PEDOSFER
NAMA KELOMPOK :
o ANDI MAULANA
o YOLA FAUZIA
o IKA RAHMAYANTI
o NURSUQYA LAILI
o BAIQ LENI LESTARI
o POLAN ENSI MARTASYA
X MIPA
MA NW RENSING RAJAK
TAHUN AJARAN
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang selalu kita
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata pelaajara Geografi Lintas Minat judul
“PEDOSFER”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman judul………………………………………………………………………………………………………..……….…… i
Kata pengantar……………………………………………………………………………………………………….….…….…..ii
Daftar isi………………………………………………………………………………………………………............................iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………………1
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………………….2
A. Pengertian Pedosfer…………………………………………………………………………………………….…….2
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………….………………………..……..8
B. Saran……………………………………………………………………………………………………….…………………8
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………………………………10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pedosfer adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya proses
pembentukan tanah. Tanah atau pedosfer merupakan suatu gejala alam permukaan daratan
yang membentuk suatu zone, yang tersusun atas bahan lepas berupa pecahan dan pelapukan
batuan yang bercampur dengan bahan organik. Dokuchaiev (1870) dalam E-dukasi.net
mengatakan bahwa tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang
lebar, dan dalam yang merupakan bagian paling atas dari kulit bumi dan mempunyai sifat-sifat
yang berbedadengan bahan yang ada di bawahnya sebagai hasil kerja interaksi antara iklim,
B. Rumusan Masalah
1. apa yang dimaksud dengan pedosfer?
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pedosfer
Pedosfer atau tanah (soil) adalah suatu wujud alam yang terbentuk dari campuran hasil
pelapukan batuan, bahan anorganik, bahan organik, air, dan udara yang menempati bagian
paling atas dari litosfer. Sedangkan menurut Sitanala Arsyad (1989), tanah adalah suatu benda
alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair, dan gas yang mempunyai
sifat serta perilaku yang dinamis. Ilmu yang mempelajari tanah disebut Pedologi, sedangkan
ilmu yang secara khusus mempelajari mengenai proses pembentukan tanah disebut
Pedogenesa.
1. Iklim
Unsur-unsur iklim yang memengaruhi proses pembentukan tanah utama, yaitu suhu dan
curah hujan. Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Jika suhu
tinggi, proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat
pula. Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah,
sedangkan penyucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah
menjadi rendah).
Membantu proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan
organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan),
sedangkan pelapukan kimiawi terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur yang larut oleh air.
2
Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan
menyisakan daun-daunan dan rantingranting yang menumpuk di permukaan tanah.
Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik/ mikroorganisme
yang ada di dalam tanah.
Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah beriklim
sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan
dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam
karena banyak kandungan bahan organik yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa
rumput.
Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-
sifat tanah. Contoh, jenis tanaman cemara akan memberi unsur-unsur kimia seperti Ca,
Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara, derajat
keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.
3. Bahan Induk
Bahan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan
batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan
4. Topografi/Relief
Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi pembentukan tanah, antara lain sebagai
berikut.
Tebal atau tipisnya lapisan tanah. Daerah dengan topografi miring dan berbukit lapisan
tanahnya menjadi lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan
tanahnya tebal karena terjadi proses sedimentasi.
Sistem drainase atau pengaliran. Daerah yang drainasenya jelek sering tergenang air.
Keadaan ini akan menyebabkan tanahnya menjadi asam.
3
5. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus-menerus berubah, akibat pelapukan dan
pencucian yang terus-menerus. Oleh karena itu, tanah akan menjadi semakin tua. Mineral yang
banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan, sehingga tinggal mineral
yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka
induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
Pelapukan batuan adalah suatu peristiwa hancurnya massa bebatuan baik secara fisik,
biologi, maupun kimiawi. Pada proses pelapukan batuan ini membutuhkan waktu yang
cukup lama, yang dimana setiap proses pelapukannya ini di pengaruhi oleh iklim dan cuaca
di sekitar bebatuan.tersebut hingga batu menjadi tanah berikut pelapukan batuan tersebut.
Pelapukan Kimiawi Faktor kimiawi itu sangat di pengaruhi oleh hujan asam yang
sering terjadi pembentukan bumi, hujan asam ini terjadi sangatlah sering sehingga
membuat pelapukan bisa terjadi ketika batu batuan yang letaknya letaknya lebih
dalam.
Pelapukan Fisik Pelapukan jenis ini sangat di pengaruhi oleh perbedaan temperatur
dan juga iklim yang secara drastis, sehingga membuat batuan akan mengalami
perpecahan. Dan perlu Anda ketahui bahwa dalam pelapukan fisik struktur kimia
yang ada di dalam batuan tidak akan berubah sama sekali oleh sebab itu mineral yang
ada di kandungan bebatuan masih tetaplah sama.
Pelapukan Biologi Pelapukan biologi ini terjadi karena disebabkan oleh makhluk
hidup, proses ini akan terus menerus berlangsung ketika tanah sudah mulai
membentuk. Dan proses ini dapat dikatakan sebagai pelapukan penyempurna
pembentukan tanah.
4
2. Proses Pelunakan Struktur Batuan
Proses pelunakan struktur batuan ini juga membutuhkan waktu yang lama seperti proses
pelapukan, pada proses yang satu ini setelah batuan pecahan yang di hasilkan oleh proses
pelpaukan akan mengalami proses pelunakan. Dalam proses hal ini air dan udara akan
memiliki peranan yang besar karena akan masuk kedalam rongga rongga batuan dan
Setelah proses pelapukan dan proses pelunakan, proses selanjutnya yang menjadi faktor
dimaksud tumbuhan perintis disini adalah tumbuhan yang akarnya lebih besar dari lumut
sehingga akar tadi masuk kedalam batuan yang lunak dan akan memecah batuan tersebut.
4. Proses Penyuburan
Proses penyuburan ini merupakan proses terakhir dalam pembentukan tanah, dalam proses
ini tanah yang terbentuka akan mulai mengalami proses – proses pengayaan, yang
sebelumnya mempunyai mineral – mineral dari proses pelapukan akan bertambah subur
dengan adanya pelapukan organik yang berasal dari binatang atau tumbuhan yang mati di
permukaan, dan dalam hal ini mikroorganisme tanah merupakan peranan penting dalam
Interaksi antara faktor-faktor pembentuk tanah akan menghasilkan tanah dengan sifat-sifat
yang berbeda. Berdasarkan pada faktor pembentuk dan sifat tanah inilah, beberapa ahli
5
mengklasifikasikan tanah dengan klasifikasi yang berbeda. Jenis tanah yang terdapat di
1. Litosol
Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu
tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara
sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh
Indonesia.
2. Aluvial
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan induk
aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur, konsistensi dalam keadaan basah
Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai, dan daerah cekungan
(depresi).
3. Regosol
Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran
terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra bagian
4. Andosol/Tanah Gambut
Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organik, seperti dari hutan rawa atau rumput rawa.
Ciri dan sifat: tidak terjadi diferensiasi horizon secara jelas, ketebalan lebih dari 0,5 meter,
warna cokelat sampai kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak
lekat-agak lekat, kandungan organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari
6
20% untuk tanah tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4.0), dan kandungan unsur
hara rendah.
5. Latosol
Latosol tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan
ketinggian tempat berkisar 300–1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api
6. Grumosol
Tanah ini merupakan tanah mineral yang memiliki perkembangan profil, agak tebal, tekstur
lempung berat, struktur granular di lapisan atas dan gumpal sampai pejal di lapisan bawah,
konsistensi jika basah sangat lekat dan plastis. Namun, jika kering sangat keras dan tanah retak-
retak, kejenuhan basa, permeabilitas lambat, dan peka erosi. Penyebarannya di daerah iklim
7. Podsol
Jenis tanah ini berasal dari batuan induk pasir. Penyebaran di daerah beriklim basah, topografi
pegunungan, misalnya di daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua Barat.
8. Andosol
Jenis tanah ini merupakan jenis tanah dengan kandungan mineral yang telah mengalami
perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak cokelat kekelabuan sampai hitam,
kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan
bersifat licin berminyak agak asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang,
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian makalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
• Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah,antara lain
iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu.
• Bahan induk tanah terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimendan batuan
metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudianakan mengalami
pelapukan dan menjadi tanah.
• Pedon adalah suatu lajur tubuh tanah mulai dan permukaan lahan sampai bataster bawah
bahan induk tanah (edangkan profil tanah atau penampang tanah adalah bidang tegak dan
suatu sisi pedon yang mencirikan suatu lapisan-lapisan tanah, ataudisebut horizon tanah.
B. Saran
1. Tanah/pedosfer merupakan bagian yang penting dari bumi yang menunjang
kelangsunagn hidup manusia oleh karena itu mulai sekarang manfaatkan dan
adanya pengurasan hutan secara besar-besaran yang berakibat lahan dan tanah
dan penggunaan pupuk yang sesuai dengan aturan-aturannya supaya lapisan tanah
larut dan terikat dengan butir-butir tanah menimbulkan masalah pada kandungan
unsur hara tanah yang menimbulkan masalah pada persediaan air tanah.
8
5. Pengadaan reboisasi dan penghijauan khususnya untuk daerah curam agar agregat
9
DAFTAR PUSTAKA
Juarti. 2004. Bahan Ajar Konservasi Lahan dan Air. Malang : Universitas Negeri
Malang.
Mansur Akhmad. 2006. Buku Ajar Geografi X. Surakarta : Citra Pustaka.
Suhendar, Soleh. 2007. Pedosfer X, Modul Pedosfer, (online), Jilid 1 no. Modul Geo.
X. 07, (http://www.pedosfer. Ac.id, diakses 11 januari 2019).
10