Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

PENYELIDIKAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MALARIA


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidermiologi semester ganjil

Disusun oleh :
Kelompok 3

Anggota:
1. Dyah Rahayu Sawitri
2. Rodiah Asih Rianti
3. Yessyta Anggraini D
4. Septia Agus Dayani
5. Novia Asdika Putri
6. Nuraini Firmaya Utari
7. Anisa Safitri
8. Ade Murtika
9. Fina Novalia
10. Thesya Aulia Habibah
11. M.Yuhanda

D.III ANALIS KESEHATAN POLTEKKES TANJUNGKARANG


TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Page i of 17
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................... 3
2.1 Pengertian Penyakit Malaria ................................................................ 3
2.2 Jenis-jenis Malaria ............................................................................... 4
2.3 Proses Kehidupan Plasmodium ............................................................ 5
2.4 Siklus Hidup Plasmodium pada Tubuh Manusia ................................. 7
2.5 Gejalan Malaria .................................................................................... 8
2.6 Pencegahan Penyakit Malaria .............................................................. 9
2.7 Pengobatan Penyakit Malaria .............................................................. 10
2.8 Penyelidikan Epidemiologi Malaria .................................................... 11
BAB III. PENUTUP ....................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 13
3.2 Saran .................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

Page ii of 17
BAB I.
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Siapa tak kenal makhluk bernama nyamuk? Serangga yang satu ini pasti sangat dikenal
oleh manusia. Antara nyamuk dan manusia, bisa dikatakan, hidup berdampingan, bahkan
nyaris tanpa batas. Hanya sayangnya, berdampingannya manusia dengan nyamuk bukan
dalam makna positif. Banyak penyakit yang ditularkan oleh nyamuk sebagai vektornya.
Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis. Penyakit ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk
berkembangbiak dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan
parasit malaria.

Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera, dan primata
lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi Protozoa dari
genus plasmodium. Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di
mana parasit Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk
Anopheles.

Berdasarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh satu anak setiap 30 detik. Sekitar
300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang meninggal karena penyakit ini
setiap tahunnya. 90% kematian terjadi di Afrika, terutama pada anak-anak.

Penyakit malaria memiliki 4 jenis plasmodium, dan masing-masing disebabkan


oleh spesies parasit yang berbeda. Gejala tiap-tiap jenis biasanya berupa meriang,
panas dingin menggigil dan keringat dingin. Dalam beberapa kasus yang tidak
disertai pengobatan, gejala-gejala ini muncul kembali secara periodik.

Sampai saat ini, malaria masih mengancam kesehatan masyarakat. Berdasarkan


The World Malaria Report 2011, setengah dari penduduk dunia berisiko terkena
malaria. Indonesia merupakan salah satu negara yang masih menjadi transmisi
malaria atau berisiko malaria. Hingga tahun 2011, terdapat 374 kabupaten endemis
malaria. Pada 2011, jumlah kasus malaria di Indonesia sebanyak 256.592 orang

Page 1 of 17
dari 1.322.451 kasus suspect malaria yang diperiksa sampel darahnya dengan
tingkat kejadian tahunan 1,75 per 1000 penduduk. Artinya, setiap 1000
penduduk terdapat 2 orang terkena penyakit malaria.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1.2.1 Apakah pengertian penyakit malaria?
1.2.2 Apakah jenis-jenis malaria?
1.2.3 Bagaimanakah proses kehidupan Plasmodium?
1.2.4 Bagaimanakah siklus plasmodium pada tubuh manusia?
1.2.5 Bagaimanakah gejala penyakit malaria?
1.2.6 Bagaimanakah pengobatan penyakit malaria?
1.2.7 Bagaimanakah penyelidikan epidermiologi penyakit malaria?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Mengetahui pengertian penyakit malaria.
1.3.2 Mengetahui jenis-jenis penyakit malaria.
1.3.3 Mengetahui proses dan siklus kehidupan plasmodium.
1.3.4 Mengetahui gejala yang timbul ketika terserang penyakit malaria.
1.3.5 Mengetahui cara pencegahan dan pengobatan penyakit malaria.
1.3.6 Mengetahui cara penyelidikan epidermiologi pada penyakit malaria.

