Anda di halaman 1dari 54

PETUNJUK TEKNIS

PENILAIAN ELIMINASI MALARIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PP DAN PL


NO. HK.02.03 / D.1 / I.2 / 99 / 2015
TANGGAL 28 JANUARI 2015

DIREKTORAT PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG


DITJEN PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2015
ii
iii
DAFTAR ISI
Surat Keputusan Dirjen PP dan PL Tentang Petunjuk Teknis Penilaian
Eliminasi Malaria ........................................................................................... ii
Daftar isi ....................................................................................................... iv
Kata Pengantar ............................................................................................. v

I. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................................... 1
B. Pengertian penilaian eliminasi malaria .......................................... 2
C. Sasaran Petunjuk Teknis ............................................................... 3

II. BAB II TUJUAN, KRITERIA DAN INSTRUMEN PENILAIAN


ELIMINASI ........................................................................................... 4
A. Tujuan ............................................................................................ 4
B. Kriteria ........................................................................................... 4
1. Kriteria Pengusulan................................................................... 4
2. Kriteria Penetapan .................................................................... 4
C. Instrumen Penilaian ...................................................................... 8
1. Kabupaten/kota endemis malaria .............................................. 8
2. Kabupaten non endemis malaria ............................................... 9
3. Provinsi ..................................................................................... 9

III. BAB III PELAKSANAAN PENILAIAN ................................................ 10


A. Kabupaten/kota ............................................................................. 10
1. Prosedur Pelaksanaan ............................................................. 10
2. Langkah-langkah penilaian ...................................................... 11
B. Provinsi ......................................................................................... 13
1. Prosedur Pelaksanaan ............................................................ 13
2. Langkah-langkah penilaian ..................................................... 14

IV. BAB IV PELAPORAN ......................................................................... 16


A. Tingkat kabupaten/kota ................................................................. 16
1. Laporan sementara .................................................................. 16
2. Laporan akhir .......................................................................... 17
B. Tingkat provinsi. ............................................................................ 18
1. Laporan sementara .................................................................. 18
2. Laporan akhir .......................................................................... 18

V. BAB V PENUTUP ................................................................................ 20


LAMPIRAN :
1. Instrumens (tools) penilaian eliminasi malaria kabupaten/kota endemis
2. Instrumens (tools) penilaian eliminasi malaria kabupaten/kota non
endemis
3. Instrumens (tools) penilaian eliminasi malaria provinsi
4. Format laporan hasil penilaian Eliminasi Kabupaten/kota
5. Format laporan hasil penilaian Eliminasi Provinsi

iv
KATA PENGANTAR

Malaria adalah salah satu penyakit menular yang masih menjadi


masalah kesehatan masyarakat. Penyakit yang berdampak pada penurunan
kualitas sumber daya manusia ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
munculnya berbagai masalah sosial dan ekonomi khususnya peningkatan
angka kesakitan dan kematian ibu hamil/melahirkan, bayi dan balita.
Upaya mengatasi malaria menuju tahap eliminasi sesuai dengan
kesepakatan global tentang eliminasi malaria, antara lain telah dikeluarkan
Keputusan Menteri Kesehatan No.293/Menkes/SK/IV/2009 tentang eliminasi
malaria yang akan dicapai secara bertahap selambat-lambatnya pada tahun
2030. Untuk mengkoordinasikan kegiatan eliminasi malaria telah dibentuk
Komisi Penilaian Eliminasi sebagai salah satu komisi dalam Forum Nasional
Gebrak Malaria yang ditetapkan dengan SK Menkes No.
131/Menkes/SK/III/201.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) tahun 2015 – 2019, Eliminasi Malaria telah ditetapkan sebagai
salah satu Indikator kinerja program (IKP) dalam program pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan. Oleh sebab itu maka diperlukan
Petunjuk teknis penilaian eliminasi malaria sebagai acuan bagi tim penilai
dalam penetapan kelayakan suatu wilayah (kabupaten/kota dan provinsi)
untuk mendapat sertifikat eliminasi malaria dari pemerintah (Kementerian
Kesehatan).
Terima kasih kami ucapkan kepada para kontributor yang telah
menyusun buku ini. Saran dan kritik sangat diharapkan guna lebih
menyempurnakan petunjuk teknis ini.
Jakarta, Januari 2015
Direktur Jenderal PP dan PL,

dr. H. Mohamad Subuh, MPPM


NIP 196201191989021001

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Eliminasi malaria adalah upaya untuk menghentikan penularan


malaria di suatu wilayah tertentu seperti kabupaten/ kota atau provinsi.
Tidak ada penularan malaria bukan berarti tidak ada lagi kasus malaria
karena kasus impor atau vektor malaria di wilayah tersebut
kemungkinan masih ada sehingga kewaspadaan untuk mencegah
penularan kembali tetap diperlukan.
Upaya ini merupakan kesepakatan global yang dihasilkan dalam
pertemuan WHA ke 60 di Geneva tahun 2007 tentang eliminasi malaria
bagi tiap negara dan komitmen regional (Asia Pacific Malaria
Elimination Network/APMEN) tahun 2014 tentang eliminasi malaria
diseluruh kawasan Asia Pasifik pada tahun 2030.
Untuk mencapai eliminasi malaria, pemerintah telah
menerbitkan keputusan Menteri Kesehatan No. :
293/Menkes/SK/IV/2009 tentang eliminasi malaria di Indonesia yang
akan dicapai secara bertahap selambat-lambatnya pada tahun 2030
dan SK Menkes No. 131/Menkes/SK/III/2012 tentang Forum Nasioanal
Gerakan Berantas Kembali Malaria (Gebrak Malaria) yang salah satu
komisinya adalah KomisiPenilaian Eliminasi.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) tahun 2015-2019, Eliminasi Malaria merupakan salah satu
sasaran utama, dan juga sebagai Indikator Kinerja Program (IKP) dari
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dengan target
jumlah kabupaten /kota yang mencapai eliminasi malaria, sebagai
berikut :
• Tahun 2015 : 225 kab/kota

1
• Tahun 2016 : 245 kab/kota
• Tahun 2017 : 265 kab/kota
• Tahun 2018 : 285 kab/kota
• Tahun 2019 : 300 kab/kota
Penetapan kelayakan wilayah kabupaten/kota untuk mendapat
sertifikat eliminasi malaria dari pemerintah (Kementerian Kesehatan RI)
dilaksanakan melalui penilaian terhadap persyaratan yang harus
dipenuhi. Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan Petunjuk Teknis
Penilaian Eliminasi Malaria sebagai acuan bagi tim penilai untuk
melakukan penilaian eliminasi malaria di Kabupaten / Kota atau
provinsi guna mendapatkan sertifikat eliminasi malaria.

B. Pengertian penilaian eliminasi malaria

1. Tingkat Kabupaten / Kota.


Penilaian eliminasi malaria tingkat kabupaten / kota adalah
penilaian yang dilakukan oleh Tim Penilai Eliminasi Malaria Pusat
dan Provinsi terhadap kabupaten/kota yang memenuhi kretaria dan
persyaratan untuk mendapat Sertifikat Eliminasi Malaria dari
pemerintah (Kementerian Kesehatan RI).
Tim Penilai Eliminasi Malaria Pusat terdiri dari unsur internal dan
eksternal yang ditetapkan dengan SK Direktur Jenderal PP dan PL.
Unsur internal: berasal dari Tim monitoring eliminasi malaria
pusat dan lintas program kementerian kesehatan RI
Unsur eksternal terdiri dari Perguruan Tinggi, WHO Perwakilan
Indonesia, UNICEF, Organisasi profesi, Pakar malaria, NGO, FBO,
TNI, POLRI, dan unsur lain yang diperlukan.

2. Tingkat Provinsi
Penilaian eliminasi malaria tingkat provinsi adalah penilaian
yang dilakukan oleh Tim Penilai Eliminasi Malaria Pusat terhadap

2
provinsi yang memenuhi kritaria dan persyaratan untuk mendapat
Sertifikat Eliminasi Malaria dari pemerintah (Kementerian Kesehatan
RI).

C. Sasaran petunjuk teknis


Petunjuk teknis ini digunakan oleh tim penilai eliminasi malaria
pusat dan provinsi sebagai panduan dalam melakukan penilaian
eliminasi malaria di kabupaten/kota dan provinsi.
Tim Penilai Eliminasi Malaria Provinsi paling tidak ditetapkan
oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi yang anggotanya terdiri dari
unsur internal dan eksternal. Unsur internal yaitu Tim Monitoring
Eliminasi Malaria Provinsi dan dari Dinas Kesehatan Provinsi
sedangkan unsur eksternal terdiri dari perguruan tinggi, organisasi
profesi dan unsur lain yang diperlukan.

3
BAB II
TUJUAN , KRITERIA DAN INSTRUMEN PENILAIAN

A. TUJUAN
Menilai kelayakan kabupaten/kota dan atau provinsi untuk
mendapat sertifikat eliminasi malaria dari pemerintah (Kementerian
Kesehatan RI).

