Anda di halaman 1dari 13

1.

PIPET THOMA
Tanggal :
Dosen :
A. DEFINISI
Pipet thoma adalah pipet yang digunkan untuk mengencerkan sel darah. Terdiri
dari pipet kapiler yang bergaris bagi dan membesar pada salah satu ujung membentuk
bola, dimana terdapat sebutir kaca putih ( pada pipet thoma leukosit ) dan kata merah
(pada pipet thoma eritrosit). Pipet thoma dibagi menjadi 2 yaitu :
a) Pipet Thoma Eritrosit
b) Pipet Thoma Leukosit
a) Pipet Thoma Eritrosit untuk mengencerkan sel darah merah dalam pemeriksaan jumlah
eritrosit dan trombosit dengan pengenceran 100 atau 200 kali.
 Prinsip kerja : jika darah diambil sampai angka 1 dan larutan pengencer
sampai angka 101 berarti pengencerannya 1/101, tetapi karena yang
mengandung darahdari angka 1-100, maka pengenceran tetap 1/100 kali.
Sehingga pada saat dimasukkan ke kamar hitung harus membuang sekitar
3-4 tetes untuk mengeluarkan larutan pengencer yang tidak mengandung
darah. Darah yang telah diencerkan dihitung jumlah eritrosit dalam
volume pengenceran tertentu dengan cara mengalikan terhadap factor
perhitungan jumlah eritrosit dan di peroleh jumlah eritrosit dalam satuan
volume darah.
 Cara kerja :
1) Menghisap darah (Kapiler, EDTA, Oxalat) dengan pipet Thoma Eritrosit
sampai garis tanda 0,5 tepat.
2) Menghapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet
3) Masukkan ujung pipet ke dalam larutan (Hayem) sambal menahan darah
pada garis tadi, dimana pipet di pegang dengan sudut 45˚ dan larutan
(Hayem) diisap pelan-pelan sampai tanda 101 ( jangan sampai ada
gelembung udara )
4) Mengangkut pipet dari cairan dan tutup ujung pipet dengan ujung jari,
lalu karet penghisap di lepaskan. Kemudian, pipet di kocok selama 3
menit
5) Membuang cairan dari pipet sebanyak 3-4 tetes dan segera sentuhkan
ujung pipet dengan sudut 30˚ pada permukaan kamar hitung terisi cairan
dengan menyinggung pinggir kaca penutup (cover glass). Biarkan kamar
hitung terisi cairan dengan daya kapilernya.
6) Membiarkan kamar hitung selama 2-3 menit pada cawan petri yang telah
berisi kapas basah agar leuokosit mengendap
7) Hitung jumlah eritrosit dengan objektif kecil 40 kali pada 5 bidang kecil
8) Pengenceran yang terjadi sebesar 200 kali, luas tiap bidang kecil 1/400
mm2, tinggi kamar hitung 1/10 mm dan eritrosit di hitung dalam 5 x 16
bidang kecil = 80 bidang kecil yang jumlah luasnya 1/5 mm2. Factor
untuk mendapatkan jumlah eritrosit per sel darah = 5 x 10 x 200 = 10.000
b) Pipet Thoma Leukosit untuk mengencerkan sel darah putih dalam pemeriksaan jumlah
leukosit dan eosinophil dengan pengenceran sampai 10-20 kali.
 Prinsip Kerja : jika darah diambil sampai angka 1 dan larutan pengencer sampai
angka II, berarti pengencerannya 1/11, tetapi karena pengenceran terjadi di dalam
ruangan yang terisi bola yaitu 1 sampai 11 sehingga volumenya 10 kali dan dari 0
sampai angka 1 tidak mengandung darah. Jadi jumlah pengenceran tetap 1/10 atau
10 kali. Jadi pada saat di masukkan ke kamar hitung harus membuangnya sekitar
3-4 tetes untuk mengeluarkan larutan pengencer yang tidak terencerkan. Darah
yang telah diencerkan, dihitung jumlah leukosit dalam volume pengencern
tertentu dengan cara mengalihkan terhadap factor perhitungan jumlah leukosit dan
di peroleh jumlah leukosit dalam satuan volume darah.
 Cara kerja :
1) Menghisap darah (Kapiler, EDTA, Oxalat) dengan pipet Thoma Leukosit
sampai garis tanda 0,5 tepat.
2) Menghapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet
3) Masukkan ujung pipet ke dalam larutan (Turk) sambal menahan darah
pada garis tadi, dimana pipet di pegang dengan sudut 45˚ dan larutan
(Turk) diisap pelan-pelan sampai tanda 101 (jangan sampai ada
gelembung udara)
4) Mengangkut pipet dari cairan dan tutup ujung pipet dengan ujung jari,
lalu karet penghisap di lepaskan. Kemudian, pipet di kocok selama 3
menit
5) Membuang cairan dari pipet sebanyak 3-4 tetes dan segera sentuhkan
ujung pipet dengan sudut 20˚ pada permukaan kamar hitung terisi cairan
dengan daya kapilernya.
6) Membiarkan kamar hitung selama 2-3 menit pada cawan petri yang telah
berisi kapas basah agar leukosit mengendapdan.
7) Hitung jumlah leukosit dengan objektif kecil 10 kali / 40 kali pada 4
bidang besar
8) Pengenceran yang terjadi sebesar 20 kali, jumlah sel yang mudah
dihitung dalam 4 bidang besar dibagi 4 yang menujukkan jumlah sel
leukosit dalam 0,1 ----l dan dikalikan dengan 10 (tinggi) serta 20
(pengenceran) untuk mendapatkan jumlah leukosit dalam 1 ml darah.
B. ALAT & BAHAN
Alat
1. Pipet Thoma Eritrosit dan Leukosit
2. Suntikan
3. Kamar hitung
4. Tisu
5. Beaker glass
6. Tabung reaksi
7. Rak tabung
Bahan
1. Sel darah (0,5)
2. Larutan Hayem
3. Larutan Turk

