Anda di halaman 1dari 19

PENYEHATAN TANAH DAN PENGELOLAAN SAMPAH

Sifat-Sifat Kimia Tanah & Sampah

Disusun oleh:
Cindy Shafira Az Zahra (P21335120008)
Kelompok 10

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jakarta, 2021
Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Sifat-Sifat Kimia Tanah dan Sampah”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Penyehatan Tanah dan
Pengelolaan Sampah semester tiga program studi Sarjana Terapan jurusan
Kesehatan Lingkungan yang diberikan oleh dosen mata kuliah Penyehatan Tanah
dan Pengelolaan Sampah Ibu Catur Puspawati, ST, MKM dan Bapak Tugiyo,
SKM, M.Si.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta penulis mendoakan semoga
segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Jakarta, 2021
Penulis

Daftar Is

i
i
Kata Pengantar.......................................................................................................i

Daftar Isi.................................................................................................................ii

Pembahasan............................................................................................................3

1.1 Pengertian dan Peranan Sifat Kimia Tanah dan Sampah...................................3

1.2 Macam-Macam Sifat Kimia Tanah dan Sampah...............................................3

1.3 Pengambilan Sampel Kimia Tanah....................................................................8

1.4 Pengukuran Sifat Kimia Tanah dan Sampah...................................................12

Daftar Pustaka......................................................................................................18

ii
Pembahasan
1.1 Pengertian dan Peranan Sifat Kimia Tanah dan Sampah
Sifat kimia tanah didefenisikan sebagai keseluruhan reaksi kimia yang
berlangsung antar penyusun tanah serta antar penyusun tanah dan bahan yang
ditambahkan dalam bentuk pupuk ataupun pembenah tanah lainnya. Faktor
kecepatan semua bentuk reaksi kimia yang berlangsung dalam tanah mempunyai
kisaran agak lebar, yakni sangat singkat dan luar biasa lamanya. Pada umumnya,
reaksi-reaksi yang terjadi didalam tanah diimbas oleh tindakan dan faktor
lingkungan tertentu.
Sifat kimia tanah sangat berhubungan erat dengan pertanian karena kimia
tanah berperan besar untuk menentukan keberadaan dan ketersediaannya hara
dalam pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi lahan pertanian. Sifat
kimia tanah dipengaruhi oleh sifat dasar tanah yang memiliki kandungan organik,
mineral, larutan di dalam tanah dan proses yang terjadi atau berlangsung di dalam
tanah.

1.2 Macam-Macam Sifat Kimia Tanah dan Sampah


1.2.1 Sifat Kimia Tanah
1. Reaksi Tanah (pH Tanah)
Reaksi tanah menunjukkan kemasaman atau alkalinitas tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion
unsur (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah maka
semakin masam tanah tersebut. Selain ion H+ ditemukan pula ion OH-, yang
jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+.
a. Pada tanah masam jumlah ion H+ > ion OH-
b. Pada tanah Alkalis jumlah ion OH > H+
c. Pada tanah netral jumlah ion H+ = OH.

3
4

Pentingnya pH tanah :
a. Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman,
umumnya unsur hara mudah diserap akar tanaman pada pH tanah sekitar
netral, karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut
dalam air. Pada tanah masam unsur P tidak dapat diserap tanaman karena
difiksasi oleh Al, sedang pada pH alkalis unsur P difiksasi oleh Ca.
b. Menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun. Pada tanah-
tanah masam banyak ditemukan ion-ion Al di dalam tanah, disamping
memfiksasi unsur P juga merupakan racun bagi akar tanaman.
Disamping itu pada reaksi tanah yang masam, unsur-unsur mikro
menjadi mudah larut, sehingga ditemukan unsur mikro yang terlalu
banyak. Unsur mikro merupakan hara yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah sangat kecil, sehingga menjadi racun kalau dalam jumlah besar.
c. Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme. Bakteri, jamur yang
bermanfaat bagi tanah dan tanaman akan berkembang baik pada pH >
5,5 apabila pH tanah terlalu rendah maka akan terhambat aktivitasnya.
Mengubah pH tanah :
a. pH tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan nilai pH nya dengan
menambahkan kapur ke dalam tanah, sedangkan
b. Tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan nilai pHnya dengan
penambahan belerang.
Kisaran pH tanah :
a. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5 – 10
5