B. KRITERIA
1. Kriteria pengusulan :
a. Kabupaten/ kota :
Kabupaten/ kota yang dapat diusulkan untuk disertifikasi
eliminasi malaria adalah kabupaten/kota endemis dan non
endemis malaria dengan kriteria :
 SPR < 5%
 API < 1 per 1000 penduduk
 Tidak ada kasus penularan setempat (kasus indigenous)
selama tiga tahun berturut-turut.
b. Provinsi :
Provinsi yang dapat diusulkan untuk disertifikasi eliminasi malaria
adalah provinsi dengan kriteria :
 Seluruh kabupaten/kota di wilayahnya sudah menerima
sertifikat eliminasi malaria.
 Selama 2 tahun terakhir sudah melaksanakan kegiatan tahap
pemeliharaan terutama mencegah munculnya kembali kasus
dengan penularan setempat (indigenous).

2. Kriteria penetapan.
a. Kabupaten/kota
Kabupaten/kota yang dapat diusulkan oleh Komisi Penilaian
Eliminasi Malaria untuk ditetapkan oleh Menkes RI sebagai
penerima sertifikat eliminasi adalah :

4
 Kabupaten/kota yang tidak terjadi penularan setempat
(indigenous ) minimal 3 tahun berturut-turut
 Melaksanakan kegiatan pemeliharaan meliputi

1) Surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah.


Untuk mencegah munculnya kembali kasus dengan
penularan setempat, dilakukan kegiatan kewaspadaan
sebagai berikut :
a) Pada tingkat reseptifitas dan vulnerabilitas rendah
dilakukan:
(1) Penemuan penderita pasif/Passive Case Detection
(PCD) melalui unit pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta.
(2) Penyelidikan Epidemiologi (PE) terhadap semua
kasus positif untuk menentukan asal penularan.
(3) Follow up pengobatan penderita.
(4) Surveilans migrasi untuk mencegah masuknya kasus
impor.
b) Pada tingkat reseptifitas dan vulnerabilitas tinggi dilakukan
kegiatan seperti diatas ditambah kegiatan Active Case
Detection (ACD) dan pengendalian vektor yang sesuai
untuk menurunkan reseptivitas.
Disamping kegiatan kewaspadaan seperti diatas, masih
dilakukan kegiatan surveilans yang lain seperti :
a. Melaporkan dengan segera semua kasus positif yang
ditemukan.
b. Mempertahankan sistem informasi malaria yang baik
sehingga semua kasus dan hasil kegiatan intervensi dapat
dicatat dan dilaporkan.
c. Mencatat semua kasus positif dalam buku register di

5
kabupaten/kota, provinsi, dan pusat.
d. Melakukan pemeriksaan genotipe isolate parasit.
e. Melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) terhadap fokus
malaria untuk menentukan asal dan luasnya penularan.
Membuat peta Geographical Information System (GIS)
berdasarkan data fokus, kasus, genotipe isolate parasit,
vektor dan kegiatan intervensi serta klasifikasinya
f. Membuat peta Geographical Information System (GIS)
berdasarkan data fokus, kasus, genotipe isolate parasit,
vektor dan kegiatan intervensi
2) Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
a) Di wilayah dengan tingkat reseptifitas dan vulnerabilitas yang
tinggi, untuk menurunkan reseptivitas bila perlu dilakukan
pengendalian vektor yang sesuai di lokasi tersebut, seperti
larvasidasi atau manajemen lingkungan.
b) Di lokasi fokus bila ditemukan penderita dengan penularan
setempat dan atau penderita introduce, dilakukan
pengendalian vektor yang sesuai di lokasi tersebut, seperti
penyemprotan rumah atau pembagian kelambu
berinsektisida.
3) Peningkatan Sumber Daya Manusia
Melakukan refreshing dan motivasi kepada petugas mikroskopis
agar tetap menjaga kualitas dalam pemeriksaan Sediaan Darah
(SD).

4) Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).


a) Meningkatkan promosi kesehatan untuk mencegah
kembalinya penularan dari kasus impor yang terlambat
ditemukan
b) Menggalang kemitraan dengan berbagai program, sektor,

6
LSM, organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan,
organisasi profesi, organisasi internasional, lembaga donor,
dunia usaha dan seluruh masyarakat.
c) Melakukan integrasi dengan program lain dalam kegiatan
penurunan reseptifitas.
d) Melakukan advokasi dan sosialisasi agar mendapat dukungan
politik dan jaminan dalam penyediaan dana, minimal untuk
pemeliharaan eliminasi (mencegah penularan kembali).
5) Penemuan dan Tatalaksana Penderita
a) Di wilayah dengan tingkat reseptifitas dan vulnerabilitas yang
rendah, penemuan penderita secara dini cukup dengan
kegiatan PCD melalui unit pelayanan kesehatan pemerintah
maupun swasta.
b) Pada wilayah dengan tingkat reseptifitas dan vulnerabilitas
yang tinggi, penemuan penderita secara dini disamping PCD
juga dilakukan ACD oleh JMD.
c) Semua SD (Sediaan Darah) diperiksa silang (Cross check) di
laboratorium rujukan di kabupaten/kota, bila hasil
pemeriksaan berbeda atau tidak sesuai (discordance), maka
slide tersebut di periksa silang di laboratorium rujukan
provinsi.
d) Mengobati semua penderita malaria (kasus positif) dengan
Artemisinin-based Combination Therapy (ACT).
e) Melakukan follow up pengobatan untuk penderita malaria P.
falciparum pada hari ke-7 dan hari ke-28 setelah pengobatan,
sedangkan untuk penderita malaria P. vivax follow up
dilakukan pada hari ke-7, hari ke-28 sampai 3 bulan setelah
pengobatan.

7
b. Provinsi :
Provinsi yang dapat diusulkan oleh Komisi Penilaian Eliminasi
Malaria untuk ditetapkan oleh Menkes RI sebagai penerima
sertifikat eliminasi adalah :
1) Seluruh kabupaten/kota di wilayahnya sudah menerima
sertifikat eliminasi malaria.
2) Selama 2 tahun terakhir sudah melaksanakan kegiatan
tahap pemeliharaan terutama mencegah munculnya
kembali kasus dengan penularan setempat (indigenous).
3) Memfasilitasi dan memastikan pelaksanaan kegiatan
pemeliharaan di Kabupaten/Kota.

C. INSTRUMEN PENILAIAN.
Instrumen (tools) penilaian sertifikasi eliminasi malaria terdiri dari:
1. Kabupaten/kota endemis
Instrument (tools) penilaian kabupaten/kota endemis berisi 11
persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapat sertifikat eliminasi
malaria yaitu :
1) Unit pelayanan kesehatan setempat baik pemerintah maupun
swasta mampu mendeteksi kasus secara dini dan mengobati
secara tepat.
2) Puskesmas dan dinas kesehatan setempat mampu
menindaklanjuti kasus impor yang ditemukan.
3) Tersedianya mikroskopis dengan kualitas pemeriksaan sediaan
darah yang baik terutama di wilayah reseptif.
4) Adanya register kasus malaria yang mencakup wilayah eliminasi
secara lengkap.
5) Surveilans dilaksanakan dengan baik termasuk surveilans
migrasi dan dapat menjangkau seluruh wilayah eliminasi.
6) Di wilayah yang reseptivitasnya tinggi dilakukan surveilans
vektor, termasuk effikasi insektisida dan resistensi vektor.

8
7) Berfungsinya SKD – KLB dan mampu melakukan
penanggulangan secara cepat bila terjadi KLB.
8) Setiap kasus positif dilakukan penyelidikan epidemiologi untuk
menentukan asal penularan.
9) Adanya peraturan daerah atau peraturan perundangan lain yang
mendukung dan menjamin tersedianya dana secara
berkesinambungan untuk pemeliharaan eliminasi
malaria(mencegah penularan kembali).
10) Adanya sosialisasi/penyuluhan yang berkesinambungan tentang
pencegahan malaria kepada wisatawan/ pendatang untuk
menghindari penularan malaria, antara lain dengan
menggunakan kelambu berinsektisida, repellent, pengobatan
profilaksis.
11) Bila diperlukan adanya koordinasi lintas batas kabupaten / kota
dan provinsi.
Instrument (Tools) penilaian terkait persyaratan diatas
menggunakan format terlampir, Lampiran 1.