Page 2 of 17
BAB II.
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Malaria


Definisi penyakit malaria menurut World Health Orgnization (WHO) adalah
penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria (plasmodium) bentuk aseksual
yang masuk kedalam tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles
SPP) betina. Definisi lainnya adalah suatu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh
agen tertentu yang infektif dengan perantara suatu vektor dan dapat disebarkan dari
satu sumber infeksi kepada host.

Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit plasmodium
antara lain plasmodium malariae, plasmodium vivax, plasmodium falciparum,
plasmodium ovale yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop yang ditularkan oleh
nyamuk malaia (anopheles), penyakit malaria dapat menyerang semua orang baik
laki-laki maupun perempuan, pada semua golongan umur (dari bayi, anak-anak, sampai
dewasa), apapun pekerjaannya, penyakit malaria biasanya menyerang yang tinggal
didaerah yang mempunyai banyak genangan air yang sesuai untuk tempat
perkembangbiakan nyamuk malaria seperti persawahan, pantai, perbukitan dan pinggiran
hutan (Depkes RI, 2004).

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2003 malaria adalah penyakit infeksi


yang disebabkan oleh beberapa parasit plasmodium yang hidup dan berkembang
biak dalam sel darah merah manusia dan penyakit ini secara alami ditularkan
melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Penyakit malaria adalah salah satu penyakit
yang menular, penyakit parasit yang hidap dalam sel darah manusia yang ditularkan
melelui nyamuk malaria dari penderita malaria kepada orang lain, penyakit malaria
dapat menyerang kelompok umur dan semua jenis kelamin.

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa)


dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Istilah
malaria diambil dari dua kata dari bahasa Italia, yaitu Mal (buruk) dan Area
(udara) atau udara buruk, karena dahulu banyak terdapat didaerah rawa-rawa yang

Page 3 of 17
mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai beberapa nama lain seperti
demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam
kura dan paludisme (Arlan prabowo 2004: 2).

2.2 Jenis-Jenis Malaria


Ada empat jenis Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu
sebagai berikut :
1. Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan
demam muncul setiap hari ketiga. Merupakan penyebab kira-kira 43% kasus
malaria pada manusia.
2. Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan
demam setiap hari keempat. Menyebabkan kira-kira 7% malaria didunia.
3. Malaria tropica, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, merupakan malaria
yang paling patogenik dan seringkali berakibat fatal. Jenis penyakit malaria ini
adalah yang terberat, karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi berat seperti
cerebral malaria (malaria otak), anemia berat, syok, gagal ginjal akut, perdarahan,
sesak nafas, dll. Penderita Malaria jenis ini mengalami demam tidak teratur
dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan
kematian yang mendadak.
4. Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium ovale. Malaria jenis ini jarang
sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat.
Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi
demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Biasanya campuran
Plasmodium falciparum dengan Plasmodium Vivax atau Plasmodium Malariae.
Infeksi campuran tiga jenis sekaligus jarang sekali terjadi. Infeksi jenis ini biasanya
terjadi di daerah yang tinggi angka penularannya. Malaria yang disebabkan oleh
Plasmadium Vivax dan Plasmadium Malariae dapat kambuh jika tidak diobati
dengan baik. Malaria yang disebabkan oleh spesies selain Plasmadium Falciparum
jarang berakibat fatal, namun menurunkan kondisi tubuh lemah, menggigil dan
demam yang biasanya berlangsung 10-14 hari.

Page 4 of 17
2.3 Proses Kehidupan Plasmodium
Kedua, pertumbuhan. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ini adalah perubahan
morfologi yang meliputi perubahan bentuk, ukuran, warna, dan sifat dari bagian-bagian
sel.Perubahan ini mengakibatkan sifat morfologi dari suatu stadium parasit pada
berbagai spesies, menjadi bervariasi.Setiap proses membutuhkan waktu, sehingga
morfologi stadium parasit yang ada pada sediaan darah dipengaruhi waktu
dilakukan pengambilan darah. Ini berkaitan dengan jam siklus perkembangan stadium
parasit. Akibatnya tidak ada gambar morfologi parasit yang sama pada lapang pandang
atau sediaan darah yang berbeda.

