Anda di halaman 1dari 14

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari dua bagian yaitu plasma darah (cairan) dan
sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu trombosit (keping darah), leukosit (sel
darah putih) dan eritrosit (sel darah merah). Fungsi utama eritrosit adalah mengangkut
oksigen dari paru-paru ke sel jaringan tubuh dan mengangkut karbondioksida dari
jaringan tubuh ke paru-paru. Hemoglobin merupakan penyusun sel darah merah yang
merupakan protein pernafasan (respiratory protein) yang mengandung besi, yang
merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Dalam mendiagnosa suatu penyakit adalah dengan pemeriksaan laboratorium yang


baik. Salah satu pemeriksaan laboratorium yang sering digunakan adalah pemriksan
hemoglobin. Pengumpulan atau pengambilan sampel darah yang yang baik merupakan
langkah awal dalam menjamin ketelitian dan kepercayaan terhadap hasil pemeriksaan
laboratorum. Spesimen darah untuk pemeriksaan hematologi (pemeriksaan hemoglobin
dapat diperoleh dari darah vena dan darah kapiler.

Susunan darah dalam vena dan kapiler berbeda-beda. Darah dalam vena berwarna
lebih tua dan agak ungu karena banyak dari oksigennya sudah diberikan kepada
jaringan. Darah dalam kapiler terus-menerus berubah susunannya dan warnanya karena
terjadinya pertukaran gas.

Pemeriksaan laboratorium sangat penting untuk membantu enggakkan dignosis suatu


penyakit. Agar hasil pemeriksaan laboratorium akurat dan dapat dipercaya harus
dilakukan pengendalian terhadap praanalitik, analitik, dan pasca analitik. Tahap
praanalitik berupa persiapan pasien, pengambilan sampel darah, persiapan sampel,
penyimpanan sampel, penyiapan kertas kerja. Tahap analitik yaitu berupa persiapan
alat, kalibrasi alat, pengolahan sampel, printer pretasi hasil. Tahap pasca analitik
berupa pencatatan hasil dan laporan.

1
1.2Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah pengertian dari hemoglobin?
1.2.2 Metode apasajakah yang digunakan dalam pemeriksaan hemoglobin?
1.2.3 Bagaimanakah pelaksanaan pemeriksaan hemoglobin?
1.2.4 Berapakah nilai normal untuk pemeriksaan hemoglobin?

1.3Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari hemoglobin.
1.3.2 Untuk mengetahui metode pemeriksaan hemoglobin.
1.3.3 Untuk mengetahui pelaksanaan pemeriksaan hemoglobin.
1.3.4 Untuk mengetahui nilai normal untuk pemerisaan hemoglobin.

1.4Manfaat
1.4.1 Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari hemoglobin.
1.4.2 Agar mahasiswa dapat mengetahui mengetahui metode pemeriksaan
hemoglobin.
1.4.3 Agar mahasiswa dapat mengetahui mengetahui pelaksanaan pemeriksaan
hemoglobin.
1.4.4 Agar mahasiswa dapat mengetahui mengetahui nilai normal untuk pemerisaan
hemoglobin.

2
BAB II.
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hemoglobin


Hemoglobin adalah komponen utama sel darah merah atau eritrosit yang terdiri dari
globin dan heme terdiri dari cincin pofirin dengan satu ataom besi (ferro). Globin
terdiri dari 4 rantai polipeptida yaitu 2 rantai polipeptida alfa (α)2 dan 2 rantai
polipeptida betta (β)2. Rantai polipeptida alfa terdiri dari 141pasang amino dan rantai
polipeptida betta terdiri dari 146 asam amino. Hemoglobin normal dalam darah orang
dewasa terdiri dari Hb A (96-98%), Hb F (0.5-0.8%) dan Hb A 2 (1.5-3.2%) (Henry,
2001).

Hemoglobin merupakan protein utama tubuh manusia yang berfungsi sebagai


pengangkut oksigen ke jaringan dan media transport karbondioksida dari jaringan
tubuh ke paru-paru, pengangkutan oksigen berdasarkan atas interaksi kimia antara
molekul oksigen dan heme, suatu cincin tetrapirol polfirin yang mengandung besi
(ferro), kandungan zat besi yang terdapat pada hemoglobin membuat darah berwarna
merah. Hemoglobin mengikat 2 proton unutk setiap 4 molekul oksigeen yang
dilepaskan sehinggga hemoglobin merupakan buffer utama dalam darah (Tarwoto,
2008).