2. Kabupaten/kota non endemis,


Instrument (tools) penilaian kabupaten/kota non endemis
terdiri dari 2 persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapat
sertifikat eliminasi malaria yaitu :
a. Rumah Sakit Rujukan
b. Sistem surveilans
Instrument (Tools) penilaian terkait persyaratan diatas
menggunakan format terlampir, Lampiran 2

3. Provinsi
Instrument (tools) penilaian untuk tingkat provinsi,
Lampiran 3.

9
BAB III
PELAKSANAAN PENILAIAN

Kegiatan penilaian eliminasi malaria dilaksanakan dengan prosedur


dan cara-cara sebagai berikut :

A. Kabupaten /Kota
1. Prosedur pelaksanaan
a. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang wilayahnya
memenuhi kriteria pengusulan eliminasi dapat mengajukan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi untuk dilakukan
penilaian eliminasi dengan melampirkan data pendukung yang
harus dipenuhi.
b. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi menunjuk Tim Penilai
Eliminasi Malaria Provinsi untuk melakukan validasi dan
verifikasi data yang disampaikan kabupaten/kota
c. Tim Penilai Eliminasi Malaria Provinsi terdiri dari unsur internal
dan external yang akan melakukan penilaian dalam bidang :
surveilans, laboratorium, tatalaksana kasus, pengendalian faktor
risiko dan kemitraan sesuai dengan instrumen (tools) penilaian
terlampir.
d. Kabupaten/ Kota yang memenuhi kriteria untuk dilakukan
penilaian eliminasi disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi kepada Direktur Jendral PP dan PL dengan tembusan
Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang untuk
dilakukan penilaian oleh Tim Penilai Pusat bersama Tim Penilai
Provinsi atau hanya oleh Tim Penilai Provinsi
e. Hasil Penilaian Tim penilai Pusat dan atau Provinsi dilaporkan
kepada Komisi Penilaian Eliminasi Malaria untuk dilakukan
review dan penilaian terhadap kriteria dan persyaratan eliminasi

10
malaria yang harus dipenuhi untuk mendapat sertikat eliminasi
malaria dari Pemerintah (Kementerian Kesehatan). Bila
diperlukan Komisi Eliminasi dapat melakukan uji petik terhadap
hasil penilaian Tim Pusat dan provinsi.

2. Langkah-langkah penilaian.
a. Pertemuan di Provinsi.
Sebelum dilaksanakan penilaian eliminasi malaria di Kabupaten /
Kota, tim penilai eliminasi malaria pusat dan provinsi
melaksanakan pertemuan dengan Kepala Dinas Kesehatan dan
atau Kepala Bidang yang membawahi program malaria dan staf
untuk membahas rencana penilaian kabupaten / kota yang
diusulkan.
Tujuan pertemuan :
1) Diperolehnya penjelasan tentang alasan penunjukan
kabupaten/kota yang diusulkan untuk dilakukan penilaian
eliminasi malaria.
2) Disepakatinya cara dan jadual penilaian eliminasi malaria di
kabupaten / kota.
3) Disepakatinya pembagian tugas tim penilai pusat dan
provinsi dalam pengumpulan data sesuai topik dalam
formulir penilaian eliminasi.
Peserta pertemuan :
1) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan atau Kabid yang
membawahi program malaria dan staf.
2) Tim penilai eliminasi malaria pusat dan provinsi.

b. Penilaian Eliminasi
1) Tim penilai eliminasi malaria pusat dan provinsi mengunjungi
Dinas Kesehatan kabupaten/kota yang akan dinilai dan

11
melakukan pertemuan dengan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota dan staf serta semua kepala Puskesmas di
wilayah kerjanya.
Pada pertemuan tersebut dilakukan :
a) Pemaparan situasi malaria secara lengkap sekurang-
kurangnya selama 3 tahun terakhir oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota
b) Diskusi dan wawancara tentang topik penilaian eliminasi
mengacu pada instrument penilaian eliminasi, Lampiran 1.

2) Setelah selesai pertemuan dengan Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten/ Kota dan staf, tim penilai eliminasi malaria pusat
dan provinsi mengunjungi puskesmas/desa yang pernah
terjadi penularan setempat pada 3 tahun yang lalu.
Kunjungan ke Puskesmas/desa dimaksudkan untuk validasi
dan verifikasi, observasi guna melengkapi data yang telah di
dapat dari Dinas Kesehatan, Kegiatan di puskesmas/desa
antara lain wawancara dengan kepala puskesmas , petugas
laboratorium, pemegang program malaria, KIA dan petugas
lain yang terkait dengan upaya pengendalian malaria. Hasil
wawancara, observasi dan diskusi di puskesmas/desa
direkam dalam formulir. Lampiran 1.

3) Tim penilai eliminasi malaria pusat dan provinsi melakukan


kunjungan ke RSU Daerah atau rumah sakit rujukan malaria
lainnya. Informasi yang perlu diperoleh dari RS tersebut
adalah :
(a) Kerjasama dengan Dinas Kesehatan apabila ditemukan
kasus malaria positif yang dirawat di rumah sakit untuk
tindak lanjut penanggulangan dilapangan.

12
(b) Mikroskopis dan sarana labolatorium untuk pemeriksaan
malaria
(c) Tatalaksana penderita malaria

B. Provinsi
1. Prosedur pelaksanaan
a. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi yang seluruh Kabupaten /
Kota di wilayahnya sudah mendapat sertifikat eliminasi dan
selama 2 tahun berturut-turut mampu melaksanakan kegiatan
tahap pemeliharaan terutama mencegah munculnya kembali
kasus dengan penularan setempat (indigenous), dapat
mengusulkan kepada Menteri Kesehatan RI melalui Direktur
Jenderal PP dan PL untuk untuk mendapat sertifikat eliminasi
dengan melampirkan data pendukung yang harus dipenuhi.
b. Direktorat Jenderal PP dan PL menugaskan Tim Penilai
Eliminasi Malaria Pusat untuk melakukan validasi dan
verifikasi data tersebut.
c. Tim penilai eliminasi malaria pusat terdiri dari unsur-unsur :
surveilans, diagnosis (laboratorium), tatalaksana, pengendalian
faktor risiko (Vektor) dan kemitraan.
d. Tim Penilai Eliminasi malaria Pusat melakukan penilaian di
lapangan.
e. Hasil Penilaian disampaikan kepada Komisi Eliminasi Malaria
untuk dilakukan review dan penilaian terhadap kriteria dan
persyaratan eliminasi malaria yang harus dipenuhi untuk
mendapat sertikat eliminasi malaria dari Pemerintah
(Kementerian Kesehatan RI). Bila diperlukan Komisi Eliminasi
dapat melakukan uji petik terhadap hasil penilaian Tim Pusat .

13
2. Langkah-langkah penilaian
a. Melakukan pertemuan di tingkat provinsi yang dihadiri oleh
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas
Kabupaten/Kota dan pejabat terkait. Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi atau pejabat yang ditunjuk mempresentasikan situasi
malaria di Provinsi tersebut secara lengkap sekurang-
kurangnya selama 2 tahun terakhir. Tim penilai eliminasi malaria
pusat melakukan wawancara /diskusi /bertanya kepada
pembicara sesuai topik penilaian.
b. Melakukan kunjungan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang diperkirakan dapat mewakili situasi dan kondisi malaria
dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang lainnya.untuk
validasi, verifikasi dan observasi guna melengkapi data yang
telah diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi. Kegiatan di
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota antara lain wawancara
dengan kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Kepala
Bidang P2/Kepala seksi yang menangani pengendalian malaria,
pemegang program malaria, dan petugas lain yang terkait
dengan upaya pengendalian malaria. Selain itu dapat dilakukan
kunjungan ke daerah reseptif yang dalam 5 tahun terakhir masih
terjadi penularan. Hasil wawancara, observasi dan diskusi di
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota direkam dalam, Lampiran 1.
c. Melakukan kunjungan ke RSU Daerah atau rumah sakit rujukan
malaria lainnya. Informasi yang perlu ditanyakan dari rumah
sakit tersebut adalah :
1) Kerjasama dengan Dinas Kesehatan apabila ditemukan
kasus malaria positif yang dirawat di rumah sakit untuk
tindak lanjut penanggulangan dilapangan.
2) Mikroskopis dan sarana labolatorium untuk pemeriksaan
malaria

14
3) Tataksana penderita malaria di RSU (Rawat inap & Rawat
jalan)
4) Ketersediaan logistik (OAM dan bahan/alat laboratorium
malaria).
d. Melakukan kunjungan ke jejaring laboratorium malaria tingkat
provinsi. Informasi yang perlu ditanyakan terkait jejaring
laboratorium malaria adalah:
1) Kerjasama antara Dinas Kesehatan dengan rujukan
laboratorium malaria terdiri dari: sarana,prasarana,dan
tenaga.
2) Sistem pemantapan mutu internal maupun eksternal
(misalnya uji kualitas reagensia, uji silang dari setiap kasus
positif yang ditemukan di setiap layanan kesehatan).
3) Sistem pelaporan, feedback dan monitoring evaluasi tentang
mutu laboratorium.