Ketiga, pergerakan. Plasmodium bergerak dengan cara menyebarkan


sitoplasmanya yang berbentuk kaki-kaki palsu (pseudopodia). Pada Plasmodium
vivax, penyebaran sitoplasma ini lebih jelas terlihat yang berupa kepingan-
kepingan sitoplasma.Bentuk penyebaran ini dikenal sebagai bentuk sitoplasma
amuboit (tanpa bentuk).

Keempat, berkembang biak. Berkembang biak artinya berubah dari satu atau sepasang sel
menjadi beberapa sel baru. Ada dua macam perkembangbiakan sel pada plasmodium,
yaitu :
1. Pembiakan seksual.
Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh nyamuk melalui proses sporogoni. Bila
mikrogametosit (sel jantan) dan makrogametosit (sel betina) terhisap vektor
bersama darah penderita, maka proses perkawinan antara kedua sel kelamin itu
akan terjadi. Dari proses ini akan terbentuk zigot yang kemudian akan berubah
menjadi ookinet dan selanjutnya menjadi ookista. Terakhir ookista pecah dan
membentuk sporozoit yang tinggal dalam kelenjar ludah vektor.Perubahan dari
mikrogametosit dan makrogametosit sampai menjadi sporozoit di dalam kelenjar
ludah vektor disebut masa tunas ekstrinsik atau siklus sporogoni. Jumlah sporokista
pada setiap ookista dan lamanya siklus sporogoni, pada masing-masing spesies
plasmodium adalah berbeda, yaitu: Plasmodium vivax: jumlah sporozoit dalam
ookista adalah 30-40 butir dan siklus sporogoni selama 8-9 hari. Plasmodium
falsifarum: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 10-12 butir dan siklus sporogoni
selama 10 hari. Plasmodium malariae: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 6-8
butir dan siklus sporogoni selama 26-28 hari.
Page 5 of 17
2. Pembiakan aseksual
Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh manusia melalui proses sizogoni yang terjadi
melalui proses pembelahan sel secara ganda. Inti troposoit dewasa
membelah menjadi 2, 4, 8, dan seterusnya sampai batas tertentu tergantung pada
spesies plasmodium.Bila pembelahan inti telah selesai, sitoplasma sel induk dibagi-
bagi kepada setiap inti dan terjadilah sel baru yang disebut merozoit.

Kelima, reaksi terhadap rangsangan.Plasmodium memberikan reaksi terhadap


rangsangan yang datang dari luar, ini sebagai upaya plasmodium untuk
mempertahankan diri seandainya rangsangan itu berupa ancaman terhadap
dirinya.Misalnya, plasmodium bisa membentuk sistem kekebalan (resistensi)
terhadap obat anti malaria yang digunakan penderita. Dengan adanya proses-proses
pertumbuhan dan pembiakan aseksual di dalam sel darah merah manusia, maka
dikenal ada tiga tingkatan (stadium) plasmodium yaitu:
a. Stadium tropozoit, plasmodium ada dalam proses pertumbuhan.
b. Stadium sizon, plasmodium ada dalam proses pembiakan.
c. Stadium gametosit, plasmodium ada dalam proses pembentukan sel kelamin.
Oleh karena dalam setiap stadium terjadi proses, maka dampaknya bagi
morfologi parasit juga akan mengalami perubahan. Dengan demikian, dalam
stadium-stadium itu sendiri terdapat tingkatan umur yaitu: tropozoit muda,
tropozoit setengah dewasa, dan tropozoit dewasa. Sizon muda, sizon tua, dan sizon
matang.Gametosit muda, gametosit tua, dan gametosit matang.

