Anda di halaman 1dari 22

REFERAT

KOMPONEN TANAH

Disusun Oleh:

1. Hanifah Hamna Lidia (H1C021003)


2. Ade Mutia (H1C021058)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PURBALINGGA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Gambar 1. Tanah (Pexels.com)

Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat dipermukaan


kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai
hasil pelapukan batuan, dan bahan-bahan organik sebagai hasil
pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan
medium atau tempat tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat
tertentu, yang terjadi akibat dari pengaruh kombinasi faktor-
faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan
lamanya waktu pembentukan (Yuliprianto, 2010).
Bahan penyusun tanah tersusun atas empat komponen, yaitu
bahan padat tanah, bahan cair tanah, dan udara atau gas. Bahan
padat tanah terdiri atas bahan mineral, bahan organik maupun
bahan koloid tanah. Bahan pafat mineral berupa mineral-mineral
sekunder maupun primer hasil dari pelapukan. Bahan padat

1
organik terdiri atas sisa dan rombakan jasad, terutama
tumbuhan, zat humik, dan jasad hidup penghuni tanah, termasuk
akar tumbuhan hidup (Darusman, 2006).
Komponen tanah yang terdiri dari bahan padatan, air dan
udara merupakan sumberdaya alam utama yang sangat
memengaruhi kehidupan. Tanah mempunyai fungsi utama
sebagai tempat tumbuh dan berproduksi tanaman. Kemampuan
tanah sebagai media tumbuh akan optimal jika didukung oleh
sifat fisika, kimia dan biologi yang baik, biasanya menunjukkan
tingkat kesuburan tanah (Sartohadi, dkk., 2012).
Tanah tersusun dari beberapa komponen. Komponen
penyusun tanah adalah bahan yang berpengaruh terhadap
pembentukan tanah, sehingga menjadi satu kesatuan bagian
yang utuh dan membentuk bagian yang baru.

I.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang didapat dari makalah ini,
diantaranya sebagai berikut:
1. Apa pengertian tanah?
2. Bagaimana proses pembentukan tanah?
3. Apa saja komponen utama tanah?

I.3 Tujuan
Adapun tujuan yang didapat dari penulisan makalah ini,
diantaranya sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian tanah.
2
2. Mengetahui proses pembentukan tanah.
3. Mengetahui macam-macam komponen utama tanah.

3
BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Pengertian Tanah

Tanah berasal dari bahasa Yunani yaitu pedon, bahasa


latin yaitu solum, Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun
dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya
bagi semua kehidupan yang ada di muka bumi karena tanah
mendukung kehidupan yang menyediakan unsur hara dan air
sekaligus penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga
yang menjadi habitat tempat hidup berbagai mikroorganisme
bagi sebagian besar hewan darat. Tanah menjadi lahan untuk
hidup dan bergerak.
Tanah termasuk anugerah dari yang maha kuasa. Di tanah
bisa tumbuh berbagai macam tumbuhan yang sangat bermanfaat
bagi makhluk hidup. tanah terbentuk dari akibat perubahan
cuaca dan aktivitas berbagai makhluk hidup di atasnya seperti
hewan dan tumbuhan. Tanah merupakan campuran dari berbagai
mineral, bahan-bahan organik, air dan udara.
Tanah terbentuk karena ada pelapukan-pelapukan batuan
dan juga pelapukan bahan-bahan lainnya yang ada di Bumi.
Tubuh tanah terdiri atas batuan yang telah mengalami
pelapukan, kemudian bercampur dengan sisa-sisa bahan
organik, air, udara. dan mengalami proses fisika dan juga kimia
yang pada akhirnya membentuk lapisan-lapisan tanah. Tanah
juga termasuk salah satu komponen abiotik yang memiliki

4
pengaruh yang sangat besar pada ekosistem, terlebih ekosistem
daratan.

II.2 Proses Pembentukan Tanah

Kajian geologi tanah sebenarnya memiliki pembahasan dan


tujuan yang berbeda dengan penelitian spesialis tanah. Para ahli
geologi mempelajari tanah lebih untuk memahami keberadaan
unsur-unsur ekonomi dan persebaran unsur-unsur tersebut
dalam lapisan-lapisan tanah. Ketika tempat-tempat akumulasi
unsur-unsur tersebut diketahui memiliki kadar yang
menguntungkan, maka akan dieksploitasi untuk dimanfaatkan
dalam kehidupan manusia. Kurang lebih itulah tujuan para ahli
geologi mempelajari tanah.
Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan,
baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Dari proses
pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah
komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum
dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith)
karena masih menunjukkan struktur batuan induk.
Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan
induk tanah berubah menjadi tanah. Proses ini menjadi awal
terbentuknya tanah sehingga faktor yang mendorong pelapukan
juga berperan dalam pembentukan tanah.
Curah hujan dan sinar matahari berperan penting dalam
proses pelapukan fisik, kedua faktor tersebut merupakan
komponen iklim. Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu
faktor pembentuk tanah adalah iklim.
5
Tanah berasal dari pelapukan bebatuan dengan bantuan
makhluk hidup, membentuk tubuh unik yang menutupi
bebatuan. Proses pembentukan tanah disebut pedogenesis,
Proses unik ini membentuk tanah menjadi tubuh lapisan alami,
atau Horizon. Setiap horizon tanah menjelaskan sumber dan
proses fisik, kimia dan biologi tanah.
Faktor iklim, dinamika organisme hidup (termasuk
manusia) dan gelombang permukaan bumi (topografi), tanah
terbentuk dari waktu ke waktu dari bahan induk yang
dimodifikasi oleh pelapukan. Menurut perubahan dinamis dari
kelima faktor tersebut, berbagai jenis tanah terbentuk, dan
klasifikasi tanah dapat dilakukan. ( Hans Jenny, 1899-1992 ).

Gambar 2. Proses Pembentukan Tanah (Hans Jennv


(1899-1992)

Tahap Pertama, Selama fase ini permukaan batuan yang


tersingkap akan langsung berinteraksi dengan atmosfer dan
hidrosfer. Kondisi ini menyebabkan permukaan batuan berada
dalam keadaan tidak stabil. Dalam hal ini, lingkungan
berpengaruh dalam bentuk perubahan kondisi fisik seperti
6
pendinginan, pelepasan tekanan, ekspansi termal (ekspansi),
kontraksi (sering karena pembekuan air di pori-pori batuan
membentuk es), dll, yang dimana akan menyebabkan terjadinya
pelapukan fisik (disintegrasi). Pelapukan fisik ini menciptakan
retakan di permukaan batuan) dari waktu ke waktu
menyebabkan permukaan batuan retak, membentuk material
lepas yang lebih kecil dan lebih halus.
Setelah itu, hasil interaksi antara permukaan batuan
dengan lapisan atmosfer dan hidrosfer dapat menyebabkan
terjadinya pelapukan kimia. Proses ini mencakup oksidasi,
hidrasi, hidrolisis, pelarutan, dan lain sebagainya. Akibatnya,
batuan menjadi lapuk dan mengalami perubahan struktur serta
komposisi kimia. Mineral-mineral lempung terbentuk sebagai
hasilnya, yang lebih lunak dan mudah terurai dibandingkan
dengan kondisi sebelumnya.
Tahap kedua. Pada tahap ini, setelah mengalami erosi
bagian luar batuan akan menjadi lebih lembut dan lunak.
Kemudian retakan-retakan yang terbentuk pada batuan akan
menjadi jalan bagi masuknya air dan sirkulasi udara. Sehingga,
dengan proses yang sama, terjadi pelapukan pada lapisan batuan
yang lebih dalam. Selain itu, pada tahap ini di lapisan permukaan
mulai ada bahan organik sebagai makhluk hidup.
Tahap Ketiga. Pada tahap ini, pada lapisan atas tanah
mulai tumbuh tumbuhan perintis. Akar tumbuhan ini
membentuk celah pada lapisan batuan yang ditanaminya (terjadi
pelapukan biologis). Oleh karena itu, celah ini menjadi akses
jalan untuk air dan sirkulasi udara.

7
Selain itu, dengan adanya tumbuhan, material sisa
tumbuhan yang mati akan membusuk dan membentuk humus
(akumulasi asam organik). Pada dasarnya, humus memiliki sifat
keasaman. Proses pelapukan akan dipercepat salah satunya oleh
faktor keasaman. Oleh karena itu, dengan adanya humus akan
mempercepat terjadinya proses pelapukan. Pembentukan larutan
asam juga terjadi pada akar-akar tanaman. Akar tanaman
menjadi tempat respirasi (pertukaran antara 5/ dan 25/) serta
traspirasi (sirkulasi air).
Air yang masuk ke dalam lapisan tanah akan mengalirkan
unsur asam humus dari lapisan atas melalui celah-celah yang
ada. Ini juga akan mencapai lapisan batuan yang lebih dalam.
Hal ini akan menyebabkan tanah menjadi lebih asam, yang pada
gilirannya akan menyebabkan pelapukan pada tanah dan batuan
yang lebih dalam. Ini akan membentuk lapisan tanah yang lebih
tebal.

Dengan semakin tebalnya lapisan tanah, air yang masuk


ke dalam lapisan tanah dapat melakukan proses peresapan
terhadap lapisan-lapisan yang dilewatinya. Ini adalah tahap awal
terbentuknya horizon-horizon tanah.
Tahap keempat. Pada tahap ini, tanah telah mengalami
peningkatan kesuburan sehingga tumbuhannya menjadi lebih
besar. Kehadiran tumbuhan yang lebih besar menyebabkan akar
tanaman menjangkau lapisan batuan yang lebih dalam,
membentuk rekahan pada lapisan batuan tersebut. Peningkatan
lapisan humus dan akumulasi asam organik lainnya semakin
8
meningkat pada tahap ini. Seperti pada tahap-tahap sebelumnya,
hal ini mempercepat terjadinya proses pelapukan pada lapisan
batuan yang lebih dalam.
Sealanjutnya pada tahap ini juga terjadi proses pengisian
yang sangat intensif. Air yang meresap ke dalam lapisan-lapisan
tanah menyerap mineral-mineral yang ada di lapisan atas dan
mengendapkannya pada lapisan-lapisan di bawahnya. Sehingga
terbentuklah penumpukan mineral-mineral tertentu pada
lapisan-lapisan tanah tertentu yang membentuk lapisan tanah.
Lapisan-lapisan tanah ini memiliki komposisi unsur dan
karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

II.3. Komponen Penyusun Tanah

III.3.1. Bahan Padatan Tanah


Bahan padat di dalam tanah dapat dibagi menjadi zat
Mineral (anorganik) dan bahan organik.Tidak semua bahan
padat Tanah termasuk sebagai bahan tanah.Padatan
anorganik Tanah dapat dibagi menjadi fraksi ukuran> 2 mm dan
dimensi ≤ 2 mm.Komponen anorganik > 2 mm Ini termasuk
kerikil dan batu atau bahan kasar lainnya, tidak diklasifikasikan
di tempat lain sebagai bahan tanah. Hanya komponen anorganik
dengan dimensi ≤ 2 mm Termasuk sebagai bahan tanah.Menurut
rentang ukuran, bahan Zat anorganik dengan ukuran partikel
≤2mm dapat dipisahkan menjadi pasir, debu dan tanah liat.Hal
yang sama berlaku untuk bahan organik tanah, tetapi tidak
semuanya termasuk tanah.sampah di tanah, tidak termasuk
bahan organik tanah.

9
A. Bahan Mineral ( Anorganik ) Tanah
Mineral adalah penyusun komposisi tanah dan
persentasenya Tertinggi, sekitar 45%.Komponen tersebut
terbentuk akibat proses pelapukan Sebuah batu yang bertahan
lama.batuan lapuk Proses pembentukan tanah akan sangat
mempengaruhi jenis tanah menghasilkan.Umumnya ada tiga
jenis batuan yang dapat mengalami pelapukan dan perubahan ke
dalam tanah, yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan
metamorf.
Mineral tanah terutama ada dalam bentuk senyawa
anorganik Zat dengan struktur kristal tertentu disebut
mineral.jumlah dan jenis Mineral tanah sebenarnya tidak
banyak.Dapat membedakan mineral tanah Atas dasar:
1. Ukuran;
2. Pelapukan; dan
3. Komposisi mineral.
Menurut ukurannya, bahan mineral tanah dibagi menjadi
3 bagian utama, yaitu:
1. fraksi berbutir kasar (2 – 0,05 mm) disebut pasir;
2. sebagian kecil (0,05 – 0,002 mm) disebut debu; dan
3. Fraksi yang sangat halus (< 0,002 mm atau < 2 μm), disebut
lempung.
Menurut tingkat pelapukan, bahan mineral tanah dapat
dibedakan sebagai:

10
1) Mineral primer, dan
2) Mineral sekunder.
Mineral primer merupakan hasil pelapukan batuan beku,
sedimen, dan batuan metamorf utamanya kerusakan pelapukan
fisik (pengurangan dimensi) Jadi komposisi kimianya tidak
banyak berubah.mineral Primer biasanya terdapat pada fraksi
pasir dan lanau, meskipun bisa juga Ditemukan pada fraksi
lempung tanah yang belum mengalami pelapukan lebih lanjut
atau tanah muda.Mineral utama yang paling umum di dalam
tanah adalah Kuarsa (SiO2) dan feldspar (MAlSi3O8), di mana
M menunjukkan kombinasi kation Na+, Kalium+dan
Ca2+.Mineral Primer Langka Lainnya Tanahnya adalah mika,
piroksen, hornblende dan olivin.
Mineral sekunder adalah mineral yang terbentuk Setelah
batuan mengalami pelapukan melalui reaksi suhu rendah (di atas
permukaan bumi), atau langsung dari batuan beku Sudah
tersusun dari mineral sekunder.Bagian tanah liat terutama terdiri
dari mineral sekunder.Mineral sekunder umum dalam sistem
Tanahnya berlapis mineral lempung silikat (seperti kaolinit,
halonit,montmorillonit), berbagai oksida, mineral belerang,
dll.karbonat.
B. Bahan Organik Tanah
Organik dalam tanah adalah hasil akumulasi dari sisa-sisa
makhluk hidup seperti tanaman dan hewan yang telah
terdekomposisi dan tercampur di dalam tanah. Humus adalah
jenis bahan organik yang paling penting, dihasilkan dari jaringan
makhluk hidup yang telah mati. Meskipun bahan organik juga
11
dapat berasal dari hewan, namun sumber utama di dalam tanah
adalah dari tanaman. Di lahan pertanian, bahan organik dapat
ditambahkan oleh petani dengan menggunakan pupuk kandang,
sisa-sisa tanaman yang ditanam, dan sisa-sisa dari gulma.
Bahan organik tanah yang dikenal sebagai humus adalah
senyawa yang tahan lama, berwarna kecoklatan, dan memiliki
kemampuan untuk menahan unsur hara dan air dalam jumlah
yang tinggi. Biasanya, humus terdapat di horison A, yaitu
lapisan atas tanah. Kandungan bahan organik dalam tanah
bervariasi antara 0,5 hingga 5%, tetapi pada tanah gambut,
kandungan bahan organik dapat mencapai hampir 100%.
Meskipun jumlahnya biasanya lebih sedikit daripada bahan
mineral, bahan organik seringkali memiliki pengaruh besar
terhadap sifat dan karakteristik tanah.
Kandungan bahan organik pada berbagai jenis tanah
sangat beragam. Tanah Andosol alami di daerah pegunungan,
dapat memiliki kandungan bahan organik lebih dari 5%.
Sedangkan, tanah bertekstur kasar dan tanah pertanian yang
digunakan secara intensif tanpa pengembalian cukup bahan
organik, kandungan bahan organiknya bisa kurang dari 1%.
Tanah yang berdrainase buruk di daerah dataran banjir,
kandungan bahan organiknya dapat mencapai lebih dari 10%.
Pada tanah gambut, kandungan bahan organik bahkan bisa
mencapai mendekati 100%. Meskipun pada umumnya lapisan
permukaan tanah mineral hanya mengandung sedikit bahan
organik, sifat koloidal aktif dari bahan organik tetap
mempengaruhi sifat-sifat tanah secara signifikan.

12
Bahan organik berperan penting dalam pertumbuhan
tanaman melalui pengaruhnya terhadap sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah. Fungsi bahan organik ini dapat dibagi menjadi
empat kategori, yaitu:
1. Fungsi hara; sebagai sumber nutrisi, terutama N, P, S, B,
Zn, dan unsur mikro lainnya bagi pertumbuhan tanaman;
2. Fungsi biologi; secara signifikan mempengaruhi aktivitas
mikroba di dalam tanah;
3. Fungsi fisik; menunjang pembentukan struktur tanah yang
baik, menggemburkan tanah, meningkatkan kemampuan
tanah menahan air, dan meningkatkan infiltrasi tanah; dan
4. Fungsi kimia; sebagai penyumbang sifat aktif koloid tanah
dan meningkatkan kapasitas penyangga tanah.
C. Koloid Tanah
Pada bahan padatan tanah terdapat bagian yang paling
reaktif yang disebut sebagai koloid tanah. Koloid adalah fase
padatan yang terdiri atas partikel sangat halus dengan ukuran
mendekati ukuran molekul, tetapi tidak pernah mencapai ukuran
tersebut. Batas atas ukuran koloid adalah 0.2 μm dan batas
bawahnya mendekati 5 nm. Dikarenakan ukurannya yang halus
koloid memiliki muatan listrik dan total luas permukaan per
satuan berat yang sangat besar. Oleh karena itu koloid tanah
merupakan bagian yang paling reaktif dalam reaksi-reaksi dalam
tanah.
Koloid tanah terbagi dua, yaitu koloid mineral dan koloid
organik. Walaupun batas atas ukuran koloid adalah 0.2 μm,
13
fraksi liat mineral tanah (ukuran < 2 μm atau 0.002 mm)
seluruhnya dianggap sebagai koloid tanah. Bahan organik tanah
dan fase padat bahan tumbuhan juga dijumpai dalam kondisi
koloidal. Humus, protoplasma dan dinding sel, misalnya,
menunjukkan banyak sifat dan ciri dari sistem koloid.
III.3.2 Bahan Cair Tanah
Bahan cair yang dimaksud di sini disebut larutan tanah,
yaitu air Termasuk dalam tanah bersama dengan zat terlarut
dalam tanah. Dalam larutan tanah, zat terlarut ada sebagai kation
dan anion atau molekul, termasuk nutrisi.sumber utama air tanah
adalah air hujan atau air irigasi yang dihasilkan oleh partikel-
partikel tanah melalui proses adhesi dan Kohesi.Air juga dapat
tertahan di dalam tanah karena ada lapisan yang tidak Substrat
permeabel (lapisan kedap), atau karena drainase tanah buruk.
Air di lapisan bawah dapat menjadi air tanah karena gaya
kapiler. Jumlah air dalam tanah disebut kadar air
tanah.kandungan air yang tinggi Di tanah yang dipengaruhi oleh
tekstur, bahan organik, jenis vegetasi penutup, dan kadar air
tanah.Selain diserap oleh partikel tanah, larutan tanah juga
Mengisi ruang mikropori tanah, yaitu ruang pori di dalam unit
struktur tanah.
III.3.3 Bahan gas ( Udara Tanah )
Umumnya selain air, ada juga gas yang mengisi pori-pori
tanah. Spesies gas menempati ruang pori besar (pori > 10 μm),
yaitu di antar unit struktural.Komposisi gas yang ada di udara di
permukaan Ditentukan oleh hubungan tanah-air-tanaman.gas
utama yang menyusun udara Tanah sama dengan gas-gas
14
penyusun atmosfer, yaitu gas-gas seperti CO2 dan O2
nitrogen.Namun, karena respirasi akar dan proses mikroba
Tanah, dan penguraian bahan organik Kandungan CO2 yang
tinggi di udara tanah lebih tinggi dibandingkan konsentrasi CO₂
atmosfer; sebaliknya, konsentrasi O₂ udara tanah lebih rendah
dari konsentrasi O2 atmosfer.
Table 1. Perbandingan Susunan Gas-gas Utama Udara
Tanah dan Atmosfir (% volume)

O2 CO2 Gas N
Udara Tanah < 20,6 >0,2 79
Atmosfir 20,95 0,03 79

Sumber : Dr. Ir. Syaiful Anwar ( Jati Diri Tanah, 2014 )


Gas di dalam tanah tidak hanya berasal dari difusi gas
atmosfer, tetapi juga dari aktivitas Akar dan organisme tanah
(Anwar, et al., 2014).

15
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Tanah berasal dari bahasa Yunani yaitu pedon, bahasa latin


yaitu solum, Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari
mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi
semua kehidupan yang ada di muka bumi karena tanah
mendukung kehidupan yang menyediakan unsur hara dan air
sekaligus penopang akar.
Proses terbentuknya tanah dimulai dari pelapukan batuan,
baik secara fisik maupun kimia. Pelapukan ini menyebabkan
batuan menjadi lunak dan mengalami perubahan komposisi.
Meskipun batuan yang mengalami pelapukan belum dapat
disebut sebagai tanah, namun disebut sebagai regolith karena
masih memiliki struktur batuan induk.Pelapukan terus
berlangsung hingga bahan induk tanah berubah menjadi tanah.
Proses ini merupakan tahap awal dalam pembentukan tanah dan
dipengaruhi oleh faktor yang mendorong pelapukan.
Komponen Penyusun tanah berupa Bahan Padat, bahan
cair dan juga bahan gas. Bahan padat di dalam tanah dapat dibagi
menjadi zat Mineral (anorganik) dan bahan organik. Tidak
semua bahan padat tanah termasuk sebagai bahan tanah.Padatan
anorganik Tanah dapat dibagi menjadi fraksi ukuran> 2 mm dan
dimensi ≤ 2 mm.Komponen anorganik > 2 mm Ini termasuk
kerikil dan batu atau bahan kasar lainnya, tidak diklasifikasikan
di tempat lain sebagai bahan tanah.
16
Hanya komponen anorganik dengan dimensi ≤ 2 mm
Termasuk sebagai bahan tanah.Menurut rentang ukuran, bahan
Zat anorganik dengan ukuran partikel ≤2mm dapat dipisahkan
menjadi pasir, debu dan tanah liat.Hal yang sama berlaku untuk
bahan organik tanah, tetapi tidak semuanya termasuk
tanah.sampah di tanah, tidak termasuk bahan organik tanah.
Bahan Mineral ( Anorganik ) Tanah Mineral adalah penyusun
komposisi tanah dan persentasenya Tertinggi, sekitar
45%.Komponen tersebut terbentuk akibat proses pelapukan
Sebuah batu yang bertahan lama.batuan lapuk Proses
pembentukan tanah akan sangat mempengaruhi jenis tanah
menghasilkan.Umumnya ada tiga jenis batuan yang dapat
mengalami pelapukan dan perubahan ke dalam tanah, yaitu
batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Bahan
Organik Tanah Organik dalam tanah adalah hasil akumulasi dari
sisa-sisa makhluk hidup seperti tanaman dan hewan yang telah
terdekomposisi dan tercampur di dalam tanah.
Bahan Cair Tanah, Bahan cair yang dimaksud di sini
disebut larutan tanah, yaitu air Termasuk dalam tanah bersama
dengan zat terlarut dalam tanah. Dalam larutan tanah, zat
terlarut ada sebagai kation dan anion atau molekul, termasuk
nutrisi.sumber utama air tanah adalah air hujan atau air irigasi
yang dihasilkan oleh partikel-partikel tanah melalui proses
adhesi dan Kohesi.Air juga dapat tertahan di dalam tanah karena
ada lapisan yang tidak Substrat permeabel (lapisan kedap), atau
karena drainase tanah buruk. Jumlah air dalam tanah disebut
kadar air tanah.kandungan air yang tinggi Di tanah yang
17
dipengaruhi oleh tekstur, bahan organik, jenis vegetasi penutup,
dan kadar air tanah.Selain diserap oleh partikel tanah, larutan
tanah juga Mengisi ruang mikropori tanah, yaitu ruang pori di
dalam unit struktur tanah.
Bahan gas tanah menempati ruang pori besar (pori > 10
μm), yaitu di antar unit struktural.Komposisi gas yang ada di
udara di permukaan Ditentukan oleh hubungan tanah-air-
tanaman.gas utama yang menyusun udara Tanah sama dengan
gas-gas penyusun atmosfer, yaitu gas-gas seperti CO2 dan O2
nitrogen.Namun, karena respirasi akar dan proses mikroba
Tanah, dan penguraian bahan organik Kandungan CO2 yang
tinggi di udara tanah lebih tinggi dibandingkan konsentrasi CO₂
atmosfer; sebaliknya, konsentrasi O₂ udara tanah lebih rendah
dari konsentrasi O2 atmosfer.

18
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo


Persada: Jakarta.

Mengel, K. and E.A. Kirkby. (1982). Principles of plant


nutrition. International potash institute, Bern,
Switzerland.

19
Tioner Purba, H. N. (2021). Tanah Dan Nutrisi Tanaman.
Medan: Yayasan Kita Menulis.

Yulipriyanto, H. 2010. Biologi Tanah dan Strategi


Pengolahannya. Yogyakarta: Graha ilmu

20
Sumber Internet :

Darmawijaya, Isa M. 1990. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada


University. Yogyakarta

Darusman dan Hardjanto. 2006. Tinjauan Ekonomi Hutan


Rakyat. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Hasil Hutan
2006: 4-13. Fakultas Kehutanan, IPB. Bogor.

Dr. Ir. Syaiful Anwar, D. I. (2014). Jati Diri Tanah. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Hardjowigeno, H. Sarwono., 2002. Ilmu Tanah. Akademika


Pressindo, Jakarta

Salan, A. K. (2020). Ilmu Tanah. Bandar Lampung: GLOBAL


MADANI PRESS.

Sartohadi., dkk. 2012. Geografi Tanah. Yogyakarta

21

Anda mungkin juga menyukai