15
BAB IV
PELAPORAN

Dalam kegiatan penilaian eliminasi perlu disusun laporan sebagai


hasil penilaian eliminasi untuk memberikan gambaran dalam menentukan
kelayakan guna mendapatkan sertifikat eliminasi. Laporan yang harus
dibuat oleh tim penilai terdiri dari 2 jenis yaitu laporan sementara dan
laporan akhir.

A. Tingkat kabupaten/kota
1. Laporan sementara
Laporan sementara adalah laporan singkat hasil penilaian
eliminasi malaria di kabupaten / kota yang disusun bersama oleh
Tim Penilai Eliminasi Pusat dan Tim penilai Eliminasi Provinsi di
lokasi penilaian. Laporan ini merupakan rangkuman dari hasil
penilaian untuk disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota segera
setelah selesai pelaksanaan penilaian. Laporan sementara sebagai
berikut:
a. Persyaratan pokok eliminasi malaria
1) SPR kurang dari 5%
2) API < 1 per 1000 penduduk
3) Tidak ditemukan kasus indigenous 3 tahun terakhir
b. Kinerja surveilans dan SKD KLB
1) ketepatan dan kelengkapan laporan
2) analisis deskriptif
3) penyelidikan epidemiologi setiap kasus positif
4) surveilans migrasi

16
c. Laboratorium
1) Kualitas pemeriksaan laboratorium
2) Petugas terlatih
3) Bahan dan peralatan laboratorium
d. Tatalaksana kasus
1) Pengobatan sesuai standar
2) Ketersedian OAM (Obat Anti Malaria)
e. Komitmen Pemda
1) Payung hukum
2) Pendanaan
f. Kemitraan
1) Kerjasama lintas program dan sektor terkait
2) Pemberdayaan masyarakat
g. Daerah reseptif
1) Pemetaan daerah reseptif
2) Surveilans vektor
3) Upaya penanggulangan
h. Rekomendasi
1) Disetujui diusulkan kepada komisi penilaian eliminasi untuk
mendapat sertifikasi eliminasi malaria.
2) Ditunda untuk diusulkan kepada komisi penilaian eliminasi
untuk mendapat sertifikasi eliminasi malaria.

2. Laporan akhir
Laporan akhir adalah laporan lengkap hasil penilaian
eliminasi malaria kabupaten/kota yang disusun oleh Tim Penilai
Eliminasi Malaria Pusat, berisi uraian lengkap dari laporan
sementara yang sudah diserahkan kepada kepala dinas kesehatan
provinsi dan kabupaten/kota. Laporan ini akan disampaikan kepada
komisi penilaian eliminasi untuk dilakukan review dan penilaian

17
terhadap persyaratan sertifikasi eliminasi. Hasil review disampaikan
kepada Direktur Jenderal PP dan PL untuk di teruskan kepada
Menteri Kesehatan sebagai bahan pertimbangan untuk mendapat
sertifikat eliminasi malaria dari Pemerintah (Kementerian
Kesehatan). Format laporan akhir hasil penilaian eliminasi malaria,
Lampiran 4.

B. Tingkat Provinsi
1. Laporan sementara
Laporan sementara adalah laporan singkat hasil penilaian
eliminasi malaria di provinsi yang disusun oleh Tim Penilai Eliminasi
Pusat di lokasi penilaian. Laporan ini merupakan rangkuman dari
hasil penilaian untuk disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi segera setelah selesai pelaksanaan penilaian. Laporan
sementara sebagai berikut :
a. Proses penilaian (berdasarkan waktu, tempat dan cara)
b. Data kasus malaria bulanan selama 3 tahun terakhir : data
individual (impor, indigenous).
c. Rumah Sakit Rujukan (rawat jalan, rawat inap, sk penunjukan,
dokter penanggung jawab, laboratorium, tatalaksana kasus dll).
d. Follow up pengobatan.

2. Laporan akhir
Laporan akhir adalah laporan lengkap hasil penilaian eliminasi
malaria di provinsi yang disusun oleh Tim Penilai Eliminasi Malaria
Pusat, berisi uraian lengkap dari laporan sementara yang sudah
diserahkan kepada kepala dinas kesehatan provinsi. Laporan ini
akan disampaikan kepada komisi penilaian eliminasi untuk dilakukan
review dan penilaian terhadap persyaratan sertifikasi eliminasi. Hasil
review disampaikan kepada Direktur Jenderal PP dan PL untuk di

18
teruskan kepada Menteri Kesehatan sebagai bahan pertimbangan
untuk mendapat sertifikat eliminasi malaria dari Pemerintah
(Kementerian Kesehatan). Format laporan akhir hasil penilaian
eliminasi malaria, Lampiran 5.

19
BAB V
PENUTUP

Membebaskan masyarakat dari malaria (eliminasi malaria) sesuai


dengan kesepakatan global pada sidang WHA ke 60 di Geneva tahun
2007 tentang eliminasi malaria bagi tiap negara dan komitmen regional
(Asia Pacific Malaria Elimination Network/APMEN) tahun 2014 tentang
eliminasi malaria diseluruh kawasan Asia Pasifik pada tahun 2030
merupakan investasi bangsa karena bebas malaria dapat meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, mengatasi kemiskinan, kebodohan dan
ketertinggalan.
Untuk mencapai eliminasi malaria pemerintah telah melaksanakan
berbagai strategi dan kegiatan intensifikasi pengendalian malaria diseluruh
tanah air. Upaya ini telah menunjukkan hasil yang menggembirkan karena
sampai dengan tahun 2014 sebanyak 213 kabupaten / kota di Indonesia
telah dinyatakan bebas malaria.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) tahun 2015 – 2019, Eliminasi malaria telah ditetapkan sebagai
Indikator Kinerja Prioritas (IKP) dari program pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan sehingga perlu disiapkan petunjuk teknis penilaian
sertifikasi eliminasi malaria.
Petunjuk teknis ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi semua
pihak yang terkait dengan pengendalian malaria pada umumnya,
khususnya tim penilai eliminasi malaria pusat dan provinsi dalam
melaksanakan penilaian eliminasi malaria.

20
LAMPIRAN 1

Instrumens (tools) penilaian eliminasi malaria kabupaten/kota endemis

Wawancara Buat Catatan & Observasi Buat Catatan


No Persyaratan Kriteria
Simpulan Catatan dan Simpulan
1 Surveilans a. Petugas kesehatan Pimpinan dan wasor (Kab/Pkm): Kab/Pkm
dilaksanakan di fasilitas pelayanan (1) Pedoman surveilans
dengan baik kesehatan
 (1) Pemahaman pimpinan terhadap 
tahapan eliminasi malaria, cara- (buku/Flowchart)
termasuk memahami dan cara penemuan kasus dan
 (2) Jumlah tenaga terlatih
surveilans menerapkan tatalaksana kasus/rujukan
migrasi dan pengertian suspek
dapat malaria,konfirmasi,  (2) Pengertian dan implikasi
menjangkau indigenous, relaps kesehatan masyarakat terhadap
penemuan kasus suspek,

21
seluruh dan kasus import.
konfirmasi, impor dan indigenous
wilayah
eliminasi.  (3) Upaya peningkatan jumlah dan
mutu petugas kesehatan
masyarakat dalam penemuan dan
tatalaksana kasus malaria
Wawancara Buat Catatan & Observasi Buat Catatan
No Persyaratan Kriteria
Simpulan Catatan dan Simpulan
b. Adanya pelaporan Pimpinan dan wasor (Kab/Pkm) Kab/Pkm
rutin data malaria (1) Observasi bagus tidaknya
dari setiap fasilitas
 (1) Bagus atau jeleknya sistem 
penemuan, pemeriksaan, arsip Pelaporan Bulanan
pelayanan pencatatan harian, dan pelaporan Malaria dalam tiga tahun
kesehatan (laporan rutin bulanan terakhir. Mintalah
bulanan penemuan ditunjukkan data pada bulan
& pengobatan  (2) Upaya pengendalian laporan tertentu secara acak
penderita) dari Puskesmas ke Kab/Kota dan
dari PP/bidan/dsb ke Puskesmas  (2) Observasi arsip absensi
(zero reporting) dalam rangka kelengkapan
laporan dari Pkm ke Kab,
 (3) Memperkirakan berapa besar atau dari PP/bidan ke Pkm
kemungkinan kasus malaria lolos
dari penemuan menurut desa,
kelompok masyarakat atau musim
tertentu
c. Setiap kasus suspek Kab Kab