Untuk sizon berproses berawal dari sizon dewasa pecah menjadi merozoit-merozoit
dan bertebaran dalam plasma darah. Merozoit kemudian menginvasi sel darah
merah yang kemudian tumbuh menjadi troposoit muda berbentuk cincin atau ring
form. Ring form tumbuh menjadi troposoit setengah dewasa, lalu menjadi troposoit
dewasa. Selanjutnya berubah menjadi sizon muda dan sizon dewasa.Pada saat
menjadi merozoit-merozoit, sizon dewasa mengalami sporulasi yaitu pecah menjadi
merozoit-merozoit baru.Di sini dapat dikatakan, proses dari sizon dewasa untuk
kembali ke sizon lagi, disebut satu siklus. Lamanya siklus ini dan banyaknya
merozoit dari satu sizon dewasa, tidak sama untuk tiap spesies plasmodium. Pada
plasmodium falsifarum: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak
32 dan lama siklusnya 24 jam. Artinya reproduksi tinggi dan cepat sehingga
Page 6 of 17
kepadatan troposoit pada darah sangat tinggi.
Plasmodium vivax: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak 16 dan
lama siklusnya 48 jam. Artinya reproduksi rendah dan lebih lambat, sehingga
kepadatan troposoitpada darah sering rendah. Plasmodium malariae: jumlah
merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak delapan dan lama siklusnya 72 jam.
Artinya reproduksi lebih rendah dan lebih lambat.Ini mungkin yang menjadi
penyebab jarangnya spesies ini ditemukan.

Akhirnya, karena perbedaan proses perkembangan, maka masa tunas atau pre paten
atau masa inkubasi plasmodium di dalam tubuh manusia (intrinsik) masing-masing
spesies lamanya berbeda. Plasmodium falsifarum selama 9-14 hari, Plasmodium
vivax selama 12-17 hari, dan Plasmodium malariae 18 hari.

2.4 Siklus Hidup Plasmodium pada Tubuh Manusia


Ketika nyamuk anopheles betina (yang mengandung parasit malaria)
menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke
dalam darah dan jaringan hati. Dalam siklus hidupnya parasit malaria membentuk
stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium ekso-eritrositer). Setelah sel hati
pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke eritrosit membentuk stadium
sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer). Disitu mulai bentuk troposit muda
sampai sizon tua/matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit.

Sebagian besar Merozoit masuk kembali ke eritrosit dan sebagian kecil


membentuk gametosit jantan dan betina yang siap untuk diisap oleh nyamuk
malaria betina dan melanjutkan siklus hidupnya di tubuh nyamuk (stadium
sporogoni).Didalam lambung nyamuk, terjadi perkawinan antara sel gamet jantan
(mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot.Zigot
berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk berubah
menjadi ookista.Setelah ookista matang kemudian pecah, keluar sporozoit yang
berpindah ke kelenjar liur nyamuk dan siap untuk ditularkan ke manusia.

Khusus Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale pada siklus parasitnya di jaringan
hati (sizon jaringan) sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak
Page 7 of 17
melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit, akan tetapi tertanam di jaringan hati disebut
hipnosit. Bentuk hipnosit inilah yang menyebabkan malaria relapse. Pada penderita
yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh
menurun misalnya akibat terlalu lelah, sibuk, stress atau perubahan iklim (musim
hujan), hipnosoit dalam tubuhnya akan terangsang untuk melanjutkan siklus parasit
dari sel hati ke eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul kembali
gejala penyakit. Misalnya 1 sampai 2 tahun sebelumnya pernah menderita
Plasmodium vivax/ovale dan sembuh setelah diobati, bila kemudia mengalami
kelelahan atau stress, gejala malaria akan muncul kembali sekalipun yang
bersangkutan tidak digigit oleh nyamuk anopheles. Bila dilakukan pemeriksaan,
akan didapati SD positif Plasmodium vivax/ plasmodium ovale.