C. TUJUAN
a) Mengetahui perbedaan pipet Thoma Eritrosit dan Leukosit
b) Dapat mengetahui cara penggunaan kamar hitung
c) Dapat mengetahui cara penggunaan pipet Thoma Eritrosit Leukosit.

D. KESIMPULAN
Pada pipet Thoma Eritrosit dan Leukosit ada sedikit perbedaan yaitu skala, tanda
batas, dan pada perut Thoma yang terdapat titik putih dan merah. Fungsi pipet Thoma
yaitu untuk mengencerkan sel darah dan untuk bagian tengah (titik bola) pipet Thoma
digunakan untuk mencampur Turk atau reagen.

2. URINOMETER
Tanggal:
Dosen :
A. DEFINISI
Urinometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis (BJ) suatu
larutan yaitu urine secara langsung. Bentuk urinometer ini menggelembung pada bagian
bawah dan kecil pada bagian tangkai yang biasanya digunakan pegangan pada saat
memutar urinometer.

B. TUJUAN
Mengetahui fungsi pemekatan atau pengenceran oleh ginjal

C. PRINSIP KERJA
Urine dimasukkan kedalam tabung urinometer sebanyak 2/3 bagian, kemudian amati
warna kejernihannya. Setelah itu dilakukan pemeriksaan suhu, PH dan berat jenis (BJ).
Cara urinometer adalah dengan menggunakan visual dan setinggi mineskus. Dalam
pengukuran BJ urine, volume urine minimal 40-45 menit dan bila volume urine kurang
dapat dilakukan pengenceran. Harga normal dari BJ urine seorang adalah 1,003-1,030.

D. Alat dan Bahan


Alat
1. Gelas Urinometer
2. Kertas Saring
3. Urinometer
Bahan
1. Urine
2. Eter

E. CARA KERJA
Memasukkan urine yang akan diperiksa kedalam gelas Urinometer sampai 2/3 bagian
atau secukupnya;
1) Menghilangkan buih yang terjadi menggunakan kertas saring atau dengan
menambahkan 1 tetes eter;
2) Memasukkan tangkai urinometer kedalam gelas urinmeter tersebut, lalu di putar
dengan ibu jari telunjuk agar tidak menempel pada dinding dgelas dan jangan sampai
menyentuh dasar gelas;
3) Tangkai urinometer akan terapung di tengah, kemudian baca mineskus urinometer;
4) Suhu urine juga langsung dibaca dengan termometer.

F. KESIMPULAN
Urinometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis (BJ) suatu larutan
yaitu urine secara langsung.