22
malaria dikonfirmasi (1) Jumlah dan kualitas fasilitas (1) Observasi data kasus
laboratorium, dicatat
 
pelayanan kesehatan menerapkan malaria beberapa bulan
dalam register pemeriksaan kasus malaria terakhir tentang adanya
laboratorium (lab standar/mikroskopis sejumlah kasus suspek tanpa
Puskesmas, mikroskopis
Labkesda/Lab  (2) Jika ada, bahas mengapa masih
rujukan) ada kasus-kasus suspek tanpa uji
mikroskopis
Pkm Pkm
 (1) Observasi nama-nama
 (1) Alur penemuan kasus, kasus suspek di bagian
pemeriksaan medik, pemeriksaan
mikroskopis dan pencatatan dalam poliklinik dan nama-nama
register, serta pelaporannya. Bahas kasus yang diperiksa
permasalahan dan solusinya mikroskopis.
 (2) Hitung jumlah kasus
malaria di register poliklinik
dan di register mikroskopis
Wawancara Buat Catatan & Observasi Buat Catatan
No Persyaratan Kriteria
Simpulan Catatan dan Simpulan
d. Laporan Kab/Pkm
masyarakat (kader, Pengelola program :
JMD, JML, TOMA, (1) Peraturan pemeriksaan bagi
TOGA) tentang

migran
adanya
migran/wisatawan  (2) Sosialisasi, papan
yg datang dari pengumuman, brosur tentang
daerah endemis pemeriksaan bagi migran
malaria  (3) Dimana saja pemeriksaan
dilakukan dan bahas
pemanfaatannya oleh migran
e. Orang dengan Kab/Pkm/fasilitas pelayanan kesehatan Kab/Pkm/fasilitas pelayanan
riwayat perjalanan atau institusi (KKP, TNI, POLRI, kesehatan atau institusi (KKP,
dari daerah sekolah, dll) TNI, POLRI, sekolah dll)
endemis dan atau
disertai demam
 (1) Peraturan dan penerapannya  (1) SOP skrining malaria

23
tentang pemeriksaan bagi pelaku bagi pelaku perjalanan dari
diperiksa/skrining perjalanan dari daerah endemis daerah endemis(copy)
di fasilitas
pelayanan  (2) Hasil pelaksanaan, hambatan  (2) Pencatatan dan pelaporan
dan solusinya hasil skrining.
kesehatan (mis
TNI, POLRI, KKP,
RS, Puskesmas dll)
atau diperiksa oleh
petugas di lapangan
f. Pelaksanaan ACD Kab/Pkm Kab/Pkm
 (1) Adanya wilayah fokus, reseptif  (1) Contoh Laporan kegiatan
dan vulnerable ACD (copy)
 (2) Penerapan PCD dan ACD di
wilayah ini, permasalahan dan
solusinya
Wawancara Buat Catatan & Observasi Buat Catatan
No Persyaratan Kriteria
Simpulan Catatan dan Simpulan
g. Keterlibatan Kabupaten Kabupaten
pelayanan (1) Laporan kegiatan di
kesehatan swasta
 (1) Penemuan, penegakan 
diagnosis, pengobatan, rujukan praktek swasta, terutama
(klinik/dokter) malaria pada praktek swasta. kelengkapan laporan
dalam tatalaksana (ada/tidak)
kasus sesuai  (2) Pencatatan dan pelaporan
standar, pencatatan KLB atau laporan rutin dari
dan pelaporan. semua praktek swasta

Puskesmas Puskesmas
(1) Penemuan, penegakan  (1) Registrasi rujukan
 pemeriksaan laboratorium
diagnosis, pengobatan, rujukan
malaria pada praktek swasta. dari klinik swasta (ada/tidak)

 (2) Pencatatan dan pelaporan KLB


atau laporan rutin dari semua

24
praktek swasta
 (3) Rujukan pemeriksaan
laboratorium dari praktek swasta.
h. Adanya pemetaan Kab/Pkm Kab/Pkm
fokus malaria di (1) Frekuensi dan kualitas (1) Peta kasus indegeneus
kab/kota menurut
 
pemetaan dan import menurut desa per
Puskesmas dan desa tahun (ada/tidak) (copy)
setiap tahun  (2) Pemanfaatan peta dalam upaya
eliminasi, termasuk hasil kegiatan
tersebut
Wawancara Buat Catatan & Observasi Buat Catatan
No Persyaratan Kriteria
Simpulan Catatan dan Simpulan
i. Adanya kajian Kab/Pkm Kab/Pkm
epidemiologis
(kelompok umur,
 (1) Pemanfatan data malaria dalam  (1) Tabel analisis kasus
monitor dan evaluasi serta menurut desa dan bulan
jenis kelamin, membantu menentukan upaya (PWS) (ada/tidak)
pekerjaan) terhadap penanggulangan malaria yang
kasus konfirm pada lebih fokus, terarah dan sistematis
 (2) Tabel/grafik/peta analisis
tempat dan waktu kasus berdasarkan wilayah,
serta berkelanjutan. Bahas kelompok umur , jenis
tertentu . pemanfatan tabel, grafik, peta kelamin, pekerjaan per tahun
malaria, vektor dan cakupan dalam tiga tahun terakhir
program. (ada/tidak)
2 Adanya register Ada register Kab/Pkm Kab
kasus malaria individual kasus (1) Sistem perekaman
yang mencakup (ACD dan PCD) di
  (1) Register kasus malaria
manual/program, dan jenis individual berdasarkan
wilayah setiap pelayanan software yang digunakan laporan layanan
eliminasi secara kesehatan kesehatandalam 3 tahun

25
 (2) Bentuk data individual/agregat
lengkap (Puskesmas, RS dll) (ada/tidak) (copy)
dilaporkan ke Dinkes  (3) Kelengkapan variabel
kab/kota, provinsi  (4) Kemudahan data untuk  (2) Data Absensi laporan
Puskesmas dalam 3 tahun
dan pusat yang menganalisis perkembangan kasus
tervalidasi (sesuai terakhir (ada/tidak) (copy)
mingguan, bulanan, tahunan
pedoman menurut wilayah (desa), dan
penyelenggaraan perkembangan kasus
surveilens dan sistem impor/indigenous
informasi malaria (5) Kemudahan dalam monitor
2013 lampiran 10.3 
kelengkapan laporan / absensi
formulir register
harian malaria di  (6) Kemudahan dalam membuat
puskesmas) laporan
Wawancara Buat Catatan & Observasi Buat Catatan
No Persyaratan Kriteria
Simpulan Catatan dan Simpulan
3 Unit pelayanan a. Petugas kesehatan Kab Kab
kesehatan baik memahami tentang (1) Pedoman tatalaksana
pemerintah penyakit malaria,
 (1) Pemahaman petugas (wasor) 
tentang eliminasi malaria, makna (ada/tidak)
maupun swasta diagnosis dan kasus suspek, kasus impor dan
 (2) Tenaga terlatih dalam
mampu pengobatan kasus indegenous terhadap diagnosis, tatalaksana kasus
mendeteksi kesehatan masyarakat (lihat 1a)
kasus secara malaria atau pelatihan dasar
dini dan malaria (ada/tidak) (copy)
mengobati Pkm Pkm
secara tepat. (1) Pemahaman petugas (wasor)
  (1) Pedoman tatalaksana
tentang eliminasi malaria, makna (ada/tidak)
kasus suspek, kasus impor dan
 (2) Tenaga terlatih dalam
kasus indegenous terhadap
kesehatan masyarakat (lihat 1a) diagnosis, tatalaksana kasus
malaria atau pelatihan dasar
 (2) Kepekaan petugas dalam mmalaria (ada/tidak)(copy)

26
mengidentifikasi kasus malaria di
poliklinik
 (3) Pemeriksaan mikroskopis
 (4) Tatalaksana kasus
Wawancara Buat Catatan & Observasi Buat Catatan
No Persyaratan Kriteria
Simpulan Catatan dan Simpulan
b. Sarana penunjang Kab Kab
laboratorium (1) Observasi kelengkapan
 (1) Pengembangan fasilitas 
pelayanan dengan kemampuan dan pemanfaatan sarana
mikroskopis penunjang diagnostic /
mikroskopis cross checker
 (2) Pelatihan/refreshing tenaga (ada/tidak)
mikroskopis
 (2) Hasil uji profisiensi unit
 (3) Supervisi crosschecker (ada/tidak)
 (4) Pelaksanaan crosscheck di (copy)
kab/kota
 (3) Data hasil uji silang
semua fasilitas pelayanan
kesehatan dalam 3 tahun
terakhir (ada/tidak) (copy)
Pkm Pkm

27
 (1) Pengembangan unit  (1) Observasi kelengkapan
mikroskopis dan pemanfaatan sarana
(2) Pelatihan/refreshing tenaga penunjang diagnostic /
 mikroskopis cross checker
mikroskopis
(ada/tidak) pan balik dari
 (3) Supervisi croschecker (ada/tidak)
 (4) Pemanfaatannya
Wawancara Buat Catatan & Observasi Buat Catatan
No Persyaratan Kriteria
Simpulan Catatan dan Simpulan
c. Ketersedian OAM Kab Kab
dan mengetahui (1) Jumlah OAM tersedia
prosedur
 (1) Sistem logistik OAM 
permintaan OAM Pkmdan Rumah Sakit Pkm
 (1) Sistem penyimpanan,  (1) Jumlah kasus konfirmasi
permintaan dan pemanfatan OAM yang mendapat OAM
di fasyankes (2) Jumlah OAM tersedia

 (2) Sistem permintaan OAM ke
Dinkes Kab/Kota.
 (3) Cakupan kasus konfirmasi
mendapat OAM
d. Registrasi kasus 1. Kab/Pkm

 (1) Penemuan, pemeriksaan, uji

28
mikroskopis dan perekaman data
kasus malaria di fasyankes (lihat
2)
e. Pelaporan kasus ke Kab/Pkm Kab
Dinkes kurang dari (1) Sistem laporan kasus (1) Doklumen laporanKLB
24 jam
 
konfirmasi sebagai laporan KLB 24 jam atau laporan kasus
24 jam segera dari fasyankes.
 (2) Respon Kab/Pkm
Penyelidikan dan penanggulangan Pkm
malaria di lapangan  (1) Dokumen laporan KLB
24 jam atau laporan kasus
segera ke Dinkes Kab/Kota
Wawancara Buat Catatan & Observasi Buat Catatan
No Persyaratan Kriteria
Simpulan Catatan dan Simpulan
4 Puskesmas dan a. Cross notifikasi Kab/Pkm Kab
dinas kesehatan dilakukan (surat (1) Arsip surat cross
setempat dinas kesehatan).
 (1) Sistem cross notifikasi dan 
penerapannya, baik pertemuan notifikasi
mampu maupun tukar informasi secara
 (2) Notulen hasil pertemuan
menindaklanjuti rutin atau per kejadian
kasus impor
yang ditemukan. Pkm
 (1) Adanya penggolongan
“luar wilayah” berikut asal
kedatangan penderita
(kabupaten) dalam
pencatatan kasus di
puskesmas
5 Tersedianya a. Pelaksana Kab/Pkm Kab
mikroskopis pemeriksaan (1) Jumlah, kualitas dan distribusi (1) Daftar tenaga
dengan kualitas mikroskopis di
 

29
tenaga mikroskopis menunjang mikroskopis menurut status
pemeriksaan pelayanan kesehatan pemeriksaan malaria pelatihan atau kompetensi
sediaan darah (unit laboratorium) menurut fasyankes
yang baik telah terlatih. (ada/tidak) (copy)
terutama di
wilayah reseptif. Pkm
 (1) Daftar tenaga
mikroskopis menurut status
pelatihan atau kompetensi
menurut fasyankes
(ada/tidak) (copy)
Wawancara Buat Catatan & Observasi Buat Catatan
No Persyaratan Kriteria
Simpulan Catatan dan Simpulan
b. Prosedur uji silang Kab/Pkm Kab (lihat 3b)
dilaksanakan (1) Observasi kelengkapan
ditandai dengan
 (1) Penerapan sistem uji silang 
kasus malaria, permasalahan dan dan pemanfaatan sarana
pengirman slide ke solusi penunjang diagnostic /
laboratorium cross mikroskopis cross checker
check.  (2) Upaya kendali mutu (ada/tidak)
mikroskopis
 (2) Hasil uji profisiensi unit
crosschecker (ada/tidak)
(copy)
 (3) Data hasil uji silang
semua fasilitas pelayanan
kesehatan dalam 3 tahun
terakhir (ada/tidak) (copy)
Pkm (lihat 3b)

30
 (1) Observasi kelengkapan
dan pemanfaatan sarana
penunjang diagnostic /
mikroskopis cross checker
(ada/tidak)
 (2) Adanya umpan balik hasil
uji silang
Wawancara Buat Catatan & Observasi Buat Catatan
No Persyaratan Kriteria
Simpulan Catatan dan Simpulan
c. Secara teratur Kab/Pkm Kab
setiap tiga bulan, (1) Laporan hasil uji baca
petugas
 (1) Penerapan sistem kendali mutu 
unit mikroskopis fasyakes dengan petugas mikroskopis
mikroskopis di membaca slide standar (ada/tidak) (copy).
unit pelayanan
kesehatan Pkm
membaca slide
standar.  (1) Kunjungan petugas uji
silang untuk membaca slide
standar (ada/tidak).

d. Unit laboratorium Kab Kab


cross check (1) Penerapan sistem kendali mutu (1) Laporan hasil uji
provinsi dan atau
 
unit mikroskopis kab /crosschecker proficiency )ada/tidak)
kabupaten/kota dengan uji proficiency (copy)
memenuhi uji

31
proficiency
jejaring
laboratorium dan
kendali mutu.

6 Setiap kasus Adanya laporan Kab/Pkm Kab/Pkm


positif harus hasil penyelidikan (1) Penerapan penyelidikan (1) Form PE dan laporannya
dilakukan epidemiologi
 
epidemiologi terhadap kasus-kasus (ada/tidak)
penyelidikan (formulir malaria konfirmasi
 (2) Laporan PE dalam 3
epidemiologi penyelidikan
 (2) Perbedaan jumlah kasus tahun terakhir (ada/tidak)
untuk epidemiologi) untuk
menentukan asal setiap kasus positif konfirmasi yang ditemukan dan (copy)
penularan. yang dilakukan penyelidikan serta (lihat form PE)
penanggulangan kasus di lapangan
Wawancara Buat Catatan & Observasi Buat Catatan
No Persyaratan Kriteria
Simpulan Catatan dan Simpulan
7 Adanya a. Perda Kab Kab
peraturan b. Pergub (1) Dokumen peraturan
daerah atau c. Perbub/Perwalkot
 (1) Peraturan perundangan 
mendukung upaya eliminasi dan (ada/tidak) (copy)
peraturan d. SK Kadinkes pencegahan penularan malaria
perundangan e. Dan lain-lain
lain yang  (2) Kebijakan Bupati/Walikota dan
mendukung dan DPRD
menjamin  (3) Dukungan anggaran belanja
tersedianya daerah
dana secara
berkesinambung
an untuk
pemeliharaan
eliminasi
malaria(menceg

32
ah penularan
kembali).
Wawancara Buat Catatan & Observasi Buat Catatan
No Persyaratan Kriteria
Simpulan Catatan dan Simpulan
8 Adanya Kab/Pkm Kab/Pkm
sosialisasi/peny (1) Bahan KIE di tempat
uluhan yang
 (1) Upaya pencegahan penularan 
malaria bagi penduduk yang umum (ada/tidak)
berkesinambun datang di wilayah fokus
 (2) Dokumentasi sosialisasi
gan tentang
kepada penduduk yang akan
pencegahan
malaria kepada bermigrasi ke wilayah fokus
wisatawan/pend malaria
atang untuk
menghindari
penularan
malaria, antara
lain dengan
menggunakan
kelambu

33
berinsektisida,
repellent,
pengobatan
profilaksis.

9 Di wilayah a. Adanya peta daerah Kab/Pkm Kab/Pkm


yang reseptif dan fokus (1) Pemantauan dan upaya (1) Laporan
reseptivitasnya malaria.
 
pencegahan di wilayah reseptif pengamatan/survei vektor
tinggi dilakukan tinggi (ada/tidak) (copy)
surveilans b. Terlaksananya (Peta wilayah reseptif, Jenis vektor
vektor, monitoring vektor dan upaya pengendalian vektor)
termasuk di daerah reseptif
 (2) Kunjungan lapangan ke salah
effikasi (laporan hasil
satu breeding place dan
insektisida dan kegiatan).
mendokumentasikannya
resistensi
vektor.
Wawancara Buat Catatan & Observasi Buat Catatan
No Persyaratan Kriteria
Simpulan Catatan dan Simpulan
10 Berfungsinya a. PWS KLB/SKDR Kab/Pkm Kab/Pkm
SKD – KLB (W2) (1) Form W1 ketika terjadi
dan mampu
 (1) Penerapan pelaporan KLB 24 
jam (W1) KLB (ada/tidak)
melakukan b. Laporan KLB (W1)
 (2) Sistem deteksi dini kasus  (2) Tabel analisis mingguan
penanggulangan satu kali dua puluh
melalui laporan petugas kasus malaria (ada/tidak)
secara cepat empat jam (kapan
bila terjadi terakhir?). poliklinik/fasyankes serta JMD (copy)
KLB.  (3) Sistem deteksi dini kasus  (3) Laporan KLB 24 jam
c. Adanya dana melalui analisis mingguan (PWS) (ada/tidak)
penangglangan (SKDR) (Early warning system)
KLB di daerah.  (4) TGC dan mekanisme kerjanya
d. Adanya TGC (Tim  (5) Dukungan anggaran, obat dan
saran penunjang lainnya dalam PE
Gerak Cepat) KLB dan Penanggulangan

34
e. Laporan  (6) Efektifitas penyelidikan dan
penyelidikan dan penanggulangan KLB malaria
penanggulangan
KLB Malaria

11 Bila diperlukan a. Bentuk kerjasama Kab Kab


adanya dalam (1) Berbagai bentuk kerjasama (1) MOU/kesepakatan
koordinasi penanggulangan
 
lintas batas dan efektifitasnya (ada/tidak)
lintas batas KLB dan cross dalam upaya eliminasi malaria Laporan pertemuan
kabupaten / notifikasi. (ada/tidak)
kota dan
provinsi.
LAMPIRAN 2

Instrumen (tools) penilaian eliminasi malaria kabupaten/kota non endemis

1. Kasus indigenous adalah : kasus yang berasal dari penularan di wilayah


setempat.

