Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENYAKIT MALARIA
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyakit Berbasis
Lingkungan

Dosen Pengampu:
Rojali,SKM,M.Epid
Sri Ani SKM. MKM

Disusun oleh Kelompok 4:


Cindy Shafira Az Zahra (P21335120008)
Hana Sahirah (P21335120018)
Kevin Deva Ameista (P21335120020)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jakarta, 2021
Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini

dengan judul “Penyakit Malaria”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu

tugas kelompok mata kuliah Penyakit Berbasis Lingkungan semester tiga program

studi Sarjana Terapan jurusan Kesehatan Lingkungan yang diberikan oleh dosen

mata kuliah Penyakit Berbasis Lingkunga Bapak Rojali,SKM,M.Epid dan Ibu Sri

Ani SKM. MKM.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai

pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis

sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta penulis mendoakan semoga

segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Jakarta, 2021

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1

1.3 Tujuan.................................................................................................... 2

1.4 Manfaat.................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 3

2.1 Agen Penyebab...................................................................................... 3

2.2 Karakteristik...........................................................................................4

2.3 Riwayat Perjalanan................................................................................ 6

2.4 Epidemiologi..........................................................................................6

2.5 Peran Lingkungan.................................................................................. 7

2.6 Tindakan atau Upaya Pencegahan......................................................... 9

BAB III PENUTUP.............................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 10

3.2 Saran.................................................................................................... 10

Daftar Pustaka......................................................................................................11

ii
BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Penyakit malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat

penting di Indonesia dan sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa dengan

kondisi yang besar. Menurut Depkes, di Indonesia penyakit malaria masih

merupakan masalah kesehatan karena masih banyak daerah yang endemik. Daerah

endemik malaria pada umumnya merupakan sumber penyebaran penyakit ke

wilayah lain. Setiap kejadian luar biasa (KLB) malaria umumnya dimulai dengan

peningkatan jumlah kasus di wilayah tersebut.

Penyakit malaria yang disebabkan oleh plasmodium sp. ditularkan oleh

vektor Anopheles hingga saat ini belum bisa diberantas secara maksimal karena

rantai penularannya sangat cepat. Infeksi virus terjadi melalui gigitan nyamuk,

virus memasuki aliran darah manusia untuk kemudian bereplikasi (memperbanyak

diri).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah makalah ini adalah:

1. Apa agen penyebab penyakit malaria?

2. Bagaimana karakteristik penyakit malaria?

3. Bagaimana riwayat perjalanan penyakit malaria?

4. Bagaimana epidemiologi penyakit malaria?

1
2

5. Apa saja peranan lingkungan terhadap penyakit malaria?

6. Apa saja tindakan atau upaya pencegahan dari penyakit malaria?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui agen penyebab penyakit malaria.

2. Untuk mengetahui karakteristik penyakit malaria.

3. Untuk mengetahui riwayat perjalanan penyakit malaria.

4. Untuk mengetahui epidemiologi penyakit malaria.

5. Untuk mengetahui peranan lingkungan terhadap penyakit malaria.

6. Untuk mengetahui tindakan atau upaya pencegahan dari penyakit malaria.

1.4 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat, yaitu:

1. Dapat mengetahui agen penyebab penyakit malaria.

2. Dapat mengetahui karakteristik penyakit malaria.

3. Dapat mengetahui riwayat perjalanan penyakit malaria.

4. Dapat mengetahui epidemiologi penyakit malaria.

5. Dapat mengetahui peranan lingkungan terhadap penyakit malaria.

6. Dapat mengetahui tindakan atau upaya pencegahan dari penyakit malaria.


BAB II PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan menjelaskan pembahasan berdasarkan latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat di bab satu.

2.1 Agen Penyebab

Malaria adalah suatu penyakit akut maupun kronik disebabkan oleh protozoa

genus Plasmodium dengan manifestasi berupa demam, anemia dan pembesaran

limpa. Sedangkan meurut ahli lain malaria merupakan suatu penyakit infeksi akut

maupun kronik yang disebakan oleh infeksi Plasmodium yang menyerang eritrosit

dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala

demam, menggigil, anemia, dan pembesaran limpa.