3. PIPET LED
Tanggal :
Dosen :
A. DEFINISI
Pemeriksaan laju endap darah (LED) adalah suatu pemeriksaan untuk menentukan
kecepatan eritosil ( darah yang telah diberi antikoagulan ) jatuh ke dasar sebuah tabung
vertikal dalam wakru tertentu.
2 jenis pipet LEDA, yaitu pipet LED westergreen dan pipet LED wintrobe.
a) Pipet LED Westergreen
b) Pipet dengan panjang 30cm, diameter 2,5m dan skala 0-200 ( skala 200 berada
diujung bawah pipet )

a) Pipet LED Westergreen


Alat dan Bahan
1. Darah
2. Larutan Pz
3. Tabung reaksi
4. Rak lipat LED Westergreen
5. Piept LED Westergreen
B. PRINSIP KERJA
Darah diberi antikoagulen dan diencerkan 20% lalu di campur dengan baik dan dituang
dalam tabung westergreen setelah itu, diambil dengan pipet westergreen dan diletakkan pada
rak westergreen selama 1jam dan dicatat kecepatan pengendapan eritrosit dalam mm sebagai
laju endap darah.

C. CARA KERJA
1. Mempiet Pz sebanyak 50, kemudian masukkan kedalam tabung reaksi
2. Memipet darah sampai tanda 0, kemudian masukkan kedalam tabung reaksi yang
berisi larutan Pz
3. Menghomogenkan dengan cara di pipet
4. Memipet hingga tanda 0 (200 mL ), kemudian meletakkan pada rak westergreen
secara vertical
5. Membaca hasil dengan melihat tingginya lapisan plasma pada jam pertama dan
kedua dari tanda 0 (nol) sampai batas plasma dan endapan darah.

b) Pipet LED Wintrobe


Pipet dengan panjang 12cm, diameter 2,5ml dan mempunyai 2 skala yaitu, skala putih
(10-0) untuk penetapan hematokrit makro dan skala merah (0-10) untuk penetapan LED
secara wintrobe
Alat dan Bahan :
1. Darah
2. Antikoagulen
3. Tabung Wintrobe
4. Pipet Wintrobe

D. PRINSIP KERJA
Darah diberi antikoagulen yang tidak diencerkan, di biarkan menetap pada sebuah tabung
yang tingginya 200mm dan garius tengah 2,8mm selama satu jam

E. CARA KERJA
A. Menghisap darah vena dan mencampur darah dengan antikoagulen sampai tercampur
baik
B. Memipet darah vena dengan antikoagulen EDTA 1ml kedalam tabung wintrobe
menggunakan pipet wintrobe mulai dasar tabung sampai tanda 0 (nol)
C. Meletakkan tabung pada rak tabung wintrobe dengan posisi vertical
D. Membaca penurunan sel darah merah setelah 60menit (1jam)

F. KESIMPULAN
Pipet LED adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan laju endap darah. Dengan pipet
tersebut kita dapat mengetahui diagnosa penyakit seorang pasien.
4. VISCOMETER (VISCOMETER OSTWALD)
Tanggal :
Doseen :
A. DEFINISI
Viscometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur viskositas atau
kekentalan suatu larutan, dimana viskositas sendiri yaitu tahanan aliran fluida yang
merupakan gesekan antara molekul-molekul yang satu dengan yang lain.
Jenis – jenis viscometer yang sering digunakan yaitu:
1. Visco Ostwald
2. Viscometer hoppler
3. Viscometer cup and Bo
4. Viscometer cone and plate ( brookefield )

B. PRINSP KERJA
Viscometer ostwald dilakukan dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan
dalam melewati 2 tanda ( a dan b ) ketika mengalir karena gravitasi melalui viscometer
ostwald. Untuk mengkalibrasi viscometer ostwald adalah dengan air yang sudah
diketahui tingkat viscositasnya.
C. TUJUAN
Untuk mengetahui besar laju konsentrasi pada sebuah larutan
Alat dan Bahan :
1. Pepet mat 5 ml dan 10 ml
2. Tabung reaksi
3. Rak tabung
4. Susu kotak
5. Viscometer Ostwald
6. Bulp
7. Neraca analitik
8. Gelas beker
9. Botol timbang
10.Equades