2. Rumah sakit rujukan adalah :


a. RS yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota yang
mampu mendiagnose dan melakukan penatalaksanaan kasus malaria.
b. Tersedia alat diagnostik dan obat anti malaria
c. Melakukan pencatatan dan pelaporan kasus malaria.

3. Adanya sistem pencatatan dan pelaporan kasus malaria yang baik di Dinas
Kesehatan

35
Instrumen (tools) Penilaian Kabupaten/Kota non endemis malaria

No Uraian kegiatan Jawaban


I Kasus Indigenious
Dalam 3 tahun terakhir apakah
1 pernah tidak
pernah terjadi kasus indigenious
2 Jika pernah, tahun berapa th………….
3 Berapa jumlahnya ……. kasus
II Rumah Sakit Rujukan

Apakah tersedia RS rujukan untuk tidak


1 tersedia
kasus malaria tersedia
2 Jika tersedia, sebutkan nama RS.
Siapa yang menunjuk RS tersebut
3
sebagai RS rujukan malaria
Apakah ada tenaga medis yang
tidak
4 menangani kasus malaria di RS ada
ada
tersebut
Bila ada, apakah tenaga medis
tersebut sudah penah mengikuti
5 sudah belum
pelatihan tentang
penatalaksanaan kasus malaria?
Apakah RS memiliki laboratorium
6 ada tidak
untuk mendiagnosa malaria
Apakah tersedia mikroskopist
7 untuk memeriksa sediaan darah ada tidak
suspek malaria
8 Apakah tersedia Obat anti malaria ada tidak
Apakah setiap kasus malaria
9 dicatat dan dilaporkan ke dinas Ya tidak
kesehatan

III Pencatatan

Apakah setiap kasus malaria yang


ditemukan di Puskesmas dicatat
1 Ya tidak
dan dilaporkan ke dinas
kesehatan

Keterangan : berilah jawaban yang sesuai dengan kondisi yang ada.

36
LAMPIRAN 3

Instrumen (Tools) Penilaian Eliminasi Malaria Tingkat Provinsi

No I. Dinas Kesehatan

A Surveilans
1 Pencatatan dan pelaporan kasus
bulanan dari kabupaten dan Rumah
Sakit Rujukan Provinsi
2 Catatan pelaksanaan SKD KLB (mis.
EWARS)
3 Catatan Hasil Penyelidikan
Epidemiologis kasus malaria
4 Catatan penanggulangan KLB
5 Pencatatan Laporan surveilans Migrasi

B Pencegahan Dan Penanggulangan Faktor Risiko


1 Peta daerah reseptif
2 Data vektor
3 Catatan upaya pengendalian vektor
4 Catatan perilaku masyarakat yang
berisiko terjadi penularan (pekerjaan,
sosial budaya)
C Peningkatan Sumber Daya Manusia
1 Jumlah dan jenis Tenaga pelaksana
pengendalian malaria (pengelola
program, entomolog, mikroskopis,
apoteker)
2 Catatan kegiatan peningkatan kapasitas
tenaga pelaksana pengendalian malaria
D KIE
1 Bahan KIE
2 Catatan kegiatan advokasi
3 SK yang mendukung pengendalian
malaria (SK RS Rujukan, Gebrak
Malaria)

37
E Penemuan Dan Tatalaksa Pasien

1 Tatalaksana standar pengobatan


2 Catatan Follow up pengobatan

No II. Rumah Sakit Rujukan


1 Surat Penunjukan Rumah Sakit rujukan
2 Petugas yang menangani pasien
malaria:
- Dokter Spesialis penyakit dalam
- Dokter umum
- Keperawatan
- Mikroskopis
3 Bahan dan Alat penngendalian Malaria:
- Obat Anti Malaria
- Alat dan bahan diagnosa malaria
- Register laboratorium
4 Tatalaksana sesuai standar dan
ketersediaan OAM
5 Pencatatan dan pelaporan adanya
kewaspadaan dini RS (KD/RS) yang
dikirim ke Kadinkes kab/kota
III. Laboratorium Rujukan
1 Mikroskopist (croschecker)
2 Bahan dan peralatan

3 Register/ pencatatan laboratorium


4 Sistem pemantapan mutu internal dan
eksternal
5 Catatan hasil uji silang dan umpan balik

38
LAMPIRAN 4

FORMAT LAPORAN HASIL PENILAIAN ELIMINASI MALARIA


KABUPATEN/KOTA …………………..

 Judul
 Waktu pelaksanaan
 Anggota Tim (nama, jabatan, hp dan email)

A. Pendahuluan
 Usulan provinsi No... Tgl…
 Data ( SPR, API, kasus indigenous 3 tahun terakhir )

B. Tujuan
 Menilai kelayakan kabupaten/kota untuk mendapat sertifikat eliminasi
malaria dari pemerintah (Kementerian Kesehatan RI).

C. Proses Pelaksanaan
a. Pertemuan tingkat provinsi
b. Pertemuan tingkat kabupaten/kota
c. Kunjungan lapangan (Puskesmas, Rumah Sakit dan daerah reseptif)

D. Laporan Hasil
1. Keadaan Umum
a. Keadaan provinsi
 Jumlah kab/kota
 Gambaran umum situasi malaria

b. Keadaan kab/kota

39
 Jumlah puskesmas, pustu, polindes, poskesdes, posmaldes,
posyandu dan lain-lain
 Jumlah rumah sakit pemerintah dan swasta, klinik .

2. Peta Wilayah menurut kecamatan dan puskesmas


3. Demografi
Keadaan penduduk berdasarkan :
a. Jumlah,
b. Jenis kelamin
c. Golongan usia
d. Pekerjaan

4. Kinerja Surveilans
a. Registrasi kasus : Laporan (bulanan, mingguan, kelengkapan dan
ketepatan laporan, dan lain-lain). Registrasi kasus secara individu
dengan variable; nama, umur, jenis kelamin, jenis parasit dengan
menggunakan Esismal.
b. Deteksi dini dan tatalaksana kasus malaria di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
 Jumlah suspek
 Jumlah positif
 Tata laksana standar
c. Penyelidikan epidemiologi kasus konfirmasi
d. SKD-KLB.
e. Data kelengkapan laporan bulanan malaria Puskesmas.
f. Data kasus malaria konfirmasi menurut Desa dan Bulan.
g. Data kasus malaria konfirmasi menurut impor dan indigenous.
h. Data dan peta sebaran kasus malaria dan wilayah focus

5. Tatalaksana Kasus Impor di Puskesmas dan Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota
a. Jumlah suspek

40
b. Jumlah positif
c. Tata laksana standar

6. Laboratorium (Dinas Kesehatan, Labkesda, RS, Puskesmas.)


a. Alat dan bahan
b. Petugas terlatih
c. Data Uji Silang dan Uji Profisiensi

7. Dukungan peraturan perundangan dalam eliminasi malaria.

8. Pencegahan penularan malaria bagi wisatawan ke wilayah fokus malaria


a. Surveilans migrasi
b. Sosialisasi informasi dengan Bahan KIE (leaflet, spanduk, billboard dll)

9. Pengendalian vektor di wilayah reseptif


a. Larvasiding
b. Manajemen lingkungan, kelambu, ikan pemakan larva

10. Kerjasama Lintas Batas (Cross notification)


11. Dan lain lain.

E. Pembahasan/Analisis
1. Kinerja Upaya Eliminasi
a. Kinerja Penemuan Kasus dan tatalksana, termasuk kualitas uji
mikroskopis
b. Kinerja Pencegahan (pengendalian vektor dan lingkungan)
c. Kinerja KIE
d. Kinerja Surveilans, SKD KLB dan Penyelidikan dan penanggulangan
KLB
e. Kerjasama penguatan SDM dan sarana penunjang lainnya

2. Analisis Situasi Eliminasi Kabupaten/kota

41
a. Perkembangan kasus impor dan indigenous
b. Wilayah fokus, reseptif dan vulnerable

F. Kesimpulan
1. Kinerja upaya eliminasi
2. Perkembangan kasus malaria
3. Penetapan Tahapan Eliminasi

G. Rekomendasi.

42
LAMPIRAN 5

FORMAT

LAPORAN HASIL PENILAIAN ELIMINASI MALARIA


PROVINSI …………………..