Heme (Ferro) yang terikat dalam oksigen disebut hemoglobin teroksigenasi atau
oksihemoglobin (HbO2) sedangkan heme (ferro) yang sudah melepaskan oksigen
disebut deoksihemoglobin. Heme juga dapat mengikat karbonmonoksida (CO), yaitu
heme yang teroksidasi dari ferro menjadi ferri atau methemoglobin, methemoglobin
tidak mampu lagi untuk mengikat oksigen (Koolman, 2005).

Pentingnya hemoglobin ini menyebabkan pemerikasaan hemoglobin dalam darah


mempunyai peranan penting dalam diagnosis suatu penyakit. Kegunaan dari
pemeriksan kadar hemoglobin adalah untuk mengukur tingkat nilai anemia, respon
terhadap terapi anemia, atau perkembangan penyakit yang berhubungan dengan
anemia dan polisitemia. Anemia ditentukan oleh penurunan kadar hemoglobin dalam

3
darah (Bakta, 2006). Polisetemia adalah peningkaatan kadar hemoglobin melebihi
batas atas rentang nilai normal (Hoofbrand, 2013).

2.2 Metode Pemeriksaan Hemoglobin


Hemoglobin adalah pigmen berwarna merah yang dapat diukur kadarnya
menggunakan beberapa metode pengukuran, yaitu:
2.2.1 Metode Kuprisulfat (Hanging Falling Drop)
Cara ini bersifat kualitatif berdasarkan berat jenis darah dan biasanya
digunakan sabagai teknik penapisan untuk menentukan apakah seseorang dapat
mendonorkan darahnya, sehingga tidak perlu diketahui kadar Hb dengan tepat.

Pemeriksaan dilakukan dengan cara meneteskan sampel darah calon donor


kedalam larutan tembaga sulfat (CuSO4). Jika tetesan darah tenggelam, berarti
BJ darah sama atau lebih besar dari BJ larutan tembaga sulfat, dengan begitu
calon donor tersebut dapat mendonorkan darahnya. Jika tetesan darah
mengapung, berarti BJ darah lebih kecil dari BJ larutan tembaga sulfat, dengan
begitu calon donor tersebut tidak boleh mendonorkan darahnya. Dapat terjadi
ketidakakuratan hasil apabila BJ larutan tembaga sulfat berubah, baik karena
penguapan atau pencemaran, atau terdapat faktor yang mempengaruhi BJ
(mis.protein Myeloma, globulin abnormal lainnya, bahan kontras radiografik).

2.2.2 Metode Sahli


Metode ini membandingkan warna hematin asam (hemoglobin yang dilarutkan
dalam HCl 0,1 N dengan warna standar yang terdapat pada alat
hemoglobinometer. Metode ini memiliki kesalahan yang besar (15-30%),
alatnya tidak dapat di standarisasi, dan tidak semua jenis hemoglobin dapat
diukur, seperti karboksihemoglobin, methomoglobin, sufhemoglobin. Metode
yang sama dengan sahli, misalnya metode Neucomer, Wintrobe, Hadem-
Hauser.
Faktor yang mempengaruhi :
a. Kemampuan membedakan warna tidak sama antar pemeriksa
b. Kelelahan mata

4
c. Sumber cahaya kurang baik
d. Warna gelas standard kotor atau pucat
e. Pemipetan kurang tepat
f. Ukuran pipet kurang tepat, perlu dikalibrasi
g. Alat-alat yang digunakan kurang bersih
h. Mengambil darah pada tangan atau lengan yang terpasang cairan intra-vena
menyebabkan hemoglobin rendah palsu
i. Memasang tourniquet terlalu lama (lebih dari 2 menit) menyebabkan
hemoglobin tinggi palsu
j. Penurunan asupan atau kehilangan cairan akan meningkatkan kadar Hb
akibat hemokonsentrasi, dan kelebihan asupan cairan akan mengurangi
kadar Hb akibat hemodilusi

