tanah, nematoda, dan
akar tumbuhan. Aktivitas semua orgenisme ini mempengaruhi ciri fisik dan kimia tanah
tersebut. Cacing ranah, misalnya, mengaerasi tanah melalui sarang lubang dalam tanah,
dan menambahkan lendir yang menahan partikel tanah yang halus menjadi mengumpul.
Metabolisme bakteri mengubah komposisi mineral tanah. Akar tumbuhan mengekstraksi air
dan mineral, juga mempengaruhi pH tanah dan memperkuat tanah melawan erosi.
Humus adalah pembusukan bahan organik yang terbentuk oleh kerja bakteri dan fungi pada
organisme yang telah matim seperti feses, daun-daun yang gugur, dan buangan organik
lainnya. Humus mencegah tanah liat menjadi lengket satu sama lain dan membentuk tanah
gembur vang menahan air namun masih cukup berpori untuk terjadinya aerasi akar yang
mencukupi. Humus juga merupakan cadangan nutrien mneral yang kembali secara
perlahan-lahan ke tanah ketika mikroorganisme menguraikan bahan organik.
Gbr. 3.2. Komponen tanah, memperlihatkan adanya bakteri, bahan organik dan anorganik, air, dan udara.
Ada lima komponen yang dapat kita kategorikan sebagai komponen tanah, yaitu:
4. Atmosfir tanah
5. Organisme tanah
4) Kapasitas Lapang (Field Capacity) : air yang tersisa dalam tanah setelah
pengeringan oleh gravitasi.
5) Titik Kelayuan Permanen : tingkat penyerapan air yang tidak cukup untuk kebutuhan
tumbuhan. Tumbuhan menjadi layu permanen.
6) Potensial air tanah : air tanah berada dalam bentuk larutan, dan oleh karenanya nilai
PA dan PO negatif.
7) Permukaan air tanah (water table): permukaan air dalam tanah sering berada jauh di
bawah permukaan tanah, sehingga perannya menjadi kecil dalam membasahi lapisan
tanah di atasnya.
(4). Ketersediaan air dan mineral tanah
Setelah curah hujan yang tinggi, air akan mengalir menuju ruangan yang lebih besar dalam
tanah, akan tetapi ruangan yang lebih kecil masih tetap menahan air karena tertarik oleh
partikel tanah, yang memiliki permukaan yang bermuatan listrik. Sejumlah air ini menempel
sangat erat pada partikel tanah yang hidrofilik sehingga air tidak dapat diekstraksi oleh
tumbuhan. Lapisan tipis air yang terikat kurang kuat pada partikel tanah adalah air yang
umumnya tersedia bagi tumbuhan. Air tersebut bukan air murni, tetapi merupakan larutan
tanah yang mengandung mineral terlarut. Akar menyerap larutan tanah ini.
Banyak mineral dalam tanah – khusunya mineral yang bermuatan positif seperti K+, Ca2+, dan
Mg2+ - menempel melalui daya tarik listrik ke permukaan partikel tanah liat yang bermuatan
negatif. Adanya tanah liat pada tanah akan membantu mencegah pencucian (penghanyutan)
nutrien mineral selama hujan lebat atau irigasi karena partikel tanah liat yang halus
menyediakan banyak luas permukaan untuk pengikatan mineral. Mineral yang bermuatan
negatif dibuat tersedia bagi tumbuhan pada saat ion hidrogen dalam tanah menggantikan ion
mineral dari partikel tanah liat. Proses ini disebut pertukaran kation, yang dirangsang oleh
akar itu sendiri, yang mensekresikan H+ dan senyawa yang membentuk asam dalam larutan
tanah (gambar 3.3). Mineral yang bermuatan negatif, seperti NO3-, H2PO4- dan SO42-,
umumnya tidak terikat secara ketat ke partikel tanah sehingga cenderung tercuci lebih cepat.