 Judul
 Waktu pelaksanaan
 Anggota Tim (nama, jabatan, hp dan email)

1. Pendahuluan
 Usulan provinsi No... Tgl…
 Data ( laporan bulanan, RS, 3 tahun terakhir, SKD KLB )

2. Tujuan
 Menilai kelayakan Provinsi …………….. untuk mendapat sertifikat eliminasi
malaria dari pemerintah (Kementerian Kesehatan RI).

3. Proses Pelaksanaan
a. Pertemuan di provinsi
b. Pertemuan di kabupaten/kota
c. Kunjungan lapangan (Puskesmas, Rumah Sakit dan daerah reseptif)

4. Laporan Hasil
a. Keadaan Umum
b. Peta Wilayah
c. Demografi
d. Evaluasi Dinas Kesehatan Provinsi
1) Kinerja Surveilans

43
a) Registrasi kasus
b) Laporan (bulanan, kelengkapan dan ketepatan laporan, dan lain-
lain)
c) Registrasi kasus secara individu dengan variable; nama, umur,
jenis kelamin, jenis parasit (menggunakan Esismal).

2) Surveilans migrasi dan daerah reseptif


a) Data penduduk yang bermigrasi
b) Pengambilan dan pemeriksaan sediaan darah bagi penduduk yang
datang dari daerah endemis
c) Monitoring daerah reseptif dan upaya pencegahan

3) SKD KLB
a) Pemantauan (daerah/lokasi) dengan kondisi rentan KLB
b) Pemantauan mulculnya KLB malaria
c) Penyelidikan dugaan KLB malaria (apabila terdapat satu kasus
indigenous /introduce)

4) Penanggulangan KLB
a) Dinkes menerima laporan 24 jam (W1)
b) Analisis
c) Investigasi (PE dan survei kontak)
d) Tatalaksana
e) Pengendalian vektor

5) Follow-up pengobatan
a) Penderita malaria P. falciparum pada hari ke-7 dan hari ke-28
setelah pengobatan
b) Penderita malaria P. vivax follow up dilakukan pada hari ke-7, hari
ke-28, sampai 3 bulan setelah pengobatan.
6) Kerjasama Lintas Batas (Cross notification)
7) Komitmen Pemda/peraturann perundangan

44
8) Kemitraan :
a) Kerjasama lintas sektor termasuk : NGO, FBO, CSR, dll
b) Dukungan sektor terkait

9) KIE
a) Upaya yang dilakukan
b) Sarana/media

E. Rumah Sakit Rujukan


1. SK penunjukan
2. SDM (dr, dr ahli, paramedis, mikroskopist)
3. Tatalaksana pengobatan (follow-up pengobatan)
4. Ketersediaan OAM
5. Ketersediaan bahan dan alat laboratorium
6. Pencatatan dan pelaporan adanya kewaspadaan dini RS (KD/RS)
yang dikirim ke Kadinkes kab/kota

F. Laboratorium Rujukan
1. Mikroskopist
2. Bahan dan dan alat
3. Register
4. Sistem pemantapan mutu internal dan eksternal

G. Hasil peninjauan ke kabupaten yang mempunyai riwayat malaria (dengan


mengunjungi 1 Puskesmas)
1. Deteksi dini dan tatalaksana kasus malaria di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
2. Jumlah suspek, jumlah positif, tata laksana standar
3. Penyelidikan epidemiologi kasus konfirmasi
4. Pemberdayaan masyarakat (JMD, kader dll)
5. Pengambilan dan pemeriksaan sediaan darah bagi penduduk yang
datang dari daerah endemis

45
6. Mikroskopist
7. Bahan dan dan alat
8. Register
9. Sistem pemantapan mutu internal dan eksternal
10. Monitoring daerah reseptif dan upaya pencegahan

H. Pembahasan/Analisis
1. Kinerja Upaya Eliminasi
a. Kinerja Penemuan Kasus dan tatalaksana, termasuk kualitas uji
mikroskopis
b. Kinerja Pencegahan (pengendalian vektor dan lingkungan)
c. Kinerja KIE
d. Kinerja Surveilans, SKD KLB dan Penyelidikan dan penanggulangan
KLB
e. Kerjasama penguatan SDM dan sarana penunjang lainnya
f. Komitmen Pemda (Perda/pergub, APBD dll)

I. Analisis Situasi Eliminasi Kabupaten/kota


1. Perkembangan kasus impor dan indegenous
2. Wilayah fokus, reseptif dan vulnerable

J. Kesimpulan
1. Kinerja upaya eliminasi
2. Perkembangan kasus malaria
3. Penetapan Tahapan Eliminasi.

K. Rekomendasi

46
TIM PENYUSUN

Pengarah : Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang


Penanggungjawab : dr. Asik, MPPM (Kasubdit Pengendalian Malaria)
Koordinator : dr. I Made Yosi Purbadi W, MKM
(Kasie Standarisasi Subdit Pengendalian Malaria)
Kontributor :
1. dr. Asik, MPPM (Kasubdit Pengendalian Malaria)
2. dr. I Made Yosi Purbadi W, MKM (Kasie Standarisasi Subdit
Pengendalian Malaria)
3. dr. Iriani Samad, MSc. (Kasie Bimev Subdit Pengendalian Malaria)
4. dr. Ferdinand J.Laihad,MPH (UNICEF)
5. dr. Maria Endang Sumiwi, MPH ( UNICEF)
6. dr. Dewi Novianti, MPH, MHM ( WHO)
7. dr. Sholah Imari, MSc
8. dr. Muhammad Erfandi,M.Epid.
9. Letkol Kes.M.Washiludin AR,SKM,MKKK (Puskes TNI)
10. Refni Dumesty,SKM,MKM (Dinkes Provinsi .DKI Jakarta)
11. Edy Purwanto, SKM,M.Kes (Subdit Surveilans dan Respon KLB)
12. Drs. Budi Pramono,M.Kes (Kasie Bimev Subdit Pengendalian Vektor)
13. Rudi Anshari, SPd, M.Kes (Dinkes Provinsi Kalimantan Barat)
14. Bambang Sutiarjo, SKM, MPH (Dinkes Provinsi Kalimantan Selatan)
15. dr. Endang SL. Narang, M.Kes ( Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah)
16. dr. Ronny Setiawati (Dinkes Provinsi Kalimantan Timur)
17. dr. Baharuddin.( Dinkes Provinsi Aceh)
18. dr. Yuliza Kaswendi, M.Kes (Dinkes Provinsi Jambi)
19. Akhmad Yuliansyah, SKM, MKM (Dinkes Provinsi Bengkulu)
20. dr. NG. Hikmet M.Kes (Dinkes Provinsi Sumatera Utara)
21. H. Muyono (Malaria, Dinkes Provinsi Sumatera Selatan)
22. Bahuri, SKM, MM (Dinkes Provinsi Bangka Belitung)
23. Genta Yanantha M, MSi, Apt (Dinkes Provinsi Kepulauan Riau)
24. Yenventris, SKM,M.Kes (Dinkes Provinsi Riau)

47
25. drg. Anita Andryani (Dinkes Provinsi Lampung)
26. dr. Zainul Arifin, M.Kes (Dinkes Provinsi Nusa Tenggara Barat)
27. dr. Theresia Sarlyn (Dinkes Provinsi Nusa Tenggara Timur)
28. Ilham Sahuleka, SKM, MSc (Dinkes Provinsi Maluku Utara)
29. dr. Nyoman Sri Antari (Dinkes Provinsi Papua)
30. Billy G.Makamur, Amd, AK (Dinkes Provnsi Papua Barat)
31. Yuyun, SKM (Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah)
32. Agus Salim, SKM, M.Kes (Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan)
33. dr. Muh. Ihwan (Dinkes Provinsi Sulawesi Barat)
34. dr. Jemmy Ratna Dewi (Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara)
35. dr. Arifasno Napu, MKM (Dinkes Provinsi Gorontalo)
36. Yety Intarti, SKM, M.Kes (Subdit Pengendalian Malaria)
37. Hanifah Rogayah, SKM (Subdit Pengendalian Malaria)
38. dr. Minerva Theodora (Subdit Pengendalian Malaria)
39. dr. Worowijat, MKM (Subdit Pengendalian Malaria)
40. dr. Marti Kusumaningsih, M.Kes (Subdit Pengendalian Malaria)
41. Dewa Made Angga W. SKM, MSc PH (Subdit Pengendalian Malaria)
42. Nurasni, AMAK (Subdit Pengendalian Malaria)
43. Dedy Supriyanto, Ssi (Subdit Pengendalian Malaria)
44. Sri Budi Fajariyani, SKM (Subdit Pengendalian Malaria)
45. DR. Lukman Hakim
46. Ali Izhar, SKM (GF Malaria)
47. Drs. Sabar Paulus (GF Malaria)
48. Drg. Made Rasmini,M.Kes ( GF Malaria)
49. Hermawan Susanto, S.Si (Subdit Pengendalian Malaria)
50. Marlinda, S.Kom (Subdit Pengendalian Malaria)

48

Anda mungkin juga menyukai