2.2.3 Metode Fotometrik-Sianmethemoglobin


Hemoglobin merupakan pigmen merah dan menyerap cahaya maksimum pada
panjang gelombang 540 nm. Jika sel darah merah dalam konsentrasi tententu
mengalami lisis, terjadi pembebasan hemoglobin yang dapat diukur secara
fotometrik menggunakan sebuah fotometer atau spektrofotometer pada panjang
gelombang ini, konsentrasinya setara dengan densitas optik. Semua bentuk
hemoglobin, termasuk oksihemoglobin, deoksihemoglobin, methemoglobin
dan karboksiohemoglobin diubah menjadi bentuk yang stabil.

Metode sianhemoglobin (hemoglobin sianida) adalah metode yang paling luas


digunakan karena reagen dan istrumen dapat dengan mudah dikontrol terhadap
standar yang stabil dan handal. Metode ini merupakan metode yang dianjurkan
untuk penetapan kadar hemoglobin dilaboratorium oleh WHO. Metode
fotometrik saat ini sudah diintegrasikan ke dalam alat pengukur hitung sel
otomatis dengan menggunakan hematology analyzer.
Faktor yang mempengaruhi:
a. Darah tidak tercampur homogen sebelum diperiksa.
b. Terlalu kuat memeras jari tangan pada pengambilan darah kapiler
c. Mengambil darah atau lengan yang sedang menerima cairan intra-vena
menyebabkan hemoglobin rendah palsu.

5
d. Memasang torniquet terlalu lama (lebih dari 2 menit) menyebabkan
hemoglobin meningkat palsu.
e. Terbentuknya bekuan kecil (micro clot) pada sampel darah karena
pencampuran dengan antikoagulan kurang sempurna setelah pengambilan
sampel.
f. Penurunan asupan atau kehilangann cairan akan meningkatkan kadar Hb
akibat hemokonsentarsi, dan kelebihan asupan cairan akan mengurangi
kadar Hb akibat hemodilusi.
g. Tidak tepat mengambil 20µL darah.
h. Darah dalam pipet tidak sempurna dikelurakan karena tidak dibilas.
i. Tidak sempurna mencampur darah dan larutan drabskins pada waktu
mengencerkan.
j. Kuvet kotor atau buram, pipet pecah atau retak, pipet kotor, filter kotor.

2.2.4 Metode Tallquist


Prinsipnya adalah membandingkan darah asli dengan suatu skala warna yang
bertingkat-bertingkat mulai dari warna merah muda sampai warna merah tua.
Cara ini hanya mendapatkan kesan dari kadar hemoglobin saja, sebagai dasar
diambil darah = 100% = 16 gr hemoglobin per 100 ml darah. Tollquist
mempergunakan skala warna dalam satu buku mulaidari merah muda 10% di
tengah-tengah adalowongan dimana darah dibandingkan dapat dilihat menjadi
darah di bandingkan dapat dilihat menjadi darah di bandingkan secara
langsung sehigga kesalahan dalam melakukan pemeriksaan antara 25-50%.

2.3Pelaksanaan Pemeriksaan Hemoglobin


2.3.1 Metode Sahli
Prinsip
Ke dalam sampel darah ditambahkan larutan asam lemah, maka hemoglobin
akan diubah menjadi hematin asam (acid hematin) yang berwarna coklat tua.
Selanjutnya dilakukan penambahan aquadest sampai warna yang terjadi sama
dengan warna standar pada hemoglobinometer.