Agent (Parasit/Plasmodium) hidup di dalam tubuh manusia dan dalam tubuh

nyamuk. Manusia disebut host intermedia (pejamu sementara) dan nyamuk

disebut host definitif (pejamu tetap). Parasit/ plasmodium hidup dalam tubuh

nyamuk dalam tahap daur seksual (pembiakan melalui kawin) dan dalam tubuh

manusia pada daur aseksual (pembiakan tidak kawin, melalui pembelahan

diri).(17) Agent atau penyebab penyakit adalah semua unsur atau elemen hidup

ataupun tidak hidup dimana dalam kehadirannya, bila diikuti dengan kontak yang

efektif dengan manusia yang rentan akan mejadi stimulasi untuk memudahkan

terjadinya suatu proses penyakit. Agent penyebab penyakit malaria termasuk

agent biologis yaitu protozoa.

Di Indonesia terdapat 4 spesies Plasmodium, yaitu:

1. Plasmodium Vivax, memiliki distribusi geografis terluas, termasuk wilayah

beriklim dingin, subtropik. Demam terjadi setiap 48 jam atau setiap hari

3
4

ketiga, pada waktu siang atau sore. Masa inkubasinya antara 12-17 hari dan

salah satu gejala adalah pembengkakan limpa atau splenomegali. (11)

2. Plasmodium falciparum, merupakan penyebab malaria tropika, secara klinik

berat dan dapat menimbulkan komplikasi berupa malaria cerebral dan fatal.

Masa inkubasi malaria tropika ini sekitar 12 hari, dengan gejala nyeri kepala,

pegal linu, demam tidak begitu nyata, serta kadang dapat menimbulkan gagal

ginjal.

3. Plasmodium ovale. Masa inkubasi 12 – 17 hari, dengan gejala demam setiap

48 jam, relatif ringan dan sembuh sendiri.

4. Plasmodium malariae, merupakan penyebab malaria quartana yang

memberikan gejala demam setiap 72 jam. Malaria jenis ini umumnya terdapat

pada daerah gunung, dataran rendah pada daerah tropik. Biasanya

berlangsung tanpa gejala, dan ditemukan secara tidak sengaja. Namun malaria

jenis ini sering kambuh.

2.2 Karakteristik

Gejala klasik malaria yang umum terdiri dari tiga stadium (trias malaria)

yaitu:

2.2.1 Periode Dingin.

Mulai menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita sering

membungkus diri dengan selimut atau sarung dan saat menggigil seluruh tubuh

sering bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang

kedinginan. Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan

peningkatan temperatur.
5

2.2.2 Periode Panas.

Penderita berwajah merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan

panas badan tetap tinggi dapat mencapai 400C atau lebih, respirasi meningkat,

nyeri kepala, terkadang muntahmuntah, dan syok. Periode ini lebih lama dari fase

dingin, dapat sampai dua jam atau lebih diikuti dengan keadaan berkeringat.

2.2.3 Periode berkeringat.

Mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah, temperatur

turun, lelah, dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan

dapat melaksanakan pekerjaan seperti biasa.

Malaria komplikasi gejalanya sama seperti gejala malaria ringan, akan

tetapi disertai dengan salah satu gejala dibawah ini:

1. Gangguan kesadaran (lebih dari 30 menit).

2. Kejang

3. Panas tinggi disertai diikuti gangguan kesadaran.

4. Mata kuning dan tubuh kuning.

5. Pendarahan dihidung, gusi atau saluran pencernaan.

6. Jumlah kencing kurang (oliguri).

7. Warna air kencing (urine) seperti air teh.

8. Kelemahan umum.

9. Nafas pendek.
6

2.3 Riwayat Perjalanan

Infeksi parasit malaria pada tubuh manusia terjadi akibat gigitan nyamuk

Anopheles betina yang mengandung sporozoit Plasmodium. Perjalanan parasit ini

dari awal infeksi sampai menimbulkan gejala klinis terdiri atas tiga tahap; yaitu

tahap pre-eritrositik, tahap intrahepatik dan tahap eritrositik. Pada tahap pre-

eritrosit, parasit bergerak aktif di sirkulasi hingga mencapai sel hepar. Tahap

intrahepatik dimulai ketika sporozoit berhasil memasuki sel hepar dengan bantuan

sel Kupffer melalui pembentukan parasitophorous vacuole. Setelah mengalami

perkembangan dan multiplikasi di dalam sel hepar, parasit membentuk skizon

yang terdiri dari ribuan merozoit, menempel dan memasuki eritrosit melalui

interaksi ligand dengan banyak reseptor. Setiap tahapan ini melibatkan proses

molekuler yang komplek termasuk pertahanan tubuh host terhadap invasi

Plasmodium.

