PENYAKIT TUBERKULOSIS
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyakit Berbasis
Lingkungan
Dosen Pengampu:
Rojali,SKM,M.Epid
Sri Ani SKM. MKM
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
salah satu tugas kelompok mata kuliah Penyakit Berbasis Lingkungan semester
tiga program studi Sarjana Terapan jurusan Kesehatan Lingkungan yang diberikan
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta penulis mendoakan semoga
segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Jakarta, 2021
Penulis
Daftar Is
i
i
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.2 Karakteristik...........................................................................................4
2.4 Epidemiologi..........................................................................................6
3.1 Kesimpulan..........................................................................................10
3.2 Saran....................................................................................................10
Daftar Pustaka......................................................................................................11
ii
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan
ditemukan pada tahun 1882 pertama kali oleh Robert Koch. Bakteri tuberkulosis
masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan menuju kedalam bagian paru-
paru, kemudian menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem
peredaran darah, saluran linfa, dan saluran pernafasan atau penyebaran langsug ke
bagian atau organ lainnya. Terdapat dua kondisi yang dapat dijumpai dalam
tuberkulosis paru pada manusia, yaitu: Tuberkulosis primer yaitu bila penyakit
primer yaitu bila penyakit tuberkulosis timbul setelah beberapa waktu seseorang
1.3 Tujuan
tuberkulosis.
1.4 Manfaat
tuberkulosis.
BAB II PEMBAHASAN
Agent (penyebab penyakit) merupakan semua unsur baik hidup atau mati
terdiri dari bahan kimia, nutrient, mekanik, alamiah, kejiwaan, dan biologis.
Penyakit menular biasanya disebabkan oleh agent biologis, seperti infeksi bakteri,
virus, parasit, atau jamur. Agent yang menjadi penularan penyakit TB adalah
2.2 Karakteristik
yang lain. Gejala klinis TB paru terdiri dari gejala respiratorik berupa; (a) batuk
≥2 minggu, (b) batuk disertai darah, (c) nyeri dada, dan (d) sesak napas.
Sedangkan gejala sistemik terdiri dari; (a) demam, (b) keringat malam, (c)
malaise, (d) anoreksia, dan (e) penurunan berat badan.4 Menurut data profil
Dinkes Aceh tahun 2015, Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu kabupaten
yang termasuk dalam lima besar kabupaten yang menyumbang 34% jumlah kasus
3
4
baru TB di Aceh. Kasus BTA (+) lebih tinggi dilaporkan pada laki-laki
lelaki yang sering keluar rumah yang memungkinkan terpapar dengan droplet
>55 tahun, jenis kelamin laki- laki, pendidikan tidak sekolah dan bertempat
Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/ sehat tetapi
mereka pada dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen
telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini
masih terjadi di luar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada di luar tubuh
menyerang penjamu. Pada tahap ini belum ada tanda tanda sakit samai sejauh
daya tahan tubuh pejamu masih kuat. Namun, begitu penjamunva ‘lengah’
ataupun memang bibit penyakit menjadi lebih ganas ditambah dengan kondisi
tahap pathogenesis.
5
1. Tahap inkubasi
ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala
penyakit. Masa inkubasi ini bervariasi antara satu penyakit dengan penyakit
lainnya. Dan pengetahuan tentang lamanya masa inkubasi ini sangat penting, tidak
masa inkubasi dapat dipakai untuk identifikasi jenis penyakitnya. Masa inkubasi
dari penyakit TBC yaitu mulai terinfeksi sampai menjadi sakit diperkirakan 4-12
minggu.
Tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yang kelihatannya ringan.
Tahap ini sudah mulai menjadi masalah kesehatan karena sudah ada gangguan
patologis, walaupun penyakit masih dalam masa subklinis. Pada tahap ini,
Pada tahap ini penyakit bertambah jelas dan mungkin bertambah berat
dengan segala kelainan klinik yang jelas, sehingga diagnosis sudah relatif mudah
yang tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang baik dengan gejala:
a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
keluhan sakit dada. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti
infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara
pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
c. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
yaitu:
a. Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi pulih,
b. Sembuh tetapi cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak
ada, tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan yang
7
permanen berupa cacat. Adapun yang dimaksudkan dengan cacat, tidak hanya
berupa cacat fisik yang dapat dilihat oleh mata, tetapi juga cacat mikroskopik,
c. Karier yaitu di mana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masih
jika daya tahan tubuh berkurang, penyakit akan timbul kembali. Keadaan
karier ini tidak hanya membahayakan diri pejamu sendiri, tetapi juga
tidak berubah dalam arti tidak bertambah berat dan ataupun tidak bertambah
ringan. Keadaan yang seperti tentu saja tidak menggembirakan, karena pada
sembuh, tetapi karena pejamu meninggal dunia. Keadaan seperti ini bukanlah
2.4 Epidemiologi
dunia.
dunia. Sekitar dua milyar orang atau 1/3 penduduk dunia diperkirakan terkena TB
laten. Dari 10,4 juta orang terkena TB di tahun 2015, 1,8 juta berakhir dengan
kematian (diantaranya ada 0,4 juta kematian orang yang terkena TB dan HIV).
