PEMBAHASAN
1. Pendidikan berlangsung dalam waktu terbatas ,yaitu masa kanak-kanak ,remaja dan
Dewasa ,menurut jenjang pra-sekolah dasar,sekolah lanjutan pertama,sekolah lanjutan
atas dan perguruan tinggi.
2. Pendidikan berlangsung dalam ruang terbatas ,yaitu di lembaga persekolahan ,menurut
jenjang –jenjang seperti tersebut di atas.
3. Pendidikan berlangsung dalam suatu Lingkungan Khusus yang di sengaja di ciptakan
menurut sistem Administrasi dan manajemen tertentu,dalam bentuk kelas, dalam rangka
efektivitas dan efisiensi kelangsungan proses pembelajaran.
4. Isi pendidikan di susun secara sistematik terprogram dalam bentuk kurikulum .Kurikulum
di pertanggungjawabkan oleh Guru sekolah ,di fasilitasi suatu sistem kordinasi
kepemimpinan sekolah ,dalam bentuk PMB secara terjadwal menurut ruang(kelas)dan
waktu (semester) tertentu.
5. Tujuan pendidikan di tentukan oleh pihak luar (sekolah),terbatas pada pengembangan
kemampuan-kemampuan tertentu,khususnya untuk membangun kecakapan hidup
(competence of life) dan membentuk keterampilan hidup (Life skill Education).
Pendidikan adalah masalah substansial bagi kehidupan manusia,Artinya semakin jelas
bahwa antara pendidikan dan manusia adalah dua hal yang berhubungan secara saling
menentukan.pendidikan menentukan sifat hakikat manusia ,dan manusiamenciptakan model dan
bentuk pendidikan menurut sifat hakikatnya itu.oleh sebab itu ,sistem pendidikan yang
bersekolahan di posisikan dan di fungsikan sebagai salah satu jalan menuju pembudayaan hidup
dan kehidupan manusia.
Hubungan kodrat antara pendidikan dan manusia dengan kata lain pada taraf eksistensial
bagaikan hubungan antara jiwa dan badan manusia. Jika jiwa berpotensi menggerakkan badan,
maka kehidupan manusiapun digerakkan oleh pendidikan menuju pencapaian tujuan akhir. Jadi
tanpa pendidikan manusia kehilangan roh penggerak kehidupan sehingga kehidupan menjadi
tidak kreatif pada akhirnya mengancam kelangsungan arah perkembangan kehidupan manusia
menuju tujuan akhir. Agar supaya hubungan antara pendidikan dan manusi dapat tetap
terpelihara, maka pendidikan perlu dibangun kerangka filosofinya. Berdasar pada gejala krisis
pendidikan yang cukup mengancam terhadap kelangsungan masa depan kehidupan masyarakat.
Filsafat adalah induk semua bidang studi dan disiplin ilmu pengetahuan, dengan sudut
pandang bersifat komperehensif berupa hakikat. Arinya, filsafat memandang setiap objek dari
segi hakikatnya. Sedangkan pendidikan adalah suatu budang studi sekaligus disiplin ilmu
pengetahuan yang persoalan khasnya adalah menumbuh-kembangkan potensi manusia menjadi
semakin dewasa dan matang (maturity human potens). Jadi filsafat pendidikan mempunyai
persoalan sentral berupa hakikat pematangan sosial manusia.
Tradisi filsafat adalah berpikir dialektis dari tingkat metafisis jenis sampai pada tingkat
praktis. Tingkat metafisis disebut aspek ontologi sedangkan tingkat dialektis disebut
epistemologi san tingkat praktis disebut aspek etika.
Jika diterapkan pada kegiatan pendidikan, maka aspekmontologi adalah proses
pendidikan dengan penekanan pada pendirian filsafat hidup (phylosphy of live), suatu pandangan
hidup yang dijiwai nilai kejujuran. Dari filsafat hidup diharapkan pertumbuhan dan
perkembangan kematangan spiritual, berupa wawasan luas yang menyeluruh dan padu meliputi
asal mula, eksistensi dan tujuan hidup.
Ketiga taraf sistem kegiatan pendidikan tersebut berhubungan antara satu dengan yang
lainnya secara kaulistik. Aspek ontologi mendasari aspek estimologi dn aspek estimologi
memberikan jalan atau metoda kepada aspek etika.sedangkan aspek etika merupakan hasilnya.
Kemudian dapat di asumsikan bahwa jika paradigma filosofi pendidikan terebut dipergunakan
sebgai landasan penyelenggaraan pendidikan baik didalam keluarga, sekolah maupun didalam
kehidupan masyarakat, maka diharapkan kehidupan masyarakat bisa diliputi dengan nilai-nilai
kejujuran, kebenaran dan keadilan. Hal ini berarti perkembangan kehidupan masyarakat secara
kultural manusiawi dapat diharapkan perwujudannya.
Dari uraian tentang isi dan arti pendidikan diatas, dapat dipahami bahwa ruang lingkup
pendidikan meliputi seluruh segi kehidupan manusia dan berlangsung secara terus-menerus tanpa
henti. Pendidikan berawal dari kehidupan keluarga, selanjutnya diproses secara efektif dan
efisien secara metodik dan sistemik dilembaga persekolahan untuk kemudian dianjurkan dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan berupa berbagai macam kegiatan dalam berbagai macam jenis
pekerjaan.
Jadi pendidikan adalah suatu proses yang tidak hanya terbatas pada pembelajaran untuk
sekedar mengetahui suatu objek tetapi berlanjut pada keahlian dan keterampilan dan berkreasi
dan berproduksi. Selanjutnya seluruh kreativitas di evaluasi untuk dijadikan pelajaran baru,
dalam rangka perbaikann menjadi kreativitas baru yang lebih berguna bagi kelangsungan dan
perkembangan kehidupan. Sedemikian rupa sehingga ide tentang pendidikan merupakan suatu
lingkaran spiral tanpa putus
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan adalah suatu Upaya untuk membuat manusia menjadi lebih baik ,dalam arti
kehidupannya menjadi lebih berkembang. Dengan Pendidikan, Manusia berusaha
meningkatkan Kehidupannya dari tingkat kehidupan naluriah menjadi rasional
berkebudayaan. Dalam hal ini ,pendidikan dapat di artikan sebagai pembudayaan Kehidupan
Manusia. Dalam arti sempit pendidikan adalah seluruh kegiatan belajar yang di
rencanakan,dengan materi terorganisir ,di laksanakakan secara terjadwal dalam system
pengawasan ,dan di berikan Evaluasi berdasar pada tujuan yang yang telah di tentukan.
Pendidikan diposisikan dan diaspirasikan secara sentral didalam kehidupan masyarakat dalam
suatu sistem, dan berproses secara berkesinambungan. Pendidikan berlangsung sepanjang
zaman dan mulai kultural didalam keluarga, dan diproses secara keilmuan disekolah, untuk
kemudian dikembangkan dan ditanamkan didalam kelangsungan kehidupan masyarakat luas.
B.saran