Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti Luas Pendidikan.


Pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman
dalam segala situasi kegiatan Kehidupan,berlangsung di dalam segala jenis ,bentuk,dan tingkat
lingkungan hidup,yang kemudian mendorong pertumbuhan segala Potensi yang ada di dalam diri
Individu . Dengan Kegiatan pembelajaran demikian,Indidvidu tadi mamapu mengubah dan
mengembangkan diri menjadi semakin dewasa,cerdas,dan matang.Jadi singkatnya ,pendidikan
merupakan system proses perubahan menuju Pendewasaan,pencerdasan ,dan pematangan diri
Dalam arti Luas,oleh sebab itu ,pada dasarnya dapat di katakana bahwa pendidikan
adalah wajib bagi siapa saja,yang ada kapan dan di mana saja.karena menjadi dewasa,cerdas dan
matang adalah hak asasi manusia pada Umumnya.Berarti pendidikan memang harus berlangsung
di setiap jenis,bentuk,dan tingkat Lingkungan ,mulai dari lingkungan Individual,Sosial,Keluarga,
lingkungan Masyarakat Luas danberlangsung di sepanjang waktu. Jadi kegiatan pendidikan
berlangsung memadati setiap jengkal ruang Lingkup Kehidupan.
Pendidikan adalah suatu Upaya untuk membuat manusia menjadi lebih baik ,dalam arti
kehidupannya menjadi lebih berkembang. Dengan Pendidikan, Manusia berusaha meningkatkan
Kehidupannya dari tingkat kehidupan naluriah menjadi rasional berkebudayaan. Dalam hal ini
,pendidikan dapat di artikan sebagai pembudayaan Kehidupan Manusia. Dengan membudayakan
kehidupan, berarti manusia berusaha meningkatkan potensi akal pikirannya melalui melalui
kegiatan pendidikan dengan menitik sentralkan pada bagaimana caranya membentuk
pengetahuan naluriah menjadi filosofis.dari filosofis menjadi ilmiah ,dan kemudian menjadi
teknologis fungsional. Melalui upaya ini ,maka jenis dan bentuk kebutuhan hidup sehari-hari
tidak lagi bergantung sepenuhnya terhadap alam .Kareana di ketahui baik secara Rasional
maupun Empirik Bahwa sumberdaya alam kumungkinan langka,dalam arti tidak bisa di
manfaatkan secara Langsung atau punah .
Dalam arti luas, pendidikan dapat diidentifikasi Karakteristinya sebagai berikut:

1. Pendidikan berlangsung sepanjang Zaman (Life long Education). Artinya,dari generasi ke


generasi pendidikan berproses tanpa pernah berhenti.
2. Pendidikan berlangsung di setiap bidang kehidupan Manusia .Artinya, pendidikan
berproses kecuali di bidang Pendidikan Sendiri,juga di bidang Ekonomi,Politik
Hukum,Kesehatan,Keamanan,Teknologi,Perindustrian,dan sebagainya .Di setiap Bidang
kehidupan pasti terkandung Pendidikan ,terlepas persoalan itun di sengaja di ciptakan
atau memang secara Alami .
3. Pendidikan Berlangsung di segala tempat di manapun,dan di segala waktu
kapanpun.artinya pendidikan berproses di setiap kegiatan Kehidupan Manusia.
4. Objek Utama Pendidikan adalah pembudayaan manusia dalam memanusiawikan diri dan
Kehidupannya.
Kemudian,dapat di nilai bahwa karena di seluruh Kegiatan hidup sengaja atau tidak
pendidikan selalu berlangsung ,maka apapun yang menjadi tujuan hidup manusia adalah tujuan
pendidikan itu sendiri. Anatara kehidupan manusia dan pendidikan bereksistensi bagaikan
hubungan tak terpisahkan anatara roh dan badan manusia .Bagi kehidupan manusia,pendidikan
adalah mutlak perlu.