8
Dari satu juta anak-anak usia ≤14 tahun yang terkena TB, sebanyak 170.000 anak-
anak meninggal akibat penyakit ini pada tahun 2015. Lebih dari 95% kematian
kematian tersebut ada pada enam negara, secara berurutan: India, Indonesia,
China, Nigeria, Pakistan dan Afrika Selatan. Sekitar 480.000 orang menjadi
TB menurun rata-rata 1,5% per tahunnya sejak tahun 2000. Hal ini perlu
Pada tahun 2015, insiden kasus baru TB paru, termasuk HIV dengan TB,
adalah 395 per 100.000 populasi. Insiden meningkat seiring dengan meningkatnya
2014. Pada tahun 2011, terungkap tiga faktor yang menyebabkan tingginya kasus
TB di Indonesia, yaitu:
penderita TB berhenti berobat (drop out) setelah merasa sehat meski proses
berkembang cepat
9
Tuberkulosis (TBC) Paru. Infeksi TBC merupakan salah satu penyakit yang
adalah lingkungan rumah yang kurang sehat misalnya kurang adanya fasilitas
ventilasi yang baik, pencahayaan yang buruk di dalam ruangan, kepadatan hunian
dalam rumah dan bahan bangunan didalam rumah. Selain lingkungan rumah yang
biologis dan lingkungan sosial yang kurang baik juga akan dapat merugikan
dipengaruhi oleh tiga aspek, yaitu suhu, kelembaban dan pencahayaan. Secara
umum sifat bakteri TBC adalah tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat
bertahan hidup dalam jangka waktu lama pada suhu antara 4 ͦ C sampai minus 70 ͦ
Rumah yang tidak memenuhi persyaratan menjadi salah satu faktor risiko
terjadinya penyakit TBC paru karena percikan dahak dapat bertahan selama
beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab. Kelembaban di atas 60%
dapat membuat bakteri TBC bertahan hidup selama beberapa jam dan dapat
10
sebab itu, ventilasi dalam setiap ruang tempat tinggal sangatlah penting. Ventilasi
memiliki fungsi untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri, terutama bakteri
patogen, karena di situ selalu terjadi aliran udara yang terus menerus.
Lingkungan yang baik menjadi aset penting untuk hidup sehat serta
penyebarannya.
termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia 2
bulan. Bagi yang belum pernah menerima vaksin BCG, dianjurkan untuk
melakukan vaksin bila terdapat salah satu anggota keluarga yang menderita TBC.
TBC juga dapat dicegah dengan cara yang sederhana, yaitu mengenakan
masker saat berada di tempat ramai dan jika berinteraksi dengan penderita TBC,
(biasanya 2 bulan), penderita TBC juga masih dapat menularkan penyakit. Jika
mencegah penularan, terutama pada orang yang tinggal serumah dengan Anda:
1. Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa, atau kenakan Apabila
3. Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya dengan sering
membuka pintu dan jendela agar udara segar serta sinar matahari dapat
masuk.
4. Jangan tidur sekamar dengan orang lain, sampai dokter menyatakan TBC
Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran terhadap
pembahasan di atas.
3.1 Kesimpulan
dingin, periode panas, dan periode berkeringat. Perjalanan parasit ini dari awal
infeksi sampai menimbulkan gejala klinis terdiri atas tiga tahap; yaitu pre-
dengan tempat perindukan, maka nyamuk akan berkembangbiak dengan cepat dan
3.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat diambil saran,
yaitu;
http://repository.unissula.ac.id/10754/4/4.%20BAB%20I.pdf
https://ojs.unimal.ac.id/index.php/averrous/article/download/1039/558
http://repository.lppm.unila.ac.id/5713/3/artikel%20agro.pdf
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/view/153
http://eprints.undip.ac.id/42538/2/JAMES_BAB_II_BARU.pdf
MEDIA
Fitriany, J. & Sabiq, A. (2018). tuberkulosis: Jurnal Averrous Vol.4 No.2 2018, 02
14