D. CARA KERJA
1. Susu dituangkan kedalam beaker glass secukupnya, kemudian pipet dengan pipet
mat (5ml dan 10ml) sesuai perhitungan.
2. Untuk konsentrasi 25% sampai 75% formulasinya sebagai berikut
KONSETRASI
0% Hanya aquades 10 mL
25% 5 mL susu + 15 mL aquades
50% 10 mL susu + 10 mL aquades
75% 15 mL susu _+ 5 mL aquades
100 Hanya susu 20 mL
3. Siapkan tabung reaksi dan beri etiket sesuai konsentrasinya lalu pipet masing –
masing larutan sesuai formula diatas
4. Setelah itu homogenkan campuran susu dan equades tersebut
5. Pipet masing – masing 1ml dan masukkan ke botol timbang untuk ditimbang dan
hasilnya untuk menghitung massa jenisnya (P)
6. Masukkan sisa larutan ke dalam viscometer satu persatu, sedot dengan bulp
sampai diatas a. Nyalakan stopwatch ketika larutan berada di a dan matikan
stopwatch ketika larutan berada di b.
7. Catat waktu yang dibutuhkan dari a ke b pada setiap konsentrasi.

E. HASIL PERHITUNGAN
1. Mencari V2
%1 x V 1 = % 2 x V 2
25% x 20 = 100 % x V2 didapatkan hasil : 20% = 5 mL
5 mL = V2 20% = 5 mL 75% = 15 mL
50% = 10 mL 100% = 20 Ml

2. Menimbang massa tiap konsentrasi (m)


0% = 0,7638 gr 75% = 1,0265 gr
25% = 0,9795 gr 100% = 1,0160 gr
50% = 1,0064 gr

3. Waktu dari a ke b tiap konsentrasi (t)


0% = 0,1 s 75% = 0,3 s
25% = 0,2 s 100% = 0,5 s

4. Menghitung massa jenis


0% = 0,7638 g/mL 75% = 1,0265 g/mL
25% = 0,9795 g/mL 100% = 1,0160 g/mL
50% = 1,0064 g/mL

5. Menghitung dengan rumus


F. KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut :
0% = 0,0089
25% = 0,0226
50% = 0,0349
75% = 0,0356
100% = 0,0588
Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi konsentrasi semakin
tinggi nilai kekentalannya.

5. SENTRIFUGE
A. DEFINISI
SENTRIFUGE adalah alat yang digunakan untuk memisahkan suatu larutan
dengan berat molekul yang berbeda berdasarkan gaya sentrifugal yang digerakkan oleh
motor yang memutar sampel pada kecepatan tinggi dan memaksa partikel yang lebih
berat terkumpul ke dasar tabung sentrifuge.Sehingga terjadi pemisahan antara filtrat
dan substrat.
SENTRIFUGE bekerja menggunakan prinsip sedimentasi yaitu dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal,sehingga bahan tersebut terpisah.Hal ini dilakukan
dengan cara memutar sampel sangat cepat dan bertumpu pada titik pusat,dimana
percepatan sentripetal akan menyebabkan zat yang lebih padat akan mengendap
didasar tabung dan dengan cara yang sama.Benda ringan akan cenderung bergerak ke
atas tabung sementara tinggi putaran motor,maka semakin besar gaya sentrifugal yang
dihasilkan dan begitu pula sebaliknya.
 Prosedur praktikum
B. Alat dan Bahan :
Alat
1. Sentrifuge mikrosentrifuge
2. Pipet Pasteur
Bahan
1. Serum dan darah (pengolahan specimen darah)

C. Cara Kerja :
1. Menyiapkan larutan yang akan dimurnikan atau dipanaskan
2. Menyambungkan SENTRIFUGE pada aliran arus listrik
3. Menyalakan SENTRIFUGE
4. Membuka penutup SENTRIFUGE dengan menekan tombol open.
5. Memasukkan larutan kedalam tabung sentrifuge,kemudian larutan yang
dimasukkan harus mempunyai ukuran yang sama.
6. Memasukkan setiap tabung ke dalam lubang sentrifuge,lalu untuk meletakkan
gelas tabung yang berisi larutan yang akan dimurnikan,tabung harus diletakkan
secara berlawanan.Tetapi hal tersebut tidak perlu dilakukan jika semua lubang pada
sentrifuge terisi penuh oleh tabung larutan yang akan dimurnikan.
7. Menutup kembali penutup SENTRIFUGE.
8. Mengatur waktu yang diperlukan dan kecepatan rotasi putar yang diinginkan.
9. Menekan tombol "ON" untuk memulai memurnikan.
10. Setelah selesai melakukan pemurnian,lalu menekan tombol OPEN dan mengambil
semua larutan dalam tabung yang telah dimurnikan secara berlawanan pula.