Pada Plasmodium falciparum serangan dapat meluas ke berbagai organ tubuh


lain dan menimbulkan kerusakan seperti di otak, ginjal, paru, hati dan jantung,
yang mengakibatkan terjadinya malaria berat atau komplikasi.
Plasmodium Falcifarum dalam jaringan yang mengandung parasit tua, bila jaringan
tersebut berada di dalam otak, peristiwa ini disebut sekustrasi.Pada penderita
malaria berat, sering tidak ditemukan plasmodium dalam darah tepi karena telah
mengalami sekuestrasi.Meskipun angka kematian malaria serebral mencapai 20-
50% hampir semua penderita yang tertolong tidak menunjukkan gejala sisa
neurologis (sekuele) pada orang dewasa.Malaria pada anak kecil dapat terjadi
sekuel.

2.5 Gejalan Malaria


Gejala serangan malaria pada penderita yaitu:
1. Gejala klasik
Biasanya ditemukan pada penderita yang berasal dari daerah non endemis malaria
atau yang belum mempunyai kekebalan (immunitas); atau yang pertama kali
menderita malaria. Gejala ini merupakan suatu parokisme, yang terdiri dari tiga
stadium berurutan:
a. menggigil (selama 15-60 menit), terjadi setelah pecahnya sizon dalam
eritrosit dan keluar zat-zat antigenik yang menimbulkan mengigil-dingin.
b. demam (selama 2-6 jam), timbul setelah penderita mengigil, demam dengan
Page 8 of 17
suhu badan sekitar 37,5-40°C, pada penderita hiper parasitemia (lebih dari 5
℅) suhu meningkat sampai lebih dari 40 °C.
c. berkeringat (selama 2-4 jam), timbul setelah demam, terjadi akibat
gangguan metabolisme tubuh sehingga produksi keringat bertambah.
Kadang-kadang dalam keadaan berat, keringat sampai membasahi tubuh
seperti orang mandi. Biasanya setelah berkeringat, penderita merasa sehat
kembali.
2. Gejala malaria berat atau komplikasi
Yaitu gejala malaria klinis ringan diatas dengan disertai salah satu gejala di bawah
ini:
a. Gangguan kesadaran (lebih dari 30 menit)
b. Panas tinggi diikuti gangguan kesadaran
c. Mata kuning dan tubuh kuning
d. Perdarahan di hidung, gusi atau saluran pencernaan
e. Jumlah kencing kurang(oliguri)
f. Warna urine seperti tua
g. Kelemahan umum (tidak bisa duduk/berdiri)
h. Nafas sesak

2.6 Pencehan Penyakit Malaria


Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan salah satu langkah
yang penting untuk mencegah gigitan nyamuk yang aktif di malam hari
ini.Keberhasilan langkah ini sangat ditentukan oleh kesadaran masyarakat
setempat. Pencegahan tanpa obat, yaitu dengan menghindari gigitan nyamuk dapat
dilakukan dengan cara :
1. Menggunakan kelambu (bed net) pada waktu tidur, lebih baik lagi dengan
kelambu berinsektisida.
2. Mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repellent).
3. Menggunakan pembasmi nyamuk, baik bakar, semprot maupun lainnya.
4. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
5. Letak tempat tinggal diusahakan jauh dari kandang ternak.
6. Mencegah penderita malaria dan gigitan nyamuk agar infeksi tidak menyebar.
7. Membersihkan tempat hinggap/istirahat nyamuk dan memberantas sarang
Page 9 of 17
nyamuk.
8. Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang
bergantungan serta genangan air.
9. Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat anti larva (bubuk
abate) pada genangan air atau menebarkan ikan atau hewan (cyclops) pemakan
jentik.
10. Melestarikan hutan bakau agar nyamuk tidak berkembang biak di rawa payau
sepanjang pantai.