6
Cara Kerja
a. Masukkan larutan HCl 0,1 N ke dalam tabung hemoglobin sampai setinggi
skala terbawah (tanda angka 2)
b. Darah dicampur hingga homogen kemudian diisap dengan pipet
hemoglobin sampai garis tanda 20 µl. Hapuslah darah yang melekat pada
sebelah luar ujung pipet dengan tisu.
c. Alirkan darah dari pipet kedalam dasar tabung hemoglobin yang berisi
HCl 0,1 N tersebut. Hati-hati jangan sampai terjadi gelembung udara.
d. Angkat pipet tersebut sedikit, lalu hisap dan tiup larutan HCl kedalam
pipet 2-3 kali untuk membersihkan sisa darah yang masih menempel pada
dinding dalam pipet.
e. Kocok tabung hemoglobin supaya darah dan HCl tercampur homogen dan
berwarna coklat tua.
f. Letakkan tabung hemoglobin pada komparator.
g. Tambahkan aquades pada campuran tersebut sedikit demi sedikit, tiap kali
diaduk dengan batang pengaduk yang tersedia. Bandingkan warnanya
dengan standar warna yang terdapat pada alat hemoglobinometer. Pada
usaha menyamakan warna hendaknya tabung diputar sedemikian rupa
hingga garis atau sekala tidak terlihat.
h. Laporkan kadar hemoglobin dalam g/dL darah tanpa menggunakan angka
desimal.

2.3.2 Metode Fotometrik


Prinsip
Hemoglobin dalam darah kecualai sulf-hemoglobin dioksidasi oleh K 3Fe[CN]6
dari bentuk ferro (Fe2+) ke ferri (Fe3+) menjadi methemoglobin yang
selanjutnya bereaksi dengan KCN membentuk pigmen yang stabil yaitu
sianmethemoglobin. Intensitas warna yang tebentuk secara fotometri pada 540
nm.
Cara Kerja:
a. Disiapkan dua buah tabung reaksi yang bersih kemudian masing-masing
diisi dengan 5,0 ml larutan drabkin tabung pertama untuk pemeriksaan, dan
yang kedua untuk blanko.

7
b. Darah dicampur hingga homogen kemudian diambil dengan pipet sahli atau
mikro pipet sebanyak 0.02 ml (20 µl). Hapusalah darah yang melekat pada
sebelah luar ujung dengan tisue.
c. Sampel darah tersebut ditambahkan ke dalam tabung pertama, lalu isap dan
tiup reagen ke dalam pipet dua sampai tiga kali untuk membersihkan sisa
darah yang masih menempel pada dinding dalam pipet.
d. Darah dan reagen dicampur dengan cara membolak-balik taung tabung
beberapa kali hingga homogen. Biarkan pada suhu ruangan selama 2-5
menit.
e. Intensitas warna larutan diukur dengan fotometer atau spektrofotometer
pada panjang gelombang 540 nm dengan blanko larutan drubskin (tabung
kedua).
f. Kadar hemoglobin dibaca pada kurva kalibrasi atau dihitung dengan
menggunakan faktor.

Membuat kurva kalibrasi dan membuat faktor:


a. Dibuat pengenceran larutan standar dengan larutan drubskins kemudian
pada suhu kamar selama 3-5 menit.
b. Dibaca absorbasinya pada fotometer atau spektrofotometer dengan panjang
gelombang 540 nm. Sebagai blanko dipakai larutan drubskins.
c. Dibuat kurva dengan kadar Hb larutan standar sebagai absis absorbnya
sebagai ordinat. Hasil pembacaan absorb (optical density, OD) sampel
pasien tinggal memplotkan pada kurva.
d. Dihitung nilai faktor (F) dengan membagi rerata kadar hemoglobin larutan
standar dengan rerata absorbnya.
Perhitungan :
Faktor (F) = Rerata kadar Hb : Rerata absorbsi (OD)
Hemoglobin (g/dL) = abrorbansi x F

Cara pemeriksaan hemoglobin menggunakan spektrofotometer:


a. Masukan Drabkins ke dalam tabung reaksi sebanyak setengah dari ukuran
normalnya (yaitu 2,5 ml dari ukuran normalnya 5 ml)
b. Pipet sampel darah sebanyak setengah dari ukuran normal (yaitu 10µL dari
ikuran normalnya 20 µL) dengan menggunakan mikropipet.
8
c. Masukan sampel ke dalam tabung reaksi yang telah berisi Drabkins.
Homogenkan hingga semua homogen (berwarna coklat teh)
d. Hidupkan spektrofotometer pada tampilan klik menu “TEST”
e. Kemudian pilih pemeriksaan Hb maka selanjutnya akan muncul grafik dan
akan diikuti petunjuk dibagian atas kiri.
f. Klik “PARA” dibagian atas kiri dan pastikan data jumlah sampel dan reagen
sudah benar, kemudian klik “save”.
g. Akan muncul perintah untuk memasukan aquades atau air maka masukan
aquades ke selang klik tombol di samping selang
h. Kemudian akan muncul perintah untuk memasukan reagen maka masukan
Drabkin ke selang klik tombol di samping selang
i. Kemudian akan muncul perintah untuk memasukan sampel maka masukan
sampel ke selang klik tombol di samping selang
j. Setelah selesai alat akan membaca kadar Hb, dan akan muncul hasil
perhitungan di layar display, hasil juga akan keluar berupa print out
k. Klik “RINSE” pada pojok kanan atas, masukkan aquades ke dalam selang,
untuk membersikan alat. Hingga terasa cukup bersih, klik kembali “RINSE”.

2.3.3 Metode Tallquist


Prinsip :
Warna darah yang menempel pada kertas saring Talquist dibandingkan dengan
warna standar yang tersedia pada buku Talquist. Standar menunjukan kadar Hb
dalam prosentase. Kadar Hb 100% setara dengan 16g/dL.
Cara Kerja:
a. Lakukan sterilisasi lokal dengan kapas alkohol 70%
b. Lakukan tujukan perofer (hapus tetsan pertama yang keluar).
c. Teteskan setetes darah pada kertas saring sampai benar-benar meresap dan
ditunggu 1-2 menit sampai semua Hb menjadi HBO2, yang warnanya lebih
tua dibandingkan warna darah diawal tetesan dikertas saring.
d. Kemudianbercak darah yang terjadi ditempatkan dibawah lubang dari skala
berwarna untuk disamakan. Pembacaan hanya dapat dilakukan pada siang
hari (cahay matahari). Perincian dan pembagian skala ( dibandingkan
dengan metode sahli) yaitu 100 % sama dengan 16 g/dL.

9
Catatan : Metode ini tidak dianjurkan untuk digunakan karena akurasinya
kurag dan tingkat esalahan ini antara 25-50%. Dan metode ini sudah jarang
digunakan, kadang-kadang digunakan dalam keadaan darurat.

2.3.4 Metode Kuprisulfat (Hanging Falling Drop)


Prinsip :
Pemeriksaan Hb dengan Cupri Sulfat adalah mengukur kadar Hb berdasarkan
perbedaan berat jenis darah dengan berat jenis suatu larutan Cupri Sulfat.
Cara Kerja :
1. Siapkan semua peralatan yang diperlukan dan letakkan didekat analis dan
probandus.
2. Buat luka perifer pada jari sebagaimana mestinya sehingga darah dapat
mengalir tanpa pijatan jari berlebihan.
3. Hisap darah tersebut dengan mikrokapiler dengan posisi miring kebawah
memenuhi minimal 3/4 pipet.
4. Jatuhkan 1 tetes darah tersebut kedalam larutan Cupri Sulfat BJ 1053 ( Jarak
kira kira 1 cm diatas larutan)

Pembacaan: :
Keadaan tetesan darah didalam larutan diamati dalam waktu 15 detik sejak
diteteskan dan diberikan penilaian.
1. Darah tenggelam / langsung tenggelam bertanda + ( kadar Hb lebih dari 12,5
g % atau kira kira diatas 80 %.
2. Darah melayang beri tanda +- ( kadar Hb 12,5 g % atau kira kira 80 %.
3. Darah mengapung bertanda - ( kadar Hb kurang dari 12,5 g % atau kira kira
dibawah 80 %.

2.4 Nilai Normal Pemeriksaan Hemoglobin


Kadar hemoglobin adalah suatu patokan dalam medis untuk mengenali apakah
mempunyai kadar hemoglobin rendah, normal atau tinngi. Fungsi patokan ini
digunakan unttuk tindakan pengobatan secara medis seperti seseorang yang
10
mempunyai hemoglobin tinggi harus menjalani flebotomi, sedangkan seseorang yang
mempunyai hemoglobin rendah diberikan zat besi sebagai penambah darah.

Menurut cosstill (1998) definisi kadar hemoglobin adalah ukuran pigmen respiratorik dalam
butiran-butiran darah merah. Kadar hemoglobin seseorang memeang sangat sulit ditentukan
karena dipengaruhi oleh ras, suku, bangsa, jenis kelamin, dan umur. Namun, badan WHO
telah menetapkan kadar hemoglobin normal sebagai berikut.
Kelompok Umur Batas Nilai Hemoglobin (g/dL)
Anak 6 bulan-6 tahun 11.0
Anak 6 tahun- 14 tahun 12.0
Pria dewasa 13.0
Wanita dewasa 12.0
Ibu hamil 11.0

Hemoglobin merupakan molekul dalam eritrosit (sel darah merah) dan bertugas untuk
mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah darah ditentukan oleh kadar
hemoglobin. Nilai normal hemoglobin menurut Azhari Muslim tahun 2005 adalah
sebagai berikut:
a. Laki-laki : 13-18 g/dl
b. Perempuan : 11,5-16,5 g/dl
c. Bayi (matur, darah tali pusat): 13,5-19,5 g/dl
d. Bayi (3 bulan) : 9,5-13,5 g/dl
e. Anak-anak (1 tahun) : 10,5-13,5 g/dl
f. Anak-anak (6-8 tahun) : 12-14 g/dl
g. Anak-anak (10-12 tahun) : 11,5-14,5 g/dl

Penurunan Hb terjadi pada penderita anemia, penyakit ginjal, dan pemebrian cairan
intra-vena (misalnya infus) yang berlebihan. Selain itu dapat disebabkan oleh obat-
obatan tertentu seperti antibiotik, aspirin, antineoplastik (oabat kanker), indometasin
(obat antiradang).

Peningkatan Hb terjadi pada pasien dehidrasi, penyakit paru obstruktif menahun


(COPD), gagal jantung kongestif, dan luka bakar. Oabat yang dapat meningkatkan Hb
yaitu metildopa (salah satu obat darah tinggi) dan gentamicin (obat untuk infeksi
kulit).

11
12
BAB III.
KESIMPULAN

Hemoglobin merupakan protein utama tubuh manusia yang berfungsi sebagai


pengangkut oksigen ke jaringan dan media transport karbondioksida dari jaringan
tubuh ke paru-paru, pengangkutan oksigen berdasarkan atas interaksi kimia antara
molekul oksigen dan heme, suatu cincin tetrapirol polfirin yang mengandung besi
(ferro), kandungan zat besi yang terdapat pada hemoglobin membuat darah berwarna
merah. Hemoglobin mengikat 2 proton unutk setiap 4 molekul oksigeen yang
dilepaskan sehinggga hemoglobin merupakan buffer utama dalam darah (Tarwoto,
2008).

Metode yang digunakan dalam pemeriksaan hemogobin antara lain :


a. Metode sahli
b. Metode fotometrik
c. Metode tallquist
d. Metode Kuprisulfat (Hanging Falling Drop)

Nilai normal hemoglobin menurut Azhari Muslim tahun 2005 adalah sebagai berikut:
a. Laki-laki : 13-18 g/dl
b. Perempuan : 11,5-16,5 g/dl
c. Bayi (matur, darah tali pusat): 13,5-19,5 g/dl
d. Bayi (3 bulan) : 9,5-13,5 g/dl
e. Anak-anak (1 tahun) : 10,5-13,5 g/dl
f. Anak-anak (6-8 tahun) : 12-14 g/dl
g. Anak-anak (10-12 tahun) : 11,5-14,5 g/dl

13
DAFTAR PUSTAKA

Medika, Mutiara. 2002. Kajian Terhadap Pemeriksaan Haemoglobin (Hb) Metode Sahli
dan Talquist. Fisiologi FK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta
http://caratipskesehatan.com/kadar-hemoglobin-menurut-WHO/
http://e-jurnal-analiskesehatan.web.id
http://tentang19kita.blogspot.co.id/2012/12/penetapan-kadar-hemoglobin-hb-metode.html
http://lhinakarisma.blogspot.co.id/2013/07/makalah-pemriksaan-laboratorium-darah.html

14

Anda mungkin juga menyukai