D. Kesimpulan :
Sentrifuge adalah alat yang digunakan untuk memisahkan suatu larutan antara filtrat
dan substrat yang bekerja menggunakan prinsip sedimentasi yaitu dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal.Kegunaan dari alat sentrifuge adalah untuk memeriksa
serum,pemeriksaan hematokrit (Ht) dan pemeriksaan mikroskopis urine.

6. KAMAR HITUNG
A. DEFINISI
Kamar hitung (bilik hitung) adalah suatu ruangan dengan ukuran sangat kecil yang
digunakan untuk menghitung jumlah sel darah dengan menggunakan sampel yang
sangat sedikit, volume tiap kamar hitung berbeda beda tergantung dari jenis sel yang
akan dihitung.
B. Alat dan Bahan :
Alat
1. Kamar hitung
2. Pipet thoma leukosit
3. Mikroskop
4. Tisu
Bahan
1. Larutan turk
2. Sampel darah

C. CARA KERJA :
1) Mengisi dan meletakkan kamar hitung yang benar benar sudah bersih
menggunakan kaca penutup yang terpasang mendatar di atas meja
2) Mengocok pipet yang telah diisi selama 3 menit secara terus menerus (jangan
sampai ada cairan yang terbuang dari pipet saat mengocok)
3) Membuang semua cairan yang ada pada batang kapiler pipet sebanyak 3-4 tetes,
lalu sentuhkan ujung pipet (sudut 30 derajat) dengan menyinggung pinggir kaca
penutup pada kamar hitung
4) Kemudian membiarkan kamar hitung yang berisi cairan tersebut secara perlahan
lahan dengan gaya kapilaritas sendiri selama 2-3 menit agar leukosit mengendap
5) Jika tidak hitung segera
6) Jika tidak hitung segera,menyimpan kamar hitung tersebut dalam cawan Perri
tertutup yang berisi kapas basah.

D. KESIMPULAN :
Kamar hitung (bilik hitam) adalah suatu ruangan dengan ukuran yang sangat kecil yang
digunakan untuk menghitung jumlah sel darah dengan menggunakan sampel yang
sangat sedikit.

7. MIKROPIPET
A. DEFINISI
Mikro pipet adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan cairan dalam jumlah
kecil secara akurat dengan kapasitas sekitar
B. Alat dan Bahan
1) Tisu
2) Mikropipet
3) Yellow micropipet 1-1000µl.

C. BAGIAN-BAGIAN MIKROPIPET
1) Automatic pipettor : berfungsi untuk memompa cairan yang akan dipindahkan
dengan volume yang telah di set.
2) Pipette tips/tip mikropipet (pasangan mikropipet) : berfungsi untuk menampung
cairan yang dipompa.

D. CARA KERJA
1) Sebelum digunakan thumb knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan
mikropipet lancer.
2) Masukkan tip mikropipet kedalam nozle atau ujung mikropipet.
3) Menekan thumb knob sampai hambatan pertama dan jangan ditekan dalam lagi.
4) Masukkan tip mikropipet kedalam cairan sedalam 3-4mm.
5) Lalu, menahan pipet dalam posisi vertikal dan melepaskan tekanan dari thumb
knob, sehingga cairan akan masuk ke tip.
6) Memindahkan ujung tip ketempat/wadah penampung yang diinginkan / disiapkan
7) Menekan thumb knob sampai hambatan kedua atau menekan semaksimal mungkin,
sehingga semua cairan akan keluar dari ujung tip.
8) Jika akan melepas tip nya putar thumb knob searah jarum jam dan ditekan,
sehingga tip akan mendorong keluar dengan sendirinya / menguunakan alat
tambahan alat tambahan untuk mendorong tip bisa keluar.

E. KESIMPULAN
Mikropipet adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan cairan dalam jumlah
dan dengan ketelitian yang sangat tinggi.

8. POLARIMETER
Tanggal :
Dosen :
A. DEFINISI

B. TUJUAN
1) Mngetahui prinsip kerja dari alat polarimeter yang digunakan di laboratorium
2) Terampil menggunakan dan mengoprasikan alat polarimeter
3) Mengukur sudut putar jenis larutan optic aktif sebagai fungsi konsentrasi.

C. PRINSIP KERJA
Mengukur sudut pemutaran (sudut rotasi) bidang polarisasi yang terjadi. Sinar
terpolarisasi dilewatkan melalui larutan setebal 1 dm yang mengandung 1 gram zat/ml,
yang diukur dengan menggunakan sinar lampu Natrium dengan dengan panjang
gelombang 589,3 nm dan pengukuran pada umumnya dilakukan pada suhu 20˚ C . sinar
yang dating dari sumber cahaya (lampu Natrium) akan dilewatkan melalui prisma
terpolarisasi (polarizer), kemudian diteruskan ke sel yang berisi larutan yang berisi
larutan dan akhirnya menuju prisma terpolarisasi kedua (analyzer).

D. DASAR TEORI
Polarimeter merupakan alat optic yang spesifik yang digunakan untuk mengukur rotasi
optic suatu zat aktif optic, yaitu senyawa yang mempunyai kemampuan memutar
polarisasi sinar terpolarisasi yang melewati larutannya. Zat optic ditandai dengan
adanya atom karbon asimetris atau atom C Kristal dalam senyawa organic. Penentuan
keaktifan optic ini dapat digunakan dalam melakukan identifikasi, pengujian kemurnian
dan penetapan kadar. Syarat senyawa atau zat yang dapat dianalisa dengan metode
polarimetry adalah :
1) Memiliki struktur bidang Kristal tertentu (pada zat padat)
2) Memiliki struktur molekul tertentu yaitu pada zat cair, dimana struktur molekul
adalah struktur yang asimetris seperti glukosa.
E. Alat dan Bahan :
Alat
1. Polarimeter 6. pipet tetes 11. labu ukur 250 ml
2. Tabung sel 7. batang pengaduk 12. mat pipet 10 ml
3. Beaker glass 250 ml 8. kaca arloji
4. Labu ukur 100 ml 9. neraca analitik
5. Botol semprot 10. Corong

F. CARA KERJA
a) Pembuatan larutan induk glukosa 5 %
1. Menimbang larutan induk sebanyak 12,5 gram dengan kaca arloji pada
neraca analitik
2. Memasukkan 12,5 gram gula pasir ke dalam beaker glass 250 ml dan
melarutkannya dengan aquades tinggal homogenkan
3. Kemudian memasukkan larutan gula 5% tersebut ke dalam labu ukur 250ml
dan di add kan dengan aquades sampai tanda tera.
4. Homogenkan dan beri etiket.
b) Pembuatan larutan standar gula 1% , 2%, dan 3%
1. Menghitung jumlah larutan induk 5% yang akan dipipet untuk masing-
masing larutan standar.
1% 100 = 5% x V2 2% 100 = 5% x V2 3% 100 = 5% x V2
20 ml = V2 40 ml= V2 60 ml = V2

c) Penetapan kadar
1. Menyiapkan polarimeter dan membersihkan tabung sel pada alat
2. Mengisi tabung sel dengan larutan standar 1%, 2%, dan 3% secara
bergantian isi hingga penuh dan jangan sampai ada gelembung
3. Tutup rapat dan letakkan pada polarimeter
4. Memutar sekrup polarisator sambil mengamati lewat teropong okuler dan
mengatur kedudukan andisator sampai muncul lapang pandang sebagai
berikut.

5. Amati dan catat hasilnya.

G. HASIL PENELITIAN

Nama X1 (…˚) Bidang getar 1 X2 (…˚) Bidang getar 2


mahasiswa
Arinka 132,3 ˚ Levo rotary 19 ˚ Dexro rotary
Arditya 140,15 ˚ Levo rotary 35,95 ˚ Dexro rotary
Aisha A 20,3 ˚ Levo rotary 10,7 ˚ Dexro rotary
Aysah 140,4 ˚ Levo rotary 30,5 ˚ Dexro rotary

Nama X1 (…˚) Bidang getar 1 X2 (…˚) Bidang getar 2


mahasiswa
Ardiya (1%) 20,8 ˚ Dexro rotary 30,6 ˚ Levo rotary
Habibi (2%) 140,3 ˚ Dexro rotary 24,5 ˚ Levo rotary
Annisa (3%) 175,5 ˚ Dexro rotary 30,8 ˚ Levo rotary
Adel (1%) 12,8 ˚ Dexro rotary 20,5 ˚ Levo rotary

H. KESIMPULAN
1. Polarimeter adalah alat untuk mengukur rotasi optic suatu zat aktif optic.
2. Besar sudut putar dipengaruhi oleh konsentrasi zat, suhu, jenis zat, pelarut, panjang
jalur larut, panjang tabung, jenis sinar.

Anda mungkin juga menyukai