Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI II

MIKROPIPET

ACARA 1

DI SUSUN OLEH :

GINA NOVI TRIANA

1911050071

TLM 5B

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK D4

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2021
I. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan mikropipet.

2. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis mikropipet.

3. Mahasiswa mampu mengetahui prinsip kerja dari mikropipet

II. DASAR TEORI

Volume larutan yang sangat beragam disesuaikan dengan kebutuhan


sehingga mikropipet dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan volume yang
dimilikinya, yaitu P10, P200, dan P1000. P10 memiliki rentang volume 0,5-10
μl. P200 memiliki rentang volume 10-200 μl. Dan P1000 memiliki rentang
volume 200-1000 μl. . (Edvotek Inc., 2011)

Penggunaan mikropipet dalam biologi molekuler salah satu contohnya


adalah pada saat pengambilan sampel DNA. Agar sampel yang diambil sesuai
dengan volume yang diinginkan sehingga tidak terlalu lebih atau tidak terlalu
kurang, perlu kelihaian dalam penggunaan mikropipet (Gilson, 2005).

Prinsip kerja mikropipet sama dengan pipet biasa yaitu pergantian volume
udara yang dikeluarkan oleh mikropipet dengan larutan. Ketika volumenya
diatur, piston yang berada di dalam mikropipet akan berpindah posisi. Ketika
tombol ditekan sampai ke stop pertama piston akan mengeluarkan volume udara.
Ketika tips dicelupkan ke dalam larutan atau cairan dan tombol dilepaskan akan
membuat tekanan parsial yang mengaspirasikan volume tertentu ke dalam tips.
Apabila tombol ditekan ke stop pertama kembali, udara akan bertukar dengan
larutan, dan larutan keluar dari mikropipet. Tombol stop kedua digunakan ketika
ingin mengeluarkan semua cairan yang ada di dalam mikropipet (Skoog, et al.,
1996)
Tips adalah bagian mikropipet yang dapat dilepas dan dipasang pada ujung
mikropipet. Tips dibedakan warnanya menurut volumenya. Tips berwarna biru
memiliki volume antara 200 hingga 1000 µl, tips berwarna kuning memiliki
volume antara 1 hingga 200 µl, dan tips berwarna putih, yang memiliki volume
antara 0,5 hingga 10 µl. (Edvotek Inc., 2011)

Bagian-bagian pada mikrometer terdiri atas tombol pengatur volume, cincin


pengatur volume, tombol untuk melepaskan tips, lalu angka penunjuk volume
(dibaca dari atas ke bawah), tempat menempatkan tips. Pada mikropipet
dilengkapi pula oleh sebuah tips, tips merupakan pelengkap (pasangan)
mikropipet yang diletakkan pada ujung pipet (Gilson, 2005).

Pada saat pemakain mikropipet, volume maksimal dari mikropipet yang


telah ditetapkan perlu diperhatikan dan disesuaiankan dengan tips yang
digunakan. Pastikan juga tips telah terpasang dengan baik, jika tidak cairan yang
masuk ke dalam mikropipet tanpa tips akan menyebabkan kontaminasi. Hati-hati
apabila terhadap cairan yang masih tersisa dalam tips ketika tips telah dilepas,
khususnya cairan yang berbahaya. Perlu diperhatikan untuk selalu gunakan
mikropipet dalam posisi tegak (Gilson, 2005).

Pada keadaan ideal, mikropipet akan menyalurkan cairan secara akurasi dan
presisi. Akurasi menunjukkan ketepatan antara nilai pengukuran dengan nilai
yang diharapkan, sedangkan presisi ditunjukkan jika kesalahan acak pengukuran
selalu sama di setiap kali pengukuran (Gilson, 2005).

III. PRINSIP KERJA

Mikropipet adalah alat yang digunakan untuk memindahkan cairan/reagen


tertentu dalam skala kecil atau memiliki akurasi yang jauh tinggi dibandingkan
dengan pipet biasa. Untuk menguji ketelitian dari alat ini maka dapat dilakukan
kalibrasi terlebih dahulu. Pemipetan adalah hal yang sangat penting dalam
melakukan analisa, seorang tenaga analis kesehatan harus memahami dan
menguasai teknik pemipetan yang dilakukan secara akurat dan tepat.
IV. CARA KERJA

a. Di atur Set volume

b. Di Pasang tip disposable

c. Di Tekan penyedot sampai pembatas pertama

d. Di Masukkan tip ke sampel

e. Di Ambil sampel, Tahan

f. Di Tarik tip

g. Di Keluarkan sampel

h. Di Tarik pipet

i. Di Lepaskan tekanan penyedot

j. Di Lepaskan tip

V. HASIL PENGAMATAN

Nama Alat Gambar Bagian

Mikropipet Pada bagian A adalah


plunger button atau
tombol penekan, yang
berfungsi untuk
mengambil volume
cairan dengan cara
menekan bagian atas
lalu menariknya
hingga cairan berada
pada tip.

Pada bagian B adalah


tip ejector button, yang
merupakan bagian alat
yang berfungsi untuk
melepaskan tip setelah
digunakan.

Pada bagian C adalah


scale volume,
merupakan bagian
yang menunjukkan
angka atau volume
cairan yang akan
diambil.

Pada bagian D adalah


cincin pengatur
volume, merupakan
bagian yang diatur
untuk mendapatkan
skala pengambilan
volume cairan yang
diinginkan.

Pada bagian E adalah


self atau ujung batang,
merupakan bagian
untuk memasang tip.

Pada bagian F adalah


tip, merupakan bagian
yang terpisah dari
mikropipet berfungsi
untuk menampung
cairan atau reagen
yang di pipet.
Penggunaan tip ini
harus diperhatikan
pasangan warna
dengan mikropipetnya.

VI. PEMBAHASAN

Mikropipet berasal dari dua kata, yaitu mikro yang berarti ”kecil“, dan pipet
yang berarti “pipa“. Mikropipet adalah alat laboratorium yang digunakan untuk
memindahkan atau mengambil cairan dan larutan dalam jumlah kecil secara
akurat dengan ketelitian yang tinggi. Penggunaan pipet biasa seperti pipet ukur,
pipet tetes dan pipet volumetri (gondok) tidak mempunyai akurasi atau ketelitian
yang tinggi untuk volume kurang dari 1 mL. Sehingga pada pemindahan atau
pengambilan cairan dengan volume kecil kurang dari 1000 mikroLiter, lebih
mudah dilakukan menggunakan alat mikropipet.

Berbeda dengan alat Mikropipet yang sudah canggih sekaligus otomatis dan
sangat berbeda dengan pipet biasa yang masih digunakan secara manual. Oleh
karena itu, mikropipet disebut juga sebagai “Pipet otomatis”. Pipet otomatis ini
mempunyai akurasi yang tinggi atau hasil yang nyata dan pengukuran yang lebih
baik dari pada pipet biasa atau pipet volumetri. Disamping itu, setiap pipet dapat
di setting atau di atur berapa pun volumenya selama dalam range volume pipet
yang sudah ditentukan. Ada beberapa macam merek mikropipet yang beredar di
pasaran seperti Gilson, Pipetman, dan lain-lain. Berbagai macam ukuran pipet
volumetri yang dibedakan dengan kode warna ketika digunakan pada
laboratorium, yaitu :

A. Orange, untuk pipet volum dengan volume 2 ml dan 10 ml.

B. Putih, untuk pipet volum dengan volume 5 ml.


C. Biru tua, untuk pipet volum dengan volume 1 ml dan 25 ml.

D. Merah, untuk pipet volum dengan volume 50 ml.

Secara umum, mikropipet digunakan untuk mengambil cairan atau larutan


dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Penggunaan ini diterapkan atau sering
digunakan dalam bidang laboratorium kimia maupun mikrobiologi. Pada pipet
biasa, volume terkecil yang digunakan adalah 1 mL (mili liter). Sedangkan, pada
mikropipet ini volume terkecil yang digunakan itu bisa dibawah 1 mL (mili
liter). Untuk ukurannya sendiri bervariasi antara dari 5 µL (mikro liter) sampai 1
mL (mili liter). Bahkan untuk alat mikropipet adjustable dapat kita temui dengan
volume 0.1 µL (mikro liter). Saat menggunakan alat mikropipet, diperlukan juga
tip yang digunakan untuk menampung atau mengambil cairan yang akan
dipompa untuk dipindahkan ke wadah berikutnya. Volume yang digunakan pada
tip ini tentunya bervariasi dan harus disesuaikan dengan kebutuhan analisis di
laboratorium.

Alat mikropipet yang banyak digunakan tentunya memiliki beberapa jenis


dengan merk, fungsi, spesifikasi yang berbeda-beda. Berikut jenis-jenisnya yang
penulis rangkum. Secara umum, ada beberapa macam mikropipet yang biasa
digunakan dalam analisa di laboratorium, seperti misalnya merk Gilson ada
tertulis P20, P200 dan P1000 pada kepala pipet.

P20 dimaksudkan untuk memipet larutan pada volume antara 2 – 20 µl

P200 untuk memipet larutan pada volume antara 20 – 200 µl

P1000 untuk memipet larutan pada volume antara 100 – 1000 µl

Jenis mikropipet select pette sangat nyaman digunakan dengan


keseimbangan yang baik dan massa yang ringan. Seluruh pipet jenis Select Pette
telah di kalibrasi dan diuji terlebih dahulu untuk menjamin kualitasnya. serta
memenuhi standar ISO/GLP. Ejektor Select Pette ini terbuat dari stainless steel
yang dilengkapi dengan bantalan dan tingginya dapat disesuaikan dengan analisa
yang akan ditentukan. Pada mikropipet select pette tersedia pula fitur penyangga
dan klip yang digunakan untuk menyimpan pipet jika tidak sedang digunakan.
SelectPette memiliki beberapa ukuran, di antara lain : 1 – 2 µl, 5 – 10 µl, 10 –
100 µl, 20 – 200 µl, 100 – 1000 µl, 1000 – 5000 µl, 1000 – 10000 µl

SelectPette terdiri dari 2 jenis mikropipet, yaitu:

a. Single channel, Pada mikropipet single chanel, hanya mempunyai satu tip
saja. Sehingga, ketika ingin memipet atau mengambil cairan hanya dapat
digunakan secara bergantian. Penggunaan jenis mikropipet ini akan
memakan waktu cukup lama jika larutan atau cairan yang akan di ambil
jumlahnya sangat banyak.

b. Multi channel, mikropipet jenis multi-channel ini memiliki beberapa


kelebihan, yaitu dapat memipet beberapa cairan dalam tips yang berbeda
sekaligus karena mikropipet ini memiliki banyak tip dibandingkan
mikropipet multi channel. Tipe yang tersedia adalah 8 dan 12 channel
dengan ukuran yang bervariasi seperti 1 – 10 µl, 20 – 200 µl, dan 50 – 300
µl. Cara penggunaannya adalah dengan mengatur volume terlebih dahulu
oleh thumbwheel dan tombol yang berada pada ujung pipet, kemudian
volume yang diatur dapat diamati pada layarnya. Tips kemudian dimuatkan
ke dalam ujung nozzle. Tiap nozzle (ujung mikropipet) memiliki sistem
suspensinya sendiri sehingga tidak perlu khawatir. Setelah digunakan, tip
dapat dikeluarkan melalui ejektor yang berada pada ujung pipet.

Mikropipet jenis excel electronic pipette ini memiliki desain yang ergonomis
(desain yang nyaman) sehingga memudahkan pengguna untuk mengatur volume
hanya dengan satu tangan. Self-diagnostic software di dalamnya dapat
menunjukkan volume, status baterai, dan fungsi kalibrasi otomatis. Excel
electronic pipette ini dilengkapi dengan baterai ion litium yang dapat diisi daya
dengan charger 230 Volt yang termasuk memiliki daya volt yang kuat. Tipe
ukuran yang tersedia adalah 0.5 – 10 µl, 2 – 20 µl, 10 – 200 µl, dan 100 – 1200
µl.
Pada mikropipet jenis voyager dapat dilakukan pengaturan otomatis,
sehingga tidak perlu lagi dilakukan pengaturan manualdan nyaman ketika
digunakan hanya dengan satu tangan. Tip spacing-nya juga bahkan dapat diganti
hanya dengan satu tombol yang dapat memanjang dari 4.3 mm sampai 33 mm,
tergantung model dan spesifikasi nya. Pada mikropipet jenis Fixed Volume,
sudah memiliki masinh-masing pipet dengan ukuran yang tetap, sehingga anda
tidak bisa mengubah-ubah ukuran volume yang ingin di ambil. Dengan
menggunakan pipet jenis ini, anda tidak perlu lagi untuk mengatur volume yang
ingin anda ambil setiap kali melakukan pengujian di laboratorium.