2.7 Pengobatan Penyakit Malaria


Berikut adalah daftar obat yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit malaria.
1. Atovaquone/Proguanil (Malarone)
a. Obat ini dapat digunakan 1-2 hari sebelum melakukan perjalanan ke daerah
b. epidemi malaria (dibanding dengan obat lain yang harus digunakan dalam
jangka waktu yang lebih panjang) Pilihan terbaik untuk waktu perjalanan
yang lebih singkat ke daerah epidemi malaria karena obat ini hanya
digunakan dalam waktu 7 hari setelah perjalanan ke daerah epidemi,
dibandingkan dengan obat lain yang harus digunakan 4 minggu sepulangnya
dari daerah epidemi malaria.
c. Efek samping yang sangat rendah (hampir tidak ada efek samping)
d. Mudah untuk dibeli di apotek.
2. Klorokuin
a. Pilihan yang baik untuk perjalanan yang panjang ke daerah epidemi malaria
karena obat ini digunakan mingguan (satu minggu sekali)
b. Dapat digunakan oleh wanita hamil.
c. Beberapa orang lebih suka mengambil dosis mingguan.
3. Doxycycline
a. Obat ini dapat diambil 1-2 hari sebelum tiba di tempat epidemi malaria.
b. Obat malaria yang paling murah di pasaran saat ini.
c. Obat ini juga melindungi dari beberapa infeksi lain seperti Rickettsiae and
leptospirosis.
4. Mefloquine
a. Sangat cocok untuk perjalanan panjang dan lama ke tempat epidemi malaria
Page 10 of 17
karena obat ini hanya digunakan seminggu sekali.
b. Dapat digunakan oleh wanita hamil.
5. Primakuin
a. Obat ini sangat efektif menangkal plasmodium vivax sehingga sangat cocok
digunakan di daerah epidemi malaria vivax.
b. Obat hanya perlu digunakan 7 hari setelah meninggalkan tempat epidemi.
c. Obat digunakan 1-2 hari sebelum ke tempat epidemi malaria.

