Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KEGIATAN

SOSIALISASI SISTEM PELAPORAN SURVEILANS VEKTOR DAN BINATANG PEMBAWA


PENYAKIT (SILANTOR VERSI 2.0)
17 MEI 2022

I. LATAR BELAKANG
Penyakit tular vektor merupakan penyakit yang menular melalui hewan perantara
(vektor). Penyakit tular vektor meliputi malaria, arbovirosis seperti dengue, chikungunya,
japanese B Encephalitis (radang otak), filariasis limpatik (kaki gajah0, pes (sampar)
demam semak (scrub typhus). Penyakit tersebut hingga kini masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia dengan angka kesakitan dan kematian yang cukup
tinggi dan berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).
Penyakit tular vektor merupakan satu diantara penyakit yang berbasis
lingkungan yang dipengaruhi oleh lingkungan fisik, biologi dan sosial budaya. Mengingat
hal tersebut, maka pengendaliannya tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor
kesehatan saja tetapi memerlukan kerjasama lintas sektor dan program.
Pengendalian vektor dilakukan dengan memakai metode pengendalian vektor
terpadu yang merupakan suatu pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa
metode pengendalian vektor yang dilakukan berdasarkan pertimbangan keamanan,
rasionalitas dan efektifitas pelaksanaannya serta dengan mempertimbangkan
kesinambungannya, yang bertujuan untuk mengurangi habitat perkembangbiakan
vektor, menurunkan kepadatan vektor, menghambat proses penularan penyakit dan
mengurangi kontak manusia dengan vektor.

II. DASAR PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Surat dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan R.I tanggal 11 April 2022 nomor : SR.02.06/05/4913/2022
perihal : Undangan Workshop Sistem Pelaporan Surveilans Vektor dan BP2 2.0
(SILANTOR)

III. PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan Sosialisasi Sistem Pelaporan Surveilans Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit ini dilaksanakan pada Hari Selasa, Tanggal 17 Mei 2022 dari Pukul
09.00 sampai 12.30 WIB. Kegiatan ini dilakukan secara daring melalui aplikasi zoom
meeting. Kegiatan dibuka oleh Dr. Suwito dari Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan. Pada kesempatan ini Beliau juga memberikan materi tentang Kebijakan
Surveilans dan Pengendalian Vektor Binatang Pembawa Penyakit, secara ringkas
Beliau menjelaskan bahwa :
1. Kebijakan surveilans dan pengendalian penyakit bersumber binatang dapat
dilakukan melalui 3 indikator yaitu Angka Bebas Jentik (ABJ) > 95% (untuk
pengendalian nyamuk DBD), Indek Habitat (IH) <1% (untuk pengendalian nyamuk
malaria) dan Success Trap (ST) < 1 % (untuk pengendalian leptospirosis dan tikus).
Pengendalian vektor didasari oleh kepadatan populasi vektor. Pengendalian vektor
dapat dilakukan melalui 3 metode :
 Metode pengendalian fisik dan mekanis, seperti modifikasi dan manipulasi
lingkungan tempat perindukan (3M, pembersihan lumut, penanaman bakau,
pemasangan kelambu, pemasangan kawat kasa, dan lain-lain)
 Metode pengendalian dengan menggunakan agen biotik ( memanfaatkan sifat
predator, bakteri, virus, fungi, manipulasi gen, dan lain-lain
 Metode pengendalian secara kimia seperti surface spray/IRS, kelambu
berinsektisida, larvasida, dan lain-lain
 Pengendalian vektor terpadu
2. Materi kedua tentang Sosialisasi dan Praktikum Aplikasi Silantor Versi 2.0 yang
disampaikan oleh Bapak Andrea Prayoga. Pada kesempatan ini Beliau menjelaskan
bahwa :
 Link untuk akses ke silantor adalah : silantor.kemkes.go.id, dengan mengisi
username yang sudah dibagikan provinsi dan password 123456. Tugas utama
puskesmas sebagai pintu pertama data adalah wajib melakukan kegiatan dan
melaporkan kegiatan pengendalian vector seperti ABJ, IH dan SC. Jika
dikelompokkan, tugas kabupaten dan puskesmas setelah login dapat dibagi
menjadi 2 macam yaitu tugas utama dan tugas rutin. Tugas utamanya meliputi :
1. Ganti password yang semula 123456 diganti sesuai yang diinginkan (6 digit),
caranya dengan mengklik gambar orang di pojok kanan atas, kemudian pilih
edit profil, masukkan password baru, isi email, submit, logout. Setelah itu
Kembali login dengan password baru
2. Mengatur wilayah kerja puskesmas, caranya dengan memilih menu wilayah
kerja puskesmas, klik kotak biru dan pilih edit. Jika data jumlah dan nama desa
belum sesuai (masih kurang) dapat memilih “tambah data”. Jika data wilayah
tidak sesuai misalnya ada desa lain yang bukan merupakan desa di wilayah
puskesmas tersebut, bisa dihapus dengan mengklik kotak merah paling kanan.
3. Melengkapi kolom “longitude” dan “latitude”. Supaya tampilan desa yang ada
menjadi peta, pilih menu “ wilayah kerja puskesmas”. Gunakan google map,
ketik : kantor desa yang bersangkutan, ketemu titik merah, klik kanan di titik
merah untuk memunculkan longitude dan latitude, klik kiri pada angka yang
fungsinya untuk mengcopy trus pindahkan ke kolom longitude. Untuk angka
yang sebelum koma diblok, klik kanan pilih “cut” pindahkan ke kolom.
 Setelah melengkapi data dasar di atas, tugas rutin berikutnya adalah penginputan
data bulanan/harian/real time. Penginputan data ini dapat dilakukan dengan 3
cara yaitu website berbasis offline, website berbasis online dan android. Namun
yang paling direkomendasikan adalah website berbasis online.
1. Untuk melakukan penginputan yang berbasis website online dapat dilakukan
dengan cara :
 Memilih menu pendataan online, kemudian klik “tambah data” di pojok
kanan atas
 Isi tanggal pendataan dan nama desanya
 Isi jumlah rumah yang diperiksa
 Isi jumlah rumah positif jentik
 Klik “submit” untuk menyimpan data
 Tampilan secara umum data yang sudah diinput dapat dilihat pada menu
dashboard. Data ini dapat menampilkan bulan dan tahun yang diinginkan
sesuai kebutuhan. Di samping itu data juga dapat menampilkan hasil
inputan ABJ, IH dan SC
 Untuk mendownload grafik dapat diklik pada kotak yang di sebelah kiri
pada halaman dashboard
 Untuk melihat data yang dilaporkan secara detail dapat mengklik menu
“laporan”
 Untuk melihat rekapan data yang dilaporkan dapat mengklik menu “
rekapitulasi”
2. Untuk puskesmas yang koneksinya tidak stabil dapat menggunakan cara
penginputan berbasis website secara offline/excel dengan syarat, perangkat
yang digunakan mensupport MS Office 2010. Langkah-langkah penginputan
adalah :
 Download form offline dan form wilayah
 Lengkapi data pada form offline dengan mengcopy data pada data
download wilayah
 Setelah itu data disimpan dalam file excel
 Untuk melihat tampilan data yang sudah diinput dapat dilakukan melalui
menu dashboard dengan mengklik “sinkronisasi data online”
3. Untuk penginputan data yang menggunakan android, Langkah-langkah awal
dan rutin sama seperti penginputan dengan menggunakan website secara
online
4. Hal-hal lain yang dijeleskan pada materi ini adalah untuk menindaklanjuti
Puskesmas yang lupa username dan password dapat dilakukan dengan cara :
Login
Pilih menu “ modul akses user” selanjutnya pilih download (excel/PDF)
Untuk hal lain seperti pernah ganti password dan lupa dapat dilakukan
dengan me-reset password yaitu :
1. Pilih menu registrasi puskesmas, selanjutnya isi di kotak pencarian
puskesmas yang akan dibenahi
2. Pada puskesmas yang akan dibenahi klik kotak biru yang di sebelah kiri,
dilanjutkan dengan mengklik “edit”
3. Buatkan password baru dan isi email user puskesmas yang
bersangkutan, lanjutkan dengan mengklik submit untuk menyimpan
IV. PENUTUP
Demikianlah Sosialisasi Sistem Pelaporan Surveilans Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit (silantor versi 2.0). Arahan pusat, untuk memenuhi indicator Renstra
Pengendalian Vektor pada indicator surveilans/pengendalian vector diupayakan 25%
puskesmasnya untuk melakukan pengendalian vector seperti ABJ, IH dan SC melalui
penginputan ke dalam Silantor.

Manggar, Mei 2022

Pelaksana

1. Dini Wahyuni, SKM ……………………………………………


(19780612 200501 2 009)
2. Herlina, SKM (19791203 ……………………………………………
200604 2 007)
3. Happy Ida Irawan, SKM …………………………………………….
(19850106 200604 1 004)

Mengetahui
Kepala Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Supeni, SKM
NIP 19720320 199103 2 001
DOKUMENTASI KEGIATAN
SOSIALISASI SISTEM PELAPORAN SURVEILANS VEKTOR DAN BINATANG PEMBAWA
PENYAKIT (SILANTOR VERSI 2.0)
17 MEI 2022

Anda mungkin juga menyukai