Saat pengambilan larutan berukuran mikro dengan menggunakan mikropipet


fixed volume resiko kesalahannya sangat kecil. Sehingga bila anda ingin
mengambil volume secara tetap, anda bisa menggunakan pipet jenis ini.
Kekurangannya adalah, Anda membutuhkan pipet dengan jumlah banyak bila
ingin melakukan variasi volume pada cairan yang ingin diambil. Mikropipet
jenis variable volume digunakan ketika anda ingin mengambil cairan dengan
voulme berukuran mikro atau kecil dengan berbagai macam volume yang anda
inginkan. Variable volume mikropipet ini, memiliki banyak variasi ukuran
volume yang bisa di setting sesuai dengan kebutuhan untuk dilakukan analisa di
laboratorium.

Kelebihan variable volume pipet adalah anda tidak memerlukan pipet dalam
jumlah banyak ketika melakukan proses pengambilan cairan. Cukup dengan
memiliki satu buah variable volume pipet yang bisa digunakan untuk mengambil
cairan dengan berbagai ukuran volume, bahkan mencapai ukuran mikro
sekalipun. Hanya membeli variable volume pipet yang sesuai dengan rentang
yang anda inginkan. Namun dibalik itu semua, variable volume pipet kurang
ideal ketika digunakan karena memiliki tingkat error yang lebih tinggi di
bandingkan dengan fixed volume mikropipet.
Bagian mikropipet beserta fungsinya seperti :

a. Plunger Button

Plunger button atau biasa disebut sebagai “tombol penekan” ini digunakan
dengan cara ditekan dan berfungsi sebagai pemompa yang menarik dan
mengeluarkan cairan maupun larutan yang akan digunakan untuk analisa. Bagi
anda yang ingin menggunakan mikropipeet jenis ini, tidak perlu khawatir yaa.
Karena cara penggunaannya cukup mudah. Ketika tombol ditekan, maka udara
yang berada di dalam tip akan terdorong keluar. Ketika anda melepaskan tombol
tersebut, larutan atau cairan akan tertarik ke dalam ujung (tip) pipet yang
kemudian, dipindahkan cairan tersebut ke alat gelas atau wadah lain.

b. Tip Ejector Button

Tip ejector button disebut juga sebagai “tombol pelepas” ini berfungsi untuk
melepaskan tip yang ada pada bagian ujung alat mikropipet. Cara
menggunakannya yaitu dengan menekan tombol kemudian tip akan terlepas dari
body atau badan pipet mikro. Tombol pelepas tip akan digunakan ketika setelah
selesai menggunakan tip dengan volume tertentu.

c. Volume Display

Volume display berfungsi untuk menunjukkan volume cairan yang akan di


analisa dengan cara menmpilkan jumlah volume cairan tersebut.. Di dalam
penunjuk volume ini juga ada volume adjustment knob yang berfungsi untuk
mengatur volume. Cara menggunakannya cukup dengan memutar knob tersebut
sesuai dengan volume cairan yang anda inginkan.

D. Shaft (Batang Mikropipet)

Bagian ini merupakan penghubung antara bagian atas yaitu plunger button
dan tip ejector button dan bagian paling bawah atau disebut sebagai tip. Shaft ini
dibuat ergonomis (desain yang bagus) sehingga cukup nyaman saat digenggam
tangan atau digunakan untuk mengambil cairan.

e. Ujung Pipet

Pada bagian ini berfungsi untuk menampung cairan atau larutan. Pipet tip ini
memiliki hubungan langsung dengan cairan. Keakuratan atau ketelitian yang
tinggi pengukuran mikropipet juga sangat ditentukan oleh seberapa ukuran tip
yang digunakan. Ketika ingin menggunakan alat ini, anda harus menyesuaikan
ukuran tip dengan volume cairan yang akan dipindahkan. Pipetting, disebut juga
pemipetan. Fitur ini bertujuan untuk memindahkan cairan atau larutan ke wadah
yang sudah disediakan. Multi Dispensing, Hal ini dangat bersangkutan dengan
proses kegiatan dan penyiapan dari alat mikropipet sebelum digunakan untuk
analisa di laboratorium. Series Dispensing, Fitur ini menyangkut tipe atau jenis
mikropipet yang digunakan untuk analisa. Mixing, Peristiwa ini disebut sebagai
proses pencampuran dari bahan atau larutan yang sudah diambil kemudian
disatukan dalam wadah yang sama.

Cara Penggunaan Mikropipet :

Secara spesifik alat mikropipet ini digunakan dengan 2 poin utama, yang
pertama adalah mengatur volume pipet dan yang kedua adalah cara
menggunakan pipet.

a. Mengatur Volume Pipet

Pada proses pengaturan volume pipet dapat dilakukan dengan menggunakan


cincin pengatur skala bagian ini diputar untuk mendapatkan skala volume
pengambilan larutan yang diinginkan. Pada skace volume atau batang volume
dilengkapi oleh 3 angka yang akan muncul ketika disetting atau diatur. Hal ini
terjadi agar memudahkan tenaga laboratorium untuk memipet sejumlah larutan
yang diinginkan.

b. Cara Penggunaan Pipet


Sedangkan pada proses penggunaan pipet dapat dilakukan dengan beberapa
tahapan. Diantaranya:

1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

2. Memegang mikropipet dengan cara seperti ingin meninju kemudian ibu jari
berada pada bagian pengatur volume.

3. Memasangkan tip yang sesuai dengan mikropipet.

4. Kemudian untuk mengambil larutan maka dapat dilakukan dengan menekan


tombol plunger button lalu menahannya agar larutan tidak keluar ke
sembarang area.

5. Memasukkan larutan yang telah diambil ke wadah yang baru dengan


melepaskan tekanan secara perlahan dari plunger button.

6. Setelah proses pengambilan larutan telah selesai kemudian melepaskan tip


dengan menekan tip ejector maka tip akan otomatis akan terlepas.

7. Terakhir apabila tip menyentuh barang-barang lain sebelum menyentuh


larutan yang dimaksud maka tip bisa diganti dengan tip yang baru.

Cara Kalibrasi Mikropipet :

Untuk mengetahui berfungsi dengan baik atau tidaknya mikropipet ini maka
dapat dilakukan proses pengkalibrasian dengan melakukan beberapa tahapan.
Yakni:

1. Melakukan persiapan bahan-bahan pengkalibrasian yang diperlukan seperti


pipet, tip, air suling. Air suling yang digunakan ini diukur suhunya dengan
termometer dan dicatat suhunya.

2. Alat yang harus dipersiapkan selanjutnya adalah gelas kimia, termometer,


neraca, dan cawan timbang. Neraca yang digunakan harus berskala
mikrogram untuk mengkalibrasi mikropipet dengan nilai maksimal 1
mikroliter. Kemudian meletakkan cawan kosong diatas neraca timbangan,
kemudian menekan tombol ter untuk melanjutkan proses perhitungan setelah
angka nol muncul pada layar neraca.

3. Setelah itu melakukan proses kalibrasi dengan mikropipet. Namun


sebelumnya mikropipet dilap dengan menggunakan etanol dan memeriksa
apakah tidak ada bagian yang tersumbat oleh kotoran lalu memasang tip
pada alat.

4. Apabila telah selesai tentukan sejumlah volume larutan yang akan diambil.

5. Sebelum proses kalibrasi maka perlu membasuh tip pipet dengan air suling,
lalu meletakkan larutan yang telah dipipet ke cawan neraca analitik.

6. Selanjutnya mencatat hasil yang akan oleh layar.

7. Kemudian menghitung hasil kalibrasi dengan menggunakan rumus tertentu


yaitu V= W*Z. Dimana W adalah berat air, Z adalah faktor konversi
berdasarkan densitas air, dan V adalah volume banyak air yang dikeluarkan.

Cara Pemeliharaan Mikropipet :

Untuk menjaga mikropipet tetap dalam keadaan baik maka ada beberapa
cara yang dapat kita lakukan seperti memeriksa kondisi mikropipet secara rutin
dengan memperhatikan setiap bagian dari alat ini apakah ada keretakan atau
kerusakan alat. Lalu membersihkan pipet sebelum maupun setelah digunakan
dengan menggunakan desinfektan tertentu. Selain itu dapat juga dilakukan
sterilisasi dengan menggunakan autoclave atau dengan menggunakan sinat UV
dan yang paling terpenting adalah kemampuan yang harus dalam dimiliki oleh
praktikan dalam menggunakan mikropipet ini sesuai dengan standar prosedur.
Kelebihan dan kekurangan mikropipet yaitu Kelebihan Memiliki akuraritas dan
presisi yang lebih baik, Kekurangannya Dalam penggunaan mikropipet
memerlukan banyak menggunakan tip, karena tip digunakan hanya sekali pakai
VII. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa :

1. Mikropipet adalah suatu alat yang digunakan untuk mengambil dan/atau


memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat.

2. Jenis-jenis mikropipet :

a. Di klasifikasikan berdasarkan jumlah channel pada mikropipet, terbagi


menjadi 2 jenis, yakni:

 Single channel(hanya memiliki satu ujung masuk dan keluar)

 Multi channel(memiliki banyak ujung masuk dan keluar)

b. Di klasifikasikan berdasarkan teknologi mikropipet yang digunakan,


dibagi menjadi 2 yakni :

 Mikropipet Manual(butuh penekanan)

 Mikropipet Otomatis(dilengkapi dengan motor, modul elektronik,


display elektronik)

c. Pengklasifikasian mikropipet berdasarkan volume dibagi menjadi 2,


yakni :

 Fixed volume mikropipet

 Variable volume mikropipet

d. Klasifikasi lainnya dari mikropipet adalah fiturnya, dibagi menjadi 2


yakni :

 Mikropipet tanpa fitur autoclavable

 Mikropipet dengan fitur autoclavable

3. Prinsip kerja dari mikropipet ialah Mikropipet adalah alat yang


digunakan untuk memindahkan cairan/reagen tertentu dalam skala kecil
atau memiliki akurasi yang jauh tinggi dibandingkan dengan pipet biasa.
Untuk menguji ketelitian dari alat ini maka dapat dilakukan kalibrasi
terlebih dahulu. Pemipetan adalah hal yang sangat penting dalam
melakukan analisa, seorang tenaga analis kesehatan harus memahami
dan menguasai teknik pemipetan yang dilakukan secara akurat dan tepat.
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Edvotek Inc., 2011. Pipets & Liquid Handling. s.l.:Edvotek The


Biotechnology Education Company..

Gilson, 2005. Gilson Guide to Pipetting. 2nd ed. USA: Gilson Inc..

Skoog, D. A., West, D. M. & Holler, F. J., 1996. Fundamental of analytical


chemistry. 7th ed. Fort Worth: Saunders College Publishing.
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI II

FOTOMETER

ACARA 3

DI SUSUN OLEH :

GINA NOVI TRIANA

1911050071

TLM 5B

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK D4

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2021
IX. TUJUAN PRAKTIKUM

4. Mahasiswa mampu mengetahui apa itu fotometer.

5. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis fotometer.

6. Mahasiswa mampu mengetahui prinsip kerja dari fotometer.

X. DASAR TEORI

Fotometrik adalah adalah salah satu metode analisis kuantitatif yang paling
berguna di berbagai bidang seperti kimia, fisika, biokimia, kimia aplikasi teknik
dan klinik. Fotometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur intensitas atau
kekuatan cahaya suatu larutan (Sastrohamidjojo, H., 2015).

Fotometer merupakan peralatan dasar laboratorium klinik untuk mengukur


intensitas atau kekuatan cahaya suatu larutan. Sebagian besar laboratorium
klinik menggunakan alat ini karena alat ini dapat menentukan kadar suatu bahan
didalam cairan tubuh seperti serum atau plasma. Prinsip dasar fotometer adalah
pengukuran penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang
gelombang tertentu dengan larutan atau zat warna yang dilewatinya.
(Sastrohamidjojo, H., 2015).