2.8 Penyelidikan Epidemiologi Malaria


Penyelidikan Epidemiologi malaria adalah pencarian penderita atau
tersangka malaria lainnya dan menemukan daerah endemik wabah penularan
malaria serta memeplajari segala aspek yang menunjang penyebaran penyakit.
Langkah-langkah penyelidikan epidemiologi Malaria adalah :
1. Melakukan kunjungan ke tempat daerah endemik atau pandemik dengan
melakukan perlindungan diri terlebih dahulu melihat kejadian yang ada.
Misalnya ada rumor penyebaran penyakit malaria di daerah ‘X’ sehingga dapat
dihindari dengan vaksin malaria atau menggunakan pakaian yang menutupi
seluruh tubuh dari nyamuk.
2. Melakukan survey terhadap penderita, sehingga diketahui bahwa seorang
tersebut menderita penyakit malaria.
Ciri-ciri penderita malaria adalah : Serangan demam dengan interval tertentu
(paroksisme), yang diselingi oleh suatu periode bebas demam. Sebelum
demam pasien biasanya merasa lemah, nyeri kepala, tidak nafsu makan,
mual, muntah. pada pasien yang terinfeksi lebih dari satu jenis Plasmodium,
maka serangan demam terus menerus.
3. Mencari tahu penyebab penyakit. Pathogen atau agent penyakit apa yang
menyebabkan terjadinya penyakit malaria. Malaria disebabkan oleh protozoa
dari genus Plasmodium. pada manusia Plasmodium terdiri dari 4 spesies,
yaitu Plasmodium falciparium, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae dan
Plasmodium ovale.
4. Mencari tahu riwayat alamiah penyakit dengan mengetahui patogenesis virus
plasmodium serta dihubungkan dengan waktu atau musim pra, saat kejadian
berlangsung. Periode paroksisme biasanya terdiri dari tiga stadium yang
berurutan yakni stadium dingin (cold stage), stadium demam (hot stage),
Page 11 of 17
stadium berkeringat (sweating stage). Biasanya penularan terjadi saat malam
hari dan pada saat musim penghujan dimana banyak terdapat genangan air.
5. Mencari tahu mekanisme penularan penyakit malaria.
a. Malaria dapat ditularkan melalui dua cara yaitu cara alamiah dan bukan
alamiah. Penularan secara alamiah (natural infection), melalui gigitan
nyamuk Anopheles.
b. Penularan bukan alamiah, dapat dibagi menurut cara penularannya, yaitu :
- Malaria bawaan, disebabkan adanya kelaianan pada sawar plasenta.
- Penularan secara mekanik terjadi melalui transfuse darah atau jarum
suntik.
- Penularan secara oral.
6. Mencari batasan area penularan sehingga dapat ditetapkan daerah endemik atau
pandemik suatu penyakit. Misalnya daerah endemik malaria termasuk daerah
dengan letak Astronomi dan geografi yang seperti apa dan sehingga aspek
lingkungan masuk ke dalam penyelidikan epidemiologi yang cukup penting.
7. Mencari tahu kegiatan atau pekerjaan, usia, kebiasaan, makanan serta tingkat
perekonomian penduduk sekitar. Sehingga diketahui area beraktivitas dan
kehidupan para penduduknya. Kemungkinan menjadi faktor-faktor penyakit
dan penularan.
8. Mencari tahu lokasi pemberian pelayanan kesehatan dan lokasi dari daerah
endemik. Karena hal ini erat kaitannya dengan kualitas kesehatan
masyarakanya. Apabila ditemui keluhan penderita bahawa jauhnya atau bahkan
terbatasanya pusat pelyanan kesehatan maka hal ini penyedia pelayanan
kesehatan dapat pula menjadi tersangka penularan penyakit malaria.
9. Setelah mengumpulkan data yang dibutuhkan, dapat dibuat semacam peta area
penyebaran penyakit. Serta prosentase penularan masing-masing daerah
dengan jumlah penduduk yang ada.
10. Lalu dapat disimpulkan bahawa area tersebut dengan letak astronomi, geografi,
jenis penduduk dengan segala macam karakteristik, kondisi lingkungan dan
pelayanan kesehatan serta sumber penyakit adalah penyebab terjadinya suatu
kejadian timbulnya penularan penyakit.
11. Dengan analisis yang sedemikian rupa, dibuat lah tindakan pengobatan dan
yang paling utama adalah pembatasan penularan dengan cara pencegahan bagi
warga yang belum terkena penyakit malaria.
Page 12 of 17
BAB III.
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Malaria adalah penyakit yang disebarkan melalui perantara nyamuk anopheles.
Malaria disebabkan oleh plasmodium, parasit yang bersel tunggal yang terdiri atas 4 jenis
plasmodium yaitu :
a. Plasmadium vivax : menyebabkan malaria tertiana benigna.
b. Plasmadium ovale : menyebabkan malaria tertiana benigna.
c. Plasmadium malariae : menyebabkan malaria quartana.
d. Plasmadium falcifarum : menyebabkan malaria tertiana maligna yang berat,
progresif dan biasanya fatal.
Agar kita terhindar dari penyakit ini, hendaknya kita melakukan tindakan pencegahan dari
gigitan nyamuk Anopheles.Pencegahannya ada yang dengan menggunakan obat dan ada
juga yang tanpa obat.Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan salah satu
langkah yang penting untuk mencegah gigitan nyamuk yang aktif di malam hari
ini.Keberhasilan langkah ini sangat ditentukan oleh kesadaran masyarakat setempat.

3.2 Saran
Saran yang dapat di ambil dari makalah ini adalah : Hendaknya kita mengetahui tentang
penyakit yang menimbulkan wabah yaitu malaria, sehingga kita dapat mengetahui
penyebab dari penyakit ini, siklus hidup penyakit ini, gejala, pencegahan serta pengobatan
dari penyakit malaria.

Page 13 of 17
DAFTAR PUSTAKA

http://health.detik.com/read/2012/04/13/093105/1891503/763/
http://diajengsurendeng.blogspot.com/2011/10/jenis-jenis-penyakit-malaria-dan-cara.html
http://porusia.blogspot.com/2010/11/penyelidikan-epidemiologi-malaria.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Malaria

Page 14 of 17

Anda mungkin juga menyukai