B. Arti sempit pendidikan.


Dalam arti sempit pendidikan adalah seluruh kegiatan belajar yang di rencanakan,dengan
materi terorganisir ,di laksanakakan secara terjadwal dalam system pengawasan ,dan di berikan
Evaluasi berdasar pada tujuan yang yang telah di tentukan.Kegiatan belajar seperti itu di
laksanakan di dalam lembaga pendidikan sekolah .tujuan utamanya adalah pengembangan
potensi Intelektual ,dalam bentuk penguasaan bidang ilmu khusus dan kecakapan merakit
system teknologi .selanjutnya dengan sumber daya yang ahli dalam bidang ilmu dan cakap
dalam teknologi ,di harapkan bisa menjawab berbagai tantangan hidup yang di pastikan
bermunculan di kemudian hari di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Jadi pendidikan dalam
arti sempit,berarti bukan memotong isi dan materi pendidikan melainkan mengorganisirnya
dalam nbentuk sederhana tanpa mengurangi kualitas dan hakikat pendidikan.
Adapun kegiatan utama pembelajaran menurut sistem Pendidikan Sekolah pada
hakikatnya bersifat pengasuhan dan pembimbingan peserta didik dengan dua sasaran
Khusus yaitu:
1. Menumbuhkan kesadaran peserta didik terhadap persoalan kehidupan yang ada dan yang
bakal ada
2. Membentuk kemampuan berupa kecakapan dan keterampilan untuk dapat mengatasi setiap
persoalan yang ada dan kemampuan menyikapi secara tepat persoalan yang bakal terjadi di
masa depan.
Mengenai arti pendidikan secara sempit ,sesuai dengan yang di ungkapkan oleh Mudyahardjo
,ciri-ciri khasnya antara lain dapat diindentifikasikan sebagai berikut :

1. Pendidikan berlangsung dalam waktu terbatas ,yaitu masa kanak-kanak ,remaja dan
Dewasa ,menurut jenjang pra-sekolah dasar,sekolah lanjutan pertama,sekolah lanjutan
atas dan perguruan tinggi.
2. Pendidikan berlangsung dalam ruang terbatas ,yaitu di lembaga persekolahan ,menurut
jenjang –jenjang seperti tersebut di atas.
3. Pendidikan berlangsung dalam suatu Lingkungan Khusus yang di sengaja di ciptakan
menurut sistem Administrasi dan manajemen tertentu,dalam bentuk kelas, dalam rangka
efektivitas dan efisiensi kelangsungan proses pembelajaran.
4. Isi pendidikan di susun secara sistematik terprogram dalam bentuk kurikulum .Kurikulum
di pertanggungjawabkan oleh Guru sekolah ,di fasilitasi suatu sistem kordinasi
kepemimpinan sekolah ,dalam bentuk PMB secara terjadwal menurut ruang(kelas)dan
waktu (semester) tertentu.
5. Tujuan pendidikan di tentukan oleh pihak luar (sekolah),terbatas pada pengembangan
kemampuan-kemampuan tertentu,khususnya untuk membangun kecakapan hidup
(competence of life) dan membentuk keterampilan hidup (Life skill Education).
Pendidikan adalah masalah substansial bagi kehidupan manusia,Artinya semakin jelas
bahwa antara pendidikan dan manusia adalah dua hal yang berhubungan secara saling
menentukan.pendidikan menentukan sifat hakikat manusia ,dan manusiamenciptakan model dan
bentuk pendidikan menurut sifat hakikatnya itu.oleh sebab itu ,sistem pendidikan yang
bersekolahan di posisikan dan di fungsikan sebagai salah satu jalan menuju pembudayaan hidup
dan kehidupan manusia.

C. Arti alternatife Pendidikan


Dari pendekatan dikotomis arti secara luas dan secara sempit tersebut, muncul pemikiran
altertnatif, tercermin perilaku pendidikan adalah keluarga, masyarakat dan seolah dalam suatu
sistem integraf disebut “tripartite” pendidikan. Fungsi dan peranan tripartite pendidikan
masyarakat luas. Tujuannya adalah aar aspirasi pendidikan yang tumbuh dari setiap keluarga
dapat dikembangkan di dalam kegitan pendidikan sekolah, untuk kemudian dapat
diimplementasikan didalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan diposisikan dan diaspirasikan secara sentral didalam kehidupan masyarakat


dalam suatu sistem, dan berproses secara berkesinambungan. Pendidikan berlangsung sepanjang
zaman dan mulai kultural didalam keluarga, dan diproses secara keilmuan disekolah, untuk
kemudian dikembangkan dan ditanamkan didalam kelangsungan kehidupan masyarakat luas.
Penyelenggaraan pendidikan bertujuan untuk menumbuh kembangkan segala potensi individual
manusia agar kehidupan berlangsung dan berkembang sesuai degan nilai-nilai kemanusiaan.
Jadi, dengan pemberdayaan tripartite pendidikan, maka setiap individu di kemudian hari mampu
menerankan tanggung jawab kehidupan masyarakat menjadi semakin tumbuh dan berkembang
menurut prinsip-prinsip nilai kultural manusiawi.