Sinar yang melewati suatu larutan akan terserap oleh senyawa-senyawa


dalam larutan tersebut. Intensitas sinar yang diserap tergantung pada jenis
senyawa yang ada, konsentrasi dan tebal atau panjang larutan tersebut. Makin
tinggi konsentrasi suatu senyawa dalam larutan, makin banyak sinar yang
diserap. (Wahyudi, 2016).

Prinsip kerja fotometer berdasarkan hukum Lambert-Beer: bila cahaya


monokromatik (I0), melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya
tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan
(It). Transmitans adalah perbandingan intensitas cahaya yang di transmisikan
ketika melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum
melewati sampel (Io) (Suprayogi, 2017).

Persyaratan hukum Lambert-Beer antara lain:

1. Radiasi yang digunakan harus monokromatik.

2. Energi radiasi yang di absorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi kimia.

3. Sampel (larutan) yang mengabsorpsi harus homogen.

4. Tidak terjadi flouresensi atau phosphoresensi (harus jernih).

5. Indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi.

6. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan


menggangu lineritas grafik absorbansi versus konsentrasi (Suprayogi, 2017)

Kebanyakan fotometer berlandaskan pada sebuah fotoresistor atau fotodioda.


Masing-masing mengalami perubahan sifat kelistrikan ketika disinari cahaya,
yang selanjutnya dapat dideteksi dengan suatu rangkaian elektronik tertentu.
(Hilman, 2011)

Alat ini memliki fungsi untuk mengukur intensitas atau kekuatan cahaya
suatu larutan. Sebagian besar laboratorium klinik menggunakan alat ini karena
alat ini dapat menentukan kadar suatu bahan didalam cairan tubuh seperti serum
atau plasma. Polarimetri adalah meteode yang digunakan untuk analisis
komponen menggunakan polarimeter. (Hilman, 2011)

Photometer memiliki 2 jenis yaitu Photometer portabel dan non portabel.


Sebelum mengunakan Photometer pasti kan kuvet telah terpasang dan pompa
peristaltik telah di lingkari selang. Kabel di hubungkan dengan arus listrik 220
V. Untuk memilih metode yang di gunakan di pilih pada touch screen,semua
pengaturan dapan kita atur pada alar tersebut. (Hilman, 2011)
Cara perawatan nya dengan membilas aquabides serta dihindari dari pelarut
yang bersifat korosif. Lampu halogen di matikan setiap setelah digunakan.
Pembersih yang digunakan dapat berupa campuran detergen,alkohol dan air atau
menggunakan sodium hipoklorit. (Hilman, 2011)
XI. PRINSIP KERJA

Prinsip kerja fotometer yaitu sampel yang telah diinkubasi kemudian


disedotkan pada aspirator sehingga masuk ke dalam kuvet dan dibaca oleh
sinar cahaya kemudian sampel akan disedot kembali dengan pompa
peristaltik menuju ke pembuangan. Sampel yang digunakan harus
dimasukkan dalam inkubator. Hal ini agar reagen-reagen dalam sampel
bekerja secara maksimal.

XII. CARA KERJA

1. Persiapan sampel

a. Fotometer disambungkan dengan sumber arus listrik

b. Ditekan tombol power on.

c. Fotometer dibiarkan stabil dengan didiamkan sekitar 10 menit.

d. Sebelum digunakan untuk analisis sample, alat dicuci dahulu


dengan aquadest dengan cara :

1. Selang aspirator dicelupkan ke dalam aquadest, lalu tekan


tombol rinse/washing dan dilanjutkan dengan menekan
tombol aspirator/pompa.

2. Aquadest akan terhisap ke dalam alat dan proses


pencucian akan berjalan.

3. Pencucian dilakukan untuk mendorong gelembung-


gelembung udara atau kontaminan yang terdapat di dalam
selang untuk masuk ke pembuangan.

4. Pencucian dilakukan 10 kali.


2. Pengukuran sampel

e. Sample diinkubasi selama + 5-10 menit (sesuai kebutuhan).

f. Dilakukan set up pada fotometer (panjang gelombang, metode, satuan,


temperatur, faktor, volume aspirasi dll

g. Dikurlah water blank, reagent blank, standar, dan sample.

h. Fotometer siap untuk menguji sample

i. Water blank, reagent blank, standar, dan sample akan dihisap dan
dianalisis hingga hasil keluar pada print out data.

3. Cara mematikan

 Cuci dengan disinfektan

 Dibilas dengan aquabidest 10x

 Di cuci dengan udara agar alat yang dilalui cairan kering

 Selang dikembalikan pada keadaan semula

 Alat di bersihkan dengan tisu

 Alat di putuskan dari power supply


XIII. HASIL PENGAMATAN

Nama Alat Gambar Bagian

Fotometer  Incubator,
berfungsi untuk
mengkondisikan
sampel pada suhu
tertentu.

 Printer, berfungsi
untuk mencetak
hasil analisis.

 Pad tombol/Touch
screen, berfungsi
untuk mengatur
pengaturan alat.

 Outlet, tempat
untuk mengeluarkan
hasil yang diserap.

 Kipas, berfungsi
untuk pendingin
alat, terletak pada
bagian belakang
alat.

 Tombol power,
berfungsi untuk
menyalakan dan
mematikan alat.

 Konektor,
menyambung ke
sumber arus listrik.

 Selang aspirator,
berfungsi untuk
menghisap sampel.
Caranya adalah :
dengan menekan
tombol aspirator
(sebelumnya sampel
sudah terhubungkan
dengan selang
aspirator).

 Tombol
aspirator/pompa,
berfungsi untuk
menghisap sampel.

 Kuvet, sebagai
tempat sampel.

 Selang peristaltik,
berfungsi untuk
mengalirkan sampel
dari aspirator
mengalir melalui
kuvet menuju
pembuangan.
Selang ini bersifat
elatis dalam
mengalirkan sampel
sehingga sampel
tidak ada yang
tersumbat dalam
selang.

XIV. PEMBAHASAN

Fotometer ialah alat untuk menangkap kekuatan cahaya atau interaksi cahaya
yang ditransmisikan atau pengukuran berdasarkan cahaya dengan sumber radiasi
elektromagnetik. Nama lain dari fotometer yang dipraktikumkan ialah Hospitex
Diagnostic artinya instrument yang biasa digunakan pada rumah sakit yang
menggunakan sample klinis misalnya serum darah. Komponen-komponen
fotometer hampir sama dengan spektrofotometer meliputi sumber cahaya atau
sumber radiasi yaitu lampu halogen, kemudian filter, tempat sample atau kuvet,
detector ialah silicon, dan sample klinis yaitu serum darah.

Prinsip kerja fotometer yaitu sampel yang telah diinkubasi kemudian


disedotkan pada aspirator sehingga masuk ke dalam kuvet dan dibaca oleh sinar
cahaya kemudian sampel akan disedot kembali dengan pompa peristaltik menuju
ke pembuangan. Sampel yang digunakan harus dimasukkan dalam inkubator.
Hal ini agar reagen-reagen dalam sampel bekerja secara maksimal.

Bagian-Bagian dan Fungsinya

1. Selang aspirator untuk menghisap sample untuk dianalisis.

2. Pompa peristaltic untuk menghisap sample dari kuvet dan menuju


pembuangan.

3. Kuvet untuk tempat meletakkan sample.

4. Inkubator untuk menyamakan kondisi dengan yang sebenarnya dan agar


hasilnya sempurna.
5. Waste (pembuangan) untuk wadah pembuangan cairan yang telah dianalisis
oleh otometer.

6. Selang peristaltic untuk membantu kerja pompa peristaltic yang bersifat


elastis dan menjadi jalur mengalirnya sample untuk dianalisis.

Jenis-Jenis Fotometer

1. Absorption

2. Fotometer

3. Flame-fotometer

4. Fluorometer

5. Nefelometer

6. Atomik spectrometer

Terdapat 2 jenis fotometer, fotometer portabel dan non portabel. Berikut ini
jenis-jenis fotometer portabel yang sederhana tetapi sangat akurat iluminansi
L201/Lux meter, dengan sistem khusus seperti fluks bercahaya dan pengukuran
fotometer.

1. Pencahayaan L201 photometer

Fotometer iluminansi L201 menawarkan biaya yang lebih rendah ditambah


dengan akurasi yang tinggi iluminansi photopic detektor. Rentang operasi 0-
19,999 Lux membuat L201 cocok untuk kantor dalam ruangan dan aplikasi
pencahayaan industri rentang pengukuran lain yang tersedia termasuk
kalibrasi footcandles.

2. L202 Pencahayaan dam Fotometer Luminance

L202 radiometer digital sangat dirancang untuk pengukuran akurat dari


iluminansi dan terang layar dengan biaya rendah dan telah digunakan secara
luas oleh para insinyur sistem medis di seluruh dunia. Dengan sederhana,
fungsi langsung dan dirancang dengan user dalam pikiran, operasi seperti
otomatis sensing dan kalibrasi detektor dipilih kepala berarti bahwa meter
memiliki aplikasi ke setiap daerah membutuhkan handal, terjangkau,
pengukuran mudah.

3. L203 Pencahayaan dan Fotometer Luminance

L203 disediakan dengan aksesoris untuk kedua dan pencahayaan


pengukuran pencahayaan. Dengan rentang pengukuran besar ,001-199 990
fotometer ini cocok untuk berbagai aplikasi termasuk dalam keadaan darurat.
Fitur utama termasuk otomatis atau manual mulai, LCD backlight display,
beralih antara Lux dan footcandle atau cd / dan footLambert, RS232
interface rata-rata, m² dan integrasi, minimum dan nilai maksimum.

4. Luminous Flux Fotometer

Luminous Flux Fotometer terdiri dari segi seri L203 dan L300 fotometer
dengan mengintegrasi dan detektor fotopic. Aplikasi untuk pengukuran fluks
bercahaya termasuk dan miniatur lampu otomotif, LED dan sumber dipandu
ringan seperti dan endoskopi iluminator mikrosop.

5. Spot Mengukur Aksesori

Aplikasi yang memerlukan pengukuran pencahayaan pada area kecil,


sumber kecil atau sumber-sumber jauh membutuhkan penambahan titik
pengukuran aksesori dipasang untuk photopic detektor fotometer tersebut.
SMU 203 memiliki pilihan 25mm-50m dan 100mm ‘C’ mount lensa dan
tabung ekstensi memberikan berbagai ukuran spot dan bidang pandang.

6. L300 Fotometer

Sero L300 dirancang untuk aplikasi yang memerlukan pengukuran kontinudi


lokasi tetap. Fotometer ini telah diganti oleh fotometer L203.

7. L103 Fotometer
Fotometer ini diproduksi sebelum Januari 1999 dan sekarang telah diganti
dengan L202, L201 dan L203 seri fotometers. Fotometer ini memiliki
berbagai penguat dengan pembacaan skala penuh dari 1.999 Lux atau cd / m²
sampai dengan 199 900 Lux atau cd / m².

8. L101 Fotometer

Fotometer L101 secara khusus diproduksi untuk mengukur iluminansi dan


pencahayaan L202 dan fotometer pencahayaan.

Fotometer non portabel terbagi menjadi 4 macam, diantaranya:

a. Spektrum Optik Reflectance Fotometri

Fotometri ini mengukur permukaan sebagai fungsi panjang gelombang.


Caranya,permukaan diterangi dengan cahaya putih, dan cahaya pantulan
diukur setelah melewati sebuah monokromator. Jenis pengukuran telah
terutama aplikasi praktis, misalnya dalam industri cat ciri warna permukaan
obyektif.

b. UV dan Cahaya Tampak Transmisi Fotometri

Alat ini digunakan untuk pengukuran penyerapan cahaya panjang


gelombang tertentu (atau suatu jangkauan panjang gelombang) dari zat
warna dalam larutan. Berdasarkan hukum beer konsentrasi zat warna dalam
larutan dapat dihitung. Karena berbagai aplikasi telah ada dalam satu alat
fotometer ini. Panjang gelombang yang dipancarkan dalam larutan berkisar
antara 240-750 nm.

c. Inframerah Transmisi Cahaya Fotometri

Fotometri dalam cahaya inframerah terutama digunakan untuk mempelajari


struktur zat, sebagai contoh dikelompokkan daya serap larutan pada panjang
gelombang tertentu. Pengukuran dalam larutan ini umumnya tidak mungkin,
karena air dapat menyerap sinar inframerah dengan sangat kuatdalam
beberapa rentang panjang gelombang. Oleh karen itu, fotometer inframerah
baik digunakan dalam fase gas atau dengan menekan zat tablet bersama-
sama dengan garam yang transparan dalam rentang inframerah.

d. Atom Penyerapan Fotometri

Fotometri penyerapan atom adalah fotometer yang mengukur cahaya api


yang sangat panas. Sampel untuk analisa disuntikan ke dalam api konstan
dengan laju diketahui. Logam dalam larutan yang hadir dalam bentuk atom
dalam nyala. Cahaya yang monokromatik dalam photometer jenis ini
dihasilkan oleh sebuah lampu pengosongan tempat pembuangan terjadi
dalam gas dengan metal akan ditentukan. Pembuangan kemudian
memancarkan cahaya dengan panjang gelombang yang sesuai dengan garis
spektrum dari logam. Filter dapat digunakan untuk mengisolasi salah satu
garis spektrum utama dari logam yang akan dianalisis. Cahaya yang diserap
oleh logam dalam api, dan penyerapan digunakan untuk menetukan
konsentrasi logam dalam larutan asli.

Cara Pengoperasian :

Persiapan Sample

1. Fotometer disambungkan dengan sumber arus listrik 220 volt.

2. Tekan tombol power on.

3. Instrumen dibiarkan stabil dengan didiamkan sekitar 10 menit.

4. Selang peristaltic dan pompa dihubungkan.

5. Sebelum digunakan untuk analisis sample, alat dicuci dahulu dengan


aquabidea dengan cara selang aspirator dicelupkan ke dalam aquabides, lalu
tekan tombol washing pada monitor. Aquabides akan terhisap ke dalam alat dan
dilakukan proses pencucian. Pencucian dilakukan untuk mendorong gelembung-
gelembung udara atau kontaminan yang terdapat di dalam selang untuk masuk
ke pembuangan. Pencucian dilakukan 10 kali.

Pengukuran Sample

1. Sample diinkubator selama 5-10 menit.

2. Ukurlah blanko, sample, dan standar.

3. Lakukan set up pada suhu kuvet.

4. Blanko akan dihisap dan dianalisis hingga keluar struk data.

Cara Mematikan

1. Cuci dengan disinfektan 10% (deterjen dan aquades).

2. Dibilas dengan aquabides 10 kali.

3. Setelah itu, dicuci dengan udara agar alat yang dilalui cairan akan kering.

4. Selang peristaltic dikembalikan pada keadaan semula.

5. Alat dibersihkan dengan tisu dan tutup dengan plastic yang telah disediakan
agar terhindar dari debu dan kotoran.

6. Alat diputuskan dari power supply

Cara Pemeliharaan

1. Alat ditempatkan pada ruangan bersuhu dan kelembaban tetap (ber-AC).

2. Alat ditempatkan pada meja yang datar dan permanen.

3. Sebelum dan setelah menggunakan instrument tesebut, harus dicuci minimal


10 kali.

4. Setelah digunakan, selang peristaltic harus dikembalikan pada keadaan


semula.

5. Instrumen harus dibersihkan dari debu.

6. Jika terjadi kerusakan, hubungi agen atu supplier.


Beberapa hal yang perlu di kalirasi pada fotometer :

1. Ketetapan panjang gelombang

Yang dimaksud dengan ketetapan panjang gelombang adalah bahwa


panjang gelombang cahaya yang dihasilkan alat sesuai dengan yang
dinyatakan pada monitor/layer. Untuk memastikan ketepatan panjang
gelombang, digunakan filter khusus atau larutan zat yang memiliki puncak
serapan yang tajan dan tertentu. Beberapa cara untuk menguji ketepatan
panjang gelombang :

a. Dengan warna sinar

Kalibrasi berdasarkan pengamatan warna, hasilnya kurang teliti.


Toleransi yang masih dianggap baik adalam +- 5 nm.

b. Dengan lampu dueterium

c. Dengan filter didynium atau homium oxide

d. Dengan standar filter bersertifikat

2. Linieritas

Yang dimaksud dengan linieritas fotometer adalah kemampuan metode


analisis suatu sistem pemeriksaan yang memberikan respon proporsional
terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Bila fotosel mampu menghasilkan
pulsa listrik yang sesuai dengan perubahan intensitas cahaya maka akan
terbentuk garis lurus. Hasil yang nonlinear dapat disebabkan oleh detektor,
atau amplifier atau alat baca. Uji sederhana yang umum dilakukan adalah
dengan membuat kurva tera larutan ammonium sulfat.

3. Cahaya Nyasar (Stray Light)

Cahaya nyasar adalah cahaya di luar cahaya dengan panjang gelombang


yang diinginkan yang sampai pada detektor. Cahaya nyasar mengakibatkan
absorbansi lebih rendah dari yang seharusnya sehingga mengakibatkan
hubungan non linear antara absorbansi dengna kadar. Untuk menguji
diperlukan filter dengan nilai T yang telah diketahui, bila hasil T lebih dari
yang tertera pada kaca filter maka terdapat cahaya nyasar.

Keuntungan pada Alat Fotometer Efisiensi harga, Penggunaan lebih


praktis dan efisien dibandingkan pemeriksaan strip/cepat,
Pemeliharaan/Perawatan yang sangat mudah. Kekurangan pada Alat
Fotometer Konsumsi reagen yang lebih banyak daripada alat analisa
biokimia otomatis, Masih sering dijumpai "Human Error", Faktor suhu
menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan, Jumlah pengujian/pasien
lebih sedikit dibandingkan dengan alat analisa biokimia otomatis, Apabila
pasien dalam jumlah pemeriksaan yang banyak, memakan waktu yang lebih
lama OESSSA.
XV. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa :

4. Fotometer merupakan peralatan dasar dilaboratorium klinik untuk mengukur


intensitas atau kekuatan cahaya suatu larutan. Sebagian besar laboratorium
klinik menggunakan alat ini karena alat ini dapat menentukan kadar suatu
bahan didalam cairan tubuh seperti serum atau plasma.

5. Jenis-jenis fotometer yaitu:

a. Absorption
b. Fotometer
c. Flame-fotometer
d. Fluorometer
e. Nefelometer
f. Atomik spektrometer
6. Prinsip dari fotometer adalah sampel yang telah diinkubasi kemudian
disedotkan pada aspirator sehingga masuk ke dalam kuvet dan dibaca oleh
sinar cahaya kemudian sampel akan disedot kembali dengan pompa
peristaltik menuju ke pembuangan. Sampel yang digunakan harus
dimasukkan dalam inkubator. Hal ini agar reagen-reagen dalam sampel
bekerja secara maksimal.
XVI. DAFTAR PUSTAKA

Hilman, A.S. 2011. Alat Laboratorium Klinik. Dian Rakyat: Jakarta

Sastrohamidjojo, H. 2015. Praktikum Penuntun Kimia Analitik Instrumen.


Politeknik Negeri Sriwijaya: Palembang

Suprayogi. 2017. Panduan Praktikum Fisika Dasar. FMIPA UGM Press:


Yogyakarta

Wahyudi .2016. Fisika Dasar Jilid ll. Erlangga: Jakarta


LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI II

VORTEX

ACARA 2

DI SUSUN OLEH :

GINA NOVI TRIANA

1911050071

TLM 5B

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK D4

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2021

I. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan vortex


2. Mahasiswa mampu mengetahui cara perawatan vortex

3. Mahasiswa mampu mengetahui prinsip kerja dari vortex

II. DASAR TEORI

Peralatan merupakan suatu bagian yang mendasari dalam pembentukan


laboratorium, baik itu laboratorium yang sederhana (praktikum) maupun untuk
tujuan penelitian (laboratorium penelitian). Pengenalan alat-alat laboratorium
merupakan hal yang sangat penting sebelum melakukan percobaan karena dapat
memperlancar kegiatan praltikum serta menghindari penyalahgunaan fungsi setiap
alat akibat ketidaktahuan seorang praktikan (Yusuf, 2019).

Teori pengenalan alat-alat laboratorium bertujuan untuk membuat praktikan


mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat laboratorium, oleh karena itu, fungsi
daripada tiap-tiap alat akan dijelaskan dengan tujuan agar praktikan dapat
memahami secara jelas kegunaan alat-alat laboratorium yang akan dipakai. Pada
dasarn yasetiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat tersebut,
prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa
kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Dalam sebuah praktikum,
praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat
yang ada dilaboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan
memahami cara kerja dan fungsi dari masing masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum dengan sempurna (Mardani,2017)

Vortex Mixer atau Vortexer adalah perangkat sederhana yang umum di gunakan
di laboratorium untuk mencampur cairan dalam wadah kecil. Alat ini terdiri dari
sebuah motor listrik dengan drive shaft yang berorienasi vertikal dan melekat pada
sepotong karet yang dipasang sedikit keluar dari pusat.Sebagai alat yang berjalan,
potongan karet berisolasi cepat dengan gerakan melingkar. Ketika tabung reaksi
atau wadah lain yang sesuai ditekan ke dalam gelas karet (atau menyentuh ke tepi)
gerak ditransmisikan ke cairan di dalam dan pusaran yang dibuat. Kebanyakan
mixer vortex memiliki pengaturan kecepatan variabel dan dapat diatur untuk terus
berjalan, atau berjalan hanya ketika tekanan diterapkan ke bagian karet
(Deorsola,2014)

Sebuah alternatif dari vortex mixer listrik adalah “pusaran jari” teknik dimana
pusaran yang dibuat secara manual dengan mencolok tabung reaksi dengan gerakan
ke depan dan kebawah dengan satu jari atau ibu jari. Hal ini biasanya memakan
waktu lebih lama dan seringmenghasilkan suspensi yang tidak memadai, meskipun
mungkin cocok dalam beberapa kasusketika sebuah vortex mixer tidak tersedia atau
kekuatan yang ada dalam vortexing akan merusaksampel, tetapi teknik ini tidak
dianjurkan ketika ada benda tajam yang terlibat. Teknik ini lebih cocok untuk solusi
mempercepat campuran yang tidak memerlukan masukan energi kinetik
yangdiperlukan untuk membuat suspensi (Moningka, 2018).

Pada penelitian yang dilakukan oleh (Leni Astuti, 2019) vortex mixer otomatis
berbasis mikrokontroler Atmega328 [7]. Pada penelitian ini memiliki kekurangan
yaitu saat proses pencampuran pembacaan sensor yang tidak menetap akibat
piringan yang dibuat kurang bagus dan kasar sehingga pembacaan sensor tidak
menetap. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan kecepatan putaran motor pada vortex
mixer yang stabil serta terdapat sensor yang lebih sensitif dalam mendeteksi tabung,
maka penulis akan merancang sebuah alat yaitu vortex mixer yang dilengkapi
tampilan RPM dengan sensor adanya tabung untuk memudahkan pekerja medis
dalam pemakaian.

III. PRINSIP KERJA

Prinsip kerjanya adalah mixing/mengomogenkan agar komposisinya rata.


Vortex mixer terdiri dari sebuah motor listrik dengan drive shaf berorientasi
vertikal dan melekat pada sepotong karet menangkupkan dipasang sedikit off
tengah. Sebagai motor menjalankan potongan karet berosilasi cepat dalam
gerakan melingkar, ketika sebuah tabung tes sesuai ditekan ke dalam karet
gerakan ditransmisikan ke bagian dalam cairan dan vortex dibuat. Kebanyakan
mixer vortex memiliki pengaturan kecepatan variabel dan dapat diatur untuk
terus berjalan, atau berjalan hanya ketika tekanan diterapkan pada bagian karet.

IV. CARA KERJA


1. Nyalakan vortex mixer dengan memindahkan tombol ke posisi ON
2. Masukkan wadah yang berisi sampel yang akan dicampurkan ke dalam
alat vortex dan letakkan dengan posisi yang sesuai di karet penjepit
dengan tetap memegang tabung selama proses berlangsung. Tabung yang
digunakan biasanya adalah tabung mikrosentrifugal atau tabung reaksi
3. Atur kecepatan vortex dengan memutar knop berwarna hitam kearah
kanan
4. Posisikan knop ke posisi mati (sampel tidak berputar lagi) setelah
selesai digunakan
5. Matikan power on ke posisi -
6. Cabut kabel dari aliran arus listrik

V. HASIL PENGAMATAN
Nama Gambar Bagian
Alat
Vortex 1. Rubber cup
berguna untuk menyangga
bagian bawah tabung reaksi
dari vortex mixer.
2. Motion Mode
ketika
ditekan motion modenya,
alat akan
bergerak pada bagian
bawah tabung membentuk
gerakan gyratory atau
memutar.
3. Speed Control Knob
untuk mengatur sekaligus
mengontrol kecepatan
putaran sekaligus
pergerakan dari vortex
mixer.
4. Tombol On/OFF
Untuk mematikan dan
menghidupkan alat
5. Kaki penumpu
sebagai penopang atau
penunjang yang dapat
menahan alat vortex agar
bisa beridi tegak
6. LCD
Untuk menampilkan
berbagai macam data yang
berisi angka, huruf, simbol
dan sebagainya yang
berhubungan dengan alat
vortex mixer.

VI. PEMBAHASAN

Vortex mixer adalah penemuan dari Kraft bersaudara, yakni Jack A.


Kraft dan Harold D. Kraft. Saat menemukan instrumen ini, mereka bekerja
untuk Scientific Industries yang merupakan produsen peralatan
laboratorium. Vortex mixer temuan Kraft ini bahkan masih digunakan dalam
industri modern. Vortex mixer termasuk salah satu instrumen yang lazim
ditemukan di laboratorium, Fungsi utamanya adalah untuk menyeragamkan
cairan dalam volume kecil. Vortex mixer tersusun atas motor mesin yang
dialiri listrik dan drive shaft yang menjadi pusat alat. Cara kerjanya adalah
motor mesin menggerakkan drive shaft dalam gerakan vertikal hingga cairan
teraduk sempurna. Kebanyakan vortex mixer yang beredar di pasaran sudah
memiliki pengaturan kecepatan variabel atau bahkan bisa bergerak terus-
menerus secara otomatis. Dengan begitu, pengguna tidak perlu kesulitan
untuk melakukan pencampuran cairan dengan instrumen ini.

Pada dasarnya, vortex mixer adalah alat yang digunakan untuk


melakukan proses homogenisasi atau menyeragamkan cairan. Namun jumlah
cairan yang dapat dihomogenkan vortex mixer terbilang kecil jika
dibandingkan dengan alat homogenizer lainnya. Ini karena vortex
mixer hanya mampu menampung wadah kecil seperti tabung reaksi,
tabung sentrifuse, ependorf, falkon, atau wadah penampung lain yang
berukuran kecil.

Kita bisa dengan mudah menemukannya pada sebuah laboratorium


biokimia. Dalam laboratorium biokimia, vortex mixer sering digunakan
sebagai homogenizer untuk menyeragamkan reagen yang digunakan untuk
uji aktivitas enzim. Instrumen ini akan melakukan proses homogenisasi
pada buffer, substrat, dan tentunya enzim. Vortex mixer juga bisa ditemukan
pada laboratorium analitik. Biasanya instrumen tersebut difungsikan sebagai
alat homogenizer sampel penelitian.

Instrumen vortex mixer tersusun atas motor mesin yang dialiri listrik dan
memiliki poros penggerak. Poros tersebut akan begerak vertikal saat alat
dinyalakan. Untuk menampung sampel, alat ini memanfaatkan potongan
karet yang dipasang sedikit di luar pusat alat. Potongan karet tersebut
kemudian akan ikut bergerak karena poros penggerak pada motor mesin.
Motor mesin berosilasi dengan karet dalam gerakan melingkar yang sangat
cepat. Gerakan ini kemudian akan menciptakan pusaran pada cairan. Pusaran
tersebut akan menyatukan zat-zat yang sebelumnya terpisah hingga
molekulnya terseragamkan.

Meski vortex mixer merupakan alat yang bekerja otomatis, bukan berarti
kita bisa menggunakkannya secara sembarangan. Berikut cara menggunakan
vortex mixer yang benar dan sesuai standar:

1. Hubungkan alat pada sumber listrik dengan kabel yang tersedia.

2. Nyalakan alat dengan menekan saklar hingga berada pada posisi “ON”.

3. Atur kecepatan alat sesuai dengan kebutuhan.

4. Jangan lupa untuk selalu memegang wadah penampung sampel dengan


kuat agar tidak terlempar dan cairan bisa menjadi homogen.

Cara Perawatan Vortex Mixer :

Selama penggunaan, jangan mengisi sampel terlalu penuh. Jika cairan


yang ingin dihomogenkan jumlahnya sangat banyak, maka proses
homogenisasi dapat dilakukan berulang ulang. Sebenarnya,
perawatannya tidak sulit dan mudah dimengerti. Kebersihan pada alat
juga harus diperhatikan, jangan sampai ada jamur karena bisa membuat
sampel yang dianalisa mengalami kontaminasi.

Hal Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Menggunakan Vortex Mixer :

1. Selalu perhatikan posisi media agar tetap berada pada tempatnya.

2. Gunakan tekanan yang rendah ketika ingin mencampurkan media.

3. Gunakan bahan lain yang sesuai ketika ingin mencampur ke media


yang massa nya lebih banyak.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Homogenisasi :

1. Temperature; Ketika ingin mencampurkan bahan bahan seperti lemak


susu, lemak globules, bahan tersebut harus cair dengan suhu lebih
tinggi dari 35°C. Jika suhu yang digunakan sekitar 50°C atau lebih
dari 35°C, maka homogenisasinya akan meningkat. Namun, jika
terlalu sering menggunakan suhu diatas ketentuan, maka akan
mengurangi efek efek homogenisasi sehingga bahan tidak tercampur
dengan merata.

2. Tekanan alat; Jika anda menggunakan bahan lemak sabagai


sampelnya, maka harus diketahui juumlah lemaknya. Karena,
banyaknya jumlah lemak akan mempengaruhi proses homogenisasi
sehingga akan berlangsung lama dan memakan waktu. Jika prosesnya
lambat, maka tekanan pada alat harus ditingkatkan.

3. Flow rate; Pada faktor ini, proses homogenisasi tidak akan


memberikan pengaruh terhadap laju air. Namun, jika anda
menggunakan bahan yang banyak mengandung lemak, maka flow
rate akan mempengaruhi laju airnya.

Bagian-bagian alat vortex mixer :


1. Kepala vortex merupakan bagian dari alat vortex yang ada di bagian
atas main unit. Pada bagian ini, wadah atau tabung yang akan diisi
cairan akan ditempelkan dan diletakkan. bagian atas dari alat ini yang
berfungsi sebagai tempat untuk meletakan atau menempelkan
sampel. Pada proses kerjanya, bagian ini akan terhubung dengan
motor dan drive shaft sehingga dapat menghasilkan vibrasi atau
getaran. Bagian ini terbuat dari bahan karet yang hampir menyerupai
cangkir. Cangkir tersebut biasa dikenal sebagai “rubber cup”.
Terdapat adapter yang bervariasi sehingga dapat menyesuaikan
bentuk wadah yang digunakan untuk pengujian.

2. Selain kepala vortex atau rubber cup, di dalam alat vortex terdapat
motion mode yang berbentuk tombol switch dengan bacaan ON atau
OFF. Bagian ini digunakan ketika anda ingin menyalakan dan
mematikan alat vortex. Ketika tombol On ditekan, maka alat akan
berjalan dan beroperasi. Sedangkan jika menekan tombol OFF, maka
alat akan berhenti dan mati. Nantinya, mesin akan bergerak dengan
cara berputar. Perputaran ini akan membuat bahan yang tercampur
menjadi homogen.

3. Bagian badan pada alat vortex terdapat beberapa tombol yang


berfungsi dalam pengoperasian alatnya. Terdapat beberapa tombol
seperti knob pengatur kecepatan, tombol switch ON/OFF, dan
beberapa jenis tombol lainnya yang tak kalah penting. Dalam vortex
mixer juga terdapat 2 jenis mode yaitu touch mode atau continous
mode. Jika anda menggunakan vortex dengan mode touch, maka
akan timbul gerakan pada saat tabung ditekan ke rubber cup.
Sedangkan, jika anda menggunakan vortex dengan mode continous,
maka akan timbul gerakan yang tidak akan berhenti sampai alatnya
mati.
4. Selanjutnya ada bagian speed control knob. Bagian ini bekerja
dengan mengatur dan mengontrol kecepatan yang akan ditentukan.
Kecepatan dan kelambatan pemutaran yang terjadi dapat
dikendalikan dengan speed control knob.

5. Motor listrik DC merupakan bagian dari alat vortex yang akan


mengubah energi listrik menjadi energi kinetik dengan pergerakkan
secara perlahan. Bagian ini sering dikenal dengan nama “motor arus
searah”. Di dalam motor DC terdapat komponen lain yang
merupakan terminal dan dibantu dengan tegangan arus DC agar bisa
bergerak dengan baik. Pada motor DC terdapat dua bagian yang ikut
berperan pada proses kerjanya. yaitu stator dan rotor. Stator
merupakan bagian yang tidak bisa bergerak karena adanya rangkaian
dan kumparan medan. Sedangkan rotor adalah bagian yang dapat
bergerak secara berputar karena terdapat kumparan jangkar .
Berdasarkan prinsipnya, motor DC bekerja dengan bantan energi
elektromagnetik yang dapat bergerak sehingga arus listrik yang di
transfer ke permukaan kumparan akan menghadap pada magnet
bagian selatan.

6. Kaki penumpu alat dibuat sebagai penopang atau penunjang yang


dapat menahan alat vortex agar bisa beridi tegak. Bagian ini dibuat
dengan bahan yang kuat sehingga ketika alat diletakkan diatas meja,
maka tidak akan terjadi perpindahan tempat dan tetap stabil pada
tempatnya.

Dibawah ini langkah langkah kalibrasi pada alat vortex mixer:

1. Gunakan alat tachometer. Tachometer adalah sebuah alat yang


berfungsi untuk mengukur kecepatan putaran dari sebuah alat dengan
saturan RPM. Jika angka kecepatan pada alat mixer sama dengan
tachnometer, maka alat tersebut dalam keadaan baik dan siap untuk
digunakan.
2. Menggunakan cara sederhana sebagai berikut :

 Letakkan tempat atau wadah sampel disamping plate.

 Atur kecepatan sesuai dengan keinginan.

 Hitunglah plate yang menyentuh tempat sampel selama 1 menit.

 Jika jumlah sentuhan atau kecepatan sesuai dengan alat tachnometer,


maka alat tersebut dalam keadaan baik.

Kelebihan Vortex Mixer :

 Waktu yang dibutuhkan dalam proses pencampuran sangat singkat


dan efektif. Kecepatan nya dapat diatur sesuai dengan yang
diinginkan.

 Mmeiliki tombol yang dapat menunjang mekanismernya seperti


tombol knob pengontrol kecepatan dan mode touch yang dapat
digunakan sesuai kebutuhan.

 Bantuan motot penggerak dan drive shaft yang dapat mempercepat


proses homogenisasi pada suatu larutan.

Kelemahan Vortex Mixer :

 Hanya bisa digunakan pada sampel yang jumlahnya sedikit atau


kecil, karena wadahnya kecil . Sehingga jika ingin mencampurkan
bahan dalam jumlah yang banyak, haurs dilakukan berulang ulang.

 Penggunaannya yang sulit, wadah penampungnya harus tetap di


pegang supaya tidak jatuh.
VII. KESIMPULAN

1. Vortex mixer merupakan alat untuk menghomogenasikan larutan dalam


jumlah kecil. Alat ini biasanya digunakan untuk penelitian biologi,
mikrobiologi atau aplikasi life science
2. Cara perawatan vortex seperti Selama penggunaan, jangan mengisi sampel
terlalu penuh. Jika cairan yang ingin dihomogenkan jumlahnya sangat
banyak, maka proses homogenisasi dapat dilakukan berulang ulang.
Sebenarnya, perawatannya tidak sulit dan mudah dimengerti. Kebersihan
pada alat juga harus diperhatikan, jangan sampai ada jamur karena bisa
membuat sampel yang dianalisa mengalami kontaminasi.
3. Prinsip kerja vortex yaitu mixing/mengomogenkan agar komposisinya rata.
Vortex mixer terdiri dari sebuah motor listrik dengan drive shaf berorientasi
vertikal dan melekat pada sepotong karet menangkupkan dipasang sedikit off
tengah. Sebagai motor menjalankan potongan karet berosilasi cepat dalam
gerakan melingkar, ketika sebuah tabung tes sesuai ditekan ke dalam karet
gerakan ditransmisikan ke bagian dalam cairan dan vortex dibuat.
Kebanyakan mixer vortex memiliki pengaturan kecepatan variabel dan dapat
diatur untuk terus berjalan, atau berjalan hanya ketika tekanan diterapkan
pada bagian karet.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Astuti, L.. 2019.VORTEX MIXER OTOMATIS BERBASIS


MIKROKONTROLER ATmega328. Jurnal TEMIK (Teknik
Elektromedik), 3(3), 22-39.
Deorsola.2014. Flow field simulation and mixing efficiency assessment of
the multi inlet vortex mixer for molybdenum sulfide nanoparticle
precipitation. Chemical Engineering Journal, 238, 66-77.
Mardani, 2007. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Moningka.2008. Kimia Universitas Edisi Kelima.Jakarta:Erlangga
Yusuf.2019. Managemen Pengelolaan Alat dan Bahan di Laboratorium
Mikrobiologi, Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 1(1), 19-25
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI II

CENTRIFUGE

ACARA 4

DI SUSUN OLEH :

GINA NOVI TRIANA

1911050071

TLM 5B

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK D4

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2021
XVII. TUJUAN PRAKTIKUM

7. Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan centrifuge

8. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis centrifuge

9. Mahasiswa mampu mengetahui prinsip kerja dari centrifuge

XVIII. DASAR TEORI

Campuran heterogen terdiri dari senyawa-senyawa dengan berat jenis


berdekatan sulit dipisahkan. Membiarkan senyawa tersebut terendapkan karena
adanya gravitasi berjalan sangat lambat. Beberapa campuran senyawa yang
memiliki sifat seperti ini adalah koloid, seperti emulsi. Salah satu teknik yang dapat
dipergunakan untuk memisahkan campuran ini adalah teknik sentrifugasi, yaitu
metode yang digunakan dalam untuk mempercepat proses pengendapan dengan
memberikan gaya sentrifugasi pada partikel-partikelnya. Dalam penggunaan
metode sentrifugasi ini terdapat sebuah alat yang penting. Alat yang diperlukan
dalam metode ini adalah centrifuge. (Agriansyah,2016)

Alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan di
laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan berlangsungnya
praktikum, pengetahuan mengenai penggunaan alat sangatdiperlukan.( Hafsah,
2011)

Menurut Surat (2014), prinsip sentrifugasi didasarkan atas fenomena bahwa


partikel yang tersuspensi di dalam suatu wadah akan mengendap ke dasar wadah
karena pengaruh gravitasi. Laju pengendapan tersebut dapat ditingkatkan dengan
cara meningkatkan pengaruh gravitasi terhadap partikel. Hal ini dapat dilakukan
dengan menempatkan tabung berisi suspensi partikel ke dalam rotor suatu mesin
sentrifugasi kemudian diputar dengan kecepatan tinggi. Ada dua macam prinsip
sentrifugasi yang umum digunakan untuk pemisahan partikel berdasarkan atas
massa jenis, ukuran, atau panjang partikel serta densitas partikel. Prinsip tersebut
yaitu:
a. Sentrifugasi zonal

Merupakan teknik pemisahan partikel berdasarkan massa jenis. Jika


partikel terdiri atas beberapa macam partikel yang berbeda ukuran atau
panjangnya, maka setelah disentrifugasi partikel-partikel yang berbeda
ukurannya akan terpisah pada lapisan-lapisan (zone) yang berbeda pada tabung
sentrifugasi.

b. Sentrifugasi keseimbangan gradien densitas

Dalam teknik sentrifugasi ini, partikel berada di dalam suatu cairan yang
densitasnya bergradien dari atas ke bawah. Setelah disentrifugasi, partikel di
dalam cairan t ersebut akan berada di lapisan cairan yang densitasnya sama
dengan densitas partikel tersebut. Meskipun disentrifugasi dengan kecepatan
yang sangat besar, partikel tersebut tidak akan mengendap melalui lapisan cairan
yang densitasnya lebih tinggi daripada partikel tersebut. Prinsip sentrifugasi
semacam ini disebut sentrifugasi keseimbangan gradien densitas. Ada beberapa
klasifikasi centrifuge menurut jenisnya, antara lain :

a. General Purpose Centrifuge

Model biasanya adalah tabletop (bisa diletakkan di atas meja) yangdirancang


untuk pemisahan sampel urine, serum atau cairan lain
dari bahan padat yang tidak larut. Centrifuge ini biasanya berkecepatan 0-3000
rpm, dan bisa menampung sampel dari 5-100 ml.2.2.2

b. Micro centrifuge

Micro Centrifuge atau disebut juga microfuges, memutar microtubeskhusus


pada kecepatan tinggi. Volume micotubes berkisar 0.5-2.0 ml.2.2.3

c. Speciality Centrifuge

Speciality Centrifuge yaitu centrifuge yang dipakai untuk keperluan


yanglebih spesifik. Seperti microhematocrit centrifuges dan blood
bankcentrifuges , yang dirancang untuk pemakaian spesifik di laboratorium
klinik. Microhematocrit centrifuge adalah merupakan variasi
darimicrocentrifuge yang dapat menampung sampel kapiler untuk pengukuran
volume hematocrit pack cell , sedangkan Blood Bank Centrifuge adalah
centrifuge yang dipakai di bank darah dan serologiyang dirancang untuk
memisahkan sampel serologis dalam tabung. (Qayyum, 2013)

Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk


memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang
mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala
laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk
mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran, sering
disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat
dalam suatu sampel (analisis laboratorium) (Rahayu, 2009).

Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan


menjadi dua golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan metode
pemisahan kompleks.

1. Metode Pemisahan Sederhana

Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara


satu tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan
yang relatif sederhana.

2. Metode Pemisahan Kompleks

Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja,


diantaranya penambahan bahan tertentu, pengaturan proses mekanik alat,
dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya
menggabungkan dua atau lebih metode sederhana. Contohnya, pengolahan
bijih dari pertambangan memerlukan proses pemisahan kompleks. (Rahayu,
2009).
Menurut Kamilati (2006), ada berbagai macam jenis metode pemisahan.
Secara umum ada dua macam yaitu, secara kimiawi dan secara mekanik.

1. Metode pemisahan mekanik:

a. Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk


memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori
(penyaring).

b. Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan


zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak
menyublim akan tertinggal.

c. Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat


yang terlarut dalam suatu larutan.

d. Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan


yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang
mempunyai titik didih yang berbeda.

e. Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan


campuran dalam pelarut yang sesuai.

f. Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu


bahan dari pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara
kuat sehingga menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi.

g. Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan


perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu.

h. Sedimentasi adalah proses pemisahan padatan yang terkandung dalam zat


cair oleh gaya gravitasi.

Menurut Sumardjo (2009), centrifuge dapat diklasifikasikan menurut


ketentuan tertentu, antara lain:

1. Berdasarkan kecepatan putaran


a. Sentrifuge kecepatan sedang : < 6.000 rpm

b. Sentrifuge kecepatan tinggi : 6.000-20.000 rpm

c. Ultrasentrifuge : 20.000-100.000 rpm

2. Berdasarkan temperatur pemisahan

a. Sentrifuge suhu kamar (contoh: sentrifuge meja)

b. Sentrifue dengan pengatur suhu (contoh: dingin=refrigerated centrifuge)

3. Berdasarkan fungsinya

a. Sentrifuge preparatif: pemisahan komponen biologis untuk dianalisis lebih


lanjut.

b. Sentrifuge analatik: pengujian sifat bahan partikel atau makromolekul yang


murni, dapat mengetahui kemurnian bahan, berat molekul, dan bentuknya.

XIX. PRINSIP KERJA

Prinsip sentrifugasi didasarkan pada pemisahan molekular dari sel atauorganel


subselular. Pemisahan tersebut berdasarkan konsep bahwa partikel
yangtersuspensi di sebuah wadah akan mengendap (bersedimentasi) ke dasar
wadahkarena adanya gaya gravitasi. Sehingga laju pengendapan suatu partikel
yangtersuspensi tersebut dapat diatur dengan meningkatkan atau menurunkan
pengaruhgravitasional terhadap partikel. Pengaturan laju pengendapan tersebut
dapat dilakukan dengan cara menempatkan wadah yang berisi suspensi partikel
kemesinsentrifugasi tepatnya pada bagian rotor yang kemudian akan berputar
dengankecepatan tertentu.
XX. CARA KERJA

1. Dipersiapkan larutan yang akan dimurnikan atau dipisahkan

2. Disambungkan centrifuge pada aliran arus listrik

3. Dinyalakan centrifuge

4. Dibuka penutup centrifuge dengan tekan tombol open.

5. Dimasukan larutan ke dalam gelas tabung centrifuge. Larutan yang


dimasukkan padasetiap tabung haruslah sama ukurannya

6. Dimasukkan tiap tabung ke dalam lubang centrifuge. Untuk meletakkan gelas


tabung berisi larutan yang akan dimurnikan, tabung harus diletakkan secara
bersilang berlawanan. Namun hal ini tidak perlu dilakukan jika semua lubang
padacentrifuge terisi penuh oleh tabung larutan yang akan dimurnikan.

7. Ditutup kembali penutup centrifuge

8. Diset atau atur waktu yang diperlukan dan tentukan pula kecepatan rotasi
putaran(Rpm) yang diinginkan

9. Ditekan tombol on untuk memulai memurnikan larutan.

10. Setelah pemurnian selesai, tekan tombol open dan ambil semua larutandalam
tabung yang telah dimurnikan dengan cara mengambilnya secara berseling
berlawanan pula
XXI. HASIL PENGAMATAN

Nama Alat Gambar Bagian

Centrifuge Motor

Biasanya motor yang


digunakan pada
centrifuge adalah
motor AC. kecepatan
motor yang tinggi
akan menghasilkan
gaya sentrifugal yang
tinggi. Pada banyak
kasus kerusakan.
Biasanya terjadi sekat
arang motor. Dengan
mengganti sekat
arang yang baru maka
centrifuge dapat
dipergunakan kembali.

• Speed Control

Untuk mengatur
kecepatan motor agar
sesuai dengan
kebutuhan tanpa speed
control motor akan
berputar dengan
kecepatan maksimum.
Digunakan rangkaian
pembatas tegangan
atau semacam dimer
untuk bagian speed
control

• Timer

Berfungsi untuk
mengatur lamanya alat
bekerja. Rangkaian
timer ada 2 jenis.
Yakni timer mekanik
dan timer digital.
Timer mekanik
memanfaatkan sistem
mekanis untuk
mengatur waktu
operasional alat.
Sedangkan timer
digital menggunakan
sistem counter down
digital untuk mengatur
waktu operasioanl
alat.

• Break system

Pengereman motor
diperlukan agar
putaran motor dapat
dengan segera
dihentikan.

• Pengunci tutup

Pengunci tutup
digunakan untuk
mengamankan user
agar tidak membuka
atau terbuka secara
tidak sengaja tutup
centrifuge. Apabila
tutup ini terbuka dapat
mengakibatkan
sample yang diputar
terlempar keluar.
Tidak semua jenis
centrifuge terdapat
pengunci tutup.

• Tempat tabung

Tempat tabung
centrifuge didesain
dengan sudut
kemiringan tertentu
agar menghasilkan
gaya centrifugal.
Jumlah lubang untuk
tabung pun dibuat
genap. Ini
dimaksudkan agar
tercipta keseimbangan
beban ketika motor
berputar.
XXII. PEMBAHASAN

Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk


memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang
mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala
laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk
mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran, sering
disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat
dalam suatu sampel (analisis laboratorium). Sentrifus merupakan alat yang
digunakan untuk memisahkan organel berdasarkan massa jenisnya melalui
proses pengendapan. Dalam prosesnya, sentrifus menggunakan prinsip rotasi
atau perputaran tabung yang berisi larutan agar dapat dipisahkan berdasarkan
massa jenisnya. Larutan akan terbagi menjadi dua fase yaitu supernatant yang
berupa cairan dan pellet atau organel yang mengendap. Peralatan sentrifus terdiri
dari sebuah rotor atau tempat untuk meletakan larutan yang akan dipisahkan.
Rotor ini nantinya akan berputar dengan cepat yang akan mengakibatkan larutan
akan terpisah menjadi dua fase. Semakin cepat perputaran yang dilakukan,
semakin banyak pula organel sel yang dapat diendapkan begitu juga sebaliknya.

Fungsi dari alat centrifuge ialah :

1. Pemisahan (padat/cair, padat/cair/cair dan padat/padat/cair). Sentrifugasi


dapat digunakan untuk pemisahan padat - cair menyediakan padatan berat dari
cairan. Sentrifus juga dapat digunakan untuk memisahkan fase berat, dan dua
fasa cair ringan, dengan salah satu fase ringan yang lebih ringan dari lainnya.

2. Klasifikasi urutan berdasarkan ukuran dan densitas. Sentrifus digunakan


untuk mengklasifikasikan padatan dengan ukuran yang berbeda. Salah satu
aplikasi adalah untuk mengklasifikasikan kristal berbagai ukuran yang berbeda,
dengan kehalusan ukuran submikron dengan fase ringan dan hanya
mempertahankan ukuran yang lebih besar pada fase berat yang dipisahkan.
Salah satu dari padatan dipisahkan menjadi produk.
3. Menghilangkan partikel kebesaran dan asing (Degritting). Degritting mirip
dengan klasifikasi di mana partikel yang tidak diinginkan, lebih besar atau lebih
padat, ditolak diendapan, dengan produk (lebih kecil atau kurang padat) meluap
di fase cair yang lebih ringan. Situasi lain adalah dimana partikel yang tidak
diinginkan lebih kecil ditolak dalam fase cair ringan, dan padatan berat yang
berguna diselesaikan dengan fase berat.

4. Penebalan atau menghapus konsentrasi cair sentrifus sering digunakan untuk


berkonsentrasi fase padat dengan pengendepan dan pemadatan, menghilangkan
fase cairan berlebih di overflow. Ini mengurangi volume produk dalam
pengolahan berkonsentrasi padatan.

5. Pemisahan kotoran dengan mencuci atau pengenceran (repulping). Dengan


suspensi pekat yang mengandung kontaminan seperti garam dan ion, itu
diencerkan dan dicuci sehingga kontaminan dilarutkan dalam cairan pencuci.
Selanjutnya, suspensi tersebut disentrifugasi untuk 4 menghilangkan cairan
pencuci dengan kontaminan terlarut atau padatan tersuspensi halus. Selanjutnya,
produk dapat lebih terkonsentrasi dengan sentrifugasi.

Komponen – komponen centrifuge antara lain:

1. Penutup: penutup berfungsi untuk menjaga sentrifugasi pada saat proses


pemisahan berlangsung.

2. Indikator kecepatan: berfungsi untuk menunjukan kecepatn centrifuge pada


saat proses berlangsung.

3. Panel kecepatan: untuk mengatir kecepatan centrifug

4. Pengatur waktu: pengatur waktu centrifuge dan sekaligus menjadi tombol


on/off.

5. Keranjang tabung: digunakan untuk menyimpan tabung yang akan


disentrifugasi. Peletakkan tabung reaksi harus genap dan berhadapan, agar saat
disentrifugasi menjadi seimbang dan tidak kontal, yang dapat berakibat
pecahnya tabung reaksi atau ketidaktepatan data. Seharusnya, dua sampel tidak
boleh disentrifugasi bersamaaan, karena dapat mengakibatkan perpindahan
molekul antar sampel.

Cara pengoperasian centrifuge, larutan yang akan dimurnikan dipersiapkan


terlebih dahulu dan dimasukkan ke dalam tabung falcon, setelah itu centrifuge
dihubungkan dengan sumber listrik dan centrifuge dinyalakan. Penutup
centrifuge dibuka dengan menekan tombol open, kemudian tabung falcon
dimasukkan ke dalam centrifuge. Tabung falcon diletakan secara seimbang di
dalam centrifuge dan berat tiap tabung falcon harus sama. Penutup centrifuge
kembali ditutup, lalu diatur kecepatannya 3000 rpm dan waktu diatur selama 3
menit dengan memutar tombol timer yang sekaligus menjadi tombol on/off
centrifuge. Setelah pemisaha selesai tekan tombol open dan ambil semua tabung
yang dimurnikan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat pengoperasian


centrifuge:

1. Centrifuge harus diletakkan dalam posisi yang datar air, agar pada saat
pemisahan sampel yang berada di dalam alat tidak tumpah.

2. Bersihkan dinding bagian dalam dengan larutan antiseptic setiap minggu atau
bila tumpahan atau ada tabung yang pecah.

3. Gunakan tabung dengan ukuran dan type yangsesuai untuk tiap centrifuge.

4. Beban harus dibuat seimbang sebelum centrifuge dijalankan.

5. Pastikan bahwa penutup telah menutup dengan baik dan kencang sebelum
centrifuge dijalankan.

6. Periksa bantalan pada wadah tabung. Bila bantalan tidak ada maka tabung
mudah pecah waktu dicenrifuge karena adanya gaya setrifugal yang kuat
menekan tabung kaca ke dasar wadah.

7. Pada saat pengoperasian penutup tidak boleh dibuka

8. Tidak boleh menghentikan secara paksa pada saat proses berlangsung


Cara Pemeliharaan Centrifuge

1. Memeriksa kelengkapan dan aksesoris pada pesawat centrifuge

2. Lakukan pembersihan pada seluruh bagian alat

3. Melakukan pelumasan pada bagian – bagian yang bergerak

4. Melakukan pengencangan pada baut centrifuge

5. Lakukan pengecekan fungsi dan kondisi bagian alat

6. Melakukan kalibrasi dan pengujian kecepatan pada pesawat centrifuge

7. Melakukan penggantian sikat arang apabila motor tidak berputar

8. Lakukan pemeriksaan kinerja dan aspek keselamatan kerja

9. Lakukan penyetelan/adjustmen

10. Bersihkan dari pecahan tabung, tumpahan darah, serum dan lakukan
desinfeksi setiap saat

11. Bersihkan bagian luar dan dalam setiap hari.

12. Timer: Lakukan pemantauan timer sesuai penggunaan atau lakukan


pemantauan setiap satu minggu sekali

13. Kalibrasi : Mengukur kecepatan putaran dengan menggunakan tachometer


terkalibrasi dan lakukan 1 bulan sekali

14. Braking system : Selalu mengikuti anjuran pabrik, Pengambilan tabung


centrifuge dilakukan setelah posisi putaran benar-benar berhenti.

15. Power suply: Pengecekan kabel, steker dan stop kontak (pengecekan
grounding dan kebocoran arus listrik dari kabel), steker dan stop kontak.

16. Lakukan pengecekan terhadap motor dan minyak bila perlu.

17. Terjadinya getaran yang tidak biasa perlu melakukan pengecekan rotor
balance dan mengikuti rekomendasi pabrik.
18. Pemeriksaan terhadap komponen lainnya, apabila ditemukan kerusakan atau
cacat produk, maka komponen dapat diganti oleh pabrik (bila alat masih
baru).

Kalibrasi RPM

1. Tachometer Mekanik adalah kabel yang lentur.

Cara kerja:

a. Ujung kabel yang satu dikaitkan pada kemparan motor di


dalam,sedangkan ujung yang lain dihubungkan denagn alat meter.

b. Set centrifuge pada RPM yang paling sering dipakai,kemudian


jalankan.

c. Catat RPM yang ditunjukkan oleh meter pada tachometer.

2. Tachometer elektrikal

Cara kerja:

a. Letakkan bagian magnit di sekeliling coil,sehingga menimbullkan aliran


listrik bila alat dijalankan.

b. Set centrifuge pada RPM yang paling sering dipakai,kemudian jalankan.

c. Aliran listrik yang timbul akan menggerakkan bagian meter

3. Strobe light

Alat ini digunakan bila tachometer tidak dapat menjangkau


motor.pemeriksaan dilakukan beberapa kali dan hitung rata-ratanya.
Kecepatan putar/rpm masih dapat diterima bila nilai rata-rata yang diperoleh
adalah ±5 % rpm yang seharusnya.

4. Kalibrasi Timer Centrifuge

Kalibrasi timer dapat dilakukan dengan menggunakan stopwatch.

Cara kerja:
a. Set centrifuge pada waktu yang sering dipakai.

b. Jalankan alat dan bersamaan dengan itu jalankan stopwatch.

c. Pada waktu centrifuge berhenti,matikan centrifuge.

d. Catat waktu yang ditunjukkan oleh stopwatch.

Kelebihan dan kekurangan centrifuge :

Kelebihan :

1. Lebih efektif

2. Menggunakan peralatan Modern

3. Larutan dapat dipisahkan dengan endapaan tanpa kertas saring

4. Dapat menyaring partikel padatan yang sangat kecil

Kekurangan :

1. Biaya yang cukup mahal

2. Memerlukan daya listrik yang cukup besar

3. Butuh waktu yang cukup lama saat pengendapan

4. Bila larutan tersenggol sedikit saja, pengendapan akan gagal dan kembali
bercampur dengan larutan
XXIII. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa :

7. Centrifuge adalah alat yang digunakan untuk memisahkan organel


berdasarkan massa jenisnya melalui proses pengendapan

8. Jenis-jenis centrifuge :

a. general purpose centrifuge. Sesuai dengan namanya, yakni general,


centrifuge jenis ini merupakan yang paling umum digunakan di
laboratorium, dan biasanya berbentuk table top (bisa diletakkan di atas
meja). Alat ini dirancang untuk melakukan pemisahan pada sampel
yang berkaitan dengan analisis kesehatan seperti urine, serum atau cairan
lain. Alat ini biasanya berkecepatan 0-3000 rpm, dan bisa menampung
sampel dari 5-100 ml. Nah, pada dunia kedokteran dan analis kesehatan,
jenis general purpose lah yang sering digunakan. Berikut tampilan dari
general purpose .

b. speciality centrifuge adalah hematocrit. Alat tersebut dapat menampung


sampel kapiler untuk pengukuran volume hematokrit pack cell (tes kadar
volume darah), dan dirancang untuk memisahkan sampel serologis dalam
tabung. Jenis ini paling banyak digunakan pada bidang kedokteran,
karena sangat dibutuhkan pada pemeriksaan serologis.

c. Refrigerated centrifuge adalah alat dengan tambahan fitur pendingin


untuk meminimalkan perubahan suhu pada sampel yang sedang diproses.
centrifuge jenis ini biasa digunakan pada kebutuhan laboratorium seperti
farmasi, kimia, biologi hingga kedokteran. Tipe ini dapat berputar
dengan kecepatan tinggi sekitar 50.000-20.000 rpm.

9. Prinsip kerja dari centrifuge ialah didasarkan pada pemisahan molekular dari
sel atauorganel subselular. Pemisahan tersebut berdasarkan konsep bahwa
partikel yangtersuspensi di sebuah wadah akan mengendap (bersedimentasi)
ke dasar wadahkarena adanya gaya gravitasi. Sehingga laju pengendapan
suatu partikel yangtersuspensi tersebut dapat diatur dengan meningkatkan
atau menurunkan pengaruhgravitasional terhadap partikel. Pengaturan laju
pengendapan tersebut dapat dilakukan dengan cara menempatkan wadah
yang berisi suspensi partikel kemesinsentrifugasi tepatnya pada bagian rotor
yang kemudian akan berputar dengan kecepatan tertentu.
XXIV. DAFTAR PUSTAKA

Argriansyah.2016. Centrifuge. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta :


Yogyakarta
Hafsah, 2011. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Umum. Fakultas Sains dan
Teknologi UIN : Makassar.
Kamilati, N. 2006. Mengenal Kimia. Yudhistira, Jakarta.
Qayyum, N. 2013. Aplikasi sentrifugasi. Universitas Brawijaya Malang
Fakultas Teknologi Pertanian : Malang
Rahayu, D.. 2009. Asas-Asas Fisika 1A. Yudhistira : Jakarta.
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia Buku Panduan Mahasiswa Kedokteran
dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Penerbit Buku Kedokteran
EGC : Jakarta.
Surat. 2014. Perbandingan Metode Ekstraksi Kadar Aspal Alat Centrifuge
Extraktor dengan Reflux. Jurnal Intekna, 14(1): 1 – 10.
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI II

INCUBATOR

ACARA 5

DI SUSUN OLEH :

GINA NOVI TRIANA

1911050071

TLM 5B

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK D4

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2021

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu incubator
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis incubator
3. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja incubator

II. DASAR TEORI


Dalam biologi, inkubator adalah alat yang digunakan untuk tumbuh dan
memelihara budaya mikrobiologi atau kultur sel. Inkubator mempertahankan
suhu optimal, kelembaban dan kondisi lain seperti karbon dioksida (CO2)
dan kandungan oksigen dari atmosfer di dalam. Inkubator sangat penting
untuk banyak pekerjaan eksperimental dalam biologi sel, mikrobiologi dan
biologi molekuler dan digunakan untuk kultur bakteri baik serta sel
eukariotik (Haryani, 2016).
Inkubator laboratorium adalah alat dengan suhu atau kelembaban tertentu
yang digunakan untuk menginkubasi atau memeram mikroba. Kisaran suhu
untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70°C. Suhu di
dalam inkubator konstan dan dapat diatur sesuai dengan tujuan inkubasi
(Putra, 2013)
Inkubator sederhana berbentuk kotak dengan pemanas disesuaikan,
biasanya naik ke 60 sampai 65 C (140-150F), meskipun beberapa incubator
bisa memiliki suhu yang sedikit lebih tinggi (umumnya tidak lebih dari 100)
C). Yang paling umum digunakan adalah incubator untuk bakteri seperti E.
coli sering digunakan serta untuk sel mamalia adalah sekitar 37 C. sebagai
organisme ini tumbuh baik di bawah kondisi seperti itu. Untuk organisme
lain yang digunakan dalam eksperimen biologi, seperti Saccharomyces
cerevisiae ragi penula, suhu pertumbuhan 30°C adalah optimal (Ginting,
2014).
Inkubator yang lebih rumit juga dapat mencakup kemampuan untuk
menurunkan suhu (melalui pendinginan), atau kemampuan untuk
mengendalikan kelembaban atau tingkat CO2. Hal ini penting dalam
budidaya sel mamalia, dimana kelembaban relatif biasanya> 95% dan pH
yang agak asam dicapai dengan mempertahankan tingkat CO2 dari 5%.
Kebanyakan inkubator menggunakan timer, beberapa juga dapat diprogram
untuk siklus melalui temperatur yang berbeda, tingkat kelembaban, dll
Inkubator dapat bervariasi dalam ukuran dari meja ke unit-unit ukuran kamar
kecil (Haryani, 2016).
Di dalam laboratorium mikrobiologi digunakan untuk menumbuhkan
bakteri pada suhu tertentu, menumbuhkan ragi dan jamur, menyimpan
biakan mumi mikroorganisme 1 pada suhu rendah. Adapun ciri dari
inkubator adalah memiliki sekat untuk menumbuh kembangkan mikroba,
dalam inkubator terdapat sekat kaca pada pintunya yang berfungsi untuk
mempermudah melihat mikroba yang sedang dinkubasi tanpa membuka dan
benutup bagian dalam dari inkubator sehingga suhunya tetap terjaga
(Ginting, 2014).
Menurut (Ginting, 2014) fungsi inkubator laboratorium lebih luas pada
berbagai aplikasi di sejumlah berbagai bidang, seperti kultur sel, studi
farmasi, studi hematologi, dan studi biokimia. Beberapa kegunaan atau
fungsi inkubator laboratorium, dapat kita uraiakan sebagai berikut :
a. Menumbuhkan kultur mikroba atau kultur sel.
b. Memelihara kultur organisme yang akan digunakan nantinya.
c. Meningkatkan laju pertumbuhan organisme, memiliki laju
pertumbuhan yang berkepanjangan di lingkungan alam.
d. Melakukan reproduksi koloni mikroba dan penentuan kebutuhan
oksigen biokimia selanjutnya.
e. Melakukan pengembangbiakan serangga dan penetasan telur di
zoologi.
f. Menyediakan kondisi terkontrol untuk penyimpanan sampel
sebelum diproses di laboratorium.

III. PRINSIP KERJA


Prinsip kerjanya yaitu mengubah energy listrik menjadi energy panas, kawat
nikelin akan menghambat aliran electron yang mengalir sehingga
mengakibatkan peningkatan suhu kawat.

IV. CARA KERJA

1. Dicolokkan kabel pada stop kontak


2. Ditekan tombol power
3. Dimasukkan tabung ke sumuran incubator
4. Ditekan tombel set untuk mengatur suhu
5. Tekan tombol power untuk mematikan jika sudah digunakan

V. HASIL PENGAMATAN
Gambar Bagian-bagian

1. Tombol power
2. Tempat sampel
3. Tombol setup
4. Konektor kabel

VI. PEMBAHASAN
Inkubator dalam mikrobiologi adalah perangkat berinsulasi dan tertutup
yang memberikan kondisi suhu, kelembapan, dan kondisi lingkungan lain
yang optimal yang diperlukan untuk pertumbuhan organisme. Inkubator
menjaga suhu, kelembapan, dan kondisi optimal lainnya seperti kandungan
CO2 dan oksigen di atmosfer di dalamnya. Inkubator adalah peralatan
laboratorium penting yang diperlukan untuk membudidayakan
mikroorganisme dalam kondisi buatan. Inkubator dapat digunakan untuk
budidaya organisme uniseluler dan multiseluler. Fungsi inkubator sangat
penting untuk banyak pekerjaan eksperimental dalam biologi sel,
mikrobiologi dan biologi molekuler.
Jenis-Jenis Inkubator Laboratorium :
Inkubator benchtop
Ini adalah jenis inkubator yang paling umum digunakan di sebagian
besar laboratorium. Inkubator ini adalah tipe dasar dari inkubator dengan
pengatur suhu dan isolasi.
Inkubator CO2
Inkubator CO2 adalah jenis inkubator khusus yang dilengkapi dengan
kontrol otomatis CO2 dan kelembapan. Inkubator jenis ini digunakan untuk
pertumbuhan budidaya bakteri yang berbeda yang membutuhkan konsentrasi
CO2 5-10%. Untuk mengontrol kelembapan, air disimpan di bawah kabinet
inkubator.
Inkubator berpendingin
Untuk inkubasi pada suhu di bawah ambien, inkubator dilengkapi
dengan sistem pendinginan yang dimodifikasi dengan kontrol pemanas dan
pendingin. Jenis inkubator ini disebut inkubator pendingin. Dalam inkubator
pendingin, kontrol pemanasan dan pendinginan harus seimbang dengan
tepat.
Inkubator pengocok
Inkubator pengocok yang dikontrol secara termostatis adalah peralatan
lain yang digunakan untuk membudidayakan mikroorganisme.
Keuntungannya adalah bahwa ia memberikan transfer panas yang cepat dan
seragam ke bejana kultur, dan agitasinya memberikan peningkatan aerasi,
yang menghasilkan percepatan pertumbuhan. Namun inkubator ini hanya
dapat digunakan untuk kaldu atau media kultur cair.
Inkubator portabel
Inkubator portabel berukuran lebih kecil dan digunakan dalam kerja
lapangan, mis. mikrobiologi lingkungan dan pemeriksaan air.
Inkubator memiliki berbagai aplikasi di berbagai bidang termasuk kultur
sel, studi farmasi, studi hematologi, dan studi biokimia. Beberapa kegunaan
atau fungsi inkubator adalah:
1. Fungsi inkubator adalah untuk menumbuhkan kultur mikroba atau kultur
sel.
2. Fungsi inkubator juga dapat digunakan untuk memelihara kultur
organisme yang akan digunakan nantinya.
3. Beberapa inkubator digunakan untuk meningkatkan laju pertumbuhan
organisme, memiliki laju pertumbuhan yang berkepanjangan di
lingkungan alam.
4. Fungsi inkubator khusus digunakan untuk reproduksi koloni mikroba dan
penentuan kebutuhan oksigen biokimia selanjutnya.
5. Inkubator juga digunakan untuk pengembangbiakan serangga dan
penetasan telur di zoologi.
6. Fungsi inkubator juga untuk menyediakan kondisi terkontrol untuk
penyimpanan sampel sebelum diproses di laboratorium.

Bagian-bagian incubator :
1. Tombol power : mematikan dan menyalakan alat
2. Tempat sampel : menempatkan sampel yang akan di incubator
3. Tombol setup : mengatur suhu yang di inginkan
4. Konektor kabel : menyambungkan alat

Inkubator bekerja dengan mengatur suhu di dalam ruang isolasi yang


dilengkapi dengan timer agar kita bisa mengatur waktu sesuai dengan masa
inkubasi yang dibutuhkan. Umumnya, sebuah inkubator laboratorium
bekerja pada rentang pengaturan suhu inkubator adalah mulai dari ±5°C
hingga 70°C. Umumnya, suhu optimal yang digunakan dalam
penginkubasian media biakan pada suhu 37°C. Saat ini, perangkat inkubator
didesian modern menggunakan teknologi microprocessor controlller, dimana
fungsi temperatur dan waktu dapat kita atur dan tampilkan dalam layar
display secara digital. Sementara terkait dengan kelembapan , ada beberapa
jenis incubator yang memerlukan media air selama periode pertumbuhan
mikroba. Hampir sama dengan oven laboratorium, alat inkubator
memanfaatkan panas kering dari aliran udara yang dihantarkan melalui
kinerja listrik. Proses pemanasan akan dikonveksikan ke seluruh dinding
ruang inkubator, sehingga suhu dengan sempurna tersebar ke seluruh sampel
atau media biakan. Inkubator dengan desain modern umumnya dilengkapi
dengan pintu kaca transparan, sehingga kita bisa melihat kondisi kultur
media biakan secara langsung.
Cara penggunaan :

1. Dicolokkan kabel pada stop kontak


2. Ditekan tombol power
3. Dimasukkan tabung ke sumuran incubator
4. Ditekan tombel set untuk mengatur suhu
5. Tekan tombol power untuk mematikan jika sudah digunakan

Berikut adalah tips membersihkan inkubator laboratorium:


1. Bersihkan alat bersama dengan kain lap bersih atau kain lap yang basah,
lantas lap bersama dengan kain kering tiap-tiap selesai di gunakan.
2. Di di dalam inkubator terdapat rak bisa di bongkar pakai sehingga
memudahkan untuk membersihkannya.
Cara kalibrasi Incubator :
1. Catat suhu inkubator pada kartu setiap hari sebelum memulai bekerja
2. Bila penyimpangan suhu melebihi 20 , maka pengaturan suhu perlu di
setel kembali
3. Bagian dalam inkubator dan rak harus dibersihkan secara teratur dengan
disinfektan

Kelebihan incubator :
 Satu jenis. Libatkan siswa secara langsung amati prosesnya.
 Mahasiswa bisa percaya, misalnya karena Segera dengar, lihat, rasakan.
 Siswa cenderung tertarik pada benda nyata disekitarnya.
 Keingintahuan, Pengalaman keterampilan kerja dan Perkembangan
Ilmiah.

Kekurangan incubator :
 Satu jenis. Guru harus benar-benar bisa menguasai
Bahan dan Keterampilan.
 Tidak semua mata pelajaran dipraktekkan,
Tidak semua metode diajarkan melalui metode praktis
 Alat dan bahan mungkin mahal
Praktik yang menghalangi.
VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan :
1. Incubator merupakan alat laboratorium yang digunakan untuk mengatur
suhu dari suatu larutan.
2. Jenis-jenis incubator seperti Inkubator serbaguna (General Incubator),
Inkubator BOD suhu rendah, Inkubator 2 ruang, Inkubator multi ruang,
Inkubator Goyang (g Incubator), Inkubator Dingin Peltier, Inkubator
goyang multi-rak.
3. Prinsip dari incubator adalah mengubah energy listrik menjadi energy
panas, kawat nikelin akan menghambat aliran electron yang mengalir
sehingga mengakibatkan peningkatan suhu kawat.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Ginting, Tjurmin. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. EGC: Jakarta.
Haryani. D, dkk.2016. Laporan Praktikum Politeknik Kesehatan
Instrumentasi Inkubator. Politeknik Kesehatan Semarang, Semarang
Putra, I. 2013. Inkubator. Erlangga: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai