Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 2

Judul materi pedosfer


2. Pedosfer

Pedosfer adalah salah satu unsur sfera yang dapat dipahami sebagai lapisan
tanah. Ilmu yang mempelajari secara khusus tentang tanah adalah
pedologi.Unsur tanah berupa batuan hasil pelapukan yang bercampur dengan
sisa-sisa bahan organik. Pengaruh perubahan pada tanah disebabkan oleh iklim,
suhu, air, material batuan, organisme, dan ketinggian suatu daerah.Tanah bagi
manusia merupakan sumber daya alam yang penting yang dapat digunakan
sebagai lahan untuk berbagai kegiatan pertanian dan perkebunan.

Beberapa contoh jenis tanah adalah tanah vulkanis, tanah alluvial,tanah gambut,
tanah latosol, tanah kapur, dan masih banyak lagi. Jenis-jenis tanah tersebut
juga memengaruhi kesesuaian jenis tanaman di lahan tersebut. Dengan
demikian, tanah dapat memengaruhi keragaman sumber daya alam di suatu
daerah. Agar kalian lebih memahami tentang pedosfer di lingkungan kalian,
kerjakan tugas berikut ini!
Biologi

Proses Pembentukan Tanah: Pengertian, Faktor


dan Proses
sereliciouzApril 14, 2022

Quipperian, tanah yang Quipperian pijak setiap hari tidak terbentuk secara instan, lho. Melainkan
harus melalui berbagai proses dalam jangka waktu yang lama. Lalu, seperti apa proses pembentukan
tanah itu? Yuk, belajar bareng Quipper Blog.

Pengertian Tanah
Tanah adalah lapisan paling atas kerak Bumi yang mengandung berbagai zat hara dan mineral yang
dibutuhkan oleh kehidupan. Itulah mengapa tanah merupakan komponen penting bagi kelangsungan
hidup setiap makhluk, baik manusia, hewan, tumbuhan, dan organisme mikro.

Selain menyediakan berbagai zat hara dan mineral, tanah juga berfungsi sebagai penopang
tegaknya tumbuhan dan bangunan.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pembentukan
Tanah
Ukuran butiran tanah berbeda-beda. Hal itu berpengaruh pada sifat-sifatnya. Jenis dan sifat-sifat
tanah yang dihasilkan selama proses pembentukannya, dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.

1. Bahan induk
Bahan induk adalah bahan utama pembentukan tanah. Bahan induk ini akan berpengaruh pada sifat-
sifat tanah yang terbentuk. Misalnya saja bahan induk yang berupa batuan granit dan pasir akan
menghasilkan tanah berpasir dan bertekstur kasar.

2. Topografi
Topografi adalah bentuk permukaan suatu tempat. Perbedaan permukaan itu menyebabkan
perbedaan ketebalan lapisan tanah. Nah, perbedaan ketebalan ini berpengaruh pada kuantitas air
yang bisa diserap beserta kemampuan untuk mempertahankan air di dalamnya.

3. Iklim
Iklim merupakan unsur yang cukup berpengaruh pada proses pembentukan tanah. Hal itu karena
iklim berkaitan langsung dengan penyinaran, suhu, kelembapan, dan curah hujan di suatu tempat.
Misalnya, saja daerah beriklim panas memiliki struktur tanah berpasir, seperti tanah di gurun.

4. Waktu
Lamanya waktu pelapukan batuan akan berpengaruh pada sifat-sifat tanah yang dihasilkan. Semakin
lama proses terbentuknya, semakin baik sifat-sifat tanahnya. Contohnya tanah humus yang
membutuhkan waktu sangat lama untuk terbentuk.

Proses Pembentukan Tanah


Bahan induk tanah adalah batuan. Batuan tersebut harus melalui proses sedemikian sehingga
terbentuk tanah. Adapun proses pembentukan tanah oleh batuan adalah sebagai berikut.

1. Proses pelapukan batuan


Sebelum terbentuk tanah, batuan harus mengalami pelapukan terlebih dahulu. Pelapukan adalah
kondisi hancurnya batuan secara fisik, biologi, maupun kimia.

Pelapukan ini berlangsung dalam waktu yang lama dan umumnya dipengaruhi oleh faktor suhu dan
cuaca. Pelapukan batuan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

a. Pelapukan fisik
Pelapukan yang terjadi secara fisik tanpa mengubah kandungan kimia di dalamnya. Contoh
pelapukan fisik adalah batuan besar yang terbelah menjadi batuan-batuan kecil. Pelapukan ini
dipengaruhi oleh perbedaan suhu dan adanya erosi.

Perbedaan suhu

Perbedaan suhu akan menyebabkan perubahan volume batuan melalui proses pemuaian dan
pendinginan. Saat batuan berada di suhu tinggi, batuan tersebut akan memuai sehingga terjadi
peningkatan volume.

Saat batuan berada di suhu rendah, batuan akan mengalami pendinginan sehingga terjadi
penyusutan volume. Jika kondisi itu berlangsung secara terus-menerus, batuan bisa terbelah menjadi
batuan kecil.

Erosi

Erosi adalah proses pengikisan batuan oleh air. Jika kandungan air di dalam batuan meningkat,
volumenya akan meningkat pula. Akibatnya, batuan akan mendapatkan tekanan yang lebih besar
hingga akhirnya terbelah menjadi batuan-batuan kecil.

b. Pelapukan kimiawi
Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang menyebabkan struktur kimia batuan berubah, misalnya
akibat terjadinya hujan asam, sehingga batuan bersifat korosif. Pelapukan ini dibedakan menjadi
empat, yaitu sebagai berikut.

Hidrasi, yaitu pelapukan yang hanya berlangsung di bagian permukaan batuan.


Karbonasi, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh gas karbondioksida yang terkandung di dalam
uap air. salah satu batuan hasil karbonasi adalah batu kapur.
Hidrolisa, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh terurainya unsur-unsur air menjadi ion-ion.
Oksidasi, yaitu pelapukan akibat peristiwa korosi di dalam batuan. Umumnya, oksidasi ini
berlangsung pada batuan yang mengandung besi di dalamnya.

c. Pelapukan biologi
Pelapukan biologi adalah pelapukan yang ditimbulkan oleh adanya reaksi mikroorganisme di dalam
batuan. Pelapukan ini akan terjadi secara kontinu, bahkan setelah terbentuknya tanah. Hal itu
bertujuan untuk menyempurnakan proses pelapukan beserta sifat tanah yang dihasilkan.

2. Proses pelunakan struktur batuan


Setelah terbentuk batuan kecil dari proses pelapukan, batuan tersebut akan mengalami proses
pelunakan. Proses ini melibatkan peran dua unsur utama, yaitu air dan udara.

Kedua unsur tersebut akan meresap masuk ke celah-celah batuan kecil sampai batuannya menjadi
lunak. Sama halnya seperti pelapukan, proses pelunakan ini berlangsung dalam jangka waktu yang
lama.
3. Proses tumbuhnya tanaman perintis
Tanah yang sudah mulai lunak, mudah untuk ditumbuhi tanaman perintis. Tanaman perintis yang
dimaksud adalah tanaman di atas lumut atau lebih besar dari lumut.

Akar tanaman yang berhasil menembus batuan lunak, akan menjadikan batuan tersebut terpecah
kembali secara sempurna.

Tidak hanya itu, kandungan asam humus yang meresap ke dalam batuan akan membuatnya lapuk
dengan sempurna. Hal itu mengakibatkan terjadinya pelapukan biologi.

4. Proses penyuburan
Setelah ditumbuhi oleh tanaman perintis, batuan sudah mulai membentuk tanah. Namun, tanah yang
terbentuk hanya mengandung mineral.

Pada proses ini, tanah yang kaya mineral itu akan mengalami pelapukan secara organik agar
kandungan zat organik di dalamnya melimpah. Mengingat, zat organik merupakan zat penting bagi
kelangsungan makhluk hidup di dalamnya.

Dari pelapukan tersebut, tanah yang terbentuk semakin subur karena banyak mengandung zat-zat
organik. Pelapukan organik yang dimaksud berasal dari makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan
yang telah mati dan diuraikan oleh mikroorganisme tanah.

Setelah melalui empat proses di atas, batuan-batuan purba berhasil berubah menjadi tanah subur
yang bisa dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup di Bumi.

Anda mungkin juga menyukai