2.4 Epidemiologi

Secara epidemiologi, malaria merupakan penyakit endemis di daerah tropis

dan sebagian daerah subtropis di Afrika, Asia, serta Amerika Tengah dan Selatan.

Di Indonesia, malaria terutama ditemukan di daerah Indonesia timur.

Malaria dapat ditemukan di seluruh provinsi di Indonesia dengan insidensi

tinggi di Indonesia bagian Timur, sedangkan stratifikasi sedang ditemukan di

beberapa wilayah di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Pulau Jawa dan Bali

masuk dalam stratifikasi rendah dengan daerah-daerah tertentu di pedesaan yang

menjadi fokus insidensi malaria tinggi.


7

Plasmodium vivax mempunyai wilayah penyebaran yang paling luas, dari

wilayah beriklim dingin, subtropis, sampai wilayah beriklim tropis. Plasmodium

falciparum jarang ditemukan di daerah yang beriklim dingin, tetapi paling sering

ditemukan di wilayah beriklim tropis. Wilayah penyebaran Plasmodium malariae

mirip dengan penyebaran Plasmodium falciparum, tetapi Plasmodium malariae

jarang ditemukan, dengan distribusi yang sporadis. Spesies plasmodium yang

paling sering ditemukan di Indonesia secara umum adalah Plasmodium

falciparum dan Plasmodium Vivax.

2.5 Peran Lingkungan

Faktor lingkungan berpengaruh besar terhadap kejadian malaria di suatu

daerah, karena bila kondisi lingkungan sesuai dengan tempat perindukan, maka

nyamuk akan berkembangbiak dengan cepat.

Suhu lingkungan sangat berpengaruh terhadap kecepatan perkembangbiakan

plasmodium dalam tubuh nyamuk. Hal ini menjadi bukti, penyebab intensitas

penularan malaria paling tinggi menjelang musim penghujan berkaitan dengan

peningkatan populasi nyamuk.

Faktor lingkungan yang mempengaruhi morbiditas malaria, dapat

dikelompokkan ke dalam 2 jenis yaitu lingkungan fisik dan lingkungan biologi.

2.5.1 Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik meliputi keberadaan tempat perindukan nyamuk

Anopheles. Pada umumnya tempat perindukan nyamuk berupa genangan air

(seperti lagun, aliran sungai, rawa, empang, dan tambak). Di tempat ini sering

ditemukan jentik vektor atau tersangka vektor, sehingga pada periode tertentu
8

menunjukan kepadatan yang tinggi. Keberadaan perindukan nyamuk ini akan

berpengaruh terhadap kejadian malaria bila jarak dengan pemukiman penduduk

sangat dekat. Jarak ini dikaitkan dengan jarak terbang nyamuk Anopheles

maksimal 2 km. Lingkungan fisik memegang peranan sebagai tempat hidup

nyamuk vektor berupa tempat perindukan alami (rawa, lagun, genangan air di

hutan dan lain-lain) dan buatan manusia (sawah, kolam ikan, tambak ikan/udang,

parit pengairan, genangan air hujan).

Berdasarkan lama air menggenang, tempat perindukan nyamuk dapat

dibagi menjadi tempat perindukan yang permanen (rawa, sawah, mata air, dan

kolam) dan tempat perindukan yang temporer (muara sungai yang tertutup pasir di

pantai, lagun, genangan air payau, cekungan air di dasar sungai sewaktu kemarau,

dan sawah tadah hujan).

