Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

“PEMERIKSAAN FUNGSI PANKREAS”

NAMA : JULIA YEDY. METUDUAN

NIM : 18 3145 353 160

KELAS : 18 D

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN
INFORMATIKA
UNIVERSITAS MEGA REZKY
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pankreas adalah kelenjar majemuk bertandan, sturkturnya sangat mirip
dengan kelenjar ludah. Panjangnya kira-kira lima belas sentimeter, mulai
darai duodenum sampai limpa, dan dilukiskan sebagai terdiri dari 3 bagian.
(Evelyn 2013 hal. 207)
Pankreas adalah organ yang berfunsi membentuk getah pankreas yang
berisi enzim yang berfunsi untuk membantu proses pencernaan. Selain itu,
bagian dari pankreas yang berupa sekelompok sel yang dinamakan pulau
langeraens berfungsi untuk menyekresikan insulin, suatu hormon yang
diberikan dalam pengobatan diabetes. (Hembing 2012 hal.131)
Proses sintesis dan sekresi insulin initerjadi tepatnya pada sel-sel beta
pulau-pulau langerhans pankreas. Kedua proses ini melibatkan berbagai
komponen yang mendukung perlangsungan proses-proses tersebut dengan
hasilnya insulin. Pada keadaan tertentu komponen-komponen yang berbeda
dalam sel ini dapat mengalami disfungsi, yang akan mengganggu sintesis dan
sekresi sehingga menimbulkan penyakit. (Eka dan Sunny 2015 Vol.3, No.2)
Pulau langerhans merupakan organ endokrin multihormonal di pankreas.
Pulau-pulau ini tampak sebagai kelompok bangunan bulat dengan sel-selnya
terpendam didalam jaringan eksokrin pankreas. (Eka dan Sunny 2015 Vol.3,
No.2)
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit metabolik yang ditandai
dengan kadar glukosa darah yang tinggi karena gangguan sekresi, aktivitas
insulin atau keduanya. Diabetes melitus menimbulkan angka morbiditas dan
mortalitas yang tinggi. Data WHO tahun 2008 menjelaskan bahwa angka
mortalitas usia 30 hingga 70 tahun yang disebabkan karena penyakit
kardiovaskuler dan diabetes melitus diindonesia sebnyak 308 per 100.000
jiwa. (Nadini dkk, 2016 Vo.1, No.1)
I.2 Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui atau menentukan fungsi dari pankreas.
I.3 Prinsip Percobaan
1. Pemeriksaan Lipase
1-2- o- dilauryl- rac- glycero- 3- glutamic acid (6-methyl resorufin)
ester ditambahkan pada suatumicro-emulsion yang akan dipecah oleh
lipase menjadi co-lipase dan bile acid. Kombinasi co-lipase, bile acid dan
substrat akan mengalami penguraian oleh enzim lipolitik dan
esterasesehingga menghasilkan methylresorufin ester yang dengan cepat
terdegradasi menjadi methyl resorufin yang berwarna. Intensitas warna ini
sebanding dengan aktivitas lipase dalam sampel.
2. pemeriksaan Amilase
Dalam suasana netral, alfa amilase mengkatalisis reaksi hidrolisis
PNPG7 menjadi PNPGn dan glukosa primer, PNPGn yang terbentuk
dihidrolisis dengan bantuan enzim glukoamilasase menghasilkan PNPG1
dan glukosa primer. PNPG1 yang terbentuk dikatalisis oleh glukosidase
menghasilkan p-nitrofenol dan glukosa. Aktivitas katalitik amilase
sebanding dengan terbentuknya p-nitrofenol yang dapat di tentukan secara
kinetik pada panjang gelombang 405 nm, pada fotometer clinicon 4010
atau microlab 300.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Amilase adalah enzim saliva dan pankreas yang berperan awal dalam
pemecahan karbohidrat komplek menjadi molekul yang lebih sederahana.
Penghambatan aktivitas terhadap enzim ini memungkinkan tidak tersedianya
glukosa secara cepat pada saluran pencernaan, sehingga peningkatan glukasa
dalam darah juga tidak terjadi secara cepat. (Firdaus, 2017 hal.36)
Amilase adalah enzim yang mempunyai aktivitai mengurai pati atau
glikogen. Ada 3 jenis amilase, yaitu α, β, dan γ-amilas. Enzim α-amilase bekerje
menghidrolisis ikatan α-1,4 glukosida pada pati, menghasilkan produk berupa
glukosa dan maltosa. Enzim β-amilase adalah enzim eksohidrolase yang bereaksi
pada ujung non produktif rantai polisakarida dengan memotng ikatan α- 1,4
glukan menghasilkan unit-unit maltosa. Enzim γ-amilase, tidak seperti amilase
lainnya, selain dapat memutus ikatan α- 1,4-glukosida juga dapat memutuskan
ikatan α- 1,6-glukosida pada ujung nonreduktif amilosa dan amilopektin.
(Hidayat, 2018 hal.133)
Lipase merupakan enzim yang memecah lipid menjadi gliserol dan asam
lemak bebas. Enzim ini banyak digunakan dalam pengolahan pangan ataupun
industri kimia. Lipase adalah protein hidrfob yang mengkatalisis ikatan ester
karboksilat tri-,di-, dan mono acyl gliserol (Hidayat dkk, 2016 hal.113)
Lipase (triasilgliserol asilhidrolase, EC3.1.1.3) adalah hidrolase serin yang
mengkatalisis hidrolisis trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak bebas pada
fase minyak-air. Sifat biokatalitik lipase ini memungkinkan penggunaannya untuk
berbagai keperluan seperti formulasi detergen, biosensor, industri pangan, sintesis
ester, dan pengolahan limbah (Sumarlin dkk, 2013 vol.18 No.3)
Produksi enzim lipase akan meningkat jika ada induser yang sesuai dalam
medium. Tanpa induser, enzim lipase tetap diproduksi, tetapi dalam jumlah yang
kecil. Induser ialah zat yang ditambahkan kedalam medium produksi enzim untuk
memicu produksi enzim lipase dari bakteri tersebut. Pada penelitian ini, induser
yang digunakan ialah minyak jagung. Senyawa yang digunakan sebagai induser
untuk memproduksi lipase adalah trigliserida yang mengandung asam lemak
rantai panjang, seperti oleat. Karena minyak jagung mengandung asam lemak
oleat yang cukup tinggi, maka minyak jagung sangat cocok digunakan sebagai
induser dalam memproduksi enzim tersebut. (Pratiwi dkk 2013 Vol.1 No.2)
Kadar glukosa dalam darah selalu berubahubah sepanjang hari, kadang naik
dan kadang turun, tergantung makanan yang dimakan dan aktivitas yang
dilakukan pada hari itu. Kadar glukosa darah puasa yang normal adalah 80-110
mg/dl. Apabila kadar glukosa darah puasa di atas 126 mg/dl dan kadar glukosa
darah 2 jam setelah makan adalah di atas 200 mg/dl, maka dianggap pasien
menderita diabetes mellitus. Pemeriksaan glukosa darah yang biasanya dilakukan
adalah pemeriksaan glukosa darah puasa, glukosa darah sewaktu, glukosa darah 2
jam post prandial dan tes toleransi glukosa oral. Pada pemeriksaan glukosa 2 jam
post prandial atau glukosa darah 2 jam setelah makan dapat sekaligus dilakukan
pemeriksaan glukosa darah puasa. Jadi, setelah pemeriksaan glukosa darah puasa
pasien diminta untuk makan dan 2 jam kemudian diperiksa kembali kadar glukosa
darah. Pada sebagian tempat pemeriksaan, pola makan untuk pemeriksaan kadar
glukosa darah 2 jam post prandial ini tidak ditetapkan. Biasanya pasien hanya
diminta untuk makan seperti biasa 1 porsi makanan dan 1 gelas teh manis dengan
perkiraan kalori didalamnya ± 800 kalori. Sedangkan pada 75 gram glukosa
diperkirakan terdapat ± 300 kalori (Triana dan salim 2017 Vol.1 No.1)
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat
1. Fotometer 4010
2. clinipete 20 μL dan 100 μL
3. Cuvetee
4. Tabung Khan
5. Tip (kuning dan biru)
6. Tissue
III.2 Bahan
1. Sampel (serum)
2. PNPG7 1,2 mmol/L
3. Glucpsidase 25.000 IU/L
4. Glucoamilase 10.000 IU/L
5. NaCl 50 mmol/L
6. CaCl2 1 mmol/L
7. Hepes Buffer 50 mmol/L
8. Ph 7,2
III.3 Prinsip Reaksi
1. Pemeriksaan Amilase
2. Pemeriksaan Lipase

III.4 Metode Kerja


1. Metode kinetik (pemeriksaan Amilase)
Dalam suasana basa GGT mengkatalis reaksi L-Gamma Glutamil p-
Niroanilida dengan glisiglisin menjadi L-Gamma glutamin glisilglisin
dan p-nitroanilida.
2. Metode Enzymatik Photometrik
1-2-o-dilauryl-rac-glycero-3-glutamic acid (6-methylresorufin) ester
ditambahkan pada suatu micro-emulsion yang akan dipecah oleh lipase
menjadi co-lipase dan bile acid. Kombinasi colipase, bile acid dan
substrat akan mengalami penguraian oleh enzim lipolitik dan esterase
sehingga menghasilkan methylresorufin ester yang dengan cepat
terdegradasi menjadi methylresorufin yang berwarna. Intensitas warna ini
sebanding dengan aktivitas lipase dalam sampel
III.5 Cara Kerja
1. Pemeriksaan Amilase
a. Pipet sampel kedalam tabung sebanyak 20 μL
b. Tambahkan 1000 μL larutan pereaksi
c. Campu sampai homogeny
d. Inkubasi selama satu menit
e. Baca pada fotometer clinicon 4010 atau microlab 300, dengan
program kinetik (K20 atau K60) pada panjang gelombang 405 nm.
2. Pemeriksaan Lipase
a. Kumpulkan 3 sampai 5 ml darah vena dalam tabung bertutup merah.
Cegah terjadi hemolisis
b. Terapkan puasa pada klien, kecuali diperbolehkan minum air 8 sampai
12 jam.
c. Pemberian obat narkotik dihentikan selama 24 jam sebelum uji
dilakukan jika obat narkotik diberikan dalam 24 jam sebelum uji
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Packages/Microsoft.MicrosoftEdge_8weky
b3d8bbwe/TempState/Downloads/8394-Article%20Text-23580-1-10-
20140824%20(1).pdf

https://media.neliti.com/media/publications/221195-produksi-dan-karakterisasi-
enzim-lipase.pdf

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/97-513-1-PB.pdf

https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/art
icle/download/795/12200&ved=2ahUKEwjR9cG__s7oAhWL8XMBHdtMDkAQ
FjAFegQIBRAB&usg=AOvVaw0HZutFAl-52OBv5i23pj0A

https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.researchgate.net/publication/3282323
69_HISTOLOGI_PANKREAS_TIKUS_DIABETES_SETELAH_PEMBERIAN
_SUSPENSI_BIJI_BUAH_MAKASAR_Brucea_javanica_L_Merr&ved=2ahUK
EwjT0qOsidHoAhXv63MBHVXNCUMQFjABegQIBhAB&usg=AOvVaw0xhG
LZ-cTID5PSXBcrw8Yn

Anda mungkin juga menyukai