b. Kisaran pH tanah gambut < 3,0


c. Kisaran pH tanah alkalis > 11,0
Kebanyakkan tanaman toleran terhadap pH tanah yang ekstrim rendah atau
tinggi, asalkan dalam tanah tersebut tersedia hara yang cukup. Beberapa unsur
hara tidak tersedia pada pH ekstrim, dan beberapa unsur lainnya berada pada
tingkat meracun.
Unsur hara yang dapat dipengaruhi oleh pH antara lain :
a. Kalsium dan Magnesium ditukar
b. Aluminium dan unsur mikro
c. Ketersediaan Phosphor
d. Perharaan yang berkaitan dengan aktivitas jasad mikro.
Ion H+ berada di dua tempat yaitu dalam larutan tanah dan terjerap koloid.
Jumlah ion dalam larutan menunjukkan kemasaman efektif, sedangkan ion H+
yang terjerap menunjukkan kemasaman cadangan atau kemasaman dipertukarkan.
Kemasaman aktif jauh lebih rendah dari kemasaman cadangan, kemasaman
cadangan ini dapat mencapai 1000 kali lebih kuat dari kemasaman aktif, jadi
kemasaman cadangan inilah yang lebih berbahaya.

Komposisi unsur tanah yang ideal pada lapisan atas: air (25 %), udara (25
%),bahan organik (5 %) dan mineral tanah (45 %). Terdapat dua jenis reaksi
tanah, yaitu :
a. Kemasaman aktif. Konsentrasi ion hidrogen yang terdapat bebas dalam
larutan tanah (pH H2O).
b. Kemasaman Potensial. Banyaknya kadar hidrogen dapat tukar yang
dijerap oleh komplek koloid tanah (pH KCl).
6

Tanah menjadi masam karena penyiraman yang berlebihan, drainase kurang


baik atau lancar, pemakaian pupuk dan tanah terlalu tua atau tanah-tanah terlalu
lama diusahakan.
2. Koloid Tanah

Kolid tanah adalah bahan mineral dan bahan organik yang sangat halus
sehingga mempunyai luas permukaan yang sangat tinggi per satuan berat (massa).
Koloid tanah yang berperan yaitu koloid anorganik (koloid liat atau mineral) dan
koloid organik (humus). Kedua koloid ini mempunyai sifat dan ciri yang jauh
berbeda. Koloid berukuran < 1, sehingga tidak semua fraksi liat termasuk koloid.
Koloid merupakan bagian tanah yang sangat aktif dalam reaksireaksi fisikokimia
di dalam tanah.
Partikel-partikel koloid yang sangat halus yang disebut micell (microcell),
umumnya bermuatan negatif, karena itu ion-ion bermuatan positif (kation) tertarik
pada koloid tersebut sehingga terbentuk lapisan ganda ion. Bagian dalam dari
lapisan ganda ion ini terdiri dari partikel koloid yang bermuatan negatif (anion)
sedang bagian luar merupakan kerumunan kation yang tertarik oleh
partikelpartikel koloid tersebut.
3. Kapasitas Tukar Kation (KTK)
7

Kapasitas tukar kation (KTK) suatu tanah dapat didifinisikan adalah sebagai
suatu kemampuan koloid tanah menjerap dan mempertukarkan kation. Besarnya
KTK tanah dipengaruhi oleh sifat dan unsur tanah itu sendiri antara lain adalah:
a. Reaksi tanah atau pH
b. Tekstur tanah atau jumlah liat
c. Jenis mineral tanah
d. Bahan unsur
e. Pengapuran dan pemupukan
Kation adalah ion bermuatan positif seperti: Ca2+, Mg2+, Na+, NH4+, H+, Al3+.
Di dalam tanah kation-kation tersebut terlarut di dalam air tanah atau terjerap oleh
koloid-koloid tanah.
Banyaknya kation (dalam milliekivalen) yang dapat dijerap oleh tanah per
satuan berat tanah (per 100 gr) dinamakan Kapasitas Tukar Kation (KTK).
Kation-kation yang telah dijerap oleh koloid tersebut sulit tercuci air gravitasi,
tetapi dapat digantikan oleh kation lain yang terdapat dalam larutan tanah, hal ini
yang dinamakan pertukaran kation. Satuan KTK adalah me 100 gr-1.
Kapasitas Tukar Kation merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya
dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi mampu menyerap dan
menyediakan unsur hara lebih baik daripada tanah dengan KTK rendah. Karena
unsur hara terdapat pada kompleks jerapan koloid maka unsur-unsur hara tersebut
tidak mudah tercuci.
Tanah-tanah dengan kandungan bahan unsur tinggi atau dengan kadar liat
tinggi mempunyai KTK lebih tinggi dari pada tanah dengan bahan unsur rendah
atau tanah berpasir. Jenis mineral liat montmorillonit mempunyai KTK yang lebih
besar daripada tanah dengan mineral liat kaolinit.
Tanah-tanah tua yang banyak didominir oleh mineral jenis seskuioksida, akan
memiliki KTK yang rendah, disamping itu besarnya nilai KTK tanah digunakan
sebagai penciri untuk klasifikasi tanah, misalnya Oxisols harus mempunyai KTK
< 16 me 100 gr-1.
8