Secara rinci dan sistematik, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tujuan pendidikan pada haikatnya adalah mencerdaskan potensi-potensi spiritual,


intelektul dan emosional setiap individu yang pada gilirannya berpengaruh terhadap
masyarakat luas. Maksudnya jika semua individu anggota masyarakat cerdas spiritual,
intelektual, dan emosionalnya, manusiawi dalam ketentraman, perdamaian dan keadilan.
2. Masa pendidikan berlangsung sepanjang zaman, menurut jenjang-jenjang tertentu secara
linear kausalistis. Dimulai dari jenjang pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan
berlangsung terus-menerus di berbagai macam jenis kegiatan dan pekerjaan didalam
kehidupan bermasyarakat, pendidikan berlangsung disetiap kegiatan social politik,
hokum, ekonomi, kebudayaan dan keagamaan.
3. Pendidikan berlangsung bukan disembarang lingkungan, melainkan hanya dilingkungan
social budaya. Artinya, pendidikan hanya berlangsung didalam ruang lingkup kehidupan
manusia, dengan sasaran khas kemanusiaan manusia menurut nilai kemanusiaan. Hal ini
didasarkan pada fajta bahwa jika tanpa disentuh pendidikan, manusia bias menjafi
berjiwa “syaitan”
4. Kegiatan pendidikan dilingkungan manapun selalu merupakan kegiatan pembelajaran,
bukan kegiatan pengajaran. Artinya pendidikan sebagai sistem kegiatan pembelajaran
bertanggung jawab memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan segala potensi yang
ada pada diri individu, peserta didik. Pendidikan tidak bertugas memaksakan suatu sistem
kegiatan pengajaran untuk memaksakan individu peserta didik mengembangkan potensi
yang tidak ada didalam dirinya sendiri. Jika kegiatan pendidikan menekankan pada
sistem kegiatan pengajaran, maka potensi individual sebagai sumber kreativitas bias
terancam mati, tidak bias tumbuh dan berkembang.selanjutnya jika kreativitas individual
mati ,dapat di nilai bisa mengakibatkan perkembangan kehidupan sosial terancam
karena,kreativitas Individual adalah kunci perkembangan kehidupan Sosial.

D. Paradigma Filsafat Pendidikan


Pendidikan adalah persoalan yang paling melekat secara kodrati didalam diri manusia.
Pendidikan berada tersebar diseluruh sektor kegiatan masyarakat, baik dalam dimensi horizontal
maupun vertikal. Ketika manusia berinteraksi dengan dirinya disitu ada pendidikan. Ketika
berinteraksi dengan sesamanya dalam setiap kegiatan kemasyarakatan, disitu ada pula
pemdidikan. Ketika manusia berinteraksi dengan alamnya, disitu juga ada pendidikan. Lebih
daripada itu, ketika berinteraksi dengan tuhan pendidikan makin jelas adanya. Antara pendidikan
dan manusia bagaikan wadah dengan isinya. Tujuan pendidikan adalah juga tujuan kehidupan
manusia itu sendiri

Hubungan kodrat antara pendidikan dan manusia dengan kata lain pada taraf eksistensial
bagaikan hubungan antara jiwa dan badan manusia. Jika jiwa berpotensi menggerakkan badan,
maka kehidupan manusiapun digerakkan oleh pendidikan menuju pencapaian tujuan akhir. Jadi
tanpa pendidikan manusia kehilangan roh penggerak kehidupan sehingga kehidupan menjadi
tidak kreatif pada akhirnya mengancam kelangsungan arah perkembangan kehidupan manusia
menuju tujuan akhir. Agar supaya hubungan antara pendidikan dan manusi dapat tetap
terpelihara, maka pendidikan perlu dibangun kerangka filosofinya. Berdasar pada gejala krisis
pendidikan yang cukup mengancam terhadap kelangsungan masa depan kehidupan masyarakat.

Filsafat adalah induk semua bidang studi dan disiplin ilmu pengetahuan, dengan sudut
pandang bersifat komperehensif berupa hakikat. Arinya, filsafat memandang setiap objek dari
segi hakikatnya. Sedangkan pendidikan adalah suatu budang studi sekaligus disiplin ilmu
pengetahuan yang persoalan khasnya adalah menumbuh-kembangkan potensi manusia menjadi
semakin dewasa dan matang (maturity human potens). Jadi filsafat pendidikan mempunyai
persoalan sentral berupa hakikat pematangan sosial manusia.

Tradisi filsafat adalah berpikir dialektis dari tingkat metafisis jenis sampai pada tingkat
praktis. Tingkat metafisis disebut aspek ontologi sedangkan tingkat dialektis disebut
epistemologi san tingkat praktis disebut aspek etika.
Jika diterapkan pada kegiatan pendidikan, maka aspekmontologi adalah proses
pendidikan dengan penekanan pada pendirian filsafat hidup (phylosphy of live), suatu pandangan
hidup yang dijiwai nilai kejujuran. Dari filsafat hidup diharapkan pertumbuhan dan
perkembangan kematangan spiritual, berupa wawasan luas yang menyeluruh dan padu meliputi
asal mula, eksistensi dan tujuan hidup.

Selanjutnya aspek epistemologi pendidikan, menekankan sistem kegiatan pendidikan pada


pembentukan sikap ilmiah (scientific attitude), suatu sikap yang dijiwai nilai kebenaran. Dari
sikap ilmiah dapat diharapkan pertumbuhan dan perkembangan kematangan intelektual, berupa
kreativitas dan keterampilan hidu (creativities and skill of live)

Sedangkan aspek etika pendidikan, menekankan sistem kegiatan pendidikan pada


pengembangan perilaku bertanggunng jawab (responsible conduct) perilakub yang dijiwai oleh
nilai keadilan. Dengan perilaku bertanggung jawab ini diharapkan dapat ditumbuh-kembangkan
kematangan moral-emosional, yaitu kemampuan pengendalian diri untuk tidak melakukan
perbuatan yag melampaui batas.

Ketiga taraf sistem kegiatan pendidikan tersebut berhubungan antara satu dengan yang
lainnya secara kaulistik. Aspek ontologi mendasari aspek estimologi dn aspek estimologi
memberikan jalan atau metoda kepada aspek etika.sedangkan aspek etika merupakan hasilnya.
Kemudian dapat di asumsikan bahwa jika paradigma filosofi pendidikan terebut dipergunakan
sebgai landasan penyelenggaraan pendidikan baik didalam keluarga, sekolah maupun didalam
kehidupan masyarakat, maka diharapkan kehidupan masyarakat bisa diliputi dengan nilai-nilai
kejujuran, kebenaran dan keadilan. Hal ini berarti perkembangan kehidupan masyarakat secara
kultural manusiawi dapat diharapkan perwujudannya.

Dari uraian tentang isi dan arti pendidikan diatas, dapat dipahami bahwa ruang lingkup
pendidikan meliputi seluruh segi kehidupan manusia dan berlangsung secara terus-menerus tanpa
henti. Pendidikan berawal dari kehidupan keluarga, selanjutnya diproses secara efektif dan
efisien secara metodik dan sistemik dilembaga persekolahan untuk kemudian dianjurkan dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan berupa berbagai macam kegiatan dalam berbagai macam jenis
pekerjaan.

Jadi pendidikan adalah suatu proses yang tidak hanya terbatas pada pembelajaran untuk
sekedar mengetahui suatu objek tetapi berlanjut pada keahlian dan keterampilan dan berkreasi
dan berproduksi. Selanjutnya seluruh kreativitas di evaluasi untuk dijadikan pelajaran baru,
dalam rangka perbaikann menjadi kreativitas baru yang lebih berguna bagi kelangsungan dan
perkembangan kehidupan. Sedemikian rupa sehingga ide tentang pendidikan merupakan suatu
lingkaran spiral tanpa putus
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan adalah suatu Upaya untuk membuat manusia menjadi lebih baik ,dalam arti
kehidupannya menjadi lebih berkembang. Dengan Pendidikan, Manusia berusaha
meningkatkan Kehidupannya dari tingkat kehidupan naluriah menjadi rasional
berkebudayaan. Dalam hal ini ,pendidikan dapat di artikan sebagai pembudayaan Kehidupan
Manusia. Dalam arti sempit pendidikan adalah seluruh kegiatan belajar yang di
rencanakan,dengan materi terorganisir ,di laksanakakan secara terjadwal dalam system
pengawasan ,dan di berikan Evaluasi berdasar pada tujuan yang yang telah di tentukan.
Pendidikan diposisikan dan diaspirasikan secara sentral didalam kehidupan masyarakat dalam
suatu sistem, dan berproses secara berkesinambungan. Pendidikan berlangsung sepanjang
zaman dan mulai kultural didalam keluarga, dan diproses secara keilmuan disekolah, untuk
kemudian dikembangkan dan ditanamkan didalam kelangsungan kehidupan masyarakat luas.

B.saran

1. Bagi pendidik, hendaknya mengetahui tentang arti pendidikan melalui pendekatan


Eksistensial.
2. Bagi para pembaca, hendaknya makalah ini tidak dijadikan satu-satunya pedoman dalam
pembelajaran, karena makalah ini masih perlu banyak masukan atau saran dari berbagai
pihak.

Anda mungkin juga menyukai