Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1

MATA KULIAH DASAR DASAR


ILMU TANAH

“Dasar-dasar ilmu tanah”

Dosen: Dr Ir salapu pagiu, MP

Oleh:
NIRWANA SRI YANTI
E 281 19 353

PROGRAM STUDI

AGROTEKNOLOGI FAKULTAS

PERTANIAN UNIVERSITAS

TADULAKO

2020
1.Pedologi dan edophologi

Pedologi merupakan ilmu yang mempelajari asal usul atau hubungan antara tanah dengan factor
pembentuk dan karakteristik tanah. Pedologi adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek
geologi tanah. Di dalamnya ditinjau berbagai hal mengenai pembentukan tanah (pedogenesis),
morfologi tanah (sifat dan ciri fisika dan kimia), dan klasifikasi tanah.

Pedologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai berbagai aspek geologi tanah. Di dalam
Pedologi ditinjau berbagai hal tentang pembentukan tanah (pedogenesis), morfologi tanah (sifat
dan ciri fisika dan kimia), dan juga klasifikasi tanah. Istilah tersebut dari bahasa Inggris,
pedology, yang membentuknya dari dua kata bahasa Yunani: pedon (“tanah”) dan logos
(“lambang”, “pengetahuan”).

Pada tahun 1870 seorang ahli pedologi yaitu Dokuchaev mendefinisikan tanah sebagai bahan
padat (bahan mineral atau bahan organik) yang terletak dipermukaan, yang telah dan sedang
serta terus menerus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: (1) bahan
induk, (2) iklim,
(3) organisme, (4) topografi, dan (5) waktu.

Edafologi (diambil dari bahasa Inggris: edaphology, yang membentuknya dari dua kata bahasa
Yunani ἔδαφος, edaphos, "tanah, pijakan"; dan -λογία, -logia, "lambang", "pengetahuan"), atau
ilmu kesuburan tanah, adalah salah satu dari dua cabang utama ilmu tanah yang mempelajari
peran tanah sebagai pendukung kehidupan, terutama tumbuhan[1][2]. Cabang utama ilmu tanah
yang lain adalah pedologi.

Sejalan dengan semakin tingginya kesadaran manusia akan lingkungan hidupnya, ilmu ini juga
semakin mendalami pengaruh tanah terhadap kualitas kehidupan manusia dan lingkungan,[3] dan
juga penggunaan tanah oleh manusia.[4] Selain mempelajari kesuburan tanah dan daya dukung
tanah dalam mendukung pertanian, edafologi juga mempelajari kualitas kandungan bahan-bahan
berbahaya di tanah dan air tanah, serta mengkaji pemanfaatan zat-zat yang dapat memperbaiki
kualitas tanah (misalnya dalam pengembangan teknologi pupuk organik cair dan pembuatan
starter kompos yang efektif).

Edafologi dalam pertanian dikenal pula di beberapa tempat di dunia sebagai agrologi. Edafologi
juga dipelajari oleh ilmu lingkungan sebagai ilmu tanah lingkungan. Di Rusia edafologi dianggap
sama dengan pedologi, namun dengan sisi terapan yang kuat di bidang fisika dan kimia
pertanian.[5].

2.Tanah
Tanah pada dasarnya memiliki berbagai pengertian yang berbeda, dilihat dari sudut pandangnya.
Namun secara umum diartikan sebagai bahan padat dari hasil interaksi pelapukan dan aktivitas
biologis oleh suatu bahan induk atau batuan keras yang mendasarinya. Ilmu yang mempelajari
tentang tanah dinamakan dengan pedologi. Pedologi membahas mengenai faktor dan proses
terbentuknya tanah, karakteristik tanah, serta distribusi jenis-jenis tanah.
Pengertian Tanah juga merupakan bagian dari alam yang sebagian besar menduduki daratan
planet bumi, yang begitu banyak manfaatnya sebaian kecil manfaat dari tanah yakni
menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat mahluk hidup lainnya. Selain itu, tanah jga memiliki
sifat yang mudah terpengaruh oleh iklim, dan juga jasad hidup yang bertindak terhadap bahan
induk dalam jangka waktu tertentu.

3. Gambar sketsa provinsi volumetrik.

Komponen penyusun tanah adalah bahan organik contoh air dan udara sama - sama menempati
pori tanah. Bahan Mineral (45%) Bahan mineral merupakan komponen penyusun tanah dengan
persentase tertinggi, yakni kisaran 45%. Komponen ini terbentuk dari proses pelapukan batuan
yang berlangsung dalam jangka waktu sangat lama. Batuan yang melapuk pada proses
pembentukan tanah akan sangat mempengaruhi jenis tanah yang dihasilkan. Secara umum ada 3
jenis batuan yang dapat melapuk dan berubah menjadi tanah, yaitu batuan beku, batuan sedimen,
dan batuan malihan. Bahan Organik (5%) Komponen penyusun tanah yang selanjutnya adalah
bahan organik. Komponen ini berasal dari proses dekomposisi materi organik yang berasal dari
hewan dan tumbuhan mati. Dekomposisi yang dilakukan oleh dekomposer atau detrivivor
mengubah materi organik menjadi senyawasenyawa organik yang terkandung dalam tanah.
Meskipun tersedia dalam persentase yang sedikit, yakni sekitar 5%, senyawa-senyawa organik
tersebut akan sangat mempengaruhi sifat-sifat tanah, terutama sifat fisik dan kimianya.

Air (25%) Air dan udara merupakan komponen penyusun tanah yang persentasenya bersifat
dinamis atau dapat berubah ubah. Air dan udara sama-sama menempati pori tanah. Jika
kandungan air tanah tinggi, maka kandungan udara tanah akan semakin rendah. Begitu juga
sebaliknya. Udara (25%) Kandungan udara di dalam tanah memungkinkan mikroorganisme
tanah dapat hidup dan melakukan metabolisme. Komponen penyusun tanah satu ini menempati
sekitar 25% dari volume keseluruhan tanah. Sifat keberadaan udara dalam tanah yang dinamis
memungkinkan ia dapat terdorong keluar tanah saat kandungan air tanah meningka
4.Factor pembentuk tanah

Lapisan tanah biasanya membutuhkan jangka waktu yang relatif lama dalam proses
pembentukannya. Hans Jenny (1941) menjelaskan bahwa tanah dalam proses pembentukannya
membutuhkan lima faktor, yaitu iklim, organisme, relief (topografi), bahan induk (parent
material), dan waktu.
Iklim
Menjadi faktor yang paling penting
Iklim mengatur laju dan jenis pembentukan tanah
Penentu utama distribusi vegetasi
Terdiri atas:
Suhu, berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk -> suhu tinggi maka proses
pelapukan lebih cepat
Curah hujan, berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah
Organisme
Mempengaruhi rentang perkembangan tanah -> bakteri dan jamur membantu dekomposisi
tanaman
Berkaitan dengan horizon tanah -> semakin banyak aktivitas organisme maka horizon tanah
semakin tidak terlalu berbeda
Tutupan vegetasi mempengaruhi sifat humus tanah
Akar tanaman dapat mengikat partikel tanah dan membantu dalam proses kompresi tanah
Meliputi vegetasi, mikroba, dan hewan
Relief (Topografi)
Relief atau topografi adalah perbedaan tinggi, bentuk, atau kemiringan lereng suatu wilayah
dengan kondisi yang relatif dinamis
Kondisi relief dinamis
Dampak:

Ketebalan profil tanah -> topografi miring, lapisan tanahnya lebih tipis karena ada erosi;
topografi datar, lapisan tanahnya tebal karena ada sedimentasi
Sistem drainase / pengaliran -> kondisi yang jelek akan menyebabkan tanah menjadi masam

Bahan Induk (Parental Material)


Terdiri atas:
Batuan -> hasilnya tanah mineral
Bahan organik -> berasal dari campuran dengan bahan mineral; hasilnya tanah organik

Mempengaruhi laju dan jalan pembentukan tanah


Adanya tiga sifat dalam bahan induk yang dapat mempengaruhi pembentukan tanah, yaitu:
Sifat kimia berkaitan dengan susunan mineral
Sifat fisik berkaitan dengan struktur dan granularitas
Sifat permukaan berkaitan dengan kemudahan reaksi

Waktu
Mempengaruhi dalam menentukan jenis dan sifat-sifat tanah
Pembentukan tanah membutuhkan waktu relatif lama
Penunjang dari faktor-faktor lainnya -> tahapan pada pembentukan tanah dapat memberikan
profil tanah yang berbeda-beda.

5. Pengertian Profil Tanah


Profil tanah: merupakan penampang melintang (vertikal) tanah yang tersusun atas lapisan tanah
(solum) dan lapisan bahan induk. Solum atau lapisan tanah yakni merupakan bagian dari profil
tanah yang terbentuk karena akibat proses pembentukan pada tanah.
Selain itu, Profil tanah yakni adalah lapisan-lapisan tanah tertentu yang menunjukkan tingkat
kepadatan, ketebalan, warna, struktur yang berbedabeda dan lapisan tanah itulah yang disebut
dengan horizon. Adapun lapisanlapisan tanah tersebut akan menjadi beberapa horizon,
diantaranya
;
• Horizon O, yakni horizon yang mudah ditemukan pada tanah-tanah yang menduduki hutan –
hutan yang belum terjamah. Horizon O juga adalah horizon organik yang terbentuk di atas
lapisan tanah mineral. • Horizon A, yakni horizon yang tersusun dari campuran bahan organik
dan bahan mineral. Horizon A juga adalah horizon yang mengalami penyucian. • Horizon B,
yakni horizon yang terbentuk akibat adanya proses penimbunan dari bahan-bahan yang tercuci
dari horizon A.

• Horizon C, yakni horizon yang tersusun dari bahan induk yang telah mengalami pelapukan dan
bersifat tidak subur. • Horizon D / R, yakni horizon yang terdiri dari batu-batu yang keras dan
belum pernah mengalami pelapukan. Horizon D / R juga disebut dengan batuan induk atau
batuan dasar. • Secara ertimologi, lapisan-lapisan pada tanah terbagi menjadi 3, yakni lapisan
tanah atas, lapisan tanah bawah, dan batuan induk tanah. Adapun penjelasan mengenai ketiga
lapisan ini sebagai berikut ;

• Lapisan Tanah Atas


Lapisan tanah atas memiliki warna yang relatif gelap dan kehitamhitaman, dan memiliki
ketebalan sekitar 10 sampai 30 cm. Lapisan tanah atas ini adalah lapisan tanah tersubur, karena
terdapat bunga tanah atau humus. Lapisan tanah atas (top soil) juga adalah bagian yang optimum
untuk kehidupan tumbuh-tumbuhan. Semua komponen tanah ada pada lapisan ini yaitu
diantaranya bahan organik 5%, mineral 45% dan air sekitar 20 hingga 30%.

• Lapisan Tanah Bawah


Memiliki warnah yang lebih cerah dan lebih padat dibanding tanah lapisan atas. Lapisan tanah
bawah ini memiliki ketebalan 50 hingga 60 cm, yang mana lebih tebal di banding lapisan tanah
atas, pada lapisan tanah bawah ini aktivitas jasad hidup mulai berkurang. bisanya pada lapisan ini
ditumbuhi tanama-tanaman yang berumut panjang dan berakar tunggang.

• Batuan Induk Tanah


Batuan induk tanah, Lapisan tanah ini warnanya relatif kemerahmerahan. dan pada lapisan ini
dapat di pecah dan diubah dengan cukup mudah, Akan tetapi sukar ditembus oleh akar. Jika pada
lereng – lereng gunung, lapisan ini akan nampak jelas karena lapisan atasnya sudah hanyut
akibat air hujan. Jika semakin ke dalam lapisan ini berupa batuan pejal yang belum pernah
mengalami proses pemecahan/ pelapukan. Sedangkan pada lapisan tanah ini tumbuh-tumbuhan
jarang bahkan sukar bisa hidup.

6. Porous
Porous (Porositas) tanah adalah perbandingan pori-pori dalam tanah dengan volume massa tanah
yang dinyatakan dalam persen. Tanah yang mudah atau yang cepat meresapkan air disebut tanah
porous karena memiliki rongga pori-pori yang dominan. Tanah yang bertekstur kasar tentu
memiliki lebih banyak pori-pori.

Anda mungkin juga menyukai