1.2.2 Sifat Kimia Sampah


Karakteristik sampah sangat berguna dalam menentukan metode apa
yang akan digunakan sebagai pengolahan sampah atau sebagai evaluasi alternatif
suatu proses dan sistem recovery pengolahan sampah. Komponen unsur yang
sangat menentukan dalam reaksi komponen pembentuk sampah adalah carbon
(C), nitrogen (N) Oksigen (O) dan Hidrogen (H). Karakteristik kimiawi pada
sampah yang dapat diukur meliputi
1. Proximate Analysis
Proximate analysis yaitu analisis terhadap kandungan volatile, kelembaban,
fixed carbon dan ash di dalam sampah, dengan satuan persen.
2. Titik Lebur Abu
Titik lebur abu merupakan titik temperatur saat pembakaran menghasilkan
abu, berkisar antara 1100 – 1200°C (2000-2200°F).
3. Ultimate Analysis
Ultimate Analysis meliputi penentuan unsur Karbon (C), Hidrogen (H),
Oksigen (O), Nitrogen (N), Posfor (P), Sulfur (S) dan sebagainya. Unsur ini yang
menggambarkan susunan kimia sampah. Berdasarkan nilai C dan N ini dapat
ditentukan rasio C/N sampah (Tchobanoglous, 1993). Ultimate Analysis masing-
masing komponen dalam sampah domestik kadar karbon tertinggi dimiliki oleh
komponen karet (78 %), kadar hidrogen tertinggi dimiliki oleh sampah karet (10
%), kadar oksigen tertinggi dimiliki oleh sampah kertas (44 %), kadar nitrogen
tertinggi dimiliki oleh sampah kulit (10 %) dan kadar sulfur tertinggi dimiliki oleh
sampah makanan dan kulit ( 0,4 %).
4. Kandungan Energi Komponen Sampah
Kandungan energi yang terdapat di dalam sampah dapat dihitung dengan cara
menggunakan alat calorimeter atau bomb calorimeter, dan dengan perhitungan.
(Damanhuri, 2010)

1.3 Pengambilan Sampel Kimia Tanah


1.3.1 Pengambilan Sampel Kimia Tanah
9

Analisis terhadap sifat fisik tanah membutuhkan contoh tanah yang


berbeda, ada beberapa jenis contoh tanah, diantaranya ada contoh tanah tidak
terusik (undisturbed soil sample), agregat tidak terusik (undisturbed soil agregate),
dan contoh tanah terusik (disturbed soil sample). Masing-masing contoh tanah
diperuntukkan pada analisis yang berbeda. Contoh tanah terusik digunakan untuk
analisis sifat kimia tanah, contoh tanah tidak terusik digunakan untuk analisis
berat volume, dan contoh tanah agregat tidak terusik digunakan untuk analisis
Indeks Kestabilitas Agregat (Suganda dkk, 2006).

1. Alat dan Bahan


a. Tabung berbentuk silinder (cincin) terbuat dari kuningan berukuran
tinggi 4 cm dengan diameter luar 7,93 cm dan diameter dalam 7,63 cm,
atau terbuat dari baja anti karat (stainless steel) berukuran tinggi 5,1 cm
dengan diameter luar 5,3 cm dan diameter dalam 5 cm. Tebal tabung
(cincin) ini harus memenuhi ketentuan yaitu nisbah luasnya (area ratio)
lebih kecil 0,1 untuk menghindari adanya tekanan dari samping oleh
tabung tersebut saat dibenamkan ke dalam tanah.
b. Palu
c. Balok kayu
d. Sekop
e. Bor
2. Cara Kerja
Pengambilan contoh tanah terusik dengan bor dilakukan dengan:
a. Mata bor diletakkan di permukaan tubuh tanah.
10

b. Pegangan bor diputar perlahan-lahan ke arah kanan dengan disertai


tekanan sampai seluruh kepala bor terbenam sedalam 20 cm.
c. Kepala bor perlahan-lahan dikeluarkan dari tubuh tanah dengan
pegangan bor diputar ke arah kiri dengan disertai tarikan.
d. Contoh tanah yang terbawa kepala bor dilepaskan perlahan sampai bersih
dan diusahakan tidak banyak merusak susunan tanah.
e. Pengeboran dilanjutkan lagi pada setiap ketebalan tanah 20 cm sampai
kedalaman yang diinginkan.
f. Contoh tanah hasil pengeboran pada setiap ketebalan 20 cm itu
diletakkan pada kertas putih menurut kedalamannya, sehingga dapat
dibandingkan morfologinya.
1.3.2 Pengambilan Sampel Kimia Sampah
Pemeriksaan kualitas kimia adalah pemeriksaan yang dapat dilihat
berdasarkan struktur kandungan dalam sampel tersebut. Pengambilan sampel
sampah untuk pemeriksaan secara fisika dan kimia berbeda, karena parameter
yang diperiksa juga berbeda. Pada pemeriksaan kualitas kimia yang diperiksa
biasanya kesadahan (Mg, Cl, dll), Ph, alkalinitas, dan lainnya. Untuk pemeriksaan
secara fisika dan kimia biasanya sering digunakan sampel sampah cair atau licit.
Pengambilan sampel pada pemeriksaan tersebut hampir sama dengan dengan
pengambilan sampel air. Hal ini karena wujud yang sama yaitu cairan.

1. Alat dan Bahan


a. Botol timba
11

b. Derigen plastik ukuran 5 Liter (sebaiknya berwarna putih)


c. Botol plastik vol. 500 mL (2 buah)
d. Botol oksigen vol. 250 mL
e. Termos es untuk mendinginkan contoh
f. Tas lapangan
g. Alat tulis
h. Buku catatan (bungkus dengan plastik)
i. Alat dan bahan untuk periksa parameter (yang diperlukan)
2. Prosedur Pengambilan Sampel Uji Kimia
Tahapan pengambilan sampel sampah cair kualitas kimia untuk pengujian
total logam dan terlarut, dilakukan sebagai berikut:
a. Bilas botol sampel dan tutupnya dengan sampel yang akan dianalisa;
b. Buang air pembilas dan isi botol dengan sampel hingga beberapa
sentimeter (cm) di bawah puncak botol, agar masih tersedia ruang untuk
menambahkan pengawet dan melakukan pengocokan;
c. Lakukan penyaringan sampel kemudian di analisa di laboratorium.
Namun terkadang tidak menutup kemungkinan pemeriksaan kualitas fisik dan
kimia juga dilakukan pada sampel yang padat. Sampel padat dapat berasal dari
rumah tangga, industri dan lainnya yang biasa disebut sampah organik. Sampah
ini mudah mengurai sehingga dalam pengambilan sampelnya dapat dilakukan
pada tanah yang berada di sekitar sampah tersebut tempati. Namun perlakuan
pada sampel cair dan padat tentunya berbeda. Perbedaannya berada pada wadah
yang digunakan dan cara pengambilannya. Wadah yang digunakan biasanya
berupa kantong plastik, petridish.
Makin pendek selang waktu antara pengambilan contoh atau sampel dan
analisa, hasil akan semakin baik. Sebenarnya sukar untuk menentukan selang
waktu tersebut karena tergantung dari sifat sampel, parameter yang akan diperiksa
serta cara penyimpanan. Perubahan yang diakibatkan oleh kegiatan organisme
dapat dicegah dengan menyimpan dalam tempat gelap dan temperatur yang
rendah (lemari es) sampai pemeriksaan dilakukan. Berikut ini adalah batasan
waktu maksimum untuk pemeriksaan fisika dan kimia:
12