2.5.2 Lingkungan Biologi

Lingkungan biologi merupakan lingkungan flora dan fauna, seperti

tumbuhan bakau, lumut dan ganggang dapat mempengaruhi kehidupan larva

nyamuk. Adanya tumbuh-tumbuhan dapat melindungi larva dari sinar matahari

maupun serangan dari mahluk hidup lain. Populasi nyamuk di suatu daerah

ditentukan juga oleh adanya berbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan kepala

timah, ikan gabus, ikan nila dan ikan mujair. Adanya ternak besar seperti sapi dan

kerbau dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia, apabila kandang

hewan tersebut terletak dekat dengan rumah tinggal. rumah yang mempunyai

halaman luas dan kebun yang tidak terawat di sekitarnya adalah kondisi sangat
9

cocok untuk tempat tinggal atau istirahat nyamuk. Nyamuk umumnya beristirahat

di bawah batang pisang, di bawah rumput-rumputan yang lembab dan teduh.

2.6 Tindakan atau Upaya Pencegahan

Penyakit malaria disebarkan melalui tiga komponen yang saling terkait, yaitu

host, agent dan environment. Komponen ini merupakan rantai penularan penyakit

malaria, sehingga upaya pencegahan dan pengendalian malaria melalui pemutusan

mata rantai penularan tersebut menjadi sangat efektif.

Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi malaria

sehingga bila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat. Kemoprofilaksis ini

ditujukan kepada orang yang bepergian ke daerah endemis malaria dalam waktu

yang tidak terlalu lama, seperti turis, peneliti, pegawai dan lain-lain. Untuk yang

akan bepergian/tugas dalam jangka waktu yang lama, sebaiknya menggunakan

personal protection seperti pemakaian repellent, kawat kassa dan Iain-lain.

Untuk pengelolaan lingkungan, mencakup kegiatan modifikasi dan

manipulasi lingkungan atau interaksinya dengan manusia untuk mencegah,

membatasi perkembangbiakan vektor dan mengurangi kontak nyamuk dengan

manusia. Modifikasi lingkungan merupakan suatu upaya pengelolaan lingkungan

yaitu meliputi perubahan fisik bersifat permanen terhadap air dan tanaman, yang

bertujuan untuk mencegah, menghilangkan atau mengurangi habitat vektor tanpa

mengganggu kualitas lingkungan bagi kehidupan manusia. Kegiatan ini dapat

berupa pembuatan drainase dan penimbunan genangan tempat perindukan,

perubahan salinitas, pengaturan permukaan air waduk, pembersihan tanaman,

peneduhan dan pengeringan rawa.


10

BAB III PENUTUP

Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran terhadap

pembahasan di atas.

3.1 Kesimpulan

Dari makalah di atas, dapat diambil kesimpulan, yaitu:

Penyakit malaria disebakan oleh infeksi Plasmodium yang menyerang

eritrosit. Di Indonesia terdapat 4 spesies plasmodium; P. Vivax, P. falciparum, P.

ovale, P. malariae. Gejala malaria yang umum terdiri dari periode dingin, periode

panas, dan periode berkeringat. Perjalanan parasit ini dari awal infeksi sampai

menimbulkan gejala klinis terdiri atas tiga tahap; yaitu pre-eritrositik, intrahepatik

dan eritrositik. Malaria merupakan penyakit endemis di daerah tropis dan

sebagian daerah subtropis. Faktor lingkungan berpengaruh besar terhadap

kejadian malaria, karena bila kondisi lingkungan sesuai dengan tempat perindukan,

maka nyamuk akan berkembangbiak dengan cepat dan suhu lingkungan juga

berpengaruh. Upaya pencegahan malaria melalui pemutusan mata rantai penularan

dan juga dengan pengelolaan lingkungan

3.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat diambil saran, yaitu;

Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan

dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki

makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan

nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang

pembahasan makalah diatas.


Daftar Pustaka

http://repository.unissula.ac.id/10754/4/4.%20BAB%20I.pdf

https://ojs.unimal.ac.id/index.php/averrous/article/download/1039/558

http://repository.lppm.unila.ac.id/5713/3/artikel%20agro.pdf

http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/view/153

http://eprints.undip.ac.id/42538/2/JAMES_BAB_II_BARU.pdf

Irwan. (2017). Epidemiologi Penyakit Menular. Yogyakarta: CV. ABSOLUTE

MEDIA

Fitriany, J. & Sabiq, A. (2018). Malaria: Jurnal Averrous Vol.4 No.2 2018, 02

11

Anda mungkin juga menyukai