Gambar 3.3. Ketersediaan air dan mineral tanah. (a) Tumbuhan tidak d apat mengekstraksi semua air dalam
tanah karena beberapa di antaranya sangat kuat terikat dengan p artikel tanah yang hidrofilik. Air yang terikat
kurang kuat ke partikel tanah dapat diserap oleh akar. (b) lon hidrogen dalam larutan tanah membantu membuat
nutrien tertentu menjadi tersedia bagi tumbuhan dengan cara menggantikan mineral bermuatan positif( kation)
yang terikat d ngan kuat ke permukaan partikel tanah yang sangat halus. Selain mensekresikan H +, tumbuhan
menyumbangkan pada kutub H+ dalam tanah dengan cara berikut ini. Respirasi seluler pada akar akan
membebaskanCO2, ke dalam larutan tanah, di mana CO 2, tersebut akan bereaksi dengan air membentuk asam
karbonat( H2CO3). Dissosiasi asam ini akan menambahkan ion hidrogen ke tanah.
Air dan garam mineral dari tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar menembus
korteks akar, masuk ke dalam stele, dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem sampai
ke daun. Pada bagian ini pembahasan akan dibagi ke dalam dua bagian, yaitu: (a)
penyerapan air dan mineral dari tanah hingga xilem akar dan (b) transpor melalui
batang hingga daun.
Kebanyakan proses penyerapan air dan mineral terjadi di dekat ujung akar, yaitu di mana
epidermisnya permeabel terhadap air dan di mana terdapat rambut akar. Rambut akar, yaitu
penjuluran dan pemanjangan sel-sel epidermis akar. Partikel-partikel tanah, yang umumnya
dilapisi dengan air dan mineral yang terlarut, melekat erat pada rambut akar tersebut.
Larutan tanah mengalir ke dalam dinding sel epidermis melewati lapisan korteks,,
endodermis sampai stele. Untuk memperoleh gambaran jalur perjalanan air dan mineral,
perhatikan beberapa bagian-bagian gambar dalam gambar 3.4.
Gbr. 3.4. Jalur lintasan air dan mineral dari tanah hingga xilem akar. Air dan mineral diserap melalui permukaan
akar (rambut akar). Air dan mineral kemudian bergerak melewati epidermis-korteks-endodermis hingga stele
(xilem).
Untuk menuju xilem air dan mineral bergerak melalui dua jalur:
Jalur Simplas terdiri dari sitoplasma sel dalam akar (10%). Air diserap ke
dalam sel rambut akar secara osmosis, karena sel mempunyai potensial air (PA) yang
lebih kecil dari PA air dalam tanah. Air berdifusi dari epidermis melalui akar ke xilem
menuruni gradien PA. Sitoplasma semua sel akar dihubungkan oleh plasmodesmata
melalui lubang dalam dinding sel. Air bergerak terus hingga akhirnya mencapai xilem,
dan dengan demikian tidak lagi ada osmosis lebih lanjut.
Jalur Apoplast terdiri dari dinding sel antar sel (90%). Dinding sel sangat tebal dan
terbuka, dengan demikian air dengan mudah berdifusi melalui dinding sel tanpa melintasi
membran sel. Jalur apoplas berhenti pada endodermis karena adanya pita kaspari
yang kedap air. Pada titik ini air melintasi membran sel secara osmosis dan masuk jalur
simplas. Hal ini memungkinkan tumbuhan mengontrol pengambilan air berlebihan ke
dalam xilem. Endodermis dengan pita kasparinya, memberikan jaminan bahwa tidak ada
mineral yang dapat mencapai stele tanpa melewati membran tersebut.
Segmen terakhir dalam jalur tanah – xilem adalah proses mengalirnya air dan mineral ke
dalam trakeid dan elemen-elemen xilem. Sel-sel pengangkut air ini tidak memiliki protoplas,
sehingga lumen sel, dan juga dindingnya, adalah bagian dari apoplas. Dengan demikian,
aliran air dan mineral yang sebelumnya melalui jalur apoplas sampai di endodermis beralih
ke jalur simplas, sekarang memasuki xilem pemindahannya kembali melalui jalur apoplas,
sehingga air dan mineral bebas memasuki trakeid dan pembuluh xilem. Air dan mineral yang
diangkut dari tanah ke xilem akar sekarang dapat diangkut ke atas sebagai cairan xilem
menuju daun (Perhatikan gambar 3.5).
Gbr. 3.5. Jalur lintasan air dan mineral. Perhatikan perubahan jalur yang terjadi antara simplas-apoplas.
Membran plasma melingkupi sel dan berfungsi pembatas antara bagian dalam sel yang
hidup dan bagian luar yang tidak hidup. Mengatur perpindahan molekul ke dalam dan ke
luar sel.
Struktur membran
Model mosaik-cair menguraikan bahwa membran merupakan bilayer fosfolipid dengan
molekul protein tertanam di dalam bilayer.
(a)
(b)
Gbr. 3.5. Struktur Membran plasma. Terdapat dua macam utama protein membran. Protein integral,
umumnya merupakan protein transmembran, dan protein periferal yang tidak tertanam dalam bilayer lipid.
Membran plasma juga memiliki karbohidrat yang dibatasi pada permukaan luar saja.
1. Difusi
2. Transpor Passif
3. Transpor Aktif
4. Vesikula
1). Difusi
Sejumlah bahan dapat berdifusi langsung melalui lapisan lipid membran. Bahan yang dapat
berdifusi adalah molekul larut-lipid, seperti steroid, atau molekul kecil, seperti H2O, O2 dan
CO2 . Proses difusi bebas tidak memerlukan energi dan bahan dapat berdifusi menurut
gradien konsenntrasi. Difusi Lipid tidak dapat dikontrol oleh sel.
Transpor passif adalah transpor bahan melintasi membran melalui molekul protein trans-
membran. Protein transpor cenderung spesifik untuk satu molekul (seperti halnya enzim).
Dengan demikian molekul hanya dapat melintasi membran jika terdapat protein yang
bersesuaian. Karena itulah dinamakan proses difusi passif. Pada proses ini energi tidak
diperlukan karena molekul bergerak menuruni gadien konsentrasi (dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi lebih rendah).
Seperti yang akan kita lihat di bawah, protein merubah bentuk dan melepaskan molekul
pada sisi membran dengan konsentrasi lebih rendah.
Protein kanal membentuk suatu pori atau saluran. Hal ini memungkinkan bahan bermuatan
(biasanya ion) untuk berdifusi melintasi membran.Umumnya saluran seperti pintu (dapat
terbuka atau tertutup) yang memungkinkan sel mengontrol keluar masuknya ion.
Protein pembawa mempunyai pelekatan untuk bahan tertentu. Bahan akan melekat pada sisi
dimana konsentrasi lebih tinggi dan dengan gerak flip (jungkir) bahan dilepaskan pada sisi
dimana konsentrasinya lebih rendah.
Transpor aktif adalah transpor bahan melintasi membran melalui molekul protein pompa
trans-membran. Protein mengikat molekul bahan dan mengangkutnya dari satu sisi
membran, mengubah bentuknya, dan melepaskannya ke sisi lainnya. Protein pompa
berbeda-beda sesuai dengan molekul yang diangkutnya. Protein pompa juga merupakan
enzim ATPase, karena juga dapat mengkatalisis pemecahan ATP --- ADP + fosfat (Pi),
dan menggunakan energi yang dikeluarkannya untuk mengubah bentuk dan memompa
molekul. Pemompaan seperti ini disebut sebagai proses aktif. Hanya dengan mekanisme
sistem pemompaan seperti ini yang dapat mengangkut bahan melawan gradien konsentrasi.
Transpor aktif digunakan untk memindahkan ion atau molekul dengan melawan gradien
konsentrasi (dari konsentrasi rendah ke konsentrasi lebih tinggi). Transpor aktif seperti
halnya dengan pompa air, yang menggunakan energi untuk memompa air. Perpindahan
menentang gradien konsentrasi memerlukan energi. Energi diperoleh dari pemecahan ATP
melalui pemutusan ikatan fosfat oleh enzim ATPase.
Pompa Na+-K+ ATPase menggunakan transpor aktif untuk memindahkan 3 Na+ ke luar sel
untuk tiap 2 K+ masuk sel. Hal ini ditemukan pada semua sel tubuh manusia, khususnya sel
saraf dan otot.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Pada gambar di atas, (a) warna oranye digunakan untuk menunjukkan protein pompa.
Bentuk bulat menggambarkan ion Na+ dan segi empat-hijau menujukkan ion K+. Perhatikan
bahwa pada protein pompa terdapat tiga tempat perlekatan Na+ dan dua untuk ion K+.
(b) Tiga ion Na+ masuk pompa, (c) ATP terikat ke protein pompa, (d) Satu ikatan fosfat ATP
putus, melepaskan energi ke protein pompa. Protein pompa merubah bentuk, melepaskan
ion Na+ ke luar sel. Dua tempat pelekatan K + juga terbuka ke arah luar, memungkinkan dua
ion K+ masuk ke pompa. (e) Bilamana gugus fosfat terlepas dari pompa, pompa kembali ke
bentuk semula. Dua ion K+ lepas dan tiga Na+ kembali masuk ke pompa. Demikian proses
terjadi berulang-ulang. Penyerapan ion anorganik (mineral) ke dalam akar berlangsung
secara transpor aktif.
Ion H+ di bagian luar membran berdifusi ke dalam secara pasif, karena konsentrasi di bagian
dalam 10-100 kali lebih rendah. Difusi demikian dapat terjadi dengann cepat kecuali apabila
mereka bergabung dengan pembawa, dimana pembawa tersebut hanya akan mengangkut
H+ apabila secara simultan bergabung dan diangkut bersama anion dengan arah yang sama.
Angkutan ini merupakan contoh kotranspor atau simport.
Dalam kotranspor, H+ bergerak secara pasif menuju potensial elektrokimia yang lebih
rendah, sedangkan anion-anion atau molekul netral diangkut secara aktif. Penyerapan H +
secara pasif dapat juga digunakan untuk mengangkut kation secara bersamaan ke luar sel.
Di sini pembawa bergabung dengan H+ di bagian luar dan seringkali Na+ di bagian dalam,
diangkut dengan arah yang berlawanan. Proses ini adalah contoh kontranspor atau
antiport.
Pada diagram di bawah, energi dari ATP digunakan untuk menghasilkan grandien konsentrasi H+
Sukrosa dapat dipompa ke dalam sel dimana kosentrasi sukrosa selalu tinggi dengan
menggunakan energi dari konsentrasi ion H+ yang tinggi di luar sel. Transpor aktif memompa
ion hidrogen ke luar dan protein tertentu di dalam membran sel memungkinkan ion hidrogen
kembali masuk ke dalam sel. Ketika ion hidrogen memasuki sel, energi yang dimilkinya
digunakan untuk memompa sukrosa ke dalam sel.
4). Vesikula
Semua proses yang telah diuraikan sebelumnya hanya mengangkut molekul kecil. Molekul
besar (seperti protein, polisakarida dan nukleotida) dipindahkan dari dan ke luar sel dengan
menggunakan vesikula membran.
Eksositosis adalah transpor bahan ke luar sel. Hal ini merupakan kebalikan dari endositosis.
Sel mensekresi makromolekul, seperti protein dan polisakarida dengan cara
menggabungkan vesikula dengan membran plasma. Material dikeluarkan pertama-tama
harus dalam membran vesikula, biasanya dari Retikulum Endoplasma Kasar dan Badan
Golgi.
Pembuluh xilem membentuk pipa yang bersambungan dari akar hingga daun. Air dapat
bergerak melalui pipa ini dengan kecepatan 8 m/jam, dan dapat mencapai ketinggian lebih
dari 100 m. Karena pembuluh xilem merupakan sel mati, berupa tabung terbuka, maka tidak
ada proses osmosis yang dapat terjadi di dalamnya. Kekuatan penggerak adalah transpirasi
pada daun. Hal ini menyebabkan rendahnya tekanan dalam daun, maka air dihisap dari
batang untuk menggantikan air yang hilang tersebut. Kebetulan air mempunyai kekuatan-
tarik-menarik (tensile-strength) antar molekul yang tingi dalam kaitan dengan kecenderungan
molekul air tetap bersatu melalui ikatan hidrogen (kohesi), sehingga kolom air tidak terputus
karena tekanan tersebut. Mekanisme tarik menarik air ini pada batang kadang-kadang
disebut mekanisme tegangan-kohesi (cohesion-tension mecanism).
Xilem merupakan jaringan pengangkutan pada tumbuhan. Air ditarik ke atas melalui xilem
oleh kekuatan transpirasi dengan kecepatan dapat mencapai 15 m per jam atau lebih cepat
lagi.. Tanaman jagung dewasa dapat menguapkan air 4 gallon per minggu. Air yang lepas
dari daun menyebabkan difusi air dalam kapiler xilem. Selanjutnya molekul air dari akar naik
ke atas hingga mencapai daun. Kehilangan air dari xilem akar memungkinkan tambahan air
melewati endodermis ke xilem akar.
Cairan xilem akan naik melawan gravitasi, tanpa bantuan suatu pompa mekanis apapun,
hingga mencapai ketiggian yang dapat mencapai lebih dari 100 m. Terdapat dua
kemungkinan, yaitu: apakah caiaran itu didorong ke arah atas dari akar, atau ia ditarik ke
atas oleh daun.
Tekanan akar
Pada malam hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih tetap
memompa ion-ion mineral ke dalam xilem. Endodermis yang mengelilingi stele akar tersebut
membantu mencegah kebocoran ion-ion ke luar dari stele. Akumulasi mineral dalam stele
akan menurunkan potensial air. Air akan mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan
suatu tekanan positif yang memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan cairan xilem ke arah
atas ini disebut tekanan akar.
Kontribusi tekanan akar atas naiknya cairan xilem tidak banyak berarti bagi tumbuhan. Pada
sebagian besar tumbuhan, tekanan hanya dapat memaksa air naik beberapa meter saja,
dan banyak tumbuhan, terutama pohon tinggi tekanan akar sama sekali tidak berarti. Bahkan
pada sebgain tumbuhan kecil yang menunjukkan gejala gutasi, tekanan akar tida dapat
mengikuti kecepatan transpirasi setelah matahari terbit.
Tarikan transpirasi
Bagimana transpirasi diubah menjadi suatu gaya tarik yang bisa menggerakkan air di dalam
tumbuhan?. Penguapan dari lapisan tipis air yang melapisi sel-sel mesofil akan
menggantikan uap air yang hilang dari ruang-ruang udara daun tersebut melalui transpirasi.
Seiring dengan menguapnya uap air, lapisan tipis upa air yang tersisa akan masuk ke dalam
pori-pori dinding sel, ditarik akibat adhesi ke dinding-dinding yang hidrofilik tersebut. Pada
waktu bersamaan, gaya-gaya kohesif antar molekul air akan melawan terjadinya kenaikan
luas permukaan lapis tipis tersebut (pengaruh tegangan permukaan). Kombinasi kedua gaya
yang bekerja pada air ini – adhesi dan tegangan permukaan – menyebabkan permukaan
lapis tipis membentuk miniskus, atau bentuk cekung. Dalam artian, air itu “ditarik” oleh gaya
adhesif dan kohesif. Dengan demikian, lapisan tipis air pada`permukaan sel-sel daun
memiliki tekanan negatif, yaitu suatu tekanan yang lebih kecil daripada tekanan atmosfir.
Dan semakin cekung miniskus tersebut, semakin negatif tekanan lapis tipis airnya. Tekanan
negatif ini, atau tegangan, adalah gaya tarik yang menarik air ke luar dari xilem daun, melalui
mesofil, dan menuju sel-sel dan lapisan tipis permukaan yang berbatasan langsung dengan
ruangan udara di dekat stomata.
Tarikan transpirasi dapat diteruskan hingga ke akar hanya melalui satu rantai molekul air
yang tidak terputus. Kavitasi, yaitu pembentukan suatu kantung uap air dalam pembuluh
xilem dapat memutuskan rantai molekul air, seperti ketika cairan xilem membeku selama
musim dingin.
Teori Adhesi-Kohesi
Transpirasi menggunakan suatu tarikan kolom air dalam xilem. Kehilangan molekul air
digantikan oleh air dari tulang daun, menyebabkan sentakan air dalam xilem. Adhesi air
terhadap dinding sel xilem memfasilitasi hantaran air ke atas dalam xilem. Kombinasi kohesi
dan adhesi disebut Teori Kohesi-Adhesi.
Adhesi molekul air yang kuat ke dinding sel-sel xilem juga membantu melawan gravitasi.
Diameter yang sangat kecil dari trakeid dan unsur pembuluh ikut memberi kontribusi
terhadap peran penting yang dimainkan oleh adhesi dalam mengatasi gaya tarik ke bawah
akibat gravitasi. Diameter yang sangat kecil dari trakeid dan unsur pembuluh ikut memberi
kontribusi terhadap peran penting yang dimainkan oleh adhesi dalam mengatasi gaya tarik
ke bawah akibat gravitasi.
Tarikan ke atas pada cairan xilem yang kohesif tersebut akan menimbulkan tegangan di
dalam xilem. Tekanan akan menyebabkan pembuluh elastis membengkak, akan tetapi
tegangan akan menarik dinding pembuluh itu ke arah dalam.
Pembuluh xilem dalam daun membentuk sistem percabangan yang disebut tulang daun.
Difusi air dari pembuluh xilem dalam tulang daun melalui sel yang berdekatan menuruni
gradien potensial air. Seperti halnya pada akar, difusi air berlangsung melalui jalur simplas
dan apoplas. Air diuapkan dari sel bunga karang (spong) ke ruang udara sub-stomata, dan
berdifusi ke luar melalui stomata.
Harus memperoleh nutrien yang diperlukan dari medium dimana mereka tumbuh –
tanah merupakan supermaket bagi tumbuhan
Melibatkan sejumlah mekanisme untuk memungkinkan memperoleh nutrien
Tumbuhan merupakan buruh tambang biologi.
Bagaimana mengetahui nutrien yang diperlukan tumbuhan untuk bertahan hidup dan
tumbuh?
Bagaimana kita dapat mengetahui unsur esensial bagi pertumbuhan dan reproduksi-
demikian pula unsur yang diambil tetapi tidak diperlukan tumbuhan.
Lakukan dua percobaan hidroponik, satu percobaan dengan medium lengkap nutrien
dan percobaan lain dengan mengurangi salah satu unsur. Amati efeknya terhadap
pertumbuhan.
Terdapat 16 macam unsur yang dikenal penting bagi pertumbuhan dan kehidupan
tumbuhan. Ke-16 unsur tersebut dapat dibagi :
1) Nutrien Non-mineral
Nutrien non-mineral : hidrogen (H), oksigen (O), dan karbon (C). Umumnya diperoleh
dari air dan O2 & CO2 dari atmosfir.
2) Nutrien Mineral
Terdapat 13 nutrien mineral, diperoleh dari tanah, larut dalam air dan diserap melalui
akar tumbuhan. Ketersediaan unsur ini di dalam tanah tidak selalu cukup sehingga
para petani sering menggunakan pupuk untuk menambah nutrien dalam tanah.
Makronutrien dapat dibagi menjadi dua kelompok : nutrien primer dan nutrien
sekunder.
Nutrien primer terdiri dari nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Nutrien ini
biasanya paling cepat berkurang dalam tanah karena tumbuhan menggunakan
dalam jumlah besar untuk pertumbuhannya.
Nutrien sekunder terdiri dari kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S).
ketiga unsur ini biasanya tersedia cukup dalam tanah dan karenanya
penambahan pupuk tidak selalu dilakukan. Penambahan Kalsium dan
Magnesium dilakukan bila dilakukan pengapuran pada tanah asam. Sulfur
biasanya terdapat dalam jumlah cukup dari dekomposisi bahan organik. Hal ini
menjadi alasan mengapa hasil pemangkasan/pemotongan rumput dan daun tidak
perlu dibuang.
b. Mikronutrien
C. Mobilitas
Tumbuhan akan memusatkan sumber daya pada pertumbuhan baru jaringan atau pada
jaringan reproduktif & bji. Jika hal ni terjadi maka:
Unsur mobil : - N, P, K, Mg
Sejumlah unsur tetap pada lokasi pertama kali disimpan, disebut unsur immobil
Proporsi kandungan makronutrien dan mikronutrien dalam jaringan tumbuhan tinggi per
berat kering jaringan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Dari tabel tersebut terlihat bahwa porsi
unsur yang paling banyak dijumpai pada`jaringan tumbuhan adalah karbon ( C ) dan oksigen
(O),masing-masing menduduki sekitar 45%. Unsur berikutnya adalah hidrogen (H) sebanyak
6%, nitrogen (N) sebanyak 1,5% dankalium (K) 1%. Unsur-unsur lainnya berada di bawah
1%. Hal ini mudah kita pahami karena unsur-unsur C, H, O dan N merupakan unsur utama
bagi penyusunan bahan organik di dalam tubuh tumbuhan.
Tabel 3.1. Unsur esensial pada umumnya tumbuhan tinggi dankadar di dalamnya.
Unsur Simbol Kimia Bentuk yang Berat Atom Konsentrasi Berat Kering Relatif jumlah atom
diserap Jaringan terhadap Mo
(ppm) (%)
Molibdenus Mo MoO4- 95,95 0,1 0,00001 1
Tembaga Cu Cu+, Cu2+ 63,54 6 0,0006 100
Seng Zn Zn2+ 65,38 20 0,0020 300
Mangan Mn Mn2+ 54,94 50 0,0050 1,000
Boron B H3BO3- 10,82 20 0,002 2,000
Besi Fe Fe3+, Fe2+ 55,85 100 0,010 2,000
Klor Cl Cl- 35,46 100 0,010 3,000
Unsur dapat melakukan tiga fungsi yang jelas di dalam tumbuhan yaitu elektrokimia, struktur
dan katalitik. Peran elektrokimia meliputi proses menyeimbangkan konsentrasi ion, stabilitas
makromolekul, stabilitas koloid, betarlisasi muatan dan lain-lain. Peranan struktur dilakukan
oleh unsur dalam keterlibatannya pada struktur kimia molekul biologi atau digunakan dalam
membentuk polimer struktural (seperti kalsium dalam pektin, fosfor dalam fosfolipid). Peran
unsur dalam fungsi katalitik yaitu menjadi bagian aktif (sis aktif) suatu enzim. Beberapa
makronutrien melakoni ketiga peran tersebut, sedangkan mikronutrien hanya melakoni
fungsi katalitik.
Berikut ini disajikan rangkuman fungsi masing-masing nutrien dan gejalanya apabila terjadi
defisinesi.
Unsur Fungsi
C,H,O Penyusun tubuh tumbuhan; komponen senyawa organik, gula, selulosa, lipid,
dan berbagai metabolit sekunder.
P Pembawa energi kimia dalam ATP, komponen DNA & RNA; komponen
fosfolipid (dalam membran)
Gejala dari suatu defisiensi mineral dipengaruhi sebagian oleh fungsi nutrien tersebut di
dalam tumbuhan. Sebagai contoh, defisiensi magnesium, suatu unsur penyusun klorofil,
menyebabkan penguningan daun, atau klorosis. Pada beberapa kasus hubungan antara
suatu defisiensi mineral dengan gejalanya tidak sesederhana itu. Sebagai contoh, defisiensi
besi dapat menyebabkan klorosis meskipun klorofil tidak mengandung besi, karena logam ini
diperlukan sebagai satu kofaktor pada salah satu dari beberapa tahapan dalam sintesis
klorofil. Gejala defisiensi mineral tidak saja bergantung pada peranan nutrien tersebut dalam
tumbuhan akan tetapi juga pada mobilitasnya di dalam tumbuhan tersebut. Jika suatu nutrien
bergerak agak bebas dari satu bagian tumbuhan ke bagian yang lain, gejala defisiensi
pertama kali akan muncul pada organ yang lebih tua. Hal ini karena jaringan-iaringan muda
yang masih tumbuh memiliki "daya tarik yang lebih kuat dibandingkan dengan jaringan tua
untuk menarik nutrien yang jumlahnya kurang. Tumbuhan yang kekurangan magnesium,
misalnya, akan menunjukkan tanda-tanda klorosis pertama kali pada daun yang lebih tua.
Magnesium, yang relatif rnobil dalam tumbuhan, dialihkan dan diberikan khusus untuk daun-
daun yang lebih muda. Sebaliknya, defisiensi nutrien yang relatif lebih tidak mobil di dalam
tumbuhan pertama kali akan mempengaruhi bagian yang muda pada tumbuhan tersebut.
Jaringan-jaringan yang lebih tua mungkin saja memiliki mineral itu dalam jumlah yang
memadai, yang masih dapat mereka pertahankan selama masa-masa kekurangan.
Defisiensi besi, yang tidak bergerak dengan bebas di dalam tumbuhan, akan menguningkan
pada daun muda terlebih dulu sebelum rnempengaruhi daun yang lebih tua.
Gejala-gejala defisiensi-mineral sering kali sudah cukup jelas bagi seorang ahli fisiologi
tumbuhan atau petani untuk mendiagnosis penyebabnya. Salah satu cara yang memperkuat
diagnosis mengenai suatu defisiensi yang spesifik adalah dengan menganalisis kandungan
mineral dari tumbuhan tanah di mana tumbuhan tersebut tumbuh. Defisiensi nitrogen,
kalium, dan fosfor adalah masalah-masalah yang paling sering terjadi. Kekurangan
mikronutrien jarang terjadi dan cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja akibat
perbedaan komposisi-tanah. Jumlah mikronutrien yang diperlukan untuk memperbaiki suatu
defisiensi umumnya sangat kecil. Sebagai contoh, defisiensi seng pada pohon buah
umumnya dapat diobati dengan menancapkan paku seng ke dalam masing-masing batang
pohon itu. Dosis yang diberikan harus tepat karena kelebihan dosis beberapa mikronutrien
saja bisa meracuni tumbuhan. Salah satu cara untuk menjamin nutrisi mineral yang optimum
adalah dengan menanam tumbuhan secara hidroponik di atas larutan-larutan nutrien yang
jumlahnya dapat diatur secara tepat. Hidroponik saat ini dilakukan secara komersial, akan
tetapi hanya dalam skala terbatas karena kebutuhan akan peralatan dan tenaga kerja
mernbuat pertanian hidroponik masih relatif lebih mahal ketimbang penanaman tumbuhan di
tanah
----