a. Air bersih : 72 jam


b. Air sedikit tercemar : 48 jam
c. Air kotor/limbah : 12 jam
Lokasi pengambilan sampel pemeriksaan kualitas fisika dan kimia pada
sampah cair (leachete) adalah di sekitar timbulan sampah yang akan diperiksa.
Sedangkan pengambilan sampel sampah cair dapat diambil air lindi pada
tumpukan sampah atau pada genangan air di sekitar sampah tersebut. Namun data
yang diperoleh dari lokasi pemantauan dan titik pengambilan harus dapat
menggambarkan kualitas air limbah yang akan disalurkan ke perairan penerima.

1.4 Pengukuran Sifat Kimia Tanah dan Sampah


Pengamatan serta pengambilan sampel tanah dilakukan dengan cara taktis.
Jarak antara titik pengamatan satu dengan titik pengamatan lainnya disesuaikan
dengan kondisiwilayah survey. Contoh tanah diambil dari 4 macam tipe
penggunaan lahan yakni lahan hutan, semak belukar, kebun campuran dan
tagalan. Dari setiap jenis tipe penggunaan Lahan diambil 5 sub sampel lalu
dikompositkan, sehingga diperoleh 4 contoh tanah komposit untuk dianalisis
dilaboratorium.
Analisis tanah mencakup sifat kimia tanah yaitu pH, C-organik, Ntotal, P-
total, P-tersedia, Kalium, Kapasitas Tukar Kation dan Tekstur. Metode analisis
sifat kimia diatas adalah sebagai berikut :
1.4.1 Pengukuran Sifat KimiaTanah
1. Reaksi Tanah (pH)
Reaksi tanah yang diukur adalah pH H2O dan pH KCl dengan perbandingan
tanah/larutan 1 : 2,5 dengan menggunakan elektroda kaca.
Cara kerjanya yaitu contoh tanah ditimbang sebanyak 2,5 g dan ditambahkan
10,5 ml aquades, larutan tersebut kemudian dikocok sampai homogen. Setelah
larutan didiamkan selama 24 jam lalu pH-nya diukur dengan pH meter setelah
terlebih dahulu elektroda dikalibrasi pada pH 4 dan pH 7. Perlakuan yang sama
dilakukan untuk mengukur pH KCl dengan menggunakan pelarut KCl 1 M
sebanyak 12,5 ml.
13

2. C-organik
Penetapan C-organik menggunakan metode Walkley dan Black dengan cara
titrasi dengan ferro sulfat.
Cara kerjanya yaitu menimbang 0,5 g contoh tanah lolos ayakan 0,5 mm, lalu
dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml. Tambahkan 5 ml K2Cr2O7 1 N dan 10 ml
H2SO4 pekat kemudian didiamkan selama 30 menit lalu ditambahkan dengan
Aquades100 ml, 5 ml asam posfat (H3PO4) 85% dan 5 ml NaF lalu ditambahkan
15 tetes indikator difeniamin kemudian dititrasi dengan ferosulfat 1 N. Titrasi
dihentikan jika warna berubahmenjadi warna hijau. Selanjutnya mencatat hasil
volume titrasi.
3. N-total
Penentuan nitrogen menggunakan cara Kjeldahl yang melalui 3 langkah
kerjayaitu destruksi, destilasi dan titrasi asam basa.
Cara kerjanya yaitu menimbang 1 g tanah kering angin dengan gelas arloji
bersih dan kering, masukkan kedalam labu Kjeldahl dan tambahkan 25 ml asam
sulfat salisilat. Diamkan 30 menit, sesudah itu masukkan 0,5 g Na2S2O35H2O,
kocok selama 15 menit. Kemudian tambahkan 200-300 mg katalisator lalu
pindahkan ke alat destruksi. Kemudian panaskan dengan hati-hati dan suhu
dinaikkan sedikit demi sedikit, destruksi selesai apabila asap telah ilang dan warna
larutan menjadi jernih. Biarkan dingin lalu lanjutkan dengan didestilasi,
tambahkan 25 ml NaOH 40%. Destilat dikumpulkan kedalam erlenmeyer berisi
10 ml lrutan borat indikator.Setelah didestilasi dengan borat indikator warna
larutan menjadi hijau muda. Larutan ini akan dititrasi dengan HCl 0,1 N dan titik
akhir akan berubah dari warna hijau muda menjadi merah muda.
4. P-total
Penentuan P-total menggunakan metode ekstraksi HCl 25%.Cara kerjanya
yaitu menimbang 1 g tanah halus yang lolos ayakan < 2mm dan dimasukkan
kedalam botol Kocok dan tambahkan 25 ml HCl 25 %. Kemudian dikocok dengan
mesin kocok selama 1 jam. Setelah itu disaring dan ditampung dalam erlenmeyer
14

kemudian diukur dengan alat Spectrofotometer lalu memcatat hasil


pembacaannya.

5. P-tersedia
Penentuan P-tersedia menggunakan metode BrayI, yang cara kerjanya yaitu
menimbang 1 g tanah kering angin yang lolos ayakan 0,5 mm kedalam
erlenmeyer 50 ml atau botol kocok, dan tambahkan 12,5 larutan pengestrak lalu
kocik selama 1 menit kemudian saring.
Hasil saringan harus jernih, apabila kurang jernih maka disaring kembali
dengan menggunakan kertas saring yang sama atau disentrifuge dengan kecepatan
2000 rpm selama 15 menit. Tentukanlah P dalam supernatan yang jernih dan tak
berwarna. Ekstrak tersebut dipipet 2 ml dalam tabung reaksi dan selanjutnya
bersama deret standar ditambahkan 10 ml pereaksi pewarna posfat, kocok
sehingga homogen dan biarkan selama 30 menit. Absorbansi larutan diukur
dengan spectrofotometer pada panjang gelombang 693 µm dan catat hasil
pembacaan.
6. Kalium
Cara kerja untuk penentuan Kalium yaitudipipet 1 ml ekstrak dan deret stand
masing-masing dalam tabung kimia dan ditambahkan 9 ml larutan dikocok
menggunakan pengocok tabung sampai homogen. Kalium diukur dengan A.A.S
dengan deret standar sebagai perbandingan.
7. Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Menggunakan metode pencucian dengan amonium asetat. Cara kerjanya yaitu
menimbang 5 g tanah kering angin dan dilarutkan kedalam 20 ml amonium asetat
1 N sebanyak 2 kali lalu didiamkan selama 1 malam setelah dikocok. Selanjutnya
larutan disaring dengan kertas saring dan filtratnya ditampung dalam erlenmeyer,
usahakan agar semua tanah berpindah ke kertas saring.
Tanah tersebut disemprot dengan alkohol 20 ml sebanyak 2 kali sampai
mendrainase sempurna. Tanah pada kertas saring selanjutnya dimasukkan
kedalam labu Kjeldahl dan ditambahkan 10 ml aquades serta 2 tetes H3BO3.
15

Larutan yang ada dalam labu Kjeldahl kita hubungkan dengan alat destilasi lalu
ditambahkan NaOH 40% sebanyak 20 ml dan aquades 25ml.
Destilasi dihentikan setelah volume destilat yang ditampung mencapai 15 ml,
namun sebelum ditampung didalam alat penampung, destilat dimasukkan asam
burat 40% sebanyak 10 ml dan beberapa tetes indikator BCG. Larutan destilat
akhirnya dititrasi dengan menggunakan HCl 0,1 N (volume titrasi dicatat).
8. Tekstur
Penentuan tekstur tanah menggunakan cara pipet. Cara kerjanya yaitu dengan
menimbang bahan 10 g contoh tanah yang lolos ayakan 2mm.
contoh tanah ini dimasukkan kedalam gelas ukur 1000 ml. selanjutnya
ditambahkan 50 ml H2O2 10% dan dibiarkan semalaman. Ditambahkan 25 ml
H2O2 30% lalu dipanaskan. Selanjutnya ditambahkan 180ml aquades dan 20 ml
HCl 2N lalu dididihkan selama 10 menit.
Selanjutnya diencerkan dengan aquades 700 ml. larutan ini dicuci dengan
aquades menggunakan penyaring berkefield. Pasir yang tidak lolos ayakan
dipisahkan. Untuk debu dan liat diencerkan menjadi 500 ml.
untuk pemisahan diaduk selama 1 menit sebanyak 20 ml. untuk pemisahan
liat diaduk lagi selama 1 menit lali dibiarkan 30 menit lalu kembali di pipet
sebanyak 20 ml dengan kedalaman 5,2 cm dari permukaan cairan. Lalu
dumasukkan kedalam cawan petri lalu di masukkan kedalam oven dengan suhu
150oC. setelah dioven selanjutnya di tumbang.
1.4.2 Pengukuran Sifat Kimia Sampah
Sampel dari masing-masing sumber sampah yang diambil dalam
penelitian ini diusahakan sama dengan lokasi pengambilan sampel sampah pada
penelitian sebelumnya yaitu tentang pengukuran timbulan dan komposisi sampah
Kota Padang dari berbagai sumber, agar hasil yang diperoleh lebih representatif.
Pengujian laboratorium untuk analisis karakteristik biologi sampah
meliputi pengukuran biodegradabilitas, populasi lalat dan bau. Pengukuran
biodegradabilitas dilakukan dengan mengukur kandungan lignin sampah.
Pengukuran populasi lalat dilakukan dengan meletakkan alat fly grill (Gambar 1)
yang berbentuk persegi dengan ukuran 1 m x 1 m diatas tumpukan sampah dari
16

masing-masing sumber sampah selama 30 detik. Pengukuran bau dilakukan


dengan dua cara yaitu dengan metode organoleptik (penciuman dengan hidung
manusia) serta pengukuran gas H2S dan Amonia (NH3) dengan metoda
spektrofotometri. Pengujian karakteristik biologi ini dilakukan di Laboratorium
Buangan Padat Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas.

Komposisi Sampah (%)


Komponen Pelayan Kota

Sampah Domesti Komersi Institu Indust an Kota Padang


ka) laa) sib) ria) a) a)
Sampah 67,68 38,27 34,39 9,90 14,38 32,92
Makanan
Kertas 7,59 19,97 14,19 20,06 4,23 13,21
Plastik 12,23 16,94 14,92 18,86 8,81 14,35
Tekstil 0,74 1,83 1,48 8,69 0,51 2,65
Karet 0,42 2,15 0,08 1,62 1,63 1,18
Kulit 0,17 - - 5,47 0,50 1,23
Sampah 6,34 1,40 29,12 0,54 65,93 20,67
Halaman
Kayu - 0,70 0,25 14,18 2,54 3,53
Total k 95,17 81,02 94,42 79,32 98,52 89,69
Kaca 2,12 3,32 0,81 0,26 0,16 1,33
Anorganik

Kaleng 0 6,03 1,33 1,36 0,32 1,81


Logam 0,71 6,97 - 0,12 0,08 1,58
Lain-lain 2 2,66 3,44 18,93 0,92 5,59
Total 4,83 18,98 5,58 20,68 1,48 10,31
Pengolahan dan analisis data dilakukan untuk mendapatkan karakteristik
biologi sampah Kota Padang, yaitu:
17

a. Data biodegradabilitas sampah yang didapat dari hasil pengukuran kadar


lignin dari masing- masing sumber sampah.
b. Data populasi lalat yaitu dari rata-rata hasil pengukuran populasi lalat
untuk masing-masing sumber sampah.
c. Data bau sampah dari pengukuran dengan metoda organoleptik dan
dibandingkan dengan pengukuran gas H2S dan Amonia (NH3) untuk
mempertajam analisis.
Daftar Pustaka
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/BAB_3_KIMIA_TANAH.pdf
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Daftar-isi-
Kimia-Lingkungan_k1_restu.pdf
https://bannuntahtoh.wordpress.com/2013/09/15/pengambilan-sampah-uji-fisik-
kimia-bio/
https://www.academia.edu/41427128/LAPORAN_PRAKTIKUM_ILMU_TANA
H_HUTAN_ACARA_I_PENGAMBILAN_CONTOH_TANAH
https://media.neliti.com/media/publications/249437-status-beberapa-sifat-kimia-
tanah-pada-b-344c573f.pdf
https://ft.unand.ac.id/teknika/TeknikA%20Vol%2020%20No%201%20April
%202013-Yenni